Tag: Vladimir Putin

  • Perwira Tinggi AS: Rusia Setuju Kirim Jet Su-27 dan MiG-29 ke Korea Utara – Halaman all

    Perwira Tinggi AS: Rusia Setuju Kirim Jet Su-27 dan MiG-29 ke Korea Utara – Halaman all

    Rusia Setuju Kirim Jet Su-27 dan MiG-29 ke Korea Utara

    TRIBUNNEWS.COM – Perwira tinggi Amerika Serikat (AS) di Pasifik mengatakan Rusia telah mencapai kesepakatan dengan Korea Utara untuk mengirim pesawat tempur MiG-29 dan Su-27 ke Pyongyang, aviationweek melaporkan, Senin (9/12/2024).

    Transfer jet Rusia itu sebagai imbalan bagi Korea Utara karena telah mengerahkan tentara guna membantu invasi Moskow ke Ukraina, kata laporan tersebut. 

    Laksamana Samuel Paparo, komandan Komando Indo-Pasifik AS, mengatakan pada 7 Desember kalau Korea Utara memberikan tentara tersebut kepada Rusia tanpa diminta—penempatan itu ditawarkan dan diterima.

    “Para tentara Korea Utara tersebut tidak terlibat dalam pertempuran aktif, tetapi telah dikerahkan ke zona pertempuran,” kata Paparo. 

    Selain pesawat, Korea Utara kemungkinan menginginkan kemampuan lain sebagai balasannya.

    Ini dapat mencakup teknologi rudal balistik, terutama kendaraan reentry, serta teknologi kapal selam baru dan pertahanan udara.

    Meskipun MiG-29 dan Su-27 yang menua bukanlah pesawat tempur generasi kelima yang baru, mereka masih “tangguh,” kata Paparo di Forum Pertahanan Nasional Reagan di Simi Valley, California. 

    Jet Sukhoi Su-27 Rusia. Moskow dikabarkan setuju mengirimkan Su-27 dan Mig-29 ke Korea Utara untuk bantuan pasukan dalam perang melawan Ukraina.

    Kirim Satu Juta Barel Minyak

    Selain jet, Rusia diyakini telah memasok lebih dari satu juta barel minyak ke Korea Utara sejak Maret tahun ini, menurut analisis citra satelit oleh Open Source Centre, sebuah kelompok penelitian nirlaba yang berbasis di Inggris. 

    Minyak tersebut merupakan pembayaran untuk senjata dan pasukan yang dikirim Pyongyang ke Moskow untuk membiayai perangnya di Ukraina, menurut para ahli terkemuka dan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy kepada BBC.

    Pengangkutan ini melanggar sanksi PBB, yang melarang negara menjual minyak ke Korea Utara, kecuali dalam jumlah kecil, dalam upaya untuk mencekik ekonominya guna mencegahnya mengembangkan senjata nuklir lebih lanjut.

    Citra satelit, yang dirilis secara eksklusif untuk BBC, menunjukkan lebih dari selusin kapal tanker minyak Korea Utara yang berbeda tiba di terminal minyak di Timur Jauh Rusia sebanyak 43 kali dalam delapan bulan terakhir .

    Citra lebih lanjut, yang diambil dari kapal-kapal di laut, tampak menunjukkan kapal-kapal tanker itu tiba dalam keadaan kosong dan berangkat dalam keadaan hampir penuh.

    Citra satelit yang menunjukkan kapal tanker minyak Korea Utara ke Rusia sejak Maret 2024, didokumentasikan oleh Open Source Centre (bbc)

    Korea Utara adalah satu-satunya negara di dunia yang tidak diizinkan membeli minyak di pasar terbuka.

    Jumlah barel minyak olahan yang dapat diterimanya dibatasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa hingga 500.000 per tahun, jauh di bawah jumlah yang dibutuhkannya.

    Pengiriman minyak pertama yang didokumentasikan oleh Open Source Center dalam laporan baru adalah pada 7 Maret 2024, tujuh bulan setelah pertama kali terungkap bahwa Pyongyang mengirim senjata ke Moskow.

    Pengiriman minyak tersebut terus berlanjut karena ribuan tentara Korea Utara dikatakan telah dikirim ke Rusia untuk bertempur, dengan yang terakhir tercatat pada tanggal 5 November.

    “Sementara Kim Jong Un memberi Vladimir Putin jalur hidup untuk melanjutkan perangnya, Rusia secara diam-diam memberi Korea Utara jalur hidupnya sendiri, kata Joe Byrne dari Open Source Center.

    “Aliran minyak yang stabil ini memberikan Korea Utara tingkat stabilitas yang belum pernah dimilikinya sejak sanksi ini diberlakukan.”

    Empat mantan anggota komite PBB yang bertanggung jawab untuk memantau sanksi terhadap Korea Utara mengatakan kepada BBC kalau transfer minyak tersebut merupakan konsekuensi dari hubungan yang semakin erat antara Moskow dan Pyongyang.

    “Transfer ini mendorong mesin perang Putin – minyak untuk rudal, minyak untuk artileri, dan sekarang minyak untuk personel tentara,” kata Hugh Griffiths, yang memimpin komisi tersebut dari tahun 2014 hingga 2019.

    Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan kepada BBC, “Untuk terus bertempur di Ukraina, Rusia semakin bergantung pada Korea Utara untuk mendapatkan pasukan dan senjata sebagai ganti minyak.”

    Ia menambahkan bahwa hal ini “memiliki dampak keamanan langsung di Semenanjung Korea, Eropa, dan Indo-Pasifik .”

    Pasokan Minyak Mudah dan Murah

    Sementara sebagian besar penduduk Korea Utara bergantung pada batu bara untuk kehidupan sehari-hari, minyak sangat penting untuk operasi militer negara tersebut .

    Solar dan bensin digunakan untuk mengangkut peluncur rudal dan pasukan di seluruh negeri, menjalankan pabrik amunisi, dan mengisi bahan bakar mobil-mobil kaum elite Pyongyang.

    Jumlah 500.000 barel yang boleh diterima Korea Utara jauh dari jumlah sembilan juta barel yang dikonsumsinya – artinya sejak pembatasan tersebut diperkenalkan pada tahun 2017, negara tersebut terpaksa membeli minyak secara ilegal dari jaringan kriminal untuk menutupi defisit ini.

    Hal ini melibatkan pemindahan minyak antarkapal di laut – bisnis yang berbahaya, mahal, dan memakan waktu, menurut Dr Go Myong-hyun, peneliti senior di Institut Strategis Keamanan Nasional Korea Selatan, yang terkait dengan badan mata-mata negara tersebut.

    “Kini Kim Jong Un menerima minyak secara langsung, kualitasnya mungkin lebih baik dan kemungkinan besar ia mendapatkannya secara cuma-cuma, seperti pasokan amunisi. Apa yang lebih baik dari itu?’

    “Satu juta barel bukanlah apa-apa bagi produsen minyak besar seperti Rusia, tetapi itu jumlah yang signifikan bagi Korea Utara,” imbuh Dr Go.

    Perbedaan posisi kapal tanker Korea Utara saat datang dan pergi dari pelabuhan Vostochny di Rusia. (bbc)

    Cara Kapal Korea Utara Tiba Diam-diam

    Dalam semua 43 pelayaran yang dilacak oleh Open Source Center menggunakan citra satelit, kapal tanker berbendera Korea Utara tiba di pelabuhan Rusia Vostochny dengan pelacak yang dimatikan, sehingga pergerakan mereka tidak terlihat.

    Citra satelit menunjukkan bahwa mereka kemudian kembali ke salah satu dari empat pelabuhan di pantai timur dan barat Korea Utara.

    “Kapal-kapal muncul tanpa suara, hampir setiap minggu,” kata Joe Byrne, peneliti dari Open Source Center.

    “Sejak Maret, arusnya cukup stabil.” Tim yang telah melacak kapal-kapal tanker ini sejak sanksi minyak pertama kali diberlakukan, menggunakan pengetahuannya tentang kapasitas setiap kapal untuk menghitung berapa banyak barel minyak yang dapat diangkutnya.

    Mereka kemudian mempelajari gambar kapal yang memasuki dan meninggalkan Vostochny dan, dalam banyak kasus, dapat melihat seberapa rendah posisi kapal di dalam air dan seberapa penuh kapal tersebut.

    Kapal tanker, menurut perkiraan mereka, terisi hingga 90 persen dari kapasitasnya.

    “Dari beberapa gambar, kita dapat melihat bahwa jika kapal lebih penuh, mereka akan tenggelam,” katanya.

    Berdasarkan hal ini, mereka memperkirakan bahwa, sejak Maret, Rusia telah memberikan lebih dari satu juta barel minyak kepada Korea Utara – lebih dari dua kali lipat batas tahunan, dan sekitar sepuluh kali lipat jumlah yang diberikan Moskow secara resmi kepada Pyongyang pada tahun 2023.

    Hal ini mengikuti perkiraan pemerintah AS pada bulan Mei bahwa Moskow telah memasok lebih dari 500.000 barel minyak.

    Pilot-pilot tempur Korea Utara dilaporkan sudah berada di wilayah Rusia sejak September 2024. (Kredit foto: MWM)

    Barter Minyak dengan Pasukan dan Senjata

    Pengiriman minyak ini tidak hanya melanggar sanksi PBB terhadap Korea Utara, yang telah disetujui Rusia sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB – tetapi juga, lebih dari separuh pelayaran yang dilacak oleh Open Source Center dilakukan oleh kapal-kapal yang telah disetujui secara individual oleh PBB.

    Ini berarti kapal-kapal tersebut seharusnya disita saat memasuki perairan Rusia.

    AS dan Korea Selatan memperkirakan bahwa Pyongyang telah mengirim 16.000 kontainer berisi peluru dan roket ke Moskow, sementara sisa-sisa rudal balistik Korea Utara telah ditemukan dari medan perang di Ukraina.

    Baru-baru ini, Putin dan Kim menandatangani pakta pertahanan, yang mengakibatkan ribuan pasukan Korea Utara dikirim ke wilayah Kursk di Rusia, tempat laporan intelijen menunjukkan mereka kini tengah bertempur.

    Pemerintah Korea Selatan mengatakan kepada BBC kalau mereka akan “menanggapi dengan tegas pelanggaran Rusia dan Korea Utara terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.”

    Kekhawatiran terbesarnya adalah bahwa Moskow akan menyediakan teknologi bagi Pyongyang untuk meningkatkan satelit mata-mata dan rudal balistiknya.

    Bulan lalu, Menteri Pertahanan Seoul Kim Jong-hyun mengatakan ada “kemungkinan besar” Korea Utara akan mencari bantuan tersebut.

     “Jika Anda mengirim orang-orang Anda untuk mati dalam perang di luar negeri, satu juta barel minyak bukanlah hadiah yang cukup, kata Dr. Goh.

    Andrei Lankov, pakar hubungan Korea Utara-Rusia di Universitas Kumkin di Seoul, setuju.

    “Saya dulu berpikir bahwa Rusia tidak berkepentingan untuk berbagi teknologi militer, tetapi mungkin pandangannya telah berubah. Rusia membutuhkan pasukan ini dan ini memberi Korea Utara lebih banyak kekuatan,” katanya.

     

    (oln/bbc/lng/*)

     
     
     
     
     

  • Awas Bom Nuklir Rusia Bisa Meledak Sewaktu-waktu di Antariksa

    Awas Bom Nuklir Rusia Bisa Meledak Sewaktu-waktu di Antariksa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pesawat luar angkasa Rusia yang diluncurkan lebih tinggi dari kebanyakan satelit telah lama membuat Pentagon khawatir. Fakta baru tentang apa yang terkandung dalam pesawat luar angkasa itu telah membuat kekhawatiran tersebut kian masif.

    Diluncurkan pada Februari 2022 atau selang beberapa minggu sebelum Ukraina diinvasi, pesawat luar angkasa Cosmos 2553 milik Rusia dibuat untuk menguji “instrumen dan sistem yang baru dikembangkan.”

    Namun, menurut laporan baru dari New York Times, sistem satelit misterius itu berisi “bom tiruan” yang dikhawatirkan menjadi permulaan rencana Rusia jika sewaktu-waktu memutuskan untuk mempersenjatai pesawat tersebut.

    Meskipun konsep nuklir luar angkasa terdengar menakutkan, hal ini belum tentu membahayakan kehidupan di Bumi. Kecuali, jika nuklir tersebut bertujuan membunuh semua satelit di sekitarnya. Hal ini akan berdampak bagi makhluk di Bumi, dikutip dari Futurism, Senin (9/12/2024).

    Pada tahun 1962, militer AS benar-benar meledakkan senjata nuklir di luar angkasa, meskipun kerusakan dari gelombang elektromagnetik yang dipancarkannya tampaknya sebagian besar hanya terbatas pada peredupan lampu jalan di Hawaii, yang berada di bawah tingkat pengujian.

    Para ilmuwan belajar dari pengujian yang sebelumnya dirahasiakan tersebut. Hikmahnya, ide meledakkan nuklir di luar angkasa akan berdampak buruk.

    Pada 1967, Rusia dan Amerika Serikat (AS) menandatangani Perjanjian Luar Angkasa untuk mencegah perang antariksa. Namun, pada tahun-tahun berikutnya, muncul kekhawatiran bahwa Rusia mungkin melanggar perjanjian tersebut, terutama karena makin banyak satelit komunikasi yang mulai mengotori orbit planet kita.

    Setelah Rusia melepaskan Cosmos 2553 sekitar 250 mil di atas permukaan Bumi, para ahli militer khawatir hal itu mungkin merupakan senjata nuklir rahasia.

    Seperti yang diungkapkan dalam laporan baru NYT, Angkatan Luar Angkasa AS dan sekelompok badan intelijen diam-diam telah menyelidiki satelit tersebut untuk mencoba mencari tahu tujuan sebenarnya.

    Sepanjang tahun 2024, makin banyak informasi mengenai dugaan senjata anti-satelit mulai berdatangan dari Washington. Sebagai tanggapan, Presiden Rusia Vladimir Putin telah berulang kali membantah hal tersebut.

    Meskipun ada bantahan tersebut, Rusia pada bulan April memveto resolusi PBB yang melarang senjata nuklir di luar angkasa. Hal ini kembali mendorong kecurigaan soal senjata rahasia luar angkasa. Namun, hal ini masih terus diselidiki dan belum ada kesimpulan final yang dipublikasikan ke masyarakat luas.

    (fab/fab)

  • AS-Israel Syok Lihat Milisi Suriah Bisa Gulingkan Assad dalam 11 Hari

    AS-Israel Syok Lihat Milisi Suriah Bisa Gulingkan Assad dalam 11 Hari

    Jakarta, CNN Indonesia

    Amerika Serikat dan Israel disebut terkejut melihat milisi Suriah berhasil menggulingkan rezim otoriter Bashar Al Assad pada Minggu (8/12) lalu hanya dalam 11 hari pemberontakan.

    AS terkejut karena tidak menyangka kelompok pemberontak Suriah berhasil menjatuhkan rezim Assad tidak lama usai mereka merebut Kota Aleppo dan memperluas pemberontakan sejak akhir November lalu.

    “Saya pikir semua yang terjadi mengejutkan mereka (AS). Banyak dari kami, para analis dan pengamat Suriah, bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya,” kata Qutaiba Idlbi, seorang peneliti senior di Atlantic Council yang berpusat di Washington DC kepada Al Jazeera.

    “Saya merasa kejadian di lapangan berjalan terlalu cepat sehingga mereka tidak dapat mengejarnya, terutama dalam masa sidang yang tidak menentukan ini,” lanjutnya.

    Senada, Komunitas Intelijen Israel juga tidak menyangka kelompok pemberontak Suriah berhasil menggulingkan rezim Assad yang sudah berkuasa 50 tahun dalam waktu singkat.

    Meski begitu, Israel juga khawatir akan keberadaan kelompok pemberontak Suriah yang telah berhasil menggulingkan Assad. Israel khawatir mereka bakal melakukan tindakan yang lebih parah di kemudian hari.

    Sebelumnya, kelompok pemberontak Suriah berhasil menguasai ibu kota Damaskus dan menggulingkan rezim otoriter Presiden Bashar Al Assad pada Minggu (8/12).

    Usai digulingkan oleh warga Suriah, Assad kini melarikan diri ke Rusia. Ia terbang ke Moskow guna meminta suaka politik kepada Presiden Vladimir Putin.

    Saat ini, Rusia dilaporkan juga sudah memberi suaka politik kepada Assad. Suaka ini diberikan sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap Suriah yang sudah terjalin sejak lama.

    (gas/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Warga Suriah Jarah Rumah Presiden Assad, Curi Barang Berharga

    Warga Suriah Jarah Rumah Presiden Assad, Curi Barang Berharga

    Jakarta, CNN Indonesia

    Warga Suriah dilaporkan menjarah rumah Presiden Bashar Al Assad di istana kepresidenan di ibu kota Damaskus pada Minggu (8/12).

    Aksi ini dilakukan di hari yang sam kelompok pemberontak Suriah menguasai ibu kota Damaskus dan menggulingkan rezim otoriter Assad.

    Saat insiden terjadi, Assad dan keluarga sudah meninggalkan Suriah menggunakan pesawat dari bandara Damaskus menuju Moskow, Rusia, untuk mencari suaka politik.

    Video yang beredar di media sosial menunjukkan para warga menjarah rumah Assad dan membawa kabur sejumlah barang berharga. 

    Beberapa di antaranya, seperti lukisan mewah, perabotan, peralatan dapur, sejumlah senjata, hingga uang tunai, demikian dikutip NDTV.

    Selain itu, para warga juga dilaporkan menjarah garasi mobil yang terletak di bawah rumah. Garasi mobil itu berisi sejumlah mobil mewah milik Assad. Beberapa di antaranya, seperti Porsche, Mercedes-Benz, Ferrari, Audi, dan beberapa mobil SUV yang dilapisi baja.

    Rumah Assad di Damaskus ini menjadi saksi bisu perasaan gembira warga Suriah usai rezimnya digulingkan.

    Warga Suriah bersorak sorai sambil mengambil ‘foto narsis’ untuk merayakan tumbangnya rezim otoriter Assad yang sudah berkuasa di Suriah selama 50 tahun.

    “Sebuah sejarah baru, saudara-saudaraku, sedang ditulis di seluruh wilayah setelah kemenangan besar ini,” kata komandan kelompok pemberontak Suriah, Abu Mohammed Al Golani, kepada orang-orang di Damaskus.

    Usai digulingkan oleh warga Suriah, Assad kini melarikan diri ke Rusia. Ia terbang ke Moskow guna meminta suaka politik kepada Presiden Vladimir Putin.

    Saat ini, Rusia dilaporkan juga sudah memberi suaka politik kepada Assad. Suaka ini diberikan sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap Suriah yang sudah terjalin sejak lama.

    (gas/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Rezim 24 Tahun Tumbang, Presiden Menghilang

    Rezim 24 Tahun Tumbang, Presiden Menghilang

    Trump Sebut Ada Faktor Rusia di Balik Tumbangnya Rezim Assad

    Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Presiden Suriah Bashar al-Assad meninggalkan Suriah usai tak lagi mendapat dukungan dari Rusia. Trump menyebut Assad selama ini bertahan karena didukung Presiden Rusia Vladimir Putin.

    “Assad is gone (Assad telah pergi),” tulis Trump di akun Truth Social seperti dilansir Al Jazeera, Minggu (8/12/2024).

    Dia mengatakan Rusia tak lagi tertarik melindungi Assad. Hal itu dianggapnya membuat pemberontak berhasil masuk ke ibu kota Suriah, Damaskus, dan mendeklarasikan berakhirnya rezim Assad yang telah berlangsung 24 tahun.

    “Pelindungnya, Rusia, Rusia, Rusia, yang dipimpin oleh Vladimir Putin, tidak tertarik lagi untuk melindunginya,” tulis Trump.

    Trump sebelumnya telah menyatakan tidak akan ikut campur dalam urusan Suriah. Dia mengatakan pertempuran yang terjadi di Suriah bukan urusan AS.

    “Tidak pernah ada banyak manfaat di Suriah bagi Rusia, selain membuat Obama terlihat sangat bodoh. Bagaimanapun, Suriah memang kacau, tetapi bukanlah teman kita, dan Amerika Serikat tidak harus terlibat dengan ini. Ini bukan perjuangan kita. iarkan saja terjadi. Jangan terlibat,” ujar Trump lewat akun X-nya pada Sabtu (7/12).

    Kedubes Iran di Suriah Diserang

    Kedutaan Besar (Kedubes) Iran di Damaskus, Suriah, dikabarkan diserang orang-orang bersenjata. Sejumlah ruangan rusak akibat peristiwa itu.

    Rekaman yang beredar menunjukkan ruangan-ruangan yang hancur di dalam kedutaan dan foto-foto yang dirobek dari para pemimpin yang dibunuh. Foto-foto itu termasuk foto Qassem Soleimani dari Iran dan Hassan Nasrallah dari Hizbullah.

    Serangan itu terjadi setelah pemberontak mendeklarasikan jatuhnya Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang merupakan sekutu Iran. Namun, belum ada informasi siapa yang menyerang Kedubes Iran tersebut.

    “Orang-orang tak dikenal telah menyerang kedutaan besar Iran, seperti yang dapat Anda lihat dalam gambar-gambar ini, yang dibagikan oleh berbagai jaringan,” kata seorang penyiar TV pemerintah, yang menunjukkan rekaman yang dikatakan berasal dari dalam kompleks diplomatik.

    Warga Penuhi Perbatasan untuk Kembali Pulang ke Suriah

    Pemberontak menyatakan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad telah berakhir. Warga Suriah yang sebelumnya kabur ke Lebanon untuk menghindari kekerasan rezim Assad pun mengantre di perbatasan untuk pulang kampung.

    Dilansir Al Jazeera dan BBC, Minggu (8/12/2024), 10 hari terakhir telah menjadi sejarah yang terus berkembang dengan cepat di Suriah. Para pemberontak keluar dari benteng mereka di Idlib barat laut dan bergerak maju dengan cepat, merebut Aleppo, Hama, dan Homs.

    Sekarang, mereka berada di dalam Damaskus, pusat kekuasaan Assad selama 24 tahun. Orang-orang terkejut dan tidak percaya dengan kecepatan pemberontak, tetapi juga gembira.

    Foto: Antrean warga Suriah yang hendak pulang kampung usai Assad tumbang (AFP/HASSAN JARRAH)

    Kegembiraan juga terlihat bagi ratusan ribu warga Suriah yang meninggalkan Suriah. Mereka melarikan diri untuk menghindari penganiayaan atau mencari kehidupan yang lebih baik, karena meskipun pemerintah Assad mengklaim kemenangan beberapa tahun lalu, mereka tidak dapat meningkatkan kondisi kehidupan warga Suriah.

    Sekitar 90 persen orang di Suriah hidup di bawah garis kemiskinan dan ada krisis kemanusiaan di negara itu. Orang-orang di sana membutuhkan bantuan internasional.

    Perbatasan Lebanon-Suriah di Masnaa telah dipenuhi orang-orang yang menunggu untuk menyeberang. Orang-orang Suriah yang berada di Lebanon telah lama menunggu momen ini untuk pulang dengan bebas.

    Beberapa pemuda telah berkumpul di persimpangan dan meneriakkan lagu-lagu revolusioner dan kebebasan sambil memegang bendera hijau milik oposisi. Warga Suriah yang hendak pulang dikabarkan tidak perlu melewati bea cukai hingga tidak ada stempel di paspor.

    Sementara, Yordania telah membuka kembali perbatasannya dengan Suriah yang sempat ditutup 2 hari terakhir. Pembukaan kembali perbatasan ini dilakukan agar warga Suriah bisa pulang.

    Otoritas Yordania telah mengizinkan warga negara Suriah dan mobil kembali ke negara asal mereka karena mereka tahu bahwa rezim Assad telah jatuh. Kedutaan Besar Suriah di Qatar juga merilis pernyataan yang mengatakan ‘fajar kebebasan telah muncul dan Suriah telah terbebas dari cengkeraman tirani’.

    “Rakyat kami menanggung ketidakadilan yang tak terlukiskan selama beberapa dekade, menolak untuk tunduk kepada para pelaku kejahatan paling parah yang merusak martabat manusia dan sumber daya bangsa,” demikian isi pernyataan itu seraya menambahkan rakyat sekarang akan membangun kembali negara itu sebagai tanah air bagi semua warga Suriah.

    Runtuhnya rezim Assad ini juga menjadi kabar baik bagi warga Suriah di Turki dan Pemerintah Turki. Selama ini, Turki telah menampung sekitar 3,5 juta pengungsi Suriah.

    Turki ingin Suriah yang stabil agar para pengungsi itu bisa pulang dan ekonomi mereka bisa tumbuh. Para pengungsi Suriah di Turki dan negara lain di Eropa kini telah mempertimbangkan untuk pulang usai rezim Assad runtuh.

    Keberadaan Presiden Assad Masih Misterius

    Presiden Suriah Bashar al-Assad telah kabur setelah pemberontak memasuki ibu kota Damaskus. Kini, keberadaannya misterius setelah pesawat terakhir yang terbang dari Bandara Damaskus menghilang dari radar.

    Dilansir Reuters, CNN dan Al Jazeera, Minggu (8/12/2024), pasukan pemberontak awalnya menyatakan Assad telah meninggalkan Suriah. Beberapa saat sebelum pemberontak menguasai bandara, pelacak penerbangan sumber terbuka Flightradar24 mencatat satu pesawat di wilayah udara Suriah.

    Sebuah pesawat Ilyushin76 dengan nomor penerbangan Syrian Air 9218 menjadi penerbangan terakhir yang lepas landas dari Damaskus. Pertama, pesawat itu terbang ke timur, lalu berbelok ke utara.

    Beberapa menit kemudian, sinyalnya menghilang saat berputar di atas Homs. Kini, pencarian aktif terhadap Bashar al-Assad dilakukan.

    Pemberontak melakukan interogasi terhadap perwira militer Suriah dan pejabat intelijen yang mungkin mengetahui pergerakannya. Pasukan pemberontak sendiri telah menyatakan Damaskus ‘bebas’.

    Rumah Mewah Assad di Suriah Dibajak Warga

    Puluhan warga Suriah menjelajahi rumah mewah Presiden Bashar al-Assad di Damaskus usai jatuhnya ibu kota ke tangan pasukan pemberontak. Assad kini menghilang dan meninggalkan Suriah.

    Dilansir AFP, Minggu (8/12/2024), sejumlah perempuan, anak-anak, dan laki-laki terlihat berkeliling rumah dan tamannya yang luas, dengan kamar-kamar yang benar-benar kosong. Terlihat beberapa perabotan dan foto Assad dilempar ke lantai.

    “Saya datang untuk membalas dendam; mereka menindas kami dengan cara yang luar biasa,” kata Abu Omar, 44 tahun, kepada AFP.

    “Saya mengambil gambar karena saya sangat senang berada di tengah-tengah rumahnya,” tambahnya, sambil menunjukkan foto-foto di telepon genggamnya.

    Warga Suriah terbangun dengan suasana negara yang berubah pada hari Minggu, saat pemberontak menyerbu Damaskus setelah 11 hari melancarkan serangan kilat. Mereka menyatakan bahwa mereka telah menggulingkan tirani Assad, yang keberadaannya saat ini tidak diketahui setelah ia dilaporkan meninggalkan negara itu.

    Hunian di lingkungan kelas atas al-Maliki terdiri dari tiga bangunan enam lantai. Seorang koresponden AFP juga melihat aula resepsi yang hangus di istana presiden Damaskus yang berjarak beberapa kilometer.

    Hingga pemerintahan Assad jatuh, kediamannya dan istana presiden tidak boleh dimasuki oleh warga biasa.

    Saat berpindah dari satu ruangan ke ruangan lain, Abu Omar mengatakan bahwa ia merasa sangat gembira.

    “Saya tidak lagi merasa takut. Satu-satunya kekhawatiran saya adalah kita bersatu (sebagai warga Suriah) dan membangun negara ini bersama-sama,” katanya dengan nada penuh emosi.

    (ygs/ygs)

  • Bashar Al-Assad Kabur dari Suriah, Donald Trump Bilang Gini

    Bashar Al-Assad Kabur dari Suriah, Donald Trump Bilang Gini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Bashar Al-Assad pergi meninggalkan Suriah karena tidak lagi mendapatkan dukungan dari Rusia. 

    Trump menyebut bahwa selama ini Assad bisa bertahan memimpin Suriah karena didukung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. 

    “Pelindungnya, Rusia, Rusia, Rusia, yang dipimpin oleh Vladimir Putin, tidak tertarik lagi untuk melindunginya,” tulis Trump melalui akun Truth Social, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (8/12/2024).

    Hilangnya dukungan Rusia terhadap Assad membuat pemberontak berhasil menguasai Damaskus. Pun para pemberontak telah mendeklarasikan jatuhnya rezim Assad. 

    Adapun sebelumnya Trump telah menyatakan tidak akan ikut campur dengan kondisi Suriah. Dia menilai AS tidak memiliki kepentingan apapun atas yang terjadi di Suriah. 

    Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Pemberontak Suriah mengumumkan berakhirnya rezim Presiden Bashar Al Assad, pasca berkuasa selama 24 tahun di Suriah. Hal ini ditandai dengan didudukinya ibu kota Damaskus pada Minggu pagi (8/12/2024).

    “Setelah 50 tahun penindasan di bawah pemerintahan Baath dan 13 tahun kejahatan, tirani, serta pengungsian, dan setelah perjuangan panjang melawan segala bentuk kekuatan pendudukan, kami mengumumkan hari ini, 8 Desember 2024, berakhirnya era kelam itu dan dimulainya era baru bagi Suriah,” kata para pemberontak dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Al Jazeera, dikutip Minggu (8/12/2024).

    Pemberontak mengumumkan bahwa mereka berhasil “merebut” dan menduduki ibu kota Damaskus, dan Presiden Assad telah keluar dari Suriah.

    “Kami mengumumkan akhir dari era kegelapan dan dimulainya era baru Suriah. Di era baru Suriah, semua orang berdampingan dengan damai, keadilan ditegakkan, dan kebenaran ditetapkan,” bunyi pernyataan pemberontak.

    Sementara itu, Assad menghilang secara misterius seiring dengan kejadian tersebut. Kabarnya dia menghilang setelah menaiki pesawat dari bandara Damaskus pada hari Minggu waktu setempat.

    Dalam waktu bersamaan, berdasarkan laporan data Flight Radar, pesawat Syrian Air lepas landas dari bandara Damaskus. Pesawat itu direbut oleh pemberontak.

    Pesawat disebut terbang menuju wilayah pesisir Suriah, benteng sekte Alawite Assad. Namun kemudian berbalik arah dan terbang ke arah berlawan selama beberapa menit.

    Kemudian pesawat menghilang tanpa jejak dari radar. Reuters menyatakan tidak bisa memastikan siapa yang ada di dalam pesawat, dikutip Minggu (8/12/2024).

    Reuters mengutip dua sumber, menyebutkan Assad mungkin tewas dalam kecelakaan pesawat. Hilangnya pesawat dari radar kemungkinan karena transponder yang dimatikan.

    “Namun saya yakin kemungkinan besar pesawat ditembak jatuh,” jelas seorang sumber Suriah.

    (mkh/mkh)

  • Trump Sebut ‘Assad is Gone’ karena Tak Lagi Didukung Rusia

    Trump Sebut ‘Assad is Gone’ karena Tak Lagi Didukung Rusia

    Washington DC

    Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Presiden Suriah Bashar al-Assad meninggalkan Suriah usai tak lagi mendapat dukungan dari Rusia. Trump menyebut Assad selama ini bertahan karena didukung Presiden Rusia Vladimir Putin.

    “Assad is gone (Assad telah pergi),” tulis Trump di akun Truth Social seperti dilansir Al Jazeera, Minggu (8/12/2024).

    Dia mengatakan Rusia tak lagi tertarik melindungi Assad. Hal itu dianggapnya membuat pemberontak berhasil masuk ke ibu kota Suriah, Damaskus, dan mendeklarasikan berakhirnya rezim Assad yang telah berlangsung 24 tahun.

    “Pelindungnya, Rusia, Rusia, Rusia, yang dipimpin oleh Vladimir Putin, tidak tertarik lagi untuk melindunginya,” tulis Trump.

    Trump sebelumnya telah menyatakan tidak akan ikut campur dalam urusan Suriah. Dia mengatakan pertempuran yang terjadi di Suriah bukan urusan AS.

    “Tidak pernah ada banyak manfaat di Suriah bagi Rusia, selain membuat Obama terlihat sangat bodoh. Bagaimanapun, Suriah memang kacau, tetapi bukanlah teman kita, dan Amerika Serikat tidak harus terlibat dengan ini. Ini bukan perjuangan kita. iarkan saja terjadi. Jangan terlibat,” ujar Trump lewat akun X-nya pada Sabtu (7/12).

    Sebelumnya, Assad dilaporkan kabur dari Damaskus usai pemberontak memasuki ibu kota pada Minggu pagi waktu setempat. Setelah itu, pemberontak mendeklarasikan era baru di Suriah dan menyatakan pemerintahan Assad telah berakhir.

    Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi al-Jalali mengatakan dirinya tidak berencana kabur seperti Assad. Dia ingin memastikan lembaga publik di Suriah tetap berfungsi dan pengalihan kekuasaan berlangsung damai.

    Pimpinan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Al Julani mengatakan semua pasukan oposisi di Damaskus dilarang mengambil alih lembaga publik. Dia mengatakan seluruh lembaga pemerintah tetap berada di bawah pengawasan PM Suriah sampai pengalihan kekuasaan secara resmi. Dia juga melarang ada tembakan perayaan.

    “Tetap berada di bawah pengawasan mantan Perdana Menteri sampai diserahkan secara resmi. Tembakan perayaan juga dilarang,” ujar Al-Julani dalam sebuah pernyataan.

    Meski demikian, pasukan oposisi dan warga tetap merayakan runtuhnya rezim Assad. Sejumlah foto juga menunjukkan tembakan perayaan yang dilepaskan oleh pasukan oposisi.

    (haf/imk)

  • Vladimir Putin Umumkan Rencana Penyebaran Rudal Oreshnik di Belarusia Tahun 2025 – Halaman all

    Vladimir Putin Umumkan Rencana Penyebaran Rudal Oreshnik di Belarusia Tahun 2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada hari ke-1018 perang Rusia-Ukraina, yang terjadi pada Sabtu, 7 Desember 2024, situasi di lapangan semakin memanas.

    Berikut adalah perkembangan terkini dari konflik yang berlangsung.

    Serangan Intensif Rusia

    Rusia melancarkan serangan intensif terhadap unit Ukraina di arah Kurakhovsky, dengan mencatatkan 35 serangan dalam sehari.

    Wilayah yang menjadi target serangan meliputi Starye Terny, Zarya, Solntsevka, Kurakhovoy, Dachnoye, dan Dalniy.

    Pada pukul 01:00 waktu setempat, lima drone Rusia terdeteksi memasuki wilayah udara Ukraina, seperti dilaporkan oleh Telegraf.

    Dukungan Jerman dan AS untuk Ukraina

    Kanselir Jerman, Olaf Scholz, mengungkapkan keyakinannya bahwa ia dan presiden terpilih AS, Donald Trump, dapat mengembangkan strategi bersama untuk mendukung Ukraina.

    Dalam wawancara dengan media Funke, Scholz menegaskan, “Tidak ada yang dapat diputuskan tanpa memberikan suara kepada rakyat Ukraina.” Ia juga menekankan pentingnya mengakhiri pembunuhan dan menjamin kemerdekaan serta kedaulatan Ukraina.

    Penolakan Pengiriman Rudal Taurus

    Namun, Scholz kembali mengesampingkan pengiriman rudal Taurus jarak jauh ke Ukraina, yang dapat digunakan untuk menyerang target di Rusia.

    “Pengiriman senjata tersebut berisiko menimbulkan eskalasi yang harus dihindari,” ujarnya.

    Korban Jiwa Akibat Serangan Rusia

    Serangan Rusia di kota Zaporizhzhia dan Kryvyi Rih pada Jumat, 6 Desember 2024, menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai lebih dari 40 orang.

    Gubernur daerah Zaporizhzhia melaporkan bahwa serangan terhadap bengkel mobil di kota tersebut mengubah fasilitas itu menjadi bola api, menewaskan 10 orang dan melukai 24 lainnya, termasuk dua anak-anak.

    Di Kryvyi Rih, serangan rudal terhadap gedung administrasi mengakibatkan dua orang tewas dan 19 lainnya terluka.

    Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan bahwa Rusia berencana untuk mengerahkan rudal hipersonik jarak menengah Oreshnik di Belarusia pada paruh kedua tahun depan.

    Pernyataan ini disampaikan setelah Putin menandatangani pakta pertahanan bersama dengan Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, dalam sebuah pertemuan puncak di Minsk.

    “Saya pikir ini akan menjadi mungkin pada paruh kedua tahun depan karena produksi serial sistem ini di Rusia meningkat,” kata Putin.

    Peluncuran rudal Oreshnik sebelumnya telah dilakukan di Dnipro, Ukraina, pada November lalu, yang disebut Putin sebagai uji coba pertama senjata tersebut dalam kondisi pertempuran.

    Rencana ini juga menjadi peringatan bagi sekutu Ukraina setelah mereka mengizinkan Ukraina menembakkan rudal ATACMS dan Storm Shadow ke wilayah Bryansk dan Kursk di Rusia.

    Dengan perkembangan ini, situasi di Ukraina terus memanas, dan dunia mengawasi langkah selanjutnya dalam konflik yang telah berlangsung lama ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Putin Muak Tentara Suriah Kabur, Rusia Ogah Evakuasi Presiden Bashar al-Assad jika Dikudeta Oposisi – Halaman all

    Putin Muak Tentara Suriah Kabur, Rusia Ogah Evakuasi Presiden Bashar al-Assad jika Dikudeta Oposisi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rusia tidak memiliki rencana untuk mengevakuasi sekutunya, Presiden Suriah Bashar Al-Assad, yang sedang menghadapi oposisi bersenjata yang mengancam akan menggulingkannya.

    “Rusia tidak punya rencana untuk menyelamatkan Assad dan tidak melihatnya muncul selama tentara presiden Suriah terus meninggalkan posisinya,” kata sumber yang dekat dengan Kremlin kepada Bloomberg, Jumat (6/12/2024).

    Sumber tersebut mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin muak dengan laporan pasukan Suriah di bawah rezim Assad telah melarikan diri dari posisi mereka, sehingga kelompok pemberontak dapat menguasai kota-kota penting.

    Sementara itu, keluarga Bashar al-Assad ternyata telah melarikan diri ke Rusia beberapa hari setelah pasukan pemberontak melancarkan serangan mendadak yang merebut sebagian besar wilayah di Suriah utara.

    “Asma al-Assad, istri presiden Suriah yang lahir di Inggris, melarikan diri bersama ketiga anak mereka minggu lalu,” menurut laporan Wall Street Journal, mengutip pejabat keamanan Suriah dan pejabat Arab.

    “Kedua saudara ipar Assad juga telah meninggalkan Suriah dan melakukan perjalanan ke Uni Emirat Arab,” kata sumber itu.

    Tidak jelas apakah Presiden Suriah Bashar Al-Assad tetap berada di negaranya.

    Sebuah saluran berita TV pro-Assad mengatakan presiden itu telah melakukan perjalanan ke Iran, tetapi kemudian membantah laporannya sendiri.

    Sementara itu, pejabat Mesir dan Yordania dikabarkan mendesak Presiden Bashar Al-Assad untuk meninggalkan Suriah dan membentuk pemerintahan di pengasingan.

    Perang saudara di Suriah kembali memanas setelah kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan militan sekutunya menyerbu kota Aleppo pada Rabu (27/11/2024).

    Mereka berhasil menembus pertahanan militer Suriah dan mengklaim berhasil merebut kota Aleppo, Idlib, Hama dan kini bersiap merebut Homs, sebelum menuju ke Damaskus.

    Perang Saudara di Suriah

    Perang saudara di Suriah dimulai pada tahun 2011 ketika rakyat Suriah berdemonstrasi menuntut diakhirinya kekuasaan keluarga Bashar al-Assad dari Partai Ba’ath selama puluhan tahun.

    Ayah Bashar, Hafez al-Assad yang berkuasa selama 29 tahun, mempersiapkannya untuk menjadi Presiden Suriah selanjutnya.

    Bashar al-Assad diyakini sebagai pengganti kakaknya, Bassel al-Assad yang seharusnya menjadi calon penerus ayahnya, meninggal dunia pada tahun 1994 karena kecelakaan.

    Rezim Hafez kemudian merevisi aturan usia calon presiden sehingga Bashar al-Assad dapat mencalonkan diri pada pemilu tahun 2000, menyusul kematian Hafez al-Assad.

    Setelah 11 tahun berkuasa, protes pecah pada tahun 2011 untuk menuntut pengunduran diri Bashar Al-Assad.

    Kekerasan meningkat ketika pasukan keamanan Suriah menembaki para demonstran, menewaskan sejumlah orang.

    Kelompok pemberontak, HTS dan faksi lainnya yang didukung Turki, muncul mengambil peran untuk meruntuhkan kekuasaan Bashar Al-Assad.

    Iran melakukan intervensi militer di Suriah pada tahun 2012, setelah memberikan bantuan politik dan logistik pada tahun sebelumnya.

    Pada tahun 2015, Rusia secara militer membantu Assad merebut kembali sebagian besar negara dari HTS, Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS), dan puluhan kelompok bersenjata yang didukung Amerika Serikat (AS).

    Pada tahun 2016, Presiden Bashar al-Assad berhasil mempertahankan kekuasaan di Aleppo, yang merupakan kota terbesar kedua di negara itu setelah Damaskus.

    Aksi saling serang antara militer Suriah dan kelompok pemberontak masih terjadi, hingga pada tahun 2020, Rusia dan Turki menengahi perjanjian gencatan senjata kedua pihak di Suriah.

    Namun, pertempuran meletus lagi baru-baru ini, ketika HTS dan milisi sekutunya menyerang kota Aleppo yang dikuasai pemerintah di Suriah utara pada hari Rabu (27/11/2024) dan merebut Kota Aleppo, Idlib, Hama, hingga Homs yang direbut baru-baru ini.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Putin Mulai Pusing, Ekonomi Rusia Makin Anjlok-Perang Lawan Inflasi

    Putin Mulai Pusing, Ekonomi Rusia Makin Anjlok-Perang Lawan Inflasi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Institut Studi Perang (ISW) mengungkapkan saat ini Kremlin khawatir tentang apa yang akan terjadi pada ekonomi Rusia, meskipun Presiden Vladimir Putin berupaya untuk membicarakan pertumbuhan negara itu di tengah inflasi yang tinggi.

    Meskipun Rusia telah mengatasi ketidakstabilan keuangan yang disebabkan oleh sanksi Barat, negara itu telah menikmati pertumbuhan yang relatif tinggi, didorong oleh pengeluaran militer yang memecahkan rekor.

    Putin mengakui masalah kenaikan harga ketika ia mengatakan pada forum bank VTB di Moskow pada Rabu (4/12/2024) tentang “perlunya untuk mengekang inflasi” dan “perang melawan inflasi,” menurut transkrip di situs web Kremlin.

    Namun, presiden Rusia juga menonjolkan hal positif ketika ia mengatakan ekonomi akan tumbuh sebesar 4% pada akhir tahun ini dan membanggakan pertumbuhan PDB sebesar 4,1% pada tahun hingga Oktober, yang sebagian didorong oleh manufaktur.

    ISW mengatakan komentar tersebut menunjukkan Putin “kemungkinan besar berusaha untuk memposisikan stabilitas ekonomi” setelah kepala Bank Sentral Elvira Nabiullina mengisyaratkan suku bunga acuan, yang sudah mencapai rekor 21%, bisa naik lebih tinggi lagi bulan ini.

    Dalam pidatonya, presiden Rusia membanggakan tingkat pengangguran sebesar 2,3%, meskipun ISW mengatakan presiden Rusia “gagal untuk mencatat” rekor rendah pengangguran karena banyak yang berperang di Ukraina dan “Rusia menderita kekurangan tenaga kerja yang signifikan,” yang telah memicu inflasi.

    Surat kabar bisnis Kommersant melaporkan pada Kamis, inflasi di Rusia mencapai 9%, lebih dari dua kali lipat target Bank Sentral sebesar 4%. Angka minggu ini menunjukkan harga pada November telah naik sebesar 1,51%.

    Hal ini menambah berita buruk bagi ekonomi Rusia dengan warga yang mengeluh tentang kenaikan biaya, terutama untuk produk pokok seperti kentang, susu, dan mentega.

    Media pemerintah Rusia RBC melaporkan bagaimana data Bank Sentral menunjukkan tabungan warga Rusia telah jatuh ke titik terendah dalam sejarah dan bisa turun lebih jauh lagi.

    Minggu lalu, rubel mencapai titik terendah dalam 32 bulan sebesar 114 terhadap dolar AS, yang mendorong Bank Sentral untuk menghentikan pembelian asing di pasar mata uang domestik selama sisa tahun 2024.

    Hal ini mengikuti tahap terbaru sanksi AS terhadap Rusia yang menargetkan puluhan lembaga keuangan termasuk Gazprombank, yang telah digunakan untuk pembeli asing pembayaran gas Rusia.

    (dce)