Tag: Ursula von der Leyen

  • Prabowo: Indonesia-EU berikan contoh baik di tengah gejolak global

    Prabowo: Indonesia-EU berikan contoh baik di tengah gejolak global

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto menyatakan Indonesia dan Uni Eropa (EU) memberikan contoh yang baik bagi dunia, terutama di tengah gejolak global untuk terus memperkuat kerja sama.

    Presiden Prabowo melawat ke Brussels, Belgia, Minggu, dan bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di markas Komisi Eropa. Dalam pertemuan itu, Presiden Prabowo dan Presiden von der Leyen mengumumkan Indonesia dan Uni Eropa berhasil mencapai kesepakatan politik dan telah merampungkan perundingan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) Indonesia-Uni Eropa setelah negosiasi itu berjalan selama kurang lebih 10 tahun.

    “Di tengah masa yang tak stabil dan penuh kebingungan, saya kira kita memberikan contoh yang tepat,” kata Presiden Prabowo saat memberikan pernyataan bersama dengan Presiden von der Leyen di Brussels, Belgia, Minggu, merujuk kepada kerja sama CEPA Indonesia-Uni Eropa.

    Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo menekankan Indonesia melihat Eropa sebagai mitra yang penting. Oleh karena itu, Prabowo menginginkan lebih banyak kehadiran dan peran Eropa dalam perekonomian Indonesia.

    “Kami melihat Eropa masih memimpin di banyak aspek kehidupan dan kami banyak melihat ke Eropa. Mungkin, banyak dari kita yang enggan mengakuinya secara terbuka, tetapi saya di sini, mengatakan secara terbuka, kami ingin melihat Eropa yang lebih kuat,” kata Presiden Prabowo.

    Presiden von der Leyen, dalam sesi jumpa pers yang sama, juga menilai Indonesia dan Uni Eropa telah mengirimkan pesan yang kuat kepada dunia bahwa kerja sama, keterbukaan, dan saling berbagi peluang merupakan jalan yang perlu diambil oleh negara-negara daripada mempertajam perbedaan dan perpecahan.

    “Bapak Presiden, terima kasih atas kunjungannya. Pesan yang kita kirim hari ini kuat dan jelas. Beberapa memilih jalan isolasi dan perpecahan pada masa-masa sulit. Eropa dan Indonesia memilih jalan yang berbeda. Kita memilih keterbukaan, kerja sama, dan menjajaki peluang bersama,” kata von der Leyen.

    “Anda selalu diterima di sini, dan Anda dapat mengandalkan Eropa,” kata Presiden Komisi Eropa kepada Presiden Prabowo.

    Dari markas Komisi Eropa di Gedung Berlaymont, Presiden Prabowo melanjutkan agenda resminya bertemu dengan Presiden Dewan Eropa António Costa dan Raja Belgia Philippe Léopold Louis Marie di Brussels.

    Dalam lawatan resminya di Brussels sejak Sabtu (12/7), Presiden Prabowo didampingi beberapa menteri Kabinet Merah Putih, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Investasi dan Hilirisasi/CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani, kemudian ada pula Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Duta Besar RI untuk Belgia Andri Hadi.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Presiden Prabowo temui Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen

    Presiden Prabowo temui Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen

    Minggu, 13 Juli 2025 20:59 WIB

    Presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kanan) berjabat tangan sebelum melakukan pertemuan yang merupakan rangkaian dari agenda kunjungan resmi Presiden RI di markas Komisi Eropa, Brussels, Belgia, Minggu (13/7/2025). Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan perundingan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa (EU) rampung dibahas setelah kedua pihak bernegosiasi selama kurang lebih 10 tahun. ANTARA FOTO/Anadolu via Reuters Connect/Dursun Aydemir/bar

    Presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kanan) berjalan bersama sebelum melakukan pertemuan yang merupakan rangkaian dari agenda kunjungan resmi Presiden RI di markas Komisi Eropa, Brussels, Belgia, Minggu (13/7/2025). Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan perundingan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa (EU) rampung dibahas setelah kedua pihak bernegosiasi selama kurang lebih 10 tahun. ANTARA FOTO/Anadolu via Reuters Connect/Dursun Aydemir/bar

    Presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kanan) menyampaikan pernyataan bersama yang merupakan rangkaian dari agenda kunjungan resmi Presiden RI di markas Komisi Eropa, Brussels, Belgia, Minggu (13/7/2025). Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan perundingan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa (EU) rampung dibahas setelah kedua pihak bernegosiasi selama kurang lebih 10 tahun. ANTARA FOTO/Anadolu via Reuters Connect/Dursun Aydemir/bar

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Prabowo Umumkan Indonesia dan Eropa Akhirnya Sepakat soal Perjanjian CEPA

    Prabowo Umumkan Indonesia dan Eropa Akhirnya Sepakat soal Perjanjian CEPA

    Prabowo Umumkan Indonesia dan Eropa Akhirnya Sepakat soal Perjanjian CEPA
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden
    Prabowo Subianto
    mengumumkan bahwa Indonesia dan Uni Eropa telah sepakat untuk memiliki Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) setelah melalui negosiasi panjang selama 10 tahun.
    Hal ini disampaikan Prabowo dalam pernyataan bersama seusai pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa
    Ursula Von Der Leyen
    di Brussel, Belgia, Minggu (13/7/2025).
    “Hari ini kita telah mencapai suatu
    breakthrough
    . Setelah 10 tahun negosiasi, kita telah menyepakati untuk memiliki
    Comprehensive Economic Partnership Agreement
    (CEPA), yang pada dasarnya adalah perjanjian perdagangan bebas,” kata Prabowo, Minggu, dikutip dari
    YouTube
    Sekretariat Presiden.
    Prabowo mengeklaim, Indonesia dan Komisi Eropa telah mencapai banyak kesepakatan untuk mengakomodasi kepentingan ekonommi masing-masing.
    “Kami merasa ini bersifat saling menguntungkan secara simbolik,” ujar dia.
    Prabowo mengatakan, Eropa adalah pemimpin dalam bidang sains, teknologi, dan keuangan,s edangkan Indonesia kaya akan sumber daya alam.
    Oleh karena itu, menurut dia, kemitraan antara Indonesia dan Eropa akan menjadi kontribusi sangat penting bagi stabilitas ekonomi dan geopolitik dunia.
    “Kami di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, sangat menganggap Eropa sebagai bagian penting dalam menciptakan stabilitas global. Eropa, menurut kami, masih menjadi pemimpin dalam banyak aspek kehidupan modern. Kami masih memandang ke arah Eropa,” kata Prabowo.
    Prabowo pun berharap agar Eropa dapat lebih banyak hadir dan berpartisipasi dalam perekonomian Indonesia.
    “Jadi, pada dasarnya, kita tidak memiliki isu yang belum disepakati antara EU dan Indonesia. Itulah kesimpulan kita hari ini, dan saya sangat senang. Di era ketidakstabilan dan kebingungan ini, saya pikir kita memberikan contoh yang baik,” kata dia.
    Senada dengan Prabowo, Ursula juga merespons positif terobosan yang dicapai kedua belah pihak untuk menyepakati
    perjanjian CEPA
    .
    “Bersama-sama, kita mengirimkan pesan kuat tentang pentingnya kemitraan jangka panjang yang dapat diprediksi, dibangun di atas kepercayaan, timbal balik, transparansi, dan nilai-nilai bersama,” kata Ursula.
    Ia menyebutkan, Indonesia adalah salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia, pemasok utama barang-barang penting untuk transisi digital dan hijau, serta pasar yang terus berkembang dengan lebih ari 287 juta penduduk. 
    Namun, saat ini Indonesia baru menjadi mitra dagang kelima Uni Eropa di kawasan ASEAN serta penerima investasi asing langsung kelima terbesar dari Uni Eropa di antara negara-negara ASEAN.
    “Jadi, masih banyak potensi dalam hubungan dagang kita, dan karena itu, perjanjian ini datang pada saat yang tepat. Perjanjian ini akan membuka pasar baru, menciptakan lebih banyak peluang di sektor-sektor utama, bisnis, pertanian, otomotif, dan jasa akan sangat diuntungkan,” kata Ursula.
    Ia juga mengeklaim perjanjian ini bakal memperkuat rantai pasok bahan mentah yang diperlukan untuk transisi digital dan energi bersih.
    “Kita tidak hanya menginginkan pasokan yang aman, tetapi juga pasokan yang bertanggung jawab, yang menghormati lingkungan, masyarakat lokal, dan berfokus pada penciptaan lapangan kerja berkualitas dan nilai tambah lokal,” ujar Ursula.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo minta maaf kunjungi Komisi Eropa di hari Minggu

    Prabowo minta maaf kunjungi Komisi Eropa di hari Minggu

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan permohonan maaf karena mengunjungi Komisi Eropa pada hari Minggu, dan menyebut hal tersebut bukan sesuatu yang biasa.

    Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam pernyataan bersama dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Brussels, Belgia, Minggu waktu setempat.

    “Pertama-tama, merupakan suatu kehormatan besar bagi saya berada di sini, diterima oleh Komisi Eropa. Dan saya ingin sekali lagi menyampaikan permohonan maaf karena mengunjungi Anda pada hari Minggu. Saya tahu ini sangat tidak biasa,” ujar Prabowo dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu.

    Prabowo mengakui bahwa kunjungan pada hari libur bukan hal yang lazim, namun dirinya mengapresiasi atas penerimaan yang diberikan pihak Komisi Eropa.

    Presiden menyebut kehormatan yang diterimanya mencerminkan pentingnya hubungan antara Indonesia dan Uni Eropa.

    “Jadi ini adalah kehormatan besar yang Anda berikan kepada saya, sekaligus sebuah pengorbanan. Namun saya rasa ini juga menunjukkan betapa pentingnya hubungan antara Indonesia dan Uni Eropa bagi kami,” kata Prabowo.

    Dalam pertemuan itu, Prabowo juga mengungkapkan bahwa kedua pihak telah merampungkan perundingan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa (EU) setelah sepuluh tahun proses negosiasi.

    Presiden menilai kesepakatan tersebut akan mengakomodasi kepentingan ekonomi kedua belah pihak secara timbal balik.

    “Kami telah mencapai banyak sekali kesepakatan, pada intinya bahwa kami akan saling mengakomodasi kepentingan ekonomi masing-masing. Dan kami melihat bahwa hubungan ini bersifat saling menguntungkan,” ucapnya.

    Kepala Negara menegaskan ingin lebih banyak kehadiran dan partisipasi Eropa di perekonomian Indonesia. Prabowo mengatakan bahwa Eropa memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga stabilitas global.

    Eropa dinilai sebagai mitra strategis di berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan, teknologi, dan keuangan.

    “Eropa adalah pemimpin dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan keuangan. Sementara kami memiliki sumber daya yang krusial,” ujarnya.

    Prabowo juga menyatakan keinginan agar kerja sama dengan Eropa terus ditingkatkan, mengingat Eropa masih dipandang sebagai pemimpin dalam berbagai bidang kehidupan modern.

    Pada kesempatan sama, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut Indonesia dan Uni Eropa berhasil mencapai kesepakatan politik untuk CEPA.

    “Bapak Presiden, saya ingin berterima kasih atas kepemimpinan Bapak dan bersama-sama kita mengirimkan sinyal yang kuat mengenai kerja sama jangka panjang dan terprediksi (antara Indonesia dan Uni Eropa),” kata Presiden von der Leyen.

    Presiden Prabowo melaksanakan lawatan resmi ke Brussels, Belgia, untuk memenuhi undangan dari Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

    Di Brussels, Presiden Prabowo juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Dewan Eropa António Costa dan Raja Belgia Philippe Léopold Louis Marie.

    Pewarta: Fathur Rochman
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Prabowo Tiba-tiba Beri Permintaan Maaf Khusus ke Bos Eropa, Ada Apa?

    Prabowo Tiba-tiba Beri Permintaan Maaf Khusus ke Bos Eropa, Ada Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan permohonan maaf yang terkhusus kepada Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Hal ini terjadi saat keduanya bertemu di Brussels, Belgia, Minggu (13/7/2025).

    Permintaan maaf ini didasari kunjungan Prabowo ke markas Uni Eropa (UE) itu pada hari Minggu, yang notabenenya merupakan hari libur. Namun, kunjungan ini masih mendapatkan sambutan yang sangat baik dari pihak UE.

    “Dan sekali lagi saya ingin meminta maaf karena mengunjungi Anda di hari Minggu. Saya tahu ini sangat luar biasa, jadi ini sungguh luar biasa di dunia dan Anda memberi saya pengorbanan yang besar,” ujarnya.

    “Saya pikir ini juga menunjukkan pentingnya sentuhan nyata dalam hubungan antara Indonesia dan UE.”

    Dalam momen itu, Prabowo menyebut RI dan UE telah menyepakati secara politik perjanjian perdagangan bebas antara keduanya atau CEPA. Menurutnya, Eropa merupakan mitra yang sangat penting dalam sains, teknologi, dan keuangan, sehingga memang perjanjian dagang dengan wilayah ini merupakan hal yang sangat baik

    “Saya ingin mengatakan bahwa hari ini, terobosan telah tercapai setelah 10 tahun negosiasi. Kita telah mencapai kesepakatan yang memiliki perjanjian ekonomi komprehensif, yang pada dasarnya merupakan perjanjian perdagangan bebas,” tuturnya.

    “Saya sangat senang melihat para Menteri dan komisioner kita masing-masing mencapai terobosan strategis sehingga pada dasarnya kita tidak memiliki perbedaan pendapat yang mendasar. Pada dasarnya, inilah kesimpulan yang kita miliki saat ini, jadi itu sangat membahagiakan.”

    Di sisi lain, von der Leyen mengatakan keduanya mencapai kesepakatan politik tentang perjanjian perdagangan bebas yang ambisius itu. Pasalnya, sejauh ini, pembahasan terkait RI-UE CEPA telah berjalan selama 10 tahun.

    “Indonesia adalah salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia dengan PDB sebesar 1,2 triliun euro. Indonesia merupakan pemasok utama barang-barang penting bagi transisi digital dan ekonomi, dan mewakili pasar yang berkembang dengan lebih dari 287 juta orang,” tuturnya.

    Von der Leyen juga menyinggung bagaimana kekuatan ekonomi Indonesia yang besar namun tidak dibarengi dengan volume perdagangan kedua negara yang tinggi. Ia menyebut, CEPA ini akan mewakili pasar dengan 730 juta orang.

    “Indonesia juga merupakan negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN, tetapi saat ini hanya mitra dagang kelima UE di kawasan ini dan penerima investasi asing langsung kelima terbesar UE ,” tuturnya.

    “Jadi, ada banyak potensi dalam hubungan perdagangan kita, dan oleh karena itu perjanjian ini datang di waktu yang tepat, karena perjanjian baru ini akan membuka pasar bagi kita. Ini akan menciptakan lebih banyak peluang dan industri utama, seperti bisnis, pertanian, otomotif, dan jasa, akan mendapatkan manfaat besar darinya.”

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Prabowo Buat Terobosan Baru Perdagangan Bebas RI-Eropa

    Prabowo Buat Terobosan Baru Perdagangan Bebas RI-Eropa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa kedua pihak telah menyepakati secara politik perjanjian perdagangan bebas antara RI dan Uni Eropa (UE) atau CEPA. Hal ini disampaikan dalam pertemuan keduanya di Brussels, Minggu (13/7/2025).

    Dalam pernyataannya, von der Leyen mengatakan keduanya mencapai kesepakatan politik tentang perjanjian perdagangan bebas yang ambisius itu. Pasalnya, sejauh ini, pembahasan terkait RI-UE CEPA telah berjalan selama 10 tahun.

    “Indonesia adalah salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia dengan PDB sebesar 1,2 triliun euro. Indonesia merupakan pemasok utama barang-barang penting bagi transisi digital dan ekonomi, dan mewakili pasar yang berkembang dengan lebih dari 287 juta orang,” tuturnya.

    Von der Leyen juga menyinggung bagaimana kekuatan ekonomi Indonesia yang besar namun tidak dibarengi dengan volume perdagangan kedua negara yang tinggi. Ia menyebut, CEPA ini akan mewakili pasar dengan 730 juta orang.

    “Indonesia juga merupakan negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN, tetapi saat ini hanya mitra dagang kelima Uni Eropa di kawasan ini dan penerima investasi asing langsung kelima terbesar Uni Eropa,” tuturnya.

    “Jadi, ada banyak potensi dalam hubungan perdagangan kita, dan oleh karena itu perjanjian ini datang di waktu yang tepat, karena perjanjian baru ini akan membuka pasar bagi kita. Ini akan menciptakan lebih banyak peluang dan industri utama, seperti bisnis, pertanian, otomotif, dan jasa, akan mendapatkan manfaat besar darinya.”

    “Maka, hari ini, kita membahas peningkatan hubungan kita ke tingkat kemitraan strategis. Ini berarti kita akan menjadi bagian dari pekerjaan penting yang kita lakukan bersama sebagai bagian dari hubungan Uni Eropa dan ASEAN,” tambahnya.

    Senada, Prabowo juga menyambut baik pencapaian ini. Menurutnya, Eropa merupakan mitra yang sangat penting dalam sains, teknologi, dan keuangan, sehingga memang perjanjian dagang dengan wilayah ini merupakan hal yang sangat baik

    “Saya ingin mengatakan bahwa hari ini, terobosan telah tercapai setelah 10 tahun negosiasi. Kita telah mencapai kesepakatan yang memiliki perjanjian ekonomi komprehensif, yang pada dasarnya merupakan perjanjian perdagangan bebas,” tuturnya.

    “Saya sangat senang melihat para Menteri dan komisioner kita masing-masing mencapai terobosan strategis sehingga pada dasarnya kita tidak memiliki perbedaan pendapat yang mendasar. Pada dasarnya, inilah kesimpulan yang kita miliki saat ini, jadi itu sangat membahagiakan.”

    Lebih lanjut, Prabowo juga meminta presensi Eropa yang lebih kuat di kawasan RI. Menurutnya, hubungan RI dan Eropa yang baik sangat penting dalam memberikan stabilitas global.

    “Eropa, menurut pendapat kami, masih menjadi pemimpin dalam banyak aspek kehidupan modern. Kami masih memandang Eropa,” ucapnya.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Di hadapan Prabowo, Uni Eropa umumkan fasilitas visa terbaru untuk WNI

    Di hadapan Prabowo, Uni Eropa umumkan fasilitas visa terbaru untuk WNI

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan fasilitas terbaru yang diberikan kepada warga negara Indonesia (WNI), khususnya mereka yang berkunjung ke negara-negara anggota Uni Eropa untuk kedua kalinya.

    Dalam sesi pernyataan bersama dengan Presiden Prabowo Subianto di markas Komisi Eropa, Brussels, Belgia, Minggu, von der Leyen mengatakan Uni Eropa mengadopsi kebijakan visa cascade untuk paspor Indonesia yang mengajukan visa Schengen.

    “Artinya, mulai dari sekarang warga negara Indonesia yang berkunjung ke Uni Eropa untuk kedua kalinya dapat mengajukan visa Schengen yang berjenis multientry,” kata Presiden Komisi Eropa saat menyampaikan pernyataan bersama Presiden Prabowo.

    Pemilik visa Schengen multientry dapat masuk ke wilayah Uni Eropa berulang kali dengan satu dokumen visa yang sama.

    Menurut von der Leyen, kebijakan itu dapat mempermudah warga Indonesia yang ingin berkunjung, belajar, dan berjejaring di Uni Eropa.

    “Intinya, kami ingin membangun jembatan antarmasyarakat (Indonesia dan Uni Eropa),” sambung von der Leyen.

    Pada kesempatan sama, Presiden Komisi Eropa juga menekankan manfaat dari kerja sama antara Indonesia dan Uni Eropa harus dirasakan langsung oleh masyarakat dari dua belah pihak.

    “Mereka harus yang pertama kali mendapatkan keuntungan dari hubungan kuat ini,” kata von der Leyen.

    Presiden Prabowo, dalam sesi jumpa pers yang sama, juga menekankan pentingnya Uni Eropa untuk Indonesia.

    Presiden yakin hubungan erat antara Indonesia dan Uni Eropa dapat berkontribusi positif dalam menjaga stabilitas geopolitik dan perekonomian global.

    “Kami melihat Eropa sebagai mitra yang sangat penting. Itu mengapa kami ingin melihat lebih banyak peran dan partisipasi Eropa dalam perekonomian kami, dan saya sangat senang melihat hasil yang dicapai menteri-menteri dan komisioner-komisioner. Saya ingin mengatakan, pencapaian ini merupakan terobosan yang strategis,” kata Presiden Prabowo merujuk pada rampungnya perundingan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) Indonesia dan Uni Eropa.

    Indonesia dan Uni Eropa berhasil merampungkan negosiasi CEPA setelah dua belah pihak berunding selama kurang lebih 10 tahun.

    Presiden Prabowo kemudian mengusulkan dokumen perjanjian implementasi CEPA ditandatangani di Brussels.

    “Kami melihat Eropa masih memimpin di banyak aspek kehidupan dan kami banyak melihat ke Eropa. Mungkin, banyak dari kita yang enggan mengakuinya secara terbuka, tetapi saya di sini, mengatakan secara terbuka, kami ingin melihat Eropa yang lebih kuat,” kata Presiden Prabowo.

    Presiden Prabowo melawat ke Brussels, Belgia, sejak Sabtu (12/7) untuk memenuhi undangan bertemu dengan Presiden Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa António Costa dan Raja Belgia Philippe Léopold Louis Marie.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Prabowo ingin lebih banyak partisipasi Eropa di perekonomian Indonesia

    Prabowo ingin lebih banyak partisipasi Eropa di perekonomian Indonesia

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto dalam pernyataan bersama Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Brussels, Belgia, Minggu waktu setempat, menegaskan ingin lebih banyak kehadiran dan partisipasi Eropa di perekonomian Indonesia.

    “Kami menganggap Eropa sangat penting bagi kami. Karena itu, kami ingin melihat lebih banyak kehadiran dan partisipasi Eropa dalam perekonomian kami,” kata Prabowo sebagaimana disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu.

    Prabowo mengatakan bahwa Eropa memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga stabilitas global, terutama di tengah situasi dunia yang tidak menentu.

    Pada kesempatan itu, Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia memandang Eropa sebagai mitra strategis di berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan, teknologi, dan keuangan.

    Kepala Negara juga menyebut bahwa Indonesia masih melihat Eropa sebagai pemimpin dalam banyak aspek kehidupan modern.

    Prabowo juga mengungkapkan bahwa Indonesia dan Uni Eropa telah mencapai terobosan penting melalui kesepakatan kemitraan ekonomi komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) setelah proses negosiasi selama sepuluh tahun.

    Presiden menilai bahwa perjanjian tersebut akan mengakomodasi kepentingan ekonomi kedua pihak secara timbal balik.

    “Kami telah mencapai banyak sekali kesepakatan, pada intinya bahwa kami akan saling mengakomodasi kepentingan ekonomi masing-masing. Dan kami melihat bahwa hubungan ini bersifat saling menguntungkan,” ucapnya.

    Selain itu, Prabowo menyatakan bahwa kemitraan antara Indonesia dan Eropa, dengan mempertimbangkan posisi Indonesia sebagai bagian besar dari ASEAN, dinilai akan memberikan kontribusi terhadap stabilitas ekonomi dan geopolitik global.

    Dalam pertemuan itu, Presiden juga menyambut baik capaian para menteri dan komisioner dari kedua pihak yang berhasil menyelesaikan sejumlah isu strategis tanpa menyisakan perbedaan pendapat yang berarti.

    Prabowo pun berharap perjanjian implementasi dari CEPA dapat ditandatangani di Brussels.

    “Saya berharap ketika kita melaksanakan perjanjian-perjanjian ini, kita bisa menandatangani perjanjian implementasinya, jika memungkinkan, di Brussels lagi. Itu memberi saya kesempatan lagi untuk mengunjungi Brussels,” ucap Prabowo seraya tersenyum.

    Pada kesempatan sama, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut Indonesia dan Uni Eropa berhasil mencapai kesepakatan politik untuk CEPA.

    “Bapak Presiden, saya ingin berterima kasih atas kepemimpinan Bapak dan bersama-sama kita mengirimkan sinyal yang kuat mengenai kerja sama jangka panjang dan terprediksi (antara Indonesia dan Uni Eropa),” kata Presiden von der Leyen.

    Presiden Prabowo melaksanakan lawatan resmi ke Brussels, Belgia, untuk memenuhi undangan dari Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

    Di Brussels, Presiden Prabowo juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Dewan Eropa António Costa dan Raja Belgia Philippe Léopold Louis Marie.

    Pewarta: Fathur Rochman
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ada IEU-CEPA, Indef Harap Arus Investasi Eropa Lebih Deras Masuk ke RI

    Ada IEU-CEPA, Indef Harap Arus Investasi Eropa Lebih Deras Masuk ke RI

    Bisnis.com, JAKARTA — Institute for Development of Economics and Finance (Indef) berharap perjanjian Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU—CEPA) bisa menjadi pintu masuk Eropa menanamkan investasinya di Indonesia, termasuk investasi di sektor teknologi tinggi hingga energi terbarukan.

    Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Indef Andry Satrio Nugroho mengatakan perjanjian IEU—CEPA bukan hanya sekadar meningkatkan kinerja perdagangan kedua negara, melainkan juga mendorong agar investasi Eropa masuk ke Indonesia.

    “Tentunya goals-nya itu [dari IEU—CEPA] menurut saya bukan hanya dari sektor perdagangan saja, tetapi bagaimana kita bisa mendorong agar investasi dari Eropa itu bisa masuk ke Indonesia,” kata Andry kepada Bisnis, Minggu (13/7/2025).

    Andry berharap sederet perusahaan yang bergerak di bidang maupun sektor kimia dan farmasi, teknologi tinggi, dan energi terbarukan bisa masuk ke Tanah Air. Apalagi, menurutnya, Eropa juga berminat jika diberikan kesempatan untuk berinvestasi di sektor tersebut.

    “Jadi, bagaimana kita bisa mendorong agar penggunaan sumber-sumber energi terbarukan ini semakin banyak dan banyak di antaranya itu berasal dari Eropa,” tuturnya.

    Selain itu, Andry juga berharap dengan produk asal Indonesia bisan masuk ke pasar Eropa dengan harga yang kompetitif tanpa adanya bea masuk seiring adanya perjanjian IEU—CEPA, termasuk minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya.

    Pasalnya, sambung dia, selama ini produk CPO beserta turunannya asal Indonesia sulit menembus pasar Eropa.

    “Menurut saya produk-produk yang berbahan baku sawit rasa-rasanya jadi salah satu produk yang kita dorong untuk masuk ke pasar Eropa karena selama ini kan sulit untuk produk-produk CPO kita masuk ke pasar Eropa,” tuturnya.

    Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan sudah tak ada lagi substansi yang menjadi permasalahan dalam perundingan IEU—CEPA.

    Budi menerangkan bahwa dalam hal bernegosiasi, semua pihak melakukan tawar-menawar, termasuk Indonesia dan Uni Eropa. Namun, lanjut dia, terkadang untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan bukan sesuatu hal yang mudah.

    Kendati demikian, Budi memastikan semua substansi yang menjadi permasalahan dalam perundingan IEU—CEPA sudah selesai.

    “Semua sudah selesai, secara substansi sudah tidak ada masalah [terkait perundingan IEU-CEPA]. Jadi besok Presiden [Prabowo Subianto] tinggal mengumumkan. Jadi, enggak ada masalah,” ujar Budi dalam keterangan pers dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025).

    Untuk itu, Budi menyatakan Uni Eropa bisa menjadi pasar baru sekaligus pasar alternatif bagi Indonesia untuk memasarkan produk lebih luas. Hal ini sejalan dengan perundingan negosiasi IEU—CEPA yang telah rampung.

    “Dan ini alternatif baru buat pasar kita. Impor EU ke dunia kan US$6,6 triliun, kalau kita bandingkan Amerika US$3,3 something triliun. Jadi, kalau kita bisa masuk lebih besar ke EU, saya pikir ini pasar yang bagus buat kita untuk alternatif pasar-pasar di negara lain,” tuturnya.

    Ketika proses IEU—CEPA segera rampung, ungkap Budi, maka kebijakan produk bebas deforestasi alias European Deforestation Regulation (EUDR) yang berisiko menjadi hambatan rantai internasional akan mulai mereda. Sebabm menurutnya, Eropa akan menjalin kerja sama kemitraan dengan Indonesia ke depan.

    “Jadi nanti harapan kita, ini kita menyelesaikan EU—CEPA dulu yang lain itu sebenarnya sudah soft, sudah mulai melunak karena mereka juga tentu ingin bermitra dengan kita ke depannya,” imbuhnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Presiden Prabowo akan menemui Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa untuk membahas perundingan IEU—CEPA.

    Menko Airlangga menuturkan, negosiasi perjanjian dagang IEU—CEPA telah memasuki tahun ke-10 alias satu dekade dengan lebih dari 19 putaran. Namun, dia memastikan perundingan IEU—CEPA akan rampung dan segera ditandatangani Presiden.

    “IEU—CEPA ini kita sudah berunding masuk tahun ke-10, lebih dari 19 putaran. Namun seluruh isunya akan selesai. Dan ini tentu merupakan sebuah milestone baru di tengah situasi ketidakpastian,” ujar Airlangga.

    Airlangga menyebut melalui perjanjian dagang ini, maka produk Indonesia yang akan masuk ke Eropa tidak akan dikenakan bea masuk alias tarif 0%. “Berarti antara Indonesia dan EU itu akan produk kita bisa masuk ke Eropa dengan tarif 0%,” ungkapnya.

    Adapun, Airlangga menuturkan bahwa rencananya perjanjian IEU—CEPA ini akan ditandatangani pada kuartal III/2025 di Jakarta. Sayangnya, dia enggan memberikan informasi lebih detail terkait jadwal penandatanganan IEU—CEPA.

    “Nanti akan ada penandatanganan di kuartal ke-3 tahun ini dan di Jakarta. Tapi kita tunggu pengumuman dari Presiden. Jadi kita tidak, tidak spill-spill,” tandasnya.

  • Mendag Sebut IEU-CEPA Segera Diumumkan Presiden Prabowo

    Mendag Sebut IEU-CEPA Segera Diumumkan Presiden Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkap Presiden Prabowo Subianto akan mengumumkan perjanjian Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU—CEPA).

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan sudah tak ada lagi substansi yang menjadi permasalahan dalam perundingan IEU—CEPA.

    Budi menjelaskan bahwa dalam hal bernegosiasi, semua pihak melakukan tawar-menawar, termasuk Indonesia dan Uni Eropa. Apalagi, ungkap dia, terkadang untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan memang bukan sesuatu hal yang mudah.

    Meski demikian, Budi memastikan semua substansi yang menjadi permasalahan dalam perundingan IEU—CEPA sudah selesai.

    “Semua sudah selesai, secara substansi sudah tidak ada masalah [terkait perundingan IEU-CEPA]. Jadi besok Presiden [Prabowo Subianto] tinggal mengumumkan. Jadi nggak ada masalah,” kata Budi dalam keterangan pers dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025).

    Sejalan dengan perundingan negosiasi IEU—CEPA yang telah rampung, Budi menyatakan Uni Eropa bisa menjadi pasar baru sekaligus pasar alternatif bagi Indonesia untuk memasarkan produk lebih luas.

    “Dan ini alternatif baru buat pasar kita. Impor EU ke dunia kan US$6,6 triliun, kalau kita bandingkan Amerika US$3,3 something triliun. Jadi, kalau kita bisa masuk lebih besar ke EU, saya pikir ini pasar yang bagus buat kita untuk alternatif pasar-pasar di negara lain,” ujarnya.

    Di sisi lain, Budi menyatakan bahwa ketika proses IEU—CEPA segera rampung, maka kebijakan produk bebas deforestasi alias European Deforestation Regulation (EUDR) yang berisiko menjadi hambatan rantai internasional akan mulai mereda.

    “Jadi nanti harapan kita, ini kita menyelesaikan EU—CEPA dulu yang lain itu sebenarnya sudah soft, sudah mulai melunak karena mereka juga tentu ingin bermitra dengan kita ke depannya,” terangnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Presiden Prabowo menemui Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa untuk membahas perundingan IEU—CEPA.

    Menko Airlangga menuturkan, negosiasi perjanjian dagang IEU—CEPA telah memasuki tahun ke-10 alias satu dekade dengan lebih dari 19 putaran. Namun, Airlangga memastikan perundingan IEU—CEPA akan rampung dan segera ditandatangani Presiden.

    “IEU—CEPA ini kita sudah berunding masuk tahun ke-10, lebih dari 19 putaran. Namun seluruh isunya akan selesai. Dan ini tentu merupakan sebuah milestone baru di tengah situasi ketidakpastian,” ujar Airlangga.

    Airlangga menyatakan bahwa melalui perjanjian dagang ini, maka produk Indonesia yang akan masuk ke Eropa tidak akan dikenakan bea masuk alias tarif 0%.

    “Berarti antara Indonesia dan EU itu akan produk kita bisa masuk ke Eropa dengan tarif 0%,” ungkapnya.

    Dia menjelaskan, rencananya perjanjian IEU—CEPA ini akan ditandatangani pada kuartal III/2025 di Jakarta. Namun, untuk jadwal pasti, akan langsung diumumkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

    “Nanti akan ada penandatanganan di kuartal ke-3 tahun ini dan di Jakarta. Tapi kita tunggu pengumuman dari Presiden. Jadi kita tidak, tidak spill-spill,” bebernya.

    Airlangga memastikan semua isu dalam perundingan IEU—CEPA sudah selesai, meski dia juga tak memungkiri perundingan ini sempat berjalan alot selama 10 tahun lamanya. “Tapi tentu situasi global geopolitik itu semuanya berubah,” pungkasnya.