Tag: Syahrir

  • Ayam Goreng Widuran Solo Boleh Kembali Berjualan, Wali Kota: Harus Jujur dan Tulis ‘Non-Halal’ Besar

    Ayam Goreng Widuran Solo Boleh Kembali Berjualan, Wali Kota: Harus Jujur dan Tulis ‘Non-Halal’ Besar

    Liputan6.com, Solo – Pemerintah Kota Solo memastikan bahwa hasil uji laboratorium terhadap produk Ayam Goreng Widuran telah keluar. Pemilik rest ayam goreng yang beralamat di Jalan Sutan Syahrir No 71, Kepatihan Kulon, Jebres, Solo itu dibolehkan kembali berjualan dengan syarat mencantumkan label ‘Non-Halal’ agar diketahui oleh masyarakat.

    Wali Kota Solo Respati Ardi mengatakan berdasarkan hasil asesmen, terbukti bahwa produk makanan berupa ayam goreng kremes mengandung bahan baku yang tidak halal. Hal tersebut juga telah diakui secara langsung oleh pemilik Ayam Goreng Widuran sehingga tidak menimbukan permasalahan tambahan karena sejak awal diketahui produknya berbahan non-halal.

    “Asesmennya itu kita serahkan bahwa menurut perlindungan konsumen, bagi pelaku usaha yang sudah mendeclare sesuatu ya itu kita kembalikan ke sana. Udah, itu aja. Artinya, dari pelaku usaha sudah mendeklarasikan dia non-halal, yo wis,” ujar Respati kepada wartawan di rumah dinas Loji Gandrung, Solo pada Rabu sore (4/6/2024).

    Untuk itu, Wali Kota Solo itu mempersilaka kepada pemilik Ayam Goreng Widuran untuk kembali berjualan. Seperti diketahui ayam goreng yang telah berdiri sejak 52 tahun itu tutup sementara sejak Senin (26/5/2025) lalu setelah disidak Wali Kota Solo Respati Ardi dan Kepala Dinas Perdagangan Solo serta Kepala Satpol PP Solo. Sidak itu dilakukan setelah viral terkait penggunaan bahan baku non-halal.

    “Ya kita persilakan. Silakan kalau mau buka kembali. Tapi saya ajak bagi pelaku usaha, siapapun, tidak ada pengkhususan bagi Ayam Goreng Widuran. Siapa pun, mau sertifikasi halal, segera melalui PUT. Yang tidak, ya silakan katakan jujur, tidak halal dan ditulisi sing gede. Dan yang penting itu ngajari karyawannya untuk ngomong ke konsumen apakah halal atau tidak,” ucapnya.

  • 9
                    
                        Kasus Ayam Goreng Widuran Dihentikan dan Boleh Beroperasi Lagi, Lolos dari Sanksi?
                        Regional

    9 Kasus Ayam Goreng Widuran Dihentikan dan Boleh Beroperasi Lagi, Lolos dari Sanksi? Regional

    Kasus Ayam Goreng Widuran Dihentikan dan Boleh Beroperasi Lagi, Lolos dari Sanksi?
    Penulis

    SOLO, KOMPAS.com
    — Setelah menuai kontroversi karena penggunaan bahan nonhalal,
    Ayam Goreng Widuran
    di Solo kini dibolehkan beroperasi kembali. 
    Pemkot Solo menyatakan tidak bisa memberi sanksi bagi rumah makan legendaris yang berlokasi di Jalan Sutan Syahrir, Kelurahan Kepatihan Kulon, Kecamatan Jebres.
    Proses hukum yang sempat berjalan di kepolisian juga sudah ditutup karena polisi menilai kasus tersebut tidak masuk ke ranah pidana. 
    Ayam Goreng Widuran lolos dari sanksi?
    Jadi Sorotan Usai Umumkan Nonhalal
    Ayam Goreng Widuran sempat menjadi sorotan publik setelah secara terbuka mengumumkan label nonhalal dalam penyajiannya.
    Hal itu menuai kekecewaan dari pelanggan setia, karena label tersebut baru diumumkan setelah rumah makan berdiri selama lebih dari 50 tahun.
    Berlokasi di Jalan Sutan Syahrir, Kelurahan Kepatihan Kulon, Kecamatan Jebres, rumah makan ini telah berdiri sejak 1973.
    Seiring ramainya protes dari masyarakat, Wali Kota Solo Respati Ardi bersama sejumlah dinas terkait melakukan inspeksi mendadak pada Senin, 26 Mei lalu.
    Kedatangan Respati disambut oleh para karyawan, karena pemilik rumah makan tidak berada di tempat.
    Ia kemudian menghubungi pemilik melalui sambungan telepon dan meminta agar rumah makan tersebut ditutup sementara untuk proses penilaian ulang oleh instansi terkait.
    “Saya mengimbau untuk ditutup dulu dilakukan assessment ulang oleh OPD-OPD terkait kehalalan dan ketidakhalalan,” kata Respati usai sidak.
    Salah satu karyawan Ayam Goreng Widuran, Nanang, menyampaikan bahwa pihaknya tidak bisa menjelaskan alasan pencantuman label nonhalal yang baru dilakukan, yang menyebabkan timbulnya kegaduhan di media sosial.
    “Dari pihak karyawan tidak bisa menjelaskan. (Setelah ramai) dari pihak sini di Instagram langsung membuat klarifikasi (label nonhalal),” kata dia.
    Nanang juga mengungkap bahwa bahan nonhalal hanya terdapat pada kremesan ayam goreng, yang dibuat dengan minyak nonhalal.
    “(Bahan nonhalal) kremesnya aja. (Kremesan) dibuat dari bahan nonhalal. Dari minyaknya (nonhalal),” ucapnya.
    Belakangan, Respati mengizinkan Ayam Goreng Widuran untuk kembali beroperasi setelah sempat ditutup sementara.
    Hal ini disampaikan Respati usai hasil pemeriksaan sampel makanan dari Dinas Peternakan Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispangtan) Kota Solo keluar.
    Hasilnya menunjukkan olahan
    ayam goreng Widuran
    layak konsumsi namun berstatus non-halal.
    “Kita persilakan (Ayam Goreng Widuran) jika mau buka kembali. Tapi saya ajak bagi pelaku usaha siapa pun, tidak ada pengkhususan untuk Ayam Goreng Widuran, silakan katakan jujur tidak halal dan ditulis sing gede (yang besar),” ujar Respati dalam konferensi pers di Rumah Dinas Loji Gandrung, Rabu (4/6/2025) kemarin.
    Respati juga menegaskan pentingnya keterbukaan sejak awal oleh pelaku usaha kuliner mengenai status halal produk mereka.
    Respati menegaskan, Pemkot Solo tidak berwenang memberikan sanksi terhadap Ayam Goreng Widuran, maupun menyatakan status halal atau tidak halal secara hukum.
    “Kalau Pemkot tidak bisa memberikan sanksi apapun. Dan Pemkot tidak punya hak untuk ngomong halal dan tidak halal,” ujarnya.
    Alasan utama penutupan sementara rumah makan tersebut, lanjut Respati, adalah untuk menjaga kondusifitas akibat keramaian di media sosial.
    “Jadi kemarin kenapa kita imbau untuk penutupan sementara karena sedang kita assessment layak makan atau tidak untuk menjaga kondusifitas. Karena saking gaduhnya kemarin tidak kondusif,” ujar Respati.
    Selain pemeriksaan oleh pemerintah daerah, rumah makan Ayam Goreng Widuran juga sempat dilaporkan ke polisi oleh warga Solo bernama Mochammad Burhannudin.
    Pelapor menyoroti bahwa Ayam Goreng Widuran sudah berdiri sejak 1972, namun baru belakangan diketahui menggunakan bahan nonhalal.
    “Saya mempunyai satu beban moral untuk ikut prihatin dengan permasalahan yang sedang terjadi, terutama permasalahan ayam goreng Widuran yang jelas-jelas telah meresahkan umat Muslim di Kota Solo,” kata Burhannudin.
    Namun, laporan tersebut tidak berlanjut karena kepolisian menilai kasus ini tidak memenuhi unsur pidana.
    Kasatreskrim Polresta Solo, AKP Prastiyo Triwibowo, menjelaskan bahwa kasus ini tidak dapat diproses melalui jalur pidana, melainkan masuk ranah administrasi Pemerintah Kota Solo.
    “Sehingga secara pidana memang itu sama sekali belum masuk ranah pidana. Karena memang ranah bapak Wali Kota, kita juga melaksanakan kolaborasi dan mendukung upaya-upaya yang dilakukan,” kata Prastiyo, Senin (2/6/2025).
    Prastiyo merujuk pada Pasal 26 dan 27 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal yang menyebutkan bahwa pelaku usaha wajib memiliki keterangan halal.
    Namun, dalam praktiknya, tidak semua usaha makanan diwajibkan untuk memiliki sertifikat halal, selama tidak mencantumkan klaim halal.
    “Dan di situ juga ada celah bahwasanya memang apabila tidak memasang itu akan menjadi dapat dikenakan sanksi administrasi. Hanya sebatas itu,” lanjutnya.
    Ia juga menegaskan bahwa pelapor bukan merupakan konsumen langsung, sehingga aduan diklasifikasikan sebagai informasi semata.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cek Halal/Non-Halal via Google Street View

    Cek Halal/Non-Halal via Google Street View

    Jakarta

    Polemik status kehalalan Ayam Goreng Widuran, rumah makan legendaris di Solo, Jawa Tengah, terus memanas di media sosial. Isu ini mencuat setelah manajemen mengumumkan bahwa menu mereka non-halal karena menggunakan minyak babi untuk menggoreng kremesan ayam.

    Seorang netizen dengan akun Threads @ariefdisolo mencoba menelusuri jejak status halal restoran ini melalui Google Street View dari tahun 2015 hingga 2024. Apa yang ditemukannya?

    Arief Mengaku tidak menemukan logo halal pada spanduk Ayam Goreng Widuran di Jalan Sutan Syahrir, Solo, dalam kurun waktu tersebut. Namun, temuan ini memicu perdebatan di kalangan netizen.

    Sejumlah warganet berhasil menemukan adanya logo halal pada spanduk pada Juni 2017. Tapi, temuan tersebut kembali mematik argumen.

    Ada yang menilai logo tersebut bukan milik restoran, melainkan berasal dari produk kecap yang ditampilkan dalam spanduk. Banyak yang yakin logo halal tersebut memang dicantumkan pihak resto.

    Sebagai bukti, netizen memajang spanduk lain yang tidak diabadikan Google Street View. Dalam sepanduk tersebut tertera tulisan Halal.

    Opini menarik disampaikan beberapa netizen. Mereka tidak mempermasalahkan ada tidaknya logo halal-non halal pada sepanduk. Tapi lebih menyoroti pihak restoran yang tidak memberitahukan ke pelanggan muslim, terutama berhijab, bahwa menu mereka non-halal.

    “Masalahnya bukan disitu aja. Ada pelanggan hijab dtg kesnaa tp staffny g ngasih tau klo dia pake minyak babi. Itu klo di MY kita udh diwanti2 sm staffnya,” kata @freeyourmind4448.

    “Karena jualnya cuma ayam goreng, orang2 akan beranggapan ya halal tanpa bahan babibu
    Jadi sekarang mesti lebih hati2 dan pastikan aja resto yg dikunjungi memang halal atau gak
    Karna diluar sana banyak resto jejepangan/kekoreaan/eropaan yg cuma berani sebut no pork no lard no alkohol. Tpi gak bisa dapatin sertifikat halal (ya walaupun skrg yg udh dpt serti halal aja bisa meragukan, apalagi yg gak)” ujar @ichaandcats.

    (afr/afr)

  • 9
                    
                        Ayam Goreng Legendaris Widuran Solo Tidak Halal, Warga: Kami Sudah Konsumsi sejak Kecil
                        Regional

    9 Ayam Goreng Legendaris Widuran Solo Tidak Halal, Warga: Kami Sudah Konsumsi sejak Kecil Regional

    Ayam Goreng Legendaris Widuran Solo Tidak Halal, Warga: Kami Sudah Konsumsi sejak Kecil
    Tim Redaksi
    SOLO, KOMPAS.com
    – Rumah makan legendaris
    ayam goreng Widuran
    berlokasi di Jalan Sutan Syahrir Kelurahan Kepatihan Kulon, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah, ternyata tidak halal.
    Hal ini diketahui setelah pemilik rumah makan mengklarifikasi menggunakan bahan non-halal dalam penyajiannya di akun Instagram resmi miliknya @ayamgorengwiduransolo.

    Kepada seluruh pelanggan Ayam Goreng Widuran, Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kegaduhan yang beredar di media sosial belakangan ini. Kami memahami bahwa hal ini menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Sebagai langkah awal, kami telah mencantumkan keterangan NON-HALAL secara jelas di seluruh outlet dan media sosial resmi kami. Kami berharap masyarakat dapat memberi kami ruang untuk memperbaiki dan membenahi semuanya dengan itikad baik
    ,” tulis manajemen ayam goreng Widuran dalam akunnya dikutip
    Kompas.com
    , Senin (26/5/2025).
    Pengumuman klarifikasi non-halal tersebut diunggah di akun resminya empat hari lalu.
    Berikut sejumlah hal terkait ayam goreng Widuran:
    Seorang karyawan, Nanang, mengungkapkan bahwa kremesan ayam goreng dibuat dari bahan non-halal.
    “(Bahan nonhalal) kremesnya aja. (Kremesan) dibuat dari bahan nonhalal. Dari minyaknya (nonhalal),” ucapnya di Solo, Jawa Tengah, Senin (26/5/2025).
    Meski demikian, dirinya menegaskan ayamnya digoreng dengan menggunakan minyak kelapa.

    Nak
    (kalau) minyak (menggoreng ayam) asli Barco,” tambahnya.
    Nanang mengatakan, tidak bisa menjelaskan secara pasti alasan keterlambatan penyematan label non-halal. Padahal, rumah makan sudah berdiri sejak 1973 atau 52 tahun.
    “Dari pihak karyawan tidak bisa menjelaskan. (Setelah ramai) dari pihak sini di Instagram langsung membuat klarifikasi (label non-halal),” kata dia.
    Label non-halal di ayam goreng Widuran baru dipasang dalam beberapa hari terakhir.
    (TribunSolo.com / Ahmad Syarifudin) AYAM GORENG WIDURAN – Suasana di Ayam Goreng Widuran Jalan Sutan Syahrir, Kepatihan Kulon, Jebres, Solo, Sabtu (24/5/2025). Heboh di media sosial Ayam Goreng Widuran di Kota Solo ternyata dimasak dengan bahan yang tidak halal.
    Sebelumnya, restoran ini tidak mencantumkan secara eksplisit bahwa beberapa menunya, seperti ayam goreng kremes, menggunakan bahan non-halal.
    Hal ini memicu kekecewaan banyak pelanggan, terutama yang beragama Islam.
    Nanang menyebutkan bahwa restoran yang sudah berdiri puluhan tahun itu memiliki pelanggan loyal dari berbagai daerah.
    “Pelanggannya ada dari Surabaya, Jakarta, luar kota, luar pulau,” ungkap Nanang yang sudah bekerja selama 10 tahun.
    Ia juga menegaskan bahwa mayoritas pelanggan mereka merupakan nonmuslim.
    “Mayoritas sini bukan muslim. Nonmuslim (pelanggan),” ucapnya.
    Pencantuman label non-halal membuat masyarakat khususnya para pelanggan ayam goreng Widuran terkejut.
    Sebab mereka sudah puluhan tahun menjadi pelanggan rumah makan.
    Seorang pelanggan ayam goreng Widuran yang enggan disebut namanya, mengatakan sudah sejak kecil menjadi pelanggan ayam goreng Widuran.
    “Saya pelanggan lama dari kecil. Tidak tahu kalau non-halal,” kata dia.
    Setelah tahu menggunakan bahan non-halal, warga Solo ini tidak lagi membeli ayam goreng Widuran.
    “Sebagai muslim sudah tahu lama dikasih tahu teman-teman. Saya sudah berhenti (tidak membeli ayam goreng Widuran),” ujar dia.
    Ia tidak punya keinginan untuk menuntut pemilik rumah makan ayam goreng Widuran ke pihak berwajib karena tidak jujur.
    Justru sebaliknya, dengan mencantumkan label tersebut masyarakat tahu bahwa ayam goreng Widuran non-halal.
    “Untuk berusaha kita dukung ya. Kasihan juga. Sudah dikasih tahu nonhalal ya sudah orang Islam tidak usah masuk,” ucap dia.
    Pelanggan lainnya, Pita, mengaku dari sejak sekolah dasar (SD) atau sekitar tahun 1990 menjadi pelanggan ayam goreng Widuran.
    Dia dikenalkan oleh orangtuanya yang juga pelanggan ayam goreng Widuran.
    “Sejak SD saya langganan ayam goreng Widuran. Saya tahunya dari orangtua.
    Ayam goreng Widuran
    rasanya gurih,” ungkap dia.
    Pita mengaku paling suka membeli ayam goreng original plus kremesan.
    Menurut dia, ayamnya gorengnya rasanya gurih dan enak karena asli ayam kampung.
    Meskipun demikian, dirinya menyayangkan pemilik rumah makan yang baru saja mengumumkan bahan yang digunakan non-halal.
    “Suka original sama kremes. Kalau dibanding ayam goreng lain memang ayam goreng Widuran lebih gurih enak menggunakan ayam kampung,” kata dia.
    Kegaduhan terkait label non-halal tersebut membuat Wali Kota Solo, Respati Ardi turun melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke rumah makan ayam goreng Widuran bersama OPD terkait.
    Respati didampingi sejumlah pejabat dan aparat daerah, antara lain Kepala Dinas Perdagangan Agus Santoso, Kepala Satpol PP Didik Anggono, Kepala Kemenag Solo Ahmad Ulin Nur Hafsun, serta perwakilan kepolisian dan TNI.
    Namun, saat sidak berlangsung, pemilik ayam goreng Widuran tidak berada di tempat.
    Respati ditemui langsung oleh para karyawan dan sempat menghubungi pemilik melalui sambungan telepon. Pemilik rumah makan sedang berada di luar kota.
    Respati menyampaikan bahwa rumah makan diminta tutup sementara untuk menjalani asesmen kehalalan oleh OPD dan instansi terkait.
    “Saya mengimbau untuk ditutup dulu dilakukan asesmen ulang oleh OPD-OPD terkait kehalalan dan ketidakhalalan,” tegas Respati di Solo, Senin.
    Ia juga mendorong agar pemilik mengajukan sertifikasi halal atau nonhalal secara resmi.
    “Saya tawarkan apabila mau menyatakan halal, silakan ajukan. Kalau tidak, ya silakan ajukan tidak (halal). Hari ini bisa ditutup terlebih dahulu dilakukan assessment ulang,” jelasnya.
    Soal durasi penutupan, Respati mengatakan akan menunggu hasil asesmen terlebih dahulu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gus Ubaid Dukung Percepatan Pembangunan KA Cepat Jakarta-Surabaya

    Gus Ubaid Dukung Percepatan Pembangunan KA Cepat Jakarta-Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Tokoh muda NU, Ubaidillah Amin (Gus Ubaid) mendukung gagasan percepatan pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dan bukanlah sekadar wacana infrastruktur. Melainkan, tonggak penting menuju transformasi besar Indonesia sebagai negara maju.

    “Pernyataan Ketua Dewan Energi Nasional, Pak Luhut Binsar Pandjaitan, yang mengharapkan segera realisasi proyek ini setelah kunjungannya ke Tiongkok bersama Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dan CFO Danantara, Pandu Syahrir, harus dipahami sebagai sinyal kuat. Bahwa, proyek ini memiliki urgensi nasional yang tak bisa ditunda lagi,” kata Gus Ubaid, Senin (26/5/2025).

    Menurut Gus Ubaid yang juga Ketua Dewan Pembina Relawan Gibran BerKopyah (GBK), kesuksesan kereta cepat Jakarta-Bandung, yang merupakan proyek perdana di tanah air, telah membuktikan manfaat strategisnya.

    “Tingginya antusiasme masyarakat serta penurunan volume kendaraan di jalan tol menjadi bukti konkret bahwa moda transportasi massal ini menjawab kebutuhan zaman. Bukan hanya efisiensi waktu tempuh, tapi juga pengurangan beban transportasi darat dan udara yang semakin padat,” jelasnya.

    Lebih dari itu, masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur, lanjut dia, terutama tokoh-tokoh agama dan pelaku mobilitas lintas daerah, menyambut proyek ini dengan penuh harap. Ketakutan sebagian masyarakat terhadap perjalanan udara, terutama di musim cuaca buruk, membuat opsi kereta cepat menjadi solusi yang lebih meyakinkan dan aman.

    “Rasa aman ini menjadi aspek penting dalam membangun kepercayaan publik terhadap sistem transportasi nasional yang andal. Tidak bisa dipungkiri, kerja sama dengan Tiongkok dalam pembangunan kereta cepat harus dilihat secara objektif dan strategis,” jelasnya.

    Dalam tatanan geopolitik dan geoekonomi global saat ini, Tiongkok merupakan kekuatan utama.

    “Relasi erat yang dimiliki Pak Luhut dengan para pemimpin Tiongkok seperti Presiden Xi Jinping dan Menteri Luar Negeri Wang Yi adalah aset diplomatik yang semestinya dimanfaatkan secara maksimal demi kemajuan Indonesia,” paparnya.

    Sayangnya, dia merasa, narasi yang cenderung skeptis terhadap kerja sama ini sering kali justru menghambat kemajuan.

    “Kita tidak boleh terjebak dalam sentimen ideologis yang kontra-produktif. Bila Tiongkok mampu memberikan dukungan teknologi, pembiayaan, dan pengalaman, maka sudah semestinya kita membuka diri untuk berkolaborasi dalam kerangka yang saling menguntungkan dan transparan,” tegasnya.

    “Lebih jauh, kereta cepat Jakarta-Surabaya bukanlah proyek terakhir. Bila berhasil, jaringan ini bisa diperluas ke Sumatera, misalnya rute Aceh-Lampung. Ini adalah langkah awal menuju integrasi transportasi nasional yang modern, efisien, dan kompetitif secara global,” imbuhnya.

    Oleh karena itu, dia berharap kepada pemerintah, khususnya Presiden Prabowo Subianto bisa segera menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) yang memberikan dasar hukum bagi proyek ini.

    Indonesia tidak boleh lagi menunggu. Bonus demografi hanya akan menjadi berkah bila didukung oleh infrastruktur yang mendorong mobilitas, efisiensi, dan konektivitas antarwilayah.

    “Kereta cepat Jakarta-Surabaya bukan sekadar proyek fisik, melainkan simbol dari kesiapan Indonesia menghadapi masa depan, mewujudkan mimpi besar menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya. [tok/aje]

  • Cuma 3 Hari! Main di Booth Fastron Berhadiah Smartwatch hingga E-Wallet

    Cuma 3 Hari! Main di Booth Fastron Berhadiah Smartwatch hingga E-Wallet

    Jakarta

    PT Pertamina Lubricants menghadirkan booth pelumas Fastron di Grha Pertamina, Jakarta Pusat, selama tiga hari mulai 7-9 Mei 2025. Berlokasi di Lobby Pertamax dan Lobby Fastron, booth ini tidak hanya menawarkan produk pelumas unggulan, tapi juga menghadirkan berbagai games seru dengan hadiah langsung yang bisa dibawa pulang setiap harinya.

    Pengunjung berkesempatan memenangkan puluhan hadiah menarik setiap hari, mulai dari e-wallet, smartwatch, hingga perlengkapan otomotif. Semua hadiah bisa diperoleh dengan mengikuti aktivitas seru seperti game ‘Snap and Win’ dan undian fishbowl.

    Salah satu pelanggan bernama Syahrir mengaku sudah rutin menggunakan produk oli Fastron merk gold selama sepuluh tahun. Selain itu, ia juga memberikan alasannya dalam memilih oli Fastron untuk mobilnya.

    “Oh iya, udah rutin sih Mas pakai Fastron, memang ganti oli pake yang gold, aman sih, relatif aman dan juga emang oke sih, engga ada kendala, sudah 10 tahun dipakai,” katanya saat diwawancarai detikcom, Rabu (7/5/2025).

    Syahrir menambahkan kehadiran both tersebut membuat dirinya mendapatkan kemudahan untuk membeli oli Pertamina Fastron. Sebab booth tersebut menyuguhkan sejumlah produk oli Pertamina Fastron dengan harga lebih murah dan hadiah menarik yang bisa dibawa pulang oleh setiap pembeli.

    “Ada booth diskon harganya yang Gold jadi lebih murah,” ungkapnya.

    Pada game snap dan win, peserta yang berhasil menjawab pertanyaan dapat melakukan satu kali spin wheel dan hadiah akan disesuaikan dengan hasil spin. Adapun, total hadiah yang bisa didapatkan selama event berlangsung yakni, voucher Fastron + Enduro Lounge senilai Rp 100.000, foldable bag, topi, t-shirt dan stiker.

    Sementara itu, hadiah dari game fishbowl yang bisa didapatkan yakni e-wallet Rp 300.000, tumblr Hydro Flask, tumblr Corkcicle, tumblr Chako Lab, hand vacuum for car, powerbank, speaker JBL, smartwatch Xiaomi, tws Xiaomi, t-shirt, dan stiker. Selain itu, masih banyak total puluhan hadiah yang bisa didapatkan setiap harinya selama event ini berlangsung.

    Untuk mendapat hadiah menarik tersebut tergolong mudah. Pembeli hanya perlu mengikuti sejumlah syarat dan ketentuan berlaku. Berikut adalah cara bermain game spin:

    Pengunjung diwajibkan untuk follow akun Instagram @pertaminalubBuat story di booth Fastron, mention @pertaminalub & sertakan #FastronGasOnLike postingan yang di pinned di feed akun tersebutIsi Form dengan melakukan scan QR code yang tersedia di booth atau membuka tautan
    bit.ly/PertaminaFastron2025Tunjukkan bukti follow, like, unggah story, & isi form ke crew boothCrew akan memberikan 1 kartu berisi pertanyaan seputar Pertamina Fastron / Lamborghini / GT3 World Challenge

    Peserta hanya memiliki 1 kali kesempatan menjawab. Jika jawaban benar, lanjut ke step berikutnya, tetapi jika jawaban salah, peserta gugur & tidak mendapatkan hadiah.

    Sementara itu, untuk mendapat hadiah dari fish bowl, berikut syaratnya:

    1. Lakukan pembelian Oli Fastron ukuran 4 Liter* di booth resmi Pertamina Lubricants.
    *hanya pembelian 4L yang berhak mengikuti aktivitas ini2. Isi Form dengan melakukan scan QR code yang tersedia di booth atau membuka tautan
    bit.ly/PertaminaFastron20253. Buat Instagram Story di booth (foto/video aktivitas atau produk) serta mention akun
    @pertaminalub #FastronGasOn dalam story tersebutTunjukkan kepada crew booth 3 hal berikut: (Nota pembelian, Bukti pengisian form, Instagram story dengan mention @pertaminalub)Dapatkan 1x kesempatan mengambil hadiah dari fishbowl

    Dalam stand booth ini, juga terdapat berbagai jenis oli Fastron seperti Fastron Ecogreen untuk kategori kendaraan LCGC, Fastron Techno untuk kategori kendaraan Daily MPV, Fastron Gold untuk kategori kendaraan Premium MPV/Hybrid dan Daily SUV, Fastron Diesel untuk kategori kendaraan Premium SUV/Hybrid, dan Fastron Platinum untuk kategori Sportscar/supercar. Info selengkapnya tentang cek oli yang pas untuk mobilmu hanya di drlube.pertaminalubricants.com.

    Sebagai informasi, PT Pertamina Lubricants memperkuat kolaborasinya dengan Lamborghini Squadra Corse sebagai Official Technical Partner hingga tahun 2025. Kerja sama ini mencakup penggunaan pelumas Fastron dalam berbagai ajang balap bergengsi seperti Lamborghini Super Trofeo, GT3, World Endurance Championship, dan Le Mans Daytona Hybrid (LMDh).

    Melalui kemitraan ini, Pertamina tidak hanya memperkuat posisinya di pasar global, tetapi juga membawa nama Indonesia ke kancah dunia dalam industri otomotif dan pelumas.

    (akn/ega)

  • Saksi Ungkap Diperintah Ambil Uang Rp850 Juta dari Harun Masiku di Kantor Hasto

    Saksi Ungkap Diperintah Ambil Uang Rp850 Juta dari Harun Masiku di Kantor Hasto

    Bisnis.com, JAKARTA — Saksi Patrick Gerrard Masoko alias Gerry mengaku sempat membawa uang Rp850 juta dari kantor Sekjen PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto di Jakarta.

    Hal tersebut disampaikan Gerry saat menjadi saksi dalam perkara dugaan suap dan perintangan terdakwa Hasto di PN Tipikor, Jakarta Pusat, Jumat (25/4/2025).

    Gerry menyampaikan uang ratusan juta itu diambil dari Rumah Aspirasi, Jalan Sutan Syahrir, Menteng, Jakarta Pusat dari Harun Masiku. Adapun, rumah tersebut sempat disinggung KPK sebagai kantor dari Hasto Kristiyanto.

    “Waktu saya 23 [Desember] pagi itu, ditelepon saudara Saeful [eks Kader PDIP] untuk membantu dia. Minta tolong saya, minta tolong ke daerah Menteng ke rumah aspirasi itu, Jalan Sutan Syahrir itu untuk ketemu Harun katanya. Katanya mau ambil uang,” ujar Gerry di ruang sidang.

    Kemudian, dia mengamini permintaan itu dan langsung meluncur ke Rumah Aspirasi. Hanya saja, Harun Masiku sudah tidak berada di lokasi.

    Meskipun begitu, uang tersebut ternyata sudah dititipkan ke staf Hasto, Kusnadi melalui koper dan diberikan langsung ke Gerry. 

    Setelah diterima, Gerry berkoordinasi dengan Saeful untuk membuka koper dan menghitung uang di dalam koper tersebut. 

    Total uang dari koper tersebut mencapai Rp850 juta. Dari ratusan juta itu, Advokat PDIP Donny Tri Istiqomah memiliki jatah sebesar Rp170 juta.

    “Ya saya buka, saya hitung saya informasikan ke pak Saeful jumlahnya segini, terus ya udah bilang dia, tunggu dulu nanti dia bilang dia ada call saya lagi gitu,” pungkasnya Gerry.

  • Ketua DPRD Sumbar harap masyarakat segera nikmati program unggulan kepala daerah

    Ketua DPRD Sumbar harap masyarakat segera nikmati program unggulan kepala daerah

    Sumber foto: Musthofa/elshinta.com.

    Ketua DPRD Sumbar harap masyarakat segera nikmati program unggulan kepala daerah
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 17 Maret 2025 – 19:33 WIB

    Elshinta.com – Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Muhidi, melaksanakan Safari Ramadan ke Masjid An-Nur, Jorong Koto Ranah, Nagari Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung, Sabtu (15/3).

    Dalam kesempatan itu, Muhidi berharap masyarakat segera merasakan manfaat dari program unggulan kepala daerah yang baru dilantik. “Masyarakat menunggu realisasi program kerja kepala daerah untuk lima tahun ke depan. Salah satunya, Gubernur Sumbar mengalokasikan 10 persen APBD untuk sektor pertanian guna mendukung swasembada pangan sesuai arahan pemerintah pusat,” ujarnya.

    Ia juga menegaskan bahwa Safari Ramadan adalah agenda tahunan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar untuk mempererat silaturahmi dengan masyarakat di berbagai daerah.

    Selain itu, Muhidi mengajak masyarakat meningkatkan ibadah selama Ramadan. “Bulan ini penuh rahmat dan ampunan. Allah menjanjikan surga Ar-Rayyan bagi orang yang berpuasa,” katanya.

    Ketua DPRD Kabupaten Sijunjung, Rangga Wana Putra, menambahkan bahwa Ramadan adalah momen memperkuat ibadah dan ketakwaan. Ia menyebut Safari Ramadan sebagai kesempatan bagi wakil rakyat untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat.

    Pengurus Masjid An-Nur, Marlilis, mengungkapkan rasa syukur atas kunjungan tersebut. “Alhamdulillah, kami menerima kunjungan Safari Ramadan. InsyaAllah, pembangunan Masjid An-Nur akan dilanjutkan menjadi dua lantai. Kami berharap dukungan jamaah dan pemerintah daerah,” ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Musthofa, Senin (17/3). 

    Dalam kunjungan ini, Muhidi didampingi Sekretaris DPRD Sumbar Maifrizon, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Adif Alfikri, Ketua Komisi Informasi Sumbar Musfiyendra, Kepala Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan Zardi Syahrir, serta Kepala Biro Bina Mental dan Kesra M. Afrizal. Turut hadir Letkol Susfirdaus dari Danlanud dan Kepala Biro Pembangunan Muhammad Fajri.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Hasto Perintahkan Harun Masiku Rendam HP dan Standby di DPP PDIP Agar Lolos dari KPK

    Hasto Perintahkan Harun Masiku Rendam HP dan Standby di DPP PDIP Agar Lolos dari KPK

    loading…

    KPK mendakwa Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto telah melakukan perintangan penyidikan kasus yang menyeret Harun Masiku. Foto/SindoNews

    JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendakwa Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto telah melakukan perintangan penyidikan kasus yang menyeret Harun Masiku. Perintangan tersebut berupa perintah untuk merendam handphone (HP) dan meminta Harun Masiku standby di DPP PDIP.

    Dalam surat dakwaan dijelaskan, peristiwa itu bermula pada terbitnya Surat Perintah Penyelidikan Nomor: Sprin.Lidik-146/01/12/2019 terkait dugaan tindak pidana korupsi berupa penerimaan hadiah atau janji oleh Penyelenggara Negara di Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) terkait dengan Penetapan Anggota DPR-RI terpilih 2019-2024 pada 20 Desember 2019.

    Petugas KPK kemudian menerima informasi perihal adanya komunikasi antara eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan dan mantan anggota Bawaslu Agustiani Tio Fridelina terkait adanya penerimaan uang perihal rencana penetapan Harun Masiku menjadi anggota DPR 2019-2024 melalui mekanisme PAW.

    Dari informasi itu, KPK mulai mengawasi sejumlah pihak yang diduga terkait praktik suap tersebut, di antaranya Wahyu Setiawan, Harun Masiku, Saeful Bahri, Donny Tri Istiqomah, dan Agustiani Tio Fridelina.

    “Selang beberapa waktu kemudian petugas KPK berhasil mengamankan Wahyu Setiawan di Bandara Soekarno-Hatta,” kata Jaksa membacakan isi surat dakwaan Hasto di ruanh sidang Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (14/3/2025).

    Pada pukul 18.19 WIB di hari yang sama, Hasto menerima informasi penangkapan Wahyu oleh KPK. Hasto melalui Nurhasan yang merupakan penjaga rumah aspirasi Jalan Syahrir memerintahkan Harun untuk merendam ponselnya.

    “Terdakwa melalui Nurhasan memberikan perintah kepada Harun Masiku agar merendam telepon genggam miliknya ke dalam air,” ungkap Jaksa.

    Melalui orang yang sama, Hasto juga meminta Harun agar bersembunyi di Kantor DPP PDIP guna aman dari tim KPK.

  • 6 Maret 1905: Mengenal Pahlawan Nasional Sekaligus Penggagas Puskesmas Johannes Leimena

    6 Maret 1905: Mengenal Pahlawan Nasional Sekaligus Penggagas Puskesmas Johannes Leimena

    Liputan6.com, Yogyakarta – Selama pemerintahan Presiden Soekarno, Johannes Leimena merupakan salah satu tokoh penting di dalamnya. Lahir di Ambon pada 6 Maret 1905, sosok yang akrab disapa Om Jo ini merupakan Menteri Kesehatan yang menggagas terciptanya pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

    Mengutip dari Ensiklopedia Sejarah Indonesia, kegiatan keorganisasiannya mulai aktif ketika ia melanjutkan pendidikan kedokteran di School Tot Opleiding Van Indische Artsen (STOVIA) Surabaya pada 1930. Pada Desember 1932, Johannes Leimena bersama Ir. C. L. van Doorn dan Dr. Hendrik Kraemer menjadi pembicara dalam konferensi Batavia Christelijke Studenten Vereeniging op Java  (CSV) di Kaliurang, Yogyakarta. Dalam konferensi tersebut, ia juga ditetapkan sebagai Ketua Umum CSV hingga periode 1939.

    Sebelum itu, Leimena juga terlibat dalam organisasi pemuda di daerahnya, Jong Ambon, yang berhasil menggerakkan Kongres Pemuda II di Batavia. Dalam susunan panitia Sumpah Pemuda, Leimena didapuk menjadi Pembantu IV.

    Leimena sempat melanjutkan pendidikan kedokteran di Geneeskunde Hogeschool (GHS) atau Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta. Kariernya sebagai dokter dimulai di Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ) Batavia (sekarang Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo).

    Ketika Gunung Merapi meletus, Leimena ditugaskan ke Yogyakarta. Setelahnya, ia dipindahtugaskan ke RS Zending Immanuel Bandung dari 1931 hingga 1941.

    Sementara itu, kariernya di bidang organisasi masih terus berjalan. Pada 1945, ia ikut membentuk Pengurus Mahasiswa Kristen Indonesia (PMKI) dan terpilih sebagai ketua umum.

    Pada tahun tersebut, Partai Kristen Indonesia (Parkindo) juga terbentuk dan Leimena memutuskan untuk bergabung di dalamnya. Pada masa kemerdekaan, Leimena masih berkarier sebagai dokter hingga akhirnya Soekarno memintanya menjadi Menteri Muda Kesehatan dalam Kabinet Sjahrir II. 

    Selama menjabat sebagau Menteri Muda Kesehatan, tugasnya sebagai Ketua Umum PMKI diserahkan kepada dokter Engelen.

    Ide-idenya banyak yang menjadi fondasi dalam bidang kesehatan hari ini. Salah satu gagasan Leimena yang terus dirasakan manfaatnya hingga sekarang adalah Puskesmas.

    Pada 1950, Leimena terpilih menjadi Ketua Umum Parkindo hingga 1957. Beberapa wakil PMKI dan CSV berkumpul dan sepakat akan melebur dalam suatu organisasi bernama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Leimena pun diangkat sebagai ketua umum hingga kongres pertama GMKI diadakan.

    Ia juga berperan dalam pembentukan Dewan Gereja Indonesia (DGI) yang saat ini menjadi Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia. Pembentukan DGI tersebut sesuai dengan hasil Kongres Pembentukan Dewan Gereja-Gereja di Indonesia (DGI) pada 21-28 Mei 1950 di Sekolah Theologia Tinggi (sekarang Sekolah Tinggi Teologi Jakarta). Hasil kongres menerangkan bahwa Leimena menjadi wakil ketua komisi gereja dan negara.

    Sebagai tokoh politik, Leimena termasuk sosok yang paling sering menjabat sebagai menteri, mulai dari Kabinet Syahrir II hingga Kabinet Dwikora III. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Muda Kesehatan, Menteri Sosial (Kabinet Djuanda 1957-1959), Wakil Perdana Menteri II sekaligus Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (Kabinet Dwikora II 1966), hingga jabatan terakhir sebagai Wakil Perdana Menteri untuk Urusan Umum (Kabinet Dwikora III 1966).

    Leimena sekaligus menjadi satu-satunya pejabat negara yang menjabat sebagai menteri selama 21 tahun tanpa putus. Dalam Operasi Trikora, Leimena terlibat sebagai anggota Komando Operasi Tinggi berpangkat Laksamana Madya (Tituler) TNI Angkatan Laut.

    Pada masa pemerintahan Soeharto, ia diangkat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung hingga 1973. Pada 29 Maret 1977, Johannes Leimena menghembuskan nafas terakhirnya.

    Untuk mengenang jasa-jasanya, dibangun patung Johannes Leimena di Jalan Ir. M. Putuhena, Poka, Ambon, Maluku. Dijuluki sebagai Monumen dr. J. Leimena ini diresmikan pada 2012.

    Penulis: Resla