Tag: Tedros Adhanom Ghebreyesus

  • Lima Tahun Pandemi, WHO Desak Tiongkok Ungkap Asal Usul Virus Covid-19 – Halaman all

    Lima Tahun Pandemi, WHO Desak Tiongkok Ungkap Asal Usul Virus Covid-19 – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Organisasi kesehatan dunia atau WHO mendesak Tiongkok untuk mengungkap asal usul virus Covid-19 yang menjadi pandemi.

    Lima tahun lalu, tepatnya tanggal 31 Desember 2019, Kantor Perwakilan WHO di Tiongkok membuat pernyataan media mengenai kasus ‘pneumonia virus’ di Wuhan, Tiongkok.

    Kemudian, dalam beberapa minggu, bulan, dan tahun setelah itu, Covid-19 datang berkembang menjadi pandemi dan  membuat banyak pelajaran di kehidupan dunia.

    “Kami terus meminta Tiongkok untuk berbagi data dan akses sehingga kami dapat memahami asal-usul Covid-19. Ini adalah keharusan moral dan ilmiah. Tanpa transparansi, berbagi, dan kerja sama antarnegara, dunia tidak dapat mencegah dan mempersiapkan diri secara memadai untuk epidemi dan pandemi di masa mendatang,” kata Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers beberapa lalu.

    Di tahun 2020 lalu, seluruh dunia mengaktifkan sistem darurat setelah WHO menerbitkan panduan komprehensif mengenai SARS-CoV-2 pertama.

    Sejak saat itu, pihaknya terus mengumpulkan para ahli dan kementerian kesehatan dari seluruh dunia, mengumpulkan dan menganalisis data tentang SARS-CoV-2 pertama.

    “Kami menandai tonggak sejarah ini, mari kita luangkan waktu untuk menghormati kehidupan yang berubah dan hilang. Kami mengucapkan terima kasih kepada para petugas kesehatan yang telah berkorban begitu banyak. Semua berkomitmen untuk belajar dari Covid-19 untuk membangun masa depan yang lebih sehat,” ungkap dia.

    Diketahui pandemi Covid-19 membuat lebih 775,5 juta orang di dunia terkonfirmasi positif Covid-19 dengan angka kematian menyentuh 7 juta orang, seperti yang dilaporkan hingga 13 April 2024.

    Sementara di Indonesia, angka kasus konfirmasi Covid-19 berdasarkan data Kemenkes sebanyak 6,4 juta kasus dengan kematian mencapai 157 ribu orang.

    WHO pun mengumumkan per 5 Mei 2023, Covid-19 sudah tidak lagi menjadi kedaruratan internasional hal ini juga membuat hampir semua negara melonggarkan protokol kesehatan berupa pakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

     

     

  • 5 Tahun Berlalu, Asal usul COVID-19 Masih Misteri! WHO Minta China Transparan

    5 Tahun Berlalu, Asal usul COVID-19 Masih Misteri! WHO Minta China Transparan

    Jakarta

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak China untuk membagikan informasi soal asal-usul COVID-19. Seperti yang diketahui, COVID-19 yang pertama kali ditemukan 5 tahun yang lalu itu membuat dunia lumpuh akibat pandemi.

    Setidaknya tercatat ada 7,1 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat virus tersebut. WHO meminta agar China dapat berbagi akses data soal COVID-19 agar pihaknya bisa memahami secara jelas asal-usulnya.

    “Kami terus meminta China untuk berbagi data dan akses sehingga kami dapat memahami asal-usul COVID-19,” kata pihak WHO dikutip dari SCMP, Selasa (31/12/2024).

    “Ini adalah keharusan moral dan ilmiah. Tanpa transparansi, berbagi, dan kerja sama antar-negara, dunia tidak dapat mencegah, dan mempersiapkan diri secara memadai untuk epidemi dan pandemi di masa mendatang,” sambungnya.

    Pihak WHO sebenarnya sudah sejak lama meminta China untuk membagikan semua informasi soal COVID-19. Namun, China bersikeras sudah memberikan semua data yang diperlukan dan menuding WHO mempolitisasi masalah tersebut.

    Beberapa minggu setelah klaster pertama infeksi COVID-19 muncul, China memberlakukan karantina wilayah yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap sekitar 11 juta orang di Wuhan dan beberapa wilayah lain.

    Pada bulan-bulan berikutnya, pemerintah di seluruh dunia mulai memberlakukan hal yang serupa. Aturan tersebut meliputi pembatasan penerbangan, perintah untuk tidak keluar rumah, hingga kewajiban mengenakan masker.

    Asal-usul COVID-19 telah menjadi masalah kontroversial dan penuh perdebatan karena adanya saling kritik dari China dan Amerika Serikat dalam cara masing-masing menangani pandemi. Ketegangan ini juga muncul akibat adanya dugaan bahwa virus ini berasal dari kebocoran laboratorium di Wuhan, yang secara tegas dibantah oleh China.

    Awal bulan ini, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dunia telah belajar banyak dari era COVID tetapi masih banyak yang harus dilakukan.

    “Jika pandemi berikutnya tiba hari ini, dunia masih akan menghadapi beberapa kelemahan dan kerentanan yang sama yang membuat COVID-19 bercokol lima tahun lalu,” katanya.

    “Namun, dunia juga telah belajar banyak dari pelajaran menyakitkan yang diberikan pandemi ini kepada kita, dan telah mengambil langkah-langkah signifikan untuk memperkuat pertahanan terhadap epidemi dan pandemi di masa mendatang,” tandas Tedros.

    (avk/naf)

  • Kondisi Direktur WHO usai Ngaku Hampir Tewas Imbas Serangan Israel di Bandara Yaman

    Kondisi Direktur WHO usai Ngaku Hampir Tewas Imbas Serangan Israel di Bandara Yaman

    Jakarta

    Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan ia dan rekannya hampir tewas saat terjebak dalam serangan udara Israel di sebuah bandara di Yaman.

    Tedros menceritakan dirinya benar-benar ‘terekspos’ selama serangan itu yang menewaskan sedikitnya enam orang. Ia dan staf PBB lainnya telah meninggalkan Sana’a, di Yaman barat, pada hari Kamis setelah perjalanan untuk merundingkan pembebasan tahanan PBB dan menilai situasi kemanusiaan di negara itu ketika bandara tersebut diserang.

    Militer Israel mengatakan pihaknya melakukan serangan berbasis intelijen terhadap target militer milik pemberontak Houthi yang didukung Iran.

    “Saat itu sangat kacau, orang-orang berlarian dan tak terkendali,” kata Dr Tedros pada hari Sabtu, dikutip dari BBC.

    “Tidak ada tempat berlindung, jadi kami benar-benar terekspos. Ini masalah keberuntungan, jika tidak, jika rudal itu menyimpang sedikit saja, rudal itu bisa mengenai kepala kami. Jadi rekan saya benar-benar berkata, setelah semua itu, kami nyaris lolos dari kematian,” sambungnya.

    Direktur WHO yang telah memimpin organisasi tersebut sejak 2017 dan secara rutin tampil di depan publik selama pandemi COVID itu juga mengatakan kehadirannya di bandara tersebut sudah diketahui publik sebelum terjadinya serangan.

    Ia juga menyebut bandara tersebut adalah fasilitas sipil dan karenanya tidak seharusnya diserang oleh Israel.

    “Tidak masalah apakah saya ada di sana atau tidak. Kehidupan sipil apa pun adalah kehidupan – kehidupan saya tidak lebih baik daripada kehidupan manusia lainnya,” imbuhnya.

    Di sisi lain, Tedros juga membeberkan kondisinya setelah terjebak dari serangan tersebut. Ia dan rekan-rekan WHO lainnya aman dan selamat, meski salah satu rekannya dari Layanan Udara Kemanusiaan PBB ada yang terluka parah.

    “Menara pengawas lalu lintas udara, ruang tunggu keberangkatan, hanya beberapa meter dari tempat kami berada, dan landasan pacu rusak. Kami harus menunggu kerusakan di bandara diperbaiki sebelum kami dapat berangkat,” katanya dikutip dari laman WHO.

    “Saya dan rekan-rekan saya di PBB dan WHO aman. Ucapan belasungkawa sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada keluarga yang orang terkasihnya kehilangan nyawa dalam serangan itu,” katanya.

    (suc/suc)

  • Momen Penyelamatan Dirjen WHO saat Israel Serang Bandara Yaman

    Momen Penyelamatan Dirjen WHO saat Israel Serang Bandara Yaman

    Video: Momen Penyelamatan Dirjen WHO saat Israel Serang Bandara Yaman

    157 Views | Sabtu, 28 Des 2024 17:20 WIB

    Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, nyaris terkena serangan udara saat Israel menyerang bandara di Yaman. Momen penyelamatan Tedros terekam kamera CCTV.

    Rahmatia Miralena/Reuters – 20DETIK

  • Makin Panas! Houthi Tembakkan Rudal ke Bandara Israel

    Makin Panas! Houthi Tembakkan Rudal ke Bandara Israel

    Jakarta

    Kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengklaim telah melancarkan serangan rudal terhadap bandara di pusat komersial Israel di Tel Aviv pada hari Jumat (27/12) waktu setempat. Ini dilakukan setelah serangan udara Israel menghantam bandara internasional Sanaa yang dikuasai Houthi dan target lainnya di Yaman.

    Serangan Israel pada hari Kamis itu dilancarkan saat kepala Organisasi Kesehatan Dunia PBB, WHO mengatakan bahwa dia dan timnya sedang bersiap untuk terbang keluar dari Sanaa, ibu kota Yaman yang dikuasai Houthi.

    Dilansir kantor berita AFP dan Al Arabiya, Sabtu (28/12/2024), beberapa jam kemudian pada hari Jumat (27/12) waktu setempat, Houthi mengatakan mereka menembakkan rudal ke bandara Ben Gurion dan meluncurkan drone ke Tel Aviv serta sebuah kapal di Laut Arab.

    Militer Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang apakah mereka tahu pada saat itu Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berada di sana. Serangan Israel ini terjadi sehari setelah Houthi yang didukung Iran, mengklaim telah menembakkan rudal dan dua drone ke Israel.

    Houthi telah meningkatkan serangan mereka terhadap Israel sejak akhir November lalu, ketika gencatan senjata berlaku antara Israel dan kelompok lain yang didukung Iran, Hizbullah di Lebanon.

    TV Houthi, Al-Masirah mengatakan serangan Israel itu menewaskan enam orang.

  • Momen Pertama Kalinya Sistem THAAD AS di Israel Tangkis Rudal Houthi: Kami Sudah Menunggu 18 Tahun – Halaman all

    Momen Pertama Kalinya Sistem THAAD AS di Israel Tangkis Rudal Houthi: Kami Sudah Menunggu 18 Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sistem pertahanan udara Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) kiriman Amerika Serikat (AS) untuk Israel dilaporkan berhasil menangkis rudal balistik yang ditembakkan kelompok Houthi.

    Rudal tersebut diluncurkan Jumat dini hari, (27/12/2024), atau sehari sesudah Israel membombardir Yaman.

    Kala itu sirene meraung di Israel bagian tengah, termasuk daerah Tel Aviv, Sharon, dan Shfela.

    Israel mengklaim THAAD berhasil mencegat rudal sehingga tidak ada korban jiwa maupun kerusakan langsung.

    Peristiwa itu merupakan momen pertama kali THAAD digunakan oleh Israel sejak dikirimkan pada bulan Oktober kemarin.

    THAAD dioperasikan oleh sekitar 100 tentara AS yang ditempatkan di Israel. Sistem itu dirancang untuk menangkis rudal di altitudo tinggi, bahkan di luar atmosfer, dengan energi kinetik.

    “Kami sudah menunggu hal ini selama 18 tahun,” kata salah satu tentara AS yang mengoperasi THAAD, dikutip dari Yedioth Ahronoth.

    Bisa dikatakan bahwa THAAD memiliki sistem pertahanan Arrow milik Israel. THAAD bisa menargetkan berbagai tahapan lintasan terbang rudal musuh.

    Sistem peluncuran rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) Angkatan Darat AS telah siap di Israel, 4 Maret 2019. (© Cory PAYNE / DVIDS / AFP)

    Pejabat Israel menganggap THAAD telah meningkatkan sistem pertahanan berlapis Israel secara signifikan

    Mantan Komandan Pertahanan Udara Israel Brigjen Zvika Haimovich berujar bahwa pengoperasian THAAD di Israel itu merupakan hal yang tak lazim.

    Pasalnya, AS menyerahkan pasukannya agar berada di bawah perintah Israel. Padahal, di bagian dunia lain, AS tidak menggunakan cara itu.

    Spesifikasi THAAD

    Dikutip dari RBC Ukraina, THAAD dirancang untuk menangkis rudal balistik jarak menengah atau pesawat musuh pada altitudo tinggi di luar atmosfer.

    Sistem canggih itu diproduksi oleh perusahaan pertahanan AS bernama Locheed Martin Missiles and Space.

    THAAD tidak menggunakan hulu ledak, tetapi energi kinetik. Oleh karena itu, THAAD jauh lebih efektif daripada sistem pertahanan Patriot dalam melawan target berkecepatan tinggi (PAC-1 dan PAC-2).

    Rudal penangkis THAAD memiliki bobot 900 kg dan panjangnya 6,17 meter. Rudal itu bisa menangkis target di atas stratosfer dengan ketinggian 150 hingga 200 km. Jangkauannya mencapai 200 km.

    Adapun kecepatan rudalnya mencapai 2.700 hingga 2.800 meter per detik atau tak kurang dari Mach 8 (delapan kali kecepatan suara).

    AS mengirimkan THAAD ke Israel setelah Iran menyerang Israel pada bulan Oktober 2024.

    Israel kemudian meminta tambahan peluncur THAAD karena meningkatnya ancaman dari Iran.

    Houthi sebut serangannya sukses

    Berbeda dengan militer Israel, Houthi mengklaim serangan rudalnya ke Israel membuahkan hasil.

    “Pasukan rudal Angkatan Bersenjata Yaman menjalankan operasi yang menargetkan Bandara Ben Gurion di Yaffa menggunakan satu rudal hipersonik berjenis ‘Palestina 2,’” kata juru bicara Houthi, Brigjen Yahya Saree, dikutip dari kantor berita Saba.

    Saree mengklaim rudal itu sukses menghantam target dan menimbulkan korban jiwa.

    Sementara itu, IDF mengaku sukses menangkis rudal itu. Sirene peringatan sengaja dibunyikan karena adanya kekhawatiran mengenai jatuhnya pecahan rudal.

    Menurut IDF, tidak ada laporan kerusakan di bandara. Kedatangan pesawat ke Ben Gurion sempat ditunda selama 30 menit.

    Dikabarkan ada 18 warga Israel yang terluka ringan saat berlarian menuju tempat perlindungan. Ada dua orang yang mengalami gangguan kecemasan.

    Melalui akun X miliknya, IDF melaporkan ada jutaan warga Israel yang bersembunyi di shelter saat Houthi menyerang.

    Selain menembakkan rudal, Houthi juga mengaku meluncurkan pesawat tanpa awak atau drone yang turut menargetkan daerah Yaffa.

    Houthi mengatakan serangan Israel sebelumnya ke Yaman hanya akan meningkatkan tekad rakyat Yaman untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina.

    Serangan itu terjadi ketika Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus sedang di Bandara Internasional Sanaa.

    “Ketika kami akan naik pesawat dalam penerbangan kami dari Sanaa, sekitar dua jam lalu, bandara diserang dari udara. Salah satu awak pesawat kami terluka,” kata Ghebreyesus di X.

    Saat itu dia berada Yaman karena sedang dalam misi untuk membebaskan staf PBB yang ditahan dan meninjau situasi kemanusiaan di negara itu.

    (Tribunnews/Febri)

  • Kepala WHO Tedros Adhanom Nyaris Jadi Korban Serangan Israel di Yaman: Satu Awak Pesawat Terluka – Halaman all

    Kepala WHO Tedros Adhanom Nyaris Jadi Korban Serangan Israel di Yaman: Satu Awak Pesawat Terluka – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus nyaris menjadi korban serangan militer Israel, Kamis (26/12/2024).

    Diketahui militer Israel meluncurkan serangan dan menargetkan bandara Yaman pada Kamis kemarin.

    Dalam serangan tersebut, militer Israel turut menyerang menara pengendali lalu lintas bandara.

    Terkait hal ini, Tedros pun mengeluarkan pernyataan terkait serangan tersebut. 

    “Misi kami untuk merundingkan pembebasan tahanan staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menilai situasi kesehatan dan kemanusiaan di Yaman berakhir hari ini,” tulisnya dilansir dari website WHO, Jumat (27/12/2024). 

    Tedros menyatakan jika pihaknya terus menyerukan pembebasan segera para tahanan. 

    Lebih lanjut, Tedros mengisahkan bagaimana kronologi pihaknya nyaris terkena serangan tersebut. 

    “Saat kami hendak menaiki pesawat dari Sanaa, sekitar tiga jam yang lalu (sekitar pukul 5 sore waktu setempat), bandara tersebut dibombardir dari udara. Salah satu awak pesawat kami terluka. Setidaknya dua orang dilaporkan tewas di bandara tersebut,” lanjutnya. 

    Menara pengawas lalu lintas udara dan ruang tunggu keberangkatan diketahui hanya beberapa meter dari tempat Tedros bersama tim berada. 

    Serangan bom ini juga menyebabkan landasan pacu rusak. 

    Pihaknya pun harus menunggu kerusakan di bandara diperbaiki sebelum pihaknya dapat berangkat.

    “Saya dan rekan-rekan saya di PBB dan WHO aman. Ucapan belasungkawa sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada keluarga yang orang terkasihnya kehilangan nyawa dalam serangan itu,” ucapnya.

    Pelabuhan Yaman Dibombardir

    Tak hanya bandara Internasional Sanaa yang menjadi target serangan Israel.

    Kota Pelabuhan Hodeidah, Salif, dan Ras Kanatib di pantai barat Yaman juga menjadi target serangan.

    Media kelompok Houthi, yang menguasai Yaman saat ini melaporkan enam tewas karena serangan itu.

    Sementara 11 orang dilaporkan terluka.

    “Bandara diserang lebih dari enam serangan, dengan serangan juga menargetkan pangkalan udara Al-Dailami yang berdekatan,” kata seorang saksi mata.

    “Serangkaian serangan juga dilakukan terhadap sebuah pembangkit listrik di Hodeida,” kata seorang saksi mata lain dan laporan stasiun TV resmi Al-Masirah milik Houthi.

    Sementara itu, militer Israel mengatakan jet tempurnya melakukan serangan berdasarkan data intelijen dan mengklaim menarget titik-titik militer rezim Houthi.

    Israel mengklaim bahwa wilayah yang dibombardir digunakan oleh rezim teroris Houthi untuk menyelundupkan senjata Iran ke wilayah tersebut, termasuk untuk masuknya pejabat senior Iran.

    Houthi Siapkan Serangan Balasan

    Merespon serangan yang dilakukan Israel, sayap militer Houthi menyatakan siap melancarkan balasan ke negara zionis itu.

    Selain itu, sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh gerakan tersebut mengatakan bahwa serangan dan serangan terhadap negara tersebut “tidak akan menghalangi” rakyat Yaman untuk mendukung rakyat Palestina dan Perlawanan mereka di Gaza. 

    “Kami siap menghadapi eskalasi dengan eskalasi,” Biro Politik Houthi, menyusul serangkaian serangan Israel yang menargetkan negara tersebut.

    Tak hanya melakukan serangan balasan ke Israel, dalam kesempatan itu Anggota Dewan Politik Tertinggi Houthi Mohammed Ali al-Houthi juga mengeluarkan peringatan keras kepada AS.

    Dalam postingan X, Ali al-Houthi Memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menyerang Yaman.

    Adapun pesan itu muncul setelah Houthi pada akhir pekan kemarin mengklaim telah menembak jatuh jet tempur F-18 AS dalam serangan terhadap kapal induk di Laut Merah.

    “Kami memperingatkan Amerika agar tidak menyerang Yaman. Jika mereka tidak berhenti, kami akan menyerang kepentingan AS di kawasan itu, mengabaikan garis merah apa pun,” kata al-Houthi.

    “Serangan Israel terhadap Gaza dan Yaman akan dihentikan, atau kami akan menyerang aset-aset sensitif Amerika untuk menyampaikan pesan kami,” imbuhnya dikutip dari Anadolu.

  • Balas Serangan Israel, Houthi Yaman Tembakkan Rudal ke Bandara Tel Aviv – Halaman all

    Balas Serangan Israel, Houthi Yaman Tembakkan Rudal ke Bandara Tel Aviv – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Houthi Yaman yang didukung Iran mengklaim serangan terhadap bandara di pusat komersial Israel di Tel Aviv pada Jumat (27/12/2024).

    Serangan itu dilakukan Houthi setelah serangan udara Israel menghantam bandara internasional Sanaa yang dikuasai pemberontak dan target lainnya di Yaman.

    Serangan Israel pada Kamis (26/12/2024), mendarat ketika kepala Organisasi Kesehatan Dunia PBB mengatakan dia dan timnya sedang bersiap untuk terbang keluar dari ibu kota Yaman yang dikuasai pemberontak Houthi.

    Beberapa jam kemudian pada hari Jumat, Houthi mengatakan mereka menembakkan rudal ke bandara Ben Gurion dan meluncurkan drone ke Tel Aviv serta sebuah kapal di Laut Arab.

    Militer Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang apakah mereka tahu pada saat itu bahwa kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus ada di sana.

    Dilansir Arab News, serangan Israel terjadi sehari setelah pemberontak Houthi yang didukung Iran mengklaim telah menembakkan rudal dan dua pesawat nirawak ke Israel.

    Houthi Yaman telah meningkatkan serangan mereka terhadap Israel sejak akhir November, ketika gencatan senjata berlaku antara Israel dan kelompok lain yang didukung Iran, Hizbullah Lebanon.

    Dalam peringatan terbarunya kepada para pemberontak, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan, Israel akan “melanjutkan sampai pekerjaan selesai.”

    “Kami bertekad untuk memotong cabang terorisme ini dari poros kejahatan Iran,” katanya dalam sebuah pernyataan video.

    Kata Kepala WHO

    Menanggapi serangan udara Israel di Yaman pada hari Kamis, direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pemboman itu terjadi di dekat dia bersiap untuk menaiki pesawat di Sanaa, dengan seorang awak terluka.

    “Menara kontrol lalu lintas udara, ruang tunggu keberangkatan — hanya beberapa meter dari tempat kami berada — dan landasan pacu rusak,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus di media sosial X, seperti diberitakan AP News.

    Ia menambahkan, ia dan rekan-rekannya di PBB selamat.

    “Kami harus menunggu kerusakan di bandara diperbaiki sebelum kami dapat berangkat,” katanya, tanpa menyebutkan sumber pemboman.

    Sementara itu, Juru bicara PBB, Stephanie Tremblay, mengatakan korban luka merupakan anggota Layanan Udara Kemanusiaan PBB.

    Setidaknya tiga orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya cedera dalam serangan di bandara tersebut.

    “Anggota tim PBB meninggalkan bandara dan aman dan tenteram di Sanaa, sementara anggota kru yang terluka dirawat di rumah sakit,” katanya.

    Di sisi lain, militer Israel mengatakan kepada The Associated Press, mereka tidak mengetahui bahwa kepala atau delegasi WHO berada di lokasi di Yaman.

    Serangan Israel tersebut menyusul beberapa hari peluncuran rudal Houthi yang memicu sirene di Israel.

    Israel mengatakan Houthi kembali menembakkan rudal, yang memicu sirene serangan udara di Israel tengah, membuat ribuan orang terbangun dan memaksa mereka berlarian ke tempat perlindungan.

    Militer mengatakan mereka berhasil mencegat rudal tersebut sebelum mencapai wilayah udara Israel dan tidak ada laporan korban luka.

    Puing-puing rudal serangan Houthi Yaman dicegat oleh rudal sistem pertahanan udara Israel di Tel Aviv, Kamis (19/12/2024) dini hari. (RNTV/TangkapLayar)

    Sebelumnya, PBB mengatakan pelabuhan yang menjadi sasaran merupakan pintu masuk penting bagi bantuan kemanusiaan untuk Yaman, negara Arab termiskin yang terjerumus dalam perang saudara pada tahun 2014.

    Selama akhir pekan, 16 orang terluka ketika rudal Houthi menghantam taman bermain di kota Tel Aviv, Israel, sementara rudal dan pesawat nirawak lainnya telah ditembak jatuh.

    Minggu lalu, jet tempur Israel menyerang Sanaa dan Hodeida, menewaskan sembilan orang, dan menyebutnya sebagai respons terhadap serangan Houthi sebelumnya.

    Houthi juga telah menargetkan pengiriman di koridor Laut Merah, dan menyebutnya sebagai solidaritas dengan warga Palestina di Gaza.

    Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat pada hari Senin sebagai tanggapan atas permintaan Israel agar mengutuk serangan Houthi dan Iran karena memasok senjata kepada mereka.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Houthi Tembakkan Lagi Rudal Palestina 2 ke Israel, Sasar Bandara Ben Gurion, Jutaan Orang Berlindung – Halaman all

    Houthi Tembakkan Lagi Rudal Palestina 2 ke Israel, Sasar Bandara Ben Gurion, Jutaan Orang Berlindung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi atau Ansarallah kembali menyerang Israel dengan rudal hipersonik.

    Serangan pada Jumat dini hari, (27/12/2024), itu terjadi sehari setelah Israel membombardir Yaman.

    “Pasukan rudal Angkatan Bersenjata Yaman menjalankan operasi yang menargetkan Bandara Ben Gurion di Yaffa menggunakan satu rudal hipersonik berjenis ‘Palestina 2,’” kata juru bicara Houthi, Brigjen Yahya Saree, dikutip dari kantor berita Saba.

    Saree mengklaim rudal itu sukses menghantam target dan menimbulkan korban jiwa.

    Di sisi lain, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku sukses menangkis rudal itu. Sirene peringatan sengaja dibunyikan karena adanya kekhawatiran mengenai jatuhnya pecahan rudal.

    Menurut IDF, tidak ada laporan kerusakan di bandara. Kedatangan pesawat ke Ben Gurion sempat ditunda selama 30 menit.

    Dikabarkan ada 18 warga Israel yang terluka ringan saat berlarian menuju tempat perlindungan. Ada dua orang yang mengalami gangguan kecemasan.

    Melalui akun X miliknya, IDF melaporkan ada jutaan warga Israel yang bersembunyi di shelter saat Houthi menyerang.

    Selain menembakkan rudal, Houthi juga mengaku meluncurkan pesawat tanpa awak atau drone yang turut menargetkan daerah Yaffa.

    Houthi mengatakan serangan Israel sebelumnya ke Yaman hanya akan meningkatkan tekad rakyat Yaman untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina.

    Serangan itu terjadi ketika Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus sedang di Bandara Internasional Sanaa.

    “Ketika kami akan naik pesawat dalam penerbangan kami dari Sanaa, sekitar dua jam lalu, bandara diserang dari udara. Salah satu awak pesawat kami terluka,” kata Ghebreyesus di X.

    Saat itu dia berada Yaman karena sedang dalam misi untuk membebaskan staf PBB yang ditahan dan meninjau situasi kemanusiaan di negara itu.

    Spesifikasi Palestina 2

    Beberapa bulan lalu pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, berujar pihaknya mulai menggunakan rudal Palestina-2 dalam tahap baru operasi untuk mendukung warga Palestina.

    “Dalam tahap operasi militer ini kita akan menjadi lebih efektif demi negara kita, mengingat pengembangan potensi dan produksi rudal Palestina-2 dan kemampuan militer lainnya,” kata al-Houthi hari Kamis, (26/9/2024), dikutip dari Sputnik News.

    Menurut al-Houthi, rudal Palestina-2 adalah pencapaian signifikan.

    “Digunakan dalam operasi militer saat tahap kelima untuk membantu jalur Gaza.”

    Dia menyebut minggu ini angkatan bersenjata Yaman telah melakukan operasi dengan 39 rudal balistik, rudal penjelajah, dan pesawat nirawak.

    “Laut Merah, Laut Arab, dan Teluk Aden menjadi zona terlarang sepenuhnya bagi Israel, Amerika, dan Inggris.”

    Rudal hipersonik Palestina-2 milik Houthi. (Israel Alma)

    Palestina-2 pertama kali dipamerkan Houthi pada hari Senin, (16/9/2024), atau sehari setelah serangan rudal yang menembus wilayah Israel hingga jauh ke dalam.

    Rudal itu diklaim memiliki teknologi canggih untuk menghadapi sistem pertahanan udara Israel.

    Dikutip dari Xinhua, video yang dirilis Houthi beberapa waktu lalu memperlihatkan peluncur rudal itu. Ada tulisan “Palestina-2” dan “Hypersonic” dengan huruf berwarna merah.

    Houthi mengklaim rudal itu memiliki jangkauan jelajah hingga 2.150 km dan ditenagai dengan bahan bakar pada.

    Rudal itu disebut bisa mencapai kecepatan Mach 16 atau 16 kali kecepatan suara. Oleh karena itu, rudal tersebut masuk dalam kategori hipersonik jika kecepatannya sudah terverifikasi.

    Houthi juga mengklaim rudal itu dibekali dengan teknologi siluman dan bisa bermanuver. Bahkan, rudal itu bisa menembus sistem pertahanan udara paling canggih, termasuk Iron Dome milik Israel.

    (Tribunnews/Febri)

  • Bos WHO Dinyatakan Selamat, Lolos dari Maut Usai Pesawatnya di Yaman Dibombardir Rudal Israel – Halaman all

    Bos WHO Dinyatakan Selamat, Lolos dari Maut Usai Pesawatnya di Yaman Dibombardir Rudal Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dinyatakan selamat, usai berhasil lolos dari serangan rudal  Israel di Bandara Internasional Yaman, Sanaa.

    Hal tersebut diungkap langsung oleh Tedros, dalam keterangan yang dikutip dari News Sky, ia menuturkan bahwa ketika terjadi serangan itu, dia bersama rombongan hendak menaiki pesawat.

    Namun beberapa saat kemudian, pesawat udara Israel secara membabi buta membombardir bandara Sanaa Yaman .

    Peristiwa terjadi sekitar pukul 05.00 waktu setempat, imbas insiden itu Tedros mengatakan salah satu awak pesawat yang hendak ditumpanginya terluka.

    Dia juga menyebut ada dua orang tewas di bandara akibat terkena serpihan rudal Israel.

    “Salah satu awak pesawat kami terluka. Setidaknya dua orang dilaporkan tewas di bandara,” jelas Tedros.

    “Menara kontrol lalu lintas udara, ruang tunggu keberangkatan hanya beberapa meter dari tempat kami berada dan landasan pacu rusak parah.” imbuhnya.

    Pasca insiden terjadi, Tedros menyampaikan bahwa dirinya bersama rekan-rekan PBB dan WHO berhasil selamat.

    “Rekan-rekan saya di PBB dan @WHO serta saya selamat. Belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang orang-orang terkasihnya kehilangan nyawa dalam serangan itu,” cuitnya.

    Sementara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk serangan itu.

    Ia menyerukan penghormatan terhadap hukum internasional, dengan menekankan bahwa warga sipil dan pekerja kemanusiaan tidak boleh menjadi sasaran.

    Guterres juga menyesalkan eskalasi baru-baru ini antara Yaman dan Israel, dan menyebut serangan udara di Bandara Internasional Sanaa, pelabuhan Laut Merah, dan pembangkit listrik di Yaman sangat mengkhawatirkan.

    Pelabuhan Yaman Dibombardir

    Tak hanya bandara Internasional Sanaa yang menjadi target serangan Israel.

    Kota Pelabuhan Hodeidah, Salif, dan Ras Kanatib di pantai barat Yaman juga menjadi target serangan.

    Media kelompok Houthi, yang menguasai Yaman saat ini melaporkan enam tewas karena serangan itu. Sementara 11 orang dilaporkan terluka.

    “Bandara diserang lebih dari enam serangan, dengan serangan juga menargetkan pangkalan udara Al-Dailami yang berdekatan,” kata seorang saksi mata.

    “Serangkaian serangan juga dilakukan terhadap sebuah pembangkit listrik di Hodeida,” kata seorang saksi mata lain dan laporan stasiun TV resmi Al-Masirah milik Houthi.

    Sementara itu, militer Israel mengatakan jet tempurnya melakukan serangan berdasarkan data intelijen dan mengklaim menarget titik-titik militer rezim Houthi.

    Israel mengklaim bahwa wilayah yang dibombardir digunakan oleh rezim teroris Houthi untuk menyelundupkan senjata Iran ke wilayah tersebut, termasuk untuk masuknya pejabat senior Iran.

    Houthi Siapkan Serangan Balasan

    Merespon serangan yang dilakukan Israel, sayap militer Houthi menyatakan siap melancarkan balasan ke negara zionis itu.

    Selain itu, sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh gerakan tersebut mengatakan bahwa serangan dan serangan terhadap negara tersebut “tidak akan menghalangi” rakyat Yaman untuk mendukung rakyat Palestina dan Perlawanan mereka di Gaza. 

    “Kami siap menghadapi eskalasi dengan eskalasi,” Biro Politik Houthi, menyusul serangkaian serangan Israel yang menargetkan negara tersebut.

    Tak hanya melakukan serangan balasan ke Israel, dalam kesempatan itu Anggota Dewan Politik Tertinggi Houthi Mohammed Ali al-Houthi juga mengeluarkan peringatan keras kepada AS.

    Dalam postingan X, Ali al-Houthi Memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menyerang Yaman.

    Adapun pesan itu muncul setelah Houthi pada akhir pekan kemarin mengklaim telah menembak jatuh jet tempur F-18 AS dalam serangan terhadap kapal induk di Laut Merah.

    “Kami memperingatkan Amerika agar tidak menyerang Yaman. Jika mereka tidak berhenti, kami akan menyerang kepentingan AS di kawasan itu, mengabaikan garis merah apa pun,” kata al-Houthi.

    “Serangan Israel terhadap Gaza dan Yaman akan dihentikan, atau kami akan menyerang aset-aset sensitif Amerika untuk menyampaikan pesan kami,” imbuhnya dikutip dari Anadolu.

    (Tribunnews.com / Namira Yunia)