Tingkah Laku dan Pernyataan Anggota DPR yang Buat Rakyat Marah…
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Suara-suara kritik terhadap lembaga legislatif memenuhi jagat media sosial sepanjang Agustus 2025.
Seruan seperti “Bubarkan DPR!” pun berseliweran di lini masa.
Kondisi ini menggambarkan kepercayaan publik pada “wakil rakyat” di Senayan yang mulai memudar karena kekecewaan yang dirasakan.
Gelombang kritik terhadap DPR sebenarnya bukan hal baru.
Isu soal gaji dan tunjangan jumbo anggota Dewan bahkan sudah lebih dulu memicu perdebatan publik.
Namun, kontroversi itu semakin menjadi sorotan setelah Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir menyampaikan pernyataan yang keliru mengenai kenaikan drastis tunjangan para legislator.
Pada Selasa (19/8/2025), Adies menyebut tunjangan beras untuk anggota Dewan mencapai Rp 10 juta dan naik menjadi Rp 12 juta per bulan.
Dia juga menyatakan tunjangan bensin meningkat dari Rp 3 juta menjadi Rp 7 juta.
Pernyataan itu langsung menyulut amarah publik. Angka fantastis tersebut dirasa terlalu besar di tengah kondisi ekonomi rakyat yang sulit.
Keesokan harinya, Adies buru-buru mengklarifikasi pernyataannya.
Dia mengaku salah menyampaikan data mengenai tunjangan bagi anggota DPR.
“Setelah saya cek di kesekjenan, ternyata tidak ada kenaikan, baik itu gaji maupun tunjangan seperti yang saya sampaikan,” ujar Adies, di Gedung DPR RI, Rabu (20/8/2025).
Dia mengatakan, tunjangan beras sejatinya hanya Rp 200.000 per bulan dan tidak berubah sejak 2010.
Begitu pula tunjangan bensin yang tetap Rp 3 juta.
Gaji pokok pun, kata dia, sekitar Rp 6,5 juta per bulan, tak naik dalam 15 tahun terakhir.
Namun, penjelasan itu tidak serta-merta meredakan kemarahan publik yang telah lebih dulu menghitung nominal besar “
take home pay
” para anggota DPR.
Terlebih lagi, Adies tak menampik bahwa anggota DPR kini mendapat tunjangan perumahan Rp 50 juta per bulan, sebagai pengganti fasilitas rumah dinas anggota DPR yang tak lagi didapatkan.
Tak lama setelah klarifikasi Adies, giliran Nafa Urbach yang menuai sorotan.
Artis yang kini duduk sebagai anggota DPR Komisi IX dari Fraksi NasDem itu menyampaikan dukungannya terhadap tunjangan perumahan Rp 50 juta per bulan.
“Anggota Dewan itu kan enggak orang Jakarta semua, guys. Itu kan dari seluruh pelosok Indonesia. Nah, mereka diwajibkan kontrak rumahnya dekat-dekat Senayan supaya memudahkan menuju DPR,” kata Nafa, dalam siaran langsung di media sosial.
Dia bahkan membandingkan dengan dirinya yang tinggal di Bintaro dan harus bergulat dengan kemacetan setiap kali menuju Senayan.
Namun, bukannya mendapat dukungan publik, pernyataannya justru mengundang hujan kritik.
Publik menilai, Nafa gagal membaca situasi. Dia pun akhirnya meminta maaf.
“
Guyss maafin aku yah klo statement aku melukai kalian
,” tulisnya di Instagram Story, Jumat (22/8/2025).
Nafa berjanji akan menjadikan kritik sebagai pengingat agar lebih sungguh-sungguh bekerja.
Kemudian, muncul pernyataan pedas Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Syahroni kepada publik yang mengkritik DPR.
Syahroni melontarkan kalimat yang kian memperkeruh suasana ketika menanggapi seruan “Bubarkan DPR” di media sosial.
“Catat nih, orang yang cuma mental bilang ‘bubarin DPR’, itu adalah orang tolol se-dunia,” ujarnya dalam kunjungan kerja di Medan, Jumat (22/8/2025).
“Kenapa? Kita ini memang orang pintar semua? Enggak. Bodoh semua kita, tetapi ada tata cara kelola bagaimana menyampaikan kritik yang harus dievaluasi oleh kita,” sambung dia.
Ucapan itu sontak memicu gelombang kecaman baru.
Publik menilai, Syahroni merendahkan rakyat yang tengah meluapkan kekecewaan.
Sahroni memahami bahwa publik memang memiliki hak untuk menyampaikan kritik, tetapi jangan berlebihan.
Sebab DPR tetap bekerja dan berempati kepada rakyat.
“Kami memang belum tentu benar, belum tentu hebat, enggak, tetapi minimal kami mewakili kerja-kerja masyarakat,” ucap Syahroni.
Belum reda amarah publik, tingkah anggota DPR sekaligus mantan komedian, Eko Patrio, kembali memancing kritik.
Bukannya menahan diri, Eko malah mengunggah parodi sebagai operator Sound Horeg.
Unggahan ini pun dianggap menantang rakyat yang tengah mengkritik pedas DPR.
Terlebih lagi, video Eko yang berjoget dalam Sidang Tahunan MPR 2025 sudah lebih dulu viral di jagat maya.
“Enggak ada (maksud apa-apa). Malah jauh banget itu (tafsirnya). Seandainya ada yang bagaimana-bagaimana, ya saya sebagai pribadi minta maaf lah,” ujar Eko, di Senayan Park, Jakarta, Minggu (24/8/2025) malam.
Eko menekankan dirinya tidak memiliki maksud apa pun dengan membuat video tersebut.
Dia mengeklaim pembuatan video itu hanya dalam rangka pembubaran panitia 17 Agustus-an.
“Enggak ada maksud apa-apa. Memang itu kemarin kan kita acara pembubaran panitia 17 Agustus-an,” ucap Eko.
Meski akhirnya Eko meminta maaf, warganet telanjur menilai sikapnya jauh dari empati.
Puncak kekecewaan publik terjadi Senin (25/8/2025), saat ribuan demonstran memenuhi kawasan Senayan.
Poster-poster tuntutan bertuliskan “DPR: Dewan Pembeban Rakyat”, “Bubarkan DPR”, “Sahkan RUU Perampasan Aset”, hingga “Stop Komersialisasi Pendidikan” dibentangkan.
Orasi berisi kritik soal penolakan tunjangan besar DPR disuarakan dengan lantang.
Aksi yang awalnya berlangsung damai berujung ricuh setelah aparat memukul mundur massa dari depan Gedung DPR/MPR.
Tindakan represif aparat yang menyemprotkan air hingga menembakkan gas air mata, membuat massa terpencar menjadi kelompok-kelompok kecil di Jalan Gatot Subroto, Jalan Gerbang Pemuda hingga kawasan Pejompongan.
Kerusuhan pun tak terhindarkan. Sejumlah fasilitas umum dirusak, motor dibakar, dan pos polisi juga menjadi sasaran amukan massa.
Bagi banyak demonstran, aksi itu bukan hanya soal gaji dan tunjangan jumbo DPR, tetapi juga tentang perasaan ditinggalkan dan dipermalukan oleh wakilnya sendiri.
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menilai, sikap anggota DPR yang menyetujui tunjangan perumahan menjadi bukti bahwa mereka telah kehilangan
sense of crisis
.
“Kalau DPR punya
sense of crisis
, memilih prihatin dengan menggunakan fasilitas rumah dinas yang masih bagus akan menjadi pilihan. Sehingga uang tunjangan Rp 50 juta per orang itu diperuntukkan bagi rakyat saja,” ujar Lucius, kepada Kompas.com.
Bahkan, Lucius menilai besarnya tunjangan dan gaji DPR RI tak berbanding lurus dengan kinerja lembaga legislatif.
Dia pun menyoroti capaian DPR periode 2024-2029 yang dinilai masih minim.
Dari 42 rancangan undang-undang (RUU) yang masuk daftar prioritas tahun 2025, DPR baru mengesahkan satu RUU, yaitu revisi UU TNI.
Sementara 13 RUU lain yang berhasil disahkan, lanjut Lucius, justru berasal dari daftar kumulatif terbuka.
Misalnya, RUU tentang pembentukan provinsi atau kabupaten/kota, serta tindak lanjut putusan Mahkamah Konstitusi (MK), yakni RUU BUMN dan RUU Minerba.
“Jadi yang benar-benar menampakkan visi politik legislasi DPR baru satu RUU saja,” ujar Lucius.
Dengan tunjangan besar yang diterima, seharusnya tak ada hambatan bagi DPR bekerja maksimal demi rakyat.
“Sayangnya, tunjangan itu malah memanjakan anggota DPR,” pungkas Lucius.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Syahroni
-
/data/photo/2025/08/25/68abe506e979b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
9 Tingkah Laku dan Pernyataan Anggota DPR yang Buat Rakyat Marah… Nasional
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5309011/original/033852100_1754566807-IMG_20250807_185403.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
KPK Segel Ruangan Bupati Kolaka Timur Abdul Aziz dan 2 Pejabat
Liputan6.com, Jakarta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyegel ruangan Bupati Kolaka Timur Abdul Aziz dan dua pejabat. Kadis Kominfo Kolaka Timur Nyoman Abdi membenarkan, ada penyegelan sejumlah ruangan di Pemda Kolaka Timur.
“Soal gedung atau kantor apa, kami belum peroleh informasi,” ujar Nyoman kepada wartawan, Kamis (7/8).
Dari sejumlah video yang beredar, KPK menyegel ruangan Bupati Kolaka Timur, Dinas Kesehatan dan Dinas Binamarga Kolaka Timur.
Dalam video, KPK menyegel ruangan Bupati dengan cara mengikatkan isolasi besar kombinasi warna merah dan hitam, dengan tulisan KPK. Selain itu, ada ruangan lain di Pemda yang ikut disegel.
Kabar beredar, Abdul Azis ikut ditangkap dan diperiksa KPK. Namun setelah sejumlah pihak dikonfirmasi, kabar penangkapan Bupati Koltim ternyata tidak benar. Abdul Azis diketahui sedang mengikuti Rakernas Partai NasDem di Makassar bersama ribuan kader lainnya.
Ajudan Bupati Kolaka Timur Fauzan Bhakti saat dihubungi Liputan6.com, membenarkan saat ini Bupati sedang ikut Rakernas NasDem di Makassar. Pernyataan Fauzan membantah informasi dan berita sebelumnya, terkait OTT Bupati Koltim Abdul Aziz.
“Sedang ikut Rakernas, Bupati ada disini. Ini acara sedang berlangsung,” ujar Fauzan melalui telepon video.
Saat berbicara melalui video dengan wartawan, Fauzan terlihat berada di sebuah ruangan dengan cat tembok berwarna kuning. Warna ini sesuai dengan kondisi ruangan di Aula Hotel Claro Makassar Sulawesi Selatan tempat berlangsungnya Rakernas NasDem yang dihadiri Bupati Koltim Abdul Azis.
Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni menggelar konferensi pers di Makassar. Turut ikut di sampingnya, Abdul Azis dan sejumlah anggota Partai NasDem.
“Tidak benar terjadi OTT terhadap Bupati, bupati bersama saya. OTT itu terjadi ketika yang bersangkutan berada di TKP saat ada penangkapan,” kata Sahroni.
Dia mengatakan, pihaknya belum mengetahui apa maksud OTT yang dilakukan KPK. Kata Syahroni, seharusnya ketika ada pihak Pemda tersangkut kasus hukum, KPK bisa memanggil mereka.
-

Bawa Kabur dan Perkosa Remaja, Pria di Rohil Ditangkap Polisi
Jakarta –
Seorang pria pria berinisial F (21) ditangkap polisi setelah membawa lari remaja 16 tahun Rokan Hilir (Rohil), Riau. Selama 6 hari, pelaku yang bekerja sebagai nelayan itu memperkosa korban.
Kasus ini terungkap setelah orang tua korban melaporkannya ke polisi. Polisi kemudian menindaklanjuti laporan tersebut dan mengamankan pelaku.
Kapolres Rohil AKBP Isa Imam Syahroni mengungkapkan kejadian berawal pada Kamis (26/6) sore hari, korban berangkat dari rumah menuju ke rumah temannya di Kecamatan Pasir Limau Kapas. Keesokannya, diketahui, korban dijemput oleh pelaku pada Jumat (27/6).
“Pada hari Jum’at sekira jam 03.00 WIB, saat itu korban dijemput oleh pacarnya dan dibawa ke salah satu perumahan,” kata Isa, Sabtu (5/7/2025).
Di sana, pelaku memperkosa korban selama 4 kali. Di sisi lain, orang tua yang khawatir karena korban tak kunjung pulang akhirnya mencari korban.
“Orang tua korban bersama keluarganya berhasil menjemput paksa korban lalu membawanya pulang ke rumah. Atas kejadian tersebut keluarga korban merasa malu dan melaporkannya ke Polsek Panipahan,” imbuhnya.
“Terlapor mengakui bahwa memang benar telah membawa lari anak perempuan di bawah umur tanpa izin dari orangtuanya, dan ia mengakui bahwa mereka memiliki hubungan pacaran dan telah menyetubuhi korban sebanyak 4 kali,” tuturnya.
Saat ini Z diamankan di Polres Rohil. Z dijerat Pasal 76E Jo pasal 82 Ayat (1) UU RI no 17 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU RI no 23 tahun 2002 ttg perlindungan anak Jo Pasal 332 Ayat (1) KUHPidana.
(mea/zap)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

Meriahnya Rohil Bhayangkara Run Bawa Semangat Penghijauan Alam
Rokan Hilir –
Polres Rokan Hilir (Rohil), Polda Riau, menggelar Rohil Bhayangkara Run. Lomba lari yang digelar untuk memperingati Hari Bhayangkara ke-79 ini membawa semangat untuk menghijaukan alam di Bumi Lancang Kuning.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan gerak jalan santai yang dilepas langsung oleh Kapolres AKBP Isa Imam Syahroni, pada Minggu (22/6/2025) pagi. Para peserta menempuh rute 10 kilometer dengan titik start Mapolres Rohil-Eks Jalan Komplek IPDN-Mapolres Rohil.
Dalam sambutannya, Kapolres AKBP Isa Imam Syahroni, menyampaikan kegiatan Rohil Bhayangkara Run Goes To Riau Bhayangkara Run ini merupakan rangkaian peringatan HUT Bhayangkara ke-79, sekaligus sebagai upaya membangun hubungan yang lebih erat antara Kepolisian dan masyarakat melalui kegiatan positif.
“Kegiatan ini bukan sekadar olahraga, tapi bentuk nyata dari penguatan hubungan emosional antara institusi Polri dan masyarakat dalam menyambut Hari Bhayangkara ke 79 Tahun 2025,” kata AKBP Isa.
Isa menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang turut serta dalam kegiatan ini. Ia juga menyampaikan selamat kepada para pemenang doorprize.
Lomba lari 2K ini juga diselenggarakan juga menjadi wadah kampanye untuk penghijauan di Provinsi Riau, khususnya di Rokan Hilir. Di akhir acara, Kapolres tak hanya membagikan doorprize, tetapi juga membagikan kado bibit pohon.
(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

Potret Bapak dan Anak Tersangka Pembunuh Mandor Sawit di Rohil Riau
Rokan Hilir –
Polisi menetapkan bapak dan anak di Rokan Hilir (Rohil), Riau, sebagai tersangka kasus pembunuhan Mula Pandiangan (49), mandor di perkebunan sawit yang jasadnya dibuang ke parit. Keduanya kini resmi ditahan polisi.
Keduanya adalah AS alias Raju (41) dan SA alias Rafi (19). Bapak dan anak itu dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolres Rohil, pada Rabu (4/6/2025) siang tadi.
Keduanya tampil berbaju tahanan. Mereka terus menunduk selama konferensi pers itu digelar.
Selain Raju dan Rafi, polisi juga menangkap satu tersangka lain yakni D (15), adik dari Raju. Namun, D tidak dihadirkan dalam konferensi pers tersebut karena masih di bawah umur.
Kapolres Rohil AKBP Isa Imam Syahroni mengatakan Raju adalah tersangka utama yang membunuh korban. Raju mengaku membunuh mandornya itu karena sakit hati atas ucapan korban.
“Motifnya karena tersangka Raju ini merasa sakit hati dituduh mencuri. Tetapi perlu dicatat, pelaku ini adalah seorang residivis,” ujar AKBP Isa.
“Dia baru keluar dari penjara sekitar tiga tahunan,” imbuhnya.
Detik-detik Pembunuhan
Pembunuhan itu terjadi pada Senin (2/6) dini hari. Kasat Reskrim Polres Rohil AKP I Putu Adi menjelaskan awal mula Raju membunuh mandornya itu setelah cekcok mulut karena tuduhan mencuri.
“Sempat korban ini membawa senapan angin dan meletus,” ujarnya.
Adi mengatakan senapan angin tersebut adalah milik korban. Senapan angin itu biasanya digunakan untuk mengusir hewan buas.
“Senapan si mandor itu buat jaga-jaga kalau misalnya ada hewan, di sini kan masih banyak harimau, hewan liar masih banyak. Jadi untuk jaga-jaga,” tuturnya.
Setelah korban meletuskan senapan angin tersebut, Raju pun mengambil tojok. Ia kemudian memukulkan tojok tersebut hingga mengenai batang leher korban.
“Saat korban meletuskan senapan angin itu, pelaku melihat tojok, kemudian korban dikejarnya dan dipukul dengan menggunakan tojok. Penyebab kematiannya itu karena dipukul di batang lehernya,” jelasnya.
Jasad Korban Dikarungin-Dibuang ke Parit
Letusan senapan angin ini membuat anak Raju, SA alias Rafi (19) dan adik Raju, D (15) mendatangi asal suara tersebut. Saat itu, keduanya melihat korban sudah tergeletak.
“Bapaknya (Raju) bilang ‘sudah jangan ikut-ikutan’. Tapi, tanpa disuruh sama bapaknya, dibantu lah sama anak dan adiknya,” katanya.
Anak dan adik Raju itu membantunya memasukkan korban ke dalam karung. Mereka bertiga lalu mengangkat mayat korban dan membuangnya ke parit yang berjarak sekitar 300 meter dari perkebunan.
(mei/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

Pelimpahan Tahap Dua Kasus Nikita Mirzani Tertunda, Ini Penyebabnya
Jakarta, Beritasatu.com- Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta menyatakan berkas perkara kasus Nikita Mirzani telah lengkap atau P21 sejak 28 Mei 2025. Namun, pelimpahan tahap dua masih tertunda karena kondisi kesehatan tersangka yang dikabarkan sedang dirawat di rumah sakit.
Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Syahron Hasibuan, menjelaskan kepada awak media, berkas perkara dugaan tindak pidana yang menjerat Nikita Mirzani telah dinyatakan lengkap secara formil dan materiil. Berkas tersebut pun siap dilimpahkan ke pengadilan.
“Berkas perkara sudah dinyatakan lengkap per tanggal 28 Mei 2025. Jaksa menyatakan secara formil dan materiil telah terpenuhi untuk dilimpahkan ke pengadilan,” ujar Syahron, Senin (2/6/2025).
Meski berkas sudah lengkap, pelimpahan tahap dua yang meliputi penyerahan tersangka dan barang bukti belum dilakukan hingga awal pekan ini. Sebab Nikita Mirzani sebagai tersangka masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri.
“Untuk tahap dua, pihak kami masih menunggu informasi lengkap dari penyidik karena tersangka dikabarkan dalam kondisi sakit,” lanjut Syahroni.
Nikita Mirzani ditahan Polda Metro Jaya atas dugaan kasus pemerasan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) sebesar Rp 4 miliar. Nikita diduga memeras seorang pengusaha sekaligus dokter kecantikan, Reza Gladys. Dalam kasus ini, Nikita tidak ditahan sendirian. Asistennya, Mail Syahputra, juga ikut ditahan.
Peristiwa dugaan pemerasan tersebut terjadi pada 13 November 2024 di kawasan Jakarta Selatan. Reza Gladys kemudian melaporkan kejadian itu ke pihak berwajib, setelah menjadi tersangka, Nikita Mirzani resmi ditahan pada 4 Maret 2025.
-

Komplek Karaoke TKP Tewasnya Polisi di Rokan Hilir Riau Digeruduk Warga, Minta Ditutup – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Penikaman yang menewaskan dua orang di tempat karaoke See You di Jalan Utama Kelurahan Bagan Barat, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau pada Sabtu (29/3/2025), memancing emosi warga setempat.
Puluhan warga yang tersulut emosi pun menggeruduk kawasan tempat hiburan malam, tempat kejadian perkara (TKP) penusukan.
Sebagaimana diketahui, tiga orang menjadi korban penusukan yang diduga dilakukan oleh pria bernama Marselinus Kuku (39), petugas keamanan komplek karaoke.
Dalam peristiwa tragis ini, anggota polisi dari Polsek Sinaboi, Bripka Lestari Candra dan Rinto, warga Jalan Bintang Kepenghuluan Parit Aman Kecamatan Bangko, Rohil, dikabarkan tewas.
Sementara itu, korban lainnya yang bernama Dedi Botot, warga Kepenghuluan Raja Bejamu, Kecamatan Sinaboi, Rohil, mengalami luka tusuk di bagian punggung.
Adapun warga yang berdatangan ke lokasi kejadian mendesak agar polisi agak menutup tempat hiburan tersebut.
Kapolres Rohil AKBP Isa Imam Syahroni terlihat berusaha untuk menenangkan warga yang memadati lokasi.
Isa juga meminta warga untuk menahan diri dan membubarkan diri dari TKP.
“Tersangka sudah diproses,” ujar Isa, dilansir TribunPekanbaru.com.
Kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap kasus penikaman yang menewaskan dua orang dan membuat satu korban lainnya kritis.
Selain mengamankan tersangka, polisi juga menyita barang bukti senjata yang digunakan untuk melakukan penikaman.
Kronologi
Berdasarkan pengakuannya kepada polisi, saksi Sayuti (55) warga Jalan Poros Sungai Nyamuk, Kecamatan Sinaboi yang ikut rombongan ke lokasi mengatakan kejadian ini bermula saat para korban dan saksi pergi ke tempat karaoke dari sebuah kedai tuak di Jalan Danau Biru Kepenghuluan Bagan Jawa, Kecamatan Bangko sekitar pukul 20.30 WIB.
Saat Bripka Lestari bersama korban lainnya dan saksi Lili (28) tiba di tempat karaoke tersebut, mereka ditegur oleh tersangka Marselinus Kuku sang penjaga gerbang.
Marselinus Kuku menegur Rinto yang kedapatan mengendarai sepeda motor berknalpot brong, dengan mengatakan pelan-pelan bawa motor.
Setelah itu, terjadi perkelahian antara para korban dengan pelaku namun sempat berhenti karena dilerai oleh saksi Lili.
Selanjutnya, saksi Lili duduk di parkiran menunggu Bripka Lestari dan korban lainnya yang menjumpai pelaku di Pos Penjagaan pintu masuk komplek.
Saksi Lili kemudian mendapat kabar dari orang yang tidak diketahui namanya memberitahukan bahwa Bripka Lestari beserta 2 korban lainnya mengalami penikaman dan sudah dilarikan ke RSUD Pratomo Bagansiapiapi.
Dokter jaga RSUD Protomo, dr. H. Nazif Syahrin, mengonfirmasi bahwa pihak rumah sakit menerima 3 korban dengan luka tusuk.
“LC sudah meninggal dunia saat tiba di IGD, sementara H sempat diberikan pertolongan, namun nyawanya tidak dapat diselamatkan,” kata dr. Nazif.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Breaking News:Tiga Pengunjung Karaoke di Rohil Ditikam, Dua Tewas, Satu Korban Anggota Polisi
(Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunPekanbaru.com/Ikhwanul Rubby)
-

Penjaga Karaoke Mengamuk, Tusuk Anggota Polisi hingga Tewas
GELORA.CO – Tragedi berdarah terjadi di sebuah tempat karaoke di Bangko, Rokan Hilir, Riau pada Sabtu (29/3/2025) malam.
Kejadian itu terjadi ketika seorang penjaga keamanan, MK, melakukan penikaman yang merenggut nyawa seorang anggota polisi, Bripka Lestari Candra, dan seorang warga sipil, Herman.
Satu orang lainnya, Dedi, mengalami luka tusuk serius
Kapolres Rohil, AKBP Isa Imam Syahroni mengatakan pelaku berinisial MK saat ini diamankan untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
Berdasarkan keterangan saksi Sayuti (55) warga Jalan Poros Sungai Nyamuk Kecamatan Sinaboi yang ikut rombongan ke lokasi, kejadian bermula dari para korban dan saksi pergi ke tempat karaoke dari sebuah kedai tuak di Jalan Danau Biru Kepenghuluan Bagan Jawa Kecamatan Bangko sekitar pukul 20.30 WIB.
Saat Bripka Lestari Candra bersama korban lainnya dan saksi Lili (28) tiba ditempat karaoke tersebut, mereka ditegur penjaga gerbang tempat karaoke tersebut.
MK menegur karena Rinto menggunakan kendaraan roda dua dengan knalpot brong dengan mengatakan pelan-pelan bawa motor.
Mendengar pernyataan pelaku tersebut, antara para korban dan pelaku sempat terjadi perkelahian namun akhirnya berhenti karena dilerai oleh saksi Lili.
Selanjutnya saksi Lili duduk di parkiran menunggu Bripka Candra Lestari dan korban lainnya yang menjumpai pelaku di Pos Penjagaan pintu masuk komplek.
Kemudian ia mendapat kabar dari orang yang tidak diketahui jika Bripka Candra Lestari beserta 2 korban lainnya mengalami penikaman dan sudah dilarikan ke RSUD Pratomo Bagansiapiapi.
Pasca kejadian, massa mendatangi lokasi hiburan malam tersebut.
Polsek Bangko yang berjaga menutup pagar dan melarang warga memasuki area Tempat Kejadian Perkara (TKP) demi mengendalikan situasi.
Pelaku Diamankan
Kini pelaku ini sudah diamankan oleh Polda Riau.
Kasat Reskrim Polres Rohil, AKP Putu Adi Juniwinata, saat dikonfirmasi menyebut, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas peristiwa tersebut.
“Pelaku diamankan di Polda Riau. Untuk motif sedang dilakukan pendalaman. Apabila sudah terang nanti dilakukan rilis. Untuk meninggal di THM itu tidak benar,” katanya kepada Tribun, Sabtu (30/3/2025) pagi.
AKP Putu Adi Juniwinata menambahkan kedua korban meninggal sempat dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.
Bripka Lestari Candra sesampainya di rumah sakit, dinyatakan telah meninggal dunia.
Sementara Herman, sempat dirawat sebelum meninggal dunia.
Pelaku yang merupakan orang keamanan setempat, pria berinisial MK (39), disebut menggunakan senjata tajam untuk menyerang ketiga korban.
Informasi dihimpun kejadian berada di tempat karaoke bernama See You di Jalan Utama I, Komplek Buh Me He (BMH), Kelurahan Bagan Barat, Bagansiapiapi, sekitar pukul 21.00 WIB.
Padahal, tempat hiburan diharuskan tutup selama bulan Ramadan.
Namun karena diduga kurang pengawasan, tempat hiburan tersebut masih saja buka hingga akhirnya terjadi peristiwa berdarah.

