Tag: Valentino Rossi

  • Rossi Disanjung Gegara Dominan, Kok Marquez Malah Dikomplain?

    Rossi Disanjung Gegara Dominan, Kok Marquez Malah Dikomplain?

    Jakarta

    Pebalap Ducati asal Spanyol, Marc Marquez, harus mengalami nasib berbeda dibandingkan mantan rivalnya, Valentino Rossi. Sebab, jika dulu The Doctor disanjung karena tampil dominan, kini Marquez justru dikomplain. Kok bisa begitu, ya?

    Disitat dari Motosan, Marc Marquez saat ini memimpin klasemen MotoGP dengan koleksi 455 poin atau selisih 175 poin dari adiknya, Alex Marquez di peringkat kedua. Bahkan, saking dominannya, kita bisa dengan mudah memprediksi kemenangan The Baby Alien jauh sebelum balapan dimulai.

    Jika tak ada halangan berarti, Marquez bisa mengunci gelar juara musim ini di Misano, Italia. Padahal, setelah balapan tersebut, masih ada enam seri yang tersisa. Situasi itu membuat sejumlah penonton mengklaim, Marquez membuat MotoGP menjadi membosankan!

    Marc Marquez. Foto: Getty Images/Klaus Pressberger

    Bos Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta tak habis pikir dengan orang-orang yang mengkomplain dominasi Marquez musim ini. Sebab, beberapa tahun lalu, ada sejumlah pebalap, termasuk Valentino Rossi, yang tampil dominan dan mendapat sanjungan penonton.

    “Penonton selalu bilang, mereka kangen sama hero di MotoGP. Sekarang kita punya. Dia adalah pebalap yang menang setiap balapan, tapi malah dikomplain karena terlalu cepat mengunci gelar juara,” ujar Ezpeleta, dikutip Kamis (4/9).

    “Padahal, menurut saya, itu bukan sesuatu yang buruk. Marc punya musim yang luar biasa dan dia memang akan meraih gelar juara. Itu pasti,” tambahnya.

    Valentino Rossi tampil dominan. Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp

    Meski demikian, Ezpeleta tak mau secara langsung membandingkan Marquez dengan Rossi. Menurutnya, kedua pebalap tersebut sama-sama talenta terbaik yang pernah terlahir di ‘rahim’ MotoGP.

    “Saya sih nggak suka ngebandingin pebalap ya. Soalnya, Valentino udah punya banyak gelar-beberapa didapat terlalu cepat, tapi ada juga yang diraih di ujung kompetisi. Saya rasa, mereka berdua pebalap yang luar biasa. Saya nggak mau membuat kontroversi dengan membandingkan mereka,” kata dia.

    (sfn/rgr)

  • Honda Umumkan Masa Depan Luca Marini

    Honda Umumkan Masa Depan Luca Marini

    Jakarta

    Honda Racing Corporation (HRC) mengumumkan masa depan Luca Marini. Adik tiri Valentino Rossi itu dipastikan masih akan menggeber Honda RC213V hingga 2026.

    HRC secara resmi mengumumkan bahwa Luca Marini akan tetap menjadi pembalap tim pabrikan Honda HRC Castrol untuk kejuaraan dunia MotoGP musim 2026. Keputusan ini datang setelah performa impresif pembalap asal Italia tersebut sepanjang musim 2025.

    Musim ini, Marini telah menunjukkan kemajuan signifikan di atas motor Honda RC213V. Marini berhasil mencetak poin di setiap Grand Prix yang diikutinya. Perolehan poinnya pun meningkat drastis, lebih dari tiga kali lipat dari total poin yang ia kumpulkan sepanjang musim 2024.

    Saat ini Marini mengemas 72 poin dari 14 balapan yang sudah berjalan pada musim 2025. Sementara tahun lalu, sepanjang 2024 dia cuma bisa mengumpulkan 14 poin.

    Pencapaian terbaiknya hingga saat ini adalah finis di posisi kelima pada Grand Prix Hungaria, hasil yang menjadi bukti nyata dari perkembangan tim dan pebalap. Performa positif ini menjadi alasan kuat bagi HRC untuk melanjutkan kerja sama dengan Marini.

    “Saya sangat gembira mengumumkan hal ini dan tetap bersama Honda HRC. Kami baru saja menyelesaikan beberapa detail terakhir, dan baik manajemen HRC maupun saya sudah sepakat mengenai masa depan sejak beberapa waktu lalu. Saya sepenuhnya berinvestasi dalam proyek ini dan bertekad untuk membantu Honda kembali ke barisan depan di Kejuaraan Dunia MotoGP,” kata Marini dari keterangan resmi HRC.

    “Kami senang bisa melanjutkan kerja sama dengan Luca untuk satu tahun lagi. Dia telah menunjukkan tingkat profesionalisme dan dedikasi yang tinggi. Luca dikenal sebagai pebalap yang analitis dan pekerja keras luar biasa, sebuah aset berharga bagi setiap proyek MotoGP. Umpan balik dari Luca sangat jelas dan tepat, dan telah sangat berguna bagi para insinyur Honda HRC dalam melanjutkan pengembangan Honda RC213V selama satu setengah musim terakhir,” ujar General Manager HRC, Taichi Honda.

    (riar/rgr)

  • Loris Capirossi Yakin Marquez dan Rossi Bakal Damai

    Loris Capirossi Yakin Marquez dan Rossi Bakal Damai

    Jakarta

    Sudah 10 tahunan hubungan Marc Marquez dan Valentino Rossi retak. Saling sapa pun tidak. Namun, kedua rider MotoGP itu diyakini akan berdamai.

    Legenda MotoGP Loris Capirossi yakin perseteruan sengit antara Rossi dan Marquez pada akhirnya akan mereda. Hal itu sama seperti hubungan Capirossi dengan Tetsuya Harada lebih akrab sekarang.

    Diberitakan Crash, pada Moto2 musim 1998, Capirossi, Harada dan Rossi membalap untuk Aprilia. Capirossi memimpin dengan selisih empat poin memasuki putaran terakhir musim itu di Argentina.

    Di balapan itu, Capirossi memulai balapan di depan. Tapi dia melakukan kesalahan yang membuatnya turun ke posisi tiga di belakang Rossi dan Harada.

    Menjelang tikungan terakhir, Harada membiarkan pintu terbuka untuk Capirossi. Namun, Capirossi tidak dapat melakukan gerakan yang bersih dan langsung menabrak rivalnya. Benturan tersebut membuat Harada tersungkur ke tanah, sementara Capirossi berhasil tetap di atas motor dan finis kedua di belakang Rossi untuk meraih gelar pertamanya.

    FIM awalnya mencabut poin yang ia raih di Argentina, tetapi hal itu tidak mempengaruhi urutan kejuaraan akhir dan Capirossi bahkan berhasil membatalkan putusan tersebut di pengadilan.

    Aprilia pun tidak senang dengan tindakannya dan memutuskan kontraknya tahun 1999. Namun, Capirossi membalikkan keadaan lagi dengan mengambil tindakan hukum, mengamankan ganti rugi sebesar €2 juta.

    Mengenang insiden tersebut, pria berusia 52 tahun itu mengatakan, meski kecelakaan itu telah merenggangkan hubungannya dengan Harada, ia kini menganggap pebalap Jepang itu sebagai sahabatnya.

    “Tentu saja begitu saya naik ke atas jok (motor), saya langsung berfoto dan mengirimkannya kepada Tetsuya,” ujarnya kepada MOW.

    “Hari ini kami berteman baik. Ada persaingan yang kuat dan kisahnya sudah diketahui banyak orang, tetapi waktu selalu mengembalikan semuanya ke tempatnya ketika Anda berhenti balapan dan Anda bukan lagi lawan, melainkan mantan rekan,” sebutnya.

    Atas pengalamannya itu, Capirossi yakin Marquez dan Rossi pada akhirnya akan meninggalkan rivalitas mereka. Ia juga menyoroti hubungan Rossi yang membaik dengan mantan rivalnya yang lain setelah mereka pensiun. Contohnya, Rossi baru-baru ini menyapa dan berpelukan dengan mantan rivalnya, Casey Stoner, di Austria. Rossi juga kini lebih akrab dengan Jorge Lorenzo.

    “Saya pikir mereka (Rossi dan Marquez) juga akan menghentikannya (perseteruan) seiring waktu. Cepat atau lambat mereka harus berhenti, atau setidaknya saya harap begitu,” ujar Capirossi.

    “Lihatlah Casey Stoner atau Jorge Lorenzo. Valentino juga telah mengundang mereka ke Ranch (kandang Rossi) dan sekarang semuanya telah berlalu. Ada rasa hormat, ada persahabatan, dan ada kenangan yang membanggakan tentang masa lalu.”

    “Begitu pula dengan Max Biaggi, kini keduanya bercanda tentang rivalitas mereka dalam berbagai wawancara yang mereka berikan. Waktu selalu membuat segalanya benar ketika kita tidak lagi membalap, dan saya pikir, bahkan saya berharap demikian, hal yang sama akan terjadi antara Vale dan Marc,” harap Capirossi.

    (rgr/dry)

  • Jika Menang di Mandalika, Marquez Setara Valentino Rossi

    Jika Menang di Mandalika, Marquez Setara Valentino Rossi

    Jakarta

    Marc Marquez bisa saja mengalahkan rekor Valentino Rossi di MotoGP musim ini. Jika menang di Mandalika saja, Marquez sudah menyamai rekor Valentino Rossi.

    Rekor yang dimaksud adalah kemenangan terbanyak di sirkuit yang berbeda. Saat ini, seperti dikutip Crash, rekor tersebut masih dipegang Mick Doohan yang meraih kemenangan Grand Prix 500 cc di 24 sirkuit berbeda dalam kariernya.

    Valentino Rossi berada di urutan kedua. The Doctor mencatatkan kemenangan di 23 trek berbeda selama kariernya.

    Sedangkan Marquez hanya selisih 1 kemenangan dengan Rossi. Rekor Marquez saat ini adalah menang di 22 sirkuit berbeda dalam kariernya. Itu artinya, Marquez hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk menyamai rekor Valentino Rossi. Bahkan, Marquez bisa saja mengalahkan rekor Rossi di musim ini.

    Di mana Marquez bisa menyamai rekor Rossi ini? Kesempatan pertamanya adalah di Sirkuit Pertamina Mandalika di Lombok, Indonesia. Jika Marquez menang di Mandalika pada Oktober nanti, maka dia sudah bisa menyamai rekor Rossi.

    Seperti diketahui, Marquez belum pernah menang di Mandalika. Mandalika melakoni debutnya di MotoGP pada tahun 2022. Saat itu Miguel Oliveira menang di tengah balapan hujan. Kemudian Francesco Bagnaia menang pada tahun 2023 di salah satu akhir pekan yang paling dramatis dalam perebutan gelarnya tahun itu melawan Jorge Martin, sementara Martin mampu menebusnya pada tahun 2024. Jadi, Sirkuit Mandalika mencatatkan tiga pemenang dalam tiga tahun gelaran MotoGP.

    Jika Marquez menjadi pemenang keempat di Mandalika, maka dia akan menyamai rekor Rossi, yaitu menang di 23 sirkuit berbeda selama kariernya. Dengan demikian, Marquez membutuhkan satu sirkuit baru lagi untuk mengalahkan rekor Rossi.

    Sirkuit Autodromo Internacional do Algarve di Portimao, Portugal, menjadi kesempatan Marquez mengalahkan rekor Rossi di musim ini sekaligus menyamai rekor Mick Doohan. Diketahui, Marquez juga belum pernah menang di Portimao. Sirkuit di Portugal itu melakoni debutnya pada 2020. Oliveira menang di balapan pembuka di kandangnya. Kemudian dua kali sirkuit itu menggelar balapan di 2021, Fabio Quartararo menjadi pemenang balapan pertama dan Francesco Bagnaia memenangkan balapan kedua. Quartararo kembali menang di tahun 2022, lanjut di tahun 2023 dimenangkan oleh Bagnaia dan di 2024 oleh Jorge Martin.

    Marquez juga berkesempatan menjadi pemegang rekor kemenangan terbanyak di sirkuit berbeda musim depan. Sebab, MotoGP 2026 akan menghadirkan sirkuit baru.

    Kemungkinan pertama adalah Autodromo Internacional Ayrton Senna di Goiania, Brasil. Di sirkuit itu, Marquez belum pernah balapan MotoGP. Jika menang di sana, maka Marquez bakal mengalahkan rekor Mick Doohan.

    (rgr/din)

  • Jadwal MotoGP Catalunya 2025 Akhir Pekan Ini

    Jadwal MotoGP Catalunya 2025 Akhir Pekan Ini

    Jakarta

    Jadwal MotoGP Catalunya 2025 bisa Anda simak di sini. Balapan MotoGP 2025 ke-15 tersaji di Sirkuit de Barcelona-Catalunya, Montmeló, Spanyol, pada 5-7 September 2025.

    Catalunya dikenal sebagai salah satu sirkuit yang penuh tantangan dengan kombinasi lintasan lurus panjang serta tikungan teknis, yang kerap melahirkan duel menegangkan. Legenda MotoGP Valentino Rossi menjadi pebalap paling sukses dengan enam kemenangan di kelas MotoGP Catalunya.

    Rangkaian balapan dimulai pada Jumat, 5 September 2025, dengan sesi latihan bebas dari seluruh kelas, mulai dari MotoGP, Moto2, Moto3, sampai MotoE. Sore hari, khusus MotoE akan langsung menjalani sesi kualifikasi untuk menentukan posisi start.

    Memasuki Sabtu, 6 September 2025, tensi akan meningkat lewat kualifikasi Moto3, Moto2, terutama MotoGP yang akan menyelenggarakan balap sprint sebanyak 12 lap. Di hari ini juga digelar Race 1 dan Race 2 MotoE masing-masing tujuh lap.

    Puncaknya digelar pada Minggu, 7 September 2025, saat para rider kelas premier turun dalam balapan penuh MotoGP Catalunya 2025. Balap utama MootGP ini dilaksanakan di jam 19.00 WIB sebanyak 24 lap. Balapan di hari terakhir ini juga akan diramaikan dengan race Moto2 dan Moto3.

    Bagi penggemar MotoGP di Tanah Air, momen ini jelas sayang dilewatkan. Apalagi buat para penggemar Marc Marquez. Sebab jika Marquez berhasil sapu bersih kemenangan di Catalunya, maka sangat besar peluang Marquez buat juara dunia MotoGP 2025 di kampungnya Valentino Rossi.

    MotoGP Catalunya 2025 bisa Anda saksikan di stasiun televisi Trans7, maupun sejumlah aplikasi berbayar seperti Vidio dan SPOTV.

    Jadwal MotoGP Catalunya 2025

    Jumat (5/9/2025)

    1. 14:00 – 14:35 WIB: Moto3 Latihan Bebas 1
    2. 14:50 – 15:30 WIB: Moto2 Latihan Bebas 1
    3. 15:45 – 16:30 WIB: MotoGP Latihan Bebas 1
    4. 18:15 – 18:50 WIB: Moto3 Latihan
    5. 19:05 – 19:45 WIB: Moto2 Latihan
    6. 23:00 – 00:00 WIB: MotoGP Latihan

    Sabtu (6/9/2025)

    1. 13.40 – 14:10 WIB: Moto3 Latihan Bebas 2
    2. 14:25 – 14:55 WIB: Moto2 Latihan Bebas 2
    3. 15:10 – 15:40 WIB: MotoGP Latihan Bebas 2
    4. 15:50 – 16:05 WIB: MotoGP Kualifikasi 1
    5. 16:15 – 16:30 WIB: MotoGP Kualifikasi 2
    6. 17:10 WIB: MotoE Race 1 (7 lap)
    7. 17:45 – 18:00 WIB: Moto3 Kualifikasi 1
    8. 18:10 – 18:25 WIB: Moto2 Kualifikasi 1
    9. 18:40 – 18:55 WIB: Moto2 Kualifikasi 2
    10. 19:05 – 19:20 WIB: Moto2 Kualifikasi 2
    11. 20:00 WIB: MotoGP Tissot Sprint Race (12 lap)
    12. 12:10 WIB: MotoE Race 2 (7 lap)

    Minggu (7/9/2025)

    1. 16:00 WIB: Moto3 Race (18 lap)
    2. 17:15 WIB: Moto2 Race (21 lap)
    3. 19:00 WIB: MotoGP Race (24 lap)

    (lua/rgr)

  • Siapakah GOAT MotoGP Sesungguhnya? Rossi atau Marquez?

    Siapakah GOAT MotoGP Sesungguhnya? Rossi atau Marquez?

    Jakarta

    Greatest of all time (GOAT) atau yang terhebat sepanjang masa selalu menjadi bahan perdebatan di berbagai cabang olahraga. Kalau di sepakbola ada nama Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo yang diperdebatkan. Maka di olahraga otomotif MotoGP, ada nama Valentino Rossi dan Marc Marquez yang selalu dibanding-bandingkan. Jadi siapakah rider yang pantas menyandang gelar GOAT di MotoGP?

    Pebalap Pertamina VR46, Franco Morbidelli, ikut menanggapi perdebatan ini. Menurut dia, faktor yang membedakan Rossi dengan Marquez adalah, dampak besar yang Rossi berikan terhadap perkembangan MotoGP di dunia.

    Rossi punya catatan karier yang impresif. Ia mengoleksi sembilan gelar juara dunia, tujuh di antaranya di kelas utama, dengan total 115 kemenangan Grand Prix. Lebih dari sekadar angka, Rossi juga berperan besar dalam mengangkat popularitas MotoGP ke level global. Tak heran, banyak yang menempatkannya sebagai ikon sekaligus kandidat terkuat GOAT.

    Tapi Marquez juga tak bisa dipandang sebelah mata. Pada musim 2025 ini, Marquez berpeluang menyamai rekor sembilan gelar Rossi. Saat ini, pebalap asal Spanyol itu telah mengantongi delapan gelar dunia dan 72 kemenangan di kelas utama, hanya terpaut dari rekor Rossi yang mencatat 89 kemenangan. Bagi sebagian penggemar, pencapaian tersebut sudah cukup untuk menobatkannya sebagai GOAT.

    Sebagai anak didik Rossi, Morbidelli tentunya memiliki pandangan yang subjektif dan dipastikan dia akan memilih mentornya sebagai satu-satunya pebalap yang layak diberi gelar GOAT MotoGP. Tapi di sisi lain, dia tetap menganggap Marquez sebagai salah satu yang terhebat dalam sejarah MotoGP.

    Rossi diduga tendang Marquez di MotoGP Malaysia 2015. Foto: Motogp.com

    “Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menjawab Anda, dan saya akan mengesampingkan persahabatan saya dengan Valentino untuk melakukannya,” katanya tentang perdebatan ini dalam wawancara dengan AS baru-baru ini.

    “Saat ini, Marc memiliki delapan gelar, dan ketika dia memenangkan kejuaraan dunia ini, dia akan punya sembilan gelar, seperti Vale. Angka-angkanya sama, dan saya pikir Valentino dan Marc dapat dianggap sebagai tiga atau lima yang terhebat dalam sejarah,” tambahnya.

    Meski demikian, Morbidelli menyebut ada satu momen yang membuatnya ragu pada karier Marquez, yakni kontroversi tahun 2015. Saat itu Valentino Rossi menuduh Marquez berkonspirasi untuk menggagalkan peluangnya meraih gelar juara dunia, isu yang masih sering dibicarakan hingga kini.

    Ketika diminta memilih lebih tegas, Morbidelli menegaskan Rossi tetap berada di atas Marquez. “Karena cara dia (Rossi) dalam melakukan perlakukan pendekatan terhadap olahraga ini dan sentuhan yang dia bawa, yang membawanya ke dimensi lain. Marc brutal dan fantastis, tapi dia belum mencapai (level) ini,” tukas Morbidelli.

    (lua/dry)

  • Sudah Berkali-kali Cedera, Marc Marquez Kok Masih Tetap Jago?

    Sudah Berkali-kali Cedera, Marc Marquez Kok Masih Tetap Jago?

    Jakarta

    Pebalap Ducati asal Spanyol, Marc Marquez, makin dekat dengan gelar juara kesembilan di semua kelas kompetisi. The Baby Alien sebentar lagi akan menyamai raihan mantan rivalnya di lintasan, Valentino Rossi.

    Kenyataan Marquez mampu tampil impresif musim ini tentu mengherankan. Sebab, dia pernah benar-benar terpuruk ketika mengalami cedera kambuhan dan harus bolak-balik ke meja operasi. Ketika itu, dia diprediksi akan pensiun muda.

    Bukannya menyerah dan pasrah dengan keadaan, Marquez terus bangkit dari keterpurukan. Dia rutin melakukan latihan fisik hingga kondisinya pelan-pelan membaik. Puncaknya, dia pindah dari Repsol Honda ke Gresini Racing untuk memulai tantangan baru.

    Marc Marquez dan Alex Marquez. Foto: Getty Images/Steve Wobser

    Hasilnya, dia finis ketiga di klasemen MotoGP musim lalu. Performanya makin membaik setelah Marquez memutuskan gabung ke tim pabrikan Ducati. Kini, dia memimpin klasemen sementara dan berpeluang mengunci gelar juara di dua seri mendatang.

    Lantas, mengapa Marquez yang sudah berulang kali cedera masih bisa tampil memukau di MotoGP? Adiknya, Alex Marquez punya jawabannya. Menurut Alex, kakaknya makin dewasa secara mental setelah mengalami cedera berjilid-jilid.

    Kini, kata Alex, pebalap 32 tahun itu lebih paham limit atau batasan tubuhnya. Marquez menjadi pebalap yang penuh perhitungan, terukur dan tak serampangan. Itulah mengapa, Marquez belakangan mulai tenang dan jarang mengalami crash.

    “Jika sebelum cedera Marc sangat baik dan hebat, maka sekarang dia justru lebih baik. Dia kini mampu menyeimbangkan segalanya lebih banyak lagi dengan keterbatasan yang mungkin masih dimiliki lengannya,” ujar Alex Marquez, dikutip dari GPOne, Kamis (28/8).

    Marc Marquez. Foto: Getty Images/Klaus Pressberger

    Alex percaya, cedera parah justru mengubah cara berpikir kakaknya menjadi lebih baik. Selain itu, meski masih ada sisa-sisa operasi, Marquez mulai terbiasa dengan kondisi tubuh yang sekarang.

    “Sekarang dia sudah terbiasa dengan itu. Sejak saat itu, dia menjadi lebih kuat, lebih menghargai banyak hal, memperhatikan detail kecil, tidak terbawa inersia kemenangan seperti saat di Honda. Saya tak bisa berkata apa-apa lagi tentangnya,” kata dia.

    (sfn/rgr)

  • Tangan Kanan Rossi Ungkap Bagnaia Seperti Kehilangan Motivasi

    Tangan Kanan Rossi Ungkap Bagnaia Seperti Kehilangan Motivasi

    Jakarta

    Tangan kanan Valentino Rossi sekaligus bos tim VR46, Uccio Salucci, menganggap Francesco ‘Pecco’ Bagnaia seperti kehilangan motivasi. Performanya akhir-akhir ini dibilang tidak seperti Bagnaia sesungguhnya.

    Bagnaia sedang menjalani musim terburuknya bersama Ducati. Pecco baru menang sekali di tahun 2025, padahal tahun lalu ia meraih 11 kemenangan.

    Grand Prix Hungaria terbukti menjadi titik terendah bagi Pecco Bagnaia. Murid Valentino Rossi itu tersingkir dari Q1 untuk pertama kalinya di tahun 2025, tidak mencetak poin dalam sprint, dan hanya finis kesembilan di balapan utama. Kini, Bagnaia tertinggal 227 poin dari rekan setimnya, Marc Marquez.

    Kepada TNT Sports, Uccio Salucci membeberkan situasi Bagnaia saat ini. Menurutnya, Bagnaia seakan kehilangan motivasi.

    “Tapi bagaimanapun, saya juga berbicara kemarin (setelah sprint) dengannya dan saya berkata ‘tolong Pecco, Forza’. Karena sekarang terkadang saya memeriksa data: dia tidak mengerem, dia tidak berkendara dengan cara yang benar sekarang,” ujar Uccio.

    “Sepertinya dia sedikit kehilangan motivasi, juga kepercayaan diri dengan motornya,” sebut Uccio.

    “Dan hal pertama adalah membalap kembali seperti Pecco Bagnaia, menikmatinya sedikit.”

    “Saya tahu ini tidak mudah, tapi tolong Pecco, cobalah, cobalah. Karena dia adalah juara MotoGP dua kali dan yang pasti dia adalah pembalap yang fantastis. Tidak menyenangkan melihat Pecco seperti ini. Saya tidak menyukainya.”

    Kepala Teknis Ducati Gigi Dall’Igna mengungkap pihaknya bakal membantu Bagnaia sekaligus menyebut faktor mental juga turut mempengaruhi dalam perjuangan Bagnaia.

    Bagnaia mengaku Ducati Desmosedici GP 25 ini tak cocok dengan gaya balapnya. Dia merasa kesulitan mengendalikan motor dalam beberapa balapan terakhir dan justru terlihat lebih lambat.

    “Bagi mereka ini tidak mudah, bekerja sepanjang hari mencoba memberikan yang terbaik untuk saya. Saya hanya orang yang harus menyelesaikan pekerjaan itu,” sebut Bagnaia.

    (rgr/din)

  • Ogah di Kampung Rossi, Marquez Pilih Kunci Juara Dunia di Mandalika

    Ogah di Kampung Rossi, Marquez Pilih Kunci Juara Dunia di Mandalika

    Jakarta

    Pebalap Ducati asal Spanyol, Marc Marquez berpeluang mengunci juara dunia di Misano, Italia. Namun, ketimbang merayakan gelar di kampung halaman Valentino Rossi, The Baby Alien lebih memilih melakukannya di Mandalika, Lombok.

    Disitat dari Crash, Marc Marquez punya peluang besar meraih juara dunia kesembilan di seri ke-16 yang berlokasi di Misano. Sebab, kini dia telah mengumpulkan 455 poin atau unggul 175 poin dari adiknya, Alex Marquez di peringkat kedua.

    “Tentu saja, sekarang sudah semakin dekat, namun kami harus mempertahankan mentalitas dan fokus yang sama,” ujar Marc Marquez, dikutip Senin (25/8).

    Marc Marquez tak mau juara di Misano. Foto: Getty Images/Klaus Pressberger

    Meski secara hitung-hitungan, Marquez berkesempatan meraih juara dunia lebih awal, namun dia memilih untuk tak melakukannya. Dia berharap bisa mengamankan gelar di Motegi, Jepang atau Mandalika, Indonesia. Sebab, jika Marquez mengunci gelar lebih awal, maka sama saja dia berharap adiknya tampil buruk sepanjang dua seri ke depan.

    “Kemarin (Sabtu), kami sedikit berbincang dengan sejumlah wartawan Spanyol, dan mereka mencecar saya, mereka memberi saya hitung-hitungannya,” tuturnya.

    “Dan saya harus bilang, saya maunya mendapat kans pertama mengunci gelar juara di Jepang atau Mandalika, karena jika saya mendapatkannya di Misano, itu berarti adik saya menjalani akhir pekan yang buruk di Catalunya dan saya ingin yang terbaik untuknya,” kata dia menambahkan.

    Berikut Klasemen Sementara MotoGP 2025

    1. Marc Marquez – 455

    2. Alex Marquez – 280

    3. Francesco Bagnaia – 228

    4. Marco Bezzecchi – 197

    5. Pedro Acosta – 164

    6. Franco Morbidelli – 161

    7. Fabio Di Giannantonio – 154

    8. Fermin Aldeguer – 126

    9. Johann Zarco – 114

    10. Fabio Quartararo – 109

    11. Brad Binder – 91

    12. Raul Fernandez – 73

    13. Luca Marini – 72

    14. Maverick Vinales – 69

    15. Enea Bastianini – 63

    16. Ai Ogura – 58

    17. Jack Miller – 52

    18. Joan Mir – 46

    19. Alex Rins – 45

    20. Jorge Martin – 23

    21. Pol Espargaro – 16

    22. Miguel Oliveira – 10

    23. Takaaki Nakagami – 10

    24. Lorenzo Savadori – 8

    25. Augusto Fernandez – 6

    26. Somkiat Chantra – 1.

    (sfn/dry)

  • Hitung-hitungan Marc Marquez Kunci Gelar MotoGP 2025 di Kampung Rossi

    Hitung-hitungan Marc Marquez Kunci Gelar MotoGP 2025 di Kampung Rossi

    Jakarta

    Marc Marquez bisa mengunci gelar juara MotoGP 2025 di kampung Valentino Rossi. Begini hitung-hitungan Marquez bisa rebut gelar juara kesembilannya di Misano.

    Dominasi Marc Marquez di MotoGP 2025 belum terpatahkan. Apalagi dalam beberapa seri terakhir, rider kelahiran Cervera itu berturut-turut juara pertama baik di Sprint Race dan balapan utama.

    Pintu Marquez untuk merebut gelar juara dunianya yang kesembilan kian terbuka lebar. Terlebih dua kompetitor utama yang bertengger di posisi kedua dan ketiga yaitu Alex Marquez serta Francesco Bagnaia dalam beberapa seri terakhir tengah melorot.

    Saking perkasanya performa Marquez, dia bahkan bisa mengunci gelar juara dunia kedelapan pada seri San Marino pada 12-14 September 2025. Dalam setiap seri, pebalap bisa mengumpulkan 37 poin bila meraih juara di balapan Sprint dan utama. Itulah poin yang diraih The Baby Aliens dalam tujuh balapan terakhir.

    Jika Marquez mempertahankan performa tersebut, dia bisa mengunci gelar juara dunia di kampung Valentino Rossi dengan catatan performa Alex Marquez tak membaik. Alex dalam dua seri terakhir hanya meraih 15 poin. Meski sudah paling terdepan dalam perebutan gelar juara dunia itu, Marquez rupanya tak mau muluk-muluk bisa mengunci gelar di kampung halaman Rossi itu. Sebab, kalau dia mengunci gelar juara di San Marino, artinya performa sang adik tak membaik.

    “Saya harap kesempatan itu ada di Mandalika atau Jepang. Kalau di Misano, itu artinya adik saya akan menjalani akhir pekan yang buruk di Barcelona, dan saya ingin yang terbaik buat dia,” tutur Marquez dilansir Crash.

    Jurnalis MotoGP The Race, Simon Patterson mengungkap, Marquez hanya perlu meraih akhir pekan yang sempurna di Barcelona dan Misano. Di sisi lain, torehan poin Alex tak sampai 28 poin.

    “Marc meraih 37 poin dalam tujuh balapan terakhir dan Alex rata-rata meraih 10 poin dalam lima seri terakhir,” tulisnya di akun X.

    (dry/rgr)