Tag: Surya Paloh

  • Surya Paloh: Membangun bangsa bukan hanya soal kepintaran orasi elite

    Surya Paloh: Membangun bangsa bukan hanya soal kepintaran orasi elite

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh mengatakan bahwa upaya membangun bangsa bukan hanya soal kepintaran orasi-orasi dari para pemimpin atau elite di negeri, tetapi juga harus dibangun melalui sikap mental.

    Dalam acara Penutupan Sesi Pertama Program Remaja Bernegara Partai NasDem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu, Paloh mengajak para generasi muda untuk tidak terjebak pada perilaku kepura-puraan dan harus membangun sikap mental yang bebas.

    “Lain di bibir, lain di hati, lain ucapan, lain tindakan. Itulah musuh kita bersama,” kata Paloh saat berpidato.

    Ia mengatakan bahwa Indonesia sepantasnya bukan hanya sekadar duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan negara-negara lain, melainkan harus memiliki ambisi yang lebih hebat.

    Ia yakin Indonesia bisa menjadi negara superpower jika pemimpinnya ingin memberdayakan dan membuktikan kekuatan bangsa Indonesia yang sesungguhnya.

    Paloh menilai bahwa pemberdayaan mental merupakan hal yang paling penting dalam membangun negara, dibandingkan hanya mengandalkan sumber kekayaan alam dan jumlah penduduk yang begitu besar.

    “Bahwasannya yang dimaksudkan dengan gerakan perubahan itu adalah perubahan mentalitas kita. Sikap dan perilaku kita. Itulah gerakan perubahan, itu yang dibutuhkan bangsa ini,” katanya.

    Untuk itu, ia mengatakan bahwa harapan negeri ke depannya adalah generasi muda atau remaja bangsa yang masih mempunyai dedikasi, cita-cita, dan idealisme.

    Harapan itu sudah tidak bisa diberikan ke orang-orang seusia dirinya yang dinilai terus-menerus mabuk kekuasaan dan keinginan membangun kepentingan pribadi dan kelompok.

    “Di sana (generasi muda) masih ada kejujuran, masih ada keberanian, dan masih ada keinginan untuk memperbaiki dan berjuang untuk suatu negeri hebat,” katanya.

    Agenda pendidikan politik kepada para pemuda yang bertajuk Teen Civic Mission “Remaja Bernegara” itu sudah digelar Partai NasDem sejak beberapa waktu lalu. Para pemuda yang mengikuti pendidikan itu terdiri dari siswa SMP dan SMA.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Surya Paloh Ogah Kader NasDem Masuk Kabinet Prabowo tapi Ponakan Jadi Komisaris BUMN

    Surya Paloh Ogah Kader NasDem Masuk Kabinet Prabowo tapi Ponakan Jadi Komisaris BUMN

    GELORA.CO – Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengungkap posisi Pietra Machreza Paloh yang diangkat menjadi komisaris independen di BUMN perbankan Bank Tabungan Negara (BTN) bukan atas nama partai.

    “Saya pun tidak tahu (alasan dipilih) mungkin itu pikiran-pikiran orang pusat, tetapi tidak dicalonkan NasDem,” kata Surya Paloh usai prosesi serah terima jabatan pengurus DPW Partai NasDem Bali di Denpasar, Kamis kemarin.

    Diketahui bahwa politisi Partai NasDem sekaligus keponakan Surya Paloh bernama Pietra Machreza Paloh akhir Maret lalu diangkat menjadi komisaris independen BTN.

    Pengangkatan melalui rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST). Selain Pietra, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah juga diangkat menjadi komisaris.

    “Orang di kabinet saja kami tidak mencalonkan, apalagi itu (komisaris BTN), dan ya tidak mungkin semua kami bilang jangan,” ujarnya.

    Surya Paloh memastikan tak ada nama kadernya yang dikirim untuk mengisi jabatan di instansi atau lembaga pemerintahan. Namun, bukan berarti dia melarang ketika ada kader yang mumpuni di posisi tersebut.

    “Tidak ada, coba cek, kalau saya juga bilang jangan kamu begini-begini nanti ya sebagai om salah juga,” kata Surya Paloh membahas keponakannya Pietra Machreza Paloh.

    Politisi sekaligus pengusaha media itu menegaskan bahwa Partai NasDem tahu diri dengan tidak mengambil jabatan di pemerintahan Prabowo-Gibran. Menurut dia, ini bagian dari moralitas sebagai partai yang tidak berkontribusi dalam mengampanyekan pasangan Prabowo-Gibran saat Pilpres 2024.

    “Kenapa kami tidak ada dalam kabinet rezim Prabowo? Karena kami tahu diri, ada budaya malulah bagi kami, kami tidak berjuang untuk menjadikan Prabowo presiden pada pilpres … eh tiba-tiba ketika sudah jadi kami nongol, tolong Pak kami ikut kabinet,” ujarnya.

  • Tahu Diri, Konsekuensi Politik, Malu

    Tahu Diri, Konsekuensi Politik, Malu

    PIKIRAN RAKYAT – Kendati sudah menyatakan dukungan terhadap Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, NasDem tidak secara resmi gabung ke dalam pemerintahan. Terungkap alasan di baliknya.

    Alasan tersebut dikemukakan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Ia membenarkan bahwa kadernya tak ada yang mengisi posisi di Kabinet Merah Putih.

    Hal ini, kata Paloh, dikarenakan pihaknya tahu diri. Pasalnya, ia menilai NasDem tidak menyumbang banyak untuk koalisi pemerintah saat ini.

    “Kenapa kami tidak ada dalam kabinet rezim Prabowo? Karena kami tahu diri, ada budaya malulah bagi kami,” kata Surya Paloh di Denpasar, Bali, Kamis, 3 April 2025.

    Surya Paloh lalu mengingatkan para kadernya, alasan lain yang juga begitu kentara sebab semasa Pilpres 2024 mereka tidak mengusung pasangan Prabowo-Gibran. Untuk itu, ia merasa tidak etis jika partainya dapat posisi dalam kabinet.

    “Saat ini NasDem tahu diri, memahami sepenuhnya NasDem memang tidak pantas untuk berada di dalam lapisan mengisi anggota kabinet karena memang kami tidak berjuang banyak,” ucap dia.

    “Maka, inilah konsekuensi politik yang harus kami buktikan, NasDem tahu diri, ada budaya malu,” katanya menegaskan.

    NasDem Bukan Oposisi

    Meskipun tidak memperoleh posisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran, Partai NasDem tidak akan berperan sebagai oposisi.

    Surya Paloh memastikan bahwa Partai NasDem tetap memberikan dukungan meskipun kontribusinya terbatas.

    Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak salah paham terkait ketidakhadiran kader NasDem dalam kabinet, karena dengan menjadi teman, mereka tetap dapat memberikan pencerahan dan berbagi pengetahuan tentang politik.

    “Bukan berarti kami anti, kami tidak suka, melainkan komitmen nilai-nilai moralitas, esensi perubahan kami perjuangkan, perilaku sikap kami buktikan, saya mau pikiran-pikiran ini terus berlanjut,” kata Surya Paloh.

    Politisi yang berasal dari Banda Aceh itu juga mengungkapkan bahwa partainya pernah ditawarkan posisi, namun ia menolaknya sebagai bukti bahwa tidak semua partai politik di Indonesia terobsesi dengan kekuasaan.

    Saat ini, posisi partainya ibarat uang yang memiliki dua sisi. Ia kemudian memberi contoh dari sektor ekonomi, di mana jika stabilitas ekonomi terjaga dengan baik, mereka akan mendukungnya, namun jika stabilitas ekonomi terganggu, mereka tidak bisa diam dan harus tetap waspada. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • NasDem ungkap alasan tak masuk kabinet sebab tahu diri

    NasDem ungkap alasan tak masuk kabinet sebab tahu diri

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    NasDem ungkap alasan tak masuk kabinet sebab tahu diri
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 03 April 2025 – 23:45 WIB

    Elshinta.com – Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengungkapkan alasan kadernya tak ada yang mengisi posisi di Kabinet Merah Putih sebab mereka tahu diri.

    “Kenapa kami tidak ada dalam kabinet rezim Prabowo? Karena kami tahu diri, ada budaya malulah bagi kami,” kata Surya Paloh di Denpasar, Bali, Kamis.

    Surya Paloh mengingatkan kepada kadernya bahwa semasa Pilpres 2024 mereka tidak mengusung pasangan Prabowo-Gibran sehingga tidak etis partainya mendapat posisi dalam kabinet.

    “Saat ini NasDem tahu diri, memahami sepenuhnya NasDem memang tidak pantas untuk berada di dalam lapisan mengisi anggota kabinet karena memang kami tidak berjuang banyak,” ujarnya.

    Dalam Pemilu 2024, pihaknya tidak mencalonkan Prabowo sebagai presiden.

    “Maka, inilah konsekuensi politik yang harus kami buktikan, NasDem tahu diri, ada budaya malu,” sambungnya.

    Tidak mendapat kedudukan di dalam pemerintahan Prabowo-Gibran juga tidak menjadikan partainya sebagai oposisi. Dalam hal ini, Surya Paloh menjamin Partai NasDem tetap mendukung dan memberi bantuan meski kontribusinya terbatas.

    Ia tak ingin masyarakat menyalahartikan tidak masuknya kader NasDem dalam kabinet. Pasalnya, dengan menjadi teman, dirasa juga bisa beri pencerahan atau berbagi ilmu pendidikan politik.

    “Bukan berarti kami anti, kami tidak suka, melainkan komitmen nilai-nilai moralitas, esensi perubahan kami perjuangkan, perilaku sikap kami buktikan, saya mau pikiran-pikiran ini terus berlanjut,” kata Surya Paloh.

    Politisi asal Banda Aceh itu juga mengungkap bahwa partainya sempat ditawari posisi. Namun, dia tolak sebagai pembuktian bahwa tidak semua partai politik di Indonesia mabuk kekuasaan.

    Saat ini posisi partainya bak uang yang memiliki dua sisi.

    Ia lantas mencontohkan dari sektor ekonomi. Ketika stabilitas ekonomi baik, akan didukung. Namun, ketika stabilitas ekonomi terganggu, tak dapat diam dan harus ikut waspada.

    Sumber : Antara

  • 2
                    
                        Surya Paloh: Nasdem Tak Masuk Kabinet Prabowo karena Tahu Diri, Bukan karena Anti
                        Denpasar

    2 Surya Paloh: Nasdem Tak Masuk Kabinet Prabowo karena Tahu Diri, Bukan karena Anti Denpasar

    Surya Paloh: Nasdem Tak Masuk Kabinet Prabowo karena Tahu Diri, Bukan karena Anti
    Editor
    DENPASAR, KOMPAS.com
    – Ketua Umum Partai
    NasDem

    Surya Paloh
    mengatakan, partainya tak pantas ada di
    kabinet Prabowo
    sebab punya rasa malu.
    Itu karena sejak awal
    Nasdem
    tidak mengusung pasangan
    Prabowo-Gibran
    dalam Pilpres 2024.
    “Kenapa kami tidak ada dalam kabinet rezim Prabowo? Karena kami tahu diri, ada budaya malulah bagi kami,” kata Surya Paloh usai prosesi serah terima jabatan pengurus DPW Partai NasDem Bali di Denpasar, Kamis (3/4/2025), dikutip dari Antara.
    Surya Paloh mengingatkan kepada kadernya, semasa Pilpres 2024 mereka tidak mengusung pasangan Prabowo-Gibran sehingga tidak etis partainya mendapat posisi dalam kabinet.
    “Saat ini NasDem tahu diri, memahami sepenuhnya NasDem memang tidak pantas untuk berada di dalam lapisan mengisi anggota kabinet karena memang kami tidak berjuang banyak,” ujarnya.
    Dalam Pemilu 2024, pihaknya tidak mencalonkan Prabowo sebagai presiden.
    “Maka, inilah konsekuensi politik yang harus kami buktikan, NasDem tahu diri, ada budaya malu,” sambungnya.
    Tidak mendapat kedudukan di dalam pemerintahan Prabowo-Gibran juga tidak menjadikan partainya sebagai oposisi. Dalam hal ini, Surya Paloh menjamin Partai NasDem tetap mendukung dan memberi bantuan meski kontribusinya terbatas.
    Ia tak ingin masyarakat menyalahartikan tidak masuknya kader NasDem dalam kabinet. Pasalnya, dengan menjadi teman, dirasa juga bisa beri pencerahan atau berbagi ilmu pendidikan politik.
    “Bukan berarti kami anti, kami tidak suka, melainkan komitmen nilai-nilai moralitas, esensi perubahan kami perjuangkan, perilaku sikap kami buktikan, saya mau pikiran-pikiran ini terus berlanjut,” kata Surya Paloh.
    Politisi asal Banda Aceh itu juga mengungkap bahwa partainya sempat ditawari posisi. Namun, dia tolak sebagai pembuktian bahwa tidak semua partai politik di Indonesia mabuk kekuasaan.
    Saat ini posisi partainya bak uang yang memiliki dua sisi.
    Ia lantas mencontohkan dari sektor ekonomi. Ketika stabilitas ekonomi baik, akan didukung. Namun, ketika stabilitas ekonomi terganggu, tak dapat diam dan harus ikut waspada.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Surya Paloh ungkap posisi Pietra di BTN bukan dicalonkan NasDem

    Surya Paloh ungkap posisi Pietra di BTN bukan dicalonkan NasDem

    Denpasar (ANTARA) – Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengungkap posisi Pietra Machreza Paloh yang diangkat menjadi komisaris independen di BUMN perbankan Bank Tabungan Negara (BTN) bukan atas nama partai.

    “Saya pun tidak tahu (alasan dipilih) mungkin itu pikiran-pikiran orang pusat, tetapi tidak dicalonkan NasDem,” kata Surya Paloh usai prosesi serah terima jabatan pengurus DPW Partai NasDem Bali di Denpasar, Kamis.

    Diketahui bahwa politisi Partai NasDem sekaligus keponakan Surya Paloh bernama Pietra Machreza Paloh akhir Maret lalu diangkat menjadi komisaris independen BTN.

    Pengangkatan melalui rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST). Selain Pietra, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah juga diangkat menjadi komisaris.

    “Orang di kabinet saja kami tidak mencalonkan, apalagi itu (komisaris BTN), dan ya tidak mungkin semua kami bilang jangan,” ujarnya.

    Surya Paloh memastikan tak ada nama kadernya yang dikirim untuk mengisi jabatan di instansi atau lembaga pemerintahan. Namun, bukan berarti dia melarang ketika ada kader yang mumpuni di posisi tersebut.

    “Tidak ada, coba cek, kalau saya juga bilang jangan kamu begini-begini nanti ya sebagai om salah juga,” kata Surya Paloh membahas keponakannya Pietra Machreza Paloh.

    Politisi sekaligus pengusaha media itu menegaskan bahwa Partai NasDem tahu diri dengan tidak mengambil jabatan di pemerintahan Prabowo-Gibran.

    Menurut dia, ini bagian dari moralitas sebagai partai yang tidak berkontribusi dalam mengampanyekan pasangan Prabowo-Gibran saat Pilpres 2024.

    “Kenapa kami tidak ada dalam kabinet rezim Prabowo? Karena kami tahu diri, ada budaya malulah bagi kami, kami tidak berjuang untuk menjadikan Prabowo presiden pada pilpres … eh tiba-tiba ketika sudah jadi kami nongol, tolong Pak kami ikut kabinet,” ujarnya.

    Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Surya Paloh Bersyukur Kantor Nasdem Batal Diubah Jadi Kedai Kopi

    Surya Paloh Bersyukur Kantor Nasdem Batal Diubah Jadi Kedai Kopi

    Denpasar, Beritasatu.com – Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bersyukur kantor DPW Nasdem Bali yang megah di Jalan Tjok Agung Tresna, Kota Denpasar batal diubah menjadi kedai kopi atau coffee shop.

    “Sebuah tantangan kepada kita semuanya, khususnya kader partai di Bali, karena akhirnya kantor DPW ini tidak jadi coffee shop, di sini saya berbangga hati dan mensyukuri,” kata Suraya Paloh di Denpasar, Bali, Kamis (3/4/2025).

    Dalam prosesi serah terima jabatan pimpinan Partai Nasdem di Bali itu, Surya Paloh mengingatkan soal perintahnya dahulu, yaitu Bali mengantongi satu kursi DPR pada Pemilu 2024.

    Saat itu, Surya Paloh mengancam akan menyulap kantor Partai Nasdem yang megah di Bali menjadi kedai kopi. Tetapi akhirnya batal karena I Nengah Senantara berhasil melangkah ke Senayan, Jakarta sebagai anggota DPR di bawah pimpinan Ketua DPW Partai Nasdem Bali Julie Laiskodat.

    “Penghargaan kepada saudari Julie yang telah mengantarkan seluruh misi dengan pertanggungjawaban yang sudah diberikan sehingga Nasdem Bali sejak lahirnya, baru pada Pileg 2024 mampu mengantarkan satu perwakilan provinsi ke pusat sebagai (anggota) DPR RI,” ujarnya dikutip dari Antara.

    Meski terdengar bercanda, ancaman Surya Paloh ternyata menjadi salah satu alasan I Nengah Senantara berjuang mencari pundi-pundi suara hingga memperoleh 51.565 suara pada Pemilu 2024.

    Saat ini, Senantara juga ditetapkan Ketua DPW Nasdem Bali untuk lima tahun ke depan, menggantikan Julie Laiskodat.

    “Perjuangan saya selama dua tahun untuk mendapat kursi DPR, salah satunya semangat ketum yang memotivasi kalau Nasdem pada Pileg 2024 tidak mampu menghadirkan kadernya di DPR RI maka gedung megah mewah ini akan diubah menjadi sebuah kedai kopi,” ujarnya.

    “Ini menambah semangat saya berjuang sepenuhnya, jangan sampai kantor megah ini diubah jadi kedai kopi, maka saya berjuang dua tahun tidak mengenal libur,” tambah Senantara.

    Alasan lain yang memotivasi Senantara untuk menang adalah dukungan langsung dari Surya Paloh kepada dirinya saat awal ingin mencalonkan diri sebagai legislator melalui Nasdem.

  • Surya Paloh bersyukur Kantor NasDem Bali batal diubah jadi kedai kopi

    Surya Paloh bersyukur Kantor NasDem Bali batal diubah jadi kedai kopi

    Denpasar (ANTARA) – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem Surya Paloh bersyukur Kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Provinsi Bali batal diubah menjadi kedai kopi.

    “Sebuah tantangan kepada kita semuanya, khususnya kader partai di Bali, karena akhirnya kantor DPW ini tidak jadi coffee shop (kedai kopi), di sini saya berbangga hati dan mensyukuri,” kata Paloh di Denpasar, Bali, Kamis.

    Dalam prosesi serah terima jabatan pimpinan Partai NasDem di Bali itu, Surya Paloh mengingatkan soal perintahnya dulu, yaitu Bali mengantongi satu kursi DPR RI pada Pemilihan Umum 2024.

    Saat itu, Paloh mengancam akan menyulap kantor partai yang megah di Bali menjadi kedai kopi, namun akhirnya batal karena I Nengah Senantara berhasil melangkah ke Senayan (DPR RI) di bawah pimpinan Ketua DPW Partai NasDem Bali Julie Laiskodat.

    “Penghargaan kepada saudari Julie yang telah mengantarkan seluruh misi dengan pertanggungjawaban yang sudah diberikan sehingga NasDem Bali sejak lahirnya, baru pada Pileg 2024 mampu mengantarkan satu perwakilan provinsi ke pusat sebagai (anggota) DPR RI,” ujarnya.

    Meski terdengar bercanda, ancaman Surya Paloh ternyata menjadi salah satu alasan I Nengah Senantara berjuang mencari pundi-pundi suara hingga memperoleh 51.565 suara pada Pemilu 2024.

    Saat ini Senantara juga ditetapkan memimpin Partai NasDem Bali untuk lima tahun ke depan, menggantikan Julie Laiskodat.

    “Perjuangan saya selama dua tahun untuk mendapat kursi DPR, salah satunya semangat ketum yang memotivasi kalau NasDem pada Pileg 2024 tidak mampu menghadirkan kadernya di DPR RI maka gedung megah mewah ini akan diubah menjadi sebuah kedai kopi,” ujarnya.

    “Ini menambah semangat saya berjuang sepenuhnya, jangan sampai kantor megah ini diubah jadi kedai kopi, maka saya berjuang dua tahun tidak mengenal libur,” tambah Senantara.

    Selain tak rela gedung megah di Jalan Tjok Agung Tresna, Denpasar, itu diubah menjadi kedai kopi, alasan lain yang memotivasi Senantara untuk menang adalah dukungan langsung dari Surya Paloh kepada dirinya saat awal ingin mencalonkan diri.

    Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Puan dan Jokowi Duduk Satu Meja, Guntur Romli Ungkit Pemecatan

    Puan dan Jokowi Duduk Satu Meja, Guntur Romli Ungkit Pemecatan

    loading…

    Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dalam acara buka puasa bersama di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025). Foto/Achmad Al Fiqri

    JAKARTA – Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Guntur Romli mengomentari pertemuan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo ( Jokowi ) dalam acara buka puasa bersama di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025). Guntur menilai pertemuan antara Jokowi dan Puan adalah biasa saja.

    Apalagi, kata dia, Puan diundang dalam acara buka puasa bersama dan tak mengetahui keberadaan Jokowi. “Pertemuan biasa saja, karena Mbak Puan kan diundang ke acara buka puasa, beliau tidak tahu kan siapa saja yang hadir,” ujar Guntur saat dihubungi, Minggu (23/3/2025).

    Kendati demikian, Guntur mengatakan, Ketua DPR itu harus baik dan bersikap santun dengan para tamu yang hadir, termasuk Jokowi. Untuk itu, ia menilai, tak ada masalah personal antara Puan dan Jokowi.

    “Dan bertemu dengan siapa pun harus baik dan santun, termasuk dengan Jokowi. Di sini tidak ada masalah soal personal,” tutur Guntur.

    Terlepas dari itu, Guntur menegaskan sikap PDIP yang telah memecat Jokowi dari kepengurusan partai. “Tapi kalau mau dilihat dari sikap resmi partai, Jokowi sudah dipecat dari PDI Perjuangan,” terang Guntur.

    Sebelumnya, Jokowi duduk satu meja bersama Puan Maharani saat buka puasa bersama di Nasdem Tower, Jakarta Pusat. Momen itu terjadi kala Partai Nasdem menggelar acara buka puasa bersama dengan sejumlah elite partai politik (parpol).

    Tampak, Jokowi dan Puan tiba di Auditorium Nasdem Tower bersama Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Setibanya, mereka menyapa para tamu yang hadir seperti Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno.

    Mereka pun langsung duduk di bangku yang telah disediakan di satu meja. Terlihat, Surya Paloh duduk di tengah di antara Puan dan Jokowi. Sesaat adzan Maghrib menggema, mereka pun langsung memyantap hidangan yang ada di atas meja.

  • Isu Politik-Hukum Sepekan, RUU TNI hingga Teror ke Redaksi Tempo

    Isu Politik-Hukum Sepekan, RUU TNI hingga Teror ke Redaksi Tempo

    Jakarta, Beritasatu.com – Sejumlah isu politik dan hukum terkini selama sepekan terakhir menarik perhatian pembaca. Berita terkait revisi UU TNI (RUU TNI) yang kini telah disahkan menjadi undang-undang oleh DPR menjadi perbincangan hangat pembaca Beritasatu.com.

    Isu politik dan hukum lainnya selama sepekan terakhir, yakni mantan Presiden Joko Widodo yang duduk satu meja dengan Surya Paloh dan Puan Maharani, TNI tembak polisi yang melakukan penggerebekan sabung ayam di Lampung, kabar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mundur, hingga teror terhadap redaksi Tempo.

    Isu Politik dan Hukum Sepekan Beritasatu.com

    1. DPR Sahkan RUU TNI Menjadi Undang-undang

    DPR resmi mengesahkan revisi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI (RUU TNI) menjadi undang-undang. Pengesahan ini dilakukan dalam rapat paripurna DPR ke-15 masa persidangan II tahun sidang 2024-2025 di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (20/3/2025).

    Ketua DPR Puan Maharani menegaskan UU TNI yang telah disahkan tetap berlandaskan prinsip demokrasi, supremasi sipil, dan hukum nasional maupun internasional. Puan menegaskan DPR siap berdialog dengan mahasiswa dan masyarakat yang masih meragukan atau menolak pengesahan UU TNI.

    Terdapat empat pasal yang diubah dalam revisi UU TNI. Keempat pasal itu, yakni Pasal 3 tentang kedudukan TNI dalam sistem pertahanan negara, Pasal 7 tentang penambahan tugas pokok TNI dalam operasi militer selain perang (OMSP), Pasal 47 tentang perluasan penempatan prajurit aktif di kementerian dan lembaga, dan Pasal 53 tentang usia pensiun prajurit TNI.

    2. Jokowi Duduk Semeja dengan Puan dan Surya Paloh

    Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) duduk semeja dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh pada acara buka puasa bersama Nasdem di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Jumat (21/3/2025) malam.

    Jokowi mengaku sudah lama tidak bertemu dengan Puan Maharani dan Surya Paloh sehingga banyak hal yang dibicarakan. Jokowi tidak membeberkan pembicaraan khusus antara ketiganya. Dia mengaku, semua hal dibicarakan khususnya makanan yang disajikan di acara bukber Partai Nasdem tersebut.

    Jokowi sempat terdiam ketika ditanya apakah membahas soal hubungan dirinya dengan PDIP saat ngobrol bersama Puan Maharani.

    3. 2 Anggota TNI Akui Lakukan Penembakan 3 Polisi di Lampung

    Selain berita terkait RUU TNI, isu politik dan hukum lainnya, yakni dua anggota TNI mengakui sebagai pelaku penembakan tiga polisi saat penggerebekan arena perjudian sabung ayam di kawasan Register 44, Desa Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung pada Senin (17/3/2025).

    Hal itu diungkapkan oleh Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil investigasi bersama dengan Pomdam Sriwijaya. Kedua anggota TNI itu sudah menyerahkan diri ke polisi militer.

    Dari oleh tempat kejadian perkara (TKP) penembakan tiga polisi di Lampung ditemukan 13 selongsong peluru, terdiri dari delapan butir selongsong amunisi kaliber 5,56 milmeter (mm), tiga butir kaliber 7,62 mm, dan dua butir kaliber 9 mm.

    4. Istana: Informasi Sri Mulyani Mundur sebagai Menteri Keuangan Hoaks!

    Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hariqo Wibawa Satria membantah isu Sri Mulyani bakal mengundurkan diri dari jabatan menteri keuangan di Kabinet Merah Putih.

    Masyarakat diminta tidak percaya dengan informasi yang disampaikan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Hariqo menegaskan Sri Mulyani masih bekerja sebagai menteri keuangan di Kabinet Merah Putih.

    5. Kapolri Perintahkan Kabareskrim Usut Tuntas Teror Kepala Babi Tempo

    Kantor redaksi Tempo di Jalan Palmerah Barat, Jakarta mendapatkan paket kiriman kepala babi pada Rabu (19/3/2025) yang diyakini oleh sejumlah kalangan sebagai bentuk teror atas sikap kritis media itu dalam pemberitaan.

    Kepala babi tersebut dibungkus kotak kardus yang dilapisi styrofoam. Kotak berisi kepala babi tersebut ditujukan kepada Francisca Christy Rosana atau Cica, wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik.

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan Kabareskrim Komjen Wahyu Widada untuk melalukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus teror kepala babi ke kantor redaksi media Tempo.

    Demikian isu politik dan hukum selama sepekan terakhir, di antaranya terkait RUU TNI.