Tag: Ursula von der Leyen

  • Inflasi AS Tak Terduga Naik Jadi 3% di Januari 2025

    Inflasi AS Tak Terduga Naik Jadi 3% di Januari 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi Amerika Serikat (AS) naik menjadi 3% pada Januari 2025. Angka tersebut melampaui prediksi para ekonom yang memperkirakan inflasi AS akan tetap stabil di angka 2,9% seperti pada Desember 2024.

    Melansir Reuters, Rabu (12/2/2025), kenaikan inflasi tersebut memperkuat argumen Federal Reserve atau The Fed untuk tidak terburu-buru menurunkan suku bunga.

    Indeks harga konsumen naik sebesar 0,5% pada bulan Januari, sedangkan indeks inti naik sebesar 0,4%. Angka tersebut melampaui prediksi yaitu 0,3%. Hal itu membuat kenaikan harga konsumen utama sebesar 3,0% untuk tahun ini.

    “Intinya adalah apa pun alasan di balik kejutan kenaikan tersebut, Fed telah sangat jelas menyatakan tidak akan memangkas suku bunga hingga inflasi mendekati 2%,” kata Adam Button, kepala analis mata uang di ForexLive di Toronto.

    Angka dari Biro Statistik Tenaga Kerja membuat investor bertaruh bahwa Fed akan memangkas suku bunga hanya sekali tahun ini. Sebelum publikasi data tersebut, pasar berjangka telah memperkirakan pemangkasan pertama akan dilakukan pada  September, dengan peluang 40% untuk pemangkasan kedua pada akhir tahun.

    “Pasar tidak yakin bahwa kita akan melihat disinflasi di akhir tahun, dan data hari ini tentu saja tidak memberikan bukti akan hal itu,” kata Eric Winograd, kepala ekonom di AllianceBernstein.

    Dia juga menyoroti kekhawatiran bahwa jika inflasi tidak terus turun, maka Fed tidak akan memangkas suku bunga sama sekali.

    Diberitakan sebelumnya, survei Reuters memperkirakan inflasi inti AS naik 0,3% pada Januari. Sementara itu, pelaku usaha telah mulai mengantisipasi potensi kenaikan harga akibat kebijakan tarif.

    Pasar saat ini memperkirakan pemangkasan suku bunga AS tidak akan terjadi sebelum September, dengan total penurunan hanya sekitar 35 basis poin sepanjang tahun ini.

    “Jika angka inflasi lebih tinggi dari perkiraan, ekspektasi pemangkasan suku bunga bisa semakin mundur. Bahkan, tidak menutup kemungkinan pemangkasan baru terjadi tahun depan,” ujar Analis mata uang Westpac Imre Speizer.

    Di tengah kebijakan tarif yang diterapkan AS, dolar Kanada tetap stabil di C$1,4293 per dolar AS, meskipun seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa tarif baja akan ditambah dengan rencana penerapan pajak 25% bagi Meksiko dan Kanada.

    Sementara itu, peso Meksiko dan mata uang pasar negara berkembang lainnya terus tertekan, mendekati level terendah dalam beberapa waktu terakhir.

    Sebelumnya, Uni Eropa, Meksiko, dan Kanada mengecam keputusan Donald Trump untuk menerapkan tarif 25% pada impor baja dan aluminium. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil langkah balasan.

  • AS-Uni Eropa Memanas, Wapres AS Bakal Bicara dengan Presiden Komisi Eropa

    AS-Uni Eropa Memanas, Wapres AS Bakal Bicara dengan Presiden Komisi Eropa

    JAKARTA – Wakil Presiden AS JD Vance akan membahas masalah ekonomi dan kemitraan keamanan dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, katanya menjelang pertemuan bilateral dengannya pada pertemuan puncak AI di Paris.

    “Pemerintahan Trump sudah sangat jelas menyatakan bahwa kami sangat peduli terhadap Eropa. Kami melihat banyak hubungan ekonomi yang perlu dibangun dengan Eropa,” katanya dilansir Reuters, Selasa, 11 Februari.

    “Kami juga ingin memastikan bahwa kami benar-benar terlibat dalam kemitraan keamanan yang baik bagi Eropa dan Amerika Serikat,” sambung Vance.

    Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen sebelumnya berjanji akan melakukan “tindakan balasan yang tegas dan proporsional” sebagai respons terhadap keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif pada semua impor baja dan aluminium. Tarif terbaru kebijakan Trump meningkatkan kekhawatiran akan perang dagang.

    Trump menandatangani keputusan menaikkan tarif seluruh impor baja dan aluminium menjadi 25 persen tanpa pengecualian. Pejabat Gedung Putih mengatakan tindakan tersebut akan mulai berlaku pada 4 Maret.

    Von der Leyen mengatakan pihaknya sangat menyesali keputusan AS. Dia menyebut tarif adalah pajak yang buruk bagi bisnis dan lebih buruk bagi konsumen.

    Ekspor baja UE ke AS rata-rata mencapai 3 miliar euro (3,10 miliar dollar AS) per tahun selama dekade terakhir.

    “Tarif yang tidak adil terhadap UE tidak akan dibiarkan begitu saja – hal ini akan memicu tindakan balasan yang tegas dan proporsional. UE akan bertindak untuk melindungi kepentingannya,” katanya dilansir Reuters, Selasa, 11 Februari.

    Von der Leyen tidak memberikan rincian tanggapannya. Salah satu opsinya adalah mengaktifkan kembali tarif yang diberlakukan UE pada tahun 2018, yang ditangguhkan berdasarkan gencatan senjata yang disepakati antara von der Leyen dan mantan Presiden AS Joe Biden.

    Tarif UE terhadap produk-produk AS seperti bourbon, sepeda motor, dan jus jeruk saat ini ditangguhkan hingga akhir Maret.

  • Uni Eropa dan Kanada Kecam Langkah Trump Naikkan Tarif Impor Baja dan Aluminium AS – Halaman all

    Uni Eropa dan Kanada Kecam Langkah Trump Naikkan Tarif Impor Baja dan Aluminium AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Uni Eropa dan Kanada kompak menyatakan kecamannya kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump setelah ia memutuskan untuk memberlakukan tarif terhadap semua impor baja dan aluminium, yang memperburuk kekhawatiran akan perang dagang.

    Seperti yang diketahui sebelumnya, Trump telah menandatangani kebijakan tarif baru pada Senin malam (10/2/2025) yang menaikkan tarif baja AS menjadi 25 persen dari rencana sebelumnya sekitar 10 persen.

    “Tarifnya adalah 25 persen tanpa pengecualian atau pembebasan. Ini berlaku untuk semua negara, dari mana pun asalnya.” ungkap Trump.

    Trump juga menyatakan bahwa dia akan mengumumkan tarif balasan terhadap semua negara yang memberlakukan bea atas barang-barang AS dalam dua hari ke depan, serta mengatakan bahwa dia sedang mempertimbangkan tarif pada mobil, semikonduktor, dan farmasi.

    Ketika ditanya tentang ancaman pembalasan oleh negara-negara lain terhadap tarif barunya, Trump berkata: “Saya tidak keberatan.”

    Selain itu, Trump juga menghapus pengecualian negara dan kesepakatan kuota dari aturan tersebut dan ratusan ribu pengecualian tarif spesifik produk untuk kedua logam tersebut.

    Langkah-langkah yang mulai berlaku pada 12 Maret 2025 in, akan diterapkan pada jutaan ton impor baja dan aluminium dari Kanada, Brasil, Meksiko, Korea Selatan, dan negara-negara lain yang sebelumnya masuk ke AS tanpa bea berkat pengecualian tertentu.

    Dikutip dari Reuters, kebijakan itu kompak dikecam oleh pimpinan Uni Eropa serta Kanada.

    Dalam kunjungannya ke Paris pada hari Selasa (11/2/2025), Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menyebut kebijakan kenaikan tarif tersebut sebagai hal yang “tidak dapat diterima”.

    Berbicara di sela-sela KTT kecerdasan buatan di Paris, Perdana Menteri Trudeau mengatakan bahwa Kanada akan berusaha menyoroti dampak negatif dari tarif AS dan, jika perlu, tanggapannya akan tegas dan jelas.

    “Warga Kanada akan bersikap kuat dan tegas jika kita harus menghadapinya (Tarif Trump),” katanya.

    Dikutip dari Reuters, Kanada sendiri dikenal sebagai salah satu negara pengimpor baja tertinggi di AS.

    Kanada tercatat mendistribusikan sekitar 23?ri konsumsi baja Amerika pada tahun 2023 , menurut data dari Institut Baja dan Besi Amerika, dengan Kanada, Brasil, dan Meksiko sebagai pemasok terbesar.
     
    Kanada, yang memiliki sumber daya hidroelektrik melimpah guna mendukung produksi logamnya, juga menyumbang hampir 80?ri impor aluminium primer AS pada tahun 2024 .

    Hal senada disampaikan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, yang mengutuk keputusan tersebut.

    Ia menambahkan bahwa kenaikan tarif tersebut merupakan kebijakan yang buruk bagi bisnis dan lebih buruk lagi bagi konsumen.

    “Kerugian akan meluas melebihi para pelaku sektor baja dan aluminium saja, kebijakan ini juga memengaruhi semua bisnis yang bergantung pada material-material ini di seluruh rantai pasokan,” tambahnya.

    Ursula mengingatkan bahwa ekspor baja UE ke AS selama ini mencapai angka rata-rata sekitar 3 miliar euro atau setara dengan Rp50,7 triliun per tahun selama satu dekade terakhir, 

    Ia juga mengatakan bahwa blok 27 negara itu akan mengambil langkah balasan yang “tegas dan proporsional” guna menanggapi kenaikan tarif sepihak dari Donald Trump tersebut.

    “Tarif yang tidak dapat dibenarkan terhadap UE tidak akan dibiarkan tanpa jawaban – mereka akan memicu langkah balasan yang tegas dan proporsional. UE akan bertindak untuk melindungi kepentingannya,” pungkas Ursula

    (Tribunnews.com/BObby)

  • Eropa Jawab Ajakan Perang Terbaru dari AS, Blak-blakan Respons Begini

    Eropa Jawab Ajakan Perang Terbaru dari AS, Blak-blakan Respons Begini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Uni Eropa merespons genderang perang dagang baru dari Amerika Serikat setelah Presiden Donald Trump resmi memberlakukan tarif 25% pada impor baja dan aluminium mulai 12 Maret 2025. Langkah ini mendapat kecaman keras dari para pemimpin Eropa.

    Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengecam kebijakan Trump dan berjanji akan mengambil tindakan balasan yang sepadan.

    “Saya sangat menyesalkan keputusan AS untuk memberlakukan tarif pada ekspor baja dan aluminium Eropa,” ujarnya dalam pernyataan resmi, dilansir AFP, Selasa (11/2/2025).

    “Tarif yang tidak berdasar terhadap Uni Eropa tidak akan dibiarkan begitu saja-kami akan merespons dengan tindakan yang tegas dan proporsional. UE akan bertindak untuk melindungi kepentingan ekonominya. Kami akan melindungi pekerja, bisnis, dan konsumen kami,” tambahnya.

    Senada dengan von der Leyen, Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan bahwa Uni Eropa akan bersatu dan bertindak sebagai pasar terbesar di dunia dalam menghadapi kebijakan proteksionisme AS ini.

    Komisaris Perdagangan UE Maros Sefcovic juga mengkritik langkah Trump, dengan menyebutnya sebagai “skenario kalah-kalah” yang justru akan merugikan perekonomian AS sendiri.

    “Dengan menerapkan tarif, AS sebenarnya sedang memajaki warganya sendiri, menaikkan biaya bagi bisnisnya, dan memicu inflasi,” tegas Sefcovic dalam pertemuan parlemen di Strasbourg, Prancis.

    Adapun Trump menandatangani dua perintah eksekutif terkait kebijakan tarif ini, yakni tarif aluminium sebesar 25% akan dikenakan pada impor dari Argentina, Australia, Kanada, Meksiko, Uni Eropa, dan Inggris.

    Berikutnya tarif baja dengan persentase yang sama akan dikenakan pada impor dari negara-negara yang terkena tarif aluminium, ditambah dengan Brasil, Jepang, dan Korea Selatan.

    Selain itu, Trump juga mengisyaratkan bahwa tarif tambahan dapat diberlakukan terhadap mobil, obat-obatan, dan cip komputer di masa mendatang.

    Kebijakan tarif ini mengingatkan pada keputusan serupa yang diambil Trump saat menjabat sebagai presiden pada 2018, di mana AS memberlakukan tarif terhadap baja dan aluminium dari UE. Saat itu, UE merespons dengan menaikkan bea masuk untuk berbagai produk asal AS, sehingga memicu perang dagang antara kedua pihak.

    Kebijakan tarif Trump menuai kritik tajam dari berbagai kalangan, termasuk Kamar Dagang Amerika Serikat untuk Uni Eropa (AmCham EU), yang memperingatkan bahwa tarif ini akan memberikan dampak negatif yang luas.

    “Keputusan ini akan memiliki dampak yang sangat luas dan mayoritasnya bersifat negatif terhadap lapangan kerja, kesejahteraan, dan keamanan di kedua sisi Atlantik,” kata pernyataan resmi AmCham EU pada Selasa.

    Dengan kebijakan baru ini, ketegangan perdagangan antara AS dan UE berpotensi meningkat, membawa dampak pada berbagai industri mulai dari baja dan aluminium hingga otomotif dan farmasi.

     

    (luc/luc)

  • Bill Gates dan Citra Seorang ‘Miliarder Baik’

    Bill Gates dan Citra Seorang ‘Miliarder Baik’

    Washington DC

    Kisah asal-usul Microsoft dan pendirinya, Bill Gates, telah diceritakan berulang kali sejak dia pertama kali muncul di mata publik pada tahun 1980an. Lahir pada tahun 1955 dari keluarga kaya, Gates memprogram gim video pertamanya pada usia 13 tahun. Dikirim ke sekolah persiapan eksklusif di Seattle, di sanalah dia berteman dengan calon pendiri Microsoft, Paul Allen.

    Gates kemudian menempuh studi di universitas bergengsi Harvard, tetapi kemudian mengundurkan diri untuk memulai “Micro-Soft” dengan Allen pada tahun 1975.

    Dalam memoarnya, “Source Code: My Beginnings,” yang terbit hari ini tanggal 4 Februari, Bill Gates meninjau kembali sejarah tersebut.

    “Saya merasa seperti orang yang tidak cocok sebagai seorang anak” dan “bertengkar dengan orang tua saya sebagai remaja yang memberontak,” serta “tantangan putus sekolah untuk bertaruh pada industri yang belum benar-benar ada.”

    Dua buku lainnya, yang membahas kiprahnya sebagai CEO Microsoft dan sebagai kepala Yayasan Gates, akan menyusul diterbitkan.

    Sekadar pemasaran?

    Penerbit memoar menggambarkan buku Gates sebagai “karya yang hangat dan inspiratif,” tetapi reporter investigasi Amerika Serikat Tim Schwab menepisnya sebagai “latihan pemasaran dan pencitraan merek” oleh orang kaya dan berkuasa.

    Schwab adalah penulis buku kritis tentang pendiri Microsoft, berjudul “The Bill Gates Problem: Reckoning with the Myth of the Good Billionaire” (2023).

    “Ketika miliarder lain terang-terangan mementingkan diri sendiri, Bill Gates selalu berusaha menampilkan dirinya sebagai seorang yang tidak mementingkan diri sendiri dan yang disebut miliarder yang baik,” kata Schwab kepada DW.

    “Sangat sedikit yang belum kita ketahui tentang kisah pribadi Bill Gates, dan hampir tidak ada hal baru atau bersifat mengungkap dalam buku ini,” kata Schwab.

    Namun, satu aspek menjadi berita utama baru-baru ini, seperti yang direnungkan Gates dalam memoarnya, bahwa dia mungkin akan didiagnosis mengidap autisme jika tumbuh dewasa saat ini.

    “Dia mencurahkan sekitar setengah halaman di bagian paling akhir buku” untuk topik tersebut, kata Schwab. Namun, bahkan satu detail baru ini belum disajikan dengan “cara yang sangat bijaksana atau reflektif,” tukasnya.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    ‘Saya sering berbicara dengan para pemimpin dunia’

    Berkat Microsoft, Gates menjadi orang terkaya di dunia pada tahun 1995 dan bertahan di posisi teratas estimasi majalah Forbes hingga tahun 2008, ketika dia mengundurkan diri dari perusahaan untuk fokus pada filantropi.

    Miliarder teknologi lainnya seperti Elon Musk atau Mark Zuckerberg telah melampaui Gates dalam peringkat Forbes. Kendati demikian, pada usia 69 tahun, kekayaannya mencapai sekitar USD107 miliar dan saat ini menduduki peringkat ke-13 orang terkaya yang masih hidup.

    Pada saat yang sama, Gates menikmati citra publik yang jauh lebih baik daripada taipan teknologi lainnya. Kombinasi kekayaan, koneksi, dan reputasi positif ini telah memberi Gates akses yang hampir belum pernah terjadi sebelumnya ke para pembuat keputusan di seluruh dunia, termasuk pertemuan dengan Xi Jinping pada tahun 2023, atau makan malam tiga jam baru-baru ini dengan Presiden AS Donald Trump yang baru saja terpilih.

    Selama makan malam, menurut Gates, dia berbicara dengan Trump tentang kemungkinan penyembuhan HIV dan polio.

    “Kami berdua, menurut saya, sangat gembira tentang hal ini,” katanya kepada Wall Street Journal. “Karena yayasan ini sangat terlibat dalam isu-isu kesehatan global, saya sering berbicara dengan para pemimpin dunia. Dalam beberapa bulan terakhir, saya berbicara dengan Presiden Prancis Macron, Kepala Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen,” Gates menambahkan.

    Bumerang revolusi pangan di Afrika

    Yayasan Gates menggunakan hubungan tersebut untuk membantu memerangi penyakit dan kelaparan di berbagai belahan dunia. Namun, buku Schwab mengemukakan argumen bahwa hasilnya cenderung tidak mencapai sasaran.

    Salah satu kasus kontroversial adalah ketika Yayasan Gates dilaporkan telah menggelontorkan hampir satu miliar dolar untuk program AGRA yang sebelumnya bernama Aliansi untuk Revolusi Hijau di Afrika. Program yang diluncurkan pada tahun 2006 ini menjanjikan untuk menggandakan hasil pertanian dan mengurangi separuh kelaparan dan kemiskinan di 13 negara Afrika pada tahun 2020.

    Namun, batas waktu telah lewat dan sasaran besar Gates belum terpenuhi. Menurut penelitian yang diterbitkan pada bulan Juni 2020, jumlah orang yang kelaparan di afrika bahkan tumbuh sebesar 30% di sejumlah negara.

    Pada bulan Agustus 2024, beberapa organisasi agama, pertanian, dan lingkungan Afrika secara terbuka menuntut ganti rugi dari Yayasan Gates. Dalam surat terbuka, mereka mendesak pihak yayasan untuk mengakui bahwa upaya mereka “telah gagal.”

    “Intervensi mereka semakin mendorong sistem pangan Afrika ke arah model pertanian industri yang terkorporatisasi, mengurangi hak rakyat atas kedaulatan pangan dan mengancam kesehatan ekologi dan manusia,” kata para penandatangan surat tersebut.

    Para pemimpin Afrika menuduh penyelenggara di balik AGRA mempromosikan “input sintetis yang mahal, pupuk dan benih” yang mencemari dan mengeraskan tanah, mengganggu ekosistem lokal, dan menempatkan “petani kecil pada belas kasihan harga global yang tidak stabil untuk mempertahankan hasil panen mereka.”

    Lapangkan jalan bagi Musk

    Schwab memperingatkan bahwa Gates masih merupakan “investor swasta yang tertarik untuk memperluas kekayaannya.”

    “Ketika dia berbicara dengan seseorang seperti Donald Trump atau pemimpin terpilih lainnya, dia harus memikirkan kekayaan pribadinya sendiri, kepentingan pribadinya sendiri. Dan kemudian dia juga harus memikirkan kepentingan yayasan Gates, yang disubsidi besar-besaran oleh pembayar pajak,” imbuh penulis tersebut.

    “Jika Anda melihat Yayasan Gates, salah satu proyek yang menurut Bill Gates paling ia banggakan adalah mekanisme pengadaan vaksin yang berbasis di Swiss, sebagian besar uang untuk proyek tersebut berasal dari pembayar pajak.”

    Pada saat yang sama,Gates terhubung dengan para pembuat keputusan melalui kontrak pemerintah untuk bisnis yang terkait dengan kerajaannya, dan melalui kontribusi politik, seperti sumbangan sebesar $50 juta yang dilaporkan kepada pesaing Trump, Kamala Harris.

    “Selama bertahun-tahun, Gates telah menormalisasi dan melegitimasi peran kekayaan ekstrem dalam demokrasi, khususnya dalam politik Amerika, dan ya, seseorang seperti Elon Musk mungkin mewakili langkah baru, evolusi baru dalam oligarki jenis itu, tetapi saya pikir mereka adalah bagian dari cerita yang sama,” kata Schwab.

    “Saya pikir orang-orang seperti Elon Musk saat ini berdiri di atas bahu Bill Gates.”

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Trump Tunda Tarif untuk Meksiko-Kanada, Tetapi Tidak untuk China

    Trump Tunda Tarif untuk Meksiko-Kanada, Tetapi Tidak untuk China

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menangguhkan ancaman tarif tinggi terhadap Meksiko dan Kanada pada hari Senin (03/02), menyetujui penundaan selama 30 hari sebagai imbalan atas konsesi dalam penegakan hukum perbatasan dan kejahatan dengan kedua negara tetangga tersebut.

    Sementara itu, tarif AS terhadap China tetap akan diberlakukan segera.

    Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengatakan bahwa mereka telah sepakat untuk memperketat pengamanan perbatasan sebagai respons terhadap tuntutan Trump dalam memberantas imigrasi ilegal dan penyelundupan narkoba. Hal ini menunda tarif 25% yang sedianya berlaku pada Selasa (04/02) selama 30 hari.

    Kanada setuju untuk mengerahkan teknologi dan personel baru di perbatasannya dengan AS serta meluncurkan upaya bersama untuk memerangi kejahatan terorganisir, penyelundupan fentanyl, dan pencucian uang.

    Meksiko juga sepakat untuk memperkuat perbatasan utaranya dengan menurunkan 10.000 anggota Garda Nasional guna menghentikan arus migrasi ilegal dan narkoba.

    AS berjanji untuk mencegah penyelundupan senjata berdaya tinggi ke Meksiko, kata Sheinbaum.

    “Sebagai Presiden, tanggung jawab saya adalah memastikan keselamatan semua warga Amerika, dan saya sedang melakukan hal itu. Saya sangat senang dengan hasil awal ini,” kata Trump di media sosial.

    Kesepakatan ini untuk sementara menghindari perang dagang yang menurut para ekonom dapat merugikan semua pihak dan meningkatkan harga bagi konsumen.

    Setelah berbicara melalui telepon dengan kedua pemimpin, Trump mengatakan bahwa ia akan mencoba merundingkan perjanjian ekonomi dalam sebulan ke depan dengan dua mitra dagang terbesar AS, yang ekonominya telah saling terintegrasi sejak perjanjian perdagangan bebas bersejarah pada 1990-an.

    Tarif untuk China tetap berlaku

    Tidak ada kesepakatan serupa dengan China, yang masih akan menghadapi tarif sebesar 10% mulai pukul 12:01 pagi waktu setempat pada hari Selasa (05/02). Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan Trump tidak akan berbicara dengan Presiden China Xi Jinping hingga akhir pekan.

    Trump memperingatkan bahwa ia mungkin akan menaikkan tarif untuk Beijing lebih tinggi lagi.

    “China diharapkan berhenti mengirimkan fentanyl ke kami, dan jika tidak, tarifnya akan naik jauh lebih tinggi,” katanya.

    China menyebut fentanyl sebagai masalah domestik AS dan berencana menggugat tarif ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) serta mengambil tindakan balasan lainnya. Namun, China juga tetap membuka peluang untuk bernegosiasi.

    Perkembangan terbaru ini membuat nilai tukar dolar Kanada melonjak setelah sebelumnya anjlok ke level terendah dalam lebih dari dua dekade. Kabar ini juga mengangkat indeks saham berjangka AS setelah sehari mengalami penurunan di Wall Street.

    Trump juga menyiratkan pada hari Minggu (02/02) bahwa Uni Eropa (UE) bisa menjadi target berikutnya, meskipun ia tidak menyebutkan kapan.

    UE akan merespons ‘dengan tegas’ jika dikenai tarif secara tidak adil

    Para pemimpin Eropa memperingatkan bahwa ancaman Presiden AS Donald Trump untuk memberlakukan tarif terhadap UE dapat memicu perang dagang yang akan merugikan konsumen di kedua sisi Atlantik dan memperkuat posisi China.

    Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa UE menyadari “potensi tantangan” dalam hubungan perdagangan transatlantik.

    “Jika dikenai secara tidak adil atau sewenang-wenang, Uni Eropa akan merespons dengan tegas,” kata von der Leyen setelah pertemuan informal para pemimpin UE di Brussels.

    Ia menegaskan bahwa para pemimpin UE ingin bersikap pragmatis, terlibat lebih awal dalam diskusi, serta merundingkan solusi dengan AS untuk mencegah ketegangan perdagangan.

    “Diskusi hari ini menekankan prinsip utama: yang pertama, bersiaplah. Dan saya hanya bisa mengatakan bahwa kami sudah siap,” katanya dalam konferensi pers.

    rs/ha (Reuters, DW)

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Bagaimana Uni Eropa Ingin Bersaing dengan AS dan China?

    Bagaimana Uni Eropa Ingin Bersaing dengan AS dan China?

    Brussels

    Komisi Eropa memperkenalkan rancangan paket kebijakan untuk memangkas regulasi dan birokrasi yang membebani blok tersebut, dan mendorong investasi untuk teknologi masa depan seperti kecerdasan buatan atau AI dan teknologi bersih.

    Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen meluncurkan peta jalan kebijakan yang disebut Competitive Compass (Kompas Daya Saing) pada hari Rabu (29/1) dan memperingatkan bahwa 27 negara anggota Uni Eropa berisiko “terjebak pada jalur pertumbuhan rendah, dengan pendapatan lebih sedikit bagi pekerja, kesejahteraan lebih sedikit bagi mereka yang kekurangan, dan lebih sedikit kesempatan bagi semua orang.”

    “Konvergensi antara UE dan AS dalam inovasi telah melambat, sementara China telah mengejar dan memenangkan perlombaan untuk kepemimpinan dalam teknologi hijau tertentu,” kata Ursula von der Leyen pada konferensi pers di Brussels. Pesan utama cetak biru tersebut adalah, akses ke modal di UE harus bisa semudah pergerakan orang.

    Kebijakan Uni Eropa yang fokus pada perubahan iklim dan etika bisnis, telah menyebabkan banyak perusahaan mengeluh tentang regulasi berlebihan, biaya energi tinggi dan lemahnya investasi.

    Wakil Presiden Komisi UE Stephane Sejournee menyebut rencana baru tersebut sebagai “kejutan penyederhanaan,” dengan puluhan undang-undang yang akan direvisi termasuk peraturan tentang lingkungan dan hak asasi manusia, standar rantai pasokan dan pelaporan tentang keberlanjutan perusahaan. Semua aturan itu akan “menghadapi pemangkasan” secara radikal, katanya.

    Uni Eropa mengatakan, dua dari tiga perusahaan menganggap beban regulasi menjadi hambatan utama bagi investasi jangka panjang. Terutama perusahaan yang lebih kecil tidak akan memiliki akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk melacak dan menelusuri rantai pasokan.

    Peta jalan kebijakan juga mempersoalkan harga energi yang tinggi di UE, dengan mencatat bahwa transisi hijau blok tersebut harus berjalan seiring dengan daya saing industri.

    Karena itu, apa yang disebut Kesepakatan Industri Bersih yang akan datang, akan menetapkan “pendekatan yang didorong oleh daya saing untuk dekarbonisasi” dengan mempertahankan UE sebagai pusat manufaktur yang menarik, dan tetap mempromosikan teknologi bersih. Rencana khusus akan disusun untuk sektor-sektor yang bermasalah seperti kimia, baja dan otomotif.

    Rencana Uni Eropa timbulkan kontroversi

    Aktivis iklim yakin rencana Competitive Compass mengambil langkah salah yang berbahaya, dengan membingkai regulasi sebagai hambatan utama terhadap daya saing.

    Anna Cavazzini, anggota Partai Hijau di Parlemen Eropa, menyebut penyederhanaan pelaporan bisnis yang direncanakan itu “bermotif politik” dengan alasan bahwa undang-undang terkait baru saja disahkan tahun lalu dan belum ada satu peraturan pun yang dilaksanakan.

    Rachel Kennerley dari Pusat Hukum Lingkungan Internasional CIEL yang berpusat di Inggris mengatakan, rencana tersebut seharusnya “mengarah pada tindakan iklim yang berani, bukan pelonggaran dan deregulasi industri.”

    Peter Chase, peneliti senior di German Marshall Fund (GMF), meyakini persyaratan pelaporan UE memang terlalu rumit, terutama bagi bisnis kecil.

    “Perusahaan besar memiliki kehadiran lokal dan tenaga kerja untuk memverifikasi rantai pasokan mereka, sedangkan perusahaan kecil tidak. Perusahaan menengah dapat melakukan beberapa hal, tetapi mungkin tidak semuanya,” katanya kepada DW.

    Dorongan investasi dan inovasi

    Selain deregulasi besar-besaran, Brussels ingin meningkatkan inovasi dan skema modal ventura sebagai bagian dari apa yang disebut Persatuan Tabungan dan Investasi yang akan dipresentasikan pada kuartal kedua tahun 2025.

    Komisi Uni Eropa meyakini “prospek pertumbuhan yang lebih rendah bagi perusahaan rintisan Uni Eropa dan biaya kegagalan yang lebih tinggi, melemahkan daya tarik mereka” di mata investor.

    “Akibatnya, banyak yang mencari pendanaan di AS dan pindah ke sana untuk mendapatkan keuntungan dari pasar dan basis pelanggan yang lebih besar.”

    Karena itu, komisi mengusulkan seperangkat aturan tunggal yang terharmonisasi yang akan “menyederhanakan aturan yang berlaku, mengurangi biaya kegagalan, dan menawarkan akses ke modal.”

    Berdasarkan rencana Competitive Compass, komisi Uni Eropa ingin memobilisasi tabungan warga Eropa untuk mendorong investasi. Tingkat tabungan di UE pada 2022 tercatat 65% lebih besar dibandingkan tabungan warga AS, sementara aliran modal ventura global ke UE pada tahun yang sama hanya 5%, dibandingkan dengan 52% ke AS dan 40% ke China.

    Oleh karena itu, tabungan UE sekarang harus digunakan untuk mendorong investasi di seluruh Eropa.

    Lembaga pemikir ekonomi yang berpusat di Brussels, Bruegel, menemukan dalam sebuah analisis bahwa sebagian besar tabungan tersebut tidak diinvestasikan, melainkan “tersimpan di bank, karena rumah tangga lebih menyukai uang tunai daripada investasi pasar.”

    Peter Chase dari GMF mengatakan, dia tidak yakin apakah semua negara anggota UE akan menyetujui sarana investasi. Tetapi yang penting adanya skema jaminan tabungan.

    “Selama para penabung tahu bahwa rekening mereka diasuransikan oleh skema asuransi tabungan, saya ragu mereka akan peduli ke mana uang mereka digunakan,” katanya.

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Inggris.

    Lihat juga Video Reaksi China-Uni Eropa Atas Keputusan Trump Tarik AS Keluar WHO

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Forum Ekonomi Dunia serukan kerja sama global

    Forum Ekonomi Dunia serukan kerja sama global

    Davos (ANTARA) – Di tengah meningkatnya proteksionisme dan ketidakpastian global yang belum pernah terjadi sebelumnya, pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) yang sedang berlangsung menekankan kebutuhan mendesak akan perekonomian global yang terbuka dan inklusif serta kerja sama internasional yang diperkuat guna mengatasi berbagai tantangan ekonomi dan memastikan pemulihan yang berkelanjutan.

    Ekonomi global diperkirakan akan kembali menghadapi tahun yang penuh ketidakpastian dan pertumbuhan yang tidak merata, menurut laporan terbaru Chief Economists Outlook WEF. Laporan ini diluncurkan menjelang pertemuan tahunan WEF yang tahun ini mengusung tema “Kolaborasi untuk Era Cerdas” (Collaboration for the Intelligent Age).

    Laporan Chief Economists Outlook menyebutkan bahwa 56 persen kepala ekonom yang disurvei memperkirakan ekonomi global akan melemah pada 2025, dibandingkan dengan hanya 17 persen yang memprediksi adanya perbaikan.

    Selain itu, sejumlah diskusi utama dalam pertemuan tahunan ini didominasi oleh frasa-frasa seperti “ketidakpastian yang sangat tinggi” dan “berada di persimpangan jalan”.

    Pada 17 Januari lalu, Dana Moneter Internasional (IMF) merilis pembaruan prospek globalnya, yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,3 persen pada 2025 dan 2026.

    Namun, angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan global sebesar 3,7 persen yang tercatat antara 2000 hingga 2019.

    SOLUSI GLOBAL UNTUK MASALAH GLOBAL IMF juga memperingatkan semua pihak agar tidak mengambil langkah-langkah sepihak seperti tarif, hambatan nontarif, atau subsidi yang dapat merugikan mitra dagang dan memicu tindakan balasan.

    Eskalasi konflik geopolitik dan ketidakstabilan regional telah menyeret tingkat kerja sama global ke titik terendah, menurut laporan Barometer Kerja Sama Global (Global Cooperation Barometer) 2025 yang dirilis WEF pada 7 Januari.

    Berbicara dalam pertemuan tahunan WEF pada Selasa (21/1), Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan bahwa dunia telah memasuki era baru persaingan geostrategis yang keras.

    “Kita perlu bekerja sama untuk menghindari global race to the bottom (persaingan demi mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengorbankan kualitas dan keputusan rasional) karena tidak ada satu pun yang diuntungkan dari memutus ikatan ekonomi global,” katanya.

    Sembari mengaku iklim persaingan tersebut dan kecenderungan untuk memprioritaskan urusan internal di banyak negara saat ini, Presiden WEF Borge Brende kembali menegaskan bahwa kerja sama tetap menjadi satu-satunya cara untuk mengatasi berbagai tantangan umum yang dihadapi dunia.

    “Untuk masalah global, Anda harus menemukan solusi global,” katanya kepada Xinhua dalam sebuah wawancara.

    Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengeluarkan peringatan keras tentang meningkatnya krisis global, termasuk krisis iklim dan perpecahan geopolitik.

    Menyebut tantangan-tantangan ini sebagai “kotak Pandora masalah”, Guterres mendesak komunitas internasional untuk memprioritaskan kolaborasi. “Sebagai komunitas global, kita harus memenuhi tanggung jawab ini,” katanya, menggemakan seruan WEF untuk persatuan.

    Perdagangan Bebas, Tanpa Proteksionisme

    Proteksionisme menjadi titik fokus perhatian dalam pertemuan tersebut. Laporan Chief Economists Outlook WEF memperingatkan bahwa meningkatnya hambatan perdagangan dan konflik geopolitik dapat menyebabkan gangguan yang berkepanjangan pada pola perdagangan. Lebih dari separuh ekonom yang disurvei memperkirakan masa depan suram yang didorong oleh hambatan perdagangan, utang publik yang melonjak, dan pemulihan yang tidak merata.

    IMF juga memperingatkan semua pihak agar tidak mengambil langkah-langkah sepihak seperti tarif, hambatan nontarif, atau subsidi yang dapat merugikan mitra dagang dan memicu tindakan balasan

    Brende memperingatkan bahwa pemisahan diri (decoupling) akan membawa dampak negatif yang signifikan terhadap ekonomi global.

    IMF memperkirakan bahwa decoupling yang parah, dikombinasikan dengan tarif tinggi, dapat memangkas ekonomi global hingga 7 persen. Dia mendesak semua negara untuk terlibat dalam dialog, menangani isu tarif secara konstruktif, serta menghindari perangkap decoupling dan proteksionisme.

    Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala juga menyuarakan penentangan yang kuat terhadap proteksionisme.

    “Kita tidak menginginkan tarif. Kita tidak menginginkan perang tarif,” katanya dalam panel diskusi bertajuk “Menemukan Pertumbuhan di Masa Ketidakpastian” (Finding Growth in Uncertain Times) pada Selasa.

    “Hal ini benar-benar tidak akan menguntungkan siapa pun, baik Amerika Serikat maupun seluruh dunia. Dalam banyak kasus, ini akan menyebabkan inflasi,” ujarnya.

    “Kita masih perlu mencoba untuk bekerja sama guna memastikan kita menjaga pasar tetap terbuka dan terprediksi.”

    Dalam pidatonya di pertemuan tahunan WEF, Kanselir Jerman Olaf Scholz menekankan bahwa Jerman akan mempertahankan perdagangan bebas sebagai dasar kemakmuran, termasuk dalam kerja sama dengan para mitra lainnya.

    Penerjemah: Xinhua
    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

  • Upaya Uni Eropa Meredam Trump

    Upaya Uni Eropa Meredam Trump

    Davos

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menerapkan sejumlah kebijakan terkait hubungan AS dengan negara lain. Kebijakan Trump itu langsung disikapi oleh Uni Eropa.

    Dilansir Deutsche Welle, Kamis (23/1/2025), Trump memang belum mengumumkan tarif impor apa pun terhadap produk Uni Eropa. Namun selama kampanye, Trump mengancam akan mengenakan tarif baru sebesar 10 hingga 20% pada produk impor dari UE.

    Eropa memang bukan prioritas paling atas pada jam-jam pertama masa jabatan kedua Trump seperti yang juga dicatat di Parlemen Uni Eropa pada hari Selasa (21/1). Akan tetapi, UE juga tengah mempersiapkan strategi untuk menghadapi pemerintahan baru Trump.

    Pada Forum Ekonomi Dunia di Davos di Swiss, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen berbicara mendukung langkah-langkah pragmatis. Prioritas utama, katanya, ialah membahas kepentingan bersama antara AS dan UE serta bersikap terbuka terhadap negosiasi

    “Kami akan bersikap pragmatis, tetapi kami akan selalu berpegang pada prinsip kami,” ujarnya.

    Pada hari Senin (20/1), Trump mengatakan ingin menyeimbangkan defisit perdagangan dengan UE baik melalui tarif atau melalui ekspor energi yang lebih besar, seperti minyak dan gas alam. Komisaris Perdagangan Maro Efovi menekankan Uni Eropa sudah menjadi importir terbesar gas alam cair dari AS.

    Sekitar 50% gas LNG di UE berasal dari AS. Namun, delegasi dari Slovakia mengatakan mereka siap memperluas kerja sama strategis ini dengan pemerintahan Trump yang baru dan mempertimbangkan kemungkinan negosiasi. Namun, mereka juga siap membela kepentingan sah jika diperlukan.

    Pendekatan ini kemungkinan besar adalah apa yang disebut sebagai ‘strategi ganda’ oleh Ketua Komite Perdagangan Uni Eropa, Bernd Lange. Menurut politisi beraliran Demokrat Sosial itu, UE harus bernegosiasi jika memungkinkan dan mempertahankan diri terhadap serangan jika perlu.

    Dalam wawancara dengan DW, Ketua Komite Urusan Luar Negeri di Parlemen Uni Eropa, David McAllister, menekankan Komisi Uni Eropa lebih siap untuk masa jabatan kedua Trump. Selain itu, mereka berhubungan dengan pemerintahan baru sejak awal dan menjelaskan bahwa penerapan perang tarif akan menimbulkan situasi yang merugikan semua pihak, tegasnya.

    Selain itu, ada kesepakatan luas di antara anggota parlemen bahwa eskalasi konflik perdagangan dengan Trump harus dicegah. Delegasi dari Spanyol, Francisco Jose Milln Mon, menekankan perang dagang tidak akan menguntungkan siapa pun.

    UE juga harus berupaya menjalin hubungan perdagangan dengan AS. Selain itu, Eropa harus bertindak bersama-sama dan tidak mencoba mencari kesepakatan secara terpisah dengan Washington.

    Pujian dan Kritik untuk Trump dari UE

    Donald Trump (Foto: Reuters)

    Anggota Parlemen Partai Hijau, Anna Cavazzini, juga percaya ‘Eropa bersatu’ harus menjadi jawaban untuk membuat Amerika hebat kembali. Ini juga berarti tidak sedikit pun melepaskan kendali pengaturan atas perusahaan teknologi besar.

    Cavazzini mengimbau Komisi Uni Eropa untuk menggunakan pengaruh yang tersedia berdasarkan Undang-Undang Layanan Digital. Terutama dengan latar belakang Trump dan kedekatannya dengan pemilik Platform X, Elon Musk.

    UE merasa hal itu menjadi momentum berdiskusi tentang cara memastikan bahwa perusahaan teknologi besar mematuhi aturan. Undang-Undang Layanan Digital menetapkan tindakan harus diambil terhadap konten yang melanggar hukum dengan ancaman denda.

    Ada juga kata-kata yang jelas tentang Greenland, khususnya dari anggota parlemen Denmark seperti Stine Bosse. Anggota kelompok liberal Renew menekankan masa depan Greenland hanya dapat ditentukan oleh penduduk Greenland. Trump sendiri menegaskan AS membutuhkan Greenland untuk keamanan internasional.

    Sosial Demokrat Vytenis Povilas Andriukaitis mengkritik keputusan Trump untuk menangguhkan perjanjian iklim Paris, menyebutnya sebagai aib. Pihak Lithuania juga menyesalkan Ukraina tidak disebutkan dalam pidato pelantikan.

    Namun, ada juga pujian terhadap tindakan Donald Trump yang datang dari kubu sayap kanan. Misalnya, anggota partai ekstremkanan Jerman Alternative fr Deutschland (AfD), Christine Anderson, yang memuji pidato pelantikan Trump sebagai angin segar. Dia merasa Trump akan memulihkan keamanan dalam negeri dengan menutup perbatasan dan mendeportasi semua migran ilegal.

    Di akhir perdebatan, Komisaris Perdagangan efovi menyatakan keyakinannya bahwa tidak ada masalah antara dua mitra dekat seperti AS dan Eropa yang tidak dapat diselesaikan dengan cara yang bersahabat dan kooperatif.

    Kebijakan ‘America First’ Era Trump

    Bendera AS (Foto: AP/Alex Brandon)

    Trump telah tancap gas di hari pertamanya menjabat. Ada sejumlah kebijakan terkait hubungan AS dan dunia internasional yang dibuat Trump.

    Trump secara resmi menarik AS keluar dari perjanjian iklim Paris, mengeluarkan AS dari WHO dan menegaskan kebijakan ‘America First’ atau Amerika yang utama dalam hubungan luar negeri.

    “Mulai hari ini dan seterusnya, kebijakan luar negeri Amerika Serikat akan mengutamakan kepentingan inti Amerika dan selalu mengutamakan Amerika dan warga negara Amerika,” ujar Trump dalam perintah eksekutifnya.

    Dia mengatakan kebijakan ini berlaku sesegera mungkin. Dia memerintahkan Menteri Luar Negeri AS mengeluarkan panduan kebijakan America first.

    “Sesegera mungkin, Menteri Luar Negeri akan mengeluarkan panduan yang menyelaraskan kebijakan, program, personel, dan operasi Departemen Luar Negeri dengan kebijakan luar negeri America First, yang mengutamakan Amerika dan kepentingannya,” ujar Trump.

    Halaman 2 dari 3

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Uni Eropa Cari Strategi Bersama untuk Hadapi Trump

    Uni Eropa Cari Strategi Bersama untuk Hadapi Trump

    Jakarta

    Pada hari pelantikan Donald Trump sebagai presiden baru Amerika Serikat (AS), tidak ada kemajuan besar bagi Uni Eropa (UE). Setidaknya untuk saat ini, Presiden AS itu belum mengumumkan tarif impor apa pun terhadap produk UE. Selama kampanye, Trump mengancam akan mengenakan tarif baru sebesar 10 hingga 20 persen pada produk impor dari UE.

    Eropa memang bukan prioritas paling atas dalam pada jam-jam pertama masa jabatan kedua Trump, seperti yang juga dicatat di Parlemen Uni Eropa pada hari Selasa (21/01). Akan tetapi, UE juga tengah mempersiapkan strategi untuk menghadapi pemerintahan baru Trump.

    Pada Forum Ekonomi Dunia di Davos di Swiss, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen berbicara mendukung langkah-langkah pragmatis. “Kami akan bersikap pragmatis, tetapi kami akan selalu berpegang pada prinsip kami,” tegas politisi senior itu. Prioritas utama sekarang adalah membahas kepentingan bersama antara AS dan UE serta bersikap terbuka terhadap negosiasi.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Pada hari Senin (20/01), Trump mengatakan ingin menyeimbangkan defisit perdagangan dengan UE baik melalui tarif atau melalui ekspor energi yang lebih besar, seperti minyak dan gas alam.

    “Strategi ganda” perdagangan

    Di Parlemen Uni Eropa, Komisaris Perdagangan Maro efovi menekankan bahwa Uni Eropa sudah menjadi importir terbesar gas alam cair dari AS. Sekitar 50 persen gas LNG di UE berasal dari AS. Namun, delegasi dari Slowakia mengatakan bahwa mereka siap memperluas kerja sama strategis ini dengan pemerintahan Trump yang baru, dengan mempertimbangkan kemungkinan negosiasi. Namun, pada saat yang sama, mereka juga siap membela kepentingan sah jika diperlukan.

    Pendekatan ini kemungkinan besar adalah apa yang disebut sebagai “strategi ganda” oleh Bernd Lange, Ketua Komite Perdagangan Uni Eropa. Menurut politisi beraliran Demokrat Sosial itu, UE harus bernegosiasi jika memungkinkan dan mempertahankan diri terhadap serangan jika perlu.

    Anggota parlemen serukan persatuan Eropa

    Ada kesepakatan luas di antara anggota parlemen bahwa eskalasi konflik perdagangan dengan Donald Trump harus dicegah. Delegasi dari Spanyol, Francisco Jose Milln Mon, menekankan bahwa perang dagang tidak akan menguntungkan siapa pun.

    UE juga harus berupaya menjalin hubungan perdagangan dengan AS, kata politisi dari Partai Rakyat Eropa berhaluan konservatif itu. Selain itu, Eropa harus bertindak bersama-sama dan tidak mencoba mencari kesepakatan secara terpisah dengan Washington.

    Anggota Parlemen Partai Hijau Anna Cavazzini juga percaya bahwa “Eropa bersatu” harus menjadi jawaban untuk “Membuat Amerika hebat kembali”. Ini juga berarti tidak sedikit pun melepaskan kendali pengaturan atas perusahaan teknologi besar. Cavazzini mengimbau Komisi Uni Eropa untuk menggunakan pengaruh yang tersedia berdasarkan Undang-Undang Layanan Digital.

    Terutama dengan latar belakang pelantikan Trump dan kedekatannya dengan Elon Musk, pemilik Platform X, UE kembali mendapatkan momentum untuk berdiskusi tentang cara memastikan bahwa perusahaan teknologi besar mematuhi aturan. Undang-Undang Layanan Digital menetapkan bahwa tindakan harus diambil terhadap konten yang melanggar hukum dengan ancaman denda.

    Kritik dan pujian terhadap Trump

    Ada juga kata-kata yang jelas tentang Greenland, khususnya dari anggota parlemen Denmark seperti Stine Bosse. Anggota kelompok liberal Renew menekankan bahwa masa depan Greenland hanya dapat ditentukan oleh penduduk Greenland. Bahkan setelah menjabat, Trump menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat membutuhkan Greenland untuk “keamanan internasional”.

    Sosial Demokrat Vytenis Povilas Andriukaitis mengkritik keputusan Trump untuk menangguhkan perjanjian iklim Paris, menyebutnya sebagai “aib.” Pihak Lithuania juga menyesalkan bahwa Ukraina tidak disebutkan dalam pidato pelantikan.

    Pujian terhadap tindakan pertama Donald Trump saat menjabat terutama datang dari kubu sayap kanan. Misalnya, Christine Anderson, anggota partai ekstremkanan Jerman Alternative fr Deutschland (AfD), yang memuji pidato pelantikan Trump sebagai “angin segar”. Ia akan memulihkan keamanan dalam negeri dengan menutup perbatasan dan mendeportasi semua migran ilegal.

    Di akhir perdebatan, Komisaris Perdagangan efovi menyatakan keyakinannya bahwa tidak ada masalah antara dua mitra dekat seperti AS dan Eropa yang tidak dapat diselesaikan dengan cara yang bersahabat dan kooperatif.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu