Tag: Thomas Djamaludin

  • Idul Fitri 2025 Diprediksi Jatuh pada 31 Maret 2025

    Idul Fitri 2025 Diprediksi Jatuh pada 31 Maret 2025

    PIKIRAN RAKYAT – Kementerian Agama (Kemenag) menggelar sidang isbat untuk menetapkan awal Syawal 1446 Hijriah pada Sabtu, 29 Maret 2025. Sidang ini akan menjadi penentu resmi Hari Raya Idulfitri bagi umat Islam di Indonesia.

    Dirjen Bimas Islam, Abu Rokhmad, menegaskan bahwa sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal. Penetapan dilakukan melalui metode hisab dan rukyat, sebagaimana yang diatur dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 Tahun 2024.

    “Kami akan menggelar sidang isbat awal Syawal pada 29 Maret 2025. Data astronomi akan diverifikasi melalui mekanisme rukyat sebelum penetapan resmi diumumkan,” ujar Abu Rokhmad di Jakarta, Selasa 18 Maret 2025.

    Hilal Diprediksi Tidak Terlihat

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan prediksi terkait hilal saat matahari terbenam pada 29 dan 30 Maret 2025. Berdasarkan perhitungan astronomi, ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025 pukul 17.57 WIB. Namun, saat matahari terbenam, posisi hilal di Indonesia masih berada di bawah ufuk, dengan ketinggian berkisar antara -3,29 derajat di Merauke hingga -1,07 derajat di Sabang.

    Mengacu pada kriteria Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), awal bulan hijriah dapat ditetapkan jika hilal memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Dengan posisi hilal yang masih di bawah kriteria tersebut pada 29 Maret, kemungkinan besar 1 Syawal 1446 H akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

    Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaludin, juga memprediksi Idulfitri akan dirayakan secara seragam pada 31 Maret 2025.

    “Pada saat magrib 29 Maret, posisi bulan di Indonesia masih di bawah ufuk. Artinya, tidak memenuhi kriteria MABIMS maupun wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah,” ujar Thomas Djamaludin.

    Lebaran Berpotensi Serentak

    Menteri Agama, Nasarudin Umar, sebelumnya juga memperkirakan bahwa Hari Raya Idulfitri tahun ini akan dirayakan secara bersamaan oleh pemerintah dan organisasi Islam lainnya, termasuk Muhammadiyah. Hal ini disebabkan oleh rendahnya posisi hilal pada 29 Maret 2025, sehingga 1 Syawal diperkirakan jatuh pada 31 Maret 2025.

    PP Muhammadiyah sendiri telah lebih dulu menetapkan Idulfitri 1446 Hijriah jatuh pada 31 Maret 2025 berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal. Jika hasil sidang isbat Kemenag juga menetapkan tanggal yang sama, maka Lebaran tahun ini akan berlangsung serempak di Indonesia.

    Sidang isbat 29 Maret 2025 akan menjadi momen penentuan resmi yang ditunggu umat Islam. Keputusan akhirnya akan diumumkan oleh Menteri Agama setelah mempertimbangkan hasil rukyat dan data hisab yang telah dikaji.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Breaking! 1 Syawal 1446 H Idulfitri Ditetapkan Senin 31 Maret 2025

    Breaking! 1 Syawal 1446 H Idulfitri Ditetapkan Senin 31 Maret 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sidang Isbat yang digelar di kementerian agama, Jakarta, pada pukul 19.00, Sabtu (29/3/2025) memutuskan 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. 

    “Berdasarkan hisab hilal Indonesia yang tidak menenuhi MABIMS maka disepakati bahwa 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Senin 31 Maret 2025,” kata Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar dalam konferensi pers di Kemenag, Sabtu (29/3/2025).

    Sidang isbat dihadiri oleh perwakilan organisasi agama, kedubes negara sahabat, hingga wakil menteri agama Raden Muhammad Syafi’i dan tokoh-tokoh lainnya.

    Keputusan ini tak jauh berbeda dengan berbagai perkiraan beberapa pihaksebalumnya. Misalnya Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Pusat Riset Antariksa dari BRIN, Thomas Djamaludin, juga memprediksi 1 Syawal 1446 Hijriah akan jatuh pada 31 Maret 2025.

    Thomas menyebut posisi bulan di Indonesia masih berada di bawah ufuk pada waktu maghrib tanggal 29 Maret.

    “Pada saat maghrib 29 Maret posisi bulan di Indonesia di bawah ufuk. Artinya, tidak memenuhi kriteria MABIMS yang digunakan pemerintah dan ormas-ormas Islam serta tidak memenuhi kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah,” ujar Thomas, beberapa saat lalu.

    “Keputusannya Idulfitri 1446 H: seragam 31 Maret 2025,” imbuhnya.

    (hoi/hoi)

  • Link Live Streaming Sidang Isbat Penetapan Idulfitri 2025

    Link Live Streaming Sidang Isbat Penetapan Idulfitri 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang Isbat awal Syawal 1446 Hijriah untuk menentukan Idulfitri hari ini, Sabtu 29 Maret 2025.

    Sidang Isbat akan digelar di kantor Kemenag, kawasan Jalan M.H. Thamrin, Jakarta.

    Sidang Isbat itu merujuk pada pengumpulan data pemantauan hilal di 33 lokasi di seluruh Indonesia. Bali tidak diikutkan karena sedang menjalankan Hari Raya Nyepi.

    Masyarakat bisa menyaksikannya secara online konferensi pers Sidang Isbat Kemenag pada pukul 19.00 WIB melalui beberapa kanal YouTube resmi.

    Berikut daftar link live streaming Sidang Isbat Idul Fitri 2025 untuk menentukan 1 Syawal 1446 Hijriah.

    Kemenag RI: https://www.youtube.com/watch?v=yG3MzoHBbbk

    Bimas Islam: https://www.youtube.com/watch?v=DDs7vcPmsSI

    Abu Rokhmad, Dirjen Bimas Islam Kemenag, memastikan sidang Isbat ini akan diawali dengan seminar posisi hilal pada sore harinya. Kemudian, Sidang Isbat dimulai secara tertutup, dan lalu dilanjutkan dengan konferensi pers kepada media terkait hasil sidang Isbat.

    Lebih lanjut, Abu menjelaskan berdasarkan perhitungan astronomi (hisab), ijtimak menjelang Syawal 1446 H terjadi pada Sabtu, 29 Maret 2025, sekitar pukul 17.57 WIB.

    Ia menambahkan, saat matahari terbenam pada hari rukyat, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia berkisar antara -3° 15.47′ hingga -1° 4.57′, dengan sudut elongasi antara 1° 12.89′ hingga 1° 36.38′.

    Analisa BMKG
    Sebelumnya, analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), memprediksi Idulfitri 1446 H jatuh pada 31 Maret 2025. Hari raya ini berpotensi dilaksanakan seragam antara pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah.

    BMKG menghitung prakiraan hilal penentu Syawal ini berdasarkan kondisi saat ijtimak atau konjungsi, yakni pada 29 Maret sebelum magrib. Data prediksi BMKG menunjukkan ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 29 Maret 2025 berkisar antara -3,29 derajat di Merauke, Papua sampai dengan -1,07 derajat di Sabang, Aceh.

    Sementara itu, elongasi atau jarak sudut matahari-bulan di Indonesia saat matahari terbenam pada 29 Maret 2025 berkisar antara 1,06 derajat di Kebumen, Jawa Tengah sampai dengan 1,61 derajat di Oksibil, Papua.

    Mengacu pada kategori MABIMS dengan syarat hilal punya tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat, maka kemungkinan besar 1 Syawal akan jatuh pada 31 Maret, karena ketinggian hilal dan elongasi pada tanggal 29 Maret tidak memenuhi syarat.

    Analisa BRIN
    Senada, Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Pusat Riset Antariksa dari BRIN, Thomas Djamaludin, juga memprediksi 1 Syawal 1446 Hijriah akan jatuh pada 31 Maret 2025.

    Thomas menyebut posisi bulan di Indonesia masih berada di bawah ufuk pada waktu maghrib tanggal 29 Maret.

    “Pada saat maghrib 29 Maret posisi bulan di Indonesia di bawah ufuk. Artinya, tidak memenuhi kriteria MABIMS yang digunakan pemerintah dan ormas-ormas Islam serta tidak memenuhi kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah,” ujar Thomas, beberapa saat lalu.

    “Keputusannya Idulfitri 1446 H: seragam 31 Maret 2025,” imbuhnya.

    Kendati begitu, Thomas meminta masyarakat untuk menanti keputusan dari Kemenag terkait kapan Hari Raya Idulfitri 2025. Kita tunggu beberapa saat lagi!

    (hoi/hoi)

  • Link Hasil Sidang Isbat Penetapan Idulfitri 2025, Mulai 19.00 WIB!

    Link Hasil Sidang Isbat Penetapan Idulfitri 2025, Mulai 19.00 WIB!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sidang Isbat penentuan 1 Syawal 1446 Hijriah yang menandakan perayaan Idulfitri 2025 bagi umat Muslim digelar pada hari ini, Sabtu (29/3/2025).

    Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Isbat di kantor Kemenag, kawasan Jalan M.H. Thamrin, Jakarta.

    Sidang Isbat itu merujuk pada pengumpulan data pemantauan hilal di 33 lokasi di seluruh Indonesia. Bali tidak diikutkan karena sedang menjalankan Hari Raya Nyepi.

    Abu Rokhmad, Dirjen Bimas Islam Kemenag, memastikan sidang Isbat ini akan diawali dengan seminar posisi hilal pada sore harinya. Kemudian, Sidang Isbat dimulai secara tertutup, dan lalu dilanjutkan dengan konferensi pers kepada media terkait hasil sidang Isbat.

    Lebih lanjut, Abu menjelaskan berdasarkan perhitungan astronomi (hisab), ijtimak menjelang Syawal 1446 H terjadi pada Sabtu, 29 Maret 2025, sekitar pukul 17.57 WIB.

    Ia menambahkan, saat matahari terbenam pada hari rukyat, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia berkisar antara -3° 15.47′ hingga -1° 4.57′, dengan sudut elongasi antara 1° 12.89′ hingga 1° 36.38′.

    Nah, untuk memantau hasil Sidang Isbat, masyarakat Indonesia bisa menonton konferensi pers Kemenag pada pukul 19.00 WIB melalui channel YouTube Kemenang pada link ini. 

    Analisa BMKG

    Sebelumnya, analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), memprediksi Idulfitri 1446 H jatuh pada 31 Maret 2025. Hari raya ini berpotensi dilaksanakan seragam antara pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah.

    BMKG menghitung prakiraan hilal penentu Syawal ini berdasarkan kondisi saat ijtimak atau konjungsi, yakni pada 29 Maret sebelum magrib. Data prediksi BMKG menunjukkan ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 29 Maret 2025 berkisar antara -3,29 derajat di Merauke, Papua sampai dengan -1,07 derajat di Sabang, Aceh.

    Sementara itu, elongasi atau jarak sudut matahari-bulan di Indonesia saat matahari terbenam pada 29 Maret 2025 berkisar antara 1,06 derajat di Kebumen, Jawa Tengah sampai dengan 1,61 derajat di Oksibil, Papua.

    Mengacu pada kategori MABIMS dengan syarat hilal punya tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat, maka kemungkinan besar 1 Syawal akan jatuh pada 31 Maret, karena ketinggian hilal dan elongasi pada tanggal 29 Maret tidak memenuhi syarat.

    Analisa BRIN

    Senada, Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Pusat Riset Antariksa dari BRIN, Thomas Djamaludin, juga memprediksi 1 Syawal 1446 Hijriah akan jatuh pada 31 Maret 2025.

    Thomas menyebut posisi bulan di Indonesia masih berada di bawah ufuk pada waktu maghrib tanggal 29 Maret.

    “Pada saat maghrib 29 Maret posisi bulan di Indonesia di bawah ufuk. Artinya, tidak memenuhi kriteria MABIMS yang digunakan pemerintah dan ormas-ormas Islam serta tidak memenuhi kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah,” ujar Thomas, beberapa saat lalu.

    “Keputusannya Idulfitri 1446 H: seragam 31 Maret 2025,” imbuhnya.

    Kendati begitu, Thomas meminta masyarakat untuk menanti keputusan dari Kemenag terkait kapan Hari Raya Idulfitri 2025. Kita tunggu beberapa saat lagi!

    (fab/fab)

  • Idulfitri 2025 Berpotensi Serentak, Ini Prediksi BMKG

    Idulfitri 2025 Berpotensi Serentak, Ini Prediksi BMKG

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah melakukan perhitungan terkait posisi hilal guna menentukan awal bulan Syawal 1446 H atau Hari Raya Idulfitri 2025.

    Berdasarkan hasil hisab BMKG, kemungkinan besar perayaan Idulfitri 2025 di Indonesia akan berlangsung serentak antara pemerintah dan Muhammadiyah. Sebelumnya, Muhammadiyah telah menetapkan bahwa Idulfitri 202/1446 H akan jatuh pada Senin (31/3/2025).

    Informasi ini disampaikan dalam laporan BMKG yang berjudul “Prakiraan Hilal saat Matahari Terbenam pada 29 dan 30 Maret sebagai Penentu Awal Syawal 1446 H”.

    BMKG mengungkapkan, pada Sabtu (29/3/2025), tinggi hilal di wilayah Indonesia berkisar antara -3,29 derajat di Merauke, Papua, hingga -1,07 derajat di Sabang, Aceh.

    Sementara itu, pada Minggu (30/3/2025), tinggi hilal diperkirakan berada di rentang 7,96 derajat di Merauke hingga 11,48 derajat di Sabang. Selain itu, elongasi geosentris, jarak sudut antara piringan Bulan dan pusat piringan Matahari yang dilihat dari Bumi juga turut diperhitungkan.

    “Pada Sabtu (29/3/2025), elongasi berkisar antara 1,06 derajat di Kebumen, Jawa Tengah, hingga 1,61 derajat di Oksibil, Papua,” tulis BMKG dalam laporannya seperti dikutip Kamis (27/3/2025).

    BMKG juga memperkirakan bahwa pada Minggu (30/3/2025), elongasi di wilayah Indonesia akan berkisar antara 13,02 derajat di Merauke hingga 14,83 derajat di Sabang.

    Dalam menentukan awal bulan hijriah, termasuk Syawal dan Ramadan, pemerintah serta Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengacu pada kriteria Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS). Sementara itu, Muhammadiyah menerapkan metode wujudul hilal.

    Berdasarkan kriteria MABIMS, awal bulan hijriah ditetapkan jika hilal memiliki tinggi minimal 3 derajat dan elongasi mencapai 6,4 derajat. Sebaliknya, Muhammadiyah menetapkan bulan baru apabila hilal sudah berada di atas ufuk, meskipun hanya sedikit.

    Perbedaan metode ini sering kali menyebabkan perbedaan dalam penetapan hari besar Islam. Namun, hasil perhitungan BMKG menunjukkan bahwa perbedaan tersebut kemungkinan tidak terjadi pada Idulfitri 2025.

    BMKG melakukan prakiraan hilal untuk menentukan Syawal berdasarkan posisi Bulan saat ijtimak atau konjungsi, yaitu saat Bulan menyelesaikan satu siklus orbitnya mengelilingi Bumi. Ijtimak ini diperkirakan terjadi pada Sabtu (29/3/2025) sebelum matahari terbenam.

    Jika mengacu pada standar MABIMS, maka 1 Syawal atau Idulfitri 2025 kemungkinan besar akan jatuh pada Senin (31/3/2025) karena tinggi hilal dan elongasi pada 29 Maret tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan.

    Sementara, Ahli Riset Astronomi dan Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Profesor Thomas Djamaludin juga memperkirakan bahwa 1 Syawal 1446 H akan jatuh pada Senin (31/3/2025).

    Menurut Thomas, berdasarkan perhitungan astronomi, garis tanggal awal Syawal 1446 H berada di wilayah Benua Amerika. Oleh karena itu, hilal kemungkinan besar tidak dapat diamati di Indonesia saat sidang isbat yang akan digelar pada 29 Maret 2025.

    “Pada saat magrib 29 Maret, hilal tidak akan terlihat di Indonesia. Dengan demikian, menurut kriteria MABIMS, 1 Syawal 1446 H jatuh pada 31 Maret 2025,” jelas Thomas dalam keterangannya, Selasa (25/3/2025).

    Lebih lanjut, Thomas menambahkan bahwa garis tanggal wujudul hilal pada Sabtu (29/3/2025) berada di luar Indonesia, tepatnya di Asia Tengah. Mengingat posisi hilal masih berada di bawah ufuk saat matahari terbenam, maka besar kemungkinan Idul Fitri akan dirayakan serentak pada 31 Maret 2025.

    “Dengan demikian, Idulfitri 2025 atau 1446 H kemungkinan akan dirayakan bersama pada Senin (31/3/2025). Kepastian mengenai hal ini akan diumumkan secara resmi dalam sidang isbat pada Sabtu (29/3/2025),” pungkasnya.

  • Peneliti BRIN Sebut Idulfitri 2025 Seragam pada 31 Maret 2025

    Peneliti BRIN Sebut Idulfitri 2025 Seragam pada 31 Maret 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaludin, memperkirakan Idulfitri akan jatuh pada tanggal 31 Maret 2025, atau sama dengan penetapan lebaran versi Muhammadiyah.

    Dia menjelaskan prediksi itu berdasarkan perhitungan fakta astronomi dari kriteria MABIMS dan Wujudul atau hilal.

    Thomas memaparkan garis tanggal awal syawal 1446 menurut kriteria MABIMS berada di wilayah Benua Amerika.

    Pada saat magrib 29 Maret 2025 hilal tidak mungkin terlihat di Indonesia, maka 1 syawal 1446 menurut kriteria MABIMS adalah 31 Maret 2025.

    Sementara itu 1 syawal menurut garis tanggal wujudul atau hilal juga di luar Indonesia atau tepatnya berada di Asia Tengah. Saat magrib 29 Maret 2025 di Indonesia posisi hilal masih di bawah ufuk. 

    Maka 1 Syawal 1446 H menurut kriteria wujudul hilal adalah 31 Maret 2025.

    “Jadi Idulfitri 1446 akan seragam pada 31 Maret 2025. Kepastiannya akan disampaikan pada sidang isbat pada 29 Maret 2025,” ujarnya.

  • BRIN dan BMKG Ungkap Kapan Lebaran Idulfitri 2025, Cek Jadwalnya

    BRIN dan BMKG Ungkap Kapan Lebaran Idulfitri 2025, Cek Jadwalnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Agama akan menggelar Sidang Isbat untuk menentukan 1 Syawal 1446 Hijriah pada Sabtu, 29 Maret 2025. Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memiliki prediksi masing-masing terkait hal ini.

    Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaludin, menyebut posisi Bulan di Indonesia masih berada di bawah ufuk saat Maghrib pada 29 Maret. Kondisi ini membuat hilal tidak dapat terlihat sehingga 1 Syawal tidak bisa ditetapkan pada 30 Maret 2025.

    Ketentuan tersebut mengacu pada kriteria Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) yang digunakan oleh pemerintah dan ormas Islam. Selain itu, kondisi ini juga tidak memenuhi kriteria wujudul hilal yang menjadi pedoman Muhammadiyah dalam menentukan awal bulan hijriah.

    Sesuai kesepakatan MABIMS, awal bulan hijriah hanya dapat ditetapkan jika tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. Dengan posisi Bulan yang masih di bawah ufuk pada 29 Maret, maka Idulfitri 1446 Hijriah diperkirakan akan dirayakan secara serempak pada 31 Maret 2025.

    “Pada saat maghrib 29 Maret posisi Bulan di Indonesia di bawah ufuk. Artinya, tidak memenuhi kriteria MABIMS yang digunakan Pemerintah dan ormas-ormas Islam serta tidak memenuhi kriteria Wujudul Hilal yang digunakan Muhammadiyah,” sebagaimana disebut Thomas, dikutip dari CNNIndonesia.com, Sabtu (22/3/2025).

    Meski demikian, Thomas mengimbau masyarakat untuk tetap menunggu hasil resmi dari Sidang Isbat yang akan digelar pemerintah pada 29 Maret. Keputusan akhir akan tetap bergantung pada hasil rukyatul hilal yang dilakukan di berbagai wilayah Indonesia.

    BMKG juga mencatat bahwa ketinggian hilal pada 29 Maret 2025 di Indonesia berkisar antara -3,29 derajat di Merauke, Papua hingga -1,07 derajat di Sabang, Aceh. Sementara itu, pada 30 Maret 2025, ketinggian hilal diperkirakan antara 7,96 derajat di Merauke hingga 11,48 derajat di Sabang.

    BMKG turut melaporkan elongasi geosentris, yaitu jarak sudut antara piringan Bulan dan pusat piringan Matahari, yang diamati dari permukaan Bumi. Pada 29 Maret 2025, elongasi berkisar antara 1,06 derajat di Kebumen, Jawa Tengah hingga 1,61 derajat di Oksibil, Papua.

    Sedangkan pada 30 Maret 2025, elongasi di Indonesia diperkirakan berkisar antara 13,02 derajat di Merauke hingga 14,83 derajat di Sabang.

    (fab/fab)

  • BRIN Sebut Potensi Gagal Rukyat Cukup Besar, Awal Ramadan 2025 Bisa Berbeda – Page 3

    BRIN Sebut Potensi Gagal Rukyat Cukup Besar, Awal Ramadan 2025 Bisa Berbeda – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Penentuan awal Ramadan 2025/1446 berpotensi menimbulkan perbedaan karena posisi bulan pada 28 Februari 2025 sulit diamati di sebagian besar wilayah Indonesia. Jika rukyat gagal, ada kemungkinan 1 Ramadan jatuh pada 2 Maret 2025.

    Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaludin, menjelaskan bahwa posisi bulan di Banda Aceh saat Maghrib 28 Februari 2025, memiliki tinggi toposentrik 4,5° dan elongasi geosentrik 6,4°.

    “Ini sedikit melebihi kriteria MABIMS, yaitu tinggi lebih dari 3° dan elongasi lebih dari 6,4°,” katanya yang dikutip dari Youtube Tdjamaluddin, Sabtu (22/2/2025).

    Namun, di Surabaya, tinggi bulan hanya 3,7° dengan elongasi 5,8°, yang masih di bawah batas kriteria MABIMS. “Posisi bulan yang terlalu dekat dengan matahari dan ketinggiannya cukup rendah ini menunjukkan kemungkinan besar hilal sulit dirukyat,” jelas Thomas.

    Selain faktor astronomi, kondisi cuaca juga berpotensi mengganggu pengamatan hilal. “Potensi gagal rukyat cukup besar, selain hilal sangat tipis, faktor cuaca kemungkinan besar juga menjadi kendala,” tambahnya.

    Ketidakpastian hasil rukyat ini berpotensi memicu perdebatan dalam sidang isbat. Ada dua kemungkinan keputusan yang bisa diambil.

    “Pertama, sidang isbat tetap konsisten dengan kriteria MABIMS dan merujuk fatwa MUI 1981. Dengan hasil hisab di Aceh yang memenuhi kriteria, maka 1 Ramadan jatuh pada 1 Maret 2025,” ujar Thomas.

    Namun, opsi kedua adalah sidang isbat mengambil keputusan berdasarkan hasil rukyat. “Karena di sebagian besar wilayah Indonesia hilal tidak mungkin dirukyat, maka 1 Ramadan bisa ditetapkan pada 2 Maret 2025,” katanya.

    Keputusan resmi awal Ramadan akan ditentukan dalam sidang isbat yang digelar pemerintah pada Jumat 28 Februari 2025.  Sidang isbat akan digelar di Auditorium H.M. Rasjidi, Kantor Kementerian Agama RI, Jakarta.

    “Saya pribadi akan ikut keputusan pemerintah pada sidang isbat apa pun hasilnya. Keputusan ikut pemerintah pada sidang isbat karena sidang dihadiri pakar astronomi, pakar fiqih, perwakilan ormas. Selain itu, sidang juga mempertimbangkan aspek astronomis, aspek fiqih, aspek kemaslahatan umat,” dia menandaskan.

  • Gerhana Matahari Total, Bos Apple dan Microsoft ke Indonesia

    Gerhana Matahari Total, Bos Apple dan Microsoft ke Indonesia

    Jakarta
    April 2024, di dunia sains ada fenomena gerhana Matahari total yang berbarengan dengan melintasnya ‘komet setan’. Sementara itu, industri teknologi Indonesia diramaikan dengan kunjungan CEO Apple dan Microsoft.

    CEO Apple Tim Cook menjadi perbincangan karena dalam kunjungannya sempat mencicipi sate dan nonton wayang. Sedangkan CEO Microsoft Satya Nadella berjumpa dengan para developer Tabah Air.

    Di bulan ini juga menandai makin maraknya perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang diramaikan dengan berbagai produk smartphone sampai laptop. Berikut adalah rangkumannya.

    8 April 2024: Fenomena Gerhana Matahari Total dan Komet Setan

    Pada 8 April 2024, terjadi fenomena gerhana Matahari total. Peristiwa ini memang tidak dapat disaksikan dari Indonesia, namun tetap menarik perhatian. Foto: Getty Images/Hector Vivas

    Pada 8 April 2024, terjadi fenomena gerhana Matahari total. Peristiwa ini memang tidak dapat disaksikan dari Indonesia, namun tetap menarik perhatian.

    Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan Gerhana Matahari Total 8 April hanya tersedia di wilayah Amerika Utara, yakni meliputi Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko.

    Menariknya lagi, fenomena Gerhana Matahari Total 8 April berbarengan dengan kemunculan komet setan yang melintas. BRIN mengungkapkan bahwa komet setan memiliki nama asli 12P/Pons-Broks. Benda antariksa ini sudah dikenal sejak 1812 dan diketahui memiliki periode orbit selama 71 tahun.

    “Disebut komet setan (devil) karena pada Juli 2023 terjadi semburan di kepala komet yang menyebabkannya tampak seperti bertanduk,” kata Ahli Astronomi dan Astrofisikan dari Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaludin, dikutip dari laman blog pribadinya.

    16 April 2024: Bos Apple ke Indonesia, Makan Sate hingga Nonton Wayang

    April 2024, CEO Apple Tim Cook datang ke Indonesia. Banyak kegiatan menarik yang ia lakukan. Ia juga bertemu dengan sejumlah pejabat dalam negeri. Foto: Kris/Biro Pers Sekretariat Presiden

    April 2024, CEO Apple Tim Cook datang ke Indonesia. Banyak kegiatan menarik yang ia lakukan. Ia juga bertemu dengan sejumlah pejabat dalam negeri.

    Tiba di Indonesia pada 16 April 2024, Cook mengawali kegiatan dengan kulineran sate ayam. Esoknya, Rabu (17/4), dia bertemu Presiden RI ke-7 Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta.

    Dalam pertemuan itu, ia menyampaikan maksud kedatangannya, yang salah satu tujuannya adalah membahas peluang investasi Apple di Indonesia.

    Usai bertemu Jokowi, Cook menyambangi Museum Wayang di kawasan Kota Tua Jakarta. Orang nomor satu di Apple itu tampak terpukau dengan kesenian wayang kulit.

    Di hari yang sama, Cook juga bertamu ke kantor Prabowo Subianto yang saat itu masih menjadi Menteri Pertahanan. Dalam pertemuan itu, Prabowo menyampaikan rasa hormat atas kunjungan itu. Ia juga sempat bertanya apakah Cook seorang vegetarian atau vegan, karena berniat mengajak makan malam bersama.

    Sore harinya, ia berkunjung ke Apple Developer Academy di BSD Tangerang dan mengumumkan rencana membuka Apple Developer Academy di Bali.

    25 April: Artificial Intelligence Makin Populer di Indonesia

    Tahun 2024 menjadi momen naik daunny AI di Indonesia. Berbagai produk smartphone sampai laptop makin marak bermunculan dilengkapi dengan AI. Foto: Shutterstock

    Tahun 2024 menjadi momen naik daunnya artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di Indonesia. Berbagai produk smartphone sampai laptop makin marak bermunculan dilengkapi dengan AI.

    Samsung mengembangkan Galaxy AI berbahasa Indonesia dimulai dari Galaxy S24 Series. Inovasi ini dikembangkan para anak muda Indonesia di Samsung R&D Institute Indonesia (SRIN).

    Lalu ada Vivo yang menyematkan AI pada X Fold3 Pro dan Vivo V40 Lite. Xiaomi juga memakai advanced AI co-developed with Google untuk Xiaomi 14T Series.

    Tak ketinggalan, Oppo memberikan fitur AI di Reno 12 Series, menyusul Realme 13 Pro Series juga dilengkapi AI. Sementara itu, Apple mengembangkan Apple Intelligence lewat pembaruan iOS 18.1 yang bisa dipakai untuk iPhone 15 Pro dan iPhone 15 Pro Max, serta seluruh seri iPhone 16 yang belum masuk Indonesia.

    AI yang dikembangkan Microsoft, yaitu Copilot+ secara bertahap tersedia untuk laptop yang rilis di Indonesia. Lalu pada Juli, Lenovo Yoga Slim 7x meluncur sebagai laptop Copilot+ PC.

    Selain itu ada yang Asus merilis Vivobook S 15 OLED, ROG Zephyrus G16 dan TUF Gaming A14 dengan Copilot+ PC. Lalu di September, ada Acer yang merilis Swift 14 AI, Swift 16 AI dan Swift Go 14 AI.

    30 April: Bos Microsoft Satya Nadella ke Indonesia

    CEO Microsoft Satya Nadella datang ke Indonesia pada 30 April 2024. Foto: Grandyos Zafna

    CEO Microsoft Satya Nadella datang ke Indonesia pada 30 April 2024. Kedatangannya dalam acara Microsoft Build: AI Day. Di sana, Nadella berjumpa dengan ribuan developer Tanah Air.

    Dalam kesempatan tersebut, Nadella sempat memuji pencapaian developer Indonesia. Ia mengatakan, Microsoft melihat pertumbuhan komunitas developer yang pesat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

    “Faktanya, dalam beberapa tahun terakhir, kami melihat dua kali lipat pertumbuhan software developer di Indonesia,” kata Nadella saat membuka Microsoft Build: AI Day di Jakarta Convention Center, Selasa (30/4).

    Orang nomor satu di Microsoft ini juga bertemu Presiden RI ke-7 Joko Widodo untuk membahas perkembangan AI di Indonesia. Dalam kunjungan ini, Microsoft mengumumkan investasi Rp 27,6 triliun untuk pembangunan infrastruktur digital dan pelatihan AI.

    Halaman 2 dari 5

    Simak Video “Video: Microsoft-Komdigi Targetkan Setahun Ciptakan Sejuta Master AI Indonesia”
    [Gambas:Video 20detik]
    (rns/rns)