Tag: Valentino Rossi

  • Saat Rossi Dilarang Pakai Logo Ducati

    Saat Rossi Dilarang Pakai Logo Ducati

    Jakarta

    Valentino Rossi terpantau mendukung langsung Pertamina Enduro VR46 Racing saat MotoGP Qatar 2025. Satu hal yang menarik perhatian, tidak ada logo Ducati pada kaus legenda balap tersebut.

    Rossi tampak kasual menggunakan topi logo minuman berenergi, t-shirt hitam yang dibalut berbagai sponsor, termasuk Pertamina Enduro. Namun seragamnya itu sedikit berbeda dengan t-shirt kru VR46 Pertamina Enduro Racing, area t-shirt dada sebelah kiri Rossi tidak memiliki logo Ducati.

    Ya tak ada embel-embel Ducati di baju Rossi, padahal Ducati yang saat ini memasok motor untuk timnya.. Sementara semua anggota timnya, mulai dari mekanik, teknisi, pebalap, dan bahkan staf kantor-mengenakan logo Ducati pada pakaian resmi mereka, hanya rider kelahiran Tavullia ini yang mendapat pengecualian.

    Pertamina Enduro VR46 Racing Team Foto: Pertamina Enduro VR46 Racing Team

    Dikutip dari Mundodeportivo, hal ini berkaitan dengan batasan branding dan perjanjian sponsor. Meski VR46 Racing Team saat ini bermitra teknis dengan Ducati, Rossi pribadi tidak terikat kontrak sebagai duta merek Ducati.

    Rossi memiliki kontrak yang ditandatangani pada 2023 sebagai duta besar Yamaha di seluruh dunia.

    Jasa Valentino Rossi nampaknya masih dibutuhkan Yamaha. Juara dunia 9 kali itu tidak di-plot sebagai pebalap pabrikan garpu tala. Yamaha Motor Co., Ltd dan Valentino Rossi mencapai kesepakatan baru. The Doctor menjadi brand ambassador dari Yamaha.

    Valentino Rossi saat mendukung timnya langsung di paddock MotoGP Foto: Pertamina Enduro VR46 Racing Team

    Perjanjian dengan rumah Iwata ini disepakati setelah hubungan olahraga yang panjang, empat gelar juara dunia dan 56 kemenangan bersama.

    Dengan menghilangkan logo Ducati, secara kontraktual mencegah Valentino Rossi untuk secara terbuka menampilkan logo merek pesaing langsung seperti Ducati.

    Ini menjadi paradoks yang nyata bagi legenda MotoGP berusia 46 tahun ini, yang mendapati dirinya sebagai kepala tim satelit Ducati, tetapi tidak dapat menampilkan nama merek tersebut. Namun di sisi lain, ini juga menjadi tanda kesetiaan Rossi kepada Yamaha.

    Tak mengejutkan kalau Yamaha memilih Rossi sebagai duta mereknya. Kisah epik Yamaha dan Rossi dimulai dengan kemenangan ikonik pada balapan GP pertama The Doctor untuk Yamaha di Afrika Selatan pada tahun 2004. Sejak saat itu kerja sama di antara Yamaha dan Rossi melahirkan banyak aksi balap yang mendebarkan dan banyak momen hebat di paddock dan di luar jalur.

    Tercatat Rossi bersama Yamaha mengamankan 142 podium, merayakan 56 kemenangan GP, dan memenangkan empat gelar juara dunia MotoGP pada tahun 2004, 2005, 2008, dan 2009.

    (riar/lua)

  • Miller Curhat Pebalap MotoGP Digaji Kecil, Ini Sebabnya

    Miller Curhat Pebalap MotoGP Digaji Kecil, Ini Sebabnya

    Jakarta

    Jack Miller mengeluhkan gaji pebalap MotoGP saat ini yang dinilainya kecil. Kata pebalap Pramac Yamaha itu, pebalap MotoGP saat ini mendapatkan gaji yang tak sebanding dengan risikonya.

    “Para pebalap di masa lalu – tiga atau empat pebalap besar – dibayar dengan sangat tinggi,” kata Miller kepada podcast Gypsy Tales, dikutip dari Crash, Minggu (20/4/2025).

    “Sekarang, para pemula – atau pebalap mapan, termasuk saya – menandatangani kontrak dengan harga murah, hanya untuk bisa naik motor MotoGP atau coba peruntungan,” sambung rider asal Australia.

    Jack Miller Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp

    Kilas balik ke masa lalu, rider MotoGP memang pernah mendapatkan gaji yang sangat fantastis. Valentino Rossi misalnya, pernah mendapatkan gaji hingga 30 juta euro atau setara Rp 574,7 miliar per tahun pada musim 2008, 2009, 2010, di masa puncak kejayaannya.

    Sementara saat ini, pebalap MotoGP paling banter digaji tinggi hanya 12 juta euro (Rp 229,8 miliar) seperti yang didapatkan oleh Fabio Quartararo (Monster Yamaha) dan Marc Marquez (Ducati Lenovo). Bahkan pebalap juara MotoGP 2024 seperti Jorge Martin saja hanya digaji sebesar 5,8 juta euro (Rp 111,1 miliar) di tim Aprilia Racing.

    Miller pun mengungkapkan alasan mengapa pasaran pebalap MotoGP saat ini mengalami penurunan. Kata pebalap yang memasuki tahun ke-11 di MotoGP itu, saat ini pabrikan memiliki posisi lebih kuat dibanding pebalap. Pabrikan dengan motor terbaik di lintasan MotoGP memiliki daya tawar yang lebih baik di mata pebalap.

    Hal ini terjadi pada kasus Marc Marquez yang rela memangkas gajinya besar-besaran saat memutuskan pindah dari Honda ke tim satelit Ducati pada 2024 lalu. Marquez yang ingin mengendarai motor balap yang kompetitif, harus mengendarai motor Ducati, meski pada akhirnya hal itu mengurangi pendapatannya.

    “Para pebalap ingin menang, melakukan yang terbaik. Itulah yang mereka kejar – hasil (bukan gaji). Sayangnya beberapa dari mereka tak mendapatkan gaji yang seharusnya, padahal mereka mempertaruhkan nyawa setiap akhir pekan,” bilang Miller.

    “Mereka punya waktu terbatas untuk menghasilkan uang. (Uang yang dibayarkan kepada pebalap) telah berkurang banyak dalam 10 tahun terakhir,” tukas rider yang pernah membalap buat Ducati dan KTM itu.

    (lua/riar)

  • Valentino Rossi Kagum Berat dengan Pedro Acosta, Mau Direkrut Jadi Rider VR46?

    Valentino Rossi Kagum Berat dengan Pedro Acosta, Mau Direkrut Jadi Rider VR46?

    Jakarta

    Valentino Rossi naksir berat dengan performa yang ditunjukkan Pedro Acosta. Akankah Rossi merekrut Acosta untuk membela tim VR46 Racing?

    MotoGP memang baru berjalan empat seri di musim ini. Namun sorotan cukup tajam mengarah pada masa depan Pedro Acosta. Rider KTM itu santer dikabarkan bakal hengkang ke Ducati. Lebih spesifik lagi, Acosta dirumorkan akan digaet tim balap milik Valentino Rossi.

    Saat ini, Acosta masih terikat kontrak dengan KTM hingga akhir musim 2026. Di sisi lain, pemilik tim Pertamina Enduro VR46 Racing Valentino Rossi cukup kagum dengan kemampuan Acosta. Rossi yang turut hadir di rangkaian MotoGP Qatar 2025 itu mengungkapkan kekagumannya terhadap rider berkebangsaan Spanyol berusia 20 tahun itu.

    “Saya sangat menyukai Acosta. Dia masih muda dan punya talenta luar biasa,” kata Rossi dikutip laman resmi MotoGP.

    Meski begitu, Rossi cukup berhati-hati menjawab saat ditanya apakah benar tim balap miliknya itu memang mengejar Acosta.

    “Ini masih sangat awal dan kami senang dengan Franco (Morbidelli) dan Di Giannantonio, karena mereka adalah bagian dari kami. Kami telah tumbuh bersama, jadi kita lihat saja nanti,” lanjut Rossi.

    Acosta belum lama ini juga menegaskan komitmennya pada KTM dan juga visi jangka panjangnya. Menurutnya, dia masih punya mimpi besar yang mau dikejar bersama KTM.

    “Kami tahu bahwa ini bukanlah target yang mudah, tapi ini bagian dari permainan,” ujarnya.

    Situasi KTM memang tengah terpuruk. Sebagai informasi, KTM memiliki beban utang sebesar 2,9 miliar euro dan nasibnya di MotoGP musim depan jadi diragukan. KTM mengalami krisis keuangan, lantaran mengalami kelebihan produksi dan penurunan penjualan yang signifikan. Selain itu, KTM juga gagal dalam proyek sepeda motor listriknya. Krisis itu tak hanya mengancam bisnis sepeda motor KTM, tapi juga mulai merembet ke partisipasi mereka di balap MotoGP.

    (dry/rgr)

  • Pedro Acosta Diduga Kirim Pesan Tersembunyi Buat Ducati

    Pedro Acosta Diduga Kirim Pesan Tersembunyi Buat Ducati

    Jakarta

    Pedro Acosta diduga mengirim pesan tersembunyi buat Ducati. Di tengah isu krisis yang menimpa KTM, Acosta sempat melontarkan pernyataan bahwa dia tidak peduli dengan gaji besar di MotoGP. Pernyataan itu pun diduga merupakan sebuah pesan yang jelas buat Ducati agar mereka merekrut Acosta di masa depan.

    Beberapa waktu lalu, Acosta ditanya soal masa depannya di balap MotoGP. Pria yang saat ini membalap buat tim pabrikan KTM itu secara tersirat melontarkan pernyataan bahwa dia tidak peduli dengan uang. Menurut pengamat MotoGP, Carlo Pernat, pernyataan itu diyakini sebuah pesan buat Ducati.

    Pedro Acosta Foto: Icon Sportswire via Getty Images/Icon Sportswire

    “Ketika Pedro Acosta membuat pernyataan ‘saya tidak peduli dengan uang’, dia hanya mengirimkan pesan yang jelas untuk Ducati. Itu jelas!” ungkap Pernat dikutip dari situs Crash.

    Pernat menilai pabrikan Jepang seperti Honda dan Yamaha sudah mengajukan penawaran kerja sama kepada Acosta. Namun kata Pernat, Acosta tidak mengambil kesempatan itu. Acosta menilai dirinya memiliki kepribadian yang sama seperti Marc Marquez dan Francesco Bagnaia, di mana motor terbaik di paddock adalah tujuan utamanya.

    “Marc Marquez telah memberi contoh (pindah dari Honda ke motor terbaik Ducati),” sambung Pernat.

    Di tengah isu krisis yang menimpa KTM, Acosta diyakini bakal segera angkat kaki dari merek Austria tersebut. Salah satu opsi tim baru Acosta adalah, Pertamina Enduro VR46 Racing Team. Rumor beredar, tim yang dimiliki legenda MotoGP Valentino Rossi itu, ngebet merekrut Pedro Acosta.

    Saat ini Pertamina Enduro VR46 Racing Team sebagai tim satelit Ducati mendapatkan satu Ducati Desmosedici kualifikasi pabrikan yang digunakan oleh Fabio Di Giannantonio. Tim Pertamina Enduro VR46 Racing Team juga masih memiliki Franco Morbidelli yang tampil apik belakangan ini.

    Jika ingin merekrut Acosta, maka mau tidak mau mereka harus melepas Diggia atau Morbidelli. Apakah Pertamina Enduro VR46 Racing Team berani?

    (lua/rgr)

  • Jack Miller Kasih Paham buat Orang yang Remehkan Bagnaia

    Jack Miller Kasih Paham buat Orang yang Remehkan Bagnaia

    Jakarta

    Jack Miller, rider Pramac Yamaha sekaligus mantan rekan setim Francesco Bagnaia menjadi saksi kehebatan Italiano itu. Performa Bagnaia memang tengah disorot. Bukan tanpa alasan, performa Bagnaia kalah dari Marc Marquez sejak dua awal balapan MotoGP 2025.

    Marc Marquez sudah mengantongi kemenangan MotoGP Thailand dan MotoGP Argentina 2025. Sayangnya, Marquez terjatuh selagi memimpin, sementara Bagnaia juara di MotoGP Amerika Serikat.

    Menurut Miller, Bagnaia itu pebalap yang sangat berbakat. Dengan performa Marquez yang langsung nyetel dengan tim pabrikan Ducati, orang-orang mulai meremehkan murid Valentino Rossi itu

    “Saya pikir orang-orang meremehkannya, saya tahu betul bagaimana keahliannya,” ucap Miller dikutip dari GPone, Kamis (10/4/2025).

    Menurut Miller, Bagnaia memang masih membuat beberapa kesalahan tapi dia bisa bersaing. Cara balapannya berbeda dari The Baby Allien.

    “Kemampuannya di motor sangat fenomenal. Dia melakukan hal-hal dengan cara halus, yang tidak Anda lihat, namun jika Anda mengenalnya. Cara dia masuk tikungan, sangat berbeda dengan Marc, setiap orang punya gaya uniknya sendiri.”

    “Dia melakukan hal di motor yang saya ingin lakukan, cara dia membelokkan motor dengan bahunya, dia menghilangkan risiko dan bisa menjaga (kondisi) ban. Cara dia melakukannya fenomenal, semua datang secara alami baginya, dia melakukannya dengan elegan. Saya tidak tahu bagaimana dia bisa berhasil tetapi itu indah untuk dilihat. Dia punya aura yang berbeda,” terang Miller.

    Jangan lupa, Bagnaia juga masih muda dengan dua gelar juara dunia MotoGP. Tahun lalu, Bagnaia juga hampir memenangkan gelar.

    “Dia kompetitif selama empat tahun saat terjadi perubahan di MotoGP. Sekarang ada perubahan lain dengan kehadiran Marquez, saya kira dia bakal bereaksi. Saat Pecco tidak menemukan dirinya dengan punggungnya ke dinding, itu adalah momen ketika dia mengeluarkan yang terbaik dari dirinya. Ini akan menjadi musim yang menarik, dan saya tidak sabar untuk melihat apa yang terjadi,” terang Miller.

    Kini Alex Marquez memimpin klasemen usai mengumpulkan 87 poin, unggul satu angka dari Marc Marquez. Bagnaia memangkas jarak dengan Marquez bersaudara. Usai mengantongi 25 poin tambahan, pebalap Italia itu kini mengoleksi 75 poin.

    MotoGP 2025 akan berlanjut dengan mengambil tempat di Losail, Qatar.

    (riar/dry)

  • Gara-gara Ducati, Tahun 2012 Valentino Rossi Nyaris Pensiun dari MotoGP

    Gara-gara Ducati, Tahun 2012 Valentino Rossi Nyaris Pensiun dari MotoGP

    Jakarta

    Sahabat Valentino Rossi sekaligus bos VR46 Racing Team, Alessio Salucci, mengungkapkan fakta bahwa Rossi nyaris pensiun dari MotoGP pada 2012 karena Ducati. The Doctor disebut-sebut kehilangan gairah membalap karena motor Ducati saat itu kurang kompetitif.

    “Satu-satunya hal yang tidak berhasil bagi kami di Ducati adalah motornya,” ungkap pria yang akrab disapa Uccio, dikutip dari Motosan.

    Kata Uccio, secara tim dan suasana di paddock, sebenarnya tidak ada masalah. Ducati adalah tim yang fantastis dengan tim yang mau bekerja keras. Tapi sekali lagi, yang jadi masalah adalah motor Ducati Desmosedici saat itu kurang bisa bersaing di lintasan. Bahkan gara-gara itu, Rossi sampai mau pensiun dari MotoGP.

    Valentino Rossi dan Uccio Salucci Foto: Mirco Lazzari gp/Getty Images

    “Mereka (Ducati) adalah grup yang fantastis. Namun, ketika motornya tidak berhasil, itu sulit. Dan saya tidak menyembunyikannya, Valentino mengatakan kepada saya sekitar dua atau tiga kali pada pertengahan tahun 2012, bahwa dia tidak lagi memiliki keinginan (membalap di MotoGP), bahwa dia ingin berada di rumah,” sambung Uccio.

    Diketahui, Rossi membela tim pabrikan Ducati pada 2011-2012. Saat itu Rossi pindah dari Yamaha yang membesarkan namanya. Jika di Yamaha Rossi akrab dengan mentalitas juara, maka lain halnya di Ducati. Rossi mengalami kesulitan.

    Pada musim 2011 misalnya, Rossi finis di posisi ketujuh dalam kejuaraan dengan 139 poin, 211 poin di belakang sang juara Casey Stoner (Repsol Honda). Rossi juga tidak bisa memenangkan satu pun pada MotoGP 2011, dan menjadi yang pertama kali dalam karier Grand Prix-nya. Prestasi terbaik Rossi saat itu hanya finis podium tiga di Prancis.

    Selanjutnya pada musim 2012, Rossi mengakhiri musim di posisi keenam dalam kejuaraan dengan 163 poin, atau 187 poin di belakang juara Jorge Lorenzo (Yamaha). Saat itu, prestasi terbaik Rossi adalah finis kedua di Prancis dan San Marino.

    Saat kariernya terlihat bakal meredup, Yamaha menyelamatkan karier Valentino Rossi. Rossi kemudian menjadi pebalap Yamaha lagi dari tahun 2013 hingga tahun 2021. Pada debut kedua kalinya bersama Yamaha, Rossi kembali menemukan gairahnya di MotoGP, meski dia tak mampu menjadi juara dunia lagi dan mengalami kesulitan di ujung kariernya.

    (lua/rgr)

  • Kegilaan Alex Marquez Sampai Bikin Tangan Kanan Rossi Geleng-geleng

    Kegilaan Alex Marquez Sampai Bikin Tangan Kanan Rossi Geleng-geleng

    Jakarta

    Alex Marquez tampil menggila di awal musim 2025. Pebalap tim satelit Ducati Gresini Racing itu konsisten finis di posisi kedua dan hanya kalah dari sang kakak, Marc Marquez, yang selalu finis pertama. Performa itu pun bikin ‘tangan kanan’ Valentino Rossi, Uccio Salucci, geleng-geleng kepala.

    Hingga berita ini ditulis, Alex telah meraih podium dua di balap sprint dan balap utama MotoGP Thailand dan MotoGP Argentina. Alex juga meraih podium kedua di balap sprint dan balap utama MotoGP Amerika.

    Team Director Pertamina Enduro VR46 Racing Team Alessio ‘Uccio’ Salucci Foto: Dok. Pertamina Enduro VR46 Racing Team

    Performa gemilang Alex pun jadi perhatian bos Pertamina Enduro VR46, Uccio Salucci. Prestasi Alex menjadi perhatian khusus tangan kanan legenda balap, Valentino Rossi itu.

    “Marc Marquez bukan satu-satunya ‘ancaman’. Ada saudaranya, yang melaju sangat cepat. Alex benar-benar membuat saya takjub. Kita semua membicarakan Alex Marquez,” ungkap Uccio dikutip dari Motosan.

    Uccio tak heran Alex bisa menampilkan performa konsisten di awal musim 2025. Bagaimanapun, Alex adalah seorang juara dunia di level balap junior. Alex pernah menjuarai balap kelas Moto3 (2014) dan Moto2 (2019). Alex juga memiliki pengalaman pernah membalap di tim pabrikan Repsol Honda.

    “Dia adalah juara dunia dua kali, dan ada perbedaan besar antara tidak menjadi juara dunia dan pernah menjadi juara dunia. Dia adalah juara dunia dua kali, dan saya tidak heran dia melaju kencang. Dia memiliki motor yang hebat, dia memiliki tim yang bagus,” kata Uccio lagi.

    (lua/din)

  • Duo Marquez ‘Kesetanan’, Murid Rossi Kena Mental

    Duo Marquez ‘Kesetanan’, Murid Rossi Kena Mental

    Jakarta

    Marc Marquez dan Alex Marquez tampil ‘kesetanan’ di dua seri pembuka MotoGP 2025. Kondisi tersebut membuat murid Valentino Rossi, Francesco Bagnaia langsung kena mental dan tak mampu menunjukkan performa terbaiknya musim ini.

    Disitat dari Motosan, kondisi tersebut disampaikan Franco Morbidelli yang juga berstatus murid Valentino Rossi. Menurutnya, Bagnaia belum bisa menerima kenyataan, duo Marquez tampil sekuat ini di empat balapan pertama (race dan sprint race).

    “Mungkin Pecco berharap bisa berbuat lebih banyak, tetapi Marquez bersaudara memulai tahun ini dengan performa yang luar biasa, dan itu membuat (mentalnya) sedikit bergetar,” ujar Franco Morbidelli, dikutip Jumat (28/3).

    Francesco Bagnaia. Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha

    Pada dua seri pembuka yang digelar di Thailand dan Argentina, Marc selalu finis pertama dan Alex persis di belakangnya. Keduanya mencatat hasil yang sama di balapan pendek (sprint race) maupun balapan inti (race).

    Sementara Bagnaia yang dijagokan meraih juara musim ini justru kesulitan menempati posisi terdepan. Pencapaian terbaiknya hanya finis ketiga di tiga balapan berbeda.

    “Saya melihat dia cukup frustrasi setelah dua balapan pertama. Mungkin dia belum menemukan perasaan yang dicarinya, tetapi ketika dia menemukannya, dia pasti akan bersaing, karena dia tak jauh dari posisi terdepan,” kata dia.

    Kondisi itu membuat Marquez bersaudara mengambil alih posisi puncak klasemen MotoGP 2025. Sementara Bagnaia masih tetap on track dengan menempati urutan ketiga. Balapan berikutnya akan digelar di Amerika Serikat (AS), akhir pekan ini.

    Berikut Klasemen MotoGP 2025Marc Marquez – Ducati Lenovo: 74Alex Marquez – Gresini Ducati: 58Francesco Bagnaia – Ducati Lenovo: 43Franco Morbidelli – Pertamina VR46 Ducati: 37Johann Zarco – Castrol Honda LCR: 25Fabio di Giannantonio – Pertamina VR46 Ducati: 22Brad Binder – Red Bull KTM: 19Ai Ogura – Trackhouse Aprilia: 17Marco Bezzecchi – Aprilia Racing: 14Pedro Acosta – Red Bull KTM: 13Joan Mir – Honda HRC Castrol: 10Luca Marini – Honda HRC Castrol: 10Jack Miller – Pramac Yamaha: 8Enea Bastianini – Red Bull KTM Tech3: 7Fabio Quartararo – Monster Yamaha: 6Alex Rins – Monster Yamaha: 5Maverick Viñales – Red Bull KTM Tech3: 4Fermin Aldeguer – Gresini Ducati: 3Miguel Oliveira – Pramac Yamaha: 2Raul Fernandez – Trackhouse Aprilia: 1.

    (sfn/din)

  • Pemudik Motor Ramaikan Jalanan dengan Tulisan Lucu dan Menyentuh

    Pemudik Motor Ramaikan Jalanan dengan Tulisan Lucu dan Menyentuh

    Jakarta, Beritasatu.com – Momen mudik Lebaran selalu menghadirkan berbagai cerita unik, salah satunya kebiasaan pemudik motor yang menuliskan kata-kata lucu dan menyentuh di bagian belakang motor atau punggung penumpang.

    Mulai dari ungkapan lucu, pesan haru, hingga doa untuk keselamatan, tulisan-tulisan ini menjadi hiburan tersendiri di tengah perjalanan panjang para pemudik motor menuju kampung halaman.

    Fenomena ini bukan sekadar gaya-gayaan, tetapi juga mencerminkan kreativitas, harapan, dan realitas yang dihadapi para pemudik.

    Dari pantauan sejumlah Instagram, Jumat (28/3/2025), beberapa tulisan pemudik dengan sepeda motor berisi keluhan santai seperti “tiap tahun kumpul Lebaran pasti ditanya kapan nikah?”.  Ada juga yang menyisipkan humor khas pemudik seperti “balik ke kampung halaman, bukan ke hati mantan”. “Sepurane mak, anakmu mulih mung karo Vario, ora karo calon bojo”.

    Selain itu, banyak pemudik yang menuliskan pesan keselamatan di jalan, mengingat perjalanan jauh dengan motor memiliki risiko tinggi. Kalimat seperti “Pelan-pelan, yang nunggu di rumah banyak” atau “Jangan ngebut, bukan Valentino Rossi” kerap ditemui di perjalanan.

    Lebih dari sekadar hiburan, fenomena ini juga menjadi bentuk solidaritas para pemudik yang menggunakan sepeda motor. Mereka berbagi tawa, harapan, dan pesan moral di tengah perjuangan mudik Lebaran menuju kampung halaman.

  • Ayah Valentino Rossi Ogah Dukung Marc Marquez

    Ayah Valentino Rossi Ogah Dukung Marc Marquez

    Jakarta

    Ayah Valentino Rossi, Graziano mengikuti perkembangan MotoGP meski anaknya sudah pensiun. Dia tahu kalau Marc Marquez sedang mendominasi balapan, tapi tak akan pernah mau mendukungnya.

    Graziano Rossi lebih menjagokan para pebalap berdarah Italia, sekaligus para murid Valentino Rossi.

    Pertama, Franco Morbidelli, rider Pertamina Enduro VR46 itu baru saja naik podium. Sejak finis ketiga di Jerez pada Mei 2021, baru kali ini lagi Morbidelli naik podium. Ada rentang 1414 hari sampai akhirnya Franco Morbidelli mengakhiri ‘puasa’ podium.

    “Saya mengikuti MotoGP dan saya menyukainya, dan saya berharap Morbidelli dapat memberi kita sensasi hebat tahun ini,” kata Graziano dikutip dari Motosan.es.

    Wajar saja ayah dari legenda MotoGP itu tidak memilih Marc Marquez. The Baby Alliens merupakan pebalap Spanyol, di sisi lain pernah punya rivalitas yang tinggi dengan Valentino Rossi.

    Graziano mengungkapkan pebalap hebat Italia saat ini adalah Francesco Bagnaia. Sang pemilik gelar juara dunia MotoGP dua kali.

    “Saya tidak mendukung Márquez,seperti yang Anda pahami, tetapi saya mendukung Morbidelli. Pecco hebat,”

    “Menurut saya yang terbaik adalah Pecco,” tambah Graziano Rossi.

    Meski faktanya, tak bisa dipungkiri bahwa Bagnaia berada di bawah bayang-bayang rekan setimnya itu di awal musim ini. Rider Italia tersebut dipaksa menyaksikan Marquez menyapu bersih seri Thailand dan Argentina. Sedangkan Bagnaia hanya finis podium ketiga dan keempat, kalah dari rider-rider satelit macam Alex Marquez (Gresini) dan Franco Morbidelli (Pertamina Enduro VR46).

    Lebih buruk lagi karena ada gap yang begitu besar di antara kedua pebalap. Di grand prix Thailand, Marquez unggul lebih dari dua detik dari Bagnaia. Sedangkan di Argentina Bagnaia bahkan tertinggal 5,5 detik.

    (riar/din)