Tag: Tedros Adhanom Ghebreyesus

  • Peluang Baru Bagi Evakuasi Medis Seusai Gencatan Senjata di Gaza

    Peluang Baru Bagi Evakuasi Medis Seusai Gencatan Senjata di Gaza

    Video: Peluang Baru Bagi Evakuasi Medis Seusai Gencatan Senjata di Gaza

    2,818 Views | Jumat, 17 Jan 2025 08:53 WIB

    Dirjen WHO, Tedros Ghebreyesus, menyebut kesepakatan gencatan senjata di Gaza memiliki peluang baru untuk proses evakuasi medis bagi 12 ribu orang. Tedros pun berharap gencatan senjata terus berlanjut.

    Arssy Firliani/Reuters – 20DETIK

  • Gencatan Senjata Israel-Hamas, Banyak RS di Palestina Sudah ‘Kolaps’

    Gencatan Senjata Israel-Hamas, Banyak RS di Palestina Sudah ‘Kolaps’

    Jakarta

    Gencatan Senjata Israel-Hamas, Sejumlah RS di Palestina Sudah Hancur Lebur

    Gencatan senjata akhirnya akan resmi diberlakukan di Gaza, Palestina pada Minggu (19/1/2025). Kesepakatan ini tercapai setelah Israel dan Hamas berunding pasca 460 hari konflik yang memicu kerusakan besar, termasuk fasilitas kesehatan.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyebut dibutuhkan 10 miliar US dollar untuk mengembalikan atau membangun kembali sistem kesehatan di Gaza yang hancur, selama lima sampai tujuh tahun ke depan.

    “Kebutuhannya sangat besar,” sebut perwakilan badan kesehatan PBB di wilayah Palestina, Rik Peeperkorn, Kamis (16/1/2025).

    Para pekerja kemanusiaan menyerukan peningkatan bantuan kemanusiaan secara dramatis ke Gaza yang dilanda perang, di tengah upaya untuk menentukan besarnya kebutuhan yang sangat besar.

    Peeperkorn mengatakan perkiraan awal timnya tentang biaya untuk membangun kembali sektor kesehatan saja bahkan lebih dari US$3 miliar untuk 1,5 tahun pertama dan kemudian benar-benar US$10 miliar untuk lima hingga tujuh tahun.

    “Di Gaza, kita semua tahu kehancurannya sangat besar. Saya belum pernah melihat itu di tempat lain dalam hidup saya,” katanya.

    Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus sementara itu mengatakan kurang dari setengah rumah sakit di Gaza kini tidak berfungsi.

    Ia memuji pengumuman hari Rabu dari para mediator bahwa Israel dan Hamas akhirnya mencapai kesepakatan gencatan senjata sebagai berita terbaik.

    Ia berharap perjanjian ini menandai berakhirnya babak tergelap dalam sejarah hubungan antara Israel dan Palestina.

    “Kami menyambut berita ini dengan sangat lega, tetapi juga dengan kesedihan karena berita ini datang terlambat bagi mereka yang telah meninggal dalam konflik tersebut,” katanya.

    Ia juga menyuarakan kehati-hatian. “Mengingat kita pernah mengalami hal yang tidak diharapkan sebelumnya, dan kesepakatan tersebut belum dikonfirmasi,” tutur dia.

    Sementara para mediator mengatakan kesepakatan tersebut akan mulai berlaku pada hari Minggu, Tedros mendesak kedua belah pihak tidak menunggu lebih lama.

    “Jika kedua belah pihak berkomitmen pada gencatan senjata, itu harus segera dimulai,” katanya. “Obat terbaik adalah perdamaian”.

    “Jadi, mari kita mulai penyembuhan. Kita memerlukan akses yang cepat, tanpa hambatan, dan aman untuk mempercepat aliran bantuan ke dan dari Gaza.”

    (naf/naf)

  • Warga Gaza dan Israel rayakan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza – ‘Saya sedih sekaligus gembira’ – Halaman all

    Warga Gaza dan Israel rayakan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza – ‘Saya sedih sekaligus gembira’ – Halaman all

    Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung 15 bulan. Warga Gaza dan Israel menyambut baik peristiwa ini dengan merayakannya di jalan-jalan.

    Di Gaza, sebagian warga turun ke jalan-jalan di Deir al-Balah.

    Pemandangan serupa juga terlihat di sudut Ibu Kota Israel, Tel Aviv.

    Di Gaza, seorang pria mengaku “syok lantaran senang”.

    Adapun seorang perempuan di Tel Aviv, Israel, berharap setiap warga Israel yang sandera Hamas dapat kembali ke rumahnya.

    Pada tahap awal gencatan senjata, seperti disepakati Israel dan Hamas, baru 33 orang sandera yang akan dibebaskan.

    Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengonfirmasi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

    Biden mengatakan kesepakatan itu akan “menghentikan pertempuran di Gaza, memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi warga sipil Palestina, dan menyatukan kembali para sandera dengan keluarga mereka”.

    Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani mengatakan kesepakatan itu akan mulai berlaku pada hari Minggu (19/01) asalkan disetujui oleh Kabinet Israel.

    Di tempat terpisah, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan rincian akhir kesepakatan itu masih dikerjakan.

    Namun dia berterima kasih kepada Biden karena “mempromosikannya”.

    Pemimpin Hamas Khalil al-Hayya mengatakan itu adalah hasil dari “ketangguhan” bangsa Palestina.

    Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan kesepakatan gencatan senjata, yang disebutnya meringankan “penderitaan luar biasa yang disebabkan oleh konflik”, adalah prioritas pertama.

    Guterres mengatakan PBB siap untuk meningkatkan pengiriman bantuan kepada Palestina.

    Walaupun kesepakatan itu sudah dicapai, dan mulai berlaku Minggu, 19 Januari 2025, badan Pertahanan Sipil yang dikelola Hamas melaporkan bahwa serangan udara Israel menewaskan lebih dari 20 orang pada Rabu (15/01).

    Tedros Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyambut positif kesepakatan gencatan senjata.

    Melalui media sosial X (dulu Twitter), dia mengatakan organisasinya siap untuk “meningkatkan dukungannya”.

    “Terlalu banyak nyawa yang hilang dan terlalu banyak keluarga yang menderita. Kami berharap semua pihak akan menghormati kesepakatan itu dan bekerja menuju perdamaian abadi,” kata Ghebreyesus.

    “Perdamaian adalah obat terbaik!” Tegasnya.

    Israel meluncurkan kampanye untuk menghancurkan Hamas—yang dicap sebagai organisasi teroris oleh Israel, AS, dan negara-negara lain—sebagai tanggapan atas serangan lintas batas oleh Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober 2023.

    Serangan Hamas itu mengakibatkan sekitar 1.200 orang tewas dan 251 orang disandera.

    Serangan militer Israel ke Gaza mengakibatkan lebih dari 46.700 orang telah tewas, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.

    Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza juga telah mengungsi.

    Di Gaza juga terjadi kerusakan yang meluas, kekurangan makanan, bahan bakar, serta obat-obatan.

    Israel mengatakan 94 sandera masih ditahan oleh Hamas, 34 di antaranya diduga tewas.

    Selain itu, ada empat warga Israel yang diculik sebelum perang, dua di antaranya tewas.

    ‘Saya sedih sekaligus gembira’

    Kepada BBC Arab, sejumlah warga Palestina di Gaza berbicara tentang perasaannya setelah Israel dan Hamas sepakat melakukan gencatan senjata.

    Seorang perempuan, yang salah-satu anaknya, Nabil Muhammad Zaydan Nasser, tewas selama perang, berujar dia merasakan campuran antara kegembiraan dan kesedihan atas berita tersebut.

    “Alhamdulillah, semoga kedamaian dan berkah Allah senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW, saya ucapkan selamat kepada rakyat kami; rakyat Gaza yang terkepung dan berjuang atas gencatan senjata ini, dan Insya Allah gencatan senjata ini akan terlaksana sepenuhnya,” ujarnya.

    Seorang pria lain yang berbicara kepada BBC Arab berterima kasih kepada negara-negara Arab atas upayanya dalam membantu mencapai kesepakatan.

    “Kami takut bahwa giliran kami yang akan mati dalam perang ini, belum lagi penderitaan kami karena kekurangan makanan dan minuman, serta tidak adanya air.

    “Kami berterima kasih kepada negara-negara Arab karena telah melakukan upaya yang luar biasa dan menekan Israel untuk menghentikan perang terhadap kami.”

    Bagaimana perjalanan negosiasi gencatan senjata Israel-Hamas?

    Pada Agustus 2024 lalu, Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, mengungkap kemungkinan akan ada gencatan senjata dalam perang antara Israel dan Hamas di Gaza dalam beberapa hari ke depan, setelah Israel menerima proposal perdamaiannya pada Senin (19/08) silam.

    Usulan kesepakatan gencatan senjata itu akan mencakup diakhirinya pertikaian di Gaza dan pembebasan sandera yang ditangkap Hamas dan sekutunya dalam serangan mereka ke Israel pada Oktober 2023.

    AS telah berupaya untuk “menjembatani proposal” perdamaian antara Israel dan Hamas, untuk mengatasi hambatan yang menghalangi keduanya menyetujui kesepakatan.

    Apa saja poin-poin penting dalam rencana perdamaian dan bagaimana respons Israel dan Hamas?

    Apa poin utama dari rencana perdamaian AS?

    Blinken saat ini berada di Israel untuk mempromosikan perjanjian perdamaian berdasarkan rencana yang ditetapkan oleh Presiden AS Joe Biden pada Mei tahun ini.

    Kesepakatan perdamaian itu akan berlangsung dalam tiga fase.

    Yang pertama mencakup “gencatan senjata penuh dan menyeluruh” yang berlangsung selama enam pekan, penarikan pasukan Israel dari seluruh wilayah berpenduduk di Gaza, dan pertukaran beberapa sandera – termasuk perempuan, orang tua, serta warga yang sakit dan terluka.

    Mereka akan ditukar dengan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

    Israel mengatakan lebih dari 100 sandera masih ditahan dan meyakini 71 orang masih hidup. Empat sandera lainnya sudah berada di Gaza sebelum tanggal 7 Oktober, dua di antaranya diyakini tewas.

    Sebuah kesepakatan yang disepakati pada November 2023 menunjukkan bahwa Hamas membebaskan 105 sandera selama gencatan senjata yang berlangsung selama sepekan dengan imbalan sekitar 240 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

    Kesepakatan damai itu akan mencakup rencana untuk membangun kembali Gaza.

    Tahap ketiga dari perjanjian damai ini akan menjadi awal dari rencana rekonstruksi besar-besaran yang disusun untuk Gaza, dan pengembalian jenazah sandera.

    Sebuah pernyataan dari pemerintah Israel pada 19 Agustus mengatakan: “Perdana Menteri menegaskan kembali komitmen Israel terhadap proposal Amerika saat ini mengenai pembebasan sandera kami, yang mempertimbangkan kebutuhan keamanan Israel.”

    Apa saja poin-poin penting dalam rencana perdamaian?

    Diperkirakan masih ada perbedaan besar antara Israel dan Hamas.

    Salah satu masalahnya adalah berlanjutnya kehadiran militer Israel di Gaza.

    Israel mengatakan mereka ingin pasukan tetap tinggal untuk menghentikan gerak Hamas dan menghentikan penyelundupan lebih banyak senjata.

    Namun, Hamas menentang pasukan Israel yang tetap berada di Gaza setelah gencatan senjata.

    Hamas juga mempunyai perbedaan dengan Israel mengenai jumlah dan identitas tahanan Palestina yang akan dikembalikan ke Gaza dengan imbalan sandera Israel.

    Seberapa besar peluang tercapainya kesepakatan damai?

    Blinken mengatakan gencatan senjata harus segera dicapai.

    “Ini adalah momen yang menentukan, mungkin yang terbaik, mungkin kesempatan terakhir untuk memulangkan para sandera, untuk melakukan gencatan senjata dan menempatkan semua orang pada jalur yang lebih baik menuju perdamaian dan keamanan abadi,” kata Blinken pada 19 Agustus, saat berada di Israel.

    Setelah mendapat persetujuan luas dari pemerintah Israel, Blinken berkunjung ke Kairo untuk berbicara dengan Mesir dan Qatar – mediator dalam negosiasi damai Hamas dan Israel.

    Kedua negara memiliki saluran komunikasi dengan Hamas.

    Namun Hamas menyatakan tidak akan mengirimkan perwakilannya ke sana.

    Seorang anggota biro politik organisasi yang berbasis di Qatar, Basem Naim, mengatakan: “Kami menyetujui kesepakatan [melalui mediator] pada tanggal 2 Juli… dan oleh karena itu kami tidak memerlukan putaran perundingan baru atau membahas tuntutan baru Benyamin Netanyahu.”

    Dia mengatakan bahwa Hamas “masih tertarik” pada perjanjian perdamaian, namun menegaskan: “Kami telah menunjukkan fleksibilitas maksimum dan sikap positif, dan pihak lain telah memahami ini sebagai kelemahan dan menghadapinya dengan kekuatan yang lebih besar.”

    Pemerintah Israel menjawab bahwa Hamas “sangat keras kepala” dan mengatakan “tekanan perlu diarahkan” pada kelompok tersebut.

    Militer Israel melancarkan serangan di Gaza untuk menghancurkan Hamas sebagai tanggapan atas serangan kelompok milisi Palestina tersebut terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan 251 orang disandera.

    Sejak itu, lebih dari 40.130 warga Palestina tewas di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.

    Pertempuran terus berlanjut, dengan Israel mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir mereka mengatakan telah menghancurkan beberapa kompleks Hamas dan jaringan terowongan tempat ditemukannya roket dan rudal , dan telah “membasmi puluhan teroris”.

    Media Palestina melaporkan bahwa pada Senin (19/08) enam orang tewas dalam serangan udara Israel di Khan Younis, di selatan Gaza, dan empat lainnya tewas dalam serangan terhadap sebuah mobil di Kota Gaza, di utara.

  • Gencatan Senjata Gaza, Harapan Baru untuk Evakuasi Medis 12.000 Pasien ke Eropa – Halaman all

    Gencatan Senjata Gaza, Harapan Baru untuk Evakuasi Medis 12.000 Pasien ke Eropa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa dengan disepakatinya gencatan senjata di Gaza, akan membawa peluang baru bagi ribuan pasien.

    Ghebreyesus mengatakan bahwa nantinya sekitar 12.000 pasien di Gaza akan dievakuasi ke Eropa untuk mendapatkan perawatan medis.

    Dari jumlah tersebut, termasuk anak-anak yang memerlukan perawatan medis.

    “Kesepakatan gencatan senjata menawarkan kesempatan untuk evakuasi medis yang dipercepat bagi lebih dari 12.000 orang, termasuk banyak anak-anak, yang sangat membutuhkan perawatan untuk menyelamatkan nyawa di luar Gaza,” kata Ghebreyesus, dikutip dari Anadolu Anjansi.

    Ia berharap, kesepakatan gencatan ini akan menjadi langkah awal perdamaian di Gaza.

    “Kami berharap kesepakatan ini akan terus berlanjut karena kehidupan bergantung padanya. Perdamaian adalah obat mujarab!,” tegasnya.

    Sementara itu, Ghebreyesus menjelaskan saat ini sekitar 12 pasien telah sampai di Eropa.

    “Sebanyak 12 pasien dari Gaza telah dievakuasi ke Eropa untuk perawatan medis,” katanya.

    Pasien dievakuasi di beberapa negara di Eropa seperti,  Albania, Prancis, Norwegia, dan Rumania.

    Belasan pasien ini tiba di Eropa pada malam hari bersama dengan 35 anggota keluarga mereka.

    “Didampingi oleh 35 anggota keluarga, pasien dari Gaza tiba di Albania, Prancis, Norwegia, dan Rumania pada malam hari untuk menerima perawatan medis khusus di sana,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus pada X.

    Atas dievakuasinya 12 pasien ini, Ghebreyesus berterima kasih kepada negara-negara yang memberikan fasilitas perawatan medis ini untuk mereka.

    “Berterima kasih kepada negara-negara tersebut dan Perlindungan Sipil dan Bantuan Kemanusiaan UE atas kerja sama dan dukungan mereka,” tambahnya.

    Sebagai informasi, Perdana Menteri Qatar dan Menteri Luar Negeri Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengumumkan Rabu malam bahwa para mediator telah mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.

    Kesepakatan itu mencakup pertukaran tahanan dan ketenangan berkelanjutan, yang bertujuan untuk gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

    Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera Israel, dan 50 tahanan Palestina lainnya untuk setiap tentara wanita Israel yang ditahan di Gaza.

    Dalam 42 hari pertama kesepakatan, 33 warga Israel diperkirakan akan dibebaskan.

    Israel juga secara bertahap akan menarik diri dari Koridor Netzarim dan Philadelphia.

    Sementara negosiasi untuk tahap kedua kesepakatan akan dimulai pada hari keenam belas gencatan senjata.

    Konflik Palestina vs Israel

    Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

    Mereka mengabaikan resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata segera dan terus melancarkan serangan tanpa henti hingga saat ini.

    Serangan Israel ini telah menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina.

    Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

    Sejak saat itu, militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, mengusir hampir seluruh penduduknya yang berjumlah 2,3 juta orang dari rumah mereka.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Gencatan Senjata di Gaza

  • Warga Gaza dan Israel rayakan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza – ‘Saya sedih sekaligus gembira’ – Halaman all

    Warga Gaza dan Israel rayakan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza – Halaman all

    Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang. Warga Gaza dan Israel menyambut baik peristiwa ini dengan merayakannya di jalan-jalan.

    Di Gaza, sebagian warga turun ke jalan-jalan di Deir al-Balah.

    Pemandangan serupa juga terlihat di sudut Ibu Kota Israel, Tel Aviv.

    Di Gaza, seorang pria mengaku “syok lantaran senang”.

    Adapun seorang perempuan di Tel Aviv, Israel, berharap setiap warga Israel yang sandera Hamas dapat kembali ke rumahnya.

    Pada tahap awal gencatan senjata, seperti disepakati Israel dan Hamas, baru 33 orang sandera yang akan dibebaskan.

    Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengonfirmasi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

    Biden menyebutkan gencatan senjata itu berlaku secara penuh dan menyeluruh, mulai penarikan pasukan Israel dari Gaza, dan pembebasan semua sandera yang ditahan oleh Hamas.

    Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan kesepakatan gencatan senjata, yang disebutnya meringankan “penderitaan luar biasa yang disebabkan oleh konflik”, adalah prioritas pertama.

    Guterres mengatakan PBB siap untuk meningkatkan pengiriman bantuan kepada Palestina.

    Walaupun kesepakatan itu sudah dicapai, dan mulai berlaku Minggu, 19 Januari, badan Pertahanan Sipil yang dikelola Hamas melaporkan bahwa serangan udara Israel menewaskan lebih dari 20 orang pada Rabu (15/01).

    Tedros Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyambut positif kesepakatan gencatan senjata.

    Melalui media sosial X (dulu Twitter), dia mengatakan organisasinya siap untuk “meningkatkan dukungannya”.

    “Terlalu banyak nyawa yang hilang dan terlalu banyak keluarga yang menderita. Kami berharap semua pihak akan menghormati kesepakatan itu dan bekerja menuju perdamaian abadi,” kata Ghebreyesus.

    “Perdamaian adalah obat terbaik!” Tegasnya.

    Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan membawa 251 orang kembali ke Gaza sebagai sandera.

    Serangan tersebut memicu serangan besar-besaran Israel di Gaza, yang menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina, menurut badan kesehatan yang dikelola Hamas Kementerian.

    Menurut penelitian BBC Verify, 94 sandera masih ditahan oleh Hamas, dan 34 orang di antaranya diduga tewas.

    Bagaimana perjalanan negosiasi gencatan senjata Israel-Hamas?

    Pada Agustus 2024 lalu, Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, mengungkap kemungkinan akan ada gencatan senjata dalam perang antara Israel dan Hamas di Gaza dalam beberapa hari ke depan, setelah Israel menerima proposal perdamaiannya pada Senin (19/08) silam.

    Usulan kesepakatan gencatan senjata itu akan mencakup diakhirinya pertikaian di Gaza dan pembebasan sandera yang ditangkap Hamas dan sekutunya dalam serangan mereka ke Israel pada Oktober 2023.

    AS telah berupaya untuk “menjembatani proposal” perdamaian antara Israel dan Hamas, untuk mengatasi hambatan yang menghalangi keduanya menyetujui kesepakatan.

    Apa saja poin-poin penting dalam rencana perdamaian dan bagaimana respons Israel dan Hamas?

    Apa poin utama dari rencana perdamaian AS?

    Blinken saat ini berada di Israel untuk mempromosikan perjanjian perdamaian berdasarkan rencana yang ditetapkan oleh Presiden AS Joe Biden pada Mei tahun ini.

    Kesepakatan perdamaian itu akan berlangsung dalam tiga fase.

    Yang pertama mencakup “gencatan senjata penuh dan menyeluruh” yang berlangsung selama enam pekan, penarikan pasukan Israel dari seluruh wilayah berpenduduk di Gaza, dan pertukaran beberapa sandera – termasuk perempuan, orang tua, serta warga yang sakit dan terluka.

    Mereka akan ditukar dengan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

    Israel mengatakan lebih dari 100 sandera masih ditahan dan meyakini 71 orang masih hidup. Empat sandera lainnya sudah berada di Gaza sebelum tanggal 7 Oktober, dua di antaranya diyakini tewas.

    Sebuah kesepakatan yang disepakati pada November 2023 menunjukkan bahwa Hamas membebaskan 105 sandera selama gencatan senjata yang berlangsung selama sepekan dengan imbalan sekitar 240 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

    Kesepakatan damai itu akan mencakup rencana untuk membangun kembali Gaza.

    Tahap ketiga dari perjanjian damai ini akan menjadi awal dari rencana rekonstruksi besar-besaran yang disusun untuk Gaza, dan pengembalian jenazah sandera.

    Sebuah pernyataan dari pemerintah Israel pada 19 Agustus mengatakan: “Perdana Menteri menegaskan kembali komitmen Israel terhadap proposal Amerika saat ini mengenai pembebasan sandera kami, yang mempertimbangkan kebutuhan keamanan Israel.”

    Apa saja poin-poin penting dalam rencana perdamaian?

    Diperkirakan masih ada perbedaan besar antara Israel dan Hamas.

    Salah satu masalahnya adalah berlanjutnya kehadiran militer Israel di Gaza.

    Israel mengatakan mereka ingin pasukan tetap tinggal untuk menghentikan gerak Hamas dan menghentikan penyelundupan lebih banyak senjata.

    Namun, Hamas menentang pasukan Israel yang tetap berada di Gaza setelah gencatan senjata.

    Hamas juga mempunyai perbedaan dengan Israel mengenai jumlah dan identitas tahanan Palestina yang akan dikembalikan ke Gaza dengan imbalan sandera Israel.

    Seberapa besar peluang tercapainya kesepakatan damai?

    Blinken mengatakan gencatan senjata harus segera dicapai.

    “Ini adalah momen yang menentukan, mungkin yang terbaik, mungkin kesempatan terakhir untuk memulangkan para sandera, untuk melakukan gencatan senjata dan menempatkan semua orang pada jalur yang lebih baik menuju perdamaian dan keamanan abadi,” kata Blinken pada 19 Agustus, saat berada di Israel.

    Setelah mendapat persetujuan luas dari pemerintah Israel, Blinken berkunjung ke Kairo untuk berbicara dengan Mesir dan Qatar – mediator dalam negosiasi damai Hamas dan Israel.

    Kedua negara memiliki saluran komunikasi dengan Hamas.

    Namun Hamas menyatakan tidak akan mengirimkan perwakilannya ke sana.

    Seorang anggota biro politik organisasi yang berbasis di Qatar, Basem Naim, mengatakan: “Kami menyetujui kesepakatan [melalui mediator] pada tanggal 2 Juli… dan oleh karena itu kami tidak memerlukan putaran perundingan baru atau membahas tuntutan baru Benyamin Netanyahu.”

    Dia mengatakan bahwa Hamas “masih tertarik” pada perjanjian perdamaian, namun menegaskan: “Kami telah menunjukkan fleksibilitas maksimum dan sikap positif, dan pihak lain telah memahami ini sebagai kelemahan dan menghadapinya dengan kekuatan yang lebih besar.”

    Pemerintah Israel menjawab bahwa Hamas “sangat keras kepala” dan mengatakan “tekanan perlu diarahkan” pada kelompok tersebut.

    Militer Israel melancarkan serangan di Gaza untuk menghancurkan Hamas sebagai tanggapan atas serangan kelompok milisi Palestina tersebut terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan 251 orang disandera.

    Sejak itu, lebih dari 40.130 warga Palestina tewas di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.

    Pertempuran terus berlanjut, dengan Israel mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir mereka mengatakan telah menghancurkan beberapa kompleks Hamas dan jaringan terowongan tempat ditemukannya roket dan rudal , dan telah “membasmi puluhan teroris”.

    Media Palestina melaporkan bahwa pada Senin (19/08) enam orang tewas dalam serangan udara Israel di Khan Younis, di selatan Gaza, dan empat lainnya tewas dalam serangan terhadap sebuah mobil di Kota Gaza, di utara.

  • Warga Gaza-Israel Rayakan Kesepakatan Gencatan Senjata

    Warga Gaza-Israel Rayakan Kesepakatan Gencatan Senjata

    Jakarta

    Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang. Warga Gaza dan Israel menyambut baik peristiwa ini dengan merayakannya di jalan-jalan.

    Di Gaza, sebagian warga turun ke jalan-jalan di Deir al-Balah.

    Pemandangan serupa juga terlihat di sudut Ibu Kota Israel, Tel Aviv.

    Di Gaza, seorang pria mengaku “syok lantaran senang”.

    Adapun seorang perempuan di Tel Aviv, Israel, berharap setiap warga Israel yang sandera Hamas dapat kembali ke rumahnya.

    Pada tahap awal gencatan senjata, seperti disepakati Israel dan Hamas, baru 33 orang sandera yang akan dibebaskan.

    Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengonfirmasi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

    Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan kesepakatan gencatan senjata, yang disebutnya meringankan “penderitaan luar biasa yang disebabkan oleh konflik”, adalah prioritas pertama.

    Guterres mengatakan PBB siap untuk meningkatkan pengiriman bantuan kepada Palestina.

    Walaupun kesepakatan itu sudah dicapai, dan mulai berlaku Minggu, 19 Januari, badan Pertahanan Sipil yang dikelola Hamas melaporkan bahwa serangan udara Israel menewaskan lebih dari 20 orang pada Rabu (15/01).

    Presiden AS Joe Biden mengumumkan kesepakatan gencatan senjata Israel dan Hamas itu di Gedung Putih. (BBC)

    Tedros Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyambut positif kesepakatan gencatan senjata.

    Melalui media sosial X (dulu Twitter), dia mengatakan organisasinya siap untuk “meningkatkan dukungannya”.

    “Terlalu banyak nyawa yang hilang dan terlalu banyak keluarga yang menderita. Kami berharap semua pihak akan menghormati kesepakatan itu dan bekerja menuju perdamaian abadi,” kata Ghebreyesus.

    “Perdamaian adalah obat terbaik!” Tegasnya.

    Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan membawa 251 orang kembali ke Gaza sebagai sandera.

    Serangan tersebut memicu serangan besar-besaran Israel di Gaza, yang menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina, menurut badan kesehatan yang dikelola Hamas Kementerian.

    Menurut penelitian BBC Verify, 94 sandera masih ditahan oleh Hamas, dan 34 orang di antaranya diduga tewas.

    Bagaimana perjalanan negosiasi gencatan senjata Israel-Hamas?

    Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ketika berjumpa di Yerusalem. (Getty Images)

    Pada Agustus 2024 lalu, Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, mengungkap kemungkinan akan ada gencatan senjata dalam perang antara Israel dan Hamas di Gaza dalam beberapa hari ke depan, setelah Israel menerima proposal perdamaiannya pada Senin (19/08) silam.

    Usulan kesepakatan gencatan senjata itu akan mencakup diakhirinya pertikaian di Gaza dan pembebasan sandera yang ditangkap Hamas dan sekutunya dalam serangan mereka ke Israel pada Oktober 2023.

    AS telah berupaya untuk “menjembatani proposal” perdamaian antara Israel dan Hamas, untuk mengatasi hambatan yang menghalangi keduanya menyetujui kesepakatan.

    Apa saja poin-poin penting dalam rencana perdamaian dan bagaimana respons Israel dan Hamas?

    Apa poin utama dari rencana perdamaian AS?

    Blinken saat ini berada di Israel untuk mempromosikan perjanjian perdamaian berdasarkan rencana yang ditetapkan oleh Presiden AS Joe Biden pada Mei tahun ini.

    Kesepakatan perdamaian itu akan berlangsung dalam tiga fase.

    Yang pertama mencakup “gencatan senjata penuh dan menyeluruh” yang berlangsung selama enam pekan, penarikan pasukan Israel dari seluruh wilayah berpenduduk di Gaza, dan pertukaran beberapa sandera termasuk perempuan, orang tua, serta warga yang sakit dan terluka.

    Mereka akan ditukar dengan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

    Getty ImagesPada November 2023, 105 sandera dikembalikan ke Israel dan lebih dari 100 masih berada di Gaza.

    Israel mengatakan lebih dari 100 sandera masih ditahan dan meyakini 71 orang masih hidup. Empat sandera lainnya sudah berada di Gaza sebelum tanggal 7 Oktober, dua di antaranya diyakini tewas.

    Sebuah kesepakatan yang disepakati pada November 2023 menunjukkan bahwa Hamas membebaskan 105 sandera selama gencatan senjata yang berlangsung selama sepekan dengan imbalan sekitar 240 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

    Kesepakatan damai itu akan mencakup rencana untuk membangun kembali Gaza.

    Getty Images

    Tahap ketiga dari perjanjian damai ini akan menjadi awal dari rencana rekonstruksi besar-besaran yang disusun untuk Gaza, dan pengembalian jenazah sandera.

    Sebuah pernyataan dari pemerintah Israel pada 19 Agustus mengatakan: “Perdana Menteri menegaskan kembali komitmen Israel terhadap proposal Amerika saat ini mengenai pembebasan sandera kami, yang mempertimbangkan kebutuhan keamanan Israel.”

    Baca juga:Apa saja poin-poin penting dalam rencana perdamaian?

    Diperkirakan masih ada perbedaan besar antara Israel dan Hamas.

    Salah satu masalahnya adalah berlanjutnya kehadiran militer Israel di Gaza.

    Israel mengatakan mereka ingin pasukan tetap tinggal untuk menghentikan gerak Hamas dan menghentikan penyelundupan lebih banyak senjata.

    Namun, Hamas menentang pasukan Israel yang tetap berada di Gaza setelah gencatan senjata.

    Hamas juga mempunyai perbedaan dengan Israel mengenai jumlah dan identitas tahanan Palestina yang akan dikembalikan ke Gaza dengan imbalan sandera Israel.

    Getty ImagesHamas tidak ingin pasukan Israel menduduki Gaza setelah gencatan senjata.

    Seberapa besar peluang tercapainya kesepakatan damai?

    Blinken mengatakan gencatan senjata harus segera dicapai.

    “Ini adalah momen yang menentukan, mungkin yang terbaik, mungkin kesempatan terakhir untuk memulangkan para sandera, untuk melakukan gencatan senjata dan menempatkan semua orang pada jalur yang lebih baik menuju perdamaian dan keamanan abadi,” kata Blinken pada 19 Agustus, saat berada di Israel.

    Setelah mendapat persetujuan luas dari pemerintah Israel, Blinken berkunjung ke Kairo untuk berbicara dengan Mesir dan Qatar mediator dalam negosiasi damai Hamas dan Israel.

    Kedua negara memiliki saluran komunikasi dengan Hamas.

    Getty ImagesBanyak orang di Israel mendesak tercapainya kesepakatan perdamaian dan pengembalian semua sandera yang tersisa.

    Namun Hamas menyatakan tidak akan mengirimkan perwakilannya ke sana.

    Seorang anggota biro politik organisasi yang berbasis di Qatar, Basem Naim, mengatakan: “Kami menyetujui kesepakatan [melalui mediator] pada tanggal 2 Juli… dan oleh karena itu kami tidak memerlukan putaran perundingan baru atau membahas tuntutan baru Benyamin Netanyahu.”

    Dia mengatakan bahwa Hamas “masih tertarik” pada perjanjian perdamaian, namun menegaskan: “Kami telah menunjukkan fleksibilitas maksimum dan sikap positif, dan pihak lain telah memahami ini sebagai kelemahan dan menghadapinya dengan kekuatan yang lebih besar.”

    Pemerintah Israel menjawab bahwa Hamas “sangat keras kepala” dan mengatakan “tekanan perlu diarahkan” pada kelompok tersebut.

    Getty ImagesSeorang tentara Israel berdiri di samping pintu masuk terowongan yang digunakan oleh Hamas di Gaza.

    Militer Israel melancarkan serangan di Gaza untuk menghancurkan Hamas sebagai tanggapan atas serangan kelompok milisi Palestina tersebut terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan 251 orang disandera.

    Sejak itu, lebih dari 40.130 warga Palestina tewas di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.

    Pertempuran terus berlanjut, dengan Israel mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir mereka mengatakan telah menghancurkan beberapa kompleks Hamas dan jaringan terowongan tempat ditemukannya roket dan rudal , dan telah “membasmi puluhan teroris”.

    Media Palestina melaporkan bahwa pada Senin (19/08) enam orang tewas dalam serangan udara Israel di Khan Younis, di selatan Gaza, dan empat lainnya tewas dalam serangan terhadap sebuah mobil di Kota Gaza, di utara.

    Meskipun Blinken mengatakan menurutnya kesepakatan perdamaian dapat segera dicapai, baik sumber Israel maupun Hamas yang berbicara kepada BBC tidak memberikan harapan yang sama.

    Berita ini akan terus diperbarui.

    (ita/ita)

  • WHO Laporkan Kasus Virus Marburg, Tewaskan 8 Orang di Negara Ini

    WHO Laporkan Kasus Virus Marburg, Tewaskan 8 Orang di Negara Ini

    Jakarta

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan dugaan wabah baru virus Marburg di Tanzania barat laut. Diduga ada sembilan orang terinfeksi virus tersebut, dan delapan orang di antaranya meninggal dunia.

    Virus mematikan ini memiliki tingkat kematian hingga 88 persen, dan berasal dari keluarga virus yang sama dengan virus yang menyebabkan Ebola, ditularkan ke manusia dari kelelawar buah yang merupakan hewan endemik di wilayah Afrika Timur.

    WHO mengatakan pihaknya menerima laporan yang dapat dipercaya mengenai kasus yang diduga terjadi di wilayah Kagera Tanzania pada 10 Januari. Pasien mengalami gejala sakit kepala, demam tinggi, nyeri punggung, diare, muntah darah, kelemahan otot, dan kematian akibat kehilangan banyak darah.

    “Kami memperkirakan akan ada kasus lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang seiring peningkatan pengawasan penyakit,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di X, dikutip BBC.

    Kontak pasien, termasuk petugas kesehatan, telah diidentifikasi dan sedang dipantau lebih lanjut. Tim respons cepat negara tersebut juga telah dikerahkan untuk membantu mengidentifikasi kasus-kasus yang diduga dan menahan wabah tersebut.

    WHO memperingatkan bahwa risiko penyebaran virus di wilayah tersebut tetap tinggi karena Kagera, Tanzania, merupakan pusat transit dengan banyak pergerakan lintas perbatasan ke Republik Demokratik Kongo, Uganda, Burundi, dan Rwanda.

    Meski begitu, WHO menyebut risiko global yang ditimbulkan oleh wabah ini rendah dan tak ada kekhawatiran terkait penyebaran penyakit secara internasional.

    Sebelumnya Tanzania mengalami wabah Marburg pertamanya pada bulan Maret 2023 di distrik Bukoba. Wabah ini menewaskan sekitar enam orang dan berlangsung selama hampir dua bulan. Sementara itu pihak berwenang Tanzania belum mengonfirmasi wabah terbaru saat ini.

    (suc/kna)

  • Desakan Sekjen WHO ke Israel: Diminta Bebaskan Direktur RS Terakhir yang Beroperasi di Gaza Utara – Halaman all

    Desakan Sekjen WHO ke Israel: Diminta Bebaskan Direktur RS Terakhir yang Beroperasi di Gaza Utara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mendesak Israel untuk membebaskan direktur rumah sakit utama di Gaza utara, Dr Hussam Abu Safia.

    Rumah Sakit Kamal Adwan menjadi rumah sakit terakhir yang beroperasi di bagian paling utara Gaza.

    Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, Dr Hussam Abu Safiya ditangkap pada Jumat (27/12/2024) bersama puluhan staf lainnya dan dibawa ke pusat interogasi.

    Mengenai penangkapan itu, Sekjen WHO lantas memberi desakan kepada Israel untuk membebaskan direktur Rumah Sakit Kamal Adwan.

    “Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara tetap tidak beroperasi dan kami belum menerima kabar terbaru tentang keselamatan dan kesejahteraan direkturnya, Dr Hussam Abu Safia, sejak penahanannya pada 27 Desember,” ungkapnya, Senin (6/1/2025), dikutip dari Al Jazeera.

    “Kami terus mendesak Israel untuk membebaskannya. Kami ulangi: serangan terhadap rumah sakit dan tenaga kesehatan harus dihentikan.”

    “Warga di Gaza membutuhkan akses ke perawatan kesehatan,” tegas Tedros, mengulangi seruannya untuk gencatan senjata.

    Penangkapan Direktur RS Kamal Adwan

    Tentara Israel menahan direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Dr. Hussam Abu Safiya.

    Militer Israel menuduh militan Hamas menggunakan fasilitas itu dan mengatakan lebih dari 240 orang ditahan.

    Pasukan Israel menyerbu rumah sakit dan memaksa banyak staf dan pasien keluar serta menyuruh mereka menanggalkan pakaian di cuaca musim dingin.

    Militer Israel juga telah mengonfirmasi bahwa mereka menahan direktur rumah sakit untuk diinterogasi dan menyebutnya sebagai tersangka anggota Hamas tanpa memberikan bukti apa pun.

    Diberitakan AP News, militer Israel mengatakan bahwa mereka mengepung rumah sakit tersebut dan pasukan khusus masuk serta menemukan senjata di area tersebut.

    Militer Israel mengatakan bahwa militan menembaki pasukannya dan mereka “dilenyapkan.”

    Seorang juru bicara militer Israel, Letkol. Nadav Shoshani, kemudian menegaskan kepada wartawan bahwa sebagian besar dari mereka yang ditahan adalah anggota Hamas.

    Sementara itu, militer Israel membantah telah memasuki atau membakar kompleks rumah sakit, tetapi mengakui telah memerintahkan orang-orang keluar.

    Militer mengulangi klaim bahwa militan Hamas beroperasi di dalam Kamal Adwan, yang dibantah oleh pejabat rumah sakit.

    Sebelumnya, rumah sakit tersebut telah diserang beberapa kali selama tiga bulan terakhir oleh pasukan Israel yang melancarkan serangan di wilayah Gaza utara, yang sebagian besar terisolasi terhadap pejuang Hamas yang katanya telah berkumpul kembali.

    Sebanyak 350 pasien beserta tenaga medis telah dievakuasi dari Kamal Adwan dalam beberapa minggu terakhir.

    Kemudian, sebanyak 95 pasien, perawat, dan tenaga medis lainnya dievakuasi ke Rumah Sakit Indonesia selama operasi tersebut.

    Para korban dirawat di dalam rumah sakit Kamal Adwan di Beit Lahia di Jalur Gaza utara, setelah serangan Israel di sekitar kompleks medis tersebut pada tanggal 6 Desember 2024, saat perang antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina berlanjut. (AFP)

    Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

    Pasukan Israel terus menggempur Gaza, menewaskan sebanyak enam warga Palestina dalam dua serangan terpisah di Kota Gaza utara.

    Sementara itu, bayi Palestina kedelapan meninggal karena hipotermia di Jalur Gaza, tempat keluarga-keluarga menghadapi musim dingin yang keras karena Israel terus membatasi masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk selimut dan tenda.

    Pengeboman Israel yang tak henti-hentinya di Jalur Gaza terus berlanjut, dengan sedikitnya enam orang tewas di Kota Gaza utara, menurut media Palestina.

    Para korban termasuk wanita dan anak-anak.

    Kantor berita Reuters melaporkan bahwa Hamas telah memberikan daftar 34 tawanan yang disetujui untuk dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan gencatan senjata potensial setelah kantor Netanyahu menolak menerima persetujuan tersebut.

    Sementara itu, kantor berita AFP melaporkan seorang pejabat Hamas mengatakan daftar tersebut mencakup wanita, anak-anak, orang tua, dan tawanan sakit yang masih ditahan di Gaza.

    Namun, ia mengatakan kelompok itu butuh waktu seminggu untuk berkomunikasi dengan para penculik dan mengidentifikasi mereka yang masih hidup dan yang sudah meninggal.

    Relief International, sebuah kelompok kemanusiaan, mengecam serangan berkelanjutan Israel terhadap Rumah Sakit al-Awda di Jabalia, dan mengatakan staf di sana yang ketakutan menunggu izin untuk mengevakuasi pasien dengan aman ke Kota Gaza.

    Media Lebanon melaporkan bahwa pasukan Israel mengebom kota Taybeh di distrik Marjayoun, yang melanggar gencatan senjata yang disepakati dengan Hizbullah pada bulan November.

    Perang Israel  di Gaza  telah menewaskan sebanyak 45.805 warga Palestina dan melukai 109.064 orang sejak 7 Oktober 2023.

    Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu, dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Israel Beri Isyarat Bakal Pangkas Bantuan Pangan yang Masuk ke Gaza Usai Pelantikan Presiden Baru AS – Halaman all

    Israel Beri Isyarat Bakal Pangkas Bantuan Pangan yang Masuk ke Gaza Usai Pelantikan Presiden Baru AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Israel dibawah pimpinan Benyamin Netanyahu kembali memberikan isyarat pemangkasan bantuan pangan yang masuk ke jalur Gaza.

    Kabar ini mencuat setelah seorang sumber politik Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada media lokal Channel 12 tersebut terkait rencana pemangkasan jumlah bantuan ke Gaza.

    “Kami meragukan bahwa jumlah bantuan yang saat ini diizinkan masuk ke Gaza akan tetap sama di bawah pemerintahan Trump,” jelas sumber politik Israel, sebagaimana dikutip dari Anadolu.

    Tak dijelaskan secara rinci berapa banyak bantuan yang akan dipangkas. Namun Channel 12 melaporkan tingkat bantuan saat ini yang telah dipertahankan selama pemerintahan Presiden Joe Biden akan berubah setelah pelantikan Presiden terpilih AS Donald pada 20 Januari mendatang.

    Pengetatan ini dilakukan lantaran Israel menaruh kecurigaan bahwa bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza telah disalahgunakan oleh Hamas untuk membangun kembali kemampuannya.

    Sebagai tanggapan atas munculnya isu ini, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz baru-baru ini membentuk subkomite untuk membahas “pemberhentian kekuasaan pemerintahan Hamas” di Gaza.

    Sejak perang dimulai, Israel telah memberlakukan pembatasan yang sangat ketat terhadap penyeberangan ke Gaza.

    Tak tanggung-tanggung mereka juga turut memblokir akses masuk barang-barang penting dan membatasi bantuan kemanusiaan, memperburuk situasi yang sudah kritis.

    Tank Israel Tembaki Konvoi Bantuan

    Terpisah, pada September tahun lalu Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut, tank-tank Israel telah menembaki sebuah konvoi bantuan di Gaza utara.

    Menurut Tedros, konvoi bantuan yang dipimpin oleh WHO itu padahal sudah mendapat izin untuk melakukan perjalanan melintasi pos pemeriksaan dari Gaza utara.

    Namun ketika mendekati pos pemeriksaan, Israel mulai menembaki truk-truk bantuan tersebut, bahkan kendaraan konvoi yang berisi bantuan itu turut ditabrak oleh sebuah buldoser. 

    Imbas serangan itu lima karyawan perusahaan transportasi yang bekerja dengan kelompok bantuan berbasis di AS yang mengorganisasinya dilaporkan tewas, The Guardian melaporkan.

    “Dalam perjalanan kembali dari misi ke Gaza utara, konvoi bertemu dengan dua tank Israel. Tembakan dilepaskan dari tank-tank di dekat konvoi. Untungnya tidak ada yang terluka,” katanya Tedros di X.

    “Ini tidak dapat diterima,” tambahnya.

    ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Pimpinan Israel

    Merespon kejahatan perang yang terus dilakukan Israel pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk pimpinan Israel.

    Adapun penangkapan itu ditujukan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang.

    Serta kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pembunuhan dan penganiayaan, serta tindakan tidak manusiawi lain bersama pihak lain yang terkait.

    Rilisnya surat perintah penangkapan tersebut menjadikan Netanyahu, Gallant dan Deif sebagai tersangka yang diburu secara internasional. 

    Imbasnya pergerakan PM Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant semakin terbatas.

    Lantaran ICC sekarang secara teoritis membatasi pergerakan Netanyahu karena salah satu dari 124 anggota nasional pengadilan tersebut akan diwajibkan untuk menangkapnya di wilayah mereka.

    Selain itu surat penangkapan Netanyahu juga memberikan dampak luas, seperti melemahkan legitimasi kampanye Israel di Gaza. Kemudian merusak hubungan antara Tel Aviv dan sekutunya.

    (Tribunnews.com/ Namira Yunia)

  • Kondisi Gaza Memprihatinkan! WHO: Butuh 5-10 Tahun Selamatkan Semua Pasien Kritis

    Kondisi Gaza Memprihatinkan! WHO: Butuh 5-10 Tahun Selamatkan Semua Pasien Kritis

    Jakarta

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak Israel segera mempercepat evakuasi medis di tengah kondisi warga Gaza semakin memprihatinkan. Menurut Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus sejauh ini pihak Israel masih sangat lambat menangani banyaknya korban luka parah di tengah serangan, yang juga menyasar rumah sakit.

    WHO melaporkan hanya ada 5.383 pasien yang dievakuasi sejak perang dimulai Oktober 2023. “Artinya, hanya bertambah 436 orang sejak penyeberangan Rafah ditutup,” kata Tedros dalam sebuah pernyataan yang diunggah di media sosial.

    Ia mengatakan lebih dari 12.000 orang masih membutuhkan evakuasi medis.

    “Pada tingkat ini, akan memakan waktu 5-10 tahun untuk mengevakuasi semua pasien yang sakit kritis ini, termasuk ribuan anak-anak. Sementara itu, kondisi mereka memburuk dan beberapa meninggal,” wanti-wanti WHO.

    Tedros melaporkan baru ada 55 pasien dan 72 pendamping dievakuasi ke Uni Emirat Arab (UEA) pada 31 Desember.

    UNICEF melaporkan lima anak muda dilaporkan tewas pada Rabu malam, dan yang lainnya terluka, dalam serangan terhadap sebuah tenda di Mawasi, yang disebut sebagai ‘zona aman’.

    Saat ini lebih dari 80 persen Jalur Gaza berada di bawah perintah evakuasi Israel. Di tengah situasi ini, kemampuan pekerja kemanusiaan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan di seluruh Gaza semakin berkurang.

    “Desember menjadi kondisi yang sangat tragis saat beberapa pembatasan terberat terhadap pergerakan kemanusiaan semakin banyak. Ini termasuk memblokir akses ke daerah perbatasan untuk mengumpulkan pasokan dan menolak upaya untuk mengirimkan barang dan jasa atau menilai kebutuhan di seluruh Gaza,” kata OCHA.

    Secara keseluruhan, Israel menolak 39 persen upaya PBB untuk memindahkan pekerja bantuan ke mana pun di Gaza, dengan 18 persen lainnya terganggu di lapangan atau terhalang.

    Selain itu, untuk daerah yang terkepung di Gaza Utara, akses telah ditolak selama 88 hari berturut-turut, atau sejak 6 Oktober.

    (naf/kna)