Tag: Suroto

  • LIVE Beberkan Fakta Sebenarnya, Suroto yakin Terpidana Bukan Pelaku, Minta Kapolri Periksa Ulang – Halaman all

    LIVE Beberkan Fakta Sebenarnya, Suroto yakin Terpidana Bukan Pelaku, Minta Kapolri Periksa Ulang – Halaman all

    Saksi Suroto muncul dan mengungkap fakta sebenarnya setelah MA tolak permohonan PK para terpidana kasus Vina Cirebon.

    Tayang: Selasa, 24 Desember 2024 18:32 WIB

    TRIBUNNEWS.COM – Saksi Suroto muncul dan mengungkap fakta sebenarnya setelah MA tolak permohonan PK para terpidana kasus Vina Cirebon.

    Suroto awalnya menduga bahwa Eky dan Vina jatuh ditabrak motor lain.

    Suroto juga meminta kepada Kapolri untuk mengusut kembali kasus Vina dan mencari pelaku sebenarnya.(*)

    Berita selengkapnya simak video di atas.

     

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Dilaporkan Hilang, Siswi SMP Surabaya Ternyata Digondol Teman Sendiri

    Dilaporkan Hilang, Siswi SMP Surabaya Ternyata Digondol Teman Sendiri

    Surabaya (beritajatim.com) – Sempat dilaporkan menghilang oleh keluarga pada 24 November 2024, RA (13) siswi SMP di Surabaya ternyata digondol teman prianya. Polisi yang sudah melakukan penyelidikan, menemukan RA di sebuah hotel bersama teman prianya Ahmad Risky (35) warga Jalan Simolawang.

    Kasi Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Iptu Suroto mengatakan kasus persetubuhan itu ditangani oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak. Pihaknya menemukan korban dan pelaku Risky di sebuah hotel di Surabaya Utara.

    “Setelah serangkaian penyelidikan, kami menemukan korban dan pelaku berada di sebuah hotel di Surabaya Utara,” kata Suroto, Rabu (18/12/2024).

    Kasus ini bermula dari RA yang kabur diduga karena selisih paham dengan kedua orang tuanya. RA lantas menghubungi temannya FR. Oleh FR, korban RA diantar ke rumah Ahmad Risky. “Antara pelaku dan korban saling kenal. Karena sudah sering curhat,” imbuhnya.

    Saat bertemu, korban dijanjikan oleh pelaku akan dibelikan baju dan makanan agar tidak kembali pulang. Selain itu, korban juga dijanjikan akan disediakan kos sebagai tempat tinggal. “Saat di hotel pelaku menyetubuhi korban. Kami langsung tangkap pelaku setelah mendapat informasi,” tutup Suroto.

    Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka dijerat dengan tersangka menggunakan Pasal 81 ayat (1) dan (2) Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. (ang/kun)

  • Tekan Angka kecelakaan Jelang Nataru, Polres Pelabuhan Perak Pasang Peringatan di Jalur Tengkorak

    Tekan Angka kecelakaan Jelang Nataru, Polres Pelabuhan Perak Pasang Peringatan di Jalur Tengkorak

    Surabaya (beritajatim.com) – Polres Pelabuhan Tanjung Perak memasang rambu-rambu dan tanda peringatan di beberapa jalur yang dianggap sebagai titik black spot dan trouble spot atau titik yang rawan terjadi kecelakaan fatal. Hal ini sebagai upaya untuk menekan angka kecelakaan apalagi jelang libur Natal dan Tahun Baru.

    Kasi Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Iptu Suroto mengatakan pemasangan tanda peringatan sudah dilakukan mulai Selasa (17/12/2024) pagi. Sejumlah titik yang dipasangi adalah Jalan Tambak Langon yang sudah memakan 6 korban meninggal dunia sepanjang tahun 2024.

    “Untuk titik black spot itu di Jalan Tambak Langon. Sudah ada 13 kecelakaan dan memakan 6 korban tewas selama 2024,” kata Suroto..

    Sementara, jalur yang masuk dalam kategori trouble spot atau jalur yang rawan kemacetan adalah jalan Margomulyo, Jalan Kalianak, Jalan Kedung Cowek, Jalan Perak Barat, dan Perak Timur. Sehingga, petugas dari Satlantas Polres Pelabuhan Tanjung Perak sudah menyiapkan mitigasi untuk mengurangi kemacetan arus lalu lintas saat libur Nataru.

    “Kepadatan biasanya disebabkan volume kendaraan pada pagi dan sore hari. Ditambah, keluar masuknya truk ke depo atau pergudangan. Untuk wilayah Perak Barat dan Timur, kepadatan biasanya terjadi saat bongkar muat kapal. Ini berdampak meningkatnya volume kendaraan besar seperti truk yang melintas di Jalan tersebut maupun saat antre di SPBU,” tuturnya.

    Suroto menegaskan, selama Operasi Lilin Semeru 2024 ini pihaknya menyiapkan berbagai upaya sosialisasi untuk meminimalkan kecelakaan di wilayahnya. Ia pun meminta agar para pengendara bisa tertib dalam berlalu lintas dan mengedepankan keselamatan dan etika dalam berkendara.

    “Kami antisipasi semua untuk memastikan Operasi Lilin Semeru 2024 berjalan aman dan lancar,” pungkasnya. (ang/kun)

  • Dalang Kondang Asal Sukoharjo Waseno ‘Slenk’ Meninggal Dunia

    Dalang Kondang Asal Sukoharjo Waseno ‘Slenk’ Meninggal Dunia

    ERA.id – Dalang kondang asal Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah Warseno ‘Slenk’ tutup usia di umur 59 tahun, Kamis pukul 04.30 WIB, Kamis (12/12/2024).

    Keponakan almarhum Jatmiko di Solo, Jawa Tengah, Kamis mengatakan Warseno meninggal dunia usai menjalani perawatan selama tiga hari di rumah sakit karena penyakit jantung.

    “Pak Slenk sudah tiga hari dirawat di PKU, ini jenazahnya sudah dibawa pulang ke rumah,” katanya.

    Selanjutnya jenazah akan dimakamkan di Astana Depokan, Juwiring, Klaten, Jawa Tengah, Kamis  siang.

    Sementara itu, Warseno yang juga adik kandung dalang Anom Suroto ini meninggalkan seorang istri dan dua anak. Salah satu anaknya bernama Amar Pradopo juga mengikuti jejak ayahnya menggeluti seni pedalangan.

    Sebelumnya, tepatnya tanggal 23 November, Ki Warseno Slenk terlibat dalam Sosialisasi 4 Pilar dan doa kebangsaan yang dilakukan oleh Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia (RI) Lestari Moerdijat di Sasono Sumiwo Keraton Surakarta Hadiningrat Surkarta, Jawa Tengah.

    Dalang Ki Warseno Slenk pada pertunjukan wayang memainkan lakon Wahyu Cakraningrat yang mengandung nilai-nilai filosofis tentang kepemimpinan, keadilan, dan kebijaksanaan.

    Saat itu, Ki Warseno juga sempat berpesan generasi muda utamanya di Surakarta untuk tidak melupakan budaya Jawa salah satunya wayang kulit.

    Ia juga mengapresiasi adanya sosialisasi empat pilar menyusul masih minimnya berbagai kalangan yang peduli dengan budaya maupun untuk melestarikan budaya di tanah air.

    “Luhuring drajad bangsa iku seko budayane, jadi kalau budaya sudah dijunjung tinggi maka insya Allah harkat martabat kita akan dijunjung tinggi,” katanya. (Ant)

  • Kronologi Meninggalnya Ki Dalang Warseno Slank dan Hal Menarik dalam Hidupnya

    Kronologi Meninggalnya Ki Dalang Warseno Slank dan Hal Menarik dalam Hidupnya

    Jakarta: Dunia pedalangan Indonesia kembali berduka dengan wafatnya Ki Warseno Slenk, dalang kondang asal Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Kamis 12 Desember 2024 pukul 04.30 WIB. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga dan kerabat, tetapi juga bagi pencinta wayang kulit dan masyarakat yang mengapresiasi budaya Jawa.

    Kronologi Meninggalnya Ki Warseno Slenk
    Beberapa hari sebelum wafat, Ki Warseno mengeluhkan sesak napas. Kondisi tersebut membuat keluarga memutuskan membawanya ke RS PKU Muhammadiyah Solo untuk mendapatkan perawatan intensif.

    “Di rumah sakit dua hari, serangan jantung. Mboten enten (riwayat jantung), iya mendadak (serangan jantung) bar jagong teng Novotel (habis kondangan di Novotel),” ungkap Jatmiko, keponakan Ki Warseno.

    Baca juga: Kabar Duka, Ki Dalang Warseno Slank Meninggal Dunia

    Meskipun telah mendapatkan perawatan medis, kondisi Ki Warseno tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan. Ia menghembuskan napas terakhir di usia 59 tahun, meninggalkan seorang istri bernama Asih Purwaningtyas, dua anak, Briyan Pandhit dan Amar Pradopo, serta seorang cucu, Hagia Ambika.

    Jenazah Ki Warseno disemayamkan di rumah duka di Kranggan, Makamhaji, Sukoharjo, sebelum dimakamkan di Permakaman Depokan, Juwiring, Klaten, pada Kamis siang pukul 13.00 WIB. Prosesi pemakaman dihadiri keluarga, kerabat, dan rekan-rekan seniman yang memberikan penghormatan terakhir kepada sosok yang dikenal dengan dedikasi luar biasa terhadap dunia pedalangan.
    Hal Menarik dari Kehidupan Ki Warseno Slenk
    Ki Warseno memiliki nama asli Warsina Hardjadarsana dan lahir di Klaten, Jawa Tengah, pada 18 Juni 1965. Ia dikenal sebagai adik kandung dalang maestro Ki Anom Suroto. Mewarisi bakat seni dari ayahnya, Ki Harjadarsana, Warseno memulai debut sebagai dalang muda pada usia 16 tahun.

    Gaya mendalang Ki Warseno berkembang menjadi unik dan inovatif, dengan menggabungkan unsur-unsur musik tradisional Jawa dan modern seperti rock, punk, dan rap. Eksperimen kreatif ini membuatnya dekat dengan generasi muda tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi. Ia juga mendirikan Radio Suara Slenk sebagai wujud dedikasinya dalam melestarikan budaya Jawa.

    Selain itu, Ki Warseno sempat mengenyam pendidikan pedalangan di STSI Surakarta. Pada tahun 1995, ia menerima penghargaan Piala Presiden dalam Festival Greget Dalang Surakarta, menegaskan kontribusinya dalam dunia seni.
    Kenangan yang Terus Hidup
    Karya dan dedikasi Ki Warseno Slenk akan terus dikenang oleh para penggemar wayang kulit. Ia tidak hanya menjadi dalang yang menghibur, tetapi juga simbol inovasi dalam tradisi. Sosoknya yang nyentrik dan komunikatif menjadi teladan bagi seniman muda untuk terus berkarya dengan menghormati akar budaya.

    Semoga amal ibadah Ki Warseno diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta ketabahan. Kepergiannya menjadi pengingat akan pentingnya melestarikan warisan budaya yang ia tinggalkan.

    Jakarta: Dunia pedalangan Indonesia kembali berduka dengan wafatnya Ki Warseno Slenk, dalang kondang asal Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Kamis 12 Desember 2024 pukul 04.30 WIB. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga dan kerabat, tetapi juga bagi pencinta wayang kulit dan masyarakat yang mengapresiasi budaya Jawa.

    Kronologi Meninggalnya Ki Warseno Slenk

    Beberapa hari sebelum wafat, Ki Warseno mengeluhkan sesak napas. Kondisi tersebut membuat keluarga memutuskan membawanya ke RS PKU Muhammadiyah Solo untuk mendapatkan perawatan intensif.
     
    “Di rumah sakit dua hari, serangan jantung. Mboten enten (riwayat jantung), iya mendadak (serangan jantung) bar jagong teng Novotel (habis kondangan di Novotel),” ungkap Jatmiko, keponakan Ki Warseno.
     
    Baca juga: Kabar Duka, Ki Dalang Warseno Slank Meninggal Dunia
    Meskipun telah mendapatkan perawatan medis, kondisi Ki Warseno tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan. Ia menghembuskan napas terakhir di usia 59 tahun, meninggalkan seorang istri bernama Asih Purwaningtyas, dua anak, Briyan Pandhit dan Amar Pradopo, serta seorang cucu, Hagia Ambika.
     
    Jenazah Ki Warseno disemayamkan di rumah duka di Kranggan, Makamhaji, Sukoharjo, sebelum dimakamkan di Permakaman Depokan, Juwiring, Klaten, pada Kamis siang pukul 13.00 WIB. Prosesi pemakaman dihadiri keluarga, kerabat, dan rekan-rekan seniman yang memberikan penghormatan terakhir kepada sosok yang dikenal dengan dedikasi luar biasa terhadap dunia pedalangan.

    Hal Menarik dari Kehidupan Ki Warseno Slenk

    Ki Warseno memiliki nama asli Warsina Hardjadarsana dan lahir di Klaten, Jawa Tengah, pada 18 Juni 1965. Ia dikenal sebagai adik kandung dalang maestro Ki Anom Suroto. Mewarisi bakat seni dari ayahnya, Ki Harjadarsana, Warseno memulai debut sebagai dalang muda pada usia 16 tahun.
     
    Gaya mendalang Ki Warseno berkembang menjadi unik dan inovatif, dengan menggabungkan unsur-unsur musik tradisional Jawa dan modern seperti rock, punk, dan rap. Eksperimen kreatif ini membuatnya dekat dengan generasi muda tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi. Ia juga mendirikan Radio Suara Slenk sebagai wujud dedikasinya dalam melestarikan budaya Jawa.
     
    Selain itu, Ki Warseno sempat mengenyam pendidikan pedalangan di STSI Surakarta. Pada tahun 1995, ia menerima penghargaan Piala Presiden dalam Festival Greget Dalang Surakarta, menegaskan kontribusinya dalam dunia seni.

    Kenangan yang Terus Hidup

    Karya dan dedikasi Ki Warseno Slenk akan terus dikenang oleh para penggemar wayang kulit. Ia tidak hanya menjadi dalang yang menghibur, tetapi juga simbol inovasi dalam tradisi. Sosoknya yang nyentrik dan komunikatif menjadi teladan bagi seniman muda untuk terus berkarya dengan menghormati akar budaya.
     
    Semoga amal ibadah Ki Warseno diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta ketabahan. Kepergiannya menjadi pengingat akan pentingnya melestarikan warisan budaya yang ia tinggalkan.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DHI)

  • Ki Dalang Warseno Slenk Meninggal Dunia, Berikut Profil Singkatnya

    Ki Dalang Warseno Slenk Meninggal Dunia, Berikut Profil Singkatnya

    Melansir dari beberapa sumber, Warseno Slenk mempunyai nama asli Warsina Hardjadarsana dan lahir pada 18 Juni 1965 di Klaten, Jawa Tengah. Ia dikabarkan meninggal dunia di usia 59 tahun pada 12 Desember 2024.

    Sosok Warseno dikenal sebagai dalang senior yang telah memulai kariernya sejak muda. Kemudian memulai debutnya sebagai dalang muda ketika berusia 16 tahun dan bakatnya tidak terlepas dari didikan orang tuanya yaitu Ki Harjadarsana yang juga seorang dalang.

    Dia juga pernah menempuh pendidikan pedalangan sekitar dua semester di STSI Surakarta. Awalnya dia dikenal memiliki gaya pakeliran seperti gaya kakaknya, Ki Anom Suroto yang juga dikenal sebagai dalang maestro.

    Namun, gaya tersebut kian berubah dan Warseno menemukan gayanya sendiri yaitu komunikatif dan selalu dekat dengan kalangan muda yang cenderung hura-hura.

    Warseno juga sering kali menggabungkan berbagai musik etnis dan Barat serta sering melakukan eksperimen kreatif untuk memadukan beberapa aliran musik seperti rock, punk, rap, yang dikolaborasikan dengan gamelan.

    Pada tahun 1995, Warseno Slenk juga berhasil menerima penghargaan Piala Presiden pada Festival Greget Dalang Surakarta.

  • Ki Dalang Warseno Slank asal Sukoharjo Meninggal Dunia

    Ki Dalang Warseno Slank asal Sukoharjo Meninggal Dunia

    Solo, Beritasatu.com – Dalang kondang asal Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Ki Dalang Warseno Slank meninggal dunia pada Kamis (12/12/2024) pukul 04.30 WIB.

    Keponakan almarhum Ki Dalang Warseno Slank, Jatmiko di Solo, mengatakan Warseno meninggal dunia seusai menjalani perawatan selama tiga hari di rumah sakit karena penyakit jantung.

    “Pak Slank sudah tiga hari dirawat di PKU, ini jenazahnya sudah dibawa pulang ke rumah,” kata Jatmiko terkait dalang Warseno Slank yang meninggal pada usia 59 tahun.

    Jenazah akan dimakamkan di Astana Depokan, Juwiring, Klaten, Jawa Tengah, Kamis ini.

    Sebelumnya, 23 November lalu, Ki Dalang Warseno Slank terlibat dalam Sosialisasi 4 Pilar dan doa kebangsaan yang dilakukan oleh Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Lestari Moerdijat di Sasono Sumiwo Keraton Surakarta Hadiningrat Surkarta, Jawa Tengah.

    Dalam kesempatan tersebut, Ki Warseno Slank memainkan lakon Wahyu Cakraningrat yang mengandung nilai-nilai filosofis tentang kepemimpinan, keadilan, dan kebijaksanaan.

    Saat itu, Ki Warseno berpesan agar generasi muda utamanya di Surakarta untuk tidak melupakan budaya Jawa, salah satunya wayang kulit.

    Warseno Slank juga mengapresiasi adanya sosialisasi empat pilar menyusul masih minimnya berbagai kalangan yang peduli dengan budaya maupun untuk melestarikan budaya di tanah air.

    “Luhuring drajad bangsa iku seko budayane, jadi kalau budaya sudah dijunjung tinggi maka insyaallah harkat martabat kita akan dijunjung tinggi,” katanya.

    Ki Dalang Warseno Slank yang meninggal dunia pada hari ini merupakan adik kandung dalang Anom Suroto. Ia meninggalkan seorang istri dan dua anak. Salah satu anaknya, Amar Pradopo juga mengikuti jejak ayahnya menggeluti seni pedalangan.

  • 8
                    
                        Anjing Dingo Kembali Bernyanyi di Puncak Grasberg Papua 
                        Regional

    8 Anjing Dingo Kembali Bernyanyi di Puncak Grasberg Papua  Regional

    Anjing Dingo Kembali Bernyanyi di Puncak Grasberg Papua 
    Tim Redaksi
    TIMIKA, KOMPAS.com
    – Anjing ini sempat dikira punah. Sejak tambang pertama PT Freeport Indonesia (PTFI), Erstberg, beroperasi di Pegunungan Jayawijaya pada 1973 lolongannya tidak terdengar lagi.  
    Selama kurang lebih 50 tahun tak pernah ada yang melihatnya lagi berkeliaran di sekitar area tambang di Puncak
    Grasberg
    .  
    Namun, sejak 2020, kemunculannya mencuri perhatian dunia. Ternyata ia tidak punah.
    Siang itu, Selasa (10/12/2024),
    Kompas.com
    mendengar lolongannya di Bunaken Overlook, kawasan reklamasi pasca-tambang PTFI di bibir tambang terbuka Grasberg.  
    Seekor anjing  berbulu coklat emas dengan bulu putih di dadanya duduk di bibir Gasberg dan melolong panjang.
    Lolongannya mirip serigala, tapi lembut dan berirama, seperti nyanyian, berayun-ayun dengan nada rendah dan tinggi. Anjing ini memang tidak bisa menggonggong. Ia hanya bisa melolong. 
    Meski liar, ia tidak terlihat agresif. Gerak-geriknya bersahabat. Setidaknya ada  tiga ekor anjing yang tampak berkeliaran di sekitar Bunaken Overlook. 
    Orang-orang menyebutnya sebagai
    anjing bernyanyi
    (
    singing dog
    ). Ada banyak sebutan untuk anjing endemik pegunungan Jayawijaya ini: anjing bernyanyi dataran tinggi (
    highland singing dog
    ), anjing liar dataran tinggi (
    highland wild dog
    ),
    New Guinea singing dogs
    (NGSD), dan
    anjing bernyanyi papua
    (
    papua singing dog
    ). 
    Nama latinnya adalah
    Canis familiaris hallstromi
    . Nama hallsrtonomi disematkan sebagai penghormatan kepada peneliti senior di Pusat Penelitian Hewan Nondugi, Papua Nugini, Sir Hallstrom.  
    Pada tahun 1897, Charles Walter De Vis, seorang zoologis asal Inggris, mendokumentasikan keberadaan anjing dataran tinggi untuk pertama kalinya saat meneliti satwa di Gunung Scratchley, Papua Nugini. Anjing ini dianggap sakral oleh suku Moni yang mendiami kawasan Pegunungan Jayawijaya. Mereka menyebutnya
    dingo
    . Suku Moni percaya anjing tersebut adalah nenek moyang mereka. 
    Meski banyak orang juga kerap menyebutnya dingo, penelitian yang diterbitkan di Jurnal Pubmed mendapatkan, secara genetis ia bukan dingo Australia, namun memiliki kekerabatan dengan dingo.
     
    Dikutip dari
    Kompas.com
    , peneliti dari Balai Arkeologi Provinsi Papua Hari Suroto menyebut, anjing ini dianggap sebagai satwa primitif.
    Keberadaannya di Papua sudah ada sejak sekitar 3.500 tahun yang lalu, dibawa oleh manusia dari kelompok penutur Austronesia. 
    Kehadiran kembali dingo di kawasan itu dipandang sebagai keberhasilan reklamasi pasca-penambangan Grasberg.  
    Reklamasi adalah upaya mengembalikan keseimbangan lingkungan di kawasan itu. PTFI melakukan pelandaian tebing galian, penstabilan lahan, dan revegetasi. 

    Singing dog
    adalah predator puncak di kawasan ini. Ia memakan tikus. Itu artinya kehidupan alam di Grasberg sudah kembali,” ujar Manajer Grasberg  Earthworks PTFI  Sena Indra Wiraguna di Bunaken Overlook siang itu. 
    Menurut Sena, pasca-penutupan tambang terbuka Grassberg pada 2020, PTFI melakukan reklamasi di areal tambang seluas 920 hektar (ha).
    Hingga saat ini total kawasan yang sudah direklamasi mencapai 570 ha. Sepanjang 2024 ini, areal tambahan yang telah direklamasi mencapai 65 ha.  
    “Revegetasi itu bukan artinya menanam pohon ya. Pohon tidak bisa hidup di ketinggian 4.285 mdpl ini. Vegetasi alami di sini adalah lumut dan semak rumput,” kata Sena. 
    Penambangan terbuka Grasberg ditutup karena cekungan tambang sedalam 1,2 km dengan diameter sekitar empat km sudah tidak memungkinkan lagi menjangkau mineral tambang lebih dalam.
    PTFI kini fokus melakukan penambangan bawah tanah yang lebih modern untuk mengambil tembaga dan emas di dalam perut bumi. 
    Selain revegetasi, PTFI juga melakukan penstabilan lahan di Napoa Overlook yang lokasinya berada di ketinggian 4.124 mdpl.
    Tebing curam yang rawan longsor di kawasan itu dibuat landai dengan kemiringan 21 derajat. Setelah itu dilakukan penimbunan batu gamping untuk menetralisasi asam sisa pertambangan agar vegetasi bisa kembali tumbuh di sana.  
    Kehidupan fauna dan flora memang telah kembali di puncak Grasberg.
    Kompas.com
    melihat tikus, dan dua jenis burung beterbangan di dataran tinggi yang suhunya di siang itu sekitar 10 derajat celcius.  
    Hamparan hijau rumput liar dan bunga-bunga edelweiss juga mulai terlihat di sana sini.
    Selamat datang kembali Dingo. Melolonglah yang panjang. 
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Simpan 57.000 Butir, Debt Collector di Surabaya Nyambi Jual Pil Koplo

    Simpan 57.000 Butir, Debt Collector di Surabaya Nyambi Jual Pil Koplo

    Surabaya (beritajatim.com) – Seorang penagih utang atau kerap dikenal dengan debt collector di Surabaya nyambi jadi bandar, menyimpan 57.000 butir pil koplo. Akibat ulahnya, pria berinisial TW (39) warga Bendul Merisi itu diamankan Satres Narkoba Polres Pelabuhan Tanjung Perak.

    Kasi Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Iptu Suroto mengatakan penangkapan terhadap TW berdasarkan pada informasi dari masyarakat. Setelah mendapatkan informasi adanya peredaran pil koplo, anggota Satres Narkoba Polrestabes Surabaya melakukan pendalaman.

    “Setelah didalami, petugas dari Satres Narkoba Polres Pelabuhan Tanjung Perak memastikan bahwa TW memang pengedar pil koplo yang menjalankan bisnisnya di wilayah Surabaya,” kata Suroto, Sabtu (07/12/2024).

    Saat melakukan penggerebekan petugas kepolisian sempat tidak menemukan tersangka di rumahnya. Setelah disisir, TW ternyata berada di sebuah kamar kos yang tidak jauh dari Jalan Bendul Merisi. Ketika sudah diamankan, TW pasrah dan mengakui perbuatannya.

    “Kami menemukan satu tik (paket) berisi lima butir. Total kami amankan  sebanyak 57.315 butir pil double L di kos tersangka,” imbuhnya.

    Dalam penggeledahan di kosan tersebut, polisi menemukan satu kardus berisi 57 botol berisi pil koplo dengan total keseluruhan 57.000 butir pil double L. Selain itu, petugas menemukan 31 paket pil koplo siap edar di dalam kaleng bekas rokok dan wadah sabun.

    “Satu tik (paket) berisi lima butir. Total kami amankan  sebanyak 57.315 butir pil double L di kos tersangka,” lanjutnya.

    Pengakuannya, ia mendapat pil tersebut dari seorang pria bernama Gendok, yang kini telah dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO).

    “Tersangka mengaku hanya menjadi kurir. Tugasnya hanya mengirim, ia mendapat upah Rp 1.000.000 jika semua sudah habis terkirim.  Kami masih cari keberadaan bandarnya,” pungkasnya. (ang/ian)

  • Desakan Gus Miftah Mundur Akibat Rakyat Muak dengan Oligarki

    Desakan Gus Miftah Mundur Akibat Rakyat Muak dengan Oligarki

    GELORA.CO – Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah memutuskan mengundurkan diri dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

    Pengunduran diri itu imbas maraknya desakan publik usai olokan kepada penjual es teh saat Gus Miftah berceramah di Magelang, Jawa Tengah pada 27 November 2024 lalu.

    “Keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam, saya memutuskan mengundurkan diri dari tugas  sebagai Utusan Khusus Presiden Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan,” kata Gus Miftah di Yogyakarta pada Jumat, 6 Desember 2024.

    Gus Miftah menegaskan keputusan tersebut diambil dengan kesadaran pribadi dan tanpa tekanan dari pihak manapun.

    “Keputusan ini saya ambil karena rasa cinta hormat dan tanggung jawab saya yang mendalam terhadap Bapak Presiden Prabowo Subianto serta seluruh masyarakat,” imbuhnya sambil terisak tangis di wajahnya.

    Terkait itu, Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (Akses), Suroto, memandang fenomena Gus Miftah ini bagian dari geramnya rakyat terhadap praktik oligarki.

    “Kecaman terhadap Gus Miftah di media sosial oleh netizen, sepertinya tidak hanya soal tekanan moral, tapi juga menunjukkan bentuk gejala kemuakkan terhadap perilaku oligarki,” kata Suroto dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi.

    Sebab, lanjut dia, penyelesaianya tidak selesai dengan hanya minta maaf seperti yang selama ini terjadi di banyak kasus.

    “Jika ini yang terjadi berarti sudah masuk ke gejala krisis kepemimpinan dan krisis institusi,” tegas dia.

    “Ini bisa jadi gejala awal munculnya sistem tribal komunal dalam sistem demokrasi banal yang ugal-ugalan saat ini. Amok dan chaos sebagai kerusakan tatanan berbangsa yang tak terkontrol bisa terjadi,” pungkasnya.