Tag: Vladimir Putin

  • Telepon Trump ke Putin Minta Serangan ke Ukraina Tak Makin-makin

    Telepon Trump ke Putin Minta Serangan ke Ukraina Tak Makin-makin

    Jakarta

    Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump ternyata menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump mendesak Putin agar tidak melakukan serangan yang semakin menjadi-jadi ke Ukraina.

    Dilansir AFP, Senin (11/11), The Washington Post melaporkan Trump melakukan panggilan telepon dari perkebunannya di Mar-a-Lago, Florida, pada hari Kamis (7/11) atau beberapa hari setelah kemenangannya yang menakjubkan atas capres dari Partai Demokrat, Kamala Harris.

    Steven Cheung, direktur komunikasi Trump, tidak mengonfirmasi percakapan tersebut. Cheung mengatakan ‘Kami tidak mengomentari panggilan telepon pribadi antara Presiden Trump dan para pemimpin dunia lainnya’.

    The Post, mengutip beberapa orang yang mengetahui panggilan telepon tersebut yang berbicara atas dasar anonimitas, melaporkan Trump telah mengingatkan Putin tentang kehadiran militer AS yang cukup besar di Eropa. Mereka mengatakan Trump juga menyatakan minatnya untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut guna membahas ‘penyelesaian perang Ukraina dengan segera’.

    Kemenangan Trump diyakini akan berdampak besar pada konflik Ukraina yang telah berlangsung hampir 3 tahun. Trump berulang kali menyatakan pertempuran it harus segera berakhir dan mengkritik dukungan Washington yang bernilai miliaran dolar untuk Kyiv.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, juga telah berbicara dengan Trump pada hari Rabu, di mana miliarder Elon Musk juga secara khusus bergabung dalam panggilan telepon tersebut. Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, yang akan berakhir masa jabatannya, telah mengonfirmasi mereka akan mengirimkan bantuan sebanyak mungkin ke Ukraina sebelum pelantikan Trump pada tanggal 20 Januari.

    Penasihat Keamanan Nasional Biden, Jake Sullivan, mengatakan Gedung Putih ingin ‘menempatkan Ukraina pada posisi sekuat mungkin di medan perang sehingga pada akhirnya berada pada posisi sekuat mungkin di meja perundingan’.

    Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan ‘Sinyalnya positif’. Dia menyebut Trump ingin perdamaian.

    “Setidaknya dia berbicara tentang perdamaian, dan bukan tentang konfrontasi,” ujar Peskov pada Minggu (10/11).

    Baca halaman selanjutnya>>

  • Agenda 100 Hari Trump, Terobosan Ekonomi hingga Penghentian Perang

    Agenda 100 Hari Trump, Terobosan Ekonomi hingga Penghentian Perang

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Donald Trump kembali memenangkan pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS). Selasa pekan lalu, calon Partai Republik itu berhasil melewati batas ambang kemenangan yakni 270 electoral vote dalam melawan rivalnya dari Partai Demokrat, Kamala Harris.

    Sejumlah pihak pun mulai memprediksi seperti apa program kerja 100 hari Trump saat kembali ke Gedung Putih pada Januari mendatang. Prakiraan terhadap Trump dibuat dengan mempertimbangkan posisinya yang pernah menjabat sebagai presiden pada 2017-2021 dan juga janji-janji kampanyenya.

    Newsweek menuliskan bahwa 100 hari pertama pemerintahannya kemungkinan akan difokuskan pada pemenuhan beberapa janji kampanye utamanya terkait imigrasi dan ekonomi, serta pengangkatan pejabat kabinet utama.

    Ekonomi

    Ekonomi adalah hal yang membantu Trump meraih masa jabatan kedua, dan kemungkinan akan menjadi prioritas dalam 100 hari pertama masa jabatannya. Jajak pendapat menunjukkan bahwa warga Amerika secara umum tidak senang dengan arah negara dan ekonomi saat ini.

    Trump telah menganjurkan kebijakan seperti menghapus pajak atas upah yang diberikan kepada karyawan yang menerima tip. Sebuah memo dari Pemimpin Mayoritas DPR Steve Scalise, yang dilaporkan Axios, mengindikasikan bahwa Partai Republik DPR akan fokus pada pemotongan pajak dan pemotongan belanja pemerintah.

    Anggota DPR Partai Republik dari Maryland, Andy Harris, mengatakan bahwa ia yakin Partai Republik cenderung meloloskan beberapa kebijakan ini, termasuk janjinya untuk memotong pajak atas tip, dalam paket rekonsiliasi awal, dan RUU rekonsiliasi yang lebih besar yang membahas pajak untuk Tahun Anggaran 2026.

    Namun, ada beberapa batasan untuk rekonsiliasi. Apa pun dalam RUU ini harus terkait langsung dengan pengeluaran dan pendapatan, sehingga proses ini tidak dapat digunakan untuk memberlakukan aspek lain dari agenda Trump.

    Imigrasi

    Trump juga diperkirakan akan fokus pada isu imigrasi di hari-hari awal masa jabatannya. Karoline Leavitt, sekretaris pers nasional Trump, mengatakan kepada Fox News bahwa segera setelah Trump dinyatakan sebagai pemenang, agenda hari pertamanya adalah meluncurkan deportasi massal imigran gelap yang tinggal di negara tersebut.

    “Ia dapat melakukannya dengan mencabut status perlindungan sementara yang saat ini memungkinkan para migran untuk bekerja secara legal di AS atau menggunakan polisi setempat untuk program deportasi,” demikian dilaporkan NPR.

    Namun, upaya ini kemungkinan akan menghadapi banyak tantangan. Menurut Dewan Imigrasi Amerika, hal ini akan menelan biaya US$ 7,3 miliar (Rp 114 triliun). Upaya untuk melakukan deportasi massal juga kemungkinan akan menghadapi banyak tantangan hukum dan logistik.

    Minyak

    Trump juga telah berjanji bahwa ia akan memerintahkan lebih banyak fracking dan penggunaan minyak pada hari pertama masa jabatannya sebagai presiden.

    Fracking, atau pengeboran sisa-sisa minyak bumi, muncul sebagai isu utama di Pennsylvania, negara bagian yang dimenangkannya dengan selisih suara tipis.

    “Saya ingin menutup perbatasan dan saya ingin mengebor, mengebor, mengebor,” kata Trump kepada Fox News, Desember 2023.

    Scalise, dalam memonya kepada rekan-rekannya di DPR, juga menulis bahwa prioritasnya adalah ‘melepaskan energi Amerika’ dengan mengamanatkan penjualan sewa, membuka lahan federal untuk ‘peningkatan eksplorasi dan produksi energi’ dan mencabut kebijakan lingkungan dari Undang-Undang Pengurangan Inflasi Biden.

    Isu Gender

    Sehubungan dengan perang budaya, Trump juga berjanji untuk menandatangani perintah eksekutif bagi sekolah yang mendorong ‘teori ras kritis’ atau ‘kegilaan gender’ pada hari pertama.

    Partai Republik telah berupaya untuk meloloskan undang-undang yang melarang sekolah membahas orientasi seksual dan identitas gender kepada beberapa siswa, dengan alasan topik tersebut seharusnya ditangani oleh orang tua daripada guru.

    Tetapi para kritikus memandang kebijakan ini sebagai upaya untuk secara tidak adil menargetkan anggota komunitas LGBTQ+.

    Perang Rusia-Ukraina

    Trump juga mengatakan akan mencoba membawa Rusia dan Ukraina ke meja perundingan pada hari pertama masa jabatannya.

    “Mereka sekarat, Rusia dan Ukraina. Saya ingin mereka berhenti sekarat. Dan saya akan menyelesaikannya. Saya akan menyelesaikannya dalam 24 jam,” kata Trump pada 2023 di CNN.

    Trump sendiri telah mengadakan panggilan telepon bersama Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam panggilan telepon tersebut, Trump mengingatkan Putin tentang kehadiran militer AS yang cukup besar di Eropa, namun di sisi lain, Trump juga menyebut bahwa pihaknya sangat menantikan untuk bisa menyelesaikan perang Ukraina segera.

    “Trump secara singkat mengangkat masalah ‘tanah’ dalam panggilannya dengan Putin,” ujar informasi seorang sumber kepada Washington Post yang juga dimuat AFP.

    “Trump juga menyatakan minatnya untuk melakukan percakapan lebih lanjut guna membahas penyelesaian perang Ukraina segera.”

    Selama kampanyenya, Trump berulang kali berjanji untuk segera mengakhiri perang Ukraina. Namun ia tidak merinci pemikirannya terkait upaya perdamaian tersebut.

    Di sisi lain, Trump dan sekutunya telah mengecam pendanaan AS untuk Ukraina. Ia bahkan mengisyaratkan bahwa hal itu membantu mendanai hubungan korup yang pro-perang antara perusahaan pertahanan dan para pengkritik kebijakan luar negeri.

    Kabinet

    Hari-hari awal kepresidenan Trump juga dapat ditentukan oleh penunjukan anggota kabinet. Ia diharapkan mulai memilih calon untuk peran masa depan seperti jaksa agung atau posisi yang mengawasi perbendaharaan, pertahanan, dan perbatasan dalam beberapa minggu mendatang.

    Pada tahun 2017, sebagian besar calonnya menerima dukungan bipartisan dari Partai Republik dan Demokrat. Hanya Betsy Devos, yang dinominasikan untuk memimpin Departemen Pendidikan, yang menerima penolakan dari beberapa anggota Partai Republik.

    Pada hari-hari setelah kemenangannya, Trump mengumumkan satu posisi penting di Gedung Putih, dengan mengatakan bahwa ia berencana untuk menunjuk penasihat senior kampanyenya Susie Wiles sebagai kepala stafnya, sebuah posisi yang tidak perlu disetujui Senat untuk dikonfirmasi.

    Spekulasi sudah beredar luas tentang siapa yang akan dipilih Trump untuk peran-peran penting ini. Nama-nama seperti Robert F. Kennedy Jr., Elon Musk, Richard Grennell dan Mike Pompeo telah diajukan sebagai calon yang akan ditunjuk. Namun Trump belum memberikan komentar publik tentang siapa yang akan ia tunjuk dalam kabinetnya.

     

    (luc/luc)

  • Rusia Bantah Ada Percakapan Telepon Putin-Trump Bahas Ukraina

    Rusia Bantah Ada Percakapan Telepon Putin-Trump Bahas Ukraina

    Moskow

    Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia membantah laporan media-media terkemuka soal percakapan telepon antara Presiden Vladimir Putin dengan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru-baru ini. Kremlin menegaskan Putin tidak memiliki rencana konkret untuk berbicara dengan Trump.

    “Ini sama sekali tidak benar. Ini murni fiksi, ini hanya informasi palsu,” ucap juru bicara Kremlin Dmitry Peskov saat berbicara kepada wartawan, seperti dilansir Reuters, Senin (11/11/2024).

    “Tidak ada percakapan,” tegas Peskov dalam pernyataannya.

    “Ini menjadi contoh paling nyata dari kualitas informasi yang dipublikasikan saat ini, bahkan terkadang dalam publikasi yang cukup memiliki reputasi,” ucapnya.

    Saat ditanya lebih lanjut soal apakah Putin memiliki rencana untuk melakukan kontak dengan Trump, Peskov menjawab: “Belum ada rencana konkret.”

    Bantahan Rusia itu disampaikan setelah media terkemuka The Washington Post, yang mengutip sumber-sumber tak teridentifikasi, melaporkan Putin dan Trump telah berbicara via telepon beberapa hari setelah Trump memenangkan pemenang pilpres AS pada 5 November lalu.

    Disebutkan oleh The Washington Post dalam laporannya bahwa dalam percakapan telepon itu, Trump meminta Putin untuk tidak meningkatkan perang di Ukraina. Laporan The Washington Post itu belum dikonfirmasi secara resmi oleh otoritas Washington maupun Moskow.

  • Rusia Akui Lihat Sinyal Positif dari Trump Soal Ukraina

    Rusia Akui Lihat Sinyal Positif dari Trump Soal Ukraina

    Moskow

    Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia mengatakan pihaknya melihat “sinyal positif” dari sikap Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump terhadap Ukraina.

    Namun, Kremlin juga memperingatkan bahwa sulit untuk memprediksi bagaimana perilaku Trump saat menjabat Presiden AS nantinya. Demikian seperti dilansir AFP, Senin (11/11/2024).

    “Sinyalnya positif. Trump selama pemilu berbicara tentang bagaimana dia memandang segala sesuatu melalui kesepakatan, bahwa dia dapat membuat kesepakatan yang dapat mengarah pada perdamaian,” sebut juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dalam wawancara dengan media pemerintah Rusia.

    Lebih lanjut, Peskov juga mengatakan sulit untuk memprediksi “sejauh mana dia akan tetap berpegang pada pernyataan yang disampaikan selama kampanye”.

    Media terkemuka AS, The Washington Post, sebelumnya melaporkan Trump telah berbicara dengan Presiden Vladimir Putin via telepon, dan mendesak pemimpin Rusia itu agar tidak meningkatkan perang di Ukraina. Namun laporan ini belum dikonfirmasi oleh otoritas Washington maupun Moskow.

    Disebutkan The Washington Post dalam laporannya bahwa Trump dan Putin membahas soal situasi di Ukraina, yang sejak Februari 2022 lalu diinvasi oleh Rusia.

    “Juga membahas tujuan perdamaian di benua Eropa, dan Trump menyatakan minatnya dalam pembicaraan lebih lanjut untuk membahas ‘penyelesaian perang Ukraina segera’,” sebut sejumlah sumber yang dikutip The Washington Post dalam laporannya, seperti dilansir kantor berita TASS.

    Lihat Video: Zelenskiy Beri Selamat untuk Kemenangan Trump, Ungkit soal Perdamaian

  • Trump Hubungi Putin, Minta Tak Ada Peningkatan Serangan di Ukraina

    Trump Hubungi Putin, Minta Tak Ada Peningkatan Serangan di Ukraina

    Washington DC

    Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump disebut mendesak Putin agar tidak meningkatkan perang di Ukraina.

    Dilansir AFP, Senin (11/11/2024), The Washington Post melaporkan Trump melakukan panggilan telepon dari perkebunannya di Mar-a-Lago, Florida, pada hari Kamis atau beberapa hari setelah kemenangannya yang menakjubkan atas capres dari Partai Demokrat, Kamala Harris.

    Steven Cheung, direktur komunikasi Trump, tidak mengonfirmasi percakapan tersebut. Cheung mengatakan ‘Kami tidak mengomentari panggilan telepon pribadi antara Presiden Trump dan para pemimpin dunia lainnya’.

    The Post, mengutip beberapa orang yang mengetahui panggilan telepon tersebut yang berbicara atas dasar anonimitas, melaporkan Trump telah mengingatkan Putin tentang kehadiran militer AS yang cukup besar di Eropa. Mereka mengatakan Trump juga menyatakan minatnya untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut guna membahas ‘penyelesaian perang Ukraina dengan segera’.

    Kemenangan Trump diyakini akan berdampak besar pada konflik Ukraina yang telah berlangsung hampir 3 tahun. Trump berulang kali menyatakan pertempuran it harus segera berakhir dan mengkritik dukungan Washington yang bernilai miliaran dolar untuk Kyiv.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, juga telah berbicara dengan Trump pada hari Rabu, di mana miliarder Elon Musk juga secara khusus bergabung dalam panggilan telepon tersebut. Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, yang akan berakhir masa jabatannya, telah mengonfirmasi mereka akan mengirimkan bantuan sebanyak mungkin ke Ukraina sebelum pelantikan Trump pada tanggal 20 Januari.

    Penasihat Keamanan Nasional Biden, Jake Sullivan, mengatakan Gedung Putih ingin ‘menempatkan Ukraina pada posisi sekuat mungkin di medan perang sehingga pada akhirnya berada pada posisi sekuat mungkin di meja perundingan’.

    Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan ‘Sinyalnya positif’. Dia menyebut Trump ingin perdamaian.

    “Setidaknya dia berbicara tentang perdamaian, dan bukan tentang konfrontasi,” ujar Peskov pada Minggu (10/11).

    Selama kampanyenya, Trump berulang kali berjanji untuk segera mengakhiri perang Ukraina, bahkan sebelum dia dilantik, meski tidak merinci bagaimana caranya. Trump dan sekutunya telah mencela pendanaan AS untuk Ukraina, sambil menyiratkan bahwa hal itu membantu mendanai hubungan korup yang pro-perang antara perusahaan pertahanan dan para pengkritik kebijakan luar negeri.

    Putra tertua Trump, Donald Trump Jr, juga membagikan klip pada hari Sabtu di Instagram yang memperlihatkan Zelensky berdiri di samping Trump dengan keterangan yang berbunyi ‘POV (sudut pandang): Anda tinggal 38 hari lagi dari kehilangan tunjangan Anda’.

    Setiap kesepakatan cepat di Ukraina disebut mengharuskan Kyiv untuk menyerahkan sebagian wilayah yang telah hilang kepada Rusia di selatan dan timur Ukraina. Mantan penasihat Trump, Bryan Lanza, mengatakan kepada BBC bahwa Ukraina harus melepaskan ambisi apapun untuk mendapatkan kembali Krimea, misalnya, yang diduduki oleh Rusia sejak tahun 2014.

    Dia mengatakan prioritas AS adalah untuk ‘perdamaian dan menghentikan pembunuhan’, meskipun tim transisi Trump mengklarifikasi bahwa dia tidak berbicara atas nama presiden terpilih. Kyiv, meskipun menghadapi kekurangan tenaga dan ketidakpastian atas dukungan AS, telah dengan tegas menentang penyerahan wilayah.

    Sekutu-sekutu Eropanya serta pemasok senjata seperti Inggris dan Prancis diketahui merasa gugup dengan langkah-langkah sepihak oleh Trump. Zelensky menganggap menyerahkan tanah atau memenuhi tuntutan lain dari Rusia hanya akan membuat Putin semakin berani dan memicu lebih banyak agresi. Trump dikabarkan ‘secara singkat mengangkat masalah tanah’ dalam panggilannya dengan Putin.


    Saksikan juga Blak-blakan: Adi Wibowo Bangun Kota Pasuruan Lewat Wisata Religi Hingga Heritage

    (haf/haf)

  • Putin Janji Berikan Dukungan Total untuk Negara-Negara Ini, Ada Apa?

    Putin Janji Berikan Dukungan Total untuk Negara-Negara Ini, Ada Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji memberikan “dukungan total” kepada Afrika dalam konferensi bersama pejabat Afrika di Sochi, Rusia barat daya, Minggu (10/11/2024)

    “Negara kami akan terus memberikan dukungan total kepada teman-teman Afrika kami di berbagai sektor,” kata Putin dalam pidato yang dibacakan oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov kepada para menteri luar negeri dan pejabat senior Afrika lainnya, dilansir AFP.

    Putin menyoroti bahwa Rusia siap membantu negara-negara Afrika dalam “pembangunan berkelanjutan, perjuangan melawan terorisme dan ekstremisme, penanggulangan epidemi, permasalahan pangan, serta konsekuensi bencana alam.”

    Konferensi ini, yang berlangsung pada hari Sabtu dan Minggu, merupakan kelanjutan dari dua pertemuan puncak Rusia-Afrika sebelumnya pada tahun 2019 dan 2023. Dalam pidatonya, Lavrov juga menyatakan bahwa hubungan Rusia dengan Afrika semakin menguat.

    “Kami melihat kemajuan di semua bidang kerja sama,” katanya.

    Konferensi ini menjadi kesempatan bagi Rusia untuk mempromosikan visinya tentang “dunia multipolar,” hanya sebulan setelah menjadi tuan rumah KTT BRICS dengan negara-negara ekonomi berkembang utama.

    Melalui konferensi ini, Rusia ingin menunjukkan bahwa sanksi Barat yang bertujuan untuk mengisolasi Rusia akibat serangan di Ukraina tidak berhasil.

    Rusia, yang memiliki peran besar di Afrika selama era Soviet, kembali menunjukkan pengaruhnya di benua tersebut dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dengan bantuan kelompok tentara bayaran Rusia serta melalui investasi besar dalam sektor bahan mentah.

    (luc/luc)

  • Harga Minyak Merosot Terseret Badai hingga Sentimen Kebijakan China – Page 3

    Harga Minyak Merosot Terseret Badai hingga Sentimen Kebijakan China – Page 3

    Sebelumnya, harga minyak menguat ikuti pasar saham seiring pelaku pasar mencerna narasi mengenai langkah Donald Trump akan pengaruhi pasar minyak mentah.

    Mengutip Yahoo Finance, Jumat (8/11/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 0,9 persen menjadi USD 72 per barel. Hal ini seiring dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah dan harga saham yang menguat. Harga minyak Brent naik menjadi di bawah USD 76.

    Citigroup Inc mengatakan, Donald Trump mungkin akan berikan sentimen negatif terhadap harga minyak mentah karena prospek produksi yang lebih tinggi. Selain itu tarif baru yang semakin hambat ekonomi China.

    Di sisi lain, Standard Chartered mengatakan, pelaku pasar akan mengabaikan seruan Trump untuk lebih banyak pengeboran.

    Pada saat yang sama, banyak pedagang bersiap menghadapi tindakan keras Amerika Serikat (AS) yang diperbarui terhadap Iran melalui sanksi dan potensi gejolak dalam konflik Timur Tengah. Dampak pemerintahan Trump terhadap minyak Rusia merupakan faktor geopolitik lainnya.

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan selamat kepada Trump pada Kamis dan mengatakan usulannya tentang Ukraina patut mendapat perhatian.

    “Ada beberapa kekuatan yang berlawanan,” kata Kepala Strategi Komoditas di ING Groep NV, Warren Patterson.

    “Di sisi positif, Anda memiliki potensi penegakan sanksi yang lebih ketat terhadap Iran dan lebih banyak peningkatan pada pertumbuhan PDB AS tahun 2025. Namun, penguatan USD, dan prospek peningkatan sewa minyak dan gas di lahan federal lebih bearish,” ia menambahkan.

     

  • Daftar 9 Kepala Negara yang Untung-Rugi Trump Jadi Presiden AS Lagi

    Daftar 9 Kepala Negara yang Untung-Rugi Trump Jadi Presiden AS Lagi

    Daftar Isi

    Mereka yang Untung

    Mereka yang Dirugikan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kembalinya Donald Trump untuk duduk sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) membawa ramalan baru terkait arah geopolitik Negeri Paman Sam. Pasalnya, kemenangannya mungkin akan membawa keuntungan bagi sejumlah negara dunia, namun juga dapat menjadi bumerang bagi sebagian negara.

    Berikut daftar pemimpin yang diuntungkan dan dirugikan oleh kemenangan Trump dikutip Hindustan Times, Sabtu (9/11/2024):

    Mereka yang Untung

    1. Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi.

    Kembalinya Trump dipandang sebagai perkembangan positif bagi Modi, yang telah menjalin hubungan yang kuat dengan mantan presiden AS tersebut. Kedua pemimpin saling memuji di depan umum dan membangun hubungan pribadi selama bertahun-tahun.

    Dengan kembalinya Modi menjadi PM, kemungkinan besar Modi akan terus diuntungkan dari posisi yang menguntungkan, karena fokus pada hubungan bilateral yang kuat akan sejalan dengan kebijakan Trump.

    Sikap Trump dalam merundingkan perdamaian dengan Rusia dapat memungkinkan Modi untuk mempertahankan hubungan dekat dengan Moskow, yang merupakan mitra utama bagi India dalam hal energi dan pertahanan.

    2. Putra Mahkota Saudi, Mohammed Bin Salman (MBS).

    Penguasa de facto Saudi MBS itu akan melihat peluang untuk menghidupkan kembali upaya pakta keamanan dengan AS. Trump, yang memainkan peran kunci dalam Perjanjian Abraham yang menormalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan beberapa negara Arab, diperkirakan akan fokus pada perluasan kerangka kerja ini untuk mencakup Arab Saudi.

    Jika Trump berhasil menjadi perantara kesepakatan damai antara Israel dan kerajaan, hal itu dapat membuka jalan bagi AS untuk memperluas dukungan keamanannya ke Arab Saudi. Hal ini akan memungkinkan kerajaan untuk mengalihkan fokusnya ke pembangunan ekonomi dan mengurangi kekhawatiran atas potensi ancaman dari Iran.

    3. PM Israel Benjamin Netanyahu.

    Ia memiliki hubungan yang tegang dengan Presiden Joe Biden yang akan lengser, tetapi diperkirakan akan menyambut kedatangan sekutu lama di Gedung Putih.

    Donald Trump kemungkinan akan memperkuat dukungan AS untuk Israel. Ini berbeda dengan Biden, yang menghentikan sebagian bantuan militer karena kekhawatiran tentang penderitaan warga sipil Palestina dalam konteks perang Israel terhadap Hamas.

    Trump diperkirakan akan lebih bersimpati terhadap sikap Netanyahu dalam memerangi proksi Iran dan menentang pembentukan negara Palestina, meskipun ada risiko memicu konflik regional yang lebih besar.

    Foto: Calon presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump muncul di papan iklan ucapan selamat atas Pemilihan Presiden AS 2024, di Tel Aviv, Israel, 6 November 2024. (REUTERS/Thomas Peter)
    Calon presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump muncul di papan iklan ucapan selamat atas Pemilihan Presiden AS 2024, di Tel Aviv, Israel, 6 November 2024. (REUTERS/Thomas Peter)

    4. Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Putin melihat kembalinya Donald Trump sebagai kesempatan untuk memanfaatkan perpecahan di Barat dan meraup keuntungan lebih lanjut di Ukraina. Presiden AS yang baru diharapkan akan melemahkan persatuan sekutu NATO dan membuat masa depan bantuan untuk Ukraina diragukan dengan kebijakannya yang mengutamakan Amerika.

    Namun, ketidakpastiannya telah menimbulkan kekhawatiran di Kremlin bahwa Trump dapat, dalam jangka pendek, meningkatkan konflik untuk memaksakan penyelesaian pada Putin, dengan konsekuensi yang berpotensi membawa bencana, termasuk konfrontasi nuklir.

    5. PM Italia Giorgia Meloni.

    Meloni telah memposisikan dirinya dengan kuat sebagai pemimpin pro-Atlantik, namun ia tetap menjadi politikus sayap kanan. Meskipun ia telah berjanji untuk bekerja sama dengan kandidat mana pun yang memenangkan pemilihan AS, hubungan dekatnya dengan Elon Musk diharapkan akan memberinya pengaruh terhadap presiden AS yang baru.

    Meloni kemungkinan akan melihat dirinya sebagai jembatan antara NATO, UE, dan Gedung Putih.

    6. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

    Turki mungkin berharap hubungan yang lebih baik di bawah kepemimpinan Trump. Erdogan dan Trump telah menjaga hubungan yang baik, sering berkomunikasi melalui telepon, dan Erdogan bahkan memanggilnya ‘sahabatku’.Tidak seperti pemerintahan Biden, kembalinya Trump dapat memberi Erdogan akses yang lebih langsung ke Washington.

    Sikap anti perang Trump dan fokus pada perdagangan dapat menguntungkan Erdogan, tetapi kritiknya terhadap Israel dapat menciptakan ketegangan. Selain itu, langkah-langkah terbaru Turki untuk memperkuat hubungan dengan China dapat menimbulkan tantangan dalam menyeimbangkan hubungannya dengan AS.

    7. Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut), Kim Jong Un.

    Selama masa jabatan pertama Trump, Kim dan Trump mengembangkan hubungan yang baik, ditandai dengan surat-surat dan dua pertemuan puncak. Meski begitu, belum ada kesepakatan yang dibuat untuk menghentikan program rudal nuklir Pyongyang.

    Sejak saat itu, Kim telah menolak upaya AS untuk berdialog dan malah memperkuat hubungan dengan Putin, sambil memperluas persenjataan Korut. Dengan kembalinya Trump ke jabatannya, Kim mungkin berharap untuk mengurangi kehadiran militer Amerika di wilayah tersebut dan melemahkan kerja sama militer yang sedang berkembang antara AS, Jepang, dan Korea Selatan.

    8. PM Hungaria Viktor Orban.

    Sebagai pemimpin nasionalis selama lima periode, Orban telah menjadi salah satu sekutu Trump yang paling setia di Eropa. Orban bahkan memuji Trump saat figur 78 tahun itu terpilih kembali saat dirinya terkena kasus-kasus kriminal yang sedang berlangsung di AS.

    Sekarang, Orban memposisikan dirinya sebagai perwakilan Trump di Eropa, berharap bahwa hubungan pribadinya yang kuat dengan presiden AS yang akan datang akan meningkatkan posisinya di dalam UE.

    Orban telah menghadapi kritik atas kecenderungan otokratisnya dan sikap pro-Rusia. Dia berharap Trump akan segera mengakhiri perang Rusia di Ukraina dan mengurangi tekanan AS terhadap Hungaria terkait kemunduran demokrasinya.

    9. Presiden Argentina Javier Millei.

    Millei mengambil resiko besar atas kemenangan Trump dan berhasil. Selama pertemuan pertama mereka di bulan Februari, Millei memuji Trump sebagai ‘presiden yang sangat hebat’ dan menyampaikan harapannya agar ia terpilih kembali.

    Milei kini berharap masa jabatan kedua Trump dapat membantu Argentina mengamankan kesepakatan yang lebih baik di Dana Moneter Internasional (IMF), terutama karena negara tersebut berupaya mengganti programnya yang saat ini bernilai US$ 44 miliar (Rp 685 triliun).

    Pemimpin Argentina tersebut juga telah memperkuat hubungan dengan Elon Musk, bertemu dengannya beberapa kali tahun ini, saat miliarder tersebut menjajaki peluang investasi di Argentina.

    Mereka yang Dirugikan

    1. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Meskipun Zelensky termasuk di antara para pemimpin dunia pertama yang memberi selamat kepada Trump, ada kekhawatiran yang berkembang di Kyiv atas kemenangan kader Republikan tersebut. Ukraina khawatir Trump mungkin mendorong konsesi lahan dalam perundingan damai dengan Rusia dan mengurangi dukungan finansial dan militer.

    Pergeseran kepemimpinan AS ini terjadi saat Rusia terus maju dalam kampanyenya untuk mendapatkan lebih banyak wilayah Ukraina di empat wilayah yang telah dianeksasinya. Sementara Biden berhati-hati dalam mendukung aspirasi Ukraina untuk bergabung ke NATO, Trump berjanji untuk mengakhiri perang dalam “24 jam” menunjukkan prioritasnya untuk menyelesaikan krisis dengan cepat.

    2. Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

    Iran sejauh ini meremehkan dampak kembalinya Trump. Namun kepresidenan Trump telah menutup pintu bagi diplomasi mengenai program nuklir Teheran, yang diharapkan Negeri Persia dapat meringankan ekonominya yang dilanda sanksi.

    Sebagai pendukung kuat Israel, Trump menerapkan kebijakan “tekanan maksimum” terhadap Iran selama masa jabatan pertamanya. Ia mungkin akan semakin mengisolasi Iran dengan memperketat sanksi AS yang sebelumnya ia kenakan.

    Namun, Trump akan menghadapi kawasan yang berubah, karena Iran baru-baru ini memperkuat hubungan dengan Arab Saudi dan UEA.

    Foto: Pertemuan G-20 Trump-Xi (REUTERS/Kevin Lamarque)
    U.S. President Donald Trump poses for a photo with China’s President Xi Jinping before their bilateral meeting during the G20 leaders summit in Osaka, Japan, June 29, 2019. REUTERS/Kevin Lamarque

    3. Presiden China Xi Jinping.

    Kemenangan Trump datang di saat yang sulit bagi Xi. Ancaman tarif menyeluruh sebesar 60% terhadap barang-barang China dapat menghancurkan perdagangan dengan AS, sehingga merugikan ekonomi Negeri Tirai Bambu.

    Hal ini menambah ketidakpastian karena pemerintah Xi meluncurkan stimulus besar untuk meningkatkan pertumbuhan dan kepercayaan diri.

    Namun, ada beberapa hal positif. Elon Musk, yang memiliki hubungan bisnis yang kuat dengan China, dikatakan menarik perhatian Trump. Selain itu, Trump mempertanyakan komitmen AS untuk membela Taiwan, yang dapat sejalan dengan kepentingan China.

    4. PM Jepang Shigeru Ishiba.

    Kemenangan Trump menambah tekanan baru pada pemimpin Jepang, terutama setelah koalisi yang berkuasa kehilangan mayoritas dalam pemilihan umum baru-baru ini. Trump sering mengkritik surplus perdagangan Jepang dengan AS dan mendesak Jepang untuk membayar lebih untuk kehadiran militer AS yang berjumlah sekitar 55.000 tentara.

    Jepang sebelumnya menolak tuntutan tersebut, tetapi perjanjian saat ini akan berakhir pada tahun 2026, masa di mana Trump masih menjadi presiden. Selain itu, Jepang mungkin menghadapi tekanan atas ekspor peralatan pembuatan chip ke China, yang ingin dibatasi oleh AS.

    5. Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum.

    Meksiko sedang mengambil persiapan untuk melihat bagaimana Trump akan melaksanakan rencana tarifnya, yang dapat menjadi hambatan bagi Mexico City untuk meningkatkan ekspor ke negara tetangganya di Utara itu melalui nearshoring.

    Sumber kecemasan lainnya adalah tinjauan yang diharapkan pada tahun 2026 atas perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara Amerika Utara. Imigrasi juga merupakan isu yang hangat, dengan Trump mengancam akan memberikan tekanan finansial pada Meksiko meskipun tindakan kerasnya telah membantu AS mengurangi migrasi perbatasan menjelang pemilihan.

    6. PM Inggris Keir Starmer.

    Hanya sedikit sekutu Barat tradisional Amerika yang memulai hubungan dari posisi yang lebih sulit dengan Trump daripada Starmer. Baru empat bulan menjabat, Starmer sudah berselisih paham dengan Trump, setelah tim kampanye Republik menuduh partainya yang condong ke kiri mengirim relawan untuk berkampanye bagi kandidat Demokrat Kamala Harris.

    Starmer menyebut penyerbuan Gedung Capitol AS yang dilakukan pendukung Trump pada 6 Januari 2021 lalu sebagai ‘serangan langsung terhadap demokrasi’. Menteri Luar Negerinya, David Lammy, pada tahun 2017 menyebut presiden AS saat itu sebagai ‘sosiopat pembenci wanita dan bersimpati pada neo-Nazi’.

    Baru-baru ini, ia terlibat perseteruan publik dengan Musk, setelah miliarder industri itu mengatakan di Twitter bahwa kerusuhan sayap kanan di Inggris akan menyebabkan perang saudara.

    7. Presiden Prancis Emmanuel Macron.

    Macron sudah memiliki pengalaman bekerja dengan Trump, yang memberinya pengalaman berharga dibandingkan dengan rekan-rekannya di Eropa.

    Memang, selama masa jabatan pertama Trump, kedua pemimpin tersebut memproyeksikan aliansi yang mencolok, termasuk dengan makan malam di atas menara Eiffel.

    “Siap bekerja sama seperti yang telah kami lakukan selama empat tahun,” tulis Macron di X.

    Foto: Emmanuel Macron bertemu Trump (AP Photo/ Evan Vucci)
    An interpreter translates for President Donald Trump as French President Emmanuel Macron speaks during a meeting at Winfield House during the NATO summit, Tuesday, Dec. 3, 2019, in London. (AP Photo/ Evan Vucci)

    8. Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva.

    Sekutu Trump di Brasil adalah mantan Presiden Jair Bolsonaro, pesaing politik utama Lula. Lula khawatir bahwa kembalinya Trump dapat memperkuat gerakan politik konservatif yang dipimpin Bolsonaro, yang para pendukungnya berupaya melakukan pemberontakan terhadap pemerintahannya hanya satu minggu setelah pelantikannya tahun lalu.

    Menjelang pemilu AS, Lula mengatakan dia berdoa untuk kemenangan Harris, seraya menambahkan bahwa Trump telah mendorong kerusuhan antidemokrasi di Capitol setelah kalah dalam pemilihan ulang pada tahun 2021.

    9. Kanselir Jerman Olaf Scholz.

    Kebencian Trump terhadap pendahulu Scholz, Angela Merkel, memberikan tekanan besar pada hubungan AS-Jerman. Saat itu, Scholz adalah Menteri Keuangan di era Merkel, sehingga akan sulit baginya untuk melepaskan diri dari hubungan itu.

    Jerman telah menjadi sasaran obsesi Trump selama puluhan tahun dengan mobil dan surplus perdagangannya dan akan kembali menjadi sasaran. Sektor otomotif Jerman adalah industri terbesar di ekonomi terbesar Eropa dan sangat rentan terhadap tarif impor AS yang tinggi, yang saat ini direncanakan Trump.

    (dce/dce)

  • Putin Puji Trump ‘Setinggi Langit’, Sebut Pria Sejati

    Putin Puji Trump ‘Setinggi Langit’, Sebut Pria Sejati

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya secara langsung mengucapkan selamat kepada Donald Trump atas kemenangannya dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) Selasa lalu. Hal ini diutarakan Putin saat AS dan Rusia masih bersitegang terkait perang di Ukraina.

    Dalam pernyataan publik pertamanya sejak kemenangan Trump, Putin mengatakan Calon Presiden AS dari Partai Republik itu telah bertindak seperti pria sejati dalam upaya pembunuhan terhadapnya di acara kampanye di Pennsylvania pada bulan Juli. Ia menyebut Trump sebagai pemberani.

    “Menurut pendapat saya, ia berperilaku dengan cara yang sangat benar, berani, seperti pria sejati. Saya menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan selamat kepadanya atas pemilihannya,” kata Putin di klub diskusi Valdai di resor Laut Hitam Rusia di Sochi, Jumat (8/11/2024), dikutip Reuters.

    Putin mengatakan pernyataan yang dibuat Trump selama kampanye pemilihan tentang Ukraina dan pemulihan hubungan dengan Rusia patut mendapat perhatian. Meski begitu, ia tidak menjabarkan sikapnya yang jelas atas pernyataan Trump terkait Ukraina.

    Meski begitu, ketika ditanya tentang apa yang akan ia lakukan jika Trump menelepon untuk mengusulkan pertemuan, Putin mengatakan ia siap untuk melanjutkan kontak dan diskusi jika Pemerintahan Trump menginginkannya.

    “Apa yang dikatakan tentang keinginan untuk memulihkan hubungan dengan Rusia, untuk mengakhiri krisis Ukraina, menurut pendapat saya, setidaknya patut mendapat perhatian,” tambah Putin.

    Trump mengatakan selama kampanye bahwa ia dapat membawa perdamaian di Ukraina dalam waktu 24 jam jika terpilih. Namun, ia juga belum memberikan banyak perincian tentang bagaimana ia akan berusaha mengakhiri perang darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua itu.

    Sementara itu, Trump sendiri seringkali mendapatkan tuduhan bahwa dirinya merupakan agen Rusia. Sejumlah pejabat Moskow mengkonfrontir dugaan ini, dengan mengatakan saat Trump menjadi presiden pada 2017-2021, banyak sikap keras yang dialamatkan Trump kepada Negeri Beruang Putih itu.

    Moskow juga telah berulang kali membantah pernyataan AS bahwa Rusia mencampuri pemilihan presiden 2024. Kremlin juga menyebut dugaan Rusia menyebarkan kampanye disinformasi dalam pemilu AS sebagai rumor belaka.

    Perang Ukraina

    Perang yang telah berlangsung selama 2,5 tahun di Ukraina memasuki fase yang menurut beberapa pejabat Rusia dan Barat dapat menjadi fase terakhirnya. Saat ini, pasukan Moskow bergerak maju dengan kecepatan tercepat sejak minggu-minggu awal konflik.

    Putin pada tanggal 14 Juni menetapkan persyaratannya untuk mengakhiri perang yakni Ukraina harus menghentikan ambisi keanggotaan NATO-nya dan menarik semua pasukannya dari seluruh wilayah empat wilayah yang diklaim oleh Rusia.

    Sebagai informasi, Rusia mengendalikan Krimea, yang dianeksasinya dari Ukraina pada tahun 2014 dan juga sekitar 80% Donbas, yang terdiri atas wilayah administrasi Donetsk dan Luhansk. Tak hanya itu, Moskow juga telah menguasai lebih dari 70% wilayah Zaporizhzhia dan Kherson.

    Berbicara selama beberapa jam pada hari Kamis, Putin mengecam ‘petualangan’ para pemimpin Barat yang ia tuduh mendorong dunia ke ‘garis berbahaya’ dengan berusaha menimbulkan kekalahan strategis pada Rusia di Ukraina.

    “Tidak ada gunanya memberi tekanan pada kami. Namun, kami selalu siap untuk bernegosiasi dengan mempertimbangkan sepenuhnya kepentingan bersama yang sah,” kata Putin, beberapa detik setelah menegur Barat karena menjanjikan Ukraina dan Georgia keanggotaan NATO pada tahun 2008.

    Putin juga mengatakan bahwa Barat tidak pernah menerima Rusia sebagai mitra yang setara sejak jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991. Ia juga menuding Barat memperlakukannya sebagai kekuatan yang kalah dan memperluas aliansi militer NATO yang dipimpin AS ke arah timur menuju Rusia.

    “Rusia siap untuk memulihkan hubungan dengan AS, tetapi keputusan ada di tangan Washington. Sejauh ini, China adalah sekutu Rusia,” tegasnya.

    (sef/sef)

  • Telepon Trump ke Putin Minta Serangan ke Ukraina Tak Makin-makin

    Putin dan Trump Nyatakan Siap untuk Berunding!

    Jakarta

    Donald Trump memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Donald Trump memberi sinyal mereka siap mengadakan pembicaraan.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (8/11/2024), mulanya Putin menyampaikan selamat ke Donald Trump. Hal itu disampaikan Putin dalam sambutannya di forum Valdai di kota selatan Sochi setelah Trump mengalahkan Wakil Presiden Demokrat Kamala Harris di Pilpres AS 2024.

    “Saya menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan selamat kepadanya,” kata Putin.

    Ketika ditanya apakah dia terbuka untuk mengadakan pembicaraan dengan Trump, pemimpin Rusia itu berkata ‘Siap’.

    Trump Menyambut Itu

    Trump mengungkapkan bahwa ia juga siap untuk membuka pembicaraan dengan Putin. Trump mengatakan kepada NBC News dalam sebuah wawancara.

    “Saya pikir kita akan berbicara,” kata Trump.

    (whn/whn)