Tag: Ursula von der Leyen

  • Pemecatan Massal Ilmuwan Iklim AS Cemaskan Dunia

    Pemecatan Massal Ilmuwan Iklim AS Cemaskan Dunia

    Jakarta

    Rachel Cleetus tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya saat membuka email dari pemerintahan Donald Trump pekan lalu. Pesan elektronik itu memberitahukan bahwa dirinya, bersama hampir 400 ilmuwan dan pakar lainnya, resmi dikeluarkan dari proyek National Climate Assessment (NCA6), laporan utama empat tahunan yang menyoroti dampak perubahan iklim di Amerika Serikat.

    “Rasanya seperti menyaksikan laporan iklim paling komprehensif di negeri ini dihancurkan begitu saja,” kata Cleetus, Direktur Kebijakan Senior di Union of Concerned Scientists, organisasi nirlaba yang berbasis di Amerika Serikat. Dia menyebut pemecatan ini sebagai keputusan sembrono terhadap proyek ilmiah vital yang menyokong pemahaman tentang dampak iklim terhadap ekonomi, infrastruktur, dan kehidupan masyarakat.

    Pemangkasan anggaran sains iklim

    Langkah mengejutkan ini, kata Cleetus, sebenarnya sudah tercium sejak jauh hari. Sebulan sebelumnya, Gedung Putih membekukan pendanaan dan memecat staf program riset iklim federal US Global Change Research Program (USGCRP), lembaga yang bertanggung jawab atas koordinasi penyusunan NCA6.

    Tanpa kejelasan nasib proyek dan dengan semua penulis diberhentikan, masa depan NCA6 yang sedianya terbit pada awal 2028 kini terancam. Cleetus memperingatkan bahwa ada risiko laporan itu akan diganti oleh “ilmu pengetahuan semu” versi pemerintahan Partai Republik yang konservatif dan pro energi fosil.

    Pemecatan ini hanyalah satu dari serangkaian langkah pemerintahan Trump yang menggerus institusi sains iklim AS. Pada Maret lalu, ratusan karyawan diberhentikan dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Lembaga ini sejak lama sudah menjadi salah satu pusat riset cuaca dan iklim yang menjadi acuan di seluruh dunia.

    Sebagai respons, ribuan ilmuwan menandatangani surat terbuka ke Kongres, menyebut pembongkaran lembaga-lembaga tersebut sebagai “pengingkaran kepemimpinan global AS dalam sains iklim.”

    Pembersihan besar-besaran: dari NASA hingga EPA

    Pembersihan juga menyasar Dinas Perlindungan Lingkungan (EPA) dan Departemen Energi, dengan pemecatan massal dan pemotongan hibah riset. Istilah “perubahan iklim” bahkan dihapus dari sejumlah situs lembaga pemerintah. Bahkan, Kepala Ilmuwan NASA sempat dilarang menghadiri pertemuan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) di Cina, forum utama PBB tentang iklim yang menjadi rujukan kebijakan global.

    Dampak internasional tak terhindarkan

    Meski laporan NCA berfokus pada Amerika, Cleetus menegaskan bahwa temuan dan modelnya digunakan secara luas oleh negara lain. Misalnya, riset tentang kenaikan muka laut di Pantai Timur dan Teluk AS juga relevan bagi negara-negara kepulauan kecil dan wilayah pesisir seperti Bangladesh.

    Profesor Walter Robinson dari NC State University menyebut, karena luasnya cakupan geografis dan keragaman iklim AS, temuan NCA6 punya nilai global. Maka tak heran jika komunitas ilmiah internasional ikut bersuara.

    Dukungan dari komunitas ilmiah global

    Sebagai bentuk perlawanan, Serikat Geofisika Amerika dan Masyarakat Meteorologi Amerika menyatakan akan menerbitkan lebih dari 29 jurnal ilmiah terkait iklim untuk memastikan keberlanjutan sains iklim independen.

    Namun dampak negatifnya tak hanya terasa di AS. Menurut Paolo Artaxo, profesor fisika lingkungan dari Universitas São Paulo, Brasil, pemutusan kerja sama ini mengganggu kolaborasi ilmiah antara AS dan berbagai kawasan lain seperti Amerika Latin, Afrika, Asia, dan Eropa.

    Chennupati Jagadish dari Akademi Sains Australia menyebut keputusan ini sebagai sinyal yang merusak kerja sama global. Dia mengaku banyak ilmuwan AS mulai melirik Australia sebagai tempat bernaung baru. Akademi di sana bahkan memiliki program untuk menyerap peneliti dan inovator yang meninggalkan AS.

    Presiden Trump juga mengusulkan pemangkasan besar dalam anggaran sains federal untuk 2026. Bila ini terjadi, menurut Robinson, pusat gravitasi sains iklim akan bergeser dari AS ke Uni Eropa, Cina, dan negara-negara OECD seperti Inggris, Jepang, Korea, dan Australia.

    Eropa bersiap isi kekosongan

    Pekan ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menggelar konferensi untuk merumuskan insentif keuangan bagi ilmuwan, termasuk yang bergerak di bidang iklim dan keanekaragaman hayati.

    Namun, Sissi Knispel de Acosta dari European Climate Research Alliance mengingatkan bahwa Eropa belum sepenuhnya siap mengisi kekosongan yang ditinggalkan AS. “Anggaran riset iklim, baik di negara-negara selatan maupun di Eropa, masih terfragmentasi dan bergantung pada proyek jangka pendek,” katanya.

    Meski Cleetus tetap optimistis para ilmuwan akan terus berkarya, dia mengakui bahwa “tak ada cara untuk langsung menggantikan mesin inovasi ilmiah sekelas AS di tempat lain dalam semalam.”

    Artikel ini terbit pertama kali dalam Bahasa Inggris

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bye-Bye AS, China-Uni Eropa Bakal Perluas Kerja Sama Dagang

    Bye-Bye AS, China-Uni Eropa Bakal Perluas Kerja Sama Dagang

    Bisnis.com, JAKARTA — China akan memperluas kerja sama dengan para pemimpin Uni Eropa, juga mengatasi berbagai gesekan dan perbedaan, di tengah tekanan ekonomi global setelah pemberlakuan tarif resiprokal Amerika Serikat.

    Dilansir dari Reuters, berdasarkan laporan kantor berita Xinhua, Presiden China Xi Jinping menyampaikan komitmen perluasan kerja sama itu dalam peringatan 50 tahun hubungan diplomatik China-Uni Eropa. Kedua pihak berupaya mencairkan hubungan di tengah ketidakpastian perdagangan global akibat tarif Trump.

    Beijing sangat ingin menjalin hubungan ekonomi dan politik yang lebih erat dengan Eropa untuk membatasi dampak dari tarif resiprokal terhadap perdagangan China ke Amerika Serikat (AS). Walaupun begitu, dalam pernyataannya Xi tidak menyebut AS.

    “Hubungan China-Uni Eropa yang sehat dan stabil tidak hanya mendorong pencapaian bersama, tetapi juga mencerahkan dunia,” ujar Xi Jinping pada Selasa (6/5/2025), dilansir dari Reuters.

    Xi juga meminta Uni Eropa untuk bersama-sama menjaga keadilan dan kesetaraan, serta menentang intimidasi sepihak. Hal itu menggambarkan hubungan mereka sebagai salah satu yang paling berpengaruh di dunia.

    Beijing akan menyambut baik kunjungan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada waktu yang tepat untuk bersama-sama mengadakan putaran baru pertemuan para pemimpin kedua belah pihak.

    Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menyatakan negaranya dan Uni Eropa akan mengadakan dialog tingkat tinggi tentang strategi, ekonomi dan perdagangan, pembangunan hijau, serta digitalisasi di antara serangkaian acara tahun ini.

    Kementerian tersebut juga mengonfirmasi bahwa China dan Parlemen Eropa telah memutuskan untuk membebaskan pertukaran timbal balik.

    Pekan lalu, Uni Eropa mengeluarkan pernyataan bahwa China akan mencabut sanksi terhadap anggota Parlemen Eropa dan subkomitenya tentang hak asasi manusia. Sanksi tersebut dijatuhkan pada 2021 atas tindakan Barat terhadap pejabat China yang dituduh melakukan penahanan massal terhadap Muslim Uighur di wilayah paling barat Xinjiang.

    “Dalam situasi saat ini, kedua belah pihak percaya bahwa sangat penting bagi China dan Eropa untuk memperkuat dialog dan kerja sama,” kata Lin.

    Dia menegaskan keyakinannya bahwa pembicaraan yang diperbarui akan menyuntikkan dorongan baru dalam pengembangan hubungan China-Uni Eropa.

  • Trump Curiga Putin Tak Berniat Akhiri Konflik Ukraina usai Berbicara dengan Zelensky di Roma – Halaman all

    Trump Curiga Putin Tak Berniat Akhiri Konflik Ukraina usai Berbicara dengan Zelensky di Roma – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Donald Trump pada hari Sabtu (26/4/2025), mempertanyakan komitmen presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina setelah bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di sela-sela pemakaman Paus Fransiskus di Roma.

    Melalui sebuah posting di Truth Social, Trump mengkritik serangan terbaru Rusia terhadap Ukraina yang menargetkan wilayah sipil.

     “Tidak ada alasan bagi Putin untuk menembakkan rudal ke wilayah sipil, kota-kota, dan desa-desa selama beberapa hari terakhir,” tulis Trump, dikutip dari NBC News.

    Atas kejadian tersebut, Trump kemudian mempertanyakan niat Putin untuk mengakhiri konflik Ukraina yang telah berlangsung selama bertahun-tahun ini.

    Ia menduga Putin sengaja memanfaatkan Trump selama ini.

    “Hal itu membuat saya berpikir bahwa mungkin dia tidak ingin menghentikan perang, dia hanya memanfaatkan saya,” katanya.

    Trump juga menyarankan bahwa Putin mungkin perlu ditangani secara berbeda, seperti melalui ‘Perbankan’ atau ‘Sanksi Sekunder’.

    Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa Rusia dan Ukraina ‘sangat dekat dengan kesepakatan’ setelah utusannya, Steve Witkoff, mengadakan pembicaraan selama tiga jam dengan Presiden Putin. 

    Senada dengan hal tersebut, Kremlin juga menyatakan bahwa Putin telah menyampaikan kesiapan Rusia untuk menggelar pembicaraan langsung dengan Ukraina tanpa prasyarat.

    Pernyataan Trump yang meragukan niat Putin ini tepat setelah ia mengadakan pertemuan dengan Zelensky di Roma.

    Pertemuan antara Trump dan Zelensky diadakan di Basilika Santo Petrus sebelum kebaktian pemakaman dimulai.

    Gedung Putih menggambarkan pertemuan 15 menit itu sebagai ‘sangat produktif’, dikutip dari BBC.

    Sementara Zelensky menyebutnya ‘berpotensi menjadi bersejarah’.

    Ini menjadi pertemuan tatap muka pertama mereka sejak pertikaian sengit di Ruang Oval pada Februari lalu.

    Trump, yang dalam beberapa kesempatan sebelumnya menyalahkan Ukraina sebagai penghalang perdamaian, kembali menegaskan pandangannya minggu ini.

    Ia menilai bahwa Zelensky ‘tidak punya kartu untuk dimainkan’.

    Foto-foto yang dirilis memperlihatkan Trump dan Zelensky duduk berhadapan dalam percakapan intens di Basilika Santo Petrus.

    Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Syibiha juga mengunggah gambar tersebut di platform X.

    Menurutnya, pertemuan ini menjadi awal perdamaian yang baik.

    “Tidak perlu kata-kata untuk menggambarkan pentingnya pertemuan bersejarah ini. Dua pemimpin bekerja untuk perdamaian di Basilika Santo Petrus,” katanya.

    Dalam foto lain, Trump dan Zelensky terlihat berdiri bersama Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

    Kehadiran kedua pemimpin Eropa itu mempertegas pentingnya momen diplomatik di tengah suasana duka pemakaman.

    Setelah pertemuan tersebut, Trump dan Zelensky menuruni tangga Basilika

    Di mana Zelensky mendapat sambutan tepuk tangan dari para hadirin. 

    Mereka kemudian duduk di barisan depan selama kebaktian berlangsung, meskipun dipisahkan oleh beberapa kepala negara lainnya.

    Usai upacara, Trump langsung meninggalkan Roma dan kembali ke Amerika Serikat.

    Sementara Zelensky melanjutkan pertemuan diplomatiknya dengan Presiden Macron, Perdana Menteri Starmet an Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di berbagai lokasi di Roma.

    Zelensky mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Trump.

    Ia menyebut pertemuan itu ‘baik’ dan ‘simbolis’.

    Kemudian ia berharap bahwa apa yang telah dibahas dapat membuahkan hasil nyata untuk melindungi rakyat Ukraina dan menciptakan perdamaian abadi. 

    Sebagai informasi, Trump sendiri telah berulang kali mendorong tercapainya kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina.

    Termasuk mendorong pembicaraan ‘tingkat tinggi’ untuk perdamaian Rusia dan Ukraina.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump, Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky

  • Paus Fransiskus Dimakamkan Hari Ini, Pemimpin Dunia Beri Penghormatan Terakhir – Halaman all

    Paus Fransiskus Dimakamkan Hari Ini, Pemimpin Dunia Beri Penghormatan Terakhir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Upacara pemakaman Paus Fransiskus berlangsung hari ini, dihadiri oleh sejumlah pemimpin dunia.

    Pemakaman dilaksanakan di Basilika St Mary Maggiore, dengan setidaknya 170 pejabat asing yang telah mengonfirmasi kehadiran.

    Di antara pemimpin yang hadir adalah:

    Donald Trump, Presiden Amerika Serikat, beserta istrinya, Melania Trump.
    Pangeran William, yang mewakili keluarga kerajaan Inggris.
    Lula da Silva, Presiden Brasil, bersama istrinya, Janja Lula da Silva.
    Ferdinand Marcos Jr, Presiden Filipina, dan istrinya, Lisa Marcos.

    Pemimpin Eropa lainnya yang juga hadir termasuk Emmanuel Macron (Presiden Prancis), Andrzej Duda (Presiden Polandia), Maia Sandu (Presiden Moldova), dan Ursula von der Leyen (Presiden Komisi UE).

    Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang sebelumnya dikabarkan tidak dapat menghadiri upacara pemakaman Paus Fransiskus, kini terlihat hadir di tengah-tengah para pejabat asing yang melayat.

    Namun, beberapa pemimpin, seperti Vladimir Putin (Presiden Rusia) dan Benjamin Netanyahu (Perdana Menteri Israel), dipastikan tidak akan hadir.

    Rangkaian Acara Pemakaman

    Selama tiga hari terakhir, sekitar 250.000 orang telah memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus yang telah terbaring di peti jenazah di Basilika Santo Petrus.

    Hari ini, peti jenazahnya akan dibawa melewati pintu utama untuk pemakaman luar ruangan yang dimulai pukul 10 pagi waktu setempat.

    Acara ini akan dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re, seorang uskup Italia berusia 91 tahun.

    Iring-iringan mobil jenazah Paus Fransiskus akan melintasi kota Roma, memberikan kesempatan bagi warga untuk mengucapkan selamat tinggal.

    Sebagai langkah keamanan, Italia telah menutup wilayah udara di atas kota dan mengerahkan pasukan tambahan.

    Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun pada 21 April 2025, dengan penyebab kematian yang tercantum dalam surat kematiannya adalah stroke, koma, dan gagal jantung.

    Dalam surat wasiatnya, Paus Fransiskus menginginkan pemakaman yang sederhana di Basilika St Mary Maggiore, sekitar 4 kilometer dari St Petrus, dengan hanya tertulis namanya, “Fransiskus”, di makamnya.

    Sebuah replika salib berlapis besi sederhana yang biasa ia pakai akan digantung di atas lempengan marmer sebagai penghormatan terakhir.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Pemimpin Dunia Hadiri Upacara Pemakaman Paus Fransiskus di Basilika St. Mary Maggiore – Halaman all

    Pemimpin Dunia Hadiri Upacara Pemakaman Paus Fransiskus di Basilika St. Mary Maggiore – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Para pemimpin negara dikabarkan akan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus yang dilaksanakan pada hari ini, Sabtu (26/4/2025).

    Daftar hadir pemakaman memperlihatkan setidaknya ada 170 pejabat asing yang akan menghadiri pemakaman tersebut.

    Di antaranya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan hadir bersama istrinya, Melania Trump.

    Selain Trump dan istrinya, Melania, ada sejumlah pemimpin lain yang hadir dalam pemakaman tersebut.

    Pangeran William akan mewakili keluarga kerajaan Inggris di Roma.

    Presiden Brazil Lula da Silva dan istrinya Janja Lula da Silva juga akan menghadiri upacara tersebut.

    Dari Asia Tenggara, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. dan istrinya, Lisa Marcos, juga akan hadir.

    Pemimpin lainnya yang dikabarkan akan hadir di antaranya, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Polandia Andrzej Duda, Presiden Moldova Maia Sandu, Presiden Komisi UE Ursula von der Leyen, dan pemimpin Eropa lainnya.

    Sejumlah pemimpin dunia yang tidak akan menghadiri pemakaman tersebut di antaranya Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, seperti diberitakan Al Jazeera.

    Mereka akan bergabung dengan banyak umat Katolik untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus dalam Misa pemakaman di Lapangan Santo Petrus.

    Selama tiga hari terakhir, sekitar 250.000 orang berjalan melewati jenazah Paus Fransiskus, yang telah dibaringkan dalam peti jenazah di depan altar Basilika Santo Petrus yang luas dan dibangun pada abad ke-16.

    Peti jenazah Paus Fransiskus akan dibawa melewati pintu utama pada hari Sabtu untuk pemakaman di luar ruangan, yang dimulai pukul 10 pagi waktu setempat, dengan barisan pejabat asing yang berkumpul di satu sisi tiang batu, menghadap ratusan kardinal bertopi merah di sisi kursi yang berseberangan, seperti diberitakan Reuters.

    Lebih dari 250.000 pelayat yang diperkirakan akan memenuhi jalan luas berbatu dan rute akses utama menuju basilika untuk mengikuti upacara, yang akan dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re, seorang uskup Italia berusia 91 tahun, menurut pernyataan Vatikan.

    Iring-iringan mobil jenazah Paus Fransiskus akan mengantarnya melewati kota untuk terakhir kalinya, memberi kesempatan kepada warga Roma untuk mengucapkan selamat tinggal.

    Italia telah menutup wilayah udara di atas kota itu dan mengerahkan pasukan tambahan, dengan rudal antipesawat dan kapal patroli untuk menjaga acara tersebut dalam salah satu operasi keamanan terbesar yang pernah dilihat negara itu sejak pemakaman Yohanes Paulus II.

    Paus Fransiskus meninggal dunia dalam usia 88 tahun pada hari Senin, 21 April 2025 pukul 07.35 waktu Vatikan.

    Surat kematiannya menyebutkan penyebab kematian Paus Fransiskus di antaranya stroke, hingga koma dan gagal jantung, serta masalah kesehatan lainnya.

    Sementara itu, surat wasiatnya mengatakan bahwa Paus Fransiskus ingin dimakamkan dengan upacara sederhana dan dimakamkan di tanah serta makamnya hanya akan bertuliskan “Fransiskus”.

    Paus Fransiskus menulis dalam surat tersebut bahwa ia ingin dimakamkan di Basilika St. Mary Maggiore di Roma, sekitar 4 kilometer dari St. Petrus.

    Sebuah replika salib berlapis besi sederhana yang biasa ia pakai di lehernya tergantung di atas lempengan marmer.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Daftar Lengkap Pemimpin Negara yang Hadir di Pemakaman Paus Fransiskus

    Daftar Lengkap Pemimpin Negara yang Hadir di Pemakaman Paus Fransiskus

    Jakarta

    Prosesi pemakaman Kepala Negara Vatikan atau Pemimpin Umat Katolik sedunia Paus Fransiskus akan berlangsung hari ini. Sejumlah pemimpin negara dari berbagai belahan dunia hadir dalam pemakaman Paus Fransiskus. Siapa saja?

    Dilansir AFP, Sabtu (26/4/2025), selain kepala negara atau pemerintahan, ada juga negara yang mengirim mantan pemimpin hingga menteri senior sebagai perwakilan untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus.

    Berikut daftarnya berdasarkan keterangan Vatikan:

    Amerika

    Argentina: Presiden Javier Milei
    Belize: Gubernur Jenderal Froyla Tzalam
    Brasil:Presiden Luiz Inacio Lula da Silva
    Canada: Gubernur Jenderal Mary Simon
    Republik Dominika: Presiden Luis Abinader
    Equador: Presiden Daniel Noboa Azin
    Honduras: Presiden Xiomara Castro
    United Nations: Sekretaris Jenderal UN Antonio Guterres
    United States: Presiden Donald Trump dan Mantan Presiden Joe Biden

    Eropa

    Albania: Presiden Bajram Begaj
    Andorra: Pangeran Joan-Enric Vives Sicilia
    Armenia: Presiden Vahagn Khachaturyan
    Austria: Presiden Alexander Van der Bellen, Kanselir Christian Stocker
    Belgia: Raja Philippe and Ratu Mathilde dan Perdana Menteri Bart De Wever
    Bosnia Herzegovina: Presiden Zelika Cvijanovic
    Bulgaria: Perdana Menteri Rossen Jeliazkov
    Korasia: Presiden Zoran Milanovic dan Perdana Menteri Andrej Plenkovic
    Cyprus: Presiden Nikos Christodoulides
    Republik Ceko: Perdana Menteri Petr Fiala
    Denmark: Ratu Mary
    Estonia: Presiden Alar Karis
    Uni Eropa: Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa Antonio Costa
    Finlandia: Presiden Alexander Stubb
    Prancis: Presiden Emmanuel Macron
    Georgia: Presiden Mikheil Kavelashvili
    Jerman: Presiden Frank-Walter Steinmeier and Kanselir Olaf Scholz
    Yunani: Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis
    Hungaria: Presiden Tamas Sulyok and Perdana Menteri Viktor Orban
    Islandia: Presiden Halla Tomasdottir
    Irlandia: Presiden Michael Higgins and Perdana Menteri Micheal Martin
    Italia: Presiden Sergio Mattarella and Perdana Menteri Giorgia Meloni
    Kosovo: Presiden Vjosa Osmani
    Latvia: Presiden Edgars Rinkevics
    Liechtenstein: Pangeran Alois and Ratu Sophie
    Lituania: Presiden Gitanas Nauseda
    Luksemburg: Grand Duke Henri and Grand Duchess Maria Teresa, Perdana Menteri Luc Frieden
    Malta: Presiden Myriam Spiteri Debono
    Moldova: Presiden Maia Sandu
    Monaco: Raja Albert II and Ratu Charlene
    Montenegro: Presiden Jakov Milatovic
    Belanda: Perdana Menteri Dick Schoof
    Makedonia Utara: Presiden Gordana Siljanovska-Davkova
    Norwegia: Putra Mahkota Haakon and Mette-Marit, Menteri Luar Negeri Espen Barth Eide
    Polandia: Presiden Andrzej Duda
    Portugal: Presiden Marcelo Rebelo de Sousa, Perdana Menteri Luis Montenegro
    Romania: Presiden Interim Ilie Bolojan
    Rusia: Menteri Kebudayaan Olga Lyubimova
    Serbia: Perdana Menteri Djuro Macut
    Slovakia: Presiden Peter Pellegrini
    Slovenia: Presiden Natasa Pirc Musar and Perdana Menteri Robert Golob
    Spanyol: Raja Felipe VI and Ratu Letizia
    Swedia: Raja Carl XVI Gustaf and Queen Silvia, Perdana Menteri Ulf Kristersson
    Switzerland: Presiden Karin Keller-Sutter
    Ukraina: Presiden Volodymyr Zelensky
    United Kingdom: Raja William mewakili King Charles III, and Perdana Menteri Keir Starmer

    Iran: Menteri Kebudayaan Abbas Salehi
    Israel: Yaron Sideman, Duta Besar untuk Tahta Suci
    Yordania: Raja Abdullah II and Ratu Rania
    Lebanon: Presiden Joseph Aoun
    Palestina: Perdana Menteri Mohammad Mustafa
    Qatar: Perdana Menteri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani
    Persatuan Uni Emirat: Sheikh Khaled bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Putra Mahkota Abu Dhabi

    Afrika

    Angola: Presiden Joao Lourenco
    Burundi: Wakil Presiden Prosper Bazombanza
    Cape Verde: Presiden Jose Maria Neves
    Republik Afrika Tengah: Presiden Faustin-Archange Touadera
    Kongo: Presiden Felix Tshisekedi
    Gabon: Presiden Brice Oligui Nguema
    Kenya: Presiden William Ruto
    Lesotho: Raja Letsie III
    Madagaskar: Presiden Andry Rajoelina
    Maroko: Perdana Menteri Aziz Akhannouch
    Mozambik: Presiden Daniel Chapo
    Seychelles: Presiden Wavel Ramkalawan
    Sierra Leone: Preside Julius Maada Bio
    Afrika Selatan: Cardinal Stephen Brislin, Presiden Konferensi Waligereja Katolik Afrika Selatan
    Togo: Presiden Faure Gnassingbe

    Asia-Pasifik

    Australia: Gubernur Jenderal Sam Mostyn
    Bangladesh: Pemimpin Sementara Muhammad Yunus
    Timor Timur: Presiden Jose Ramos Horta
    India: Presiden Droupadi Murmu
    Indonesia: Mantan Presiden Joko Widodo
    Selandia Baru: Perdana Menteri Christopher Luxon
    Filipina: Presiden Ferdinand Marcos

    (eva/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 50 Kepala Negara hingga 10 Raja Akan Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

    50 Kepala Negara hingga 10 Raja Akan Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

    Vatican City

    Vatikan mengumumkan bahwa sedikitnya 130 delegasi asing akan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus pada Sabtu (26/4) waktu setempat. Terdapat puluhan kepala negara dan raja dari berbagai kerajaan di seluruh dunia yang turut hadir.

    “Saat ini ada 130 delegasi yang dikonfirmasi untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus,” sebut Vatikan dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (26/4/2025).

    Disebutkan Vatikan bahwa para delegasi asing itu mencakup “50 kepala negara dan 10 raja yang berkuasa”.

    Seremoni pemakaman Paus Fransiskus, yang meninggal dunia pada Senin (21/4), akan digelar di Alun-alun Santo Petrus di Vatikan pada Sabtu (26/4) pagi, sekitar pukul 10.00 waktu setempat, atau pukul 15.00 WIB.

    Prosesi pemakaman ini diperkirakan akan menarik kehadiran ratusan ribu orang, termasuk umat Katolik dari berbagai negara selain kehadiran para pemimpin dunia dan anggota kerajaan.

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan istrinya, Melania, telah tiba di Roma pada Jumat (25/4) waktu setempat dan akan hadir di Vatikan pada Sabtu (26/4) waktu setempat. Mantan Presiden AS Joe Biden bersama istrinya, Jill, juga disebut akan menghadiri langsung pemakaman Paus Fransiskus.

    Para kepala negara lainnya yang akan hadir antara lain Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri (PM) Italia Georgia Meloni, dan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva. Para pejabat tinggi Uni Eropa seperti Ursula von der Leyen dan Antonio Costa juga akan hadir langsung.

    Sementara Kerajaan Inggris akan diwakili oleh Pangeran William yang merupakan sang ahli waris takhta.

    Dari Alun-alun Santo Petrus, jenazah Paus Fransiskus akan dibawa ke ke gereja kesayangannya, Basilika Santa Maria Maggiore yang ada di Roma. Di lokasi itu, peti jenazah Paus Fransiskus akan dikuburkan ke dalam tanah dan diberi batu nisan sederhana dengan tulisan nama Latinnya: Fransiskus.

    Paus Fransiskus akan menjadi Paus pertama dalam lebih dari 100 tahun terakhir yang dimakamkan di luar Vatikan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Lawatan Perdana Trump di Periode Kedua Pemerintahannya: Hadiri Pemakaman Paus

    Lawatan Perdana Trump di Periode Kedua Pemerintahannya: Hadiri Pemakaman Paus

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuju Roma, Italia, untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus dalam lawatan luar negeri pertama di masa jabatan keduanya. Trump akan bertemu para pemimpin asing termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Dilansir AFP, Jumat (25/4/2025), Trump memiliki hubungan jauh dengan mendiang Paus Fransiskus yang tidak ragu mengkritiknya dengan tajam atas kebijakannya yang khas, yaitu deportasi massal para migran.

    Namun, Trump tidak akan melewatkan apa yang akan menjadi pertemuan diplomatik besar yang dihadiri oleh sekitar 50 kepala negara, termasuk 10 raja yang berkuasa.

    Di antara mereka adalah Zelensky, yang akan menjadi pertemuan langsung pertama kedua pemimpin tersebut sejak pertemuan Gedung Putih yang berakhir tragis pada 28 Februari.

    Trump dan Wakil Presiden JD Vance dalam pertemuan itu mencaci maki Zelensky, menyebutnya tidak berterima kasih atas bantuan militer AS senilai miliaran dolar sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

    Ketegangan mereda setelah pertemuan itu, dengan Ukraina menyetujui proposal yang dipimpin AS untuk gencatan senjata tanpa syarat selama satu bulan, yang membebani Rusia yang belum menerimanya dan pada hari Kamis melancarkan serangan paling mematikan dalam hampir setahun di Kyiv.

    Trump, sambil menyerukan Rusia untuk menghentikan serangannya, telah kembali menyalahkan Zelensky, termasuk mendesaknya untuk menerima kendali Rusia atas Krimea, semenanjung yang direbut oleh Moskow pada tahun 2014.

    Tidak ada pertemuan yang diumumkan di Roma untuk Trump, yang hanya akan tinggal setengah hari di Vatikan. Namun, Trump mungkin merasa tidak nyaman dengan beberapa pemimpin di sekitarnya–yang paling utama adalah pendahulunya, Joe Biden.

    Biden adalah seorang Katolik yang taat dan dekat dengan Fransiskus. Biden akan melakukan perjalanan sendiri ke Roma, kata kantornya, meskipun menurut protokol, mantan Presiden umumnya melakukan perjalanan dengan Air Force One untuk menghadiri pemakaman.

    Trump telah tanpa henti menyerang Biden dan menghancurkan warisannya dalam hampir 100 hari masa jabatannya, dengan Biden pada gilirannya baru-baru ini berbicara menentang kebijakan Trump.

    Perjalanan Trump ke Italia terjadi setelah dia mengguncang sekutu Eropa dengan mengenakan tarif besar, meskipun dia setidaknya untuk sementara telah mundur dari tindakan yang paling keras.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron, salah satu pemimpin yang menjalin hubungan dengan Trump dan Kanselir Jerman Olaf Scholz yang akan segera lengser, akan hadir di pemakaman tersebut, demikian pula para eksekutif puncak Uni Eropa Ursula von der Leyen dan Antonio Costa.

    Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva seorang veteran sayap kiri yang mengalahkan saingannya Jair Bolsonaro, merupakan belahan jiwa ideologis Trump juga akan hadir. Lula telah mengkritik Trump tetapi telah menghindari konfrontasi besar sejak miliarder Republik itu kembali.

    Pemakaman tersebut juga akan menghadirkan para pemimpin yang lebih sejalan secara ideologis dengan Trump, termasuk Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban dan Presiden Javier Milei dari Argentina, negara asal mendiang paus.

    Trump juga melakukan kunjungan singkat ke Prancis setelah pemilihannya tetapi sebelum pelantikannya untuk pembukaan kembali katedral Notre Dame. Macron mempertemukannya dengan Zelensky di sela-sela acara.

    Perjalanan luar negeri pertama Trump seharusnya ke negara-negara Teluk Arab yang kaya minyak, di mana ia berharap dapat melihat peluang bisnis dan mendesak hubungan yang lebih erat dengan Israel. Trump dijadwalkan mengunjungi Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab mulai 13 Mei.

    (rfs/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pasar cermati AS-China, IHSG berpotensi menguat ikuti bursa global

    Pasar cermati AS-China, IHSG berpotensi menguat ikuti bursa global

    Pekerja melintasi layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/4/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.

    Pasar cermati AS-China, IHSG berpotensi menguat ikuti bursa global
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 25 April 2025 – 09:55 WIB

    Elshinta.com –  Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat terbatas mengikuti bursa saham global pada perdagangan Jumat (25/4/2025).

    “Sejauh ini kami menilai situasi dan kondisi yang ada sudah sangat baik. Meskipun situasi dan kondisi penuh dengan ketidakpastian tentang tarif dan prospek ekonomi, namun ketenagakerjaan masih cukup baik karena banyak perusahaan yang tidak melakukan pengurangan pegawainya dan perusahaan berubah menjadi defensif setidaknya untuk saat ini,” ujar Nico, panggilannya di Jakarta, Jumat.

    Saat Amerika Serikat (AS) sedang berjibaku dengan tarifnya, Nico menyebut China dengan tenang terus melaju tanpa memikirkan Presiden AS Donald Trump. Presiden China Xi Jinping mulai memperbaiki hubungan dengan Uni Eropa, yang diharapkan dapat menjadi salah satu tempat untuk menjadi mitigasi saat ekspor ke AS ditutup.

    Xi Jinping bersiap untuk mencabut sanksi terhadap sejumlah anggota parlemen Uni Eropa. Para pejabat Eropa menyambut baik rencana itu, sehingga Uni Eropa sedang mempertimbangkan kuota harga minimum untuk mobil listrik dari China sebagai pengganti tarif senilai 45,3 persen yang dikenakan pada tahun lalu.

    China ingin memisahkan antara Uni Eropa dengan AS, yang mana akan ada banyak negara yang mungkin akan melakukan keberpihakan antara AS dengan China, yang membuat eskalasi perang kemungkinan besar akan bertambah.

    Sejauh ini, para pemimpin Uni Eropa bahkan siap melakukan perjalanan ke Beijing pada Juli 2025 mendatang, bahkan, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan mereka telah mengadakan komunikasi dengan Perdana Menteri Li Qiang, membahas tentang perekonomian, perdagangan, green economy hingga digital.

    Terdapat kemungkinan barang- barang China yang ditujukan untuk AS akan dialihkan ke Uni Eropa, sehingga diproyeksikan China akan mengalami surplus dengan Uni Eropa sebesar 70 persen menjadi senilai 420 dolar AS.

    Sebelumnya, Trump sempat melontarkan sikap yang lebih melunak, yang menyatakan kesiapan untuk berdialog dengan China. Menteri Keuangan AS Scott Bessent juga menyebut ada peluang tercapainya kesepakatan dagang besar. Saat ini, tarif impor AS terhadap produk China mencapai 145 persen.

    Pada perdagangan Kamis (24/4/2025), bursa AS Wall Street terpantau melesat naik didorong oleh didorong oleh penguatan saham raksasa teknologi seperti Nvidia, Meta, Amazon, Tesla, dan Microsoft, yang semuanya mencatat kinerja positif. Indeks S&P 500 naik 2,03 persen, Nasdaq Composite meningkat 2,74 persen, dan Dow Jones Industrial Average naik 1,23 persen.

    Dari dalam negeri, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Tim Teknis RI kembali mengadakan pertemuan dengan Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) dan Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick untuk membahas negosiasi tarif resiprokal.

    Dalam pertemuan lanjutan pada 23 April, kedua negara menandatangani perjanjian bilateral mengenai perlakuan informasi terkait perdagangan, investasi, dan keamanan ekonomi. Negosiasi ditargetkan selesai dalam 90 hari sejak pengumuman kebijakan tersebut pada 9 April 2025. Topik pembahasan meliputi akses pasar dan National Tariff Estimate (NTE), sementara pihak AS menekankan pentingnya hasil akhir sebagai bahan pertimbangan Presiden Trump.

    Sumber : Antara

  • Paus Fransiskus Wafat, Pesan Damai Terakhir untuk Dunia di Tengah Konflik Gaza dan Ukraina – Halaman all

    Paus Fransiskus Wafat, Pesan Damai Terakhir untuk Dunia di Tengah Konflik Gaza dan Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik yang dikenal sebagai sosok pembawa damai, wafat pada Senin (21/4/2025).

    Sebelum meninggal dunia, Paus Fransiskus meninggalkan pesan-pesan kuat yang menyerukan perdamaian di tengah konflik global yang terus berkecamuk.

    Dalam wawancara terakhirnya dengan CBS News yang dirilis pada Minggu (20/4/2025), Paus Fransiskus menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap situasi di Gaza dan Ukraina.

    Ia menegaskan, umat manusia tidak belajar dari sejarah.

    “Kita tidak belajar,” ujarnya.

    “Semoga Tuhan mengasihani kita semua.”

    Paus mengecam keras serangan udara Israel ke Gaza yang telah menewaskan ribuan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.

    Ia menyebut tragedi tersebut sebagai sesuatu yang “sangat menyakitkan.”

    “Anak-anak yang tak bersalah mati, dan itu tidak masuk akal,” ucapnya dengan nada prihatin.

    Ia juga menyoroti invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak Februari 2022.

    Menurut Paus, konflik tersebut mencerminkan kegagalan dunia dalam menghentikan kekerasan dan memilih jalan damai.

    “Perang hanya menciptakan kehancuran,” katanya.

    “Kita tidak boleh melupakannya.”

    Paus Fransiskus menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk mengutamakan dialog, bukan senjata.

    “Kita harus bicara. Kita harus mencari jalan damai. Perang bukanlah jalan,” tegasnya.

    Pesan itu menjadi warisan terakhirnya sebagai seorang pemimpin yang selalu menempatkan kemanusiaan dan perdamaian di atas segalanya.

    Vatikan di bawah kepemimpinannya juga secara konsisten menyerukan gencatan senjata dan akses kemanusiaan penuh ke Gaza.

    Wafatnya Paus Fransiskus menjadi kehilangan besar bagi dunia, khususnya mereka yang percaya perdamaian masih mungkin diwujudkan.

    Namun, pesan-pesan damainya akan terus hidup, menjadi pengingat bagi dunia, tanpa kasih dan dialog, umat manusia hanya akan mengulang penderitaan yang sama.

    Riwayat Kesehatan Paus Fransiskus, Dirawat di RS 14 Februari 2025

    Dikutip dari Catholic News Agency, Paus Fransiskus mulai dirawat di Rumah Sakit Gemelli, Roma, pada 14 Februari 2025 karena mengalami bronkitis.

    Kondisinya kemudian berkembang menjadi pneumonia di kedua paru-paru, Philstar melaporkan.

    Selama perawatan, Paus mengalami beberapa krisis pernapasan serius.

    Pada 28 Februari, ia mengalami bronkospasme yang menyebabkan muntah dan aspirasi, sehingga memerlukan ventilasi mekanis non-invasif.

    Kemudian, pada 3 Maret, terjadi dua episode gagal napas akut akibat akumulasi lendir di saluran pernapasan, Malay Mail melaporkan.

    Selain masalah pernapasan, Vatican News melaporkan Paus juga didiagnosis menderita trombositopenia dan anemia, yang memerlukan transfusi darah.

    Pada 23 Februari, diumumkan, beliau mengalami gagal ginjal tahap awal, meskipun kondisinya tetap “terkendali”.

    Meskipun menghadapi tantangan kesehatan yang berat, Paus Fransiskus tetap menunjukkan semangat yang kuat dan terus menjalankan tugas-tugasnya sebisa mungkin.

    Pada 11 Maret, kondisi beliau dilaporkan membaik, dan dokter menyatakan, nyawanya tidak lagi dalam bahaya. 

    Paus Fransiskus wafat pada 21 April 2025 dalam usia 88 tahun.

    Dikutip dari AP News, selama masa kepemimpinannya, beliau dikenal karena pendekatan yang rendah hati dan fokus pada inklusivitas, serta telah membawa perubahan signifikan dalam Gereja Katolik selama 12 tahun masa kepausannya. 

    Ucapan Belasungkawa dari Pemimpin Dunia

    Setelah kabar duka ini, ucapan belasungkawa datang dari seluruh dunia.

    Iran

    Presiden Iran, yang merupakan negara dengan mayoritas Muslim, menyampaikan belasungkawa kepada umat Kristen global.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baqaei, menyampaikan, “Saya menyampaikan belasungkawa kepada semua umat Kristen di seluruh dunia.”

    Prancis

    Presiden Prancis Emmanuel Macron mengenang Paus Fransiskus sebagai pemimpin yang selalu berpihak pada mereka yang paling rentan.

    “Paus Fransiskus selalu menunjukkan kepedulian terhadap yang paling rapuh dan melakukannya dengan rendah hati,” kata Macron.

    Israel

    Di Israel, Presiden Isaac Herzog memuji Paus Fransiskus sebagai pria yang beriman dan memiliki belas kasih tak terbatas.

    “Ia mendedikasikan hidupnya untuk mengangkat derajat kaum miskin dan menyerukan perdamaian di dunia yang sedang dilanda masalah,” ujarnya.

    Belanda

    Dari Belanda, Perdana Menteri Dick Schoof mengatakan Paus Fransiskus akan dikenang sebagai seorang pemimpin yang selalu mengangkat isu-isu penting dengan tindakan belas kasih.

    “Kami mengenangnya dengan penuh rasa hormat,” kata Schoof.

    Jerman

    Pemimpin Jerman, Friedrich Merz, menambahkan bahwa Paus Fransiskus akan dikenang karena komitmennya yang tak kenal lelah terhadap anggota masyarakat yang paling lemah.

    Italia

    Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, menyampaikan perasaan kesedihan yang mendalam atas kepergian Paus.

    Ia mengenang persahabatan dan ajaran Paus yang tak pernah berhenti, bahkan di saat-saat sulit dan penuh penderitaan.

    “Kami mengucapkan selamat tinggal kepada Bapa Suci dengan hati yang penuh kesedihan,” kata Meloni, seperti yang dilansir Reuters.

    Parlemen Eropa dan Komisi Uni Eropa

    Di Eropa, Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola dan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen juga mengungkapkan rasa duka cita yang mendalam.

    Metsola menyebut Paus Fransiskus sebagai “Paus Rakyat” yang dikenang karena cintanya pada kehidupan, perdamaian, dan keadilan sosial.

    “Dia menginspirasi jutaan orang, jauh melampaui Gereja Katolik, dengan kerendahan hati dan cintanya yang begitu murni bagi mereka yang kurang beruntung,” tulis Von der Leyen.

    Reaksi dari Gaza dan Palestina

    Bagi warga Palestina, terutama di Gaza, kepergian Paus Fransiskus dirasakan sangat mendalam.

    Paus dikenal sebagai salah satu pemimpin paling vokal yang selalu mengecam perang di Gaza dan menyerukan gencatan senjata.

    Komunitas Kristen di Gaza mengenang Paus sebagai pemimpin yang selalu mendengarkan mereka dan mendukung mereka dalam situasi yang sulit.

    Paus Fransiskus juga meninggalkan kesan mendalam di kalangan pejabat Katolik dan non-Katolik.

    Wakil Presiden AS JD Vance mengenang pertemuannya dengan Paus pada Minggu Paskah dan menyebut pengalaman tersebut sebagai suatu kehormatan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)