Tag: Try Sutrisno

  • Guntur Soekarnoputra Luncurkan Buku ‘Sangsaka Melilit Perut Megawati’

    Guntur Soekarnoputra Luncurkan Buku ‘Sangsaka Melilit Perut Megawati’

    Jakarta, Beritasatu.com – Putra presiden pertama Indonesia Soekarno, Guntur Soekarnoputra meluncurkan buku terbarunya berjudul Sangsaka Melilit Perut Megawati: Humaniora, Sejarah, dan Nasionalisme Internasionalisme pada Minggu (3/11/2024) di Grand Sahid Jakarta. 

    Peluncuran buku ini bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun (HUT) Guntur yang ke-80. Turut hadir Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno. 

    Acara dibuka langsung oleh putri Guntur, yakni Puti Guntur Soekarno. Puti merupakan sosok yang mengumpulkan surat-surat merah dari Guntur yang berisi analisis sosial dan politik. Disebutkan surat-surat itulah yang kemudian dikumpulkan menjadi buku.

    “Apa itu surat merah? Jadi kalau Bapak Guntur itu suka menganalisis. Analisis dalam tulisannya itu bisa sifatnya humaniora, sosial-politik, juga yang nasionalisme atau internasionalisme,” ungkap Puti.

    “Tulisan-tulisan itu kemudian ditaruh di dalam surat merah dan dikirimkan ke saya. Makanya dinamakan surat merah dari bapak,” lanjut Puti.

    Setelah itu, surat-surat tersebut disunting Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah.

    Beberapa tamu undangan lainnya yang hadir dalam peluncuran buku ini antara lain, mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tanjung, putri Wakil Presiden ke-1 Muhammad Hatta, Meutia Hatta dan Halida Hatta.

  • Guntur Soekarno Jelaskan Batu Tulis Bukan Istana, tapi Rumah Bung Karno – Page 3

    Guntur Soekarno Jelaskan Batu Tulis Bukan Istana, tapi Rumah Bung Karno – Page 3

    Sebagai informasi, Istana Batu Tulis kerap dipakai sebagai tempat pertemuan politik, khususnya oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

    Megawati dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pernah meneken perjanjian berisi 7 pasal terkait Pilpres di Batu Tulis pada 2009.

    Kemudian, Megawati mengumumkan nama Jokowi yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta menjadi capres dari PDIP pada 2014. Di tempat itu pula, Megawati mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024 dari PDIP.

    Diketahui, Putra sulung Presiden pertama RI, Guntur Soekarnoputra meluncurkan buku berjudul ‘Sangsaka Melilit Perut Megawati’ di Grand Sahid Jaya Hotel Jakarta, Minggu (3/11/2024). Peluncuran buku ini bertepatan dengan ulang tahun Guntur ke-80 tahun.

    Adik Guntur sekaligus Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri dan Wapres keenam RI Try Sutrisno ikut hadir dalam acara ini. Hadir pula anak Guntur, Puti Guntur Soekarno.

    Puti mengatakan buku ini merupakan edisi keempat dari catatan merah sang ayah. Dia menjelaskan buku ini berisi tentang perjuangan mempertahankan bendera merah putih yang dijahit oleh Ibu Fatmawati, yang merupakan istri Bung Karno serta ibunda dari Guntur dan Megawati.

    “Judul yang sangat patriotik dan jika kita nanti membaca isi dari cerita tersebut tentu kita akan mengetahui perjuangan dari sang saka bendera merah putih kita, sang saka merah putih yang dijahit oleh ibunda Bapak Guntur Soekarno, ibunda dari Ibu Megawati, Bapak Guruh yamg menjahit bendera pusaka kita dan perjalanan bendera pusaka kita untuk tetap tegap berdiri di negara Indonesia ini memiliki sejarah luar biasa,” jelas Puti saat memberikan sambutan.

  • Megawati, Try Sutrisno hingga Pramono-Rano Hadiri Peluncuran Buku Guntur Soekarnoputra – Page 3

    Megawati, Try Sutrisno hingga Pramono-Rano Hadiri Peluncuran Buku Guntur Soekarnoputra – Page 3

    Puti menambahkan bahwa Guntur enggan disebut sudah “berusia 80” dan lebih suka disebut “baru 80 tahun,” mengingat semangat dan kreativitasnya yang masih tinggi.

    “Dengan beragam aktivitas beliau, Alhamdulillah kami keluarga sangat mensyukuri bahwa Bapak Guntur tetap memiliki kreativitas, tetap memiliki semangat dan selalu menjalankan hobi-hobinya, salah satunya bermusik, bermain gitar, menyanyi, dan salah satu kegiatan yang sangat produktif yaitu menulis buku yang berjudul Sang Saka Melilit Perut Megawati,” jelas Puti.

    Sebagai anak, Puti mengakui semangat Guntur yang tak tertandingi dalam menulis, sering menghasilkan tulisan-tulisan yang ia sebut “surat merah.”

    “Apa itu surat merah? Jadi kalau Pak Guntur itu suka menganalisa, analisa dalam tulisannya itu bisa sifatnya humaniora, bisa sifatnya sosial politik, bisa sifatnya budaya, nasionalisme atau internasionalisme,” ungkapnya.

    “Maka tulisan-tulisan kemudian ditulis dan ditaruh di dalam map merah dan dikirimkan ke saya yang namanya surat-surat merah dari Papa. Dan Alhamdulillah hari ini, Papa bisa mewujudkan apa yang menjadi analisa pikirannya,” tambah Puti.