Tag: Tri Budi Utomo

  • Bertemu Purnawirawan Jenderal AD Australia, Menhan Mengenang Masa-masa Taruna

    Bertemu Purnawirawan Jenderal AD Australia, Menhan Mengenang Masa-masa Taruna

    Bertemu Purnawirawan Jenderal AD Australia, Menhan Mengenang Masa-masa Taruna
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan Jenderal (Purn) David John Hurley, mantan Gubernur Jenderal Australia, di Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta, Rabu (29/10/2025).
    Jenderal David Hurley tiba di Kemhan sekitar pukul 13.45 WIB dan disambut oleh Sekretaris Jenderal Kemhan Letjen TNI Tri Budi Utomo mewakili Menhan.
    Keduanya kemudian melanjutkan pertemuan lebih kurang 1-2 jam bersama dengan Menhan Sjafrie di ruang kerjanya.
    Kepala Biro Informasi Pertahanan (Karo Infohan) Setjen Kemhan Brigjen TNI Frega Wenas menjelaskan, pertemuan tersebut berlangsung hangat dan penuh keakraban karena kedua tokoh merupakan sahabat lama sejak masa taruna militer.
    “Tadi Jenderal David Hurley, mantan Panglima Angkatan Persenjataan Australia dan mantan Gubernur Jenderal Australia, berkunjung ke Kemhan. Beliau disambut Sekjen dan diterima langsung oleh Bapak Menhan yang memang sahabat lama,” kata Frega di kantornya, Rabu (29/10/2025).
    Menurutnya, hubungan pertemanan antara Sjafrie Sjamsoeddin dan David Hurley sudah terjalin sejak mereka mengikuti program pertukaran taruna di Royal Military College Duntroon, Australia, pada tahun 1974.
    “Keduanya mengenang masa-masa saat masih taruna di Duntroon dan bagaimana hubungan itu masih terjaga sampai sekarang,” ujarnya.
    Dalam pertemuan itu, keduanya juga membahas hubungan bilateral pertahanan antara Indonesia dan Australia, khususnya dalam bidang kerja sama pelatihan militer dan kesehatan militer.
    “Ada beberapa pembahasan juga terkait bagaimana hubungan bilateral yang ada saat ini antara Indonesia dengan Australia dan keduanya berharap ada peningkatan hubungan militer dengan militer yang sejauh ini sudah terjalin dengan baik akan terus ditingkatkan,” jelas Frega.
    Selain itu, Jenderal Hurley juga menyinggung peran Ikatan Alumni Pertahanan Indonesia–Australia (IKAHAN) yang dibentuk pada tahun 2012, di mana Sjafrie dan Hurley termasuk pendirinya.
    “Ini skema unik yang mungkin hanya dimiliki Indonesia dan Australia, di mana secara periodik ada pertemuan Senior Advisory Group yang diikuti para purnawirawan dan perwira tinggi kedua negara,” ujarnya.
    Dalam kesempatan itu, Jenderal Hurley juga berbicara terkait dengan pertemuan periodik antar pimpinan angkatan bersenjata, melalui Senior Advisory Group sebagai bentuk kesinambungan hubungan antar kedua negara.
    Dalam kesempatan itu, Menhan juga menyampaikan perkembangan terkini sektor pertahanan Indonesia, termasuk pembentukan Batalyon Teritorial Pembangunan dan penguatan Dewan Pertahanan Nasional, yang mendapat apresiasi dari Jenderal Hurley.
    “Keduanya juga menegaskan komitmen untuk terus berkontribusi terhadap perdamaian dunia, termasuk di kawasan Timur Tengah,” tambah Frega.
    Frega menegaskan, pertemuan itu tidak membahas soal belanja militer atau kerja sama persenjataan, melainkan lebih kepada hubungan personal dan diplomasi pertahanan berbasis persahabatan lama.
    “Jadi ini bukan pembicaraan formal soal kerja sama militer, tapi lebih kepada mempererat kembali hubungan yang sudah terjalin sejak 1974,” katanya.
    Hubungan panjang antara kedua tokoh ini, lanjut Frega, menjadi salah satu alasan dibentuknya Ikatan Alumni Pertahanan Indonesia–Australia yang hingga kini terus memperkuat people-to-people contact antara personel militer kedua negara.
    “Sehingga nantinya juga bisa membantu ketika hubungan secara formal yang dibahas ataupun perlu ditingkatkan dalam hubungan antar negara, antar Kementerian Pertahanan, ataupun antar militer,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kemenhan dan Australia Perkuat Kerja Sama Militer dan Kemanusiaan

    Kemenhan dan Australia Perkuat Kerja Sama Militer dan Kemanusiaan

    Jakarta, Beritasatu.com – Sekretasis Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Tri Budi Utomo menerima Gubernur Jenderal Australia tahun 2019-2024 sekaligus Purnawirawan Angkatan Darat, David John Hurley di kantor Kementrian Pertahanan, Rabu (29/10/2025).

    David tiba pada pukul 13.30 WIB disambut musik kenegaraan Indonesia dan Australia.

    Pertemuan tersebut membahas terkait hubungan bilateral militer, mengingat Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin bersama David merupakan satu angkatan darat lulusan 1974-1975.

    “Pembahasan terkait bagaimana hubungan bilateral yang ada saat ini antara Indonesia dengan Australia. Keduanya berharap ada peningkatan hubungan antara militer dengan militer kita yang sejauh ini sudah terjalin dengan baik,” kata Kepala Biro Infohan Frega Wenas, Rabu (29/10/2025)

    Pertemuan yang berjalan kurang lebih 45 menit tersebut diharapkan ada kerja sama dengan kedokteran militer dan operasi bantuan kemanusiaan.

    “Harapannya nanti bisa juga memberikan support dalam konteks pelatihan khususnya kesehatan militer atau kedokteran militer yang diperlukan dalam operasi-operasi penanggulan rencana maupun dalam konteks operasi bantuan kemanusiaan,” tuturnya.

  • Sistem Pertahanan Berbasis Satelit Telkomsat Ditargetkan Beroperasi 2027

    Sistem Pertahanan Berbasis Satelit Telkomsat Ditargetkan Beroperasi 2027

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia Satelit Indonesia (Telkomsat) menyiapkan sistem pertahanan berbasis satelit untuk mendukung keamanan Indonesia. Sistem ini diharapkan dapat diimplementasikan pada 2027. 

    Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. yang berfokus pada industri satelit itu telah menjalin kerja sama dengan PT Len Industri Persero untuk merealisasikan rencana tersebut. 

    VP Corporate Secretary Telkomsat Fino Arfiantono mengatakan sinergi atau kerja sama dengan Len akan membantu mendukung sistem pertahanan indonesia melalui pemanfaatan kapasitas satelit Indonesia yang dikelola Telkomsat, serta dapat digunakan untuk berbagai aplikasi yang dibutuhkan. 

    Dengan satelit-satelit dengan frekuensi yang beragam dan kehandalan yang tinggi, berbagai kebutuhan pertahanan untuk komunikasi serta layanan pendukungnya dapat diterapkan.

    “Diharapkan 2-3 tahun dari sekarang implementasinya sudah dapat dilakukan. Pastinya dengan dukung bisnis, teknis dan regulasi serta komitmen yang kuat dari stakeholders,” kata VP Corporate Secretary Telkomsat, Fino Arfiantono kepada Bisnis pada Senin (14/7/2025). 

    Dalam mencapai target tersebut, kata Fino, diharapkan pada tahun ini akan ada beberapa kasus pemanfaatan yang dapat direalisasikan. Fino belum dapat memberitahu kasus pemanfaatan tersebut. 

    Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Letjen TNI Tri Budi Utomo mengatakan, strategis antar dua perusahaan milik negara ini mencerminkan dukungan pengembangan teknologi satelit dan sistem pertahanan nasional.  

    Lebih jauh, sinergi Len – Telkomsat menekankan penguatan pembangunan sumber daya manusia, riset, dan sains untuk menjawab tantangan global yang selaras dengan delapan Astacita Len, khususnya pada pengembangan teknologi satelit yang menjadi salah satu pilar utama dalam memperkuat kedaulatan teknologi dan kemampuan nasional.  

    “Sebuah langkah strategis yang sangat kami apresiasi dan kami dorong, contoh nyata sinergi antar BUMN yang tidak hanya menjawab kebutuhan industri, tapi juga mendukung misi negara dalam memperkuat sistem pertahanan nasional” ujar Tri. 

    Tahap awal dari kerja sama ini akan memanfaatkan kapasitas Satelit Merah Putih 2 (GEO HTS) dan berlanjut dengan pengembangan konstelasi satelit orbit rendah (LEO) yang akan menjadi fondasi bagi penguatan sistem pertahanan nasional yang lebih modern dan mandiri.  

    Sinergi ini juga mencakup pengembangan teknologi command center, fasilitas produksi dan riset satelit nasional, serta wahana peluncuran satelit nasional yang akan memperkokoh kemampuan dalam mengorbitkan satelit buatan dalam negeri. 

    Kolaborasi Len – Telkomsat bukan hanya berfokus pada aspek militer, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat luas.  Dengan hadirnya teknologi satelit yang terintegrasi, masyarakat akan merasakan peningkatan keamanan melalui sistem pertahanan yang lebih modern dan responsif. 

    Selain itu, teknologi satelit membuka peluang pemerataan akses komunikasi dan internet hingga ke daerah terpencil, sehingga mendukung transformasi digital di bidang pendidikan, ekonomi, dan layanan publik.  Penguasaan teknologi satelit juga memberikan manfaat dalam mitigasi bencana, pengelolaan sumber daya alam, dan peningkatan efisiensi pelayanan publik.

  • Telkomsat dan Len Industri Perkuat Kolaborasi Pertahanan Berbasis Satelit

    Telkomsat dan Len Industri Perkuat Kolaborasi Pertahanan Berbasis Satelit

    Jakarta

    PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat), anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan PT Len Industri (Persero). Hal ini dilakukan dalam upaya memperkuat sistem pertahanan nasional melalui pengembangan infrastruktur komunikasi dan digital berbasis satelit.

    Penandatanganan ini dilakukan oleh Direktur Utama Telkomsat Lukman Hakim Abd Rauf dan Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Prof. Joga Dharma Setiawan, Ph.D. Penandatanganan ini turut disaksikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Republik Indonesia sekaligus sebagai Komisaris Utama PT Len Industri (Persero) Letnan Jenderal TNI Tri Budi Utomo, S.E., Komisaris Telkom Rizal Mallarangeng, dan Direktur Wholesale & International Service Telkom Honesti Basyir.

    Direktur Wholesale & International Service Telkom Honesti Basyir menegaskan pentingnya konektivitas dalam mendukung ketahanan nasional. Menurutnya, perkembangan digital, termasuk artificial intelligence, sebesar apapun tetap membutuhkan konektivitas.

    “Indonesia dengan hampir 17.000 pulau menjadikan kebutuhan konektivitas bukan sekadar kepentingan bisnis semata, melainkan bagian dari ketahanan nasional. Momentum penandatanganan MoU ini bukan hanya seremonial, melainkan langkah konkret kolaborasi untuk membangun ekosistem pertahanan berbasis satelit yang mandiri. Kami percaya, kerja sama antara Telkomsat dan PT Len Industri (Persero) akan menjadi landasan penting untuk mewujudkan kedaulatan digital sekaligus memperkuat sistem pertahanan negara,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (18/9/2025).

    Komisaris Telkom Rizal Mallarangeng menambahkan kolaborasi ini merupakan awal dari langkah strategis yang lebih besar. Dia mengatakan komunikasi adalah elemen penting dalam pertahanan.

    “Kehadiran MoU antara Telkomsat dan PT Len Industri (Persero) adalah sebuah awal, bukan akhir. Ini merupakan fondasi untuk mempererat hubungan, tidak hanya dengan Kementerian Pertahanan, tetapi juga dalam mendukung perkembangan PT Len Industri (Persero) sebagai BUMN strategis di sektor pertahanan. Komunikasi adalah elemen paling penting dalam pertahanan. Oleh karena itu, kerja sama ini sangat strategis untuk memperkuat kedaulatan bangsa dan memicu lahirnya inovasi pertahanan berbasis teknologi satelit,” ungkapnya.

    Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI Letnan Jenderal TNI Tri Budi Utomo turut menyampaikan apresiasinya. Menurutnya, pertahanan kini tak hanya di darat, laut, udara, tapi juga di angkasa.

    “Kami sangat mengapresiasi adanya sinergi antara Telkomsat dengan PT Len Industri (Persero) untuk menghadirkan inovasi teknologi berbasis satelit yang dapat mendukung misi negara dalam memperkuat sistem pertahanan nasional, bukan hanya di darat, laut, dan udara, namun juga di angkasa,” ujarnya.

    Sebagai informasi, lingkup kerja sama yang diatur dalam MoU ini meliputi komitmen dalam penyediaan kapasitas satelit Merah Putih 2 untuk mendukung dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Selain itu, kedua pihak bersepakat untuk berkolaborasi dalam pengembangan, pembangunan, pengorbitan, hingga pengoperasian satelit nasional yang mandiri dengan memanfaatkan konstelasi satelit geostationer (GSO) maupun non-geostationer (NGSO).

    Tidak hanya itu, kerja sama ini juga diarahkan pada pembangunan teknologi dan fasilitas strategis seperti, command center, wahana peluncuran satelit nasional, pusat riset dan pengembangan, fasilitas produksi satelit nasional, serta pengembangan bisnis satelit di skala regional dan global. Hal ini diharapkan mampu memperkuat daya saing Indonesia dalam ekosistem teknologi satelit internasional.

    Melalui MoU ini, Telkomsat dan PT Len Industri (Persero) menegaskan komitmen untuk membangun kerja sama berkelanjutan dalam rangka mendukung sistem pertahanan nasional yang unggul, modern, dan mandiri.

    (akd/ega)

  • Perkuat Pertahanan Nasional Berbasis Satelit, Telkom Andalkan Merah Putih 2

    Perkuat Pertahanan Nasional Berbasis Satelit, Telkom Andalkan Merah Putih 2

    Jakarta

    Indonesia bersiap menambah kekuatan di langit lewat satelit Merah Putih 2. Telkom melalui anak usahanya, Telkomsat, menggandeng PT Len Industri, untuk mengembangkan teknologi satelit yang tak hanya mendukung konektivitas, tapi juga memperkuat sistem pertahanan negara.

    Lewat nota kesepahaman (MoU) yang diteken, kedua perusahaan BUMN ini akan berkolaborasi mulai dari penyediaan kapasitas satelit Merah Putih 2, pembangunan command center, hingga rencana pengorbitan satelit baru. Kerja sama ini juga mencakup riset, produksi satelit nasional, sampai rencana pembangunan wahana peluncuran di dalam negeri.

    Dalam MoU ini juga mencakup rencana riset, pembangunan fasilitas produksi, serta pengoperasian konstelasi satelit geostationer (GSO) maupun non-geostationer (NGSO).

    Direktur Wholesale & International Service Telkom, Honesti Basyir, menegaskan bahwa konektivitas digital tidak bisa dilepaskan dari pertahanan. “Perkembangan digital, termasuk artificial intelligence, sebesar apapun tetap membutuhkan konektivitas. Indonesia dengan hampir 17.000 pulau menjadikan kebutuhan konektivitas bukan sekadar kepentingan bisnis semata, melainkan bagian dari ketahanan nasional,” ujarnya dikutip Sabtu (13/9).

    Kolaborasi ini juga mendapat sorotan dari Komisaris Telkom, Rizal Mallarangeng, yang menyebut komunikasi sebagai elemen paling penting dalam pertahanan modern.

    “Komunikasi adalah elemen paling penting dalam pertahanan. Oleh karena itu, kerja sama ini sangat strategis untuk memperkuat kedaulatan bangsa dan memicu lahirnya inovasi pertahanan berbasis teknologi satelit,” ungkapnya.

    Sinergi Telkomsat-Len Industri dianggap selaras dengan program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, khususnya dalam hal memantapkan sistem pertahanan negara sekaligus mendorong kemandirian bangsa melalui penguasaan teknologi mutakhir.

    Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI sekaligus Komisaris Utama PT Len Industri, Letjen TNI Tri Budi Utomo, menambahkan bahwa pertahanan kini tak hanya di darat, laut, dan udara, melainkan juga di angkasa.

    “Kami sangat mengapresiasi adanya sinergi antara Telkomsat dengan PT Len Industri (Persero) untuk menghadirkan inovasi teknologi berbasis satelit yang dapat mendukung misi negara dalam memperkuat sistem pertahanan nasional, bukan hanya di darat, laut, dan udara, namun juga di angkasa,” tuturnya.

    Dengan kehadiran satelit Merah Putih 2 dan ekosistem yang menyertainya, diharapkan Indonesia bisa memperkuat daya saing di industri satelit global.

    Adapun, dari sisi pembangunan infrastruktur strategis ini bukan hanya untuk kebutuhan militer dan pertahanan, tetapi juga membuka peluang bagi riset, industri manufaktur satelit, hingga bisnis komersial di level regional maupun internasional.

    (agt/agt)

  • Telkomsat dan PT Len Industri Tandatangani MoU untuk Perkuat Sistem Pertahanan Berbasis Satelit – Page 3

    Telkomsat dan PT Len Industri Tandatangani MoU untuk Perkuat Sistem Pertahanan Berbasis Satelit – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat), anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) bersama PT Len Industri (Persero). Kerja sama ini bertujuan memperkuat sistem pertahanan nasional melalui pengembangan infrastruktur komunikasi dan digital berbasis satelit.

    Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Direktur Utama Telkomsat, Lukman Hakim Abd Rauf, dan Direktur Utama PT Len Industri (Persero), Prof. Joga Dharma Setiawan, Ph.D. Turuk menyaksikan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Republik Indonesia sekaligus sebagai Komisaris Utama PT Len Industri (Persero) Letnan Jenderal TNI Tri Budi Utomo, S.E., Komisaris Telkom Rizal Mallarangeng, dan Direktur Wholesale & International Service Telkom Honesti Basyir.

    Sinergi strategis antar BUMN tersebut mencerminkan dukungan pengembangan teknologi satelit dan sistem pertahanan nasional, yang selaras dengan program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, yakni memantapkan sistem pertahanan keamanan negara sekaligus mendorong kemandirian bangsa melalui penguasaan teknologi mutakhir.

    Dalam sambutannya, Direktur Wholesale & International Service Telkom Honesti Basyir, menekankan pentingnya konektivitas dalam mendukung ketahanan nasional. Menurutnya, perkembangan digital, termasuk artificial intelligence, sebesar apapun tetap membutuhkan konektivitas.

    Indonesia dengan hampir 17.000 pulau menjadikan kebutuhan konektivitas bukan sekadar kepentingan bisnis semata, melainkan bagian dari ketahanan nasional. Momentum penandatanganan MoU ini bukan hanya seremonial, melainkan langkah konkret kolaborasi untuk membangun ekosistem pertahanan berbasis satelit yang mandiri. Kami percaya, kerja sama antara Telkomsat dan PT Len Industri (Persero) akan menjadi landasan penting untuk mewujudkan kedaulatan digital sekaligus memperkuat sistem pertahanan negara,” ujarnya.

    Perbesar

    Komisaris Telkom Rizal Mallarangeng saat memberikan sambutan pada acara acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) dan PT Len Industri (Persero) di Jakarta, pada Selasa (9/9/2025)…. Selengkapnya

    Komisaris Telkom Rizal Mallarangeng menambahkan bahwa kolaborasi Telkomsat dan PT Len Industri merupakan awal dari langkah strategis yang lebih besar.

    “Kehadiran MoU antara Telkomsat dan PT Len Industri (Persero) adalah sebuah awal, bukan akhir. Ini merupakan fondasi untuk mempererat hubungan, tidak hanya dengan Kementerian Pertahanan, tetapi juga dalam mendukung perkembangan PT Len Industri (Persero) sebagai BUMN strategis di sektor pertahanan. Komunikasi adalah elemen paling penting dalam pertahanan. Oleh karena itu, kerja sama ini sangat strategis untuk memperkuat kedaulatan bangsa dan memicu lahirnya inovasi pertahanan berbasis teknologi satelit,” ungkapnya.

    Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI Letnan Jenderal TNI Tri Budi Utomo memberikan apresiasi adanya sinergi antara Telkomsat dengan PT Len Industri (Persero).

    “Kami sangat mengapresiasi adanya sinergi antara Telkomsat dengan PT Len Industri (Persero) untuk menghadirkan inovasi teknologi berbasis satelit yang dapat mendukung misi negara dalam memperkuat sistem pertahanan nasional, bukan hanya di darat, laut, dan udara, namun juga di angkasa,” ujarnya.

    Perbesar

    kiri ke kanan) Direktur Keuangan & Manajemen Resiko Telkomsat Reizal Ahmad Fauzi, Direktur Pengembangan Telkomsat Anggoro Kurnianto Widiawan, Direktur Bisnis dan Kerjasama Len Irwan Ibrahim, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Republik Indonesia sekaligus sebagai Komisaris Utama PT Len Industri (Persero) Letnan Jenderal TNI Tri Budi Utomo, S.E., Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Prof. Joga Dharma Setiawan, Ph.D., Direktur Utama Telkomsat Lukman Hakim Abd Rauf, Komisaris Telkom Rizal Mallarangeng, Direktur Wholesale & International Service Telkom Honesti Basyir, dan Direktur Komersial Telkomsat Andri Yunianto saat acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) dan PT Len Industri (Persero) di Jakarta, pada Selasa (9/9/2025)…. Selengkapnya

    Lingkup kerja sama yang diatur dalam MoU ini meliputi komitmen dalam penyediaan kapasitas satelit Merah Putih 2 untuk mendukung dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Selain itu, kedua pihak bersepakat untuk berkolaborasi dalam pengembangan, pembangunan, pengorbitan, hingga pengoperasian satelit nasional yang mandiri dengan memanfaatkan konstelasi satelit geostationer (GSO) maupun non-geostationer (NGSO).

    Kerja sama kedua pihak juga diarahkan pada pembangunan teknologi dan fasilitas strategis seperti, command center, wahana peluncuran satelit nasional, pusat riset dan pengembangan, fasilitas produksi satelit nasional, serta pengembangan bisnis satelit di skala regional dan global. Hal ini diharapkan mampu memperkuat daya saing Indonesia dalam ekosistem teknologi satelit internasional.

    Melalui MoU ini, Telkomsat dan PT Len Industri (Persero) menegaskan komitmen untuk membangun kerja sama berkelanjutan dalam rangka mendukung sistem pertahanan nasional yang unggul, modern, dan mandiri.

     

    (*)

  • Telkom Kembangkan Sistem Pertahanan Berbasis Satelit

    Telkom Kembangkan Sistem Pertahanan Berbasis Satelit

    Bisnis.com, JAKARTA— PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk melalui anak usahanya, PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat), tengah mengembangkan sistem pertahanan berbasis satelit.

    Langkah ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Telkomsat dan PT Len Industri (Persero) sebagai upaya memperkuat sistem pertahanan nasional melalui pengembangan infrastruktur komunikasi dan digital berbasis satelit.

    Direktur Wholesale & International Service Telkom Honesti Basyir menegaskan penandatanganan MoU tersebut bukan sekadar seremonial, melainkan langkah konkret kolaborasi untuk membangun ekosistem pertahanan berbasis satelit yang mandiri.

    “Kami percaya, kerja sama antara Telkomsat dan PT Len Industri (Persero) akan menjadi landasan penting untuk mewujudkan kedaulatan digital sekaligus memperkuat sistem pertahanan negara,” kata Honesti dalam keterangan resmi pada Jumat (12/9/2025).

    Dia menambahkan, konektivitas memegang peran penting dalam mendukung ketahanan nasional. Menurutnya, sebesar apa pun perkembangan teknologi digital, termasuk kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), tetap membutuhkan konektivitas. 

    Terlebih, dengan hampir 17.000 pulau, kebutuhan konektivitas di Indonesia bukan hanya urusan bisnis, melainkan juga bagian dari ketahanan nasional. Adapun, lingkup kerja sama dalam MoU ini mencakup penyediaan kapasitas satelit Merah Putih 2 untuk mendukung dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    Selain itu, kedua pihak sepakat berkolaborasi dalam pengembangan, pembangunan, pengorbitan hingga pengoperasian satelit nasional yang mandiri dengan memanfaatkan konstelasi satelit geostationer (GSO) maupun non-geostationer (NGSO).

    Kerja sama ini juga diarahkan pada pembangunan teknologi dan fasilitas strategis, antara lain command center, wahana peluncuran satelit nasional, pusat riset dan pengembangan, fasilitas produksi satelit nasional, serta pengembangan bisnis satelit di tingkat regional dan global. 

    “Upaya tersebut diharapkan mampu memperkuat daya saing Indonesia dalam ekosistem teknologi satelit internasional,” kata Honesti. 

    Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI, Letnan Jenderal TNI Tri Budi Utomo, mengapresiasi sinergi antara Telkomsat dan PT Len Industri (Persero).

    “Terutama dalam menghadirkan inovasi teknologi berbasis satelit yang dapat mendukung misi negara dalam memperkuat sistem pertahanan nasional bukan hanya di darat, laut, dan udara, namun juga di angkasa,” katanya.

  • Telkomsat dan LEN Kembangkan Satelit untuk Sistem Pertahanan

    Telkomsat dan LEN Kembangkan Satelit untuk Sistem Pertahanan

    Bisnis.com, BANDUNG— PT Len Industri (Persero) dan PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk pengembangan teknologi satelit dan penguatan sistem pertahanan nasional untuk memperkuat kemandirian pertahanan negara.

    Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Letjen TNI Tri Budi Utomo mengatakan, strategis antar dua perusahaan milik negara ini mencerminkan dukungan pengembangan teknologi satelit dan sistem pertahanan nasional. 

    Lebih jauh, sinergi Len – Telkomsat menekankan penguatan pembangunan sumber daya manusia, riset, dan sains untuk menjawab tantangan global yang selaras dengan delapan Astacita Len, khususnya pada pengembangan teknologi satelit yang menjadi salah satu pilar utama dalam memperkuat kedaulatan teknologi dan kemampuan nasional. 

    “Sebuah langkah strategis yang sangat kami apresiasi dan kami dorong, contoh nyata sinergi antar BUMN yang tidak hanya menjawab kebutuhan industri, tapi juga mendukung misi negara dalam memperkuat sistem pertahanan nasional” ujar Tri, dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (9/9/2025).

    Tahap awal dari kerja sama ini akan memanfaatkan kapasitas Satelit Merah Putih 2 (GEO HTS) dan berlanjut dengan pengembangan konstelasi satelit orbit rendah (LEO) yang akan menjadi fondasi bagi penguatan sistem pertahanan nasional yang lebih modern dan mandiri. 

    Sinergi ini juga mencakup pengembangan teknologi command center, fasilitas produksi dan riset satelit nasional, serta wahana peluncuran satelit nasional yang akan memperkokoh kemampuan dalam mengorbitkan satelit buatan dalam negeri.

    Kolaborasi Len – Telkomsat bukan hanya berfokus pada aspek militer, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat luas. 

    Dengan hadirnya teknologi satelit yang terintegrasi, masyarakat akan merasakan peningkatan keamanan melalui sistem pertahanan yang lebih modern dan responsif. Selain itu, teknologi satelit membuka peluang pemerataan akses komunikasi dan internet hingga ke daerah terpencil, sehingga mendukung transformasi digital di bidang pendidikan, ekonomi, dan layanan publik. 

    Penguasaan teknologi satelit juga memberikan manfaat dalam mitigasi bencana, pengelolaan sumber daya alam, dan peningkatan efisiensi pelayanan publik.

    Dengan demikian, kolaborasi ini tidak hanya memperkuat kedaulatan pertahanan negara, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat terwujudnya kemandirian bangsa.

    Direktur Utama PT Len Industri (Persero), Joga Dharma Setiawan menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam mengakselerasi pengembangan teknologi satelit nasional yang tidak hanya akan memperkuat sistem pertahanan, tetapi juga mendukung kemajuan teknologi dalam negeri secara keseluruhan. 

    “Sinergi Len – Telkomsat akan memperkuat ekosistem satelit nasional dan membuka peluang pengembangan bisnis satelit di tingkat regional dan global,” ujar Joga.

    Dengan semangat kolaborasi dan dukungan pemerintah, sinergi Len – Telkomsat menjadi bukti nyata implementasi Astacita, di mana penguatan pertahanan dan penguasaan teknologi berdampak langsung pada kemajuan masyarakat. 

    “Dengan langkah ini, Len turut meneguhkan tekad untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 sebagai bangsa yang berdaulat, mandiri, dan berdaya saing global,” pungkasnya.

  • 243 PNS dan PPPK Kemenhan Resmi Jadi Komcad
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        27 Agustus 2025

    243 PNS dan PPPK Kemenhan Resmi Jadi Komcad Nasional 27 Agustus 2025

    243 PNS dan PPPK Kemenhan Resmi Jadi Komcad
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sebanyak 243 pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) Kementerian Pertahanan (Kemenhan) ditetapkan sebagai Komponen Cadangan (Komcad) Matra Darat Gelombang II Tahun Anggaran 2025.
    Penetapan tersebut dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kemenhan Letjen TNI Tri Budi Utomo di Pusdikzi Puziad, Bogor, Rabu (27/8/2025).
    “Dengan ridho Tuhan Yang Maha Esa, pada hari ini Rabu tanggal 27 Agustus 2025 pukul 08.43 WIB, Komponen Cadangan Matra Darat PNS dan PPPK UO Kemhan Gelombang II Tahun Anggaran 2025 secara resmi saya nyatakan ditetapkan,” kata Tri Budi Utomo dalam keterangannya, Rabu.
    Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, dalam amanatnya yang dibacakan Tri Budi, menyampaikan ucapan selamat kepada para peserta yang telah menyelesaikan pendidikan komponen cadangan.
    Menurut Sjafrie, keberadaan PNS dan PPPK sebagai Komcad memiliki arti strategis.
    “Peran PNS dan PPPK di lingkungan Kemhan sangat strategis, terutama dalam mendukung perumusan kebijakan, administrasi, serta pelaksanaan program pertahanan negara agar lebih efektif dan berkesinambungan,” kata Sjafrie.
    Upacara penetapan Komcad kali ini juga diwarnai berbagai demonstrasi keterampilan dari peserta, mulai dari pencak silat militer, tari nusantara, drama kolosal “Detik-detik Proklamasi”, pertempuran jarak dekat, pembebasan tawanan, hingga demonstrasi Explosive Ordnance Disposal (EOD).
    Rangkaian acara ditutup dengan defile pasukan penghormatan kepada Sekjen Kemenhan.
    Dikutip dari laman resmi Kemenhan, berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara, Komponen Cadangan atau Komcad adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperluas dan memperkuat komponen kekuatan utama, yaitu TNI.
    Komcad terbagi menjadi empat, yaitu Komcad sumber daya manusia (SDM), Komcad sumber daya alam, Komcad sumber daya buatan, dan Komcad sarana dan prasarana.
    Semuanya dipersiapkan untuk bisa dimanfaatkan ketika negara dalam kondisi darurat militer atau bencana alam.
    Mobilisasi Komcad hanya bisa dilakukan oleh Presiden atas persetujuan DPR RI untuk kepentingan pertahanan negara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kemhan Kirim Bantuan Logistik dengan Metode Air Drop untuk Warga Gaza

    Kemhan Kirim Bantuan Logistik dengan Metode Air Drop untuk Warga Gaza

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertahanan (Kemhan) memberikan bantuan logistik untuk warga korban perang di Gaza melalui metode air drop atau dijatuhkan dari pesawat angkut Hercules milik TNI AU, Rabu (13/8/2025).

    Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Letjen) TNI Tri Budi Utomo menjelaskan bantuan yang akan dikirim dari Lanud Halim Perdanakusuma seberat 800 ton, terdiri atas bantuan makanan, obat-obatan hingga pakaian untuk warga di Gaza.

    “Semua bantuannya mudah-mudahan bisa untuk dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat yang ada di Gaza ya,” kata Tri dilansir dari laman resmi Kemhan, Rabu (13/8/2025).

    Tri menjelaskan pengiriman ini merupakan bagian dari misi perdamaian yang dijalankan Indonesia. Ini juga bukan pengiriman pertama yang dilakukan.

    Sebelumnya, TNI telah mengirimkan bantuan logistik dengan metode yang sama ke beberapa titik lokasi di Gaza.

    Tri melanjutkan, dalam pengiriman kali ini, TNI akan bekerja sama dengan pihak militer Yordania. Nantinya pihak Yordania akan memberikan informasi lokasi penjatuhan logistik tersebut.

    Berdasarkan informasi yang diterima TNI dari pihak Yordania, tercatat ada 10 titik aman di wilayah Gaza yang akan menjadi lokasi dropping bantuan.

    “Lokasi sudah dicek dan steril dan tentang keamanannya.Jadi mereka sudah menyiapkan titik-titik air drop-nya dengan baik,” kata Tri

    Tri pun menanggapi pertanyaan terkait kemungkinan adanya upaya pencegahan yang dialami TNI oleh militer Israel saat mengirim bantuan tersebut.

    “Jadi dari tanggal 1 Agustus sampai tanggal 24 Agustus ini Israel sudah membuka khusus untuk bantuan ini. Jadi pihak Israel memberikan luang untuk kita memberikan bantuan,” jelas Tri

    Dengan adanya bala bantuan ini, Tri berharap warga yang menjadi korban perang di Gaza dapat terbantu untuk tetap bertahan hidup.