Tag: Valentino Rossi

  • Pebalap Kayak Marc Marquez Cuma Muncul 15 Tahun Sekali

    Pebalap Kayak Marc Marquez Cuma Muncul 15 Tahun Sekali

    Jakarta

    Legenda balap asal Spanyol, Jorge Lorenzo, menganggap rekan senegaranya, Marc Marquez sebagai pebalap ‘langka’ yang sulit digantikan. Bahkan, bakat seperti The Baby Alien, kata dia, hanya muncul 10-15 tahun sekali.

    Marquez debut di MotoGP pada musim 2013 di Losail, Qatar. Dia dianggap meneruskan era Valentino Rossi yang menjalani balapan pertamanya di musim 2000 atau 13 tahun sebelum Marquez.

    Kenyataan tersebut membuat Lorenzo menyimpulkan, pebalap seperti Marquez hanya muncul 10-15 tahun sekali. Sebab, selain kualitas, pebalap berusia 32 tahun itu punya mental sekuat baja.

    “Marquez merupakan pebalap yang muncul setiap 10 atau 15 tahun sekali dan sejajar dengan Rossi, Stoner atau bahkan saya. Melihat angka-angkanya, dia bahkan lebih baik dari kami, meskipun masih satu gelar di bawah Rossi,” ujar Lorenzo, dikutip dari Motosan, Senin (11/8).

    Jorge Lorenzo puji habis Marc Marquez soal kualitas balapan. Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto

    Menurut Lorenzo, Marquez merupakan fenomena besar di MotoGP. Bayangkan, setelah cedera parah bertahun-tahun, dia mampu comeback. Bahkan, dia langsung bisa adaptasi di musim pertamanya bersama Ducati merah.

    “Marc adalah fenomena. Dia datang ke Ducati dengan pengalaman yang lebih sedikit dibandingkan Pecco. Tapi, dia bisa tampil lebih cepat,” kata dia.

    Sebagai catatan, Marquez berpeluang besar meraih gelar juara kesembilannya musim ini. Bahkan, dia bisa menguncinya lebih cepat di Misano, Italia. Jika dia berhasil, maka koleksi gelarnya akan sama seperti Valentino Rossi.

    Marquez saat ini memimpin klasemen MotoGP 2025 dengan koleksi 381 poin. Dia unggul 120 angka dari adiknya, Alex Marquez di peringkat kedua. Pebalap dengan nomor 93 itu hanya perlu mencetak 103 poin lagi untuk memastikan gelar juara dunia.

    (sfn/rgr)

  • Masalah Utama Pecco Bagnaia

    Masalah Utama Pecco Bagnaia

    Jakarta

    Francesco ‘Pecco’ Bagnaia mengaku performanya di MotoGP 2025 sedang berada di titik sulit. Juara MotoGP dua kali itu menyebut dirinya kini menjadi salah satu rider yang terburuk di lintasan dalam hal mempertahankan posisi saat balapan. Sebenarnya apa masalah utama Pecco Bagnaia?

    Sejak awal musim, masalah Bagnaia dengan Ducati GP25 sudah menjadi sorotan. Pebalap Italia itu frustrasi lantaran kesulitan bersaing dengan rekan setim barunya, Marc Marquez, dalam perebutan gelar. Keluhan utamanya terletak pada kemampuan motor saat memperlambat kecepatan dan masuk tikungan.

    Francesco ‘Pecco’ Bagnaia Foto: Dok. Ducati

    “Saya sudah mengeluh tentang masalah pengereman dan (masalah saat) masuk tikungan sejak beberapa waktu lalu, sejak di Thailand,” bilang Bagnaia kepada Sky Italia.

    Menurutnya, kelemahan ini membuat lawan lebih mudah menyalip. Padahal, di musim-musim sebelumnya, Bagnaia dikenal sebagai pebalap yang sulit dilewati. Dia memiliki pertahanan yang kuat saat balapan.

    “(Kini) saya (menjadi) salah satu yang terburuk, semua orang menyalip saya saat (melakukan) pengereman, saya tidak bisa mengerem dengan keras,” lanjut pebalap Italia.

    Bagnaia menjelaskan, ketika mencoba mengerem mendadak, ia kehilangan kendali atau melebar. Sebaliknya, jika mengerem lebih halus, motor sulit berbelok. “Sulit dipahami karena tidak ada cara untuk menghentikan motor sesuai keinginan,” tambahnya lagi.

    Saat ini, fokusnya bergeser. Dengan Marquez semakin tak terkejar, Bagnaia bertekad mempertahankan catatan finis dua besar di klasemen akhir sejak 2021. Ia tertinggal 48 poin dari Alex Marquez yang ada di posisi kedua dengan 10 seri tersisa.

    Meski hanya meraih satu kemenangan musim ini, Bagnaia menegaskan ia dan Ducati harus menemukan solusi. “Pada akhirnya, semuanya ada di tangan kami. Kami sudah mencoba segalanya, dan tidak ada yang membantu meningkatkan area itu, jadi saya rasa DNA motor ini tidak 100% sesuai dengan permintaan saya sebelumnya,” ujar Bagnaia lagi.

    Anak didik Valentino Rossi itu mengakui targetnya di paruh kedua musim berubah. “Kami memulai untuk memenangkan kejuaraan, tapi saat ini sulit melawan Marc atau merebut gelar. Jadi kami harus fokus mengejar Alex, lalu meningkatkan performa hingga akhir musim untuk mempersiapkan tahun depan,” pungkasnya.

    (lua/riar)

  • Pebalap Kayak Marc Marquez Cuma Muncul 15 Tahun Sekali

    Marquez Bisa Kunci Juara di ‘Rumah’ Rossi, Begini Hitung-hitungannya

    Jakarta

    Pebalap Ducati asal Spanyol, Marc Marquez bisa mengunci juara dunia MotoGP 2025 jauh lebih awal. Bahkan, menurut laporan, dia bisa mengamankan gelar kesembilannya tersebut di ‘rumah’ Valentino Rossi, yakni di Sirkuit Misano, Italia.

    Dominasi Marquez musim ini benar-benar tak terbantahkan. Pebalap berjuluk The Baby Alien itu berada di puncak performa, baik secara fisik maupun mental, dan itu terlihat setiap akhir pekan balap. Dari 12 seri yang sudah digelar, Marquez telah mengoleksi 381 poin.

    Pesaing terdekatnya yang merupakan adiknya sendiri, Alex Marquez, tertinggal 120 poin dengan total 261 poin. Nah, dengan 37 poin maksimal yang bisa diraih setiap GP, data GPOne mencatat rata-rata Marc mengantongi 31,75 poin per seri-selisih sekitar 10 poin lebih banyak dibanding Alex setiap pekannya.

    Marc Marquez. Foto: REUTERS/David W Cerny

    Jika tren ini berlanjut, skenario paling realistis adalah Marquez mengunci gelar juara di Mandalika, Indonesia pada 5 Oktober. Namun, bukan tak mungkin, hal itu terjadi lebih cepat. Di GP Jepang, sepekan sebelumnya, dia bisa memastikan juara bila unggul 185 poin dari Alex-artinya gelar terkunci lima seri sebelum musim berakhir.

    Lebih ekstrem lagi, peluang tetap terbuka bagi Marquez untuk menyegel gelar di Misano, enam seri sebelum penutupan musim. Syaratnya, ia harus mencetak 103 poin lebih banyak dari Alex dalam empat balapan ke depan. Dengan begitu, keunggulannya menjadi 223 poin dan tak mungkin terkejar.

    Memang, skenario Misano ini sulit karena Alex harus apes, bahkan gagal meraih poin akibat masalah motor. Namun, melihat performa Marquez musim ini, segalanya terasanya menjadi mungkin.

    Yang jelas, pebalap 32 tahun itu tak mau terbuai hitung-hitungan. Fokusnya tetap pada menggeber motor, mengumpulkan poin maksimal, dan membiarkan waktu yang menjawab kapan ia resmi jadi juara dunia lagi.

    (sfn/lth)

  • Belum Bisa Dikalahin Marquez, Rossi Jadi Pebalap MotoGP Paling Banyak Menang

    Belum Bisa Dikalahin Marquez, Rossi Jadi Pebalap MotoGP Paling Banyak Menang

    Jakarta

    Balap motor paling bergengsi di dunia, MotoGP, sudah berlangsung sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Namun, Valentino Rossi masih memegang rekor ini. Rivalnya, Marc Marquez belum bisa mengalahkan Rossi.

    Dikutip Crash, MotoGP sudah berlangsung sejak 1949. Sejak saat itu, banyak nama telah datang dan pergi, mengukir sejarah sebagai pemenang balapan dan juara dunia.

    Sepanjang sejarah MotoGP, Valentino Rossi berada di puncak daftar pemenang sepanjang masa. Pebalap asal Italia yang kini sudah beralih profesi sebagai pebalap mobil itu mencatatkan rekor 89 kemenangan di kelas utama.

    Rossi tercatat meraih kemenangan pertamanya pada tahun 2000. Pebalap dengan nomor khas #46 itu meraih kemenangan terakhir di MotoGP pada tahun 2017.

    Rekor kemenangan Valentino Rossi di kelas primer itu belum ada yang bisa mengalahkannya. Namun, kini rekor Rossi mendapat tekanan dari Marc Marquez. Marquez menjadi pebalap MotoGP kedua setelah Rossi yang meraih kemenangan terbanyak sepanjang sejarah.

    Hingga pertengahan musim 2025, Marquez telah meraih 70 kemenangan. Per hari ini, kemenangan terakhir yang diraih Marquez adalah di MotoGP Ceko 2025 belum lama ini. Jika konsisten selalu menang, Marquez bisa saja mengalahkan rekor yang ditorehkan Rossi.

    Dari 10 pebalap teratas dengan kemenangan terbanyak di kelas utama, hanya dua yang masih aktif yaitu Marc Marquez dan rekan setimnya di Ducati saat ini, Pecco Bagnaia. Jika Marquez menempati posisi kedua, Pecco Bagnaia berada di peringkat 10 dengan 30 kemenangan yang pernah diraihnya di kelas primer.

    Berikut 10 pebalap teratas dengan kemenangan terbanyak di MotoGP:

    Valentino Rossi: 89 kali menangMarc Marquez: 70 kali menangGiacomo Agostini: 68 kali menangMick Doohan: 54 kali menangJorge Lorenzo: 47 kali menangCasey Stoner: 38 kali menangMike Hailwood: 37 kali menangDani Pedrosa: 31 kali menangEddie Lawson: 31 kali menangFrancesco ‘Pecco’ Bagnaia: 30 kali menang.

    (rgr/dry)

  • Daftar Pebalap MotoGP Paling Sering Jatuh di Paruh Pertama 2025

    Daftar Pebalap MotoGP Paling Sering Jatuh di Paruh Pertama 2025

    Jakarta

    MotoGP 2025 telah memasuki paruh musim. Para pebalap telah menjalani 24 kali race, termasuk balapan pendek atau sprint race. Lantas, sepanjang itu, siapa rider yang paling sering jatuh?

    Selama 24 race pertama musim ini, total ada 185 kecelakaan di MotoGP. Menariknya, Ducati menjadi penyumbang terbesar dengan 51 kali kecelakaan. Mereka berada di atas Honda dan Aprilia yang tak sampai 40 kali kecelakaan.

    Di luar dugaan, Yamaha menjadi tim yang paling jarang jatuh di MotoGP 2025. Hingga pertengahan musim, mereka hanya 29 kali jatuh.

    Daftar pebalap paling sering jatuh di paruh musim MotoGP 2025. Foto: Doc. MotoGP

    Meski Ducati menjadi tim paling sering jatuh, namun bukan pebalap mereka yang memuncaki daftar tersebut. Menurut laporan terbaru MotoGP, dikutip Sabtu (2/8), dua pebalap Honda, yakni Joan Mir dan Johann Zarco menjadi rider yang paling sering kecelakaan di kejuaraan musim ini.

    Keduanya sama-sama jatuh 15 kali. Sementara Alex Marquez sebagai pebalap Ducati menempati urutan ketiga dengan 13 kali jatuh. Uniknya, murid sekaligus adik Valentino Rossi, Luca Marini menjadi satu-satunya pebalap yang tak pernah crash musim ini.

    Berikut Daftar Pebalap Paling Sering Jatuh di Paruh Musim MotoGP 2025Joan Mir, Honda: 15 kaliJohann Zarco, Honda: 15 kaliAlex Marquez, Ducati: 13 kaliBrad Binder, KTM: 13 kaliFranco Morbidelli, Ducati: 12 kaliMarco Bezzecchi, Aprilia: 12 kaliJack Miller, Yamaha: 12 kaliAi Ogura, Aprilia: 11 kaliPedro Acosta, KTM: 9 kaliFermín Aldeguer, Ducati: 9 kaliMarc Marquez, Ducati: 8 kaliFabio Quartararo, Yamaha: 7 kaliPecco Bagnaia, Ducati: 6 kaliEnea Bastianini, KTM: 6 kaliRaul Fernandez, Aprilia: 6 kaliSomkiat Chantra, Honda: 5 kaliLorenzo Savadori, Aprilia: 5 kaliMaverick Vinales, KTM: 4 kaliAugusto Fernandez, Yamaha: 4 kaliAlex Rins, Yamaha: 3 kaliFabio Di Giannantonio, Ducati: 3 kaliMiguel Oliveira, Yamaha: 3 kaliAleix Espargaro, Honda: 2 kaliJorge Martin, Aprilia: 1 kaliTakaaki Nakagami, Honda : 1 kaliLuca Marini, Honda: 0 kali.

    (sfn/dry)

  • Dulu Musuhan, Sekarang Lorenzo Puji Rossi Habis-habisan

    Dulu Musuhan, Sekarang Lorenzo Puji Rossi Habis-habisan

    Jakarta

    Sebagian kita mungkin masih ingat betapa sengitnya rivalitas Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi di masa lalu. Bahkan, meski sama-sama membela Yamaha, keduanya sering saling sindir dan melempar pernyataan ofensif.

    Namun, setelah pensiun, hubungan keduanya pelan-pelan membaik. Menariknya, di sejumlah kesempatan, keduanya mulai saling memuji. Hal itu ditunjukkan Lorenzo yang menyebut Rossi sebagai pebalap pintar dan punya banyak ide.

    “Rossi yang paling kuat dalam hal improvisasi. Dia sangat cerdas, sangat luwes. Dia tahu cara berimprovisasi di lintasan. Dia tidak tertutup. Dia sangat terbuka. Wajar saja, karena dia sangat cerdas. Tidak hanya di ‘lantai dansa’, tapi di semua bidang kehidupan,” ujar Lorenzo, dikutip dari Motosan, Kamis (31/7).

    Jorge Lorenzo puji habis-habisan Valentino Rossi. Apa kata dia? Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto

    Lorenzo kemudian teringat perjumpaan bersejarahnya dengan Rossi di musim 2009. Ketika itu, saat balapan di Barcelona, Spanyol, dia harus menjalani pertarungan berat menghadapi The Doctor.

    “Kami berdua bersaing ketat sepanjang akhir pekan, dari FP1 hingga pemanasan. Balapan yang luar biasa. Tak satu pun dari kami bisa lolos. Itulah niat kami, baik dia maupun saya. Dan dia menang karena, menurut saya, dia yang terbaik,” ungkapnya.

    Lorenzo mengakui keandalan Rossi saat melibas tikungan. Menurutnya, Rossi paham betul kapan harus mengerem, mengurangi kecepatan dan berbelok. Hal itu yang selalu dipelajarinya selama ‘berbagi’ lintasan dengan pebalap asal Italia tersebut.

    “Rossi sangat cerdas, tidak hanya di trek, tetapi di semua bidang kehidupan,” kata Lorenzo.

    (sfn/rgr)

  • 5 Pebalap Indonesia yang Berguru di Padepokan Valentino Rossi

    5 Pebalap Indonesia yang Berguru di Padepokan Valentino Rossi

    Jakarta

    PT Pertamina Lubricants alias PTPL akan mengirim lima pebalap muda asal Indonesia ke padepokan balap milik Valentino Rossi, yakni VR46 Academy. Kelimanya merupakan rider berbakat yang punya sepak terjang memukau di kompetisi nasional.

    Werry Prayogi selaku Direktur Utama Pertamina Lubricants menjelaskan, lima pebalap tersebut akan ditempa langsung Valentino Rossi di padepokan yang bertempat di Tavullia, Italia tersebut. Mereka akan berbagi fasilitas dengan murid The Doctor lain, seperti Marco Bezzecchi, Luca Marini dan Francesco Bagnaia.

    “Kerja sama dengan VR46 Academy menjadi bukti kolaborasi dengan tim balap kelas dunia bisa membawa dampak konkret ke pengembangan talenta lokal. Harapannya, mereka tidak hanya ikut serta, tapi bisa bersaing dan berdiri sejajar dengan pebalap papan atas di level tertinggi,” kata Werry di ICE BSD, Tangerang Selatan.

    Pebalap Indonesia dikirim ke VR46 Academy. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Kelima pebalap muda Indonesia tersebut akan mengikuti program ‘Riders Summer Camp’ selama empat hari penuh, yakni mulai 28 Juli hingga 1 Agustus 2025. Proses penyaringan pebalap dikerjakan PTPL bersama dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI).

    Selama empat hari penuh, para pebalap muda Indonesia akan merasakan langsung suasana pelatihan ala akademi, sekaligus memahami metode kerja mereka yang profesional dan kompeten.

    Mereka juga dijadwalkan menjalani beberapa sesi latihan di lintasan balap profesional serta melakukan kunjungan ke markas besar VR46 untuk melihat langsung ekosistem pembinaan pembalap internasional secara menyeluruh.

    “Kami sangat senang atas kolaborasi dengan Pertamina Enduro. Bekerja bersama anak-anak muda adalah sesuatu yang sangat menginspirasi,” kata Carlo Casabianca sebagai CEO VR46 Riders Academy.

    Berikut Profil 5 Pebalap RI yang ke VR46 Academy

    1. Adytya Fauzi

    Peraih Juara 3 Race 1 Asia Road Racing Championship (ARRC) 2025 di Jepang

    2. Hafizd Fahril Rasyadan

    Peraih Juara 2, Race 2 Oneprix Championship 2022 di Tasikmalaya

    3. Muhammad Rama Putra Septiawan

    Peraih Juara 1 Race 1 Mandalika Racing Series (MRS) 2024 di Lombok

    4. Decksa Almer Alfarezel

    Peraih Juara 1 Race 2 Yamaha Sunday Race (YRS) 2025 di Lombok

    5. Argiya Farrel Ramadhan

    Peraih Juara 2 Race 2 Kelas Novice Kejurnas Motoprix Sumatera 2022.

    (sfn/din)

  • 5 Pebalap Indonesia yang Berguru di Padepokan Valentino Rossi

    5 Pebalap Indonesia Bakal Latihan di Akademi Valentino Rossi

    Jakarta

    PT Pertamina Lubricants (PTPL) telah menjalin kerjasama dengan akademi balap milik Valentino Rossi, yakni VR46 Academy. Kemitraan itu membuat mereka bisa membawa pebalap asal Indonesia untuk berlatih dan menimba ilmu di fasilitas yang bertempat di Tavullia, Italia tersebut.

    Sebagai permulaan, ada lima pebalap muda asal Indonesia yang dikirim ke VR46 Academy. Menurut rencana, mereka akan berlatih bersama murid-murid Rossi lainnya, seperti Francesco Bagnaia dan Marco Bezzecchi, selama empat hari penuh!

    Program bertajuk ‘Riders Summer Camp’ itu akan berlangsung mulai 28 Juli hingga 1 Agustus 2025. Pertamina Lubricants dan Ikatan Motor Indonesia (IMI) menyaring lima pebalap tersebut melalui kejuaraan tingkat nasional.

    “Dukungan kami terhadap para pembalap muda ini merupakan bagian dari komitmen yang lebih luas dalam memajukan generasi muda melalui berbagai bidang – termasuk olahraga balap, seni, budaya, dan keilmuan,” ujar Arya Dwi Paramita selaku Corporate Secretary PT Pertamina (Persero).

    Pebalap Indonesia dikirim ke VR46 Academy. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Sementara Werry Prayogi selaku Direktur Utama Pertamina Lubricants (PTPL) mengatakan, kemitraan ini bukan sekadar sponsorship biasa. Ini tentang mimpi, dan bagaimana mimpi itu bisa dicapai oleh pebalap-pebalap muda Indonesia.

    “Kerja sama kami dengan VR46 Riders Academy menjadi bukti bahwa kolaborasi dengan tim balap kelas dunia bisa membawa dampak konkret ke pengembangan talenta lokal. Harapannya, mereka tidak hanya ikut serta, tapi bisa bersaing dan berdiri sejajar dengan pebalap papan atas di level tertinggi,” ungkap Werry.

    Selama empat hari penuh, para pebalap muda Indonesia akan merasakan langsung suasana pelatihan ala akademi, sekaligus memahami metode kerja mereka yang profesional dan kompeten.

    Pebalap Indonesia dikirim PT Pertamina Lubricants (PTPL) ke VR46 Academy. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Mereka juga dijadwalkan menjalani beberapa sesi latihan di lintasan balap profesional serta melakukan kunjungan ke markas besar VR46 untuk melihat langsung ekosistem pembinaan pembalap internasional secara menyeluruh.

    “Kami sangat senang atas kolaborasi dengan Pertamina Enduro. Bekerja bersama anak-anak muda adalah sesuatu yang sangat menginspirasi,” kata Carlo Casabianca sebagai CEO VR46 Riders Academy.

    Berikut kami rangkum lima pebalap muda Indonesia yang berkesempatan menimba ilmu langsung ke akademi balap milik The Doctor:

    Adytya Fauzi: Peraih Juara 3 Race 1 Asia Road Racing Championship (ARRC) 2025 di JepangHafizd Fahril Rasyadan: Peraih Juara 2, Race 2 Oneprix Championship 2022 di TasikmalayaMuhammad Rama Putra Septiawan: Peraih Juara 1 Race 1 Mandalika Racing Series (MRS) 2024 di LombokDecksa Almer Alfarezel: Peraih Juara 1 Race 2 Yamaha Sunday Race (YRS) 2025 di LombokArgiya Farrel Ramadhan: Peraih Juara 2 Race 2 Kelas Novice Kejurnas Motoprix Sumatera 2022.

    (sfn/lth)

  • Soal Berdamai dengan Valentino Rossi, Marc Marquez Bilang Begini

    Soal Berdamai dengan Valentino Rossi, Marc Marquez Bilang Begini

    Jakarta

    Marc Marquez ditanya soal kemungkinan berdamai dengan Valentino Rossi. Begini jawaban juara dunia delapan kali tersebut.

    Hubungan Valentino Rossi dan Marc Marquez belum membaik. Sekalipun Rossi tak lagi berkompetisi di MotoGP, namun rivalitas keduanya masih terasa. Misalnya saat Marquez menjadi juara di Mugello, dia banyak disoraki penonton. Tapi Marquez tak ambil pusing soal hal itu. Menurutnya mereka yang bersorak bukanlah penggemar MotoGP sesungguhnya.

    Asa untuk memperbaiki hubungan antara keduanya masih tetap ada. Kendati demikian dalam wawancara dengan DAZN, juara dunia delapan kali itu menyebut tidak bisa hanya datang dari satu pihak.

    “Ketika sesuatu tidak bergantung sepenuhnya pada satu orang, kamu tidak bisa mengatakan, ‘tidak, saya tidak tertarik,” ucap Marquez dilansir Crash.

    Sebelumnya, menyoal Rossi dan Marquez berdamai ini sudah disuarakan oleh Bos Ducati Davide Tardozzi. Baik Marquez ataupun Rossi sebaiknya berjabat tangan dan mengakhiri perseteruan keduanya. Tak cuma itu, Tardozzi juga meminta para penggemar melupakan kejadian tahun 2015 tersebut.

    “Saya rasa perilaku tidak sportif tidak lagi bisa dibenarkan jika berkaitan dengan peristiwa 10 tahun yang lalu. Saatnya untuk melupakan masa lalu dan melihat ke depan, terutama bagi Marc dan Valentino agar bisa memberikan pesan positif,” kata Tardozzi.

    Di sisi lain, dengan kepindahannya ke tim pabrikan Ducati membuat Marquez lebih dekat untuk menyamai tujuh gelar juara dunia di kelas utama Valentino Rossi. Namun, 89 rekor kemenangan Rossi masih sulit untuk dikejar.

    “Saya tidak tahu berapa banyak kemenangan yang dimiliki Agostini dan Valentino. Mencapai 89? Saya melihatnya sebagai hal yang sulit. Mencapai tujuh gelar juara dunia MotoGP? Saya melihatnya sebagai hal yang lebih mudah,” tutur Marquez.

    Marquez memiliki kontrak dengan Ducati hingga akhir musim 2026. Kemungkinan untuk mengejar rekor yang ditorehkan Rossi selama di MotoGP pun masih bisa diraih.

    (dry/rgr)

  • Morbidelli Absen di MotoGP Jerman Usai Crash Horor-Wearpack Terbuka

    Morbidelli Absen di MotoGP Jerman Usai Crash Horor-Wearpack Terbuka

    Jakarta

    Franco Morbidelli, rider Pertamina Enduro VR46 Racing Team absen dari balapan MotoGP Jerman 2025. Murid Valentino Rossi itu mengalami cedera tulang selangka.

    Morbidelli crash saat melakoni Sprint Race MotoGP Jerman 2025 di Sirkuit Sachsenring. Padahal Morbidelli sempat memimpin jalannya balapan.

    Petaka itu datang pada lap ketiga di tikungan delapan. Morbidelli terjatuh, dia terpelanting dari motornya.

    Belum usai, Morbidelli bergulingan di atas gravel, bahkan wearpack-nya sampai terbuka. Morbidelli sempat tidak bergerak setelahnya.

    The crash that meant the end of podium contention for Franky❌

    He will miss the Grand Prix tomorrow due to a persistent pain in his left shoulder #GermanGP 🇩🇪 pic.twitter.com/HotE3ef963

    — MotoGP™🏁 (@MotoGP) July 12, 2025

    Morbidelli sudah mengalami kecelakaan di tikungan yang sama saat kualifikasi kedua.

    Imbas kecelakaan itu, Morbidelli mengalami memar parah di tulang selangka kirinya.

    Lantaran rasa sakit yang terus menerus, pebalap keturunan Brasil ini dipastikan tidak berpatisipasi pada balapan hari Minggu, (13/7/2025).

    Morbidelli akan kembali ke Italia untuk pemeriksaan medis lebih lanjut. Belum diketahui apakah ia akan pulih tepat waktu untuk seri berikutnya.

    “Franco Morbidelli tidak akan berpartisipasi dalam GP Jerman besok karena rasa sakit yang terus-menerus di bahu kirinya akibat kecelakaan hari ini di Sachsenring. Dia dijadwalkan kembali ke Italia besok untuk pemeriksaan medis lebih lanjut,” demikian bunyi sebuah pernyataan

    Ada tiga pebalap lain yang absen dari agenda utama race MotoGP Jerman. Dimulai dari rookie LCR Somkiat Chantra harus absen karena cedera kaki setelah mengalami insiden saat latihan.

    Enea Bastianini dari Tech3 dinyatakan kurang fit, yang membuatnya tidak bisa ikut rangkaian pada hari Jumat. Akhirnya tm membuat keputusan untuk tidak ikut balapan selama sisa akhir pekan.

    Kemudian pada kualifikasi Sabtu pagi, rekan setimnya Maverick Vinales mengalami kecelakaan di Tikungan 4 dan mengalami patah tulang selangka – membuatnya absen di sisa akhir pekan.

    (riar/riar)