Tag: Uki

  • Olah TKP Kasus Tewasnya Mahasiswa UKI, Polisi Ungkap Fakta Baru: Belasan Saksi Diperiksa – Halaman all

    Olah TKP Kasus Tewasnya Mahasiswa UKI, Polisi Ungkap Fakta Baru: Belasan Saksi Diperiksa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi kembali melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terkait tewasnya Kenzha Ezra Walewangko, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Kristen Indonesia (UKI). 

    Kasus ini diduga terkait dengan aksi pengeroyokan yang terjadi di dalam lingkungan kampus UKI.

    Olah TKP lanjutan dilakukan pada Jumat sore di dua lokasi berbeda yang masih berada dalam area kampus, tepatnya di sekitar taman perpustakaan dan dekat pagar pembatas parkir sepeda motor.

    Kedua lokasi ini masih dipasangi garis polisi sebagai bagian dari proses penyelidikan.

    Dalam penyisiran yang dilakukan oleh pihak kepolisian, sejumlah barang bukti berhasil ditemukan dan diamankan. 

    Barang bukti tersebut antara lain rekaman CCTV dari beberapa sudut kampus yang diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai insiden ini, sebuah botol bekas minuman yang ditemukan di lokasi kejadian.

    Kemudian patahan pagar yang diduga menjadi bagian dari insiden pengeroyokan, kayu serta batu yang ditemukan di sekitar area tempat kejadian.

    Kronologi Kejadian 

    Menurut keterangan yang diperoleh dari pihak kepolisian, insiden bermula pada Selasa malam ketika Kenzha Ezra Walewangko ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di dalam kampus.

    Berdasarkan rekaman CCTV, korban diduga sempat terlibat dalam suatu keributan sebelum akhirnya dilerai oleh petugas keamanan kampus.

    Namun, belum diketahui dengan siapa Kenzha cekcok. 

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan, cekcok pertama terjadi saat korban dan temannya sedang asyik menenggak minuman keras.

    “Pukul 18.00 WIB terjadi korban cekcok mulut yang mana saksi (EFW) tidak mengetahui penyebabnya. Setelah itu suasana kembali mereda, saksi, korban, beserta temannya kembali minum bersama,” kata Ade Ary.

    Namun, pada pukul 19.30 WIB, cekcok kembali terjadi.

    Lagi-lagi, Ade Ary tidak menjelaskan dengan siapa korban bertengkar saat itu.

    Melihat hal tersebut, petugas keamanan langsung melerai pertikaian. 

    “Saksi (EFW) papah korban ke arah pintu keluar, dan pada saat di pintu keluar, saksi tinggal karena mengira korban akan mengambil sepeda motor ke arah saung,” urai Ade Ary.

    “Ternyata korban tidak mengarah ke sepeda motor, melainkan ke arah pagar sambil berteriak dan mengoyak-oyak pagar sampai akhirnya korban terjatuh bersama dengan pagar ke arah depan,” tambah dia.

    Kemudian, seseorang yang tidak dikenal oleh EFW mengangkat korban.

    Saat itu, wajah dan hidung korban sudah mengeluarkan darah. 

    Korban kemudian dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit (RS) UKI. 

    Sejauh ini, penyidik dari Polres Metro Jakarta Timur telah memeriksa 18 orang saksi yang terdiri dari mahasiswa, petugas keamanan kampus, serta beberapa individu lain yang diduga mengetahui kejadian tersebut. 

    Beberapa saksi mengatakan, terjadi adu mulut antara korban dan sekelompok orang sebelum insiden tragis terjadi.

    Tanggapan Pihak Kampus Pihak kampus UKI telah menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan aparat kepolisian dalam mengungkap fakta-fakta terkait kasus ini.

    Dalam pernyataannya, perwakilan kampus menegaskan bahwa mereka akan bersikap transparan dan mendukung penuh penyelidikan agar kasus ini dapat segera menemukan titik terang.

    Tanggapan DPR RI 

    Wakil Ketua Komisi X DPR RI Fraksi PKB, Lalu Hadrian Irfani, meminta kepolisian menginvestigasi kasus kematian mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzha Ezra Walewangko (22).

    Kenzha diduga meninggal dunia seusai terlibat cekcok dan pengeroyokan di lingkungan kampus UKI, Cawang, Jakarta Timur.

     “Aparat penegak hukum perlu menginvestigasi kejadian tersebut,” kata Lalu saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (7/3/2025).

     Lalu menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa tersebut dan meminta pihak kampus melakukan evaluasi menyeluruh.

    Selain itu, dia meminta pihak kampus untuk meningkatkan pengawasan terhadap seluruh aktivitas mahasiswa agar kejadian serupa tidak terulang.

    “Kami prihatin atas kejadian tersebut. Kami meminta pihak kampus untuk terus melakukan pengawasan terhadap seluruh civitas akademik termasuk mahasiswa,” ujarnya.

    Lalu mendorong kampus untuk selalu melakukan pembinaan terhadap seluruh mahasiswanya. (KompasTV/Kompas.com/Tribunnews.com/Fersianus Waku)

     

  • Polisi Periksa 18 Saksi Kasus Tewasnya Mahasiswa UKI Kenzha Walewangko di Taman Perpustakaan – Halaman all

    Polisi Periksa 18 Saksi Kasus Tewasnya Mahasiswa UKI Kenzha Walewangko di Taman Perpustakaan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi telah memeriksa sebanyak 18 saksi kasus tewasnya mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Kenzha Walewangko.

    Hal itu dikatakan Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicholas Ary Lilipaly kepada wartawan, Sabtu (8/3/2025).

    “Total saksi 18 orang,” ungkapnya.

    Kombes Nicholas merinci dari 18 saksi itu di antaranya 13 mahasiswa, empat sekuriti, dan 1 dari badan otorita kampus.

    Dia memastikan dari 13 saksi yang diperiksa itu, mereka yang terlibat dalam kejadian.

    Saksi mahasiswa yang melihat langsung peristiwa kejadian.

    “Kan sudah jelas (yang ikut minum miras) ada 13 orang saksi dari mahasiswa,” ucapnya.

    Kapolres belum bisa berbicara lebih lanjut terkait hasil otopsi yang dilakukan terhadap korban.

    Diketahui, tabir kematian mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) bernama Kenzha Walewangko perlahan mulai terkuak.

    Hasil penyelidikan, Polrestro Jakarta Timur menduga Kenzha sempat minum minuman keras (miras) bersama teman-teman kampusnya sebelum tewas.

    Menurut keterangan teman korban, EFW (23), pada Selasa (4/3/2025) pukul 16.30 WIB, ia bersama dua temannya sedang mengonsumsi minuman beralkohol jenis arak Bali.

    Setengah jam kemudian, EFW hendak membeli minuman serupa dan bertemu dengan Kenzha di pintu keluar.

    Saat melihat EFW, Kenzha bertanya ke mana temannya itu akan pergi.

    “Saksi menjawab, ‘mau beli arak Bali’. Kemudian saksi dan korban pergi bersama dengan berjalan kaki untuk membeli minuman di sebuah toko,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya, Jumat (7/3/2025).

    Setelah membeli miras, Kenzha, EFW, dan teman-teman lainnya melanjutkan pesta minuman keras di taman perpustakaan UKI.

    Kenzha diduga juga sempat terlibat cekcok sebelum dia menghembuskan napas terakhir.

    Namun, belum diketahui dengan siapa Kenzha cekcok.

    Ade Ary mengungkapkan, cekcok pertama terjadi saat korban dan temannya sedang asyik menenggak minuman keras.

    “Pukul 18.00 WIB terjadi korban cekcok mulut yang mana saksi (EFW) tidak mengetahui penyebabnya. Setelah itu suasana kembali mereda, saksi, korban, beserta temannya kembali minum bersama,” kata Ade Ary.

    Namun, pada pukul 19.30 WIB, cekcok kembali terjadi.

    Lagi-lagi, Ade Ary tidak menjelaskan dengan siapa korban bertengkar saat itu.

    Melihat hal tersebut, petugas keamanan langsung melerai pertikaian.

    Setelah itu, Kenzha Walewangko ditemukan meninggal dunia.

  • Ada Botol Miras, Patahan Pagar dan Batu di TKP Mahasiswa UKI Tewas

    Ada Botol Miras, Patahan Pagar dan Batu di TKP Mahasiswa UKI Tewas

    Jakarta

    Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terkait kematian mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzha Ezra Walewangko (22) yang diduga tewas dikeroyok di parkiran motor kampus. Hasil olah TKP ditemukan adanya bekas botol minuman keras (miras) hingga batu.

    “Kami juga sudah mengumpulkan barang bukti berupa bekas botol minuman, patahan pagar, juga batu,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly, di Jakarta, dikutip Sabtu (8/3/2025).

    Nicolas mengatakan pihaknya juga telah melaksanakan autopsi dan visum luar terhadap jenazah korban. Saat ini pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan labfor.

    “Dan yang terakhir kita sedang melakukan pemeriksaan organ dalam terkait di laboratorium forensik,” imbuhnya.

    Sementara itu total 18 saksi telah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. Para saksi tersebut yakni, 13 orang mahasiswa dan 5 orang dari pihak UKI.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    “Satu orang sebagai pelapor itu dari otoritas kampus, dan 4 orang selaku sekuriti yang bertugas pada saat itu,” tuturnya.

    Pernyataan Pihak UKI

    Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Dhaniswara K Harjono menegaskan kampus melarang mahasiswa membawa barang terlarang, seperti minuman keras ke area kampus. Terkait adanya pesta miras sebelum pengeroyokan yang menewaskan mahasiswanya itu, Dhaniswara mengakui hal itu tidak terpantau.

    “Ya kalau dari aturan kita memang ada itu (minum minuman keras) tidak diperbolehkan, terus kemudian bahwa pasti itu tidak terpantau, sehingga pada saat reaksi kemudian itu baru kemungkinan bahwa ada miras di situ,” kata Dhaniswara di Jakarta, dikutip Sabtu (8/3/2025).

    Dhaniswara juga mengakui bahwa pada saat dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ditemukan ada botol minuman keras. Namun, ia kembali menegaskan bahwa hal tersebut luput dari pemantauan pihak kampus.

    “Dan terbukti memang Pak Kapolres tadi bilang ada botol ya, tapi pada saat itu memang tidak terpantau sebelumnya. Kalau terpantau pasti disuruh keluar, disuruh pulang,” tuturnya.

    Dhaniswara memastikan pihaknya akan memberikan saksi tegas kepada mahasiswa yang ikut terlibat minum minuman keras pada malam kejadian Selasa (4/3). Namun, ia belum bisa memastikan sanksi apa yang akan diberikan.

    “Pasti ada sanksinya. (Bentuk sanksinya) nanti kita lihat,” imbuhnya.

    Sebelumnya, polisi mengungkap adanya pesta miras sebelum korban tewas dikeroyok. Korban sempat terlibat percekcokan.

    (mea/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kriminal kemarin, WN Prancis dijambret hingga kasus Mahasiswa UKI

    Kriminal kemarin, WN Prancis dijambret hingga kasus Mahasiswa UKI

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa berkaitan dengan keamanan menghiasi Jakarta pada Jumat (7/3) kemarin, mulai Warga Negara (WN) Prancis mengalami penjambretan di Jakarta Utara hingga kasus tewasnya Mahasiswa UKI yang diduga dikeroyok.

    Berikut berita selengkapnya yang masih menarik untuk dibaca kembali.

    Polisi tangkap empat pelaku tambahan kasus penjambretan warga Prancis

    Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Pelabuhan Tanjung Priok menangkap empat pelaku tambahan dalam kasus penjambretan kamera warga asal Prancis Parent Marion Marie di Tanggul Pos 6 Pelabuhan Kawasan Sunda Kelapa Jakarta Utara pada Rabu (5/3).

    “Kami menangkap pelaku berinisial SG, BD, FH dan ADP,” kata Kanit Reskrim Polsek Pademangan AKP Sampson Sosa Hutapea di Jakarta, Jumat.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Polisi periksa eks pengacara anak bos Prodia selama empat jam

    Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya memeriksa mantan pengacara anak bos Prodia, yaitu Evelin Dohar Hutagalung (EDH) selama empat jam terkait dugaan Tindak Pidana Penipuan dan/atau penggelapan.

    “Pemeriksaan oleh tim penyidik terhadap EDH dalam kapasitas sebagai tersangka dimulai pada pukul 14.30-18.30 WIB atau kurang lebih empat Jam,” kata Dirreskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol. Ade Safri Simanjuntak dalam keterangannya yang diterima, Jumat.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Polisi tangkap empat “Pak Ogah” yang kerap palak sopir di Pedemangan

    Kepolisian Sektor (Polsek) Pademangan Polres Metro Jakarta Utara menangkap empat pria berinisial JY (34), TH (32), AS (41), MS (37) yang diduga kerap memalak sopir di Jalan RE Martadinata, Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.

    “Keempat pria ini sehari-hari bekerja sebagai Pak Ogah di Jalan RE Martadinata sebelum Stasiun Ancol,” kata Kanit Reskrim Polsek Pademangan AKP Sampson Sosa Hutapea di Jakarta, Jumat.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Polisi ungkap peredaran tembakau sintetis seberat 722,52 gram di Depok

    Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya berhasil mengungkap peredaran narkotika jenis tembakau sintetis seberat 722,52 gram yang beroperasi di sebuah rumah di kawasan Depok, Jawa Barat.

    “Dalam penggerebekan tersebut kami mengamankan dua tersangka serta menyita barang bukti berupa 722,52 gram tembakau sintetis dan bibit diduga tembakau sintetis seberat 99,87 gram,” kata Dirresnarkoba Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Ahmad David dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat.

    Berita selengkapnya klik di sini

    18 saksi diperiksa untuk ungkap kasus kematian mahasiswa UKI

    Kepolisian telah memeriksa 18 saksi untuk mengungkap kasus kematian seorang mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzha Ezra Walewangko di area kampus pada Selasa (4/3).

    “Polres Metro Jakarta Timur sudah melakukan pemeriksaan terhadap 18 saksi untuk mendalami kasus ini,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Polisi Nicolas Ary Lilipaly di UKI Cawang, Jakarta Timur, Jumat.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Polisi Ungkap Ada Momen Cekcok Terekam CCTV Sebelum Mahasiswa UKI Tewas

    Polisi Ungkap Ada Momen Cekcok Terekam CCTV Sebelum Mahasiswa UKI Tewas

    Jakarta

    Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengungkap isi rekaman CCTV insiden pengeroyokan berujung maut mahasiswa Fisipol UKI Kenzha Walewangko (22). Ada momen korban sempat cekcok di sela-sela pesta miras dekat parkiran motor UKI.

    “TKP yang mereka minum-minum ada, sedikit cekcok mulut sedikit keributan sampai satpam datang itu terlihat,” kata Nicolas Ary Lilipaly dalam jumpa pers di UKI, Jakarta Timur, Jumat (7/3/2024).

    Selanjutnya, rekaman CCTV menangkap momen korban dibawa ke luar pagar oleh sejumlah orang. Rekaman itu kini sedang dianalisis polisi.

    “Juga terlihat bahwa ybs diantar keluar pagar itu juga terlihat, berapa orang yang mengantar korban keluar pagar untuk menyuruh korban pulang juga terlihat, dan untuk saat kejadian itu yang kita masih analisis,” imbuhnya.

    Sayangnya tidak ada rekaman CCTV pada momen pengeroyokan hingga korban masuk ke saluran air dekat gerbang. Di sekitar gerbang itu tidak ada CCTV yang terpasang.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    Seperti diketahui, aksi pengeroyokan di UKI yang menewaskan mahasiswa bernama Kenzha Walewangko (22) ini terekam video amatir dan beredar viral di media sosial. Korban disebutkan tewas dikeroyok di parkiran motor kampus UKI, Selasa, (4/3) sekitar pukul 20.00 WIB.

    Beberapa orang yang terlibat dalam insiden itu sempat menggelar pesta miras di lingkungan kampus. Sampai saat ini polisi belum mengamankan pelaku kasus ini. Polisi juga telah memeriksa 18 saksi.

  • Mahasiswa UKI Tewas di Kampus Malam Hari, Ini Kata Rektor
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Maret 2025

    Mahasiswa UKI Tewas di Kampus Malam Hari, Ini Kata Rektor Megapolitan 7 Maret 2025

    Mahasiswa UKI Tewas di Kampus Malam Hari, Ini Kata Rektor
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI), Dhaniswara K. Harjono, mengungkapkan, pihak kampusnya memberlakukan jam malam dengan batas waktu maksimal hingga pukul 21.00 WIB.
    Hal ini disampaikan oleh Dhaniswara terkait dengan mahasiswanya, Kenzha Walewangko (22), yang ditemukan tewas di halaman kampus pada Selasa malam (4/3/2025). Kenzha diduga tewas dikeroyok oleh beberapa orang sekitar pukul 20.00 WIB.
    “Di UKI itu dinyatakan tertutup, mahasiswa harus keluar semua, termasuk dosen juga pada pukul 21.00 WIB. Dan pada waktu itu sekitar baru jam 20.00 WIB, karena saya aja ditelepon (pukul) 20.58 WIB,” kata Dhaniswara saat ditemui di UKI, Jumat (7/3/2025).
    Dhaniswara mengatakan, saat menerima informasi pengeroyokan Kenzha, pihaknya langsung melaporkan kejadian itu ke Polres Metro Jakarta Timur.
    Sementara itu, Kenzha juga diduga sempat berpesta minuman keras (miras) bersama kawan-kawannya di kampus pada malam itu. Akan tetapi, aktivitas tersebut luput dari pengawasan pihak kampus.
    “Ya kalau dari aturan kita memang ada, itu (miras) tidak diperbolehkan. Tapi pada saat itu memang tidak terpantau. Kalau terpantau pasti disuruh keluar, disuruh pulang dan karena itu memang areal yang bebas daripada (miras), tidak diperbolehkan,” kata dia.
    Sebelumnya, mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI),
    Kenzha Ezra Walewangko
    tewas di kampusnya, Cawang, Kramatjati, Jakarta Timur pada Selasa (4/3/2025).
    Mahasiswa tersebut diduga tewas akibat pengeroyokan yang terjadi di area kampus.
    Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly membenarkan terkait peristiwa tersebut.
    Saat ini, penyidik tengah menyelidiki perkara itu.
    “Sudah (ada laporan mahasiswa tewas diduga dikeroyok),” kata Nicolas saat dikonfirmasi, Kamis (6/3/2025).
    Kendati demikian, Nicolas belum bisa menjelaskan secara perinci mengenai kronologi tewasnya korban.
    Dia memastikan, saat ini Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur tengah menyelidiki kasus tersebut.
    “Kami masih pendalaman terhadap keterangan para saksi dan alat bukti lain,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • UKI beri sanksi mahasiswa yang terlibat pesta miras di area kampus

    UKI beri sanksi mahasiswa yang terlibat pesta miras di area kampus

    Kalau yang terlibat, pasti ada sanksinya

    Jakarta (ANTARA) – Universitas Kristen Indonesia (UKI) Cawang, Jakarta Timur, akan memberikan sanksi kepada mahasiswa yang terlibat pesta miras di area kampus.

    Hal ini sebagai tindak lanjut kasus kematian mahasiswa Kenzha Ezra Walewangko di area kampus pada Selasa (4/3).

    “Ya kalau dari aturan kita memang ada, itu (minum-minuman keras) tidak diperbolehkan. Kalau yang terlibat, pasti ada sanksinya,” kata Rektor UKI Dhaniswara K Harjono di UKI Cawang, Jakarta Timur, Jumat.

    Namun, pihak UKI masih perlu melihat terlebih dahulu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian. Apalagi, tindakan tersebut tidak terekam kamera pengawas atau CCTV.

    “Itu tidak terpantau, sehingga pada saat itu baru kemungkinan bahwa ada miras di situ dan terbukti memang Pak Kapolres tadi bilang ada botol ya, tapi pada saat itu memang tidak terpantau sebelumnya,” jelasnya.

    Dhaniswara menegaskan, jika saat itu diketahui ada kegiatan minum minuman keras (miras) di area kampus, maka pihak kampus akan meminta mahasiswa keluar area.

    “Kalau terpantau pasti disuruh ke luar, disuruh pulang dan karena itu memang area yang bebas dari miras, tidak diperbolehkan,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, Dhaniswara mengungkapkan mahasiswa maupun dosen sudah tidak diperbolehkan berada di area kampus pada pukul 21.00 WIB. Namun, kejadian tersebut berlangsung sebelum batas waktu tersebut, lantaran ia baru mendapat kabar tersebut pada pukul 20.58 WIB.

    “Jadi memang masih dalam waktu yang masih diperbolehkan ada mahasiswa di dalam. Karena saya aja ditelepon sekitar jam 20.58,” ujar Dhaniswara.

    Adapun kepolisian mengungkapkan pada kamera pengawas atau CCTV di area kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) memperlihatkan adanya peristiwa adu mulut hingga keributan.

    Analisis CCTV ini dilakukan untuk mengungkap kasus kematian seorang mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzha Ezra Walewangko (22) di area kampus pada Selasa (4/3).

    “CCTV-nya dapat. Itu sedang kita lakukan analisis terkait dengan alat bukti yang kita kumpulkan. Jadi CCTV di sekitar area TKP pertama. TKP yang mereka minum-minum ada, sedikit cekcok mulut sedikit keributan sampai satpam datang itu terlihat,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Polisi Nicolas Ary Lilipaly di UKI Cawang, Jakarta Timur, Jumat.

    Selain itu, dalam CCTV tersebut juga terlihat yang bersangkutan yakni Kenzha diantar ke luar pagar.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2025

  • Polisi Periksa 18 Saksi Kasus Tewasnya Mahasiswa UKI Kenzha Walewangko di Taman Perpustakaan – Halaman all

    Mahasiswa UKI Tewas di Taman Perpustakaan, Polisi Sebut Korban Sempat Cekcok Saat Minum Bersama – Halaman all

    TRIBUNNEWSCOM, JAKARTA – Polisi kini sedang menyelidiki kasus tewasnya mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), KW (21).

    Mahasiswa FISIP angkatan 2022 itu ditemukan tewas di taman perpustakaan kampus pada Selasa (4/3/2025) malam sekitar pukul 19.40 WIB.

    KW diduga menjadi korban pengeroyokan oleh sejumlah rekannya sesama mahasiswa.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, korban sempat terlibat cekcok mulut.

    Cekcok terjadi setelah korban dan beberapa temannya mengonsumsi minuman keras (miras) di lingkungan kampus.

    “Sekitar pukul 18.00 WIB, terjadi cekcok mulut yang tidak diketahui penyebabnya. Setelah itu suasana kembali mereda, korban beserta temannya kembali minum bersama,” kata Ade Ary, Jumat (7/3/2025).

    Sekitar 1,5 jam kemudian, KW kembali terlibat cekcok. Petugas sekuriti kampus UKI lalu melerai perselisihan tersebut.

    Setelahnya, mahasiswa berinisial EFW memapah korban hingga ke pintu keluar.

    “Saat di pintu keluar, EFW meninggalkan korban karena mengira korban akan mengambil sepeda motornya untuk pulang,” ujar Ade Ary.

    “Ternyata korban tidak mengarah ke sepeda motornya melainkan ke arah pagar sambil berteriak dan mengoyak-oyak pagar sampai akhirnya korban terjatuh bersama dengan pagar ke arah depan,” imbuh dia.

    Korban sempat dilarikan ke RS UKI, Cawang, Jakarta Timur dengan kondisi penuh darah di bagian wajah. Namun, nyawa korban tak tertolong.

    Polisi Periksa 18 Saksi

     
    Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan dengan melakukan pemeriksaan saksi-saksi dan menunggu hasil autopsi.

    “Sudah melakukan pemeriksaan terhadap 18 saksi, mahasiswa yang diperiksa sebanyak 13 mahasiswa dan lima orang dari pihak UKI,” kata Nicolas di Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (7/3/2025).

    Lima orang dari pihak UKI meliputi empat orang sekuriti yang bertugas di saat kejadian, dan seorang dari pihak UKI yang melaporkan kasus tewasnya KW ke pihak kepolisian.

    Jumlah saksi ini masih berpeluang bertambah, karena Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kasus.

    Selain pemeriksaan saksi-saksi, Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur juga sudah mengamankan barang bukti berupa rekaman CCTV di area kampus untuk memastikan kronologi kejadian.

    “CCTV dapat, kita sedang melakukan analisis terkait dengan alat bukti yang kita kumpulkan. Masih di tahap penyelidikan. Masih menentukan dulu ini kasus apa pidana atau bukan,” ujarnya.

    Nicolas menuturkan pihaknya juga masih menunggu hasil autopsi terkait penyebab kematian korban yang dilakukan tim dokter forensik Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

    Menurutnya berdasar hasil pemeriksaan awal pada jasad terdapat luka di bagian kepala KW, namun belum dapat dipastikan apakah luka tersebut akibat kekerasan atau karena terjatuh.

    Polres Metro Jakarta Timur menyebut penyelidikan kasus dilakukan menggunakan metode scientific crime investigation, atau secara ilmiah dengan berbasis pada berbagai disiplin ilmu.

    “Jadi sampai saat ini kami belum bisa menyimpulkan hasil dari scientific crime investigation yang kami lakukan kepada warga dan semua. Kami mohon waktu, kita tidak bisa meraba-raba,” tuturnya.

    Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly sebelumnya mengatakan korban jatuh sendiri.

    “Enggak (bukan tewas akibat dianiaya). Dia mabuk dan jatuh sendiri,” kata Nicolas saat dikonfirmasi di Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (7/3/2025).

    Penulis: Bima Putra

    dan

    Polisi Periksa 18 Saksi di Kasus Tewasnya Mahasiswa UKI

  • Wakil Ketua Komisi X DPR Minta Polisi Usut Kematian Mahasiswa UKI – Halaman all

    Wakil Ketua Komisi X DPR Minta Polisi Usut Kematian Mahasiswa UKI – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Fraksi PKB, Lalu Hadrian Irfani, meminta kepolisian menginvestigasi kasus kematian mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzha Ezra Walewangko (22).

    Kenzha diduga meninggal dunia seusai terlibat cekcok dan pengeroyokan di lingkungan kampus UKI, Cawang, Jakarta Timur.

    “Aparat penegak hukum perlu menginvestigasi kejadian tersebut,” kata Lalu saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (7/3/2025).

    Lalu menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa tersebut dan meminta pihak kampus melakukan evaluasi menyeluruh.

    Selain itu, dia meminta pihak kampus untuk meningkatkan pengawasan terhadap seluruh aktivitas mahasiswa agar kejadian serupa tidak terulang.

    “Kami prihatin atas kejadian tersebut. Kami meminta pihak kampus untuk terus melakukan pengawasan terhadap seluruh civitas akademik termasuk mahasiswa,” ujarnya.

    Lalu mendorong kampus untuk selalu melakukan pembinaan terhadap seluruh mahasiswanya.

    Kenzha diketahui meninggal dunia setelah sempat terlibat perselisihan dengan sejumlah rekannya pada Selasa (4/3/2025) sore.

    Peristiwa tersebut terjadi usai korban bersama teman-temannya mengonsumsi minuman beralkohol di area taman perpustakaan UKI, Jakarta Timur.

    Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, hingga saat ini penyebab pasti kematian Kenzha masih dalam penyelidikan.

    “11 saksi sudah diperiksa dan CCTV sudah kita amankan,” kata Nicolas kepada wartawan, Jumat (7/3/2025).

    Nicolas menyebut, pihaknya masih mendalami kronologi lengkap kejadian tersebut.

    “Mahasiswa benar tewas, tetapi penyebab tewasnya itu yang masih diselidiki dan didalami,” ucapnya.

  • Mahasiswa UKI tewas diduga akibat dikeroyok

    Mahasiswa UKI tewas diduga akibat dikeroyok

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Ade Ary Syam Indradi. ANTARA/Ilham Kausar

    Mahasiswa UKI tewas diduga akibat dikeroyok
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 07 Maret 2025 – 15:25 WIB

    Elshinta.com – Seorang mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) bernama Kenzha Ezra Walewangko (21) tewas diduga dikeroyok pada Selasa (4/3).

    “Menurut keterangan saksi EFW, pada Selasa (4/3) sekitar pukul 16.30, meminum beralkohol bersama temannya berinisial A dan H,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat.

    Kemudian sekitar pukul 17.00 WIB, EFW ingin membeli minuman alkohol kembali dan bertemu dengan korban di pintu keluar kampus UKI.

    Saat itu korban bertanya kepada saksi EFW “mau kemana?” kemudian saksi menjawab “mau beli arak bali”. Selanjutnya saksi dan korban pergi bersama dengan berjalan kaki untuk membeli minuman di sebuah toko minuman di Sutoyo, Cawang.

    Setelah membeli minuman tersebut EFW dan korban minum bersama dengan teman-temannya, yakni A, H, K, J, S dan R di taman perpustakaan kampus UKI.

    Kemudian sekitar pukul 18.00 WIB, korban terjadi cekcok mulut, namun saksi tidak mengetahui penyebabnya. Setelah itu suasana kembali mereda dan saksi bersama korban beserta temannya kembali minum.

    Sekitar pukul 19.30 WIB korban terlibat cekcok mulut kembali yang kemudian dilerai oleh pihak sekuriti kampus.

    Kemudian EFW memapah korban ke arah pintu keluar dan pada saat di pintu keluar tinggal EFW karena mengira korban akan mengambil sepeda motornya untuk pulang.

    “Pada saat EFW kembali ke arah saung ternyata korban tidak mengarah ke sepeda motornya melainkan ke arah pagar sambil berteriak dan mengoyak-oyak pagar sampai akhirnya korban terjatuh bersama pagar ke arah depan,” katanya.

    Kemudian korban diangkat oleh seseorang yang tidak dikenal oleh EFW dengan kondisi muka dan hidung yang mengeluarkan darah. Kemudian korban dibawa ke IGD RS UKI Cawang, Jakarta Timur.

    “Atas kejadian tersebut piket Unit Identifikasi Polres Metro Jakarta Timur dan piket fungsi Polres Metro Jakarta Timur langsung mendatangi tempat kejadian untuk melakukan pengecekan dan olah TKP, ” kata Ade Ary.

     

    Terhadap peristiwa ini, Kepolisian telah mengcek tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan olah TKP. Selanjutnya mencari keterangan saksi, mengambil dokumentasi, menghubungi Tim Medis Dokpol, membawa korban ke RS Polri untuk di ‘visum et repertum” dan memasang garis polisi.

    Seorang mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzha Ezra Walewangko ditemukan tewas di area kampus perguruan tinggi tersebut di Jakarta pada Selasa (4/3).

    “Kita masih pendalaman terhadap keterangan para saksi dan alat bukti lain,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Polisi Nicolas Ary Lilipaly saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Nicolas membenarkan terkait​​​​​​ kabar kematian korban mahasiswa UKI ini. Namun, Nicolas belum dapat memastikan korban meninggal dunia karena mengalami kekerasan atau penyebab lain.

    Polisi masih melakukan penyelidikan dengan memintai keterangan dari saksi dan mengumpulkan alat bukti. “Mahasiswa tewas benar,” Ujar Nicolas.

    Sumber : Antara