Tag: Valentino Rossi

  • Perbedaan Mencolok Rossi dan Marquez di Mata Legenda MotoGP

    Perbedaan Mencolok Rossi dan Marquez di Mata Legenda MotoGP

    Jakarta

    Legenda balap asal Italia, Giacomo Agostini bicara soal rivalitas Valentino Rossi dan Marc Marquez di MotoGP. Menurutnya, meski sama-sama hebat, mereka berdua punya keunikan masing-masing.

    Agostini mengatakan, Marquez merupakan pebalap yang mudah dicintai penonton. Selain itu, kata dia, The Baby Alien juga mampu menunjukkan aksi-aksi yang membuat perlombaan lebih menarik disaksikan.

    “Marc Marquez (punya sesuatu yang) menjadi kelemahan saya. Karena, saya pikir, dia bisa memberikan gairah ke publik dan membuat penonton senang menyaksikannya. Dia pebalap yang suka tampil memukau dan disukai banyak orang,” ujar Agostini, dikutip dari Crash, Selasa (17/12).

    Giacomo Agostini bicara soal Valentino Rossi vs Marc Marquez. Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp

    Sementara Rossi, kata Agostini, tidak seberani Marquez. Namun, The Doctor merupakan pebalap cerdik dan punya bakat luar biasa.

    “Rossi di lain sisi merupakan pebalap yang hebat, pebalap yang cerdik. Sebagai peraih sembilan gelar juara, dia punya naluri yang kuat,” ungkapnya.

    Meski terlibat rivalitas sengit selama hampir 10 tahun, namun umur Rossi dan Marquez terpaut jauh. Sehingga, kata Agostini, ketika Marquez sedang moncer-moncernya, Rossi justru sudah berada di penghujung karier.

    “Mereka tidak seumuran. Ketika yang satu sudah mulai, yang lain belum menjadi pebalap. Ini bisa saja mempengaruhi hasil akhir, paham kan maksudnya?” kata dia.

    Marc Marquez vs Valentino Rossi. Foto: Capture Youtube MotoGP.

    Pada akhirnya, Agostini secara tak langsung lebih menghargai kelebihan-kelebihan yang ditawarkan Marquez. Menurutnya, secara penampilan, pebalap yang musim depan membela tim pabrikan Ducati tersebut lebih menghibur.

    “Meskipun saya mengakui Rossi bisa membangkitkan antusiasme, sebenarnya, kalau dipikir-pikir, bagi saya Marquez lebih nekat, tangguh dan berani. Dia petarung, dan orang-orang mungkin lebih menyukai ini. Marc tidak pernah menyerah, dia benar-benar subyek tontonan seru,” kata Agostini.

    (sfn/dry)

  • Hubungan Marquez-Bagnaia di Ducati Ibarat Mbappe-Vinicius di Real Madrid

    Hubungan Marquez-Bagnaia di Ducati Ibarat Mbappe-Vinicius di Real Madrid

    Jakarta

    Marc Marquez membuat perandaian unik saat dirinya pindah ke Ducati merah dan menjadi rekan setim Francesco Bagnaia. Dia mengibaratkan, hubungannya dengan pebalap Italia tersebut seperti Kylian Mbappe dan Vinicius Junior di Real Madrid. Apa maksudnya?

    Disitat dari Crash, Marquez paham Bagnaia merupakan tokoh sentral di Ducati merah. Selain itu, kata dia, Bagnaia juga sudah lebih lama di tim pabrikan tersebut. Itulah mengapa, dia sebagai ‘anak baru’, harus beradaptasi seperti Mbappe ketika gabung ke Real Madrid.

    “Vinicius merupakan pemain yang sudah lebih dulu di timnya, dia adalah referensi. Kemudian Mbappe datang dan dia harus beradaptasi,” ujar Marc Marquez, dikutip Senin (16/12).

    Kylian Mbappe dan Vinicius Junior Foto: Irina R. Hipolito/Europa Press via Getty Images

    Secara tak langsung, Marquez menyamakan dirinya dengan Mbappe dan membandingkan Bagnaia dengan Vinicius. Itu artinya, sangat memungkinkan ada dua sosok terbaik membela tim yang sama.

    “Pecco adalah tolok ukur di tim Ducati, dia telah memenangkan 11 balapan tahun ini, dia telah berjuang untuk kejuaraan dunia hingga balapan terakhir. Pecco juga telah meraih juara dunia dua kali di tim tersebut,” ungkapnya.

    Sebagai catatan, keputusan Ducati menggabungkan Marquez dan Bagnaia di tim yang sama sempat memicu polemik. Sebab, keduanya disebut-sebut tak terlalu akur. Hal itu merujuk pada status Bagnaia yang merupakan murid Valentino Rossi.

    Marc Marquez dan Francesco Bagnaia. Foto: AFP/TOSHIFUMI KITAMURA

    Penunjukan Marquez sebagai pebalap Ducati merah juga sempat ditentang banyak pihak. Karuan saja, tim asal Italia tersebut sebenarnya bisa memilih Jorge Martin yang tampil spesial dan juara dunia bersama Pramac Racing.

    “Ketika mereka mengatakan kepada saya bahwa saya yang terpilih, saya tidak bertanya mengapa, saya hanya berkata ‘oke, di mana saya harus menandatangani kontrak?’, hanya itu,” tuturnya.

    “Gigi Dall’Igna memberi tahu saya dan saya bereaksi dengan rasa terima kasih dan saya akan membuktikan keputusan tersebut tepat,” kata Marquez menambahkan.

    (sfn/dry)

  • Marquez Berambisi Kejar Rekor Valentino Rossi

    Marquez Berambisi Kejar Rekor Valentino Rossi

    Jakarta

    Marc Marquez berambisi mengejar rekor gelar MotoGP milik Valentino Rossi. Saat ini Marquez hanya berjarak satu gelar dari The Doctor. Marc Marquez memiliki peluang besar menyamai perolehan gelar MotoGP Rossi dalam dua musim percobaan ke depan.

    Diketahui, saat ini Valentino Rossi menempati posisi kedua sebagai rider yang paling banyak mendapatkan gelar juara Grand Prix. Rossi memiliki 9 gelar juara Grand Prix yang di antaranya 7 gelar MotoGP pada 2001, 2002, 2003 bersama Honda dan pada 2004, 2005, 2008, 2009, bersama Yamaha. Gelar Rossi lainnya didapat di kelas balap 125 cc pada 1997 dan kelas balap 250 cc pada musim 1999. Saat itu Rossi masih membela Aprilia.

    Valentino Rossi Foto: Doc. Yamaha Racing

    Sementara Marquez memiliki 8 gelar Grand Prix yang diperolehnya saat membela Honda. Pebalap asal Spanyol itu meraih gelar MotoGP musim 2013, 2014, 2016, 2017, 2018, serta 2019. Selanjutnya 2 gelar Marquez lainnya diperoleh pada 2010 kala dia masih membela Derbi di kelas 125 cc dan pada 2012 saat membela Suter di Moto2.

    Mengingat Rossi sudah pensiun dan Marquez masih aktif membalap, Marquez pun berambisi mengejar perolehan gelar MotoGP Rossi. Marquez mempunyai target menyamakan rekor Rossi pada tahun 2027.

    “Pada tahun 2027, saya akan mencoba untuk memiliki sembilan gelar (Grand Prix),” bilang Marquez dikutip dari Motosan. “Saya akan berusaha untuk mendapatkan satu Piala Dunia lagi, setiap tahun saya berusaha memperjuangkannya,” sambung pebalap asal Spanyol tersebut.

    Ambisi Marquez untuk menyamai rekor Rossi bisa saja diraihnya dalam dua musim ke depan. Apalagi sekarang Marquez berada di tim pabrikan Ducati Lenovo yang mempunyai motor paling sempurna dan paling kompetitif di MotoGP, Ducati Desmosedici.

    Ducati Desmosedici saat ini mendominasi ajang MotoGP dengan kemenangan selama 3 musim berturut-turut. Asal bisa tampil konsisten dan minim membuat kesalahan, maka Marquez memiliki peluang besar meraih gelar juara dunia kesembilannya.

    (lua/riar)

  • Masa Lalu Ducati Salah Rekrut Rossi

    Masa Lalu Ducati Salah Rekrut Rossi

    Jakarta

    Ducati mengenang masa-masa sulit, meskipun pernah dibela pebalap sekaliber Valentino Rossi. Kala itu, mengawinkan pebalap dan motor yang sama-sama dari Italia adalah mimpi, namun realisasinya jangankan meraih juara dunia, menang balapan sekalipun sulit.

    Rossi berseragam pabrikan asal Borgo Panigale pada musim 2011 dan 2012. Tapi Pebalap kelahiran Tavullia ini ternyata tidak mampu menunjukkan statusnya sebagai legenda hidup MotoGP.

    Pada musim pertamanya di Ducati, Rossi finis di urutan ketujuh klasemen akhir pebalap dengan 139 poin. Dari 18 seri, pebalap Italia ini cuma naik podium sekali. Lalu Valentino Rossi dan Ducati pun berpisah pada akhir musim 2012. Total selama berseragam Ducati, dia hanya meraih tiga podium.

    Mauro Grassilli, Sporting Director Ducati Corse, mengamini kehadiran Rossi saat itu awalnya dinilai bisa jadi juru selamat Ducati yang bisa meraih kemenangan pasca ditinggal Casey Stoner.

    “Dia (Rossi) datang ke Ducati sebagai fenomena yang dapat menyelamatkan dari situasi tidak sulit, tetapi dapat ditingkatkan,” kata Grassilli.

    Sayangnya motor yang dirancang Ducati tidak nyetel dengan Rossi. Bahkan dia menyebut Rossi ingin mengubah Ducati jadi motor Yamaha.

    “Masalahnya adalah tidak diketahui dengan jelas seperti apa motor itu, kedatangan Valentino dan kebutuhan untuk menyediakan motor yang cukup kompetitif bagi Valentino,” kata Kepala Mekanik Ducati saat itu, Juan Martinez.

    Apalagi permintaan Rossi bahkan tidak sesuai dengan konsep Desmosedici yang telah dikembangkan.

    Akhir pekan bersama Ducati lebih banyak kekecewaan. Masa tinggal Rossi di Borgo Panigale menyisakan noda kegagalan dan keputusasaan bagi Ducati.

    “Sepeda motor yang dirancang oleh Filippo Preziosi adalah sepeda motor yang dirancang, didesain, dan dikonsep untuk tidak memiliki sasis perimeter, dan kedatangan Valentino bahkan mengubah bagian yang sangat penting dari proyek ini, sedikit dengan tujuan mengubah Ducati menjadi Yamaha,” ujar Martinez.

    Ducati sekarang jadi incaran para pebalap. Motornya superior di atas lintasan. Ducati kala itu belum siap menampung Rossi.

    “Memang sebuah kesalahan ketika kami merekrut Valentino ke Ducati, saat itu kami belum siap. Ducati belum siap menangani Valentino Rossi, sedangkan sekarang kami jauh lebih siap. Saya juga mengingatkan bahwa sekarang kami punya dua juara dunia. Saat anda menangani Francesco Bagnaia, saya tidak melihat alasan mengapa Anda tidak mampu menangani Marc Marquez,” ucap Manajer Ducati, Tardozzi.

    “Dengan Valentino, saat itu timing-nya benar-benar keliru dengan Jorge Lorenzo, menurut saya dia membuat kesalahan karena terburu-buru bergabung dengan Honda. Seandainya dia menunggu beberapa hari, ceritanya akan berbeda,” Tardozzi menambahkan.

    (riar/lth)

  • Marquez Berambisi Kejar Rekor Valentino Rossi

    Marquez Disebut-sebut Ingin ‘Kuasai’ Garasi Ducati

    Jakarta

    Marc Marquez disebut-sebut ingin menguasai garasi Ducati. Marquez ingin menjadi pebalap utama Ducati Lenovo dan menyingkirkan pengaruh Francesco Bagnaia. Hal itu bisa sangat mungkin terjadi mengingat kehadiran Marquez dan Bagnaia di Ducati ibarat dua matahari kembar.

    “Pecco (Bagnaia) adalah juara dunia MotoGP dua musim berturut-turut dan telah memimpin garasi (Ducati Lenovo) selama beberapa tahun terakhir,” ujar komentator MotoGP dari TNT Sports, Michael Laverty. “Tiba-tiba, duri besar (Marquez) di sisinya muncul. Ya, Marquez ingin menguasai garasi Ducati,” sambung dia.

    Kendati hubungan Marquez dan Bagnaia tampak baik-baik saja di layar kaca, tidak ada yang tahu bagaimana hubungan keduanya di balik layar. Di masa lalu, Marquez menjadi salah satu rival berat Valentino Rossi. Dan Bagnaia adalah anak didik Rossi. Jadi saat ini Bagnaia ibarat representasi Rossi di MotoGP.

    Francesco Bagnaia Foto: Anadolu via Getty Images/Anadolu

    Sebelumnya Bagnaia juga telah mewanti-wanti Marquez agar tidak bikin gaduh garasi Ducati Lenovo yang selama ini harmonis dan solid. Kata Bagnaia, kehadiran Marquez bisa jadi berkah, sekaligus bencana buat tim asal Italia tersebut.

    “Yang pasti dia akan sangat kompetitif. Tahun ini dia sangat cepat dan tahun depan dia akan memiliki materi motor terbaik. Berada di tim merah tentu saja memberi Anda lebih banyak motivasi untuk menjadi yang teratas,” ungkap Bagnaia.

    “Saya pikir (ini) bisa menjadi sangat bagus atau bencana! Jadi kita lihat saja tahun depan. Ini bisa menjadi bencana jika kami mulai berteriak atau kami mulai berdiskusi. Tapi, saya rasa kami berdua sangat cerdas dan dia akan beradaptasi dengan sempurna,” lanjut Bagnaia.

    Tentu bukan hal mustahil bagi Marquez jika dia ingin menjadi pebalap utama yang dipercaya mengembangkan motor Ducati Desmosedici. Sebagai pemegang enam gelar juara dunia MotoGP, Marquez masih memiliki ambisi dan egoisme yang tinggi.

    Contohnya pada pertengahan musim 2024, ketika Marquez diproyeksikan pindah ke tim satelit Ducati Pramac Racing pada 2025, Marquez dengan tegas menolaknya. Marquez pun hanya ingin membalap buat tim pabrikan Ducati Lenovo.

    Ducati pun menyerah. Awalnya mereka ingin merekrut Jorge Martin. Tapi kemudian mereka lebih memilih Marquez, meski dengan risiko besar kehilangan Martin yang pindah ke Aprilia dan Pramac Racing yang pindah ke Yamaha.

    (lua/rgr)

  • Pujian Rossi buat Lorenzo yang Pensiun

    Pujian Rossi buat Lorenzo yang Pensiun

    JAKARTA – Jelang Grand Prix Valencia, pada Kamis waktu setempat, Jorge Lorenzo yang didampingi CEO Dorna Sports Carmelo Ezpeleta secara resmi mengumumkan rencana pensiun setelah musim 2019 berakhir. Banyak pihak merasa kehilangan sosok hebat ini. Termasuk Valentino Rossi. 

    Menurut The Doctor, MotoGP kehilangan salah satu bagian terbaiknya, salah satu pebalap MotoGP yang cepat, bertalenta dan penting di era modern.

    “Saya punya banyak kenangan dengan Jorge karena kami menjadi rekan satu tim di banyak musim di Yamaha dan dia selalu menjadi motivasi yang baik sebagai rekan karena dia sangat kuat, penuh konsentrasi dan selalu memberi yang maksimal,” kata Rossi, melansir laman resmi MotoGP.

    “This will be my last race in #MotoGP” 🎙️@lorenzo99 announces his retirement in front of the world’s media in Valencia 💬#ThankYouJorge | #ValenciaGP pic.twitter.com/AmamdnCZeO

    — MotoGP™ 🇪🇸 (@MotoGP) November 14, 2019

    Rossi menjalani tujuh musim bersama Lorenzo di Yamaha (2008, 2009, 2010, 2013, 2014, 2015, 2016) sebagai rekan satu tim sekaligus rival. Hal yang paling berkesan bagi pebalap 40 tahun adalah pertarungannya dengan Lorenzo di Grand Prix Catalunya 2009.

    “Kami bertarung untuk gelar kejuaraan musim itu tapi khususnya kami bertarung di sepanjang akhir pekan untuk memenangi balapan itu. Pada akhirnya saya menang di tikungan terakhir namun pertarungannya epik, salah satu balapan terbaik di sepanjang karier saya,” kata penggemar klub sepak bola Inter Milan itu.

    “Di akhir kami berpelukan, kenangan yang indah. Itu adalah kenangan terbaik yang pernah saya miliki,” sambung dia.

    Selama menjadi rekan satu tim, keduanya berhasil menyumbangkan empat gelar juara, Rossi pada 2008 dan 2009 sedangan Lorenzo pada 2010 dan 2015. Lorenzo menambah satu gelar lagi bagi Yamaha pada 2012 di saat Rossi menjalani tahun keduanya bersama Ducati.

    Sepanjang 18 tahun perjalanan kariernya di atas aspal, Lorenzo meraih gelar juara dunia MotoGP pada 2010, 2012, dan 2015 dengan Yamaha. Dia juga merupakan juara dunia 250cc – sekarang Moto2 – pada 2006 dan 2007.

  • Marquez Berambisi Kejar Rekor Valentino Rossi

    Sulitnya Dapat Hati Fans Italia

    Jakarta

    Gesekan antara Marc Marquez dan Valentino Rossi juga melibatkan para penggemar. Marquez bahkan curhat dirinya masih sulit merebut hati fans Italia.

    Hubungan antara para penggemar Italia dan Marc Marquez masih belum mencair. Sekalipun Marquez sudah membela tim asal Italia Gresini sekaligus menunggangi motor pabrikan Borgo Panigale, nyatanya tak membuat para penggemar Italia luluh. Sebagai mantan musuh bebuyutan legenda MotoGP Italia, Valentino Rossi, Marquez masih sering dicemooh saat balapan di Mugello maupun Misano.

    “Buat saya tahun ini tak ada yang berubah. Saya selalu berusaha keras dan saya menang balapan di Misano dengan tim Gresini. Mari kita lihat tahun ini apakah saya bisa mendapat hasil bagus di Mugello di hadapan fans Italia,” kata Marquez dikutip Motorsport.

    “Pada akhirnya, hubungan dengan penggemar Italia memang sangat sulit, tapi semakin ke sini kian membaik,” kata Marquez lagi.

    The Baby Aliens menyebut dirinya selalu berusaha untuk bisa profesional dan mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Rider kelahiran Cervera itu juga berharap dengan kontraknya bersama tim Italia, bisa membuat hubungannya dengan penggemar makin harmonis.

    Marquez juga menanggapi hubungan dengan beberapa pebalap zaman sekarang. Menurut kekasih Gemma Pinto itu, hubungan antara dia dan para rival itu sangat terjaga dengan baik.

    “Orang-orang yang membalap dengan saya sekarang lebih ramah. Rasanya baru kemarin saya tiba di sini saat usia 20 tahun sebagai pemuda yang minim pengalaman, sementara saat ini saya adalah salah satu yang paling berpengalaman,” tutur Marquez.

    “Saya sangat menyukai hal ini. Setiap orang memiliki karir dan kisahnya masing-masing, tetapi semua anak muda datang ke MotoGP dengan tekad yang kuat dan kami siap bertarung dengan mereka,” sambung dia.

    Mulai musim depan, Marquez masih akan membela tim Italia, Ducati Lenovo. Ditambah lagi, dia juga akan berpasangan dengan rider Italia binaan akademi Valentino Rossi, Francesco Bagnaia.

    (dry/din)

  • Lorenzo: Marquez Bernyali, Rossi Komplet-Karismatik!

    Lorenzo: Marquez Bernyali, Rossi Komplet-Karismatik!

    Jakarta

    Legenda balap asal Spanyol, Jorge Lorenzo kembali bicara mengenai Marc Marquez dan Valentino Rossi. Meski sama-sama hebat, namun keduanya memiliki keunikan masing-masing.

    Disitat dari Motosan, Selasa (3/12), Lorenzo mulanya bicara mengenai rival terberatnya selama berkarier di MotoGP. Dia lantas menyebut empat nama, termasuk Rossi dan Marquez.

    “Dani Pedrosa, Marc Marquez dan Casey Stoner telah membuatku terpukau. Selain itu, tentu saja, ada Valentino Rossi,” ujar Lorenzo saat ditanya mengenai musuh terberatnya selama membalap di MotoGP.

    Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi. Foto: Doc. Yamaha

    Lorenzo kemudian bicara mengenai sosok Marquez sebagai rivalnya di masa lalu. Menurutnya, pebalap berjuluk The Baby Alien itu merupakan sosok bernyali yang tak pernah takut jatuh saat balapan. Bahkan, sekalipun jatuh, Marquez tak pernah mengeluh atau menyerah.

    “Marquez merupakan sosok buas dan satu-satunya pebalap yang tidak pernah mengeluh sering jatuh. Tidak ada yang suka jatuh, tapi dia tak pernah takut jatuh,” ungkapnya.

    Ketika motornya tak kompetitif di Honda, Marquez tetap memberikan yang terbaik. Performanya boleh turun, namun ambisinya tetap menggantung di kaki langit.

    “Dan seperti bola pit, dia selalu ingin menang meskipun dia tidak merasa sehat. Di sirkuit, meskipun motornya tidak bekerja dengan baik, dia memiliki ambisi. Dia selalu ingin mengalahkan musuhnya,” terangnya.

    Jorge Lorenzo dan Marc Marquez. Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp

    Di kesempatan yang sama, Lorenzo juga bicara mengenai Valentino Rossi. Menurut dia, sebagai pebalap maupun individu, The Doctor merupakan sosok yang komplet. Rossi memiliki segala yang dibutuhkan untuk dicintai banyak orang.

    “Valentino? Dia sosok yang sangat komplet. Sebagai seorang pribadi, dia sangat pintar dan karismatik,” tuturnya.

    “Dia juga pribadi yang sangat mandiri, seorang pebalap yang bisa banyak berimprovisasi dengan motornya. Saat dia balapan, dia lelah, dia lembut dalam (mendorong). Tapi dia sangat jernih,” kata Lorenzo menambahkan.

    (sfn/dry)

  • 5 Pebalap MotoGP Terbaik Menurut Marc Marquez, Ada Rossi!

    5 Pebalap MotoGP Terbaik Menurut Marc Marquez, Ada Rossi!

    Jakarta

    Marc Marquez menyebut lima pebalap MotoGP teratas sepanjang masa. Nama-nama itu tidak asing lagi bagi penggemar MotoGP.

    Juara kelas utama enam kali itu memilih untuk tidak menyebutkan dirinya dalam daftar pebalap terbaik sepanjang sejarah MotoGP.

    “Saya tidak akan pernah memasukkan diri saya ke dalam daftar ini,” Marquez dikutip dari Gazzetta, Selasa (3/12/2024).

    Meskipun kerap berseteru dengan Rossi, Marquez tetap memasukkannya dalam daftar legenda MotoGP.

    “Saya akan mengatakan Giacomo Agostini, Angel Nieto, Mick Doohan, Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi,” kata Marquez.

    Legenda Agostini memiliki 15 gelar juara dunia dari total semua kelas dan delapan gelarnya merupakan kelas utama. Tak salah jika Marquez menyebutnya pertama kali.

    Lalu, Angel Neito 13, meraih gelar yang paling banyak untuk orang Spanyol. Nieto merupakan salah satu sosok legendaris dalam dunia balap motor Grand Prix. Nieto memiliki 13 gelar juara dunia, yang oleh dirinya sendiri disebut 12+1 karena dia cukup percaya takhayul.

    Nama Mick Doohan juga muncul. Dia meraih lima gelar juara MotoGP bersama Honda Dia meraihnya saat kelas tertinggi menggunakan motor 500cc pada tahun 1994, 1995, 1995, 1996, dan 1997

    Kemudian berlanjut ke Lorenzo, pebalap yang mengakhiri kariernya bersama Repsol Honda itu memulai tampil di kejuaraan dunia pada 2002. 17 tahun berpacu di trek, ratusan balapan dan puluhan kemenangan diraih, yang menghasilkan lima gelar juara dunia.

    Terakhir nama Valentino Rossi keluar juga. Rossi sudah memenangi 9 gelar juara dunia, 7 di antaranya di kelas 500cc/MotoGP, serta masing-masing sekali di kelas 125cc dan 250cc. Selama itu, ia telah ambil bagian dalam 431 balapan, menang 115 kali, 235 kali naik podium, meraih 65 pole positions, dan 96 fastest lap.

    (riar/dry)

  • Marc Marquez Ogah Ribut dengan Rossi: Aku Ini Pebalap Aktif…

    Marc Marquez Ogah Ribut dengan Rossi: Aku Ini Pebalap Aktif…

    Jakarta

    Marc Marquez merespons pernyataan Valentino Rossi yang mengenang tragedi ‘sepang clash’ pada 2015. The Baby Aliens hanya ingin fokus balapan, dia tak ingin memulai pertengkaran lagi.

    “Harus banyak pertimbangkan pernyataan ketika saya berbicara tentang dia atau dia berbicara tentang saya, karena kata-kata kecil dapat membuat kekacauan,” ujar Marquez dikutip dari Corsedimoto, Minggu (1/12/2024).

    “Aku tidak peduli dengan perang apa pun sekarang. Saya seorang pebalap aktif yang fokus pada balapan. Saya tidak berpikir dia sedang mencari perang. Dan jika dia mencarinya, dia tidak akan menemukannya bersamaku, karena dua tidak bertengkar jika satu tidak mau. Dan sekarang aku tidak mau,” kata Marquez.

    Sebelumnya Valentino Rossi melontarkan pernyataan bahwa dia ingat betul momen bertemu dengan Marquez pasca finis di MotoGP Malaysia 2015.

    Seperti diketahui, Rossi pernah terlibat konflik dengan pebalap Repsol Honda, Marc Marquez saat melakoni balapan di Sepang, Malaysia 2015 silam. Insiden tersebut kemudian familiar disebut ‘Sepang Clash’.

    Kala itu Rossi tengah bersaing ketat dengan Lorenzo untuk menjadi juara dunia MotoGP 2015. Tapi, Rossi merasa telah diusik oleh Marc Marquez saat membalap di Sirkuit Sepang, Malaysia.

    Rossi merasa Marquez selalu menguntit di belakangnya dengan jarak yang amat mepet. Rossi akhirnya benar-benar bersenggolan dengan Marquez di sebuah tikungan, sehingga membuat Marquez jatuh dan tidak bisa melanjutkan balapan.

    Rossi lalu dijatuhi hukuman start dari posisi terakhir di seri MotoGP Valencia. Rossi ingat mimik wajah Marquez usai race director menjatuhi hukuman tersebut.

    “Setelah balapan Sepang, mereka memanggil saya ke race direction, di sana ada Mike Webb (Race Director), Carmelo Ezpeleta (CEO Dorna Sports), Marquez, dan (Emilio) Alzamora (Manajer Marc Marquez),” kata Rossi dalam wawancara podcast Mig Babol.

    “Saya tidak mengerti kenapa Emilio ada di sana, kami mulai berdebat. Dia bersama manajernya. Saya ditemani Meregalli, tapi dia sangat pendiam terkait hal ini.”

    “Pada akhirnya Webb bilang mereka sudah memutuskan untuk mulai balapan dari posisi terakhir di Valencia. Itu belum pernah terjadi sebelumnya.”

    “Saya mulai dari terakhir di Valencia, mereka seperti memotong kaki saya. Ketika Webb memberikan info tersebut, darah saya membeku, saya melihat Marc (Marquez) mengangkat kepalanya dan tersenyum pada Alzamora,” ceplos Rossi.

    “(Ekspreksi itu) seolah-olah kita berhasil menjadikannya (kalah dalam kejuaraan),” tambah Rossi.

    Kendati start dari posisi 26, Rossi bisa merangsek hingga posisi depan dan berhasil finis di posisi keempat. Capaian Rossi itu belum cukup untuk mengunci gelar juara dunia, karena Lorenzo berhasil menjuarai seri balap di Sirkuit Valencia ini, dan membuatnya memuncaki klasemen akhir MotoGP 2015, dengan selisih 15 poin.

    Rossi gagal menggenapkan gelar, sebab Jorge Lorenzo yang keluar sebagai juara. Hingga pensiun Rossi pun gagal menambah gelar juara dunia.

    “Marquez adalah seorang juara dan selalu agresif, tapi pada 2015 dia sudah melewati batas,” kata Rossi.

    “Begitu banyak pebalap yang bermain dengan praktik kotor karena mereka ingin menang, mereka ingin unggul, tapi tidak pernah ada pebalap kelas dunia di motorsport yang kotor untuk (menjegal) orang lain,” ujarnya lagi.

    (riar/lua)