Tag: Vladimir Putin

  • AS: Tentara Korea Utara yang Dikerahkan Rusia Pilih Bunuh Diri Ketimbang Tertangkap di Ukraina – Halaman all

    AS: Tentara Korea Utara yang Dikerahkan Rusia Pilih Bunuh Diri Ketimbang Tertangkap di Ukraina – Halaman all

    AS: Tentara Korea Utara Bunuh Diri Ketimbang Tertangkap di Ukraina

    TRIBUNNEWS.COM – Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) di Gedung Putih John Kirby, mengatakan kalau Rusia mengerahkan “gelombang manusia” tentara Korea Utara di Ukraina.

    Kirby menyatakan, beberapa di antara tentara Korea Utara itu telah bunuh diri untuk menghindari penangkapan oleh pasukan Ukraina.

    Bunuh diri yang dilakukan tentara Korea Utara “kemungkinan besar terjadi karena takut akan tindakan balasan terhadap keluarga mereka di Korea Utara jika mereka ditangkap,” kata Kirby, dalam pernyataan yang dikutip NBC News, Jumat (27/12/2024) .

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam sebuah pernyataan kemarin bahwa setidaknya 3.000 tentara Korea Utara telah tewas atau terluka di wilayah Kursk Rusia.

    Adapuun Kirby mengatakan kalau ada 1.000 tentara Korea Utara yang tewas dalam seminggu terakhir saja.

    Perkiraan Amerika Serikat dan sekutunya menyebutkan Korea Utara mengerahkan sekitar 11.000 tentara di Ukraina.

    Baik Rusia maupun Korea Utara belum mengonfirmasi pengerahan ini secara terbuka.

    “Korea Utara melancarkan serangan massal dengan menggunakan kendaraan tempur terhadap posisi Ukraina di Kursk,” kata Kirby.

    Dia menambahkan bahwa “taktik gelombang manusia” ini tidak efektif.

    “Tentara Korea Utara ini tampaknya sangat terindoktrinasi, melancarkan serangan bahkan ketika jelas bahwa serangan tersebut sia-sia,” katanya

    Dia menambahkan kalau mereka diperlakukan sebagai “orang yang bisa dikorbankan” dengan digunakan dalam “serangan yang sia-sia terhadap pertahanan Ukraina”.

    Foto yang tersebar di Telegram memperlihatkan seorang tentara Korea Utara yang ditangkap oleh tentara Ukraina di wilayah Kursk, Rusia pada Kamis (26/12/2024). Badan Intelijen Korea Selatan mengonfirmasi kabar tersebut dari intelijen Ukraina. (Yonhap News)

    Satu Tentara Korea Utara Tertangkap Tapi Tewas Karena Luka-luka

    Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) melaporkan bahwa seorang tentara Korea Utara telah tewas setelah ditangkap oleh pasukan Ukraina.

    Tentara tersebut merupakan prajurit Korea Utara pertama yang ditangkap sejak pengiriman pasukan untuk mendukung Rusia dalam perang di Ukraina.

    Menurut laporan NIS, tentara yang terluka itu ditangkap hidup-hidup dan mengalami luka serius yang akhirnya menyebabkan kematiannya.

    Bagaimana Kronologi Penangkapan dan Kematian Tentara tersebut?

    Pada tanggal 27 Desember 2024, NIS mengonfirmasi bahwa pasukan Ukraina berhasil menangkap tentara Korea Utara yang terluka.

    Penangkapan ini terjadi di wilayah Kursk, Rusia, di mana beberapa tentara Korea Utara diketahui telah dikerahkan.

    NIS menyebutkan bahwa foto dan video tentara tersebut, yang menunjukkan kondisi tubuhnya yang sangat kurus dan terluka, mulai beredar di aplikasi pesan Telegram.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dalam pidatonya pada malam yang sama, menjelaskan bahwa pasukan Korea Utara yang terlibat di Kursk mengalami kerugian besar dan tidak mendapat perlindungan yang memadai dari pasukan Rusia.

    Dia menegaskan bahwa pasukan Rusia berupaya keras untuk mencegah penangkapan tentara Korea Utara oleh Ukraina, tetapi beberapa di antaranya telah terluka parah hingga tidak dapat diselamatkan.

    Berapa Banyak Tentara Korea Utara yang Terlibat dalam Konflik Ini?

    Sejak beberapa bulan lalu, sekitar 11.000 tentara dari Korea Utara telah dikerahkan untuk membantu Rusia setelah adanya perjanjian pertahanan antara Kim Jong-un dan Vladimir Putin.

    Hal ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun.

    Namun, NIS mengungkapkan bahwa prajurit Korea Utara, yang terlatih kurang baik dan beroperasi di wilayah yang tidak familiar, dengan cepat terpapar pada risiko yang tinggi.

    Apa Dampak dari Penangkapan Ini terhadap Konflik?

    Badan intelijen militer Ukraina (GUR) melaporkan bahwa tentara Korea Utara menghadapi kerugian besar dalam pertempuran di Kursk, termasuk masalah logistik yang serius, seperti kekurangan air minum.

    Pada minggu yang sama, Zelensky menyebutkan bahwa lebih dari 3.000 tentara Korea Utara telah tewas atau terluka.

    Juru bicara Gedung Putih juga mencatat bahwa sekitar 1.000 tentara Korea Utara mengalami kematian atau cedera dalam waktu seminggu.

    Siapa yang Menjadi Korban dalam Perang Ini?

    John Kirby, seorang juru bicara Gedung Putih, menyatakan bahwa pemimpin militer Rusia dan Korea Utara memperlakukan pasukan ini sebagai pasukan yang bisa dikorbankan.

    Ia menggambarkan serangan pasukan Korea Utara sebagai serangan massal tanpa strategi yang jelas dan menyatakan bahwa Presiden AS Joe Biden kemungkinan akan menyetujui paket bantuan keamanan tambahan untuk Ukraina dalam waktu dekat.

    Apa Selanjutnya bagi Ukraina dan Rusia?

    Pengerahan tentara Korea Utara mencerminkan peningkatan serius dalam dinamika perang.

    Rusia kini terlihat lebih agresif, dengan upaya untuk melibatkan sekutunya secara langsung dalam konflik.

    Di sisi lain, Slovakia telah mengonfirmasi akan menjadi tuan rumah perundingan damai antara Moskow dan Kyiv, meskipun Ukraina khawatir bahwa hasilnya akan menguntungkan Rusia, mengingat situasi yang tidak menguntungkan bagi mereka di medan perang.

    Dengan berlanjutnya konflik dan meningkatnya keterlibatan Korea Utara, prospek perdamaian tampaknya masih jauh dari jangkauan, dan kondisi di lapangan terus mengalami perubahan dramatis.

    Rudal Oreshnik Bergantung Suku Cadang Barat

    Terkait perkembangan situasi perang Rusia-Ukraina, rudal balistik Oreshnik, yang pertama kali diluncurkan Rusia terhadap Ukraina pada November 2024 lalu, ternyata diproduksi oleh perusahaan-perusahaan Rusia yang masih bergantung pada peralatan canggih dari Barat.

    Temuan ini berdasarkan analisis dari Financial Times, yang dilaporkan oleh Ukrinform.

    Dua lembaga rekayasa senjata terkemuka Rusia, yaitu Institut Teknologi Termal Moskow dan Sozvezdiye Concern, diidentifikasi oleh intelijen Ukraina sebagai pengembang rudal Oreshnik.

    Kedua lembaga tersebut merekrut karyawan yang berpengalaman dalam menggunakan sistem pengerjaan logam dari produsen asal Jerman dan Jepang.

    Hal ini menyoroti ketergantungan Kremlin pada sumber daya asing, khususnya di bidang kontrol numerik komputer (CNC), teknologi penting untuk memproduksi Oreshnik.

    Institut Teknologi Termal Moskow, yang memainkan peran penting dalam mengembangkan rudal balistik berbahan bakar padat Rusia, mengumumkan pada tahun 2024 bahwa mereka menggunakan sistem CNC dari Fanuc, Siemens, dan Heidenhain.

    Fanuc berasal dari Jepang, sementara Siemens dan Heidenhain berasal dari Jerman.

    Ketiga perusahaan tersebut adalah pemimpin dalam teknologi CNC presisi tinggi.

    Ketiga perusahaan ini disebutkan dalam iklan Sozvezdie, yang mencantumkan sistem kontrol otomatis dan sistem komunikasi untuk penggunaan militer sebagai salah satu spesialisasinya.

    Rudal Oreshnik (newsinfo.ru)

    Rudal yang Dibanggakan Putin

    Pada 21 November 2024, rudal Rusia menyerang fasilitas militer Ukraina di kota Dnipro.

    Setelah serangan itu, Presiden Rusia Vladimir Putin tampil di TV, membanggakan serangan yang dilancarkan oleh rudal hipersonik barunya.

    Putin memperingatkan Barat bahwa penggunaan rudal berikutnya bisa ditujukan terhadap sekutu Ukraina yang mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang wilayah Rusia.

    Putin mengatakan rudal itu disebut “Oreshnik,” yang dalam bahasa Rusia berarti “pohon hazelnut.”

    Apa yang Diketahui tentang Oreshnik?

    Mengutip AP News, senyum puas terpancar di wajah Putin saat ia menggambarkan bagaimana Oreshnik melesat ke sasarannya dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara, atau Mach 10, “seperti meteorit.”

    Putin mengklaim bahwa rudal tersebut kebal terhadap sistem pertahanan rudal apa pun.

    Pejabat militer Ukraina mengatakan rudal itu mencapai Mach 11.

    Jenderal Sergei Karakayev, kepala Pasukan Rudal Strategis Rusia, mengatakan Oreshnik dapat membawa hulu ledak nuklir maupun konvensional dan memiliki jangkauan untuk mencapai target di Eropa.

    Pentagon mengatakan Oreshnik adalah jenis rudal balistik jarak menengah eksperimental (IRBM), yang didasarkan pada rudal balistik antarbenua (ICBM) RS-26 Rubezh Rusia.

    Serangan pada bulan November menandai pertama kalinya senjata semacam itu digunakan dalam perang.

    Rudal jarak menengah dapat terbang antara 500 hingga 5.500 kilometer.

    Senjata semacam itu dilarang berdasarkan perjanjian era Soviet yang dibatalkan oleh Washington dan Moskow pada 2019.

    Direktorat Intelijen Utama Ukraina mengatakan rudal tersebut memiliki enam hulu ledak, yang masing-masing membawa enam submunisi.

    Muatannya berupa hulu ledak yang dapat ditargetkan secara independen, seperti sekelompok hazelnut yang tumbuh di pohon, yang menjadi inspirasi untuk nama rudal tersebut.

    Putin mengklaim senjata itu sangat kuat sehingga penggunaan beberapa rudal semacam itu — bahkan yang dilengkapi dengan hulu ledak konvensional — bisa sama dahsyatnya dengan serangan nuklir.

    “Oreshnik mampu menghancurkan bunker bawah tanah tiga, empat, atau lebih lantai di bawah tanah,” kata Putin dengan bangga, sambil mengancam akan menggunakannya terhadap distrik pemerintahan di Kiev.

  • Serangan Zelensky Usai Putin Minta Maaf atas Jatuhnya Pesawat Azerbaijan

    Serangan Zelensky Usai Putin Minta Maaf atas Jatuhnya Pesawat Azerbaijan

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin meminta maaf atas jatuhnya pesawat Azerbaijan di Kazakhstan yang menewaskan 38 orang. Pernyataan Putin itu pun langsung ‘diserang’ Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Dirangkum detikcom dari kantor berita AFP, Minggu (29/12/2024), pesawat dengan nomor penerbangan J2-8243 itu jatuh pada Rabu (25/12) waktu setempat di Aktau, Kazakhstan, setelah mengalihkan jalur penerbangan dari Rusia selatan, tempat Moskow menggunakan kawasan tersebut sebagai pertahanan udara melawan serangan drone Ukraina.

    Pesawat penumpang bikinan Embraer itu terbang dari Baku Azerbaijan menuju Grozny kawasan Cechnya di Rusia selatan. Namun pesawat itu belok menyeberangi Laut Kaspia. Kecelakaan terjadi di sisi selanjutnya dari Laut Kaspia.

    Sebanyak 38 orang dari 67 penumpang pesawat itu tewas karena kecelakaan tersebut. Pemantau penerbangan Rusia mengatakan ada hal darurat yang mungkin berupa tabrakan burung di pesawat itu.

    Atas insiden itu, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta maaf. Permintaan maaf itu disampaikan Putin kepada Presiden Alzerbaijan melalui telepon.

    Putin Minta Maaf Atas Jatuhnya Pesawat Azerbaijan

    Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin (dok AFP).

    Presiden Rusia Vladimir Putin meminta maaf atas jatuhnya pesawat Azerbaijan di Kazakhstan yang menewaskan 38 orang itu. Permintaan maaf itu disampaikan Putin kepada Presiden Alzerbaijan melalui telepon.

    Dilansir AFP, Minggu (29/12), Putin mengakui pertahanan udara Rusia sedang bekerja ketika pesawat penumpang itu mencoba mendarat di Grozny sebelum jatuh.

    Putin meminta maaf kepada Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev atas “insiden tragis” itu melalui panggilan telepon. Namun Putin tidak mengatakan pertahanan udara Rusia yang melakukan penembakan terhadap pesawat itu.

    Rusia sebelumnya mengatakan semestinya pesawat itu mendarat di Grozny, akan tetapi pesawat itu justru terjatuh di Kazakhstan barat, diserang oleh pesawat nirawak Ukraina hari itu.

    Kemudian di sejumlah jalan di Baku, Ibu Kota Azerbaijan, beberapa warga yang diwawancarai AFP mengatakan mereka mengharapkan permintaan maaf resmi dari sekutu Rusia.

    Moskow mengatakan Putin telah memberi tahu Aliyev bahwa pesawat itu telah mencoba mendarat di Grozny “beberapa kali”.

    “Selama waktu itu, Grozny, (kota) Mozdok dan Vladikavkaz diserang oleh pesawat tempur Ukraina dan pertahanan udara Rusia menangkis serangan ini,” kata Putin, berdasarkan keterangan Kremlin.

    “Vladimir Putin telah menyampaikan permintaan maafnya bahwa insiden tragis itu terjadi di wilayah udara Rusia dan sekali lagi menyampaikan belasungkawa yang dalam dan tulus kepada keluarga korban tewas, dan mendoakan agar mereka yang terdampak segera pulih,” bunyi pernyataan itu.

    Serangan Zelensky Usai Putin Minta Maaf

    Foto: Zelensky (AFP/SERGEI SUPINSKY).

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menelepon Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev usai Presiden Rusia Vladimir Putin menelepon Aliyev menyampaikan permintaan maaf atas jatuhnya pesawat Azerbaijan di Kazakhstan yang menewaskan 38 orang. Zelensky meminta setiap negara menekan Rusia untuk menghentikan kebohongan terkait bencana tersebut.

    Dilansir AFP, Minggu (29/12), Zelensky menuduh Moskow melakukan ‘kebohongan yang sama seperti yang diceritakan tentang MH-17’. Diketahui MH-17 merupakan pesawat Malaysia Airlines yang menurut para penyelidik internasional telah ditembak jatuh oleh rudal yang ditembakkan oleh pemberontak yang didukung Rusia di Ukraina timur pada tahun 2014.

    Diplomat utama Uni Eropa Kaja Kallas mengatakan kecelakaan itu merupakan’”pengingat yang jelas’ tentang MH17. Kallas menyerukan ‘investigasi internasional yang cepat dan independen’.

    Sejumlah maskapai penerbangan telah membatalkan penerbangan ke Rusia minggu ini setelah insiden itu, termasuk flydubai dan El Al dari Israel.

    Sebagian besar maskapai penerbangan Barat telah menghentikan penerbangan ke Rusia sejak Moskow melancarkan serangannya ke Ukraina.

    Sementara Kazakhstan — sekutu utama Rusia — telah bereaksi secara diam terhadap kecelakaan itu dan tidak menyalahkan Moskow, beberapa pejabat di Azerbaijan, yang juga memiliki hubungan dekat dengan Kremlin, menyerukan permintaan maaf.

    Halaman 2 dari 3

    (whn/aik)

  • Sosok Connie Bakrie yang Amankan Dokumen Penting Milik Hasto di Rusia, Isinya Skandal Elite Politik – Halaman all

    Sosok Connie Bakrie yang Amankan Dokumen Penting Milik Hasto di Rusia, Isinya Skandal Elite Politik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut ini sosok Connie Rahakundini Bakrie, Pakar atau Pengamat Militer yang disebut-sebut mengamankan dokumen penting Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto di Rusia.

    Connie Bakrie diketahui telah dititipi Sekjen PDIP Hasto sejumlah dokumen penting.

    Hal itu dibenarkan oleh Juru Bicara PDIP Guntur Romli.

    Pihaknya mengungkapkan bahwa bukti sejumlah video milik Hasto berisi skandal elite politik di Indonesia yang kini telah diamankan Connie ke Rusia. 

    Guntur Romli juga mengatakan, video-video tersebut nantinya akan segera dirilis sebagai bentuk solidaritas bagi Yasonna Laoly yang dinilai tengah alami kriminalisasi. 

    “Saudara Sekjen mau merilis video-video itu sebagai bentuk solidaritas atas pencekalan terhadap Bapak Yasonna Laoly yang juga korban kriminalisasi tanpa alasan yang jelas,” kata Guntur dihubungi Minggu (29/12/2024). 

    Lantas siapakah sosok Connie Bakrie?

    Profil dan sepak terjang Connie Rahakundini Bakrie

    Connie adalah seorang pengamat bidang militer dan pertahanan keamanan Indonesia.

    Diketahui sebelumnya, Connie sempat menjadi anggota Dewan Pakar DPP Partai NasDem (jalur anggota non-partai), namun dirinya mengundurkan diri.

    Connie juga dikenal sebagai seorang akademisi, bahkan buah pikirannya pernah dirangkum dalam sebuah buku berjudul ‘Aku adalah peluru: Mahabbah Connie Rahakundini Bakrie dalam jejak peradaban maritim’.

    Buku ini ditulis oleh Bara Pattyradja, seorang penyair dan sastrawan.

    Sosok Connie yang lekat dengan dunia militer atau pertahanan keamanan ada dalam buku tersebut.

    Pemikirannya mengenai sektor militer dan pertahanan keamanan sangat kental mewarnai buku ‘Aku adalah Peluru’, melansir kebudayaan.kemdikbud.go.id.

    Diketahui Connie Bakrie lahir dari seorang Ibu bernama Ani Sekarningsih, berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat.

    Ibu Connie merupakan seorang penulis, ahli tarot dan fotografer kenamaan.

    Sementara Ayah Connie adalah Bakri Arbie merupakan seorang ahli nuklir Indonesia generasi kedua setelah Dr Baiquni yang berasal dari Desa Yosonegoro (Kampung Jawa Tondano) Gorontalo, Sulawesi, melansir Wikipedia.

    Connie Bakrie merupakan istri dari Letnan Jenderal TNI (Purn) Djaja Suparman, seorang mantan perwira tinggi militer TNI Angkatan Darat berbintang tiga.

    Diketahui Letnan Jenderal TNI (Purn) Djaja Suparman merupakan mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), dan orang pertama Suku Sunda yang menjabat Pangdam V/Brawijaya.

    Perempuan kelahiran Bandung, 3 November 1964 ini diketahui pernah ikut serta dalam proses perumusan kebijakan di DPR Komisi I dan DPRD, Kemenkopolhukam, Kemhan, Kemlu, Wantanas, Lemhanas, Wantipres dan Badan Intelijen Negara serta lainnya.

    Connie dikenal sebagai Analis Pertahanan, Militer dan Intelejen serta penulis dari dua buku penting terkait Militer Indonesia dan Pertahanan Negara (Defending Indonesia, 2009 dan Pembangunan Kekuatan & Postur Ideal TNI 2007).

    Connie kerap menyampaikan paparan pemikiran di pentas pertemuan Internasional, antara lain pada National Defense University (NDU), Washington D.C. Global Security Meeting di Bratislava, Slovakia, ASEM-EU Regional Security Architecture Meetings, Centre for Security Policy (CCSP), Switzerland.

    Connie diketahui juga sebagai Dewan Pengawas Industri Pertahanan Swasta Nasional.

    Ia menjadi salah satu dari 22 orang Future Leaders yang terpilih oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston, USA, di Ideas Batch III.

    Berdialog dengan Vladimir Putin

    Connie pernah menjadi buah bibir masyarakat saat dirinya berdialog dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

    Bahkan Connie sempat meminta izin untuk berfoto dengan Vladimir Putin.

    Diketahui Vladimir Putin terlihat sedang menghadiri acara bernama Valdai International Discussion Club, di mana dalam acara itu hadir juga Connie Bakrie yang disebut sebagai tamu dari Indonesia oleh moderator.

    Melansir tayangan YouTube Tribun Timur, bahkan Connie mengatakan soal fans Putin di Indonesia.

    “Teman-temanmu di Indonesia luar biasa. Semua orang mengatakan URRA sepanjang waktu,” kata Connie kepada Putin.

    “Dan pertanyaan saya kedua adalah, bisakah saya berfoto dengan Anda nanti? Terima kasih,” tanya Connie lagi.

    Putin pun sempat tertawa mendengar pertanyaan dari Connie.

    Lantas dirinya menjawab:

    “Ya dengan senang hati (bisa berfoto bersama), dengan wanita cantik seperti itu, dengan senang hati,” kata Putin.

    Lantas Putin melanjutkan pernyataannya termasuk soal hubungan baik dengan Indonesia dengan Joko Widodo (Jokowi).

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Rahmat Fajar Nugraha)

  • Serangan Zelensky Usai Putin Minta Maaf atas Jatuhnya Pesawat Azerbaijan

    Zelensky Soroti Permintaan Maaf Putin soal Jatuhnya Pesawat Azerbaijan

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menelepon Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev usai Presiden Rusia Vladimir Putin menelepon Aliyev menyampaikan permintaan maaf atas jatuhnya pesawat Azerbaijan di Kazakhstan yang menewaskan 38 orang. Zelensky meminta setiap negara menekan Rusia untuk menghentikan kebohongan terkait bencana tersebut.

    Dilansir AFP, Minggu (29/12/2024), Zelensky menuduh Moskow melakukan ‘kebohongan yang sama seperti yang diceritakan tentang MH-17’. Diketahui MH-17 merupakan pesawat Malaysia Airlines yang menurut para penyelidik internasional telah ditembak jatuh oleh rudal yang ditembakkan oleh pemberontak yang didukung Rusia di Ukraina timur pada tahun 2014.

    Diplomat utama Uni Eropa Kaja Kallas mengatakan kecelakaan itu merupakan’”pengingat yang jelas’ tentang MH17. Kallas menyerukan ‘investigasi internasional yang cepat dan independen’.

    Sejumlah maskapai penerbangan telah membatalkan penerbangan ke Rusia minggu ini setelah insiden itu, termasuk flydubai dan El Al dari Israel.

    Sebagian besar maskapai penerbangan Barat telah menghentikan penerbangan ke Rusia sejak Moskow melancarkan serangannya ke Ukraina.

    Sementara Kazakhstan — sekutu utama Rusia — telah bereaksi secara diam terhadap kecelakaan itu dan tidak menyalahkan Moskow, beberapa pejabat di Azerbaijan, yang juga memiliki hubungan dekat dengan Kremlin, menyerukan permintaan maaf.

    Putin Minta Maaf Atas Jatuhnya Pesawat Azerbaijan

    Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta maaf atas jatuhnya pesawat Azerbaijan di Kazakhstan yang menewaskan 38 orang. Permintaan maaf itu disampaikan Putin kepada Presiden Alzerbaijan melalui telepon.

    Putin meminta maaf kepada Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev atas “insiden tragis” itu melalui panggilan telepon. Namun Putin tidak mengatakan pertahanan udara Rusia yang melakukan penembakan terhadap pesawat itu.

    Rusia sebelumnya mengatakan semestinya pesawat itu mendarat di Grozny, akan tetapi pesawat itu justru terjatuh di Kazakhstan barat, diserang oleh pesawat nirawak Ukraina hari itu.

    Kemudian di sejumlah jalan di Baku, Ibu Kota Azerbaijan, beberapa warga yang diwawancarai AFP mengatakan mereka mengharapkan permintaan maaf resmi dari sekutu Rusia.

    Moskow mengatakan Putin telah memberi tahu Aliyev bahwa pesawat itu telah mencoba mendarat di Grozny “beberapa kali”.

    “Selama waktu itu, Grozny, (kota) Mozdok dan Vladikavkaz diserang oleh pesawat tempur Ukraina dan pertahanan udara Rusia menangkis serangan ini,” kata Putin, berdasarkan keterangan Kremlin.

    “Vladimir Putin telah menyampaikan permintaan maafnya bahwa insiden tragis itu terjadi di wilayah udara Rusia dan sekali lagi menyampaikan belasungkawa yang dalam dan tulus kepada keluarga korban tewas, dan mendoakan agar mereka yang terdampak segera pulih,” bunyi pernyataan itu.

    Sementara itu berdasarkan pernyataan dari kantor Aliyev melalui panggilan telepon tersebut tampaknya menunjukkan tidak ada keraguan bahwa pesawat itu ditembak di atas Rusia.

    “Presiden Ilham Aliyev menekankan bahwa pesawat penumpang Azerbaijan Airlines mengalami gangguan fisik dan teknis eksternal saat berada di wilayah udara Rusia, yang mengakibatkan hilangnya kendali sepenuhnya,” kata Aliyev.

    Aliyev juga menyoroti beberapa lubang di badan pesawat, cedera yang dialami penumpang dan awak akibat partikel asing yang menembus kabin di tengah penerbangan, dan kesaksian dari pramugari dan penumpang yang selamat mengonfirmasi bukti adanya gangguan fisik dan teknis eksternal.”

    Sebelumnya, Pesawat dengan nomor penerbangan J2-8243 itu jatuh pada Rabu (25/12) waktu setempat di Aktau, Kazakhstan, setelah mengalihkan jalur penerbangan dari Rusia selatan, tempat Moskow menggunakan kawasan tersebut sebagai pertahanan udara melawan serangan drone Ukraina.

    Pesawat penumpang bikinan Embraer itu terbang dari Baku Azerbaijan menuju Grozny kawasan Cechnya di Rusia selatan. Namun pesawat itu belok menyeberangi Laut Kaspia. Kecelakaan terjadi di sisi selanjutnya dari Laut Kaspia.

    Sebanyak 38 orang dari 67 penumpang pesawat itu tewas karena kecelakaan tersebut. Pemantau penerbangan Rusia mengatakan ada hal darurat yang mungkin berupa tabrakan burung di pesawat itu.

    Lihat juga video: Korban Selamat Ungkap Ada 2 Ledakan Sebelum Pesawat Azerbaijan Jatuh

    (yld/knv)

  • Putin Telepon Presiden Azerbaijan, Minta Maaf soal Jatuhnya Pesawat

    Putin Telepon Presiden Azerbaijan, Minta Maaf soal Jatuhnya Pesawat

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin meminta maaf atas jatuhnya pesawat Azerbaijan di Kazakhstan yang menewaskan 38 orang. Permintaan maaf itu disampaikan Putin kepada Presiden Alzerbaijan melalui telepon.

    Dilansir AFP, Minggu (29/12/2024), Putin mengakui pertahanan udara Rusia sedang bekerja ketika pesawat penumpang itu mencoba mendarat di Grozny sebelum jatuh.

    Putin meminta maaf kepada Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev atas “insiden tragis” itu melalui panggilan telepon. Namun Putin tidak mengatakan pertahanan udara Rusia yang melakukan penembakan terhadap pesawat itu.

    Rusia sebelumnya mengatakan semestinya pesawat itu mendarat di Grozny, akan tetapi pesawat itu justru terjatuh di Kazakhstan barat, diserang oleh pesawat nirawak Ukraina hari itu.

    Kemudian di sejumlah jalan di Baku, Ibu Kota Azerbaijan, beberapa warga yang diwawancarai AFP mengatakan mereka mengharapkan permintaan maaf resmi dari sekutu Rusia.

    Moskow mengatakan Putin telah memberi tahu Aliyev bahwa pesawat itu telah mencoba mendarat di Grozny “beberapa kali”.

    “Selama waktu itu, Grozny, (kota) Mozdok dan Vladikavkaz diserang oleh pesawat tempur Ukraina dan pertahanan udara Rusia menangkis serangan ini,” kata Putin, berdasarkan keterangan Kremlin.

    Sementara itu berdasarkan pernyataan dari kantor Aliyev melalui panggilan telepon tersebut tampaknya menunjukkan tidak ada keraguan bahwa pesawat itu ditembak di atas Rusia.

    “Presiden Ilham Aliyev menekankan bahwa pesawat penumpang Azerbaijan Airlines mengalami gangguan fisik dan teknis eksternal saat berada di wilayah udara Rusia, yang mengakibatkan hilangnya kendali sepenuhnya,” kata Aliyev.

    Aliyev juga menyoroti ‘beberapa lubang di badan pesawat, cedera yang dialami penumpang dan awak akibat partikel asing yang menembus kabin di tengah penerbangan, dan kesaksian dari pramugari dan penumpang yang selamat mengonfirmasi bukti adanya gangguan fisik dan teknis eksternal’.

    Sementara itu para penyintas telah memberi tahu media tentang mendengar “ledakan” saat pesawat berusaha mendarat.

    Kantor Aliyev mengatakan pihaknya menginginkan penyelidikan “untuk memastikan mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban.”

    Sebelumnya, Pejabat Amerika Serikat (AS) menduga Azerbaijan Airlines jatuh di Kazakhstan karena rudal Rusia. Dugaan ini sudah buru-buru dibantah Rusia, namun sumber dari Azerbaijan mengatakan rudal itu tak sengaja mengenai pesawat nahas tersebut.

    Dilansir Reuters yang mengutip sumber Azerbaijan, Jumat (27/12/2024), hasil awal dari investigasi Azerbaijan menunjukkan bahwa pesawat itu kena hantam sistem pertahanan udara Rusia bernama Pantsir-S.

    Alat komunikasi pesawat tersebut sempat kolaps disebabkan oleh sistem pertahanan elektronik yang mendekati Grozny. Sumber itu mengatakan Azerbaijan berharap Rusia mengakui kesalahan di tragedi ini.

    Diketahui, pesawat dengan nomor penerbangan J2-8243 itu jatuh pada Rabu (25/12) waktu setempat di Aktau, Kazakhstan, setelah mengalihkan jalur penerbangan dari Rusia selatan, tempat Moskow menggunakan kawasan tersebut sebagai pertahanan udara melawan serangan drone Ukraina.

    Pesawat penumpang bikinan Embraer itu terbang dari Baku Azerbaijan menuju Grozny kawasan Cechnya di Rusia selatan. Namun pesawat itu belok menyeberangi Laut Kaspia. Kecelakaan terjadi di sisi selanjutnya dari Laut Kaspia.

    Sebanyak 38 orang dari 67 penumpang pesawat itu tewas karena kecelakaan tersebut. Pemantau penerbangan Rusia mengatakan ada hal darurat yang mungkin berupa tabrakan burung di pesawat itu.

    (yld/gbr)

  • Putin Cabut Kelompok Taliban dan HTS Dari Daftar Teroris – Halaman all

    Putin Cabut Kelompok Taliban dan HTS Dari Daftar Teroris – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM — Lembaga asal Amerika Serikat, Institute for the Study of War (ISW) menyebut pemimpin Rusia, Vladimir Putin telah menghapus Taliban dan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dari daftar organisasi teroris.

    Dengan demikian hubungan Rusia dengan dua organisasi penguasa Afghanistan dan Suriah tersebut kini telah cair.

    Taliban adalah kelompok yang kini menguasai Afghanistan setelah Amerika Serikat meninggalkan negara itu di zaman Presiden Donald Trump berkuasa.

    Sementara Tahrir al-Sham (HTS) berkuasa di Suriah setelah menggulingkan rezim Bashar Al Assad belum lama ini.

    Dikutip dari Ukrainska Pravda, ISW menyebut Putin telah menandatangani dekrit yang memberi wewenang kepada pemerintah Rusia untuk menghapus organisasi tertentu dari daftar kelompok terorisnya. 

    Dekrit tersebut termasuk Taliban, yang saat ini memerintah Afghanistan, dan HTS, yang baru-baru ini mengambil alih kekuasaan di Suriah. 

    Keputusan tersebut dipandang sebagai bagian dari strategi Rusia yang lebih luas untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan kelompok-kelompok ini.

    Para blogger militer Rusia menyarankan bahwa tindakan ini akan mendorong kerja sama politik dan ekonomi antara Rusia dan Taliban, yang berpotensi memfasilitasi terciptanya rute perdagangan baru melalui Afghanistan. 

    Dekrit tersebut juga memberikan kesempatan bagi Rusia untuk bekerja sama dengan pemerintah sementara Suriah yang dipimpin oleh HTS. Para analis mengamati bahwa hal ini akan memungkinkan Rusia untuk mengamankan dan mempertahankan pangkalan militernya di Suriah.

    Taliban, seperti dilansir dari BBC adalah kelompok yang mulai berjuang di selatan Afghanstan pada 1990-an. Nama Taliban berasal dari bahasa Pashtun yang artinya adalah murid atau mahasiswa.

    Sempat berkuasa pada 2000-an, Taliban kemudian didongkel sebagai penguasa Afghanistan. Amerika Serikat pun menempatkan ribuan pasukannya di negara itu.

    Akan tetapi Presiden AS Donald Trump akhirnya menarik pasukannya dari Kabul dan menyerahkan kekuasaannya pada Taliban di tahun 2021. Oleh kebanyakan negara Barat, Taliban masih disebut sebagai organisasi teroris.

    Sementara Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) adalah koalisi kelompok pemberontak Islam Sunni yang berbasis di Suriah utara yang berkembang dari Jabhat al-Nusrah, atau “Front Nusrah,” bekas cabang al-Qa’ida di Suriah.

    Selama tahun-tahun awal pemberontakan Suriah, pertikaian internal antara Front Nusrah, ISIS, dan faksi-faksi yang bersekutu dengan kelompok-kelompok ini untuk memperebutkan wilayah, pendapatan, dan perlawanan terhadap rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.

  • Selama November 2024, Rusia Caplok Wilayah Ukraina Seluas Kota New York – Halaman all

    Selama November 2024, Rusia Caplok Wilayah Ukraina Seluas Kota New York – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM — Rusia semakin ‘ngegas’ meningkatkan upayanya mencaplok wilayah di Ukraina bagian timur.

    Paling tidak, wilayah Donetsk saat ini menjadi daerah yang paling banyak dicaplok oleh pasukan Vladimir Putin tersebut.

    Hal ini menjadi kakhawatiran tersendiri bagi Barat, pasalnya wilayah yang dicaplok Rusia semakin membengkak.

    Relawan Taras Chmut dikutip dari Strana belum lama ini mengatakan, di Donetsk saja sejak Juni 2024 lalu Ukraina telah kehilangan tanahnya seluas 1.110 kilometer persegi.

    Relawan tersebut menjabarkan luas yang dicaplok Rusia tersebut semakin lama semakin membesar.

    Ia menyebutkan pada bulan Juni, Angkatan Bersenjata Ukraina kehilangan 100 km persegi, pada bulan September – 400 km persegi, dan pada bulan November membengkak 610 km persegi.

    Rusia telah memperoleh wilayah teritorial terbanyak di Donetsk, dengan wilayah seluas 1.804 km persegi sejak awal tahun. Pada bulan November saja, wilayahnya telah bertambah 1.006 km persegi.

    Kemajuan di Donetsk pada bulan November menandai kemajuan terbesar Rusia di wilayah tersebut sejak Mei 2022. Kemajuan ini merupakan sebagian besar keberhasilan Rusia di medan perang baru-baru ini.

    Pada bulan Oktober, Rusia merebut kota Vuhledar, benteng utama di Donetsk selatan yang telah bertahan dari serangan Rusia berulang kali sejak awal perang.

    Sejak bulan April, Rusia telah bergerak maju menuju kota Pokrovsk, ibu kota regional dan tujuan militer utama. Beberapa kota telah direbut dalam kemajuan ini, termasuk Novohrodivka, kota dengan populasi sebelum perang sebanyak 15.000 jiwa.

    Pemetaan tanah yang telah direbut Rusia selama tahun lalu mengungkap bagaimana Rusia sebagian besar telah merebut tanah pertanian tetapi gagal memperoleh keuntungan signifikan di seluruh wilayah dengan nilai perkotaan atau infrastruktur yang besar.

    Peperangan Ukraina dengan Rusia di Donetsk (Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina via Ukrinform)

     Sementara The Guardian menyebutkan, Ukraina kehilangan wilayah yang setara dengan luas kota New York di Amerika Serikat, akibat serangan pasukan Rusia pada bulan November 2024. Ini menjadi angka bulanan terburuk bagi pembela Ukraina sejak September 2022.

    Data Institut Studi Perang (ISW) menunjukkan bahwa pasukan Rusia telah merebut wilayah seluas 2.233 km persegi (862 mil persegi). Pada tahun 2024, mereka telah merebut sekitar 2.656 km persegi.

    Wilayah yang direbut Rusia pada bulan November berjumlah 1.202 km persegi, kira-kira sama luasnya dengan Kota New York. 

    Namun, para ahli berpendapat bahwa sebagian besar wilayah tersebut merupakan pedesaan dan tidak memiliki nilai strategis atau operasional yang besar. 

    Pasukan Rusia sebagian besar telah mengepung tetapi belum merebut kota-kota besar, dan beberapa jalur kereta api atau jalan raya utama telah terputus baru-baru ini.

    Kontrol Rusia atas wilayah Ukraina telah meningkat dari 17,4 persen pada November 2023 menjadi 17,9% pada 30 November 2024.

    Sementara euronews mengabarkan, Rusia telah memperoleh wilayah teritorial terbanyak di Donetsk, dengan wilayah seluas 1.804 km persegi sejak awal tahun. Pada bulan November saja, wilayahnya telah bertambah 1.006 km persegi.

    Meski demikian angka tepatnya tidak diketahui.

    Kemajuan di Donetsk pada bulan November menjadi yang terbesar Rusia di wilayah tersebut sejak Mei 2022. Kemajuan ini merupakan sebagian besar keberhasilan Rusia di medan perang baru-baru ini.

    Pada bulan Oktober, Rusia merebut kota Vuhledar, benteng utama di Donetsk selatan yang telah bertahan dari serangan Rusia berulang kali sejak awal perang.

    Pemetaan tanah yang telah direbut Rusia selama tahun lalu mengungkap bagaimana Rusia sebagian besar telah merebut tanah pertanian tetapi gagal memperoleh keuntungan signifikan di seluruh wilayah dengan nilai perkotaan atau infrastruktur yang besar.

    Semakin cepatnya penguasaan Rusia di Ukraina tak lepada dari langkah Presden Volodymyr Zelensky yang berusaha menginvasi Kursk.

    Sebagian besar pasukan terlatihnya dikerahkan untuk menyerang wilayah Kursk yang berada di perbatasan tersebut. Namun langkah itu jadi bumerang, wilayah lain di Donetsk jadi tak terjaga secara baik dan Vladimir Putin menggunakan kesempatan tersebut untuk menyerang Ukraina. 

    (Tribunnews.com/Strana/euronews.com/Guardian)

     

     

  • Presiden Rusia Vladimir Putin Ucapkan Belasungkawa soal Jatuhnya Azerbaijan Airlines di Kazakhstan – Halaman all

    Presiden Rusia Vladimir Putin Ucapkan Belasungkawa soal Jatuhnya Azerbaijan Airlines di Kazakhstan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin meminta maaf kepada pemimpin Azerbaijan atas insiden tragis di atas Rusia, terkait pesawat Azerbaijan Airlines jatuh setelah sistem pertahanan udara Rusia ditembakkan terhadap pesawat nirawak Ukraina. 

    Mengutip Reuters pada Minggu (29/12/2024), Putin menelepon Presiden Ilham Aliyev dan meminta maaf atas insiden tragis yang terjadi di wilayah udara Rusia. 

    “Sekali lagi menyampaikan belasungkawa yang dalam dan tulus kepada keluarga korban dan mendoakan pemulihan yang cepat bagi yang terluka,” kata Kremlin, kantor presiden Rusia.

    “Saat itu, Grozny, Mozdok, dan Vladikavkaz diserang oleh kendaraan udara tak berawak Ukraina, dan sistem pertahanan udara Rusia menangkis serangan ini.” 

    Kremlin mengatakan spesialis sipil dan militer sedang diperiksa. Putin juga menelepon Kassym-Jomart Tokayev, mitranya di Kazakhstan untuk menyampaikan belasungkawa atas hilangnya nyawa dalam kecelakaan itu. 

    Adapun atas insiden jatuhnya pesawat penerbangan J2-8243, Kremlin tidak mengatakan Rusia telah menembak jatuh pesawat itu, hanya mencatat bahwa kasus pidana telah dibuka. 

    Diketahui penerbangan J2-8243, dalam perjalanan dari Baku ke ibu kota Chechnya, Grozny, jatuh pada hari Rabu di dekat Aktau di Kazakhstan setelah dialihkan dari Rusia selatan, tempat pesawat nirawak Ukraina dilaporkan menyerang beberapa kota. Setidaknya 38 orang tewas. 

    Empat sumber yang mengetahui temuan awal investigasi Azerbaijan mengatakan kepada Reuters pada hari Kamis, bahwa sistem pertahanan udara Rusia secara keliru menembak jatuh pesawat itu. Penumpang mengatakan mereka mendengar suara keras di luar pesawat. 

    Sementara pada hari Sabtu, Presiden AS Joe Biden menanggapi pertanyaan yang diteriakkan tentang apakah Putin harus bertanggung jawab atas kecelakaan itu saat dia meninggalkan gereja di St. Croix di Kepulauan Virgin AS, tempat dia sedang berlibur. 

    “Tampaknya dia melakukannya, tetapi saya belum berbicara dengannya atau tim saya,” kata Biden.

    Gedung Putih mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah melihat indikasi awal yang menunjukkan bahwa pesawat itu mungkin ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia. Di satu sisi, Washington telah menawarkan bantuan untuk penyelidikan kecelakaan tersebut. 

  • Jelang Lengser, Biden Bakal Kirim Senjata US,25 Miliar ke Ukraina

    Jelang Lengser, Biden Bakal Kirim Senjata US$1,25 Miliar ke Ukraina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) dipastikan akan segera mengumumkan pengiriman bantuan militer senilai US$ 1,25 miliar ke Ukraina.

    Sebagaimana diungkap oleh para pejabat AS pada Jumat (27/12/2024), rencana ini diusung seiring upaya pemerintahan Joe Biden untuk menyalurkan bantuan sebanyak mungkin ke Kyiv sebelum meninggalkan jabatannya pada tanggal 20 Januari.

    Melansir dari CNBC Internasional, paket bantuan yang besar ini mencakup berbagai jenis amunisi, termasuk sistem rudal permukaan ke udara canggih nasional dan sistem pertahanan udara Hawk. AS juga akan mengirim bantuan militer berupa rudal stinger serta peluru artileri 155 mm dan 105 mm.

    Para pejabat AS, yang mengatakan bahwa mereka memproyeksikan pengumuman akan dibuat oleh pemerintah AS pada hari Senin (30/12/2024), berbicara dengan syarat anonim untuk memberikan rincian yang belum dipublikasikan.

    Bantuan militer baru ini datang ketika Rusia telah meluncurkan rentetan serangan terhadap fasilitas-fasilitas pembangkit listrik Ukraina dalam beberapa hari terakhir. Di sisi lain, Ukraina mengklaim telah mencegat sebagian besar rudal dan pesawat tak berawak AS.

    Pasukan Rusia dan Ukraina juga masih terlibat dalam pertempuran sengit di sekitar wilayah perbatasan Rusia di Kursk, di mana Moskow telah mengirim ribuan tentara Korea Utara untuk membantu merebut kembali wilayah yang direbut Ukraina.

    Awal Desember ini, para pejabat pertahanan senior AS mengakui bahwa Departemen Pertahanan AS mungkin tidak dapat mengirim seluruh sisa persediaan senjata dan peralatan Pentagon senilai US$ 5,6 miliar yang telah disahkan oleh Kongres untuk Ukraina sebelum Presiden terpilih Donald Trump dilantik.

    Trump sendiri telah berbicara mengenai penyelesaian yang dinegosiasikan antara Ukraina dan Rusia, serta berbicara mengenai hubungannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Banyak pemimpin AS dan Eropa yang khawatir bahwa hal ini akan menghasilkan kesepakatan buruk bagi Ukraina. Mereka khawatir bahwa Trump tidak akan memberikan seluruh dana senjata yang telah disetujui oleh Kongres kepada Ukraina.

    Bantuan dalam paket baru ini berada di bawah otoritas presiden, yang memungkinkan Pentagon untuk mengambil senjata dari gudang dan mengirimkan dengan cepat ke Ukraina. Bantuan terbaru ini akan mengurangi jumlah yang tersisa menjadi sekitar US$ 4,35 miliar.

    Para pejabat AS berharap bahwa masuknya bantuan militer akan membantu memperkuat pertahanan Ukraina, mengingat Zelensky memutuskan bahwa inilah saatnya untuk bernegosiasi.

    Lebih lanjut, seorang pejabat senior pertahanan mengatakan, meskipun AS akan terus menyediakan senjata untuk Ukraina hingga 20 Januari 2025, mungkin masih ada sisa dana yang bisa digunakan oleh pemerintahan Trump mendatang.

    Menurut Pentagon, ada sekitar US$1,2 miliar yang tersisa dari pendanaan jangka panjang melalui Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina yang dapat digunakan untuk membayar kontrak senjata yang tidak akan dikirim selama satu tahun atau lebih. Pemerintah AS mengantisipasi untuk mengeluarkan semua uang tersebut sebelum akhir tahun ini.

    Jika paket baru ini disertakan, maka AS telah memberikan lebih dari US$ 64 miliar dalam bentuk bantuan keamanan kepada Ukraina sejak Rusia menginvasi pada Februari 2022.

    (haa/haa)

  • Harga Gas Eropa Naik, Putin Hentikan Jalur Utama Pasokan via Ukraina

    Harga Gas Eropa Naik, Putin Hentikan Jalur Utama Pasokan via Ukraina

    JAKARTA – Harga gas di Eropa tercatat melonjak lebih dari 2 persen pada Jumat, 27 Desember, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan penghentian jalur utama pengangkutan gas melalui Ukraina. Langkah ini memicu kekhawatiran atas pasokan energi di tengah konflik yang terus berlangsung antara kedua negara.

    Harga acuan gas Eropa naik menjadi sekitar 47 euro per megawatt jam, tertinggi dalam tiga minggu terakhir. Kenaikan ini terjadi setelah Putin menyatakan tidak ada cukup waktu untuk mencapai kesepakatan baru terkait transit gas sebelum kontrak yang ada habis pada akhir tahun.

    “Mereka (Ukraina) telah mengumumkan tidak akan memperpanjang kontrak. Tidak ada kontrak, dan tidak mungkin menyelesaikannya dalam waktu tiga hingga empat hari,” ujar Putin dalam pengarahan yang disiarkan televisi pada Kamis, 26 Desember, dilansir dari The Telegraph, Sabtu, 28 Desember

    Meski tengah berperang, Rusia masih mengekspor gas ke sejumlah negara Eropa melalui pipa Urengoy–Pomary-Uzhhorod, yang dikenal sebagai pipa Brotherhood. Jalur ini melintasi wilayah timur laut Ukraina, menyusuri Sungai Dnipro, dan berakhir di perbatasan barat Ukraina sebelum mengalir ke negara-negara seperti Slovakia, Hungaria, dan Austria.

    Jalur ini menjadi sumber pendapatan besar bagi Rusia dan Ukraina. Pada tahun 2024, Rusia diperkirakan meraup sekitar 5 miliar dolar AS dari penjualan gas melalui Ukraina, sementara Ukraina memperoleh sekitar 1 miliar dolar AS dari biaya transit.

    Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan pihaknya tidak akan memperbarui kontrak kecuali Rusia setuju untuk menunda pembayaran hingga perang berakhir—a syarat yang ditolak keras oleh Moskow.

    Ketergantungan negara-negara Eropa pada gas Rusia tetap tinggi, meskipun banyak negara telah mengurangi hubungan energi mereka dengan Moskow sejak konflik dimulai. Slovakia, misalnya, masih mendapatkan 60 persen pasokan gasnya dari Rusia melalui Ukraina pada tahun 2023, sementara Hungaria bergantung pada energi Rusia untuk 80 persen kebutuhan energinya.

    Austria sebelumnya menerima lebih dari 90 persen gasnya dari Rusia sebelum perselisihan kontrak memicu penghentian pasokan oleh Gazprom pada November. Namun, pemerintah Slovakia dan mitranya di Hungaria, Austria, serta Italia sedang berupaya memperpanjang kesepakatan untuk menjaga kestabilan pasokan energi mereka.

    Langkah Putin ini berpotensi memperburuk krisis energi di Eropa, memaksa negara-negara untuk mengandalkan jalur alternatif yang terbatas, termasuk pipa gas melalui Turki.

    Dampak dari kebijakan ini akan menjadi ujian besar bagi ketahanan energi Eropa di musim dingin ini. Bagaimana negara-negara Eropa mengatasi tantangan ini akan menjadi sorotan utama di tengah geopolitik yang terus memanas.