Tag: Tjandra Yoga Aditama

  • Pakar sarankan siswa diajari jaga makanan MBG agar tetap higienis

    Pakar sarankan siswa diajari jaga makanan MBG agar tetap higienis

    Siswa menikmati menu hidangan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pemerintah menyatakan Program MBG tetap berjalan selama Bulan Ramadhan, dengan menyesuaikan jadwal libur sekolah sesuai Surat Edaran Bersama (SEB) 3 Menteri Nomor 2 Tahun 2025. ANTARA/Lia Wanadriani Santosa

    Pakar sarankan siswa diajari jaga makanan MBG agar tetap higienis
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 04 Maret 2025 – 08:05 WIB

    Elshinta.com – Pakar kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama menyarankan para peserta didik diajari menjaga hidangan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar tetap higienis sehingga terhindar dari kemungkinan masalah kesehatan.

    “Jelas perlu penjelasan ke anak-anak tentang bagaimana menjaga makanan yang dibawa pulang ini,” kata Direktur Penyakit Menular WHO Kantor Regional Asia Tenggara 2018-2020 itu saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

    Hal ini mengingat pangan yang dibawa pulang apabila tak ditangani dengan baik bisa menjadi tidak higienis dan berisiko menyebabkan keracunan. Saat Ramadhan, pemerintah mengizinkan masyarakat yang berpuasa membawa pulang menu MBG agar dapat dinikmati saat berbuka puasa.

    Selain tentang menjaga pangan saat dibawa pulang, ia juga menyoroti pentingnya menjamin kebersihan tempat penyimpanan makanan yang akan dibawa pulang. Untuk penyedia MBG, dia mengingatkan agar memperhatikan pemilihan bahan mentah yang segar serta cara memasak yang lebih tahan lama, seperti digoreng atau dipanggang dan cara penyimpanan pangan yang baik.

    Pemerintah menetapkan program MBG berjalan selama Bulan Ramadhan dengan menyesuaikan jadwal libur sekolah sesuai Surat Edaran Bersama (SEB) 3 Menteri Nomor 2 Tahun 2025. Distribusi MBG dihentikan sementara selama libur sekolah, yakni dari 27 Februari hingga 5 Maret dan kembali berjalan pada 6 Maret.

    Terkait dengan menu, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG akan menyediakan menu khusus Ramadan, seperti susu, telur rebus, biskuit, buah-buahan, dan kurma. Makanan akan dikemas dalam goodie bag yang bisa dibawa pulang, dengan menerapkan konsep zero waste (bebas sampah) yakni siswa membawa kembali wadah yang mereka bawa untuk digunakan kembali.

    Bagi siswa yang tidak berpuasa, MBG tetap dibagikan seperti biasa, tetapi mereka akan mengonsumsi makanan di ruangan terpisah agar tetap menghormati rekan mereka yang berpuasa.

    Sumber : Antara

  • Empat Tips Jaga Kesehatan bagi Pasien Masalah Paru dan Pernapasan saat Puasa – Halaman all

    Empat Tips Jaga Kesehatan bagi Pasien Masalah Paru dan Pernapasan saat Puasa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tentu saja ada anggota masyarakat yang punya masalah kesehatan, seperti paru dan saluran pernapasan lain.

    Berikut ini disampaikan empat pesan atau tips yang dapat dilakukan untuk pasien penyakit dengan masalah paru dan pernapasan lainnya agar terkontrol baik selama puasa Ramadan oleh Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama seperti ditulis pada Sabtu (1/3/2025).

    Pertama, pentingnya asupan gizi seimbang.

    Nutrisi yang baik akan menunjang kesehatan paru. Berbuka puasa dengan memenuhi kebutuhan cairan dengan air putih atau ditambah susu juga baik. Hal ini akan membantu proses rehidrasi pada hari itu, ini penting bagi kesehatan paru karena kekentalan mukus di dalam saluran napas akan berhubungan dengan tingkat dehidrasi tubuh.

    Sebaiknya dihindari minuman bersoda atau minuman aditif lain.  Selain minuman maka makanan yang dianjurkan untuk berbuka puasa adalah makanan rendah lemak serta makanan yang mengandung gula alami.

    Makanan dalam bentuk sup juga dianjurkan serta tentu buah dan berbagai jenis kurma.

    “Sementara itu untuk makan sahur memang dianjurkan karbohidrat seperti beras atau roti, sebaiknya dipilih yang berserat tinggi atau jenis “wholegrain” karena akan memberi rasa kenyang lebih lama,” ujar Prof Tjandra.

    Kedua tentang aktivitas fisik.

    Ketika sedang berpuasa maka kemampuan olahraga berat akan berkurang. Tetapi tetap dianjurkan melakukan aktivitas fisik sesuai kemampuan.

    “Ini akan sangat bermanfaat bagi kesehatan paru. Khusus mereka dengan kondisi paru tertentu maka dapat dilakukan teknik tertentu seperti aerobik bertahap (step-by-step aerobic),” tutur Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini.

    Ketiga, tetap konsumsi obat untuk penyakit paru yang dialami.

    Diharuskan tetap konsumsi obat yang disesuaikan dengan pola puasa.

    Jika obat tiga kali sehari misalnya maka dapat diminum pada waktu berbuka, mau tidur malam atau sesudah sholat Tarawih dan sekali lagi waktu sahur.

    Jika obat dua kali sehari maka dapat dikonsumsi waktu buka dan sahur.

    Penggunaan obat inhaler yang dihisap atau disemprot ke mulut untuk masuk ke paru juga seringkali jadi perdebatan, apakah membatalkan puasa atau tidak.

    Salah satu upaya menyikapinya adalah dengan menggunakan yang kerja panjang (long acting) yang dapat digunakan sesudah berbuka dan sebelum sahur.

    “Kadang-kadang juga ada yang mempertanyakan penggunaan oksigen, kalau sesekali dan terkontrol baik maka tentu masih dapat ditolerir, tetapi kalau sakitnya sudah cukup parah dan memerlukan oksigen yang intensif maka mungkin perlu pertimbangan lebih lanjut,” ujar dia.

    Pesan keempat bersifat lebih umum, untuk para perokok.

    Ketika puasa maka para perokok tentu berhasil tidak merokok sejak sahur sampai datang waktu berbuka, dan itu lebih dari 12 jam lamanya.

    Mari gunakan momentum yang baik ini untuk tetap terus tidak merokok di sore dan malam hari, dan juga nanti sesudah Idul Fitri, sehingga bulan puasa tahun ini menjadi saat berharga bagi kesehatan para perokok karena berhasil berhenti merokok sepenuhnya.

  • Menyiasati Kesehatan Paru dan Pernapasan Saat Puasa

    Menyiasati Kesehatan Paru dan Pernapasan Saat Puasa

    Jakarta

    Insya Allah kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik dan utamanya amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT.

    Mulai 1 Maret ini kaum muslim di tanah air memasuki Ramadan 1446 H. Tentu ada saja anggota masyarakat yang punya masalah kesehatan. Sebagai dokter paru, dalam kesempaan yang baik ini saya ingin berbagi tips untuk saudara-saudara yang punya masalah kesehatan, khususnya paru dan pernapasan. Baik berupa Asma Bronkial, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) seperti bronkitis kronik atau emfisema atau juga berbagai bentuk infeksi atau radang Paru, agar masalah kesehatannya dapat terkontrol baik.

    Pertama, pentingnya gizi yang berimbang dengan kesehatan paru. Untuk ini maka saat berbuka puasa jelas harus minum banyak air, atau ditambah susu juga akan baik. Hal ini akan membantu proses rehidrasi. Ini penting bagi kesehatan paru karena kekentalan mukus di dalam saluran napas akan berhubungan dengan tingkat dehidrasi atau rehidrasi tubuh kita. Sebaiknya hindari minuman bersoda atau minuman aditif lain.

    Selain minuman, makanan yang dianjurkan untuk berbuka puasa adalah yang rendah lemak serta makanan yang mengandung gula alami. Makanan dalam bentuk sup juga dianjurkan, begitu juga tentu saja buah dan berbagai jenis kurma yang kini mulai banyak dijumpai.

    Sementara untuk menu sahur memang dianjurkan karbohidrat seperti beras atau roti. Sebaiknya dipilih yang berserat tinggi atau jenis “wholegrain” karena akan memberi rasa kenyang lebih lama.

    Kedua adalah tentang aktivitas fisik. Ketika berpuasa kemampuan olahraga berat lazinya akan berkurang. Namun tetap dianjurkan melakukan aktifitas fisik sesuai kemampuan kita. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi kesehatan paru. Khusus mereka dengan kondisi paru tertentu, dapat dilakukan teknik tertentu seperti aerobik bertahap (“step-by-step aerobic”).

    Ketiga adalah tentang konsumsi obat untuk penyakit paru yang dialami. Kalau dokter mengharuskan konsumsi obat sikapi sesuai dengan pola puasa kita. Kalau obat tiga kali sehari misalnya, dapat diminum pada waktu berbuka, mau tidur malam atau sesudah salat Tarawih, dan sekali lagi waktu sahur. Kalau obatnya dua kali sehari, dapat dikonsumsi waktu buka dan sahur.

    Bagaimana dengan penggunaan obat inhaler yang dihisap / disemprot ke mulut untuk masuk ke paru? Ini memang seringkali jadi perdebatan, apakah membatalkan puasa atau tidak. Salah satu upaya menyikapinya adalah dengan menggunakan kerja panjang (“long acting”) yang dapat digunakan sesudah berbuka dan sebelum sahur misalnya. Kadang-kadang juga ada yang mempertanyakan penggunaan oksigen, kalau sesekali dan terkontrol baik maka tentu masih dapat ditolerir, tetapi kalau sakitnya sudah cukup parah dan memerlukan oksigen yang intensif maka mungkin perlu pertimbangan lebih lanjut.

    Keempat bersifat lebih umum, untuk para perokok. Ketika puasa, para perokok tentu berhasil tidak merokok sejak sahur sampai datang waktu berbuka, dan itu lebih dari 12 jam lamanya. Marilah gunakan momentum yang baik ini untuk tetap terus tidak merokok di sore dan malam hari. Juga sebaiknya berlanjut sesudah Idul Fitri, sehingga bulan puasa tahun ini menjadi saat berharga bagi kesehatan para perokok karena berhasil berhenti merokok sepenuhnya.

    Prof Tjandra Yoga Aditama,
    Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)

    (dnu/dnu)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 3 Golongan yang Berisiko Tinggi Alami Pneumonia

    3 Golongan yang Berisiko Tinggi Alami Pneumonia

    Dokter Tjandra Yoga Aditama mengungkap 3 golongan yang berisiko tinggi mengalami penyakit pneumonia. Yakni lansia, pasien dengan riwayat penyakit paru dan pasien dengan penyakit yang menurunkan imun. Oleh karena itu, vaksin penting dilakukan untuk mencegah pneumonia terjadi.

  • Pakar sarankan makanan MBG tak dibawa pulang 

    Pakar sarankan makanan MBG tak dibawa pulang 

    Inilah alasan di Jepang, diterapkan aturan tak membolehkan untuk membawa pulang sisa makanan yang tidak habis dikonsumsi

    Jakarta (ANTARA) – Pakar kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama menyarankan makanan dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG) agar langsung dihabiskan dan tak dibawa pulang demi menghindari kemungkinan masalah kesehatan.

    “Ingat, ini program makanan bergizi, perlu antisipasi agar jangan jadi masalah kemungkinan yang tidak diinginkan dan malah jadi kontraproduktif,” kata dia melalui pesan teksnya yang diterima di Jakarta, Jumat.

    Saran ini dia sampaikan mengingat pangan yang dibawa pulang apabila tak ditangani dengan baik bisa menjadi tidak higienis bahkan berisiko terjadinya keracunan.

    Inilah alasan di Jepang, diterapkan aturan tak membolehkan untuk membawa pulang sisa makanan yang tidak habis dikonsumsi.

    Untuk itu, guna memastikan makanan dalam MBG tak dibawa pulang, Direktur Penyakit Menular WHO Kantor Regional Asia Tenggara 2018-2020 mengatakan perlunya pengawasan dari pihak sekolah.

    Tjandra juga mengingatkan tentang konsep keamanan pangan (food security) yang harus dijaga ketat oleh pengelola MBG.

    Ini, kata dia, sesuai konsep from farm to plate yakni mulai dari penyediaan bahan pangan sampai tersaji ke depan yang akan memakannya, dan bahkan juga pengelolaan limbahnya.

    Di sisi lain, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyatakan untuk mengawasi keamanan pangan pada sarana produksi MBG hingga menguji produk pangan yang akan disalurkan pada sasaran program.

    Menurut BPOM, pengawalan terhadap keamanan pangan pada program MBG dilakukan melalui penerapan mitigasi risiko dan komunikasi risiko keamanan.

    Keamanan tersebut dijalankan sepanjang proses pemasokan bahan pangan, proses produksi hingga sampai ke sasaran untuk dikonsumsi.

    Upaya ini dilakukan karena pemerintah ingin memberikan makanan bergizi yang aman, menghindari adanya potensi risiko kesehatan yang lebih besar akibat konsumsi pangan yang terkontaminasi dan tidak memenuhi standar keamanan pangan. Jadi, bukan sekadar manfaat gizi yang optimal saja.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Guru Besar FK UI Imbau Sisa Makanan MBG Tak Dibawa Pulang, Ini Alasannya

    Guru Besar FK UI Imbau Sisa Makanan MBG Tak Dibawa Pulang, Ini Alasannya

    Jakarta

    Wakil Presiden Gibran Rakabuming meninjau pelaksanaan makan bergizi gratis (MBG) di SMP Negeri 174 dan SMA Negeri 58 Jakarta yang berlokasi di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, pada Rabu (19/02/2025). Ia ingin memastikan kelayakan menu makanan yang tersedia untuk anak-anak sekolah.

    Nampak sejumlah makanan yang disediakan pada SMP Negeri 174 meliputi nasi, ayam goreng, tahu semur, sayur sawi, dan buah salak, dengan sekotak susu. Sementara pada SMAN 58 Jakarta, menu yang disajikan adalah nasi, ayam katsu, tahu, sayur buncis, dan buah pisang.

    “Apabila tidak habis dimakan, makanan dapat dibungkus dan dibawa pulang,” pesan Wapres Gibran, mengimbau untuk tidak memiliki kebiasaan gemar membuang makanan.

    Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama sisa makanan di sekolah sebaiknya diproses menjadi limbah yang bisa kembali dimanfaatkan. Ia meminta pemerintah agar berhati-hati untuk menyarankan membawa sisa makanan MBG.

    Pasalnya, dalam beberapa kasus, kondisi sisa pangan yang dibawa pulang sudah tidak lagi higiene dan bahkan bisa memicu keracunan. Kebiasaan untuk tidak membawa sisa makanan juga diterapkan di beberapa negara, salah satunya Jepang.

    “Kita biasa kalau makan di restoran dan tidak habis, maka kita akan minta dibungkus untuk dibawa pulang. Di beberapa restoran di Jepang berbeda hal nya. Di salah satu restoran di kota Otaru, daerah Hokaido yang penuh bersalju tinggi di bulan Februari ini maka besar-besar tertulis, mengizinkan makanan yang tidak habis untuk dibawa pulang. Ini untuk mencegah keracunan makanan,” sorot Prof Tjandra, dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Jumat (21/2/2025).

    “Kita ingat bahwa pernah juga diberitakan kejadian pada jatah makan Jamaah Haji kita yang disimpan beberapa waktu dan waktu dimakan sudah agak basi dan menimbulkan sakit perut dan lain-lain.”

    Prof Tjandra berharap, program baik MBG bisa diberikan tepat sasaran secara berhati-hati dengan tetap memastikan keamanan pangan atau food security. Bila kasus keracunan pangan terjadi, pemberian MBG malah membahayakan siswa.

    “Dari sekarang baik kalau kita berhati-hati, ingatkan bahwa makanan harus dihabiskan saja di tempat pembagiannya, jangan disimpan untuk dibawa pulang. Ingat, ini program makanan bergizi, perlu antisipasi agar jangan jadi masalah kemungkinan yang tidak diinginkan dan malam jadi kontra produktif,” sambung dia.

    “Harus dijaga ketat oleh pengelola Makan Bergizi Gratis, sesuai konsep from farm to plate, mulai dari penyediaan bahan pangannya sampai tersaji ke depan yang akan memakannya, dan bahkan juga pengelolaan limbahnya,” pungkasnya.

    (naf/kna)

  • Saran Pakar untuk Cek Kesehatan Gratis: Dokter Perlu Jelaskan Detail Hasil Pemeriksaan kepada Warga – Halaman all

    Saran Pakar untuk Cek Kesehatan Gratis: Dokter Perlu Jelaskan Detail Hasil Pemeriksaan kepada Warga – Halaman all

    Pakar Kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan tim medis harus jelaskan detail hasil cek kesehatan gratis (CKG).

    Tayang: Selasa, 11 Februari 2025 07:39 WIB

    Tribunnews.com/Rina Ayu

    CEK KESEHATAN GRATIS – Seorang warga sedang melakukan pemeriksaan tekanan darah di puskesmas Tanah Abang saat cek kesehatan gratis yang dimulai Senin (10/2/2025). 

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, dokter atau tim medis harus menjelaskan detail hasil cek kesehatan gratis (CKG) kepada setiap warga yang diperiksa.

    Ia menyebut, cek kesehatan gratis yang dimulai hari ini menjadi satu paket yang lengkap dengan tindak lanjutnya, sehingga benar-benar bermanfaat bagi kesehatan masyarakat Indonesia.

    “Sesudah selesai berbagai tes yang dilakukan di Puskesmas maka dokter perlu menjelaskan hasilnya ke tiap warga yang diperiksa,” kata Prof Tjandra kepada wartawan di Jakarta, Senin (10/2/2025).

    Anjuran kesehatan yang diberikan akan tergantung dari hasil tes kesehatan masing-masing orang dan sangat spesifik.

    Inilah gunanya pemeriksaan kesehatan berkala agar masyarakat tahu masalah kesehatan secara spesifik dan anjuran khusus untuk hasil pemeriksaan.

    Prof Tjandra Yoga Aditama (HO/TRIBUNNEWS)

    “Pola hidup sehat harus mampu diyakinkan oleh dokter seusai melakukan pemeriksaan kesehatan gratis. Diperlukan penyuluhan kesehatan agar masyarakat semua menyadari bahwa kesehatan adalah aset berharga,” ungkap Direktur Pascasarjana Universitas YARSI.

    Prof Tjandra berharap, semoga program cek kesehatan gratis ini dapat menyediakan sarana yang diperlukan agar semua warga dapat check up dengan baik dan status kesehatan masyarakat secara lengkap dapat terjaga.

    Adapun CKG resmi dimulai hari ini. Masyarakat luas sudah bisa memanfaatkan CKG saat ulang tahun.

    Pemeriksaan ini bisa dilakukan di puskesmas dan klinik yang bekerja sama.

    Warga wajib mengunduh aplikasi SATUSEHAT Mobile sebelum mengikuti cek kesehatan gratis, untuk mengetahui jadwal dan mendapatkan tiket pemeriksaan di puskesmas.

     

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’61’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Pakar: Penyuluhan perlu terus dilakukan agar warga sadar kesehatan

    Pakar: Penyuluhan perlu terus dilakukan agar warga sadar kesehatan

    Kalau mobil atau motor saja dipelihara dan setiap sekian ribu kilo meter di cek ke bengkel maka apalagi tubuh kita sendiri

    Jakarta (ANTARA) – Pakar kesehatan Prof. Tjandra Yoga Aditama berpendapat penyuluhan kesehatan pada warga perlu terus menerus dilakukan agar menyadari kesehatan merupakan aset yang amat berharga.

    “Kalau mobil atau motor saja dipelihara dan setiap sekian ribu kilo meter di cek ke bengkel maka apalagi tubuh kita sendiri,” ujar Direktur Penyakit Menular WHO Kantor Regional Asia Tenggara 2018-2020 itu melalui pesan teksnya, Senin, terkait peran penyuluh kesehatan dalam mengedukasi pola hidup sehat di masyarakat.

    Dokter, kata Tjandra, harus mampu meyakinkan masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat.

    Anjuran pola hidup sehat Inilah yang menjadi semangat dari program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dari pemerintah dan resmi dilaksanakan secara nasional pada hari ini.

    “Anjuran pola hidup sehat harus mampu diyakinkan oleh dokter sesudah selesai pemeriksaan kesehatan gratis,” ujar Tjandra.

    Lebih lanjut terkait cek kesehatan gratis, dia mengusulkan agar dokter menjelaskan hasil tes pada warga yang diperiksa. Ini karena anjuran atau rekomendasi kesehatan yang diberikan akan tergantung dari hasil tes kesehatan masing-masing orang, sangat spesifik.

    “Kalau anjurannya adalah periksa lebih rinci (laboratorium dan lainnya) maka perlu ada kemudahan birokrasinya, bagaimana prosesnya,” kata dia.

    Tjandra menambahkan program CKG berkala perlu menjadi satu paket yang lengkap termasuk tindak lanjutnya, sehingga benar-benar bermanfaat bagi kesehatan warga bangsa.

    Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan telah menyiapkan 44 puskesmas yang ada di tiap kecamatan serta nantinya 292 puskesmas pembantu untuk program CKG.

    Menurut Pemprov DKI, program ini bersifat skrining, tak termasuk pengobatan dan tindakan bila nantinya ditemukan penyakit.

    Adapun pengobatan dan tindakan, nantinya menggunakan mekanisme terpisah baik di puskesmas maupun rumah sakit.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pakar nilai Pemeriksaan Kesehatan Gratis perlu mekanisme yang jelas

    Pakar nilai Pemeriksaan Kesehatan Gratis perlu mekanisme yang jelas

    Jakarta (ANTARA) – Pakar kesehatan Prof. Tjandra Yoga Aditama meminta kejelasan mekanisme atau manajemen dalam program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) bagi masyarakat seperti dokumen yang diperlukan dan pengaturan giliran pemeriksaan.

    “Perlu ada sistem manajemen yang baik tentang bagaimana warga masyarakat datang, dokumen apa yang perlu dibawa, bagaimana mengatur giliran datang dan diperiksa,” kata dia saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

    Direktur Penyakit Menular WHO Kantor Regional Asia Tenggara 2018-2020 juga mengatakan perlunya kejelasan terkait mekanisme PKG apabila masyarakat tak memiliki ponsel pintar (smartphone) dengan aplikasi yang diperlukan.

    Hal lainnya yang juga menjadi sorotan Tjandra yakni jenis pemeriksaannya. Dia berpendapat bahwa harus ada keseragaman di berbagai wilayah mengenai cakupan pemeriksaan yang akan dilakukan.

    “Apa saja cakupan pemeriksaan ini perlu diumumkan secara luas sejak sekarang, sehingga kita semua tahu apa yang akan diperiksa,” kata dia.

    Selain itu, menurut Tjandra, Pemerintah perlu menyiapkan berbagai hal demi kelancaran program termasuk prasarana yang memadai untuk jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.

    Prasarana ini dapat meliputi mesin analisa laboratorium, reagen pemeriksaan darah, urine, dahak; pot penampungan feses (tinja), dahak dan lainnya.

    “Belum lagi kalau ada pemeriksaan lain seperti radiologi dan lain-lain yang masuk dalam cakupan pemeriksaan kesehatan gratis program pemerintah ini,” ujar Tjandra.

    Hal lainnya yakni kesiapan tenaga kesehatan di puskesmas dan luas ruang runggu di puskesmas.

    Adapun program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) akan resmi diadakan secara nasional pada 10 Februari 2025.

    Program ini menyasar semua kelompok usia dengan total sekitar 280 juta penduduk yang diproyeksikan bisa menjadi penerima manfaat.

    Sebagai program inisiasi, pada tahap awal program PKG ada sebanyak 10.000 puskesmas dan 15.000 klinik yang ikut serta.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pakar: Kesiapan nakes penting agar pemeriksaan kesehatan gratis lancar

    Pakar: Kesiapan nakes penting agar pemeriksaan kesehatan gratis lancar

    Harus diingat selama ini puskesmas sudah sibuk dengan pelayanan pasien yang datang

    Jakarta (ANTARA) – Pakar kesehatan sekaligus Direktur Penyakit Menular WHO Kantor Regional Asia Tenggara 2018-2020 Prof. Tjandra Yoga Aditama menyoroti pentingnya kesiapan tenaga kesehatan (nakes) di puskesmas agar program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) dapat berjalan lancar.

    “Kesiapan SDM petugas kesehatan (diperlukan). Harus diingat selama ini puskesmas sudah sibuk dengan pelayanan pasien yang datang. Kita lihat sehari-hari banyak pasien yang antre diperiksa,” ujar dia saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

    Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi dari Universitas Indonesia itu mengatakan jumlah petugas kesehatan perlu ditambah untuk meringankan beban kerja mereka dalam memberikan pelayanan.

    Beban kerja yang berlebihan, sambung dia, akan berpengaruh pada mutu pelayanan dan kepuasan pasien.

    “Kalau petugas kesehatannya sama saja jumlahnya seperti sekarang maka tentu tidak tepat, baik karena beban kerja jadi berlebihan maupun juga bagaimana jaga mutu dan kepuasan pasien dan pengunjung puskesmas jadinya,” jelas dia.

    Selain itu, Tjandra juga menyoroti perlunya mempertimbangkan menambah luas ruang tunggu pasien di puskesmas.

    Ini karena dalam keseharian terutama di kota besar, kebanyakan ruang tunggu puskesmas dipenuhi pasien menunggu berobat. Menurut dia, jika luas ruang tunggu tetap sama, maka berpotensi terjadi kepadatan.

    “Ini bukan saja tidak nyaman tetapi bisa saja ada risiko penularan dari pasien ke orang sehat yang datang untuk periksa kesehatan gratis,” kata dia.

    Pemerintah secara resmi menjalankan program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) secara nasional pada 10 Februari 2025.

    Program PKG bakal menyasar semua kelompok usia dengan total sekitar 280 juta penduduk yang diproyeksikan bisa menjadi penerima manfaat.

    Program ini nantinya dilaksanakan dengan dua grup dibatasi usia, terdiri atas grup usia di bawah sekolah atau enam tahun ke bawah dan grup usia di atas enam tahun.

    Sebagai program inisiasi, pada tahap awal program PKG ada sebanyak 10.000 puskesmas dan 15.000 klinik.

    “Semoga program pemeriksaan kesehatan gratis memang dapat menyediakan sarana yang diperlukan agar kita semua dapat check up (diperiksa) dengan baik dan status kesehatan kita secara lengkap dapat terjaga,” demikian harap Tjandra.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025