Tag: Vladimir Putin

  • India-AS Segera Sepakati Tarif Dagang Baru, Impor Minyak Rusia Masih jadi Bahasan Utama

    India-AS Segera Sepakati Tarif Dagang Baru, Impor Minyak Rusia Masih jadi Bahasan Utama

    Bisnis.com, JAKARTA — India dan Amerika Serikat hampir menyelesaikan negosiasi kesepakatan perdagangan. Orang kepercayaan Donald Trump yang menjadi calon Duta Besar AS untuk India ambil peran dalam proses negosiasi tersebut.

    Dalon Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk India Sergio Gor, menjelaskan dalam sidang pencalonannya kepada Komite Senat di Washington, bahwa dalam negosiasi itu pihaknya menegaskan tuntutan agar Bharat menghentikan impor minyak dari Rusia. Hal itu menjadi bagian dari berbagai poin negosiasi perdagangan kedua negara.

    “Kami tidak terlalu jauh berbeda saat ini dalam hal kesepakatan. Bahkan, mereka sedang menegosiasikan detail-detail kecil dari sebuah kesepakatan,” ujar Gor, dilansir dari Bloomberg pada Jumat (12/9/2025).

    Gor merupakan ajudan atau salah satu orang dekat Trump, yang dicalonkan sang presiden untuk menjadi duta besar. Dia juga akan menjadi utusan khusus Trump untuk urusan Asia Selatan dan Tengah.

    Para negosiator India diperkirakan akan bertemu dengan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer pada pekan depan.

    India dan AS melanjutkan perundingan perdagangan setelah berminggu-minggu terlibat perselisihan sengit, dengan Trump mengatakan bahwa dia akan berbicara dengan Perdana Menteri India Narendra Modi dalam beberapa pekan mendatang.

    Menurut Gor, kemitraan AS dengan India adalah salah satu hubungan terpenting yang dimiliki negaranya. Meskipun terdapat sejumlah kendala dalam pembahasan tarif impor dengan India, Gor mengklaim bahwa hubungan kedua negara tetap kuat.

    Dia mencontohkan adanya kerja sama militer kedua negara belakangan ini, termasuk latihan militer bersama India-AS di Alaska.

    Berdasarkan laporan Bloomberg, para pejabat India mengatakan kesulitan untuk berinteraksi dengan pemerintahan Trump. Salah satu penyebabnya, posisi-posisi utama dalam kebijakan luar negeri, termasuk kursi duta besar, telah kosong begitu lama—seperti yang terjadi di Indonesia.

    Minyak Rusia

    Pembelian minyak Rusia oleh India tetap menjadi sumber utama ketegangan dalam hubungan India-AS, dan belum jelas bagaimana hal itu akan diselesaikan dalam kesepakatan perdagangan.

    Trump mengenakan tarif 50% kepada India pada Agustus 2025, dengan setengahnya merupakan penalti atas pembelian energi Rusia. AS menilai bahwa transaksi dagang itu membantu Presiden Rusia Vladimir Putin membiayai perang di Ukraina.

    Presiden AS juga mendesak para pemimpin Uni Eropa untuk bergabung dengannya dalam menaikkan tarif terhadap India dan China agar Putin mau bergabung dalam perundingan gencatan senjata dengan Ukraina.

    Namun demikian, blok tersebut memandang India sebagai mitra dagang yang vital, dengan menteri luar negeri Jerman baru-baru ini mengatakan bahwa dia berharap kesepakatan perdagangan bebas yang telah lama tertunda antara kedua belah pihak dapat diselesaikan paling cepat musim gugur ini.

    Gor pun menekankan bahwa upaya membuat India menghentikan impor minyak dari Rusia merupakan prioritas utama AS.

    “Kami mengharapkan lebih banyak dari India daripada yang terkadang kami harapkan dari negara lain,” kata Gor.

    Dia juga berusaha meredakan ketidakpastian mengenai Quad—pengelompokan informal AS, Australia, Jepang, dan India yang bertujuan untuk melawan pengaruh China yang semakin besar.

    Meskipun keraguan telah muncul seputar pertemuan tahun ini, yang akan diselenggarakan oleh India, Gor mengatakan Trump tetap berkomitmen untuk memastikan relevansi dan ketahanan Quad. Trump juga sedang dalam pembicaraan untuk menghadiri pertemuan berikutnya, meskipun belum ada tanggal yang ditetapkan.

  • Drone Rusia Tembus Polandia, NATO Berembuk Segera

    Drone Rusia Tembus Polandia, NATO Berembuk Segera

    Jakarta

    Saat Rusia gencar menyerang Ukraina, angkatan udara Polandia menghancurkan pesawat-pesawat nirawak yang memasuki wilayah udara negara NATO tersebut. Kepala staf angkatan bersenjata Polandia menyebut hal tersebut sebagai “tindakan agresi”. Angkatan Darat Polandia menangkis pesawat-pesawat tersebut dengan bantuan pilot-pilot Belanda menggunakan jet-jet siluman.

    Menurut pemerintah Polandia, pesawat nirawak tersebut berasal dari Rusia. Perdana Menteri Polandia Donald Tusk menggambarkan hal ini sebagai “provokasi skala besar.” Ini adalah “kasus pertama pesawat nirawak Rusia ditembak jatuh di wilayah negara NATO, oleh karena itu semua sekutu kami menanggapi situasi ini dengan sangat serius,” ujar Tusk setelah pertemuan darurat pemerintah di Warsawa. “Kita harus, tanpa ragu, bersiap menyiapkan berbagai skenario.”

    Tusk: Pesawat Nirawak juga datang dari Belarus

    Menurut Tusk, total 19 pelanggaran wilayah udara tercatat sejak Selasa (9/9) malam. Sebagian besar pesawat nirawak memasuki Polandia dari Belarus, lapor PM Polandia tersebut pada parlemen di Warsawa. Tiga pesawat nirawak berhasil ditembak jatuh dan kemungkinan juga yang keempat. Di kota Wyriki, Polandia timur, atap sebuah bangunan tempat tinggal terkena puing-puing pesawat nirawak. Tidak ada korban luka. Empat bandara di Polandia untuk sementara menghentikan operasi, tetapi kini telah dibuka kembali.

    “Faktanya pesawat nirawak mengancam keamanan, ketika ditembak jatuh hal ini mengubah situasi politik,” tegas Perdana Menteri Polandia tersebut. Oleh karena itu, Polandia secara resmi meminta konsultasi berdasarkan Pasal 4 Perjanjian NATO. Pasal tersebut mengatur konsultasi dengan para sekutu jika salah satu anggota NATO merasa terancam.

    “Menyimpang dari lintasan”

    Belarus, sekutu dekat Rusia, juga melaporkan penembakan jatuh pesawat nirawak di wilayah udaranya. Minsk mengatakan pesawat-pesawat nirawak tersebut “menyimpang dari jalur penerbangannya” karena manuver gangguan atau intersepsi oleh Ukraina dan Rusia.

    Rusia membantah bertanggung jawab atas insiden tersebut. “Kami menganggap tuduhan itu tidak berdasar,” ujar Andrei Ordash, kuasa usaha ad interim Kedutaan Besar Rusia di Warsawa dalam sebuah pernyataan. Polandia sejauh ini belum memberikan bukti asal usul pesawat nirawak tersebut dari Rusia.

    Zelensky dan Kallas: bukan kecelakaan, bukan kebetulan

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuntut tanggapan yang tegas. Ia menyebut insiden itu sebagai “preseden yang sangat berbahaya bagi Eropa.” Bukti semakin kuat bahwa insiden tersebut bukanlah kecelakaan, tulis presiden Ukraina di kanal media sosial. Presiden Kremlin Vladimir Putin tidak akan berhenti “menguji barat” selama ia tidak “ditindak tegas” atas agresinya, tambah Menteri Luar Negeri Ukraina, Andriy Sybiha.

    Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, juga menyatakan bahwa ada “tanda-tanda bahwa hal itu disengaja, bukan kebetulan.” Kallas menambahkan bahwa ini adalah “pelanggaran paling serius wilayah udara Eropa oleh Rusia sejak awal perang.” Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, meyakinkan Parlemen Eropa di Strasbourg: “Eropa mendukung Polandia dengan solidaritas penuh.”

    Polandia, anggota Uni Eropa, merupakan sekutu politik dan militer yang penting bagi Ukraina, yang secara teritorial juga berbatasan langsung dengan Ukraina. Negara tetangga Jerman ini berperan penting sebagai pusat logistik bantuan militer Barat.

    Polandia juga merasa terancam oleh Rusia dan kini sedang secara masif mempersenjatai dirinya. Negara ini tengah siaga tinggi sejak roket Ukraina yang ditujukan menangkis serangan Rusia, lepas sasaran dan menghantam sebuah desa di selatan Polandia pada 2022, menewaskan dua orang.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga video “Polandia Geram Banyak Drone Rusia Mondar-mandir di Negaranya” di sini:

    (ita/ita)

  • Tekan Putin, Trump Desak Eropa Kenakan Tarif 100% ke China-India

    Tekan Putin, Trump Desak Eropa Kenakan Tarif 100% ke China-India

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta agar Uni Eropa (UE) menjatuhkan tarif hingga 100% ke China dan India. Hal ini sebagai upaya untuk menekan Rusia agar mengakhiri perang dengan Ukraina.

    China dan India merupakan pembeli utama minyak Rusia. Oleh karena itu, kedua negara itu dinilai mempunyai peran penting dalam menjaga perekonomian Rusia di tengah invasi yang terus dilakukan ke Ukraina sejak 2022 lalu.

    Menurut pejabat yang mengetahui persoalan ini, Trump menyampaikan permintaan ini saat mengikuti rapat virtual pada Selasa (9/9/2025) waktu setempat bersama pejabat senior AS dan UE di Washington. Pertemuan tersebut membahas upaya untuk meningkatkan beban ekonomi Moskow.

    Diplomat Uni Eropa mengatakan AS siap mengikuti tarif yang serupa dilakukan UE ke India dan China. Hal ini semakin membuat bea impor dari kedua negara itu semakin melonjak ke AS.

    “Mereka berkata, ‘Kami akan melakukan ini tetapi Anda harus melakukannya bersama kami,” kata diplomat itu, dikutip dari Reuters, Rabu (10/9/2024).

    Upaya ini diumumkan setelah Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Perdana Menteri India Narendra Modi menghadiri KTT pekan lalu. Dilaporkan Financial Times, Trump mengancam akan mengenakan tarif tinggi ke China dan India karena masih membeli minyak dari Rusia.

    Trump telah mengenakan tambahan tarif ke India 25% karena masih terus membeli minyak Rusia. Namun, China belum secara khusus menjadi target kenaikan tarif akibat pembelian minyak Rusia.

    (acd/acd)

  • Tekan Rusia, Trump Desak Uni Eropa Kenakan Tarif 100% terhadap India dan China

    Tekan Rusia, Trump Desak Uni Eropa Kenakan Tarif 100% terhadap India dan China

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta Uni Eropa (UE) menjatuhkan tarif hingga 100% terhadap India dan China sebagai bagian dari upaya bersama menekan Rusia agar mengakhiri perang di Ukraina.

    Menurut tiga pejabat yang mengetahui persoalan ini dilansir dari Financial Times pada Rabu (10/9/2025), permintaan itu disampaikan Trump saat dirinya mengikuti rapat virtual pada Selasa (9/9/2025) waktu setempat bersama pejabat senior AS dan UE di Washington. 

    Pertemuan tersebut membahas langkah untuk meningkatkan beban ekonomi bagi Moskow.

    “Kami siap melangkah, siap saat ini juga, tetapi hanya akan melakukan ini jika mitra Eropa bersedia bergerak bersama kami,” ujar seorang pejabat AS.

    Pejabat lainnya menambahkan bahwa Washington siap mengikuti tarif yang dijatuhkan Uni Eropa terhadap China dan India. Hal ini berpotensi memicu kenaikan lebih lanjut atas bea impor kedua negara ke AS.

    Usulan Trump ini muncul di tengah kesulitan AS mencapai kesepakatan damai dan meningkatnya serangan udara Rusia terhadap Ukraina.

    “Pandangan presiden jelas: mari kita kenakan tarif besar-besaran dan terus pertahankan tarif itu sampai China setuju berhenti membeli minyak Rusia. Tidak banyak opsi lain bagi minyak tersebut,” kata seorang pejabat AS.

    Langkah Trump tersebut diumumkan setelah Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Perdana Menteri India Narendra Modi mempererat hubungan dalam KTT pekan lalu.

    Bulan lalu, AS telah menaikkan tarif impor India hingga 50% akibat pembelian minyak Rusia, memicu ketegangan dengan negara Asia Selatan itu. Namun, pada Selasa malam Trump menulis di Truth Social bahwa negosiasi dagang dengan India tetap berjalan dan mengisyaratkan akan berakhir sukses.

    “India dan Amerika Serikat tengah melanjutkan perundingan untuk mengatasi hambatan perdagangan antara kedua negara. Saya menantikan pembicaraan dengan sahabat baik saya, Perdana Menteri Modi, dalam beberapa minggu mendatang,” tulis Trump.

    Adapun China belum secara khusus menjadi target tarif akibat pembelian minyak Rusia. Pada April lalu, Trump sempat menaikkan tarif impor China secara tajam, namun kemudian dikurangi pada Mei setelah terjadi gejolak pasar yang signifikan.

    Dalam diskusi di Washington, pejabat UE yang dipimpin Kepala Sanksi David O’Sullivan berdialog dengan pejabat senior Departemen Keuangan AS. Menurut sumber, ibu kota-ibu kota Eropa tengah membahas kemungkinan menjatuhkan sanksi sekunder terhadap China dan India karena membeli minyak serta gas Rusia. 

    Namun, banyak pihak masih berhati-hati mengingat hubungan dagang erat UE dengan Beijing dan New Delhi.

    Diplomat AS di Eropa juga menegaskan bahwa pemerintahan Trump tidak akan menjatuhkan sanksi berat kepada pembeli energi Rusia tanpa partisipasi UE. Terlebih, sejumlah negara Eropa sendiri masih mengimpor produk energi dari Rusia.

    “Pertanyaannya, apakah Eropa punya kemauan politik untuk mengakhiri perang ini?. Setiap langkah tentu akan mahal, dan agar presiden melakukannya, kami membutuhkan mitra Eropa, idealnya seluruh mitra internasional. Kita akan berbagi beban bersama,” ujar seorang pejabat.

  • Diplomasi Indonesia dalam pusaran geopolitik Indo-Pasifik

    Diplomasi Indonesia dalam pusaran geopolitik Indo-Pasifik

    Dalam dunia multipolar, Indonesia bukan sekadar bagian dari percakapan global, melainkan penentu arah percakapan itu sendiri

    Jakarta (ANTARA) – Isu yang berkembang di kalangan masyarakat berkembang dengan sangat dinamis dalam beberapa waktu terakhir.

    Namun ingatan publik mengenai kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam peringatan 80 tahun kemenangan Perang Perlawanan Rakyat Tiongkok melawan Agresi Jepang dan Perang Anti-Fasis Dunia pada 3 September 2025 di China terus membekas.

    Ada makna yang mendalam yang menarik untuk dikupas kembali, bahwa kehadiran Presiden Prabowo ke China saat itu bukan sekadar undangan diplomatik, melainkan pesan geopolitik yang tajam.

    Ketika Beijing menggelar parade militer terbesar dalam sejarahnya, Indonesia tampil di panggung global dengan makna yang jauh melampaui seremoni peringatan.

    Posisi berdiri Presiden Prabowo sejajar dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bukan hanya soal protokoler. Tetapi ini seperti simbol pergeseran peran Indonesia sebagai penyeimbang di tengah peta kekuatan dunia yang sedang berubah.

    Tiongkok memanfaatkan momentum ini untuk menunjukkan kapabilitas militernya. Pameran tank generasi keempat, jet tempur siluman, sistem tanpa awak, dan rudal hipersonik anti-kapal menjadi bukti kesiapan Tentara Pembebasan Rakyat dalam menghadapi tantangan global.

    Namun, di balik kekuatan senjata, pesan strategis Beijing jauh lebih dalam bahwa Tiongkok menegaskan posisinya sebagai poros utama dalam tatanan dunia multipolar.

    Indonesia, melalui kehadiran Presiden Prabowo, memberi sinyal bahwa Jakarta tidak sekadar menjadi penonton, melainkan pemain kunci yang siap menentukan arah kebijakan kawasan Indo-Pasifik.

    Indonesia berada di pusat perhatian karena memiliki posisi unik. Secara geografis, Indonesia adalah gerbang strategis di jalur perdagangan global, penghubung Samudra Hindia dan Pasifik, sekaligus salah satu kunci keamanan maritim di kawasan.

    Dengan populasi 270 juta jiwa dan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memegang peran penting dalam menentukan keseimbangan kekuatan di Indo-Pasifik.

    Kehadiran Indonesia di Beijing menegaskan posisinya sebagai bridge builder alias negara yang menjaga komunikasi dengan semua pihak, tanpa berpihak secara eksklusif pada salah satu blok kekuatan.

    Situasi geopolitik saat ini sedang bergerak cepat. Persaingan Amerika Serikat dan Tiongkok semakin intens, bukan hanya dalam perdagangan dan teknologi, tetapi juga keamanan regional, khususnya di Laut Cina Selatan.

    Dalam konteks ini, Indonesia menjaga perannya sebagai negara nonblok dengan politik luar negeri bebas aktif.

    Diplomasi Jakarta memastikan kemitraan strategis dengan Tiongkok dapat terus berkembang, terutama dalam perdagangan, investasi, transisi energi, dan ekonomi digital, tanpa mengorbankan hubungan erat dengan Amerika Serikat, Jepang, dan mitra Barat lainnya.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Prabowo Kritik Praktik Intimidasi Negara Kecil: Perdagangan Jadi Senjata Politik

    Prabowo Kritik Praktik Intimidasi Negara Kecil: Perdagangan Jadi Senjata Politik

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden RI Prabowo Subianto menyoroti praktik standar ganda dalam politik internasional yang semakin nyata, terutama ketika perdagangan dan keuangan dipakai sebagai senjata politik oleh negara-negara besar.

    Pesan itu dia sampaikan dalam BRICS Leaders Virtual Meeting yang diikuti sejumlah pemimpin dunia, antara lain Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Brazil Lula da Silva, Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Khaled bin Mohamed bin Zayed AlNahyan, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Menteri Luar Negeri India Jaishhankar yang mewakili PM Narendra Modi, Presiden Mesir Abdel Fattah Elsisi, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Senin (8/9/2025) malam.

    “Dalam dunia dengan ketidakpastian ini, ada juga double dan bahkan triple standard di mana hukum internasional di setiap hari diabaikan, di mana yang berkuasa adalah yang benar, di mana negara kecil yang kurang berkuasa terintimidasi, di mana perdagangan dan keuangan menjadi senjata, kami menganggap saat ini saatnya BRICS terus berkembang,” ujar Prabowo.

    Menurut Prabowo, kehadiran BRICS tidak hanya penting, tetapi harus menjadi pilar baru dalam menjaga keseimbangan global.

    Dia menyebut Indonesia mendukung penuh setiap langkah yang memperkuat peran BRICS di panggung dunia.

    “Oleh karena itu, BRICS berkembang menjadi pilar kekuatan. Indonesia mendukung keberlanjutan. Kita harus terus bekerja dengan lebih dekat bersama. Kita harus berkonsultasi dengan satu sama lain,” ungkapnya.

    Prabowo juga menekankan pentingnya transparansi dan kerja sama di antara anggota untuk memperkuat posisi BRICS dalam menghadapi ketidakpastian geopolitik.

    “Kita harus menjaga keterbukaan, kita harus teruskan koordinasi dan kerja sama ini,” lanjutnya.

    Dukungan tersebut, kata Prabowo, sejalan dengan komitmen Indonesia yang siap mempererat hubungan dengan semua anggota BRICS. 

    “Kami mendukung inisiatif-inisiatif yang diambil, kami menghormati kepemimpinan Presiden Lula, dan Indonesia berkomitmen untuk bekerja lebih dekat dengan semua negara BRICS,” tegasnya.

  • Prabowo Soroti Standar Ganda Dunia Internasional, Dorong BRICS Jadi Pilar Stabilitas

    Prabowo Soroti Standar Ganda Dunia Internasional, Dorong BRICS Jadi Pilar Stabilitas

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan perlunya BRICS memperkuat perannya di tengah situasi global yang diwarnai praktik standar ganda dan ketidakpastian geopolitik.

    Hal ini dia sampaikan saat menghadiri BRICS Leaders Virtual Meeting bersama para pemimpin negara anggota termasuk Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Brazil Lula da Silva selaku ketua BRICS 2025 Senin (8/9/2025)

    “Indonesia menganggap BRICS sebagai pilar stabilitas dan harapan yang sangat kuat dalam situasi geopolitik internasional saat ini,” kata Prabowo.

    Dalam forum itu, Prabowo menyoroti fenomena standar ganda yang menurutnya semakin sering terjadi. Dia menilai hukum internasional kerap diabaikan dan kekuasaan lebih menentukan daripada kebenaran. 

    “Dalam dunia dengan ketidakpastian ini, ada juga double dan bahkan triple standard di mana hukum internasional di setiap hari diabaikan, di mana yang berkuasa adalah yang benar, di mana negara kecil yang kurang berkuasa terintimidasi, di mana perdagangan dan keuangan menjadi senjata,” ungkapnya.

    Prabowo menekankan BRICS kini memiliki posisi strategis, dengan lebih dari 55% populasi dunia dan kontribusi 40% terhadap GDP global. Menurutnya, kekuatan besar ini harus dimanfaatkan untuk menegakkan keadilan dan memperkuat solidaritas internasional.

    “BRICS sekarang memiliki populasi lebih dari 55% di dunia. Kita memiliki global GDP lebih dari 40%. BRICS memiliki negara dengan ekonomi terbesar, negara terbesar secara populasi, pasar terbesar, negara dengan sumber daya alam terbesar—sumber daya kritis,” jelasnya.

    Dia juga mendukung gagasan Presiden China Xi Jinping terkait pentingnya keterbukaan dan koordinasi antaranggota BRICS.

    “Saya sangat mendukung konsep yang diberikan oleh Presiden China. Kita harus menjaga keterbukaan, kita harus teruskan koordinasi dan kerja sama ini,” ujarnya.

    Di akhir pernyataannya, Prabowo menilai momentum saat ini tepat bagi BRICS untuk menunjukkan peran lebih besar di dunia internasional.

    “Kami mendukung inisiatif-inisiatif yang diambil, kami menghormati kepemimpinan Presiden Lula, dan Indonesia berkomitmen untuk bekerja lebih dekat dengan semua negara BRICS,” pungkasnya.

  • Hadiri Rapat BRICS, Prabowo Singgung Soal Senjata Politik Dunia

    Hadiri Rapat BRICS, Prabowo Singgung Soal Senjata Politik Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prabowo Subianto menghadiri BRICS Leaders Virtual Meeting, dari kediaman pribadinya di Kertanegara, Senin (8/9/2025). Menurutnya perdagangan dan keuangan global sering dimainkan sebagai senjata politik di dunia.

    Bahkan Prabowo mengatakan, praktik standar ganda sering muncul dalam penerapan hukum internasional.

    “Dalam dunia dengan ketidakpastian ini, ada juga double bahkan triple standard, dimana hukum internasional di setiap hari diabaikan, di mana yang berkuasa yang benar, di mana negara kecil yang kurang berkuasa terintimidasi, di mana perdagangan dan keuangan menjadi senjata, kami menganggap saat ini, saatnya BRICS terus berkembang,” kata Prabowo, mengutip keterangan.

    Untuk itu, Prabowo mendukung langkah yang diambil BRICS dalam memperkuat kerja sama multilateral.

    Menurutnya BRICS juga telah menjadi pilar kuat dalam tatanan ekonomi global. Terlebih aliansi ekonomi dan politik dari negara berkembang ini telah merepresentasikan kekuatan ekononi, populasi, pasar, dan sumber daya alam terbesar di dunia.

    “BRICS sekarang memiliki populasi lebih dari 55% di dunia. Kita memiliki global GDP lebih dari 40%. BRICS memiliki negara dengan ekonomi terbesar, negara terbesar secara populasi, pasar terbesar, negara dengan sumber daya alam terbesar – sumber daya kritis,” kata Prabowo.

    Prabowo menekankan dengan kekuatan itu, BRICS kian menjadi salah satu poros kekuatan global yang harus diperkuat.

    “KIta harus terus bekerja dengan lebih dekat bersama. Kita harus berkonsultasi satu sama lain,” katanya.

    Pertemuan kali ini dihadiri oleh sejumlah Kepala Negara dan perwakilan tingkat tinggi, antara lain Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Putra Mahkota Uni Emirat Arab Khaled bin Mohamed bin Zayed, Menteri Luar Negeri Ethiopia Gedion Timothewos, serta Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar.

    Awalnya Presiden Brasil membuka virtual meeting ini dengan memberikan pandanganannya. Kemudian dilanjut pernyataan dari Presiden China Xi Jinping, dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, kemudian dilanjut Presiden Prabowo Subianto.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Prabowo Ikuti Rapat BRICS dari Rumah Kertanegara
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        8 September 2025

    Prabowo Ikuti Rapat BRICS dari Rumah Kertanegara Nasional 8 September 2025

    Prabowo Ikuti Rapat BRICS dari Rumah Kertanegara
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden Prabowo Subianto menghadiri BRICS Leaders Virtual Meeting dari kediaman pribadinya di Jl Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (8/9/2025).
    Pertemuan yang dilaksanakan secara daring ini mempertemukan para pemimpin negara anggota BRICS untuk membahas isu-isu global yang menjadi perhatian bersama.
    Dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, pertemuan dihadiri oleh sejumlah kepala negara dan perwakilan tingkat tinggi, antara lain Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping, dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi.
    Ada pula Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Putra Mahkota Uni Emirat Arab Khaled bin Mohamed bin Zayed, Menteri Luar Negeri Ethiopia Gedion Timothewos, serta Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar.
    Presiden Brasil Lula da Silva membuka virtual meeting dengan memberikan pandangannya.
    Setelahnya, Presiden RRT Xi Jinping dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi menyampaikan pandangan di urutan kedua dan ketiga.
    Sementara itu, Presiden Prabowo menyampaikan pandangan dan posisi Indonesia terkait sejumlah isu global pada urutan keempat.
    Kepala negara menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap berbagai inisiatif yang dihasilkan dalam forum BRICS.
    “Kami sepenuhnya mendukung inisiatif-inisiatif yang telah diambil. Kami mengapresiasi kepemimpinan Presiden Lula dan Indonesia berkomitmen untuk bekerja lebih erat dengan seluruh negara BRICS,” ucap Presiden Prabowo, Senin.
    Forum BRICS tersebut menjadi sarana bagi para pemimpin untuk bertukar pandangan terkait perkembangan ekonomi dunia dan kondisi sistem multilateral saat ini.
    Situasi geopolitik dan dinamika ekonomi global turut memberi pengaruh terhadap stabilitas perdagangan internasional serta prospek pertumbuhan ekonomi di berbagai kawasan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dibahas Xi Jinping-Putin, Transplantasi Organ Bukan Jaminan Manusia Hidup Abadi

    Dibahas Xi Jinping-Putin, Transplantasi Organ Bukan Jaminan Manusia Hidup Abadi

    Jakarta

    Percakapan tak terduga terjadi antara pemimpin China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu di parade militer Beijing. Mereka terekam berbicara tentang kemungkinan hidup hingga 150 tahun dengan bantuan transplantasi organ.

    Seorang penerjemah, berbicara atas nama Putin, memberi tahu Xi bahwa organ manusia dapat ditransplantasi berulang kali “sehingga seseorang bisa menjadi lebih muda dan lebih muda” terlepas dari usia, bahkan mungkin dapat menunda penuaan “tanpa batas waktu”.

    “Diprediksi bahwa pada abad ini mungkin bisa hidup hingga 150 tahun,” tambahnya.

    Transplantasi Organ Bukan Tiket Menuju Kehidupan Abadi

    Diberitakan BBC, transplantasi organ terbukti menyelamatkan nyawa, namun bukan jaminan hidup abadi. Umur organ yang ditransplantasikan tergantung pada kesehatan donor dan penerima.

    Rata-rata, ginjal dari donor hidup dapat bertahan 20-25 tahun, sementara dari donor yang sudah meninggal sekitar 15-20 tahun. Organ lain memiliki rentang hidup lebih pendek: hati sekitar 20 tahun, jantung 15 tahun, dan paru-paru hampir 10 tahun. Setiap operasi juga membawa risiko besar, dan pasien harus mengonsumsi obat anti-penolakan yang kuat seumur hidup, yang memiliki efek samping.

    Organ Buatan Khusus dari Hewan

    Para ilmuwan sedang berupaya menciptakan organ yang tidak akan ditolak oleh tubuh penerima, menggunakan babi yang telah dimodifikasi secara genetik sebagai donor. Dengan menggunakan alat pengedit gen CRISPR, mereka menghilangkan gen babi tertentu dan menambahkan gen manusia agar organ lebih kompatibel.

    Organ babi dianggap ideal karena ukurannya yang kurang lebih sama dengan organ manusia. Meskipun dua pasien yang menjadi pionir di bidang xenotransplantasi ini telah meninggal, prosedur mereka telah membantu memajukan ilmu transplantasi antar-spesies ini.

    Menciptakan Organ Manusia Baru

    Penelitian lain yang sedang dieksplorasi adalah menumbuhkan organ baru menggunakan sel manusia sendiri. Sel punca (stem cells) memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi semua jenis sel atau jaringan.

    Meskipun belum ada kelompok riset yang berhasil membuat organ manusia yang sepenuhnya fungsional dan siap ditransplantasi, para ilmuwan semakin dekat.

    Di Inggris, para peneliti berhasil membangun kembali kelenjar timus, organ penting dalam sistem kekebalan tubuh, menggunakan sel punca manusia dan media rekayasa hayati. Namun, semua kemajuan ini bertujuan untuk mengobati penyakit, bukan untuk membuat orang hidup hingga 150 tahun.

    Halaman 2 dari 3

    (kna/kna)