Tag: Tri Adhianto

  • Wali Kota Bekasi bersyukur karena Transjabodetabek bisa bantu warga

    Wali Kota Bekasi bersyukur karena Transjabodetabek bisa bantu warga

    Jakarta (ANTARA) – Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono bersyukur dengan hadirnya Transjabodetabek ke arah Bekasi karena bisa membantu warganya dalam meringankan ongkos transportasi, khususnya bagi mereka yang sehari-hari bekerja ke Jakarta.

    “Jadi, dengan adanya Transjakarta dari Terminal Bekasi sampai Dukuh Atas, saya kira menjadi salah satu solusi dalam rangka untuk membantu warga masyarakat kota Bekasi yang hari ini memang menggunakan tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu),” kata Tri saat dijumpai di Halte Transjakarta Galunggung, Kamis.

    Sebelumnya, selain rute baru Terminal Bekasi – Galunggung (Dukuh Atas), telah tersedia rute VIDA Bekasi – Cawang.

    Menurut Tri, warga yang sehari-hari menggunakan kendaraan pribadi untuk bekerja dari Bekasi menuju Jakarta harus mengeluarkan dana yang lebih mahal dibandingkan dengan menggunakan transportasi umum.

    Ia menjelaskan, jika menggunakan mobil, masyarakat perlu membayar tol seharga Rp24.000 dan apabila dikalikan dua saat pulang menjadi Rp48.000 dalam sehari.

    Oleh karenanya, dengan Transjabodetabek, Tri berharap masyarakat bisa beralih ke transportasi umum yang lebih hemat.

    Tarif Transjabodetabek dari pukul 05.00 sampai 07.00 WIB sebesar Rp2.000. Kemudian di atas pukul 07.00 hingga 22.00 WIB dikenakan Rp3.500.

    “Hanya saja, sampai hari ini, kita masih menghadapi proyek strategis nasional sehingga memang yang akan dikejar adalah waktu. Ya ‘time trip’ (durasi perjalanan)-nya memang akan bertambah sekitar 20 menit,” kata Tri.

    Namun dia meyakini, nantinya ketika proyek-proyek tersebut telah selesai, waktu perjalanan transportasi umum khususnya Transjabodetabek bisa menurun dan menjadi lebih efisien.

    Tri juga mengatakan, hadirnya Transjabodetabek ini mengurangi beban Pemerintah Kota Bekasi.

    “Ini menjadi salah satu solusi terkait dengan pola perjalanan yang memang sudah baku menggunakan KRL. Ada stasiun Jatinegara, ada stasiun Manggarai dan terakhir adalah stasiun Dukuh Atas. Sehingga pola mobilisasi akan semakin mudah, semakin ringan,“ kata Tri.

    Saat ditanyai terkait subsidi, Tri mengatakan hal ini merupakan tanggungan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

    Sementara, tugas Pemerintah Kota Bekasi sendiri adalah menyiapkan lahan parkir untuk bus dan halte-halte yang nyaman.

    “Kalau subsidi, saya kira semua ditanggung oleh Gubernur DKI Jakarta. Tugas kita (Pemkot Bekasi) adalah menyiapkan ‘park and ride’ (fasilitas parkir) kemudian juga halte-halte yang kemudian berada di Kota Bekasi,” kata Tri.

    Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya telah meluncurkan lima rute Transjabodetabek yakni rute Alam Sutera–Blok M, Vida Bekasi–Cawang, PIK 2 – Blok M, Sawangan – Lebak Bulus, Bogor – Blok M.

    Pada Kamis ini, Jakarta kembali menambah rute menuju Bekasi yakni Terminal Bekasi-Galunggung karena wilayah tersebut dinilai memberikan kontribusi perpindahan orang paling besar ke Jakarta.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Transjabodetabek rute Terminal Bekasi-Galunggung resmi diluncurkan

    Transjabodetabek rute Terminal Bekasi-Galunggung resmi diluncurkan

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) resmi meluncurkan rute baru Transjabodetabek Terminal Bekasi – Galunggung (Dukuh Atas).

    “Durasi perjalanannya satu jam. Satu jam sepuluh menit pada saat jam sibuk. Jadi, mudah-mudahan di luar itu bisa kita turunkan waktunya,” kata Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono saat dijumpai di Halte Transjakarta Galunggung, Jakarta Pusat, Kamis.

    Lebih lanjut, Tri menjelaskan panjang rute mulai dari Terminal Bekasi sampai Halte Transjakarta Galunggung sekitar 53 kilometer dengan 29 titik pemberhentian.

    Sementara, rute tersebut akan dilayani total 12 bus dengan jarak waktu kedatangan bus diprakirakan sekitar 10 menit di jam sibuk dan 20 menit di jam landai.

    “Alhamdulillah juga, nanti akan dioperasikan bus gandeng, jadi jumlahnya semakin besar. Kalau yang kecil itu kapasitasnya hanya 28 plus 32. Tapi bisa maksimal sampai 100. Kalau yang gandeng itu bisa mungkin secara kapasitasnya dua kali lebih besar dari itu,” kata Tri.

    Sebab, kata Tri, rute Terminal Bekasi-Galunggung diprediksi akan ramai peminat sebab rute itu dinilai cukup lengkap dan terkoneksi dengan baik.

    Salah satunya, pengguna bisa turun di Halte Pasar Rumput dan transit melanjutkan perjalanan ke daerah-daerah Jakarta lainnya.

    “Apalagi kalau kemudian sudah sampai di Galunggung ini. Pilihannya akan menjadi lebih baik lagi. Apakah meneruskan dengan MRT-nya, kemudian ke wilayah-wilayah perkotaan,” kata Tri.

    Pada kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo berharap agar dengan adanya Transjabodetabek, masyarakat daerah penyangga bisa lebih aman dan nyaman menggunakan transportasi publik.

    “Sehingga dengan demikian konektivitas ini harapannya bisa membantu masyarakat dari mana pun ke Jakarta, mereka bisa menggunakan transportasi publik. Dan mudah-mudahan nanti KRL yang ke Tanah Abang sebentar lagi juga akan diresmikan,” kata Pramono.

    Terkait tarif, rute ini sama seperti dengan rute Transjabodetabek lainnya yakni dari pukul 05.00 sampai 07.00 WIB dikenakan tarif Rp2.000. Kemudian di atas pukul 07.00 hingga 22.00 WIB dikenakan Rp3.500.

    Adapun titik pemberhentian rute Terminal Bekasi-Galunggung sebagai berikut:

    Terminal Bekasi-Galunggung

    Terminal Bekasi

    GOR Betos Cut Mutia

    Rawa Baru Cut Mutia

    Unisma

    Sbr. Unisma

    Chairil Anwar 1

    Sbr. Jln. MM Hasibuan Bekasi

    Pedati Prumpung

    Stasiun Jatinegara

    Jatinegara

    Kampung Melayu

    Matraman Baru

    Plaza St. Manggarai

    Manggarai

    Pasar Rumput

    Halimun

    Galunggung

    Galunggung-Terminal Bekasi

    Galunggung

    Halimun

    Pasar Rumpt

    Manggarai

    Timur Stasiun Manggarai

    Matraman Baru

    Stasiun Jatinegara

    Flyover Jatinegara

    Jalan MM Hasibuan Bekasi

    Melati Cut Mutia

    Sbr. GOR Betos Cut Mutia

    Terminal Bekasi

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Diduga Jadi Korban Malapraktik, Berat Badan Ibu di Bekasi Turun Drastis
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Juli 2025

    Diduga Jadi Korban Malapraktik, Berat Badan Ibu di Bekasi Turun Drastis Megapolitan 1 Juli 2025

    Diduga Jadi Korban Malapraktik, Berat Badan Ibu di Bekasi Turun Drastis
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Seorang ibu bernama Ratih Raynada (30) diduga menjadi
    korban malapraktik
    saat menjalani operasi caesar anak keempatnya di RSUD dr Chasbullah Abdulmadjid, Kota
    Bekasi
    , pada September 2024.
    Akibatnya, Ratih kini mengalami lumpuh total. Bahkan, beratnya badannya menurun drastis.
    “Sebelum ke rumah sakit beratnya 48 kilogram, sekarang 37 kilogram,” kata Ratih saat ditemui di kediamannya, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, Selasa (1/7/2025).
    Ratih mengungkapkan, dugaan malapraktik tersebut berawal saat ia menjalani operasi pembedahan pada saat efek bius belum bekerja penuh.
    Kondisi itu membuatnya berteriak sembari menahan sakit ketika sang dokter melakukan operasi caesar untuk pengeluaran sang buah hati.
    “Saya teriak. Astaghfirullahaladzim, dokter sakit, dok. Saya nangis-nangis. Saya pikir setelah ngomong seperti itu, disetop dulu. Tahunya dibelek lagi, saya teriak lagi,” ungkap Ratih.
    Mendengar teriakan tersebut, sang dokter akhirnya menghentikan operasi.
    Tak lama, seorang suster kembali menyuntikkan obat bius ke tubuhnya, yang disusul operasi caesar lanjutan.
    Ratih pun kembali teriak kesakitan lantaran obat bius kembali belum bekerja sepenuhnya.
    Saking sakitnya, Ratih pun pasrah apabila ajal menjemput di tengah perjuangannya melahirkan sang buah hati.
    “Belum semuanya (obat bius) full naik. Udah dibelek lagi. Pasrah. Kalau memang sudah harus mati istilahnya, sudah deh, mati deh. Tahunya saya denger suara anak saya nangis. Saya pingsan,” ucap Ratih.
    Setelah caesar selesai, Ratih kemudian menjalani rawat inap selama tiga hari dengan kondisi tubuh tak mampu bergerak normal. Ia menduga hal itu akibat efek bius.
    Kendati tubuh belum
    fit
    , Ratih tetap memaksakan diri pulang ke rumah. Setelah itu, tubuhnya justru semakin sulit digerakkan.
    Beberapa bulan berikutnya, dia kembali mendatangi rumah sakit tersebut untuk mengecek kondisi kesehatannya.
    Kala itu, sang dokter mendiagnosis Ratih mengalami tuberkulosis tulang dan diharuskan menjalani operasi pemasangan pen.
    Ratih akhirnya menuruti saran dokter. Operasi pemasangan pen pun dilakukan.
    Setelah operasi pemasangan pen, Ratih kemudian meminum sebuah obat pemberian dokter.
    Bukannya membaik, tubuhnya justru semakin lemas setelah mengonsumsi obat tersebut. Hingga akhirnya dia benar-benar lumpuh total pada April 2025.
    “Iya April (lumpuh total),” ungkap Ratih.
    Setelah kesehatannya menurun, Ratih juga harus kehilangan pekerjaan dan sang suami kabur meninggalkannya.
    Kini, Ratih hanya bisa berbaring meratapi nasibnya dari atas tempat tidur. Ia berharap pihak rumah sakit bertanggung jawab.
    “Saya minta keadilan buat saya juga anak-anak saya. Kemarin pihak rumah sakit tanggung jawab cuman buat kesehatan saya. Tapi anak-anak saya tidak dilihat,” imbuh dia.
    Terpisah, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto membantah adanya dugaan malapraktik oleh RSUD Kota Bekasi.
    Pernyataan tersebut merujuk hasil investigasi penanganan operasi caesar Ratih yang di dalamnya turut melibatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
    “Jadi kalau dianggap malapraktik saya kira tidak terbukti kalau berdasarkan alasan medis dan tahapan yang dilakukan RSUD Kota Bekasi,” ungkap Tri saat dikonfirmasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Transjabodetabek Terus Berkembang, Warga Rasakan Manfaatnya – Page 3

    Transjabodetabek Terus Berkembang, Warga Rasakan Manfaatnya – Page 3

    Komitmen Jakarta dalam mengembangkan transportasi terlihat dari banyaknya rute-rute baru Transjabodetabek yang telah diresmikan. Sebut saja rute S61 Alam Sutera-Blok M yang diluncurkan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung pada 24 April 2025 lalu, bertepatan dengan Hari Angkutan Nasional. Langkah ini menunjukkan komitmen Pemprov DKI Jakarta bersama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) dalam memperluas akses transportasi publik yang terintegrasi dan terjangkau untuk semua kalangan. Selain itu, peluncuran ini juga merupakan bentuk dukungan terhadap kawasan Blok M sebagai pusat ASEAN, serta menjadi bagian dari rencana aksi Quick Wins dalam program 100 hari kerja Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

    “Trayek ini kami yakin akan sangat diminati, dengan panjang lintasan mencapai 59,7 km dan 26 halte yang akan dilalui. Karena tingkat kepadatan di jalur ini cukup tinggi, maka disiapkan 24 bus yang akan melayani 60 perjalanan setiap hari. Dengan demikian, interval waktu antarbus sekitar 20 menit,” ujar Gubernur Pramono saat peluncuran di Terminal Bus Blok M.

    “Saya sudah meminta kepada Kepala Dinas Perhubungan dan Direktur Utama Transjakarta untuk mempersiapkan Transjabodetabek dengan rute ke Bekasi, Depok, Bogor, dan sebagainya. Termasuk menghubungkan daerah-daerah yang selama ini belum terjangkau, bahkan kawasan yang dianggap elit dan tertutup juga akan kami sambungkan,” tambahnya.

    Selain rute S61, Pemprov DKI Jakarta juga meluncurkan rute baru, seperti rute B41 (Cawang-Vida Bekasi) pada 15 Mei 2025 lalu. Diresmikan langsung oleh Gubernur Pramono, peluncuran ini merupakan langkah penting dalam integrasi transportasi publik di kawasan Jabodetabek. 

    Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono, menyampaikan terima kasihnya atas realisasi rute transportasi yang mengintegrasikan kawasan megapolitan Jakarta-Bekasi dan sebaliknya. 

    “Kami bersyukur hari ini Kota Bekasi menikmati salah satu transportasi modern yang terintegrasi. Ini sangat efisien, dan saya kira merupakan bagian dari pengembangan modernisasi jaringan transportasi publik di daerah megapolitan. Warga Bekasi merasa senang karena mendapatkan layanan transportasi yang aman, mudah, dan terjangkau. Mudah-mudahan layanan ini bisa terus berkembang dan mampu mengentaskan masalah kemacetan di kawasan Jabodetabek,” ujar Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono.

    Rute lain Transjabodetabek T31 Blok M-Pantai Indah Kapuk juga diluncurkan oleh Gubernur DKI Jakarta pada 22 Mei 2025 lalu. 

    “Sudah disiapkan 20 unit layanan Transjabodetabek T31. Saya yakin layanan ini akan menjadi primadona karena mobilisasi keluar masuk ke PIK 2 dan PIK 1 sangat tinggi. Oleh karena itu, Pemerintah Jakarta bersama Pemerintah Banten membuka trayek ini,” papar Gubernur Pramono.

    Ia menambahkan, rute layanan ini menghubungkan wilayah Jakarta dan Banten dengan total panjang lintasan mencapai 72,8 kilometer, serta melintasi 24 titik pemberhentian, 11 titik berada di Jakarta dan 13 titik lainnya di Banten. Estimasi waktu tempuh untuk perjalanan pulang-pergi (PP) adalah sekitar 180 menit pada jam sibuk, dan 165 menit saat jam tidak sibuk.

    Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan, setelah melakukan uji coba rute pada 14–23 Maret 2025, pihaknya memutuskan untuk menyesuaikan jalur menjadi Blok M–PIK 2. Uji coba lanjutan dilakukan pada 17–23 Mei 2025, dan hasilnya menunjukkan bahwa rute ini memiliki potensi lebih besar serta mampu menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat. Rute ini mempermudah akses menuju pusat aktivitas di Jakarta karena terintegrasi dengan moda transportasi lain seperti MRT.

    “Layanan Transjabodetabek T31 ini menghubungkan pusat Kota Jakarta dengan kawasan permukiman dan bisnis yang berkembang di Tangerang dan sekitarnya. Dengan demikian, telah tersedia alternatif moda angkutan umum yang nyaman, aman, berkeselamatan, dan ramah lingkungan bagi warga yang bekerja atau beraktivitas lintas kota. Hal ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi serta menurunkan tingkat kemacetan dan polusi udara,” papar Syafrin.

    Dua rute baru juga diresmikan oleh Pemprov DKI Jakarta pada bulan Juni 2025 ini. Yang pertama adalah rute Transjabodetabek Lebak Bulus-Sawangan yang diresmikan pada 4 Juni 2025 dan juga rute P11 Blok M-Kota Bogor.

    Gubernur Pramono menegaskan, Pemprov DKI Jakarta akan terus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah di sekitarnya, seperti Tangerang, Tangerang Selatan, Bogor, Bekasi, Depok, dan wilayah lain, untuk membuka jalur-jalur baru Transjabodetabek. Ia berharap kehadiran layanan ini dapat semakin mempermudah mobilitas warga di kawasan suburban maupun Jakarta, serta menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan akibat tingginya penggunaan kendaraan pribadi.

    Gubernur Pramono menambahkan, sebanyak 16 unit bus Transjabodetabek disiapkan untuk melayani trayek baru Blok M–Kota Bogor. Estimasi waktu tempuh perjalanan satu arah mencapai sekitar 110 menit saat jam sibuk (total 220 menit pulang-pergi) dan sekitar 90 menit di luar jam sibuk (total 180 menit pulang-pergi), dengan jarak antarkedatangan bus (headway) setiap 15 menit.

  • 5
                    
                        Viral Video Wali Kota Bekasi Panggil Dedi Mulyadi dengan Sebutan "Raja"
                        Megapolitan

    5 Viral Video Wali Kota Bekasi Panggil Dedi Mulyadi dengan Sebutan "Raja" Megapolitan

    Viral Video Wali Kota Bekasi Panggil Dedi Mulyadi dengan Sebutan “Raja”
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Sebuah video yang memperlihatkan Wali Kota
    Bekasi

    Tri Adhianto
    menyebut Gubernur
    Jawa Barat

    Dedi Mulyadi
    sebagai “raja” viral di media sosial.
    Video tersebut diunggah oleh akun TikTok @yudztrdn dan menampilkan Tri secara terbuka menyebut Dedi sebagai raja saat memimpin rapat bersama satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
    Dalam video itu, Tri awalnya menyoroti agenda rapat yang digelar bawahannya terkait program
    corporate social responsibility
    (CSR).
    “Semua rapat, SKPD, setuju untuk tidak setuju. Padahal orang ngasih CSR. Peninggian jembatan kan, yaudah kita lihat dulu hasilnya,” ujar Tri, dikutip dari TikTok @yuudztrn, Senin (23/6/2025).
    Tri kemudian mengungkapkan bahwa dirinya rutin melaporkan perkembangan pemerintahan kepada Gubernur Dedi Mulyadi, termasuk ketika menjalankan sejumlah program.
    Pada momen itu, Tri menyebut Dedi sebagai raja di hadapan anak buahnya.
    “Pagi tadi saya lapor ke ‘Raja’. Saya juga lapor ke Pak Wakil (Abdul Harris Bobihoe) ya. Apa pun yang saya lakukan
    insya Allah
    juga akan saya laporkan ke Pak Wakil. Pak Wakil juga akan memberikan
    take and give
    ke saya, supaya kita sama-sama berjuang.”
    Tri juga menyebut Dedi responsif dalam merespons laporan yang ia kirimkan melalui pesan singkat.
    “Raja jam berapa itu, saya laporan jam 05.15 WIB, dia sudah jawab saja,” kata Tri.
    Ia menambahkan, bukan hanya laporan program yang dikirimkan, tetapi juga perkembangan kinerja para lurah di Kota Bekasi.
    “Saya laporan kinerja teman-teman lurah, jadi jangan khawatir teman-teman lurah yang itu, sudah saya laporkan ke ‘Raja’ juga, Pak KDM,” imbuhnya.
    Terpisah, Tri membenarkan dirinya menyebut Dedi sebagai raja. Menurut Tri, panggilan itu adalah bentuk penghormatan kepada sosok Gubernur Jawa Barat tersebut.
    “Ini bentuk penghormatan ke beliau, juga dalam rangka mendekatkan diri. Itu sama dengan saya kepada warga menganggap bro, itu bagian penghormatan kepada beliau,” ujar Tri di Plaza Pemkot Bekasi, Senin (23/6/2025).
    Ia mengatakan, penyebutan serupa juga digunakan oleh wakilnya, Abdul Harris Bobihoe. Menurut Tri, para kepala daerah lain di Jawa Barat pun memanggil Dedi dengan sebutan serupa.
    “Pak Wakil juga sama, di tingkat provinsi juga sama kami seperti ini. Saya yakin tidak ada masalah,” jelas dia.
    Tri membantah penyebutan “Raja” menunjukkan adanya relasi hierarkis. Ia menegaskan, justru hal ini mencerminkan hubungan yang lebih cair antara pimpinan dan kepala daerah.
    “Enggak, justru ini terjadi ada hubungan interaksi antara pemimpin dan juga kami yang ada di level bawah. Hubungannya sudah kayak pertemanan, persahabatan, dan jadi tidak ada sekat di antara kami,” imbuh Tri.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 8
                    
                        Dedi Mulyadi Jemput Ibu yang Dianiaya Anaknya di Bekasi
                        Megapolitan

    8 Dedi Mulyadi Jemput Ibu yang Dianiaya Anaknya di Bekasi Megapolitan

    Dedi Mulyadi Jemput Ibu yang Dianiaya Anaknya di Bekasi
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Gubernur Jawa Barat
    Dedi Mulyadi
    menjemput Meilani (46), ibu korban penganiayaan oleh anak kandungnya yang berinisial MI (23), pada Senin (23/6/2025).
    “Tadi pagi sudah dijemput. Saya kira itu adalah bentuk perhatian ya bahwa memang kepala daerah harus begitu,” ujar Wali Kota
    Bekasi
    Tri Adhianto, saat ditemui di Plaza Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Senin.
    Tri mengaku tidak mengetahui secara pasti tujuan penjemputan tersebut. Namun, ia menduga langkah itu dilakukan untuk mendalami penganiayaan sekaligus memberikan pendampingan psikologis kepada korban.
    “Mungkin lebih bagaimana Pak Gubernur ingin mendalami lebih dalam lagi secara psikologis dan tentu sama dengan seperti saya tentu akan memberikan motivasi semangat kepada seorang ibu yang terluka hatinya,” jelas Tri.
    Tri juga menyampaikan rasa sedih dan marah atas tindakan kekerasan yang dilakukan MI terhadap ibunya.
    “Saya sangat sedih dan marah sebetulnya dengan kondisi yang terjadi,” imbuh dia.
    Sebelumnya diberitakan, seorang pemuda berinisial MI (23) tega menganiaya ibunya sendiri di rumah mereka di Perumahan Irigasi, Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi.
    Aksi penganiayaan tersebut terekam kamera CCTV dan videonya viral di berbagai media sosial.
    Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Komisaris Binsar Hatorangan Sianturi, menjelaskan bahwa insiden itu terjadi di teras rumah korban pada Kamis (19/6/2025) sekitar pukul 12.15 WIB.
    “Saat itu korban (ibu kandung) dan tersangka (anak kandung) sedang berada di teras rumah dengan posisi korban sedang berdiri di belakang pagar rumah, sedangkan tersangka sedang duduk di sebuah bangku depan pintu rumah,” kata Binsar, dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (22/6/2025).
    MI saat itu meminta ibunya untuk meminjam sepeda motor milik tetangga agar bisa digunakan untuk keluar rumah. Namun, permintaan itu ditolak oleh sang ibu karena merasa tidak enak jika terus-menerus meminjam kendaraan milik orang lain.
    Ia menyarankan agar anaknya menggunakan sepeda milik keluarga yang tersedia di rumah. Penolakan tersebut memicu kemarahan pelaku. Tersangka langsung melemparkan bangku yang sedang tersangka duduki ke arah korban.
    “Setelah itu tersangka mengambil sebuah sandal dan digenggam oleh tersangka menggunakan tangan kanan, kemudian tersangka mendekati korban dan memukul kepala korban,” ucap dia.
    Aksi kekerasan tidak berhenti sampai di situ. Pelaku kemudian menarik kerudung ibunya. Korban yang kesakitan mencoba bangkit dan menjauh ke area samping rumah. Namun, pelaku justru masuk ke dapur dan mengambil sebilah pisau.
    “Tersangka menunjukkan pisau tersebut ke arah korban yang sedang berada di area samping rumah, kemudian tersangka mengatakan kepada korban, ‘liat ni gua bawa apaan! Gua bakal bunuh adek lu di depan mata lu’,” ungkap Binsar.
    Beruntung, aksi tersebut tidak berlanjut lebih jauh. Beberapa menit kemudian, seorang warga datang bersama dua petugas keamanan kompleks dan langsung mengamankan pelaku.
    “Dari hasil pemeriksaan, terdapat memar di bagian kepala korban dan di bagian pinggang korban. Pelaku sudah kami tangkap dan kami lakukan penahanan,” tegas Binsar.
    Saat ini, pelaku telah ditahan dan menjalani pemeriksaan lebih lanjut di Polres Metro Bekasi Kota.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nestapa Siswa SD di Bekasi: Dirundung, Dipalak, hingga Ingin Pindah Sekolah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juni 2025

    Nestapa Siswa SD di Bekasi: Dirundung, Dipalak, hingga Ingin Pindah Sekolah Megapolitan 8 Juni 2025

    Nestapa Siswa SD di Bekasi: Dirundung, Dipalak, hingga Ingin Pindah Sekolah
    Tim Redaksi

    BEKASI, KOMPAS.com – 
    Seorang siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah Pondok Gede, Kota Bekasi, diduga menjadi korban perundungan oleh empat teman sekelasnya.
    Insiden ini terjadi di ruang kelas pada Jumat (16/5/2025), dan menyebabkan korban yang masih berusia 10 tahun mengalami luka fisik cukup serius.
    “Pinggang memar biru, di paha (memar), diagnosa dokter di bagian pundak ada pergeseran di tulang akibat pukulan oleh tersangka,” ujar ibu korban yang berinisial A saat dikonfirmasi, Sabtu (7/6/2025).
    Dipalak dan Dianiaya
    Menurut keterangan A, anaknya kerap kehilangan uang jajannya yang berjumlah Rp 20.000 per hari, karena diduga dimintai secara paksa oleh empat temannya.
    Kasus pemalakan ini pertama kali diketahui terjadi pada 15 Mei 2025, sehari sebelum aksi kekerasan berlangsung.
    “Anak saya itu suka kehabisan uang sedangkan anak saya itu jajannya Rp 20.000 sehari,” kata A.
    Setelah mendapatkan nasihat dari ibunya untuk menjaga jarak, korban menolak ajakan bertemu dari teman-temannya. Penolakan tersebut memicu kemarahan.
    Salah satu pelaku menampar korban, lalu bersama tiga pelaku lainnya membawa korban ke ruang kelas di lantai atas. Di sana, dua pelaku mengunci pintu sementara dua lainnya melakukan kekerasan fisik.
    “Ada dua orang yang mukul di kelas itu,” kata A.
    Alami Trauma hingga Ingin Pindah Sekolah
    Akibat kejadian tersebut, korban kini mengalami trauma dan menjadi pendiam. Ia juga merasa takut untuk kembali ke sekolah.
    “Trauma sudah pasti. Anak saya itu introvert, sekarang malah sering murung,” ungkap A.
    “Ingin pindah sekolah karena takut, apalagi masih ada tiga pelaku di sana,” tambahnya.
    Selain itu, korban juga diketahui alami memar di beberapa bagian tubuh dan pergeseran tulang di bagian pundak.
    “Pinggang memar biru, di paha (memar), diagnosa dokter di bagian pundak ada pergeseran di tulang akibat pukulan oleh tersangka,” ujar ibu korban.
    Minta Diselesaikan Secara Kekeluargaan
    Pihak sekolah telah memfasilitasi mediasi antara keluarga korban dan pelaku.
    Dalam pertemuan itu, disepakati penyelesaian secara kekeluargaan dan keluarga pelaku menyatakan kesediaan menanggung biaya pengobatan korban.
    Namun, hingga beberapa hari setelah mediasi, janji tersebut belum ditepati.
    “Belum terbayar itu sekitar Rp 400.000–Rp 500.000 dan itu belum biaya ortopedi,” ujar A.
    “Ini hanya perlu terapi biar tulangnya itu balik ke semula lagi karena dia masih kecil kan, intinya mau ada tanggung jawab,” imbuhnya.
    Walikota Turunkan Psikolog
    Menanggapi kasus ini, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menyatakan pihaknya akan menerjunkan tim psikolog untuk membantu proses pemulihan mental korban dan para pelaku.
    “Kami akan melakukan pendampingan psikologis terhadap korban dan pelaku agar dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta menghilangkan trauma,” ujar Tri.
    Ia menambahkan, karena para pihak yang terlibat masih di bawah umur, proses pemulihan akan memakan waktu cukup panjang.
    “Karena di bawah umur, maka pemulihan mental tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, perlu lebih dari 15 kali pertemuan,” jelasnya.
    Tri juga telah meminta Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi untuk turun tangan memberikan pendampingan dan edukasi kepada seluruh pihak, serta menawarkan bantuan hukum kepada keluarga korban.
    “KPAD juga sudah saya minta turun untuk memberikan pendampingan dan edukasi. Kami juga sudah menawarkan pendampingan hukum kepada keluarga korban,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Orangtua Korban Perundungan SDN Pondok Gede Bekasi Kecewa dengan Sikap Sekolah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Juni 2025

    Orangtua Korban Perundungan SDN Pondok Gede Bekasi Kecewa dengan Sikap Sekolah Megapolitan 7 Juni 2025

    Orangtua Korban Perundungan SDN Pondok Gede Bekasi Kecewa dengan Sikap Sekolah
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Orangtua siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pondok Gede, Kota Bekasi, yang menjadi korban
    perundungan
    , menyayangkan sikap pihak sekolah yang terkesan berpihak kepada terduga pelaku.
    Ibu korban, yang berinisial A, mengungkapkan sebelum ia memutuskan untuk membuka kasus putranya ke publik, pihak sekolah tidak menunjukkan perhatian yang cukup terhadap anaknya.
    “Setelah itu baru mau menemui, sebelumnya justru menemui pelaku, tapi sekarang juga enggak komunikatif,” ujar A kepada
    Kompas.com
    , Sabtu (7/6/2025).
    A juga mengungkapkan bahwa pihak sekolah kurang peka terhadap kondisi korban dan keluarganya.
    Bahkan, pihak sekolah sempat menawarkan penyelesaian kasus secara kekeluargaan, meskipun tawaran tersebut akhirnya diterima oleh keluarga korban.
    “Untuk biaya saya tanggung, tapi kami minta keadilannya,” tegas A.
    Terkait sanksi yang diberikan, A menjelaskan, pelaku utama perundungan telah dipindahkan ke sekolah lain. Sedangkan tiga pelaku lainnya hanya dipindahkan ke kelas yang berbeda, atas permintaan dirinya.
    “Kalau pelaku utamanya itu pindah sekolah, tiganya masih bertahan, hanya pindah kelas, itu pun atas permintaan saya,” kata A.
    Kini, A berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi turun tangan untuk menyelesaikan kasus ini, mengingat putranya mengalami trauma mendalam akibat dirundung dan dipalak oleh para pelaku.
    “Kami berharap
    Pemkot Bekasi
    turun tangan, dan saya sudah DM Pak Wali (Tri Adhianto) dan Pak Gubernur (Dedi Mulyadi),” imbuh A.
    Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, langsung menawarkan bantuan hukum kepada keluarga korban.
    Tri juga meminta Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi untuk memberikan pendampingan terhadap korban.
    “KPAD juga sudah saya minta turun untuk memberikan pendampingan dan edukasi. Kami juga sudah menawarkan pendampingan hukum kepada keluarga korban,” kata Tri.
    Tri berjanji akan mengerahkan tim psikolog untuk membantu memulihkan mental korban. Proses pemulihan ini direncanakan berlangsung lebih dari 15 sesi pertemuan, mengingat usia korban yang masih di bawah umur.
    “Kami akan melakukan pendampingan psikologis terhadap korban dan pelaku agar dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta menghilangkan trauma,” ujar Tri.
    “Karena di bawah umur, maka pemulihan mental tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, perlu lebih dari 15 kali pertemuan,” tambahnya.
    Sebelumnya, diberitakan bahwa seorang siswa
    SDN Pondok Gede
    , Kota Bekasi, menjadi korban perundungan oleh empat temannya di sebuah ruang kelas pada Jumat (16/5/2025).
    Akibat perundungan tersebut, korban yang berusia 10 tahun mengalami memar di beberapa bagian tubuh dan pergeseran tulang di bagian pundak.
    “Pinggang memar biru, di paha (memar), diagnosa dokter di bagian pundak ada pergeseran di tulang akibat pukulan oleh tersangka,” ujar A.
    A menjelaskan, peristiwa tersebut berawal ketika ia mengingatkan putranya untuk menjauhi teman-teman yang kerap memalak pada 15 Mei 2025.
    Keesokan harinya, korban menuruti saran ibunya dengan menolak ajakan keempat temannya untuk bertemu.
    Penolakan itu membuat para pelaku marah. Salah satu dari mereka langsung menampar korban.
    Dalam kondisi ketakutan, korban dibawa oleh keempat pelaku ke ruang kelas di lantai atas sekolah. Setibanya di sana, dua pelaku mengunci pintu, sementara dua lainnya melakukan kekerasan kepada korban.
    “Ada dua orang yang mukul di kelas itu,” kata A.
    Setelah kejadian, korban melapor kepada orang tuanya, dan A langsung mengadukan hal tersebut kepada pihak sekolah.
    Pihak sekolah kemudian memfasilitasi mediasi antara keluarga korban dan para pelaku, yang menghasilkan kesepakatan untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan. Keluarga pelaku juga berjanji untuk membiayai pengobatan korban.
    Namun, beberapa hari setelah mediasi, A mengaku kecewa karena janji tersebut tidak ditepati.
    Hingga kini, biaya pengobatan anaknya yang mencapai sekitar Rp 400.000-Rp 500.000, belum juga dibayarkan, ditambah biaya ortopedi.
    A berharap keluarga pelaku bertanggung jawab atas seluruh biaya pengobatan anaknya.
    “Ini hanya perlu terapi biar tulangnya itu balik ke semula lagi karena dia masih kecil kan, intinya mau ada tanggung jawab,” imbuh A.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pelaku Utama Perundungan Siswa SD di Bekasi Pindah Sekolah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Juni 2025

    Pelaku Utama Perundungan Siswa SD di Bekasi Pindah Sekolah Megapolitan 7 Juni 2025

    Pelaku Utama Perundungan Siswa SD di Bekasi Pindah Sekolah
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Terduga pelaku utama perundungan terhadap seorang siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Pondok Gede, Kota Bekasi, dilaporkan telah pindah sekolah.
    Sementara itu, tiga pelaku lainnya hanya disanksi pindah kelas, dan seluruh terduga pelaku merupakan teman satu kelas korban.
    “Pelaku utamanya sudah pindah sekolah, sementara tiga lainnya masih bertahan namun dipindah kelas, itu pun atas permintaan saya,” kata ibu korban yang berinisial A, Sabtu (7/6/2025).
    A mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap pihak sekolah yang dianggap berpihak pada para pelaku.
    Sebelum kasus ini dibawa ke publik, A merasa pihak sekolah tidak menunjukkan kepedulian terhadap anaknya.
    “Setelah itu baru mau menemui. Sebelumnya justru menemui pelaku, tapi sekarang juga enggak komunikatif,” keluhnya.
    Menurut A, pihak sekolah juga dianggap tidak peka terhadap kondisi korban dan keluarganya.
    Bahkan, pihak sekolah sempat menawarkan penyelesaian kasus secara kekeluargaan meskipun akhirnya tawaran tersebut diterima oleh keluarga korban.
    “Untuk biaya saya tanggung, tapi kami minta keadilannya,” tegasnya.
    Kini, A berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi turun tangan untuk menyelesaikan kasus ini, terutama karena putranya kini menghadapi trauma mendalam akibat perundungan dan pemalakan yang dilakukan oleh para pelaku.
    “Kami berharap Pemkot Bekasi turun tangan, dan saya sudah DM Pak Wali (Tri Adhianto) dan Pak Gubernur (Dedi Mulyadi),” imbuhnya.
    Menanggapi hal ini, Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, langsung menawarkan bantuan hukum kepada keluarga korban.
    Tri juga meminta Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi untuk turun tangan memberikan pendampingan dan edukasi kepada korban.
    “KPAD juga sudah saya minta turun untuk memberikan pendampingan dan edukasi. Kami juga sudah menawarkan pendampingan hukum kepada keluarga korban,” kata Tri.
    Tri juga berjanji akan menerjunkan tim psikolog untuk membantu memulihkan mental korban dan pelaku.
    “Kami akan melakukan pendampingan psikologis terhadap korban dan pelaku agar dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta menghilangkan trauma,” ujar Tri.
    Proses pemulihan mental ini direncanakan akan berlangsung lebih dari 15 sesi pertemuan, mengingat usia para pelaku dan korban yang masih di bawah umur.
    “Karena di bawah umur, maka pemulihan mental tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, perlu lebih dari 15 kali pertemuan,” tambahnya.
    Sebelumnya diberitakan, seorang siswa SDN di Pondok Gede, Kota Bekasi, diduga menjadi korban perundungan oleh empat temannya di sebuah ruang kelas pada Jumat (16/5/2025).
    Akibat kejadian tersebut, korban yang berusia 10 tahun mengalami memar di beberapa bagian tubuh dan pergeseran tulang di bagian pundak.
    “Pinggang memar biru, di paha (memar), diagnosa dokter di bagian pundak ada pergeseran di tulang akibat pukulan oleh tersangka,” ujar ibu korban, A, saat dikonfirmasi.
    A menjelaskan, peristiwa ini bermula ketika ia mengingatkan putranya untuk menjauhi teman-teman yang sering memalak pada 15 Mei 2025.
    Keesokan harinya, korban menuruti saran ibunya dengan menolak ajakan empat temannya untuk bertemu. Penolakan itu membuat para pelaku marah. Salah satu dari mereka pun langsung menampar korban.
    Dalam kondisi ketakutan, korban kemudian dibawa oleh keempat pelaku ke sebuah ruang kelas di lantai atas sekolah. Setibanya di sana, dua pelaku mengunci pintu, sementara dua lainnya melakukan kekerasan terhadap korban.
    “Ada dua orang yang mukul di kelas itu,” kata A.
    Setelah kejadian tersebut, korban segera melapor kepada orang tuanya, dan ibu korban pun langsung mengadukan hal tersebut kepada pihak sekolah. Pihak sekolah kemudian memfasilitasi mediasi antara keluarga korban dan para pelaku.
    Hasil dari mediasi menyatakan bahwa masalah akan diselesaikan secara kekeluargaan. Keluarga pelaku juga berjanji untuk membiayai pengobatan korban.
    Namun, beberapa hari setelah mediasi, A mengaku kecewa karena janji tersebut tidak ditepati. Hingga kini, biaya pengobatan anaknya belum dibayarkan.
    “Belum terbayar itu sekitar Rp 400.000-Rp 500.000 dan itu belum biaya ortopedi,” ujarnya.
    A berharap keluarga pelaku bertanggung jawab untuk menanggung seluruh biaya pengobatan anaknya.
    “Ini hanya perlu terapi biar tulangnya itu balik ke semula lagi karena dia masih kecil kan, intinya mau ada tanggung jawab,” imbuhnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemkot Usul Pembuatan Jalur Khusus di Tol untuk Transjabodetabek Bekasi-Cawang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 Mei 2025

    Pemkot Usul Pembuatan Jalur Khusus di Tol untuk Transjabodetabek Bekasi-Cawang Megapolitan 30 Mei 2025

    Pemkot Usul Pembuatan Jalur Khusus di Tol untuk Transjabodetabek Bekasi-Cawang
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mengusulkan pembuatan jalur khusus di ruas tol untuk layanan
    Transjabodetabek rute B41
    yang menghubungkan wilayah Cawang, Jakarta Timur, dengan Vida Bekasi.
    “Kemarin Pak Wali Kota (Tri Adhianto) melemparkan ide yang sangat baik, salah satunya adalah di tol itu diberikan jalur khusus buat Transjabodetabek,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi, Zeno Bachtiar, Jumat (30/5/2025).
    Usulan pembuatan jalur khusus tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi waktu tempuh dan menghindari kemacetan.
    Menurut Zeno, usulan tersebut mencuat setelah jumlah pengguna
    Transjabodetabek Vida Bekasi
    -Cawang kian meningkat belakangan ini.
    “Sekarang dilaporkan hampir 60 persen. Artinya menunjukkan tren baik dan
    load factor
    -nya 60 persen,” ungkap Zeno.
    Di sisi lain, Pemkot Bekasi juga menekankan perlunya perbaikan jalan berlubang di jalur arteri yang dilintasi Transjabodetabek.
    “Arahan Pak Wali, kita sinergikan perangkat daerah salah satunya terkait jalan berlubang,” imbuh dia.
    Adapun
    Transjabodetabek Rute B41
    yang mengubungkan Cawang-Vida Bekasi memiliki lima titik pemberhentian, yaitu, seberang Marketing Office Vida, Simpang Cipendawa 1, Komsen, Jatibening 1, dan Cawang Sentral.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.