Tag: Suwandi

  • Begini Komentar YouTube Soal Video yang Dibuat dengan AI

    Begini Komentar YouTube Soal Video yang Dibuat dengan AI

    JAKARTA – Di tengah tren pembuatan konten menggunakan kecerdasan buatan (AI), YouTube membuka peluang bagi kreator untuk tetap mendapatkan penghasilan dari konten berbasis kecerdasan buatan (AI).

    Namun, sesuai dengan ketentan yang berlaku di plaformnya, di mana kreator wajib melabeli konten tersebut jika penggunaan AI dilakukan secara signifikan, seperti mengubah gambar atau suara.

    “Nah kebijakan dari Youtube itu sebenernya mensyaratkan kepada kreator untuk declare kalau memang dia pakai AI, yang secara signifikan mengubah video tersebut gitu. Jadi entah itu gambarnya, suaranya,” kata Kepala Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik YouTube Asia Tenggara, ⁠Danny Ardianto, di acara Akademi Edukreator – Kontribusi melalui Konten Edukasi pada Jumat. 26 September.

    Meskipun konten tersebut dibuat dengan AI, Danny mengatakan bahwa konten tersebut masih tetap dapat dimonetisasi. “Bisa, bisa (dimonetisasi),” katanya lebih lanjut.

    Danny menyatakan, YouTube tidak melacak secara detail jumlah kreator yang menggunakan AI, karena menurutnya, sebagian besar prosesnya terjadi di balik layar, seperti penulisan skrip, dubbing, atau editing.

    Bagi kreator yang tidak mengungkapkan penggunaan AI, YouTube telah menggunakan machine learning untuk mendeteksi konten AI yang tidak dilabeli, terutama jika konten tersebut bermuatan negatif dan berisiko menimbulkan misinformasi.

    “Jadi ya biasanya kalau ada yang terdeteksi gak ada labelnya, nah kita lihat dulu apakah itu penggunaan AI-nya signifikan, kemudian ada risiko misinformasi gitu ya. Nah itu biasanya secara mesin YouTube akan ngasih label,” tambah Country Head Youtube Indonesia, Suwandi Widjaja.

  • Jusnalis di Jambi aksi seribu lilin protes penghalangan pers

    Jusnalis di Jambi aksi seribu lilin protes penghalangan pers

    “Aksi protes menyalakan 1.000 lilin ini merupakan lanjutan, dan akan terus berlanjut sampai tuntutan dipenuhi,”

    Jambi (ANTARA) – Sejumlah jurnalis dari Koalisi Anti Pembungkaman Demokrasi kembali melakukan aksi menyalakan 1.000 lilin sebagai bentuk protes setelah aksi tutup mulut di Polda Jambi terkait penghalangan kerja jurnalistik tidak digubris, .

    Aksi ini sebagai bentuk solidaritas mengenang setelah tujuh hari matinya kebebasan pers karena arogansi polisi di Polda Jambi.

    Penyalaan lilin yang dilakukan di Tugu Juang, Jumat malam diikuti jurnalis dan pers mahasiswa yang merupakan simbolik bahwa, kebebasan pers akan tetap hidup di tengah arogansi polisi, kriminalisasi hingga intimidasi jurnalis.

    “Api kecil yang menyala secara bersamaan sebagai pesan bahwa jurnalis hadir sebagai harapan publik dalam mengawal demokrasi,” kata Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Jambi, Suwandi Wendy.

    Ini buntut dari penghalangan kerja jurnalistik yang dilakukan anggota Bidang Humas Polda Jambi, ketika 3 jurnalis melakukan wawancara ke Wakil Ketua Komisi III DPR RI dan rombongan, pada Jumat lalu (12/9).

    Kapolda Jambi Irjen Krisno Halomoan Siregar abai terkait penghalangan kerja jurnalis ini. Padahal jelas pelanggaran ini terjadi di hadapannya dan Komisi III DPR RI yang bertugas melakukan pengawasan kepolisian.

    “Aksi protes menyalakan 1.000 lilin ini merupakan lanjutan, dan akan terus berlanjut sampai tuntutan dipenuhi,” kata Wendy.

    Sampai hari ini, tak ada upaya permintaan maaf dan meluruskan kejadian yang dilakukan Kapolda Jambi.

    Di sisi lain Kabid Humas Polda Jambi Kombes Mulia Prianto berupaya melakukan penyangkalan terkait anggotanya yang mendorong jurnalis, ketika diwawancarai usai aksi bungkam di Polda Jambi.

    “Pernyataan Kabid Humas yang menilai tidak mendorong jurnalis itu keliru. Di video jelas ada tindakan dorongan dan upaya pelarangan juga disampaikan secara lisan sebelum jurnalis melakukan wawancara,” ujarnya.

    Hal senada juga diungkap Sekretaris Pewarta Foto Indonesia (PFI) Jambi, Wahdi Septiawan mengatakan aksi solidaritas ini dilakukan karena tuntutan yang belum dipenuhi.

    “Cahaya lilin ini adalah simbol perjuangan untuk mengembalikan kebebasan pers yang tengah dibungkam. PFI Jambi memastikan, perjuangan ini akan terus dilanjutkan,” ujarnya.

    Aksi bakar lilin juga diselingi dengan diskusi terkait tindak lanjut ke depan peristiwa matinya kebebasan pers di Polda Jambi. Tak hanya boikot, massa berencana menyiapkan laporan yang serius dengan berkoordinasi dengan pengurus organisasi di pusat.

    Sikap koalisi jurnalis dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Jambi dan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Jambi masih tetap sama yakni polisi yang melakukan penghalangan liputan diproses hukum sesuai aturan berlaku

    Kemudian Kapolda Jambi meminta maaf kepada korban dan publik secara terbuka dan wakil ketua dan rombongan Komisi III DPR meminta maaf secara terbuka ke publik.

    Meminta Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) untuk memeriksa rombongan Komisi III DPR yang melakukan kunjungan kerja di Polda Jambi

    Sebelumnya, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) juga menyayangkan sikap anggota polisi yang melarang wartawan mewawancarai Komisi III DPR saat meakukan kunjungan ke Polda Jambi, Jumat (13/9/2025). Kompolnas menegaskan, kerja-kerja kepolisian harus terbuka.

    “Saya pikir itu tidak bisa dibenarkan ya, kerja kerja kepolisian itu ya harus terbuka. ada spirit keterbukaan dan sebagainya,” kata Komisioner Kompolnas Choirul Anam.

    Dia juga mengingatkan bahwa kehadiran pers dalam konteks demokrasi dan negara hukum adalah hal yang penting.

    “Kerja-kerja jurnalis itu adalah kerja-kerja penting, dalam konteks demokrasi dan negara hukum, oleh karenanya aksebilitas mereka (polisi) terhadap berbagai informasi, atas kerja-kerja profesionalitas rekan rekan jurnalis harus dilindungi,” tambahnya.

    Choirul kembali menegaskan bahwa, kejadian dan upaya menghalang-halangi kerja jurnalis tidak boleh terjadi lagi.

    “Kami menyayangkan itu, dan tidak boleh terjadi lagi, saya kira memang harus evaluasi kenapa kok terjadi peristiwa tersebut? saya kira humas dan polda harus menjelaskan itu. Sekali lagi, kerja-kerja jurnalisme itu juga dibutuhkan negara kita secara umum, secara khusus untuk kepolisian,” tutupnya.

    Pewarta: Nanang Mairiadi
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Usai Aborsi, Sepasang Mahasiswa di Malang Buang Bayi ke Sungai

    Usai Aborsi, Sepasang Mahasiswa di Malang Buang Bayi ke Sungai

    Malang (beritajatim.com) – Polres Malang berhasil mengungkap kasus penemuan jenazah bayi laki-laki di aliran Sungai Paron, Desa Tegalgondo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Kasus ini menyita perhatian publik setelah jenazah bayi tanpa identitas itu ditemukan membiru dan tanpa pakaian pada Minggu (24/8/2025) pagi.

    Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, menjelaskan bahwa hasil penyelidikan mengarah pada pasangan kekasih mahasiswa yang diduga terlibat, yakni AM (21), mahasiswi asal Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, dan HNM (20), mahasiswa asal Kota Malang.

    “Dari hasil pendalaman, AM melakukan aborsi dengan cara mengonsumsi obat penggugur kandungan, sedangkan HNM diketahui membuang jenazah bayi tersebut ke Sungai Paron menggunakan sepeda motor,” kata Bambang, saat dikonfirmasi, Rabu (10/9).

    Kasus ini bermula ketika seorang warga, Suwandi (74), tengah membersihkan aliran Sungai Paron pada Minggu (24/8/2025) malam. Ia melihat sesosok bayi laki-laki tanpa pakaian dengan kondisi sudah meninggal dunia.

    Penemuan ini langsung dilaporkan ke perangkat desa dan diteruskan kepada Polsek Karangploso.

    Tim kepolisian bersama tenaga medis segera mengevakuasi jenazah bayi tersebut ke RSUD Saiful Anwar Kota Malang. Dari hasil penyelidikan, diketahui bayi itu adalah hasil hubungan di luar nikah antara AM dan HNM, yang sudah menjalin hubungan sejak September 2024.

    “Dua-duanya mengaku panik dan malu jika kehamilan diketahui keluarga maupun teman-temannya. Akhirnya mereka bersepakat menggugurkan kandungan,” jelas Bambang.

    Polisi menemukan fakta bahwa AM meminum obat aborsi yang dibeli secara online pada 20 Agustus 2025 di rumah kosnya di Kota Malang. Setelah mengalami keguguran, ia memotong tali plasenta menggunakan gunting. Jenazah bayi kemudian dimasukkan ke dalam tas ransel.

    Malam harinya, HNM membawa tas berisi jenazah bayi tersebut menggunakan sepeda motor. Karena tidak menemukan pemakaman, ia akhirnya membuang bayi itu di aliran Sungai Paron, Desa Tegalgondo, Karangploso.

    Sepasang mahasiswa yang membuang bayinya di sungai.

    “Dari tangan tersangka, polisi menyita sejumlah barang bukti antara lain gunting, perlak hitam, tas ransel bermotif bunga, motor Yamaha Xeon, helm, serta dua unit handphone,” terangnya.

    AKP Bambang menyebut, AM dijerat Pasal UU Perlindungan Anak serta pasal pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara. Sementara HNM, juga dikenakan UU Perlindungan Anak serta turut serta dalam pembunuhan, dengan ancaman hukuman hingga 9 tahun penjara.

    “Proses penyidikan masih berjalan. Kami juga terus berkoordinasi dengan jaksa penuntut umum (JPU) untuk memastikan perkara ini segera dilimpahkan. Yang jelas, keduanya akan diproses hukum sesuai aturan yang berlaku,” tegas Bambang.

    Kedua tersangka diketahui bukan pasangan suami istri sah. Polisi menegaskan kasus ini menjadi perhatian serius karena melibatkan tindak pidana aborsi ilegal yang mengakibatkan kematian bayi.

    “Kasus ini jadi pelajaran bagi masyarakat, terutama kalangan muda, untuk tidak melakukan perbuatan serupa. Kami akan menindak tegas setiap praktik aborsi ilegal maupun tindakan kekerasan terhadap anak,” pungkas Bambang. (yog/ian)

  • Airlangga hingga Pejabat BI Hadiri Sertijab Menkeu Purbaya

    Airlangga hingga Pejabat BI Hadiri Sertijab Menkeu Purbaya

    Jakarta

    Sejumlah pejabat negara menghadiri serah terima jabatan menghadiri serah terima jabatan Menteri Keuangan hari ini, Selasa (9/9). Seperti diketahui, Sri Mulyani akan menyerahkan jabatan Menteri Keuangan kepada Purbaya Yudhi Sadewa yang telah dilantik Presiden Prabowo Subianto pada Senin (8/9) kemarin.

    Pantauan detikcom diGedung Djuanda 1 Kementerian Keuangan, tampak hadir Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto di lokasi. Hadir juga Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Frederica Widyasari Dewi.

    Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun juga terlihat mendatangi Kantor Kemenkeu. Komisi XI DPR RI sendiri merupakan mitra kerja Sri Mulyani semasa masih menjabat sebagai Menkeu.

    Nama-nama lain yang tampak hadir antara lainDeputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti,Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Ribka Haluk, Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Aida Suwandi Budiman, dan lainnya.

    Sementara itu, lobi Gedung Djuanda 1 tampak dipadati para pegawai Kementerian Keuangan yang menunggu kedatangan Sri Mulyani. Beberapa di antara mereka terlihat membawa bunga. Sri Mulyani sendiri tiba sekitar pukul 10.15 WIB.

    Kedatangan Seri Mulyani langsung disambut para pegawai Kemenkeu. Mereka mengucapkan terima kasih hingga memberikan semangat.

    “Terima kasih ibu,” ujar para pegawai Kemenkeu.

    “Semangat ibu,” kata mereka kepada Sri Mulyani.

    (acd/acd)

  • Pemotor Tewas Usai Tabrak Truk Tronton Parkir di Bekasi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 September 2025

    Pemotor Tewas Usai Tabrak Truk Tronton Parkir di Bekasi Megapolitan 1 September 2025

    Pemotor Tewas Usai Tabrak Truk Tronton Parkir di Bekasi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kecelakaan melibatkan sepeda motor dengan truk tronton terjadi di Jalan Baru Cipendawa RT 03/04 Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawa Lumbu, Kota Bekasi, Senin (1/9/2025).
    Kanit Laka Lantas Polres Metro Bekasi Kota, Iptu Suwandi mengatakan peristiwa kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 05.00 WIB. 
    Kejadian bermula motor berpelat nomor B 4943 KJC yang dikendarai perempuan berinisial IV melaju dari arah Jati Asih menuju Bantargebang.
    Sesampainya di TKP, motornya menabrak truk tronton berpelat BG 8843 IJ yang terparkir di pinggir jalan tersebut. 
    “Bodi depan membentur bagian bodi belakang sebelah kanan truk tronton yang terparkir di pinggir jalan sehingga terjadilah kecelakaan lalu lintas tersebut,” ujar Suwandi saat dihubungi Kompas.com pada Senin (1/9/2025).
    Suwandi mengatakan pengendara motor IV meninggal dunia di lokasi dan langsung dibawa ke RSUD Kota Bekasi.
    “Saudari IV meninggal dunia di TKP, dibawa ke RSUD Kota Bekasi,” tuturnya.
    Polisi membawa motor dan truk tronton ke Mapolres Metro Bekasi. Hingga saat ini polisi masih menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.
    “Penyebab kecelakaan lalu lintas tersebut masih dalam proses penyelidikan,” katanya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dompet Dhuafa Kerahkan Tim Respon Medis di Sejumlah Daerah dalam Aksi Massa

    Dompet Dhuafa Kerahkan Tim Respon Medis di Sejumlah Daerah dalam Aksi Massa

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Ribuan massa memadati kawasan Polda Metro Jaya, Jakarta, dalam aksi demonstrasi pada Sabtu malam ini (30/8/2025). Di tengah ketegangan antara aparat dan massa, Dompet Dhuafa hadir memberikan respons kemanusiaan bagi peserta aksi yang membutuhkan bantuan medis maupun logistik.

    Melalui unit Disaster Management Center (DMC), Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC), dan Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM), Dompet Dhuafa menurunkan dua armada ambulans dan 15 personel lapangan untuk memastikan layanan darurat bisa cepat diberikan.

    “Hingga kemarin (Jumat, 29/08)Tim kami bersiaga penuh dengan dukungan 2 (dua) ambulance untuk layanan, tenaga medis, serta relawan kemanusiaan. Fokus kami adalah memberikan pertolongan pertama dan upaya evakuasi kepada orang-orang yang terdampak paparan gas air mata maupun luka saat aksi massa, baik dari sisi masyarakat sipil maupun aparat keamanan,” ujar Eka Suwandi, Koordinator Lapangan Respons Kemanusiaan DMC Dompet Dhuafa.

    Mayoritas penanganan medis yang dilakukan adalah mengatasi sesak napas, iritasi mata, hingga luka ringan akibat benturan. Selain itu, tim Dompet Dhuafa juga menyalurkan logistik berupa makanan dan minuman bagi massa aksi yang masih bertahan di sekitar lokasi.

    Pantauan di lapangan hingga Sabtu malam ini (30/08) menunjukkan, asap dari objek terbakar sempat menyesaki udara sekitar Polda Metro Jaya dan DPR/MPR. Beberapa kali massa terpukul mundur akibat dorongan aparat keamanan. Meski begitu, yel-yel perjuangan terus berkumandang sebagai pemantik semangat solidaritas.

  • Mekari Caplok Desty, Masuk ke Bisnis Layanan Jualan Online

    Mekari Caplok Desty, Masuk ke Bisnis Layanan Jualan Online

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan software-as-a-service (SaaS) Mekari resmi mengakuisisi Desty, platform omnichannel commerce yang selama ini banyak dipakai pelaku usaha untuk mengelola penjualan lintas kanal.

    Langkah ini menandai ekspansi Mekari dari layanan back office seperti HR, payroll, akuntansi, hingga CRM, ke ranah penjualan ritel dan commerce. Integrasi dengan Desty membuat pelaku usaha bisa menghubungkan stok, pesanan, gudang, produk, hingga percakapan pelanggan dari berbagai marketplace langsung ke sistem operasional Mekari.

    “Integrasi Desty ke dalam ekosistem Mekari akan membantu bisnis mengurangi kompleksitas operasional. Dari stok, keuangan, hingga komunikasi pelanggan, semuanya bisa dikelola dalam satu platform terpadu,” kata CEO Mekari, Suwandi Soh, dalam keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (28/8/2025).

    Menurut Suwandi, akuisisi ini juga menjadi cara Mekari memperluas ekosistemnya agar bisa menjangkau kebutuhan bisnis secara menyeluruh.

    “Dengan Desty, kami memperluas ekosistem Mekari dari back office ke commerce. Visi kami adalah agar setiap bisnis di Indonesia, dari UMKM hingga enterprise, bisa mengakses teknologi yang selama ini hanya dimiliki pemain besar,” ujarnya.

    CEO Desty, Dennis Harsono, menilai bergabungnya Desty ke dalam Mekari justru akan memperkuat layanan. Dengan ekosistem Mekari, layanan mereka akan lebih kuat, terintegrasi, dan membuka akses pada kapabilitas baru yang sebelumnya tidak tersedia.

    Ia menambahkan, tren penjualan lintas kanal kini semakin penting. Sebab omnichannel bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan.

    “Dengan dukungan Mekari, kami ingin memastikan setiap merchant, dari skala kecil sampai brand besar, bisa tumbuh dengan cara yang lebih cepat dan lebih cerdas,” jelasnya.

    Bagi pelanggan Mekari, akuisisi ini membuka akses ke solusi omnichannel yang lebih lengkap. Mulai dari pengelolaan stok, pesanan, gudang, hingga percakapan dengan pelanggan di berbagai marketplace bisa dihubungkan langsung dengan sistem Mekari seperti Jurnal dan Qontak.

    Sementara itu, pengguna Desty disebut tetap bisa menggunakan layanan seperti biasa tanpa ada perubahan. Justru, mereka akan memperoleh tambahan kapabilitas baru dari ekosistem Mekari. Integrasi ini juga diklaim akan meningkatkan stabilitas sistem.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Cerita Perantau Tinggal di Kolong Flyover Grogol, Menanti Digusur Penataan Ruang Publik
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 Agustus 2025

    Cerita Perantau Tinggal di Kolong Flyover Grogol, Menanti Digusur Penataan Ruang Publik Megapolitan 26 Agustus 2025

    Cerita Perantau Tinggal di Kolong Flyover Grogol, Menanti Digusur Penataan Ruang Publik
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Di bawah riuh kendaraan yang melintas di jalan layang dan tol Grogol, Jakarta Barat, sejumlah warga hidup tanpa tempat tinggal layak.
    Mereka memilih menetap di kolong
    flyover
    , menjadikannya “rumah” sekaligus pangkalan kerja.
    Rukiman (48), perantau asal Jepara, Jawa Tengah, sudah sekitar delapan bulan terakhir menetap di kolong
    flyover
    Grogol.
    Pria yang sehari-hari mencari nafkah sebagai tukang gali itu menuturkan, lokasi tersebut sudah lama dikenal sebagai tempat berkumpulnya para pekerja serabutan.
    “Kalau dari dulu, dari jaman dulu kan orang di Jakarta sudah tau, kalau cari tukang gali, ya tukang gali Grogol. Ya kita-kita ini, yang di kolong sini,” ujar Rukiman kepada
    Kompas.com
    , Selasa (26/8/2025).
    Namun, kondisi ekonomi yang kian sulit membuatnya tak lagi bergantung pada satu jenis pekerjaan.
    “Sekarang ya kan cari duit susah
    to
    , kerja ya apa saja, serabutan saja. Enggak mesti galian atau proyek. Yang penting bisa dapat (uang),” katanya.
    Rukiman mengaku sudah hampir satu bulan tak mendapat pesanan proyek.
    “Sudah lama banget nggak ada orderan, sudah jarang yang dateng ke sini. Hampir satu bulan kayaknya,” sambungnya.
    Di perantauan, Rukiman tinggal bersama beberapa rekannya yang ia sebut sebagai dulur.
    Mereka juga sama-sama datang dari Jepara dan tak punya tempat tinggal tetap.
    “Ada dulur. Dulu kan ya ngikut dulur-dulur dari Jepara pada merantau ke sini (Jakarta). Sekarang di sini ya ada dulur juga,” tuturnya.
    Rukiman tidur beralaskan kardus dan karung yang digelar di atas
    paving block
    .
    Di samping tempat tidurnya, tampak ketel listrik, galon, tumpukan kardus berisi barang, hingga jam dinding sederhana.
    Pemandangan serupa juga terlihat dari rekan-rekannya, ada yang beristirahat di atas tikar dan kardus, dengan tas ransel dijadikan bantal.
    Pantauan
    Kompas
    .com menunjukkan, ada beberapa orang lain yang tinggal di sepanjang kolong
    flyover
    , dari lampu merah Grogol hingga Stasiun Grogol.
    Lokasi ini juga dikenal sebagai titik macet dengan riuh klakson kendaraan pada jam sibuk.
    Suwandi (46), tukang gali asal Kudus, menegaskan bahwa keberadaan mereka di kolong
    flyover
    bukan sekadar mencari tempat tinggal, melainkan pangkalan kerja.
    “Pangkalan (bukan tempat tinggal). Ya tidur di sini tiap hari, buat nunggu orderan,” ucapnya sambil bersandar di tiang penyangga tol.
    Ia mengakui, keberadaan mereka kerap dipersoalkan petugas Satpol PP.
    “Dari jaman dulu juga kan orang udah pada tau kita (tinggal di kolong
    flyover
    ). Cuma cari tempat buat tidur aja,” lanjutnya.
    Saat ditanya soal rencana pemerintah menata ulang kolong
    flyover
    menjadi ruang publik, Rukiman hanya bisa pasrah.
    “Ya, gimana, enggak mungkin melawan juga. Kan ini tanah negara, saya terserah gubernurnya saja. Saya cuma mau cari uang,” katanya.
    Ia menegaskan tak pernah melawan ketika diminta pindah.
    “Selama ini juga tertib, saya enggak pernah berani melawan. Karena semenang-menangnya kalau melawan negara, tetap pasti akan kalah,” ujarnya.
    Suwandi pun mengaku hanya bisa mengikuti arahan pemerintah.
    “Enggak tau. Harus ngapain juga saya enggak tau, Mas. Saya cuma bisa ngikut aja,” ucapnya.
    Meski begitu, ia masih menyimpan harapan agar pemerintah suatu saat memperhatikan nasib mereka.
    “Ya, mau aja sih. Tapi, saya enggak tau. Enggak mau apa-apa lagi, cuma mau cari kerjaan saja,” katanya.
    Sebelumnya, Pemerintah Kota Jakarta Barat menyampaikan rencana menata dua kolong flyover di Grogol dan Rawa Buaya menjadi ruang publik.
    Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Jakarta Barat, Imron Sjahrin, menjelaskan rencana tersebut menindaklanjuti instruksi Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo usai meninjau
    Skatepark
    di kolong
    flyover
    Slipi pada 14 Agustus 2025.
    “Kita meneruskan arahan dari Pak Gubernur sehubungan dengan kunjungan beliau pada Kamis yang lalu ke kolong
    flyover
    Slipi terkait dengan kondisinya yang sudah tertata,” ujar Imron, Jumat (22/8/2025).
    Pramono disebut menginginkan ruang di bawah flyover Jakarta Barat ditata serupa, baik menggunakan anggaran APBD maupun dana
    Corporate Social Responsibility
    (CSR).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • OCBC dorong lingkungan yang inklusif untuk semua

    OCBC dorong lingkungan yang inklusif untuk semua

    Sumber foto: Radio Elshinta/ Irza Farel

    Merdeka dari bias gender: OCBC dorong lingkungan yang inklusif untuk semua
    Dalam Negeri   
    Editor: Valiant Izdiharudy Adas   
    Rabu, 13 Agustus 2025 – 12:41 WIB

    Elshinta.com – Kemerdekaan bukan hanya tentang terbebas dari penjajahan, tetapi juga bebas dari bias yang membatasi langkah. Di Indonesia, banyak perempuan dan laki-laki masih terjebak dalam norma dan stigma yang membatasi peran mereka, baik di rumah maupun di dunia kerja. Dengan semangat Hari Kemerdekaan, OCBC mengadakan Media Talk OCBC #BaiknyaBarengBareng dengan mengundang narasumber dari Badan PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women) dan Aliansi Laki-Laki Baru (ALB). Acara ini bertujuan mengajak seluruh masyarakat untuk memaknai ulang arti kemerdekaan akan bias gender. Kemerdekaan sejati adalah ketika setiap orang dapat berkembang tanpa terkekang oleh bias gender.

    Kegiatan ini menjadi bagian dari kampanye keberlanjutan #BaiknyaBarengBareng 2025. Kali ini, mengangkat topik “Perjalanan Menuju Merdeka dari Bias Gender” yang memiliki makna memerdekakan diri dari bias dan ketidaksetaraan yang seringkali membatasi ruang gerak, baik di lingkungan kerja maupun di rumah. Dalam dunia kerja yang terus berkembang, berbagai tantangan masih dihadapi perempuan dalam mewujudkan kesetaraan gender di dunia kerja. Pada tahun 2023, angka partisipasi perempuan dalam angkatan kerja di Indonesia hanya berjumlah 55%, dibandingkan laki-laki yang berjumlah 85% (BPS, 2024). Selain itu, menurut SDG Global Database, perempuan memiliki kesempatan yang lebih terbatas dalam posisi kepemimpinan, yaitu hanya 32% perempuan yang menduduki posisi manajerial perusahaan pada tahun 2022.

    Memaknai isu tersebut, Betti Alisjahbana, Komisaris Independen OCBC yang juga dikenal sebagai salah satu sosok perempuan yang sukses memerdekakan bias, menekankan bahwa perempuan dan laki-laki sama-sama memiliki potensi untuk berprestasi dan berkontribusi secara maksimal. “Dalam menghadapi stigma berbasis gender, saya memilih untuk tetap fokus berkarya dan membuktikan diri lewat dedikasi, prestasi, dan integritas. Kepemimpinan perempuan tidak perlu menjadi pengecualian—melainkan bagian dari budaya profesional yang kita bangun bersama. Di era di mana talenta dan keberagaman menjadi sumber kekuatan kompetitif, menciptakan ekosistem kerja yang inklusif adalah kunci untuk mengoptimalkan potensi setiap orang—tanpa terkekang,” ujarnya.

    Beliau menambahkan bahwa persuahaan memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan prinsip tersebut terwujud. “Di OCBC, kami percaya bahwa ruang kerja yang adil gender akan membuka peluang yang sama untuk semua. Hal ini didukung dengan adanya kebijakan, program pengembangan untuk semua level serta fasilitas penunjang yang ramah bagi semua karyawan. Diperkokohkan dengan adanya persentase yang berimbang di manajemen dalam posisi strategis.”

    “Norma gender yang tidak setara, termasuk diantaranya bias yang terjadi secara sadar maupun tidak, adalah salah satu hambatan perempuan untuk meniti karir di lingkungan kerja,’ ujar Dwi Yuliawati, Head of Programmes UN Women Indonesia. “Bentuk yang paling nyata adalah persepsi bahwa pekerjaan rumah tangga dan perawatan anggota keluarga adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Perempuan, UN Women berkolaborasi dengan sektor swasta untuk mengintegrasikan Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Perempuan (WEPs), sehingga mendorong kebijakan tempat kerja ramah keluarga, sebagai satu cara untuk meningkatkan partisipasi angkatan kerja perempuan.”

    Merespons tantangan yang ada, penting bagi perusahaan untuk menerapkan kebijakan inklusif yang dapat memberikan peluang yang setara dan menciptakan lingkungan yang mendukung pemberdayaan perempuan. Perusahaan yang memperjuangkan kesetaraan gender dan mempromosikan hak perempuan tidak hanya mendorong kemajuan sosial, tetapi juga dapat mengembangkan bisnis dan komunitas di tempat mereka bekerja agar beroperasi lebih inklusif, tangguh, dan sukses.

    Melengkapi perspektif tersebut, Wawan Suwandi, Koordinator Nasional Aliansi Laki-laki Baru, mengingatkan bahwa perubahan menuju kesetaraan tidak bisa dilakukan sendiri oleh perempuan. “Dunia kerja yang lebih fleksibel dan rumah tangga yang lebih adil perannya akan membuat laki-laki dan perempuan bisa berkolaborasi lebih sehat. Laki-laki juga perlu ruang untuk menjadi ayah, suami, dan individu yang utuh tanpa stigma. Untuk itu, perlu adanya paham untuk menormalisasikan kolaborasi dengan mematahkan stigma seperti hanya ada “ibu rumah tangga” tapi harusnya adalah “rumah tangga bersama”,” ujar Jundi.

    Ia juga menyoroti bahwa hambatan seringkali datang dari lingkungan terdekat. “Seringkali ketika perempuan mendapat jabatan lebih tinggi, ada kekhawatiran akan merugikan suami yang bekerja. Narasi seperti ini harus kita ubah bersama agar kesetaraan bisa benar-benar tercapai,” tambahnya. 

    Dengan itu, dengan adanya konsep diskusi media yang bertajuk “Perjalanan Menuju Merdeka dari Bias Gender” menegaskan bahwa perjalanan menuju kesetaraan adalah proses kolektif yang memerlukan keterlibatan semua pihak—keluarga, institusi, hingga komunitas. Serta, ketika hambatan-hambatan ini dihapus, perempuan dapat lebih leluasa berkontribusi penuh dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Hal tersebut sejalan dengan apa yang menjadi nilai dari OCBC yang terus menggaungkan isu terkait sehingga Juli 2025 telah mencatat 117.194 keterlibatan, 1.822.152 jangkauan, dan 2.695.786 impresi di berbagai kanal komunikasi.

    Kemerdekaan sejati adalah ketika tidak ada lagi bias yang membatasi langkah. Dengan bergerak bersama, maka dapat menciptakan lingkungan yang setara dan inklusif, yang membawa dampak positif bagi semua, karena #BaiknyaBarengBareng. (Irza Farel)

    Sumber : Radio Elshinta

  • Dua Tangan Bertepuk: Kunci Kolaborasi Laki-laki dan Perempuan Wujudkan Kesetaraan di Dunia Kerja – Page 3

    Dua Tangan Bertepuk: Kunci Kolaborasi Laki-laki dan Perempuan Wujudkan Kesetaraan di Dunia Kerja – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Perjuangan menuju dunia kerja yang bebas dari bias gender tak bisa dilakukan sendirian. Itulah pesan yang mengemuka dalam Media Talk OCBC yang mempertemukan tiga figur dari latar belakang berbeda: pemimpin perempuan di industri teknologi, aktivis kesetaraan gender, dan penggerak gerakan “laki-laki baru”.

    Ketiganya sepakat bahwa perubahan hanya akan terjadi jika perempuan dan laki-laki bergerak bersama. “Kalau kita ingin kesetaraan, harus ada dua tangan yang bertepuk. Tidak bisa perempuan saja yang berjuang,” tegas Koordinator Nasional Aliansi Laki-Laki Baru, Wawan Suwandi, dikutip Rabu (13/8/2025).

    Diskusi ini menjadi panggung kolaborasi lintas gender yang memadukan pengalaman menghadapi stigma, strategi menembus batas, dan komitmen menghapus norma patriarki—semua demi membuka jalan menuju peluang yang setara.

    Bias gender masih menjadi tantangan besar di Indonesia, terutama di dunia kerja. Data UN Women Indonesia menunjukkan 99,7 persen penduduk Indonesia memiliki bias di setidaknya satu dari empat dimensi: pendidikan, kesehatan, integritas fisik, dan ekonomi.

    Dua dimensi yang paling menonjol adalah ekonomi dan politik, di mana pandangan bahwa laki-laki lebih layak memimpin atau memperoleh pekerjaan masih kuat melekat.

    Bias ini merugikan kedua pihak. Perempuan sering dibatasi pada posisi pendukung dan jarang diberi akses ke jabatan strategis, sementara laki-laki tertekan oleh ekspektasi untuk selalu menjadi pencari nafkah utama dan tidak menunjukkan kerentanan. “Biasnya masih ada, dan sayangnya masih banyak penduduk yang memegang pandangan tersebut,” ujar Head of Program UN Women Indonesia, Dwi Juliawati.

    Situasi ini membuat kolaborasi lintas gender menjadi kunci untuk memutus rantai diskriminasi yang telah mengakar di berbagai sektor.