Tag: Suroto

  • Polisi selidiki kasus pengeroyokan warga oleh remaja di Pulogadung

    Polisi selidiki kasus pengeroyokan warga oleh remaja di Pulogadung

    Kapolsek Pulogadung Kompol Suroto di Mapolsek Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (13/8/2025). (ANTARA/Siti Nurhaliza).

    Polisi selidiki kasus pengeroyokan warga oleh remaja di Pulogadung
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 14 Agustus 2025 – 14:23 WIB

    Elshinta.com – Polisi menyelidiki kasus pengeroyokan warga yang dilakukan oleh sekumpulan remaja di Pulogadung, Jakarta Timur, Minggu (10/8), sekitar pukul 04.00 WIB.

    “Sementara ini kami masih dalam penyelidikan untuk mengetahui remaja tersebut dari kelompok mana, atau geng mana, nanti dari Polsek Pulogadung masih melakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata Kapolsek Pulogadung Kompol Suroto saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Dia menjelaskan penyerangan itu terjadi saat warga tengah melakukan ronda malam, kemudian tiba-tiba sekelompok remaja datang dan langsung menyerang.

    “Tidak ada korban, empat orang itu langsung melarikan diri saat posisinya sedang ronda,” ujar Suroto.

    Dia pun mengimbau agar para remaja di wilayah Pulogadung tidak melakukan aksi kerusuhan maupun pengeroyokan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Pihak kepolisian tidak akan segan menindak tegas pelaku pengeroyokan atau kerusuhan sesuai dengan hukum yang berlaku.

    Dia juga mengajak para orang tua untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas anak-anak mereka, terutama pada malam hari. Sementara itu, Polsek Pulogadung bersama tiga pilar terus mengintensifkan patroli di wilayah rawan tawuran serta melakukan penyuluhan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di sekolah dan lingkungan warga.

    Seperti diketahui, penyelidikan tersebut merupakan tindak lanjut atas beredarnya video yang memperlihatkan puluhan remaja yang diduga gengster menyerang warga di Pulogadung, Jakarta Timur, tepatnya di dekat Kantor Kecamatan Pulogadung, Minggu (10/8), sekitar pukul 04.00 WIB.

    Peristiwa tersebut viral di media sosial Instagram @warungjurnalis. Dalam video itu, terlihat sekumpulan remaja mengendarai sepeda motor, kemudian berhenti mendadak di sekitar Jalan Remaja, Jatinegara Kaum, Pulogadung.

    “Sejumlah kaca kios warga rusak. Puluhan gengster ini menerobos masuk dengan mendobrak pagar besi pemukiman warga,” tulis keterangan dalam akun Instagram @warungjurnalis.

    Sumber : Antara

  • Polisi periksa enam saksi kasus pengeroyokan warga di Pulogadung

    Polisi periksa enam saksi kasus pengeroyokan warga di Pulogadung

    Jakarta (ANTARA) – Polisi memeriksa enam saksi terkait kasus pengeroyokan warga yang dilakukan oleh sekumpulan remaja di Pulogadung, Jakarta Timur, Minggu (10/8), sekitar pukul 04.00 WIB.

    “Kami sudah memeriksa enam saksi untuk mendalami siapa saja dan dari kelompok mana remaja yang melakukan aksi pengeroyokan terhadap warga di Pulogadung,” kata Kapolsek Pulogadung Kompol Suroto saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Keenam saksi itu terdiri dari empat warga sekitar yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) dan sedang melakukan ronda, sedangkan dua saksi lainnya dari pihak RW setempat yang membuat jadwal ronda.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, keenam saksi tersebut belum memberikan petunjuk kuat terkait identitas pelaku.

    “Beberapa hari yang lalu, adanya segerombolan remaja yang menyerang pos ronda. Memang itu (empat) saksi yang melihat gerombolan itu,” ujar Suroto.

    Selain itu, warga juga sempat menutup pagar saat sekumpulan remaja itu mencoba memasuki permukiman warga.

    “Akhirnya mereka menutup gerbangnya, akan menutup dan diserbu. Sementara tidak ada korban, mengingat yang empat orang itu langsung melarikan diri,” jelas Suroto.

    Suroto menjelaskan hingga kini, polisi masih menyelidiki motif penyerangan tersebut.

    “Untuk motif belum tahu, masih dalam penyelidikan motifnya ini,” ucap Suroto.

    Seperti diketahui, penyelidikan tersebut merupakan tindak lanjut atas beredarnya video yang memperlihatkan puluhan remaja yang diduga gengster menyerang warga di Pulogadung, Jakarta Timur, tepatnya di dekat Kantor Kecamatan Pulogadung, Minggu (10/8), sekitar pukul 04.00 WIB.

    Peristiwa tersebut viral di media sosial Instagram @warungjurnalis. Dalam video itu, terlihat sekumpulan remaja mengendarai sepeda motor, kemudian berhenti mendadak di sekitar Jalan Remaja, Jatinegara Kaum, Pulogadung.

    “Sejumlah kaca kios warga rusak. Puluhan gengster ini menerobos masuk dengan mendobrak pagar besi pemukiman warga,” tulis keterangan dalam akun Instagram @warungjurnalis.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polisi dalami kasus pria mabuk yang mengaku anggota dan pukul ojol

    Polisi dalami kasus pria mabuk yang mengaku anggota dan pukul ojol

    Jakarta (ANTARA) – Polisi mendalami kasus pria diduga mabuk yang membuat onar hingga memukul pengemudi ojek online di kawasan Jalan Pemuda, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (5/8) pagi.

    “Iya benar ada kejadian tersebut dan sebagai informasi, pelaku masih diamankan untuk pendalaman kasus,” kata Kapolsek Pulogadung Kompol Suroto saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

    Suroto menyebutkan, pihaknya bergerak cepat mengamankan pelaku pemukulan terhadap pengemudi ojek online (ojol) dalam insiden keributan tersebut.

    Peristiwa bermula saat sepeda motor yang dikendarai Cristopel, berboncengan dengan rekannya Melki bersenggolan dengan sepeda motor milik korban, Dwiki.

    “Diduga dalam pengaruh minuman keras, Cristopel langsung melakukan pemukulan terhadap Dwiki hingga memicu keributan di lokasi,” ujar Suroto.

    Personel Kepolisian yang saat itu tengah melintas dengan sigap melerai dan mengamankan pelaku ke Pos Polisi Sub Sektor Pemuda.

    Selanjutnya, pelaku dibawa ke Mapolsek Pulogadung Jakarta Timur (Jaktim) untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

    “Anggota kami bertindak cepat dan profesional untuk mencegah keributan meluas. Saat ini, pelaku yang diduga dalam pengaruh miras masih kami amankan untuk pemeriksaan lebih lanjut,” katanya.

    Sedangkan teman Cristopel yang saat itu tidak terlibat langsung dalam pemukulan, justru berusaha melerai.

    “Namun karena turut diduga mengonsumsi alkohol, saat itu ia belum dapat dimintai keterangan secara penuh,” kata Suroto.

    Aksi tersebut pun viral di media sosial (medsos) Instagram @warungjurnalis. Dalam video terlihat kedua pria tersebut berupaya menyerang orang yang sedang merekam aksinya.

    Bahkan, saat ditegur oleh warga, mereka bersikap agresif dan berupaya menyerang warga. “Saya anggota, kenapa abang video-video saya?” kata pemuda tersebut dan langsung memukul.

    “Diam kamu! Anggota mana kamu? Bawa Polsek saja sudah,” teriak warga sambil memegang tangan kedua pemuda tersebut.

    Dalam narasi di medsos juga disebutkan, salah satu pelaku akhirnya dibawa warga ke Pos Polisi Jalan Pemuda. Sementara pelaku lainnya ditemukan tertidur di bangku pinggir jalan sambil menunggu kedatangan polisi.

    “Salah satu pelaku dibawa warga ke Pospol Pemuda dan satu pelaku lagi tertidur di bangku jalan menunggu pihak Kepolisian datang,” tulis keterangan video di akun tersebut.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kriminal kemarin, 11 WNA China ditangkap hingga jasad bayi di Jaktim

    Kriminal kemarin, 11 WNA China ditangkap hingga jasad bayi di Jaktim

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita kriminal dan keamanan yang terjadi di wilayah DKI Jakarta pada Rabu (30/7) yang masih menarik dibaca kembali mulai dari 11 Warga Negara Asing (WNA) China ditangkap hingga warga menemukan jasad bayi yang terbungkus karung di kebun pisang di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.

    Berikut berita selengkapnya yang masih menarik untuk dibaca kembali.

    11 WNA China jadikan rumah di Jaksel tempat penyamaran polisi Wuhan

    Kepolisian menangkap 11 warga negara asing (WNA) asal China yang menjadikan rumah di Jalan Pertanian Raya, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, sebagai tempat penyamaran seolah-olah polisi Distrik Wuhan lewat media daring.

    “Ditangkapnya 11 orang warga negara asing yang diduga atau dicurigai telah melakukan tindak pidana penipuan melalui media elektronik atau ‘online scam’,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Polisi Nicolas Ary Lilipaly dalam konferensi pers di Cilandak Jakarta, Rabu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Aksi premanisme bersenjata tajam kembali terjadi di Cengkareng Jakbar

    Lima preman kembali memalak seorang sopir dengan modus pengancaman menggunakan senjata tajam di samping Tol Rawa Buaya, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Rabu dini hari.

    Dalam video viral, pelaku memaksa sopir untuk menepikan kendaraannya. Sebagian pelaku sontak memarkirkan dua unit sepeda motor di depan mobil korban, sehingga korban tidak bisa ke mana-mana.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Jenazah di plafon pabrik obat Pulogadung adalah seorang teknisi

    Jenazah pria pada plafon sebuah pabrik obat di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur (Jaktim), Selasa (29/7) adalah salah seorang teknisi pada perusahaan itu.

    “Terkait penemuan jenazah pada pabrik obat di Jalan Pulomas Selatan, Pulogadung itu, korban bernama Rastono (37), seorang teknisi yang bekerja di perusahaan tersebut,” kata Kapolsek Pulogadung Kompol Suroto saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Polisi tangkap WNA penyelundup sabu di kaleng camilan di Jakut

    Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya menangkap seorang warga negara asing (WNA) asal Pakistan berinisial MAI (41) yang menyelundupkan narkotika jenis sabu seberat 577 gram di kaleng camilan di Jakarta Utara.

    “Modusnya, sabu disimpan dalam kapsul besar dan disembunyikan di dalam dua kaleng bekas camilan keripik kentang,” kata Kepala Unit (Kanit) 3 Subdirektorat​ ​​​​​​3 Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya AKP Abdul Muchzin dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Warga temukan jasad bayi dalam karung di pohon pisang di Lubang Buaya

    Warga menemukan jasad bayi yang terbungkus karung di kebun pisang di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, pada Rabu sore.

    Kepala Unit (Kanit) Reserse Kriminal Polsek Cipayung Iptu Edi Handoko membenarkan adanya peristiwa tersebut.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polisi ungkap identitas jenazah di plafon pabrik obat Pulogadung

    Polisi ungkap identitas jenazah di plafon pabrik obat Pulogadung

    Personel Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur (Jaktim) mengevakuasi mayat pria pada plafon sebuah pabrik obat di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (29/7/2025) malam. ANTARA/HO-Sudin Gulkarmat Jakarta Timur.

    Polisi ungkap identitas jenazah di plafon pabrik obat Pulogadung
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 30 Juli 2025 – 11:29 WIB

    Elshinta.com – Jenazah pria pada plafon sebuah pabrik obat di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur (Jaktim) pada Selasa (29/7) adalah salah seorang teknisi pada perusahaan itu.

    “Terkait penemuan jenazah pada pabrik obat di Jalan Pulomas Selatan, Pulogadung itu, korban bernama Rastono (37), seorang teknisi yang bekerja di perusahaan tersebut,” kata Kapolsek Pulogadung Kompol Suroto saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

    Identitas korban terungkap setelah mendapatkan keterangan dari enam saksi yang merupakan petugas keamanan pabrik, kepala teknisi, hingga teman Rastono. Kepala teknisi perusahaan Nurudin Muslimin (56) menyatakan bahwa Rastono tidak masuk kerja sejak Senin (28/7).

    Sedangkan teman korban bernama Mustofa (34) mengaku terakhir melihat Rastono pada Sabtu (26/7) sekitar pukul 18.00 WIB dengan pakaian yang dikenakan sama seperti jenazah di plafon tersebut.

    “Keterangan saksi VI (Mustofa) pada Sabtu (26/7) sekitar pukul 18.00 WIB bersama Rastono memperbaiki pompa air. Lalu Mustofa mandi di mes karyawan dan sempat melihat korban menggunakan kaos kuning dan celana panjang biru. Setelah mayat diturunkan dari plafon, Mustofa menyatakan bahwa benar mayat tersebut adalah Rastono,” jelas Suroto.

    Hasil pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP) juga menemukan kaki kanan korban terlilit kabel listrik. Dugaan sementara, korban meninggal akibat tersengat aliran listrik saat memperbaiki instalasi. Lebih lanjut, Suroto menyebut, penemuan jenazah bermula ketika salah satu karyawan mencium bau tak sedap dari arah plafon gudang pada Selasa (29/7) sekitar pukul 14.30 WIB.

    Lalu karyawan tersebut kemudian menghubungi petugas keamanan dan bersama-sama melakukan pengecekan. Sekitar pukul 15.30 WIB, mereka menemukan sosok pria dalam kondisi terlentang di atas plafon mushola, mengenakan kaos kuning dan celana panjang biru. Wajah korban sudah menghitam dan tubuh mulai membusuk.

    Temuan itu langsung dilaporkan ke Polsek Pulogadung. Tim gabungan dari piket reserse kriminal (Reskrim) Polsek dan Polres Jakarta Timur, bidang kedokteran dan kesehatan (Biddokkes), Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), serta tim Inafis Polres segera mendatangi lokasi dan melakukan olah TKP.

    Jenazah kemudian dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan visum dan autopsi guna memastikan penyebab kematian. Polisi masih mendalami kasus ini dan memeriksa sejumlah saksi.

    “Kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti kematian korban,” ucap Suroto.

    Sebelumnya, Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur menyebut, jenazah yang membusuk pada plafon sebuah pabrik obat di kawasan Pulogadung pada Selasa (29/7) malam diduga kesetrum.

    “Kemungkinan tadi yang telah kita temukan itu kondisi jenazah penyebabnya adalah tersetrum,” kata Petugas Rescue Gulkarmat Pulogadung Yusuf Fajar Monas saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu dini hari.

    Yusuf menyebut, proses evakuasi berjalan cukup sulit karena lokasi yang sempit dan kondisi jenazah laki-laki tersebut sudah dalam keadaan membusuk. Tim penyelamat menduga korban meninggal akibat tersengat listrik karena posisi jenazah yang menempel di bagian besi yang tersambung dengan aliran listrik.

    Sebanyak satu unit pemadam kebakaran dan empat personel turut membantu evakuasi jenazah sejak pukul 20.21 WIB dan berhasil diselesaikan pada pukul 21.27 WIB.

    Sumber : Antara

  • Pria yang Ditemukan Tewas di Plafon Pabrik Obat Pulogadung Ternyata Karyawan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 Juli 2025

    Pria yang Ditemukan Tewas di Plafon Pabrik Obat Pulogadung Ternyata Karyawan Megapolitan 30 Juli 2025

    Pria yang Ditemukan Tewas di Plafon Pabrik Obat Pulogadung Ternyata Karyawan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kepolisian Sektor (Polsek)
    Pulogadung
    memastikan jenazah pria yang ditemukan di plafon sebuah
    pabrik obat
    di wilayah Pulogadung, Jakarta Timur, merupakan karyawan perusahaan tersebut.
    “Penemuan jenazah pada pabrik obat di Pulogadung itu, korban bernama Rastono (37), seorang teknisi yang bekerja di perusahaan obat tersebut,” kata Kapolsek Pulogadung Komisaris Suroto saat dikonfirmasi, Rabu (30/7/2025).
    Suroto menjelaskan, identitas korban terungkap dari keterangan sejumlah saksi yang juga merupakan karyawan pabrik tersebut.
    “Menurut keterangan saksi Mustofa (39), pada Sabtu, 26 Juli 2025 sekitar pukul 18.00 WIB, bersama Rastono memperbaiki pompa air,” ucap Suroto.
    Usai memperbaiki pompa, Mustofa kembali ke mes karyawan untuk mandi. Saat itu, ia melihat Rastono terakhir kali menggunakan kaus kuning dan celana panjang biru.
    “Mustofa sempat melihat korban menggunakan kaos berwarna kuning dan celana panjang berwarna biru,” ungkap Suroto.
    Sementara itu, Kepala Teknisi bernama Nurudin Muslimin (56) menyampaikan, Rastono sudah tidak terlihat dan tidak masuk kerja sejak Senin (28/7/2025).
    “Menurut keterangannya, bahwa ada seorang karyawan teknisi bernama Rastono yang sejak hari Senin tanggal 28 Juli 2025 sudah tidak masuk kerja,” kata Suroto.
    Polisi menduga kematian korban disebabkan oleh sengatan listrik. Hal itu diperkuat dengan kondisi korban saat ditemukan.
    “Adapun pada saat ditemukan, kaki kanan korban terlilit sebuah kabel listrik,” ungkapnya.
    Jenazah korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, untuk identifikasi lebih lanjut guna memastikan penyebab kematian.
    Sebelumnya, mayat pria tanpa identitas ditemukan di plafon pabrik obat di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (29/7/2025) malam.
    Mayat tersebut dievakuasi oleh Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur.
    Kepala Tim Regu Sektor Pulogadung Sudin Gulkarmat Dwi Prayitno menjelaskan, petugas menerima laporan adanya penemuan jenazah pukul 20.07 WIB dari pihak polisi.
    “Kami menerima laporan dari pihak kepolisian ada temuan jenazah pria di salah satu pabrik farmasi,” ungkap Dwi saat dikonfirmasi, Selasa.
    Dwi menjelaskan, Gulkarmat Jakarta Timur setelah menerima laporan langsung menuju TKP pada pukul 20.12 WIB dengan menerjunkan empat personel.
    “Menurut keterangan saksi yang menemukan korban di atas plafon dalam kondisi telentang dengan wajah menghitam,” jelas Dwi.
    Dwi menjelaskan bahwa evakuasi berhasil diselesaikan pada pukul 21.27 WIB. Ia juga belum bisa memastikan penyebab kematian korban.
    Untuk identitas korban sendiri belum diketahui karena berada dalam penanganan kepolisian.
    Sementara itu,
    Kompas.com
    sudah mencoba menghubungi Kapolsek Pulogadung Komisaris Suroto untuk meminta konfirmasi, tetapi hingga saat ini belum mendapatkan jawaban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penuh Kepalsuan, Citra Koperasi di Indonesia Makin Rusak

    Penuh Kepalsuan, Citra Koperasi di Indonesia Makin Rusak

    GELORA.CO -Hingar bingar peluncuran Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih ternyata tidak lepas dari rangkaian kritik yang berujung kekhawatiran mengenai nasib soko guru ekonomi Indonesia.

    Pakar koperasi sekaligus Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES) Suroto mengemukakan praktik perkoperasian di Indonesia masih penuh kepalsuan.  

    “Keberadaan koperasi di Indonesia itu lebih didominasi oleh koperasi palsu. Ada tiga model kepalsuan koperasi di Indonesia,” ujar Suroto kepada RMOL, Sabtu, 26 Juli 2025.

    Lanjur dia, pertama terkait kepalsuan koersif. Yakni kepalsuan yang diakibatkan oleh tekanan struktural negara semacam KUD, Kopdes Merah Putih, Koptan pada masa Kredit Usaha Tani /KUT.

     

    “Kedua, kepalsuan mimitik, kepalsuan akibat meniru niru korporat kapitalis seperti koperasi yang adopsi prinsip profit oriented, efisiensi menindas dan lain-lain,” jelasnya.

    Ketiga, sambung Suroto, kepalsuan normalitatif, yaitu kepalsuan yang coba menormalisasi kerja koperasi yang tak ada bedanya dengan korporat kapitalis seperti misalnya rentenir baju koperasi

    “Koperasi-koperasi palsu atau quasi koperasi di atas yang telah membuat citra koperasi di Indonesia makin rusak. Badan hukumnya koperasi tapi praktiknya lebih mirip entitas bisnis karitatif yang mati hidupnya andalkan subsidi negara atau pemerintah atau bisnis kapitalis pengejar profit semata mata,” pungkasnya.

  • Status dan Kesiapan SDM Koperasi Desa Merah Putih Dipertanyakan

    Status dan Kesiapan SDM Koperasi Desa Merah Putih Dipertanyakan

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah tengah membangun ekosistem koperasi melalui program di bawah Kementerian Koperasi, yakni Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih.

    Di sisi lain, di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga ada koperasi open loop atau koperasi yang bisa menjalankan operasional sebagai Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang dapat menyalurkan pinjaman kepada non anggota koperasi.

    Adapun, untuk Kopdes Merah Putih ditargetkan akan terbentuk 80.000 unit dengan potensi keuntungan yang ditaksir sampai Rp80 triliun per tahun. 

    Sementara itu, saat ini ada 21 koperasi open loop terdaftar OJK dengan total aset mencapai Rp337,30 miliar dengan pembiayaan yang telah disalurkan sebesar Rp213,26 miliar.

    Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES) Suroto berpendapat, sebelum berbicara lebih jauh ihwal dampak ekonomi koperasi di segmentasi mikro kecil, status Kopdes Merah Putih perlu diperjelas.

    “Jadi, jangan ngomongin soal teknisnya dulu bagaimana mengintegrasikan, tapi bagaimana pemerintah yang membuat peraturan untuk menertibkan. Sekarang pemerintah sendiri yang membuat keinginan untuk tidak tertib dengan kooperasi desa yang di dalamnya ada unit simpan pinjam,” kata Suroto kepada Bisnis, dikutip Minggu (20/7/2025).

    Suroto mengungkapkan bahwa pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) mengamanatkan agar Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang menjalankan kegiatan di sektor jasa keuangan akan diawasi oleh OJK.

    Semangat dari regulasi ini adalah untuk membedakan status antara koperasi open loop dengan koperasi close loop.

    Di sisi lain, Kopdes Merah Putih yang bidang usahanya sudah ditentukan pemerintah melalui Petunjuk Pelaksanaan Menteri Koperasi Nomor 1 Tahun 2025 tentang Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, juga dapat menyelenggarakan unit usaha simpan pinjam.

    Pada dasarnya, yang membedakan di antara dua model koperasi ini adalah koperasi open loop dapat memberikan layanan pinjaman kepada non anggota, sedangkan koperasi close loop hanya bisa memberikan pinjaman pada anggota.

    Dalam hal ini, Suroto mempersoalkan sumber permodalan Kopdes Merah Putih yang melalui pinjaman bank BUMN atau Himbara.

    “Kalau koperasi itu kan badan hukum privat, dia sumber pendanaannya dari masyarakat sendiri. Kalau ini kan ada sumber pendanaan pemerintah, berarti ini kan jenis kooperasi yang lain. Kategorinya open loop. Jadi pemerintah yang membuat kesalahan sendiri kalau dia dulu menertibkan supaya koperasi close loop, sekarang pemerintah yang membuat koperasi desa itu menjadi open loop,” tegasnya.

    CEO Induk Koperasi Usaha Rakyat (INKUR) ini juga mengkhawatirkan tata kelola dan manajemen Kopdes Merah Putih yang akan mengelola pinjaman Himbara dengan plafon sebesar Rp3 miliar.

    Modal awal tersebut akan digunakan untuk membangun tujuh unit usaha yang sudah ditetapkan pemerintah, yaitu kantor koperasi, kios sembako, unit simpan pinjam, klinik kesehatan desa, apotek desa, sistem pergudangan/cold storage, dan sarana logistik desa. 

    Suroto menilai, sebagai badan usaha privat semestinya unit usaha sebuah koperasi tidak diatur dan ditetapkan oleh pemerintah dengan sangat detail. “Bagaimana Anda bisa percaya bahwa ini akan membawa manfaat ke masyarakat. Kalau yang namanya orang mendirikan koperasi, setelah musyawarah desa itu mereka tahu apa yang mereka akan lakukan. Nah, ini bisnis saja nunggu instruksi lagi, tidak bisa bisnis itu nunggu-nunggu instruksi dari pemerintah terus, terus kemudian mengandalkan subsidi dari pemerintah,” tegasnya.

    Lebih jauh Suroto menjelaskan bahwa koperasi adalah badan hukum privat yang direkognisi negara, bukan badan hukum publik. Sementara itu, di Kopdes Merah Putih sendiri, karena koperasi ini sudah dijatah pemerintah dengan suntikan kredit Himbara, Suroto menilai di sana ada tanggung jawab publik sehingga statusnya tidak lagi privat.

    “Jadi dia idealnya itu diserahkan sama masyarakat untuk mengatur dirinya sendiri, pemerintah itu membuat ekosistemnya supaya dia berjalan dengan baik, bukan mengatur sampai internal-internal, sampai mengatur mencari keuntungannya. Kalau begitu, menterinya saja yang suruh bisnis koperasi,” ujarnya.

  • 6
                    
                        Warga Gunungkidul Ditangkap atas Kredit Fiktif Rp 569 Miliar, Uang Rp 1 M Ditemukan di Rumah Saudaranya
                        Regional

    6 Warga Gunungkidul Ditangkap atas Kredit Fiktif Rp 569 Miliar, Uang Rp 1 M Ditemukan di Rumah Saudaranya Regional

    Warga Gunungkidul Ditangkap atas Kredit Fiktif Rp 569 Miliar, Uang Rp 1 M Ditemukan di Rumah Saudaranya
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Kejaksaan Tinggi Daerah Khusus Jakarta menangkap seorang warga Kalurahan Katongan, Nglipar, berinisial SDP, yang menjadi tersangka dalam kasus kredit fiktif senilai Rp 569 miliar di Bank Jatim cabang Jakarta.
    Penangkapan dilakukan di
    Gunungkidul
    , DI Yogyakarta, setelah dilakukan penyergapan pada Minggu (13/7/2025).
    Kepala Seksi Intel Kejaksaan Negeri Gunungkidul, Surya Hermawan, menjelaskan bahwa operasi penangkapan awalnya dilakukan di rumah saudara dari SDP yang terletak di Padukuhan Jeruklegi, Kalurahan Katongan.
    Namun, saat petugas tiba, SDP telah kabur. Dari penggeledahan di rumah tersebut, petugas menemukan uang tunai senilai Rp 1,07 miliar yang disimpan dalam koper, serta perhiasan dan dua mobil.
    “Setelah itu, kami mendapat informasi bahwa SDP berada di Kalurahan Gedangrejo, Karangmojo. Kami berhasil menangkapnya di sana dan menemukan uang tunai Rp 42,2 juta di tangan SDP,” ujar Surya.
    Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Gunungkidul, Alfian Listya Kurniawan, menambahkan bahwa SDP telah dipanggil lima kali oleh pihak kejaksaan namun tidak kooperatif dan memilih melarikan diri.
    Akibatnya, ia ditetapkan sebagai DPO (Daftar Pencarian Orang).
    “SDP sudah ditetapkan sebagai DPO, dan akhirnya berhasil ditangkap,” kata Alfian.
    Setelah penangkapan, SDP dibawa ke Jakarta untuk mengungkap lebih lanjut kasus ini.
    Ketua RT 2 Padukuhan Jeruklegi, Suroto, yang turut mendampingi petugas selama penggeledahan, mengonfirmasi bahwa uang tersebut ditemukan dalam koper.
    “Ditaruh di koper uangnya,” ujar Suroto.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pelaku pemalakan bawa senjata tajam di Pulomas Jaktim diduga mabuk

    Pelaku pemalakan bawa senjata tajam di Pulomas Jaktim diduga mabuk

    Sejumlah tersangka dihadirkan saat konferensi pers hasil Operasi Berantas Jaya di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (26/5/2025). Polisi mengamankan 3.559 orang yang terlibat dalam kasus premanisme di mana 348 orang di antaranya ditetapkan menjadi tersangka dalam Operasi Berantas Jaya yang berlangsung 9-23 Mei 2025 di wilayah hukum Polda Metro Jaya. ANTARA FOTO/Fauzan/nym.

    Pelaku pemalakan bawa senjata tajam di Pulomas Jaktim diduga mabuk
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 15 Juli 2025 – 17:03 WIB

    Elshinta.com – Pelaku pemalakan dengan membawa senjata tajam di kawasan lampu merah Pulomas, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur diduga dalam keadaan mabuk.

    “Menurut keterangan korban, malam itu saat kejadian seorang laki-laki tidak dikenal dan diduga mabuk langsung meminta uang. Terduga pelaku juga saat itu diduga membawa senjata tajam,” kata Kapolsek Pulogadung Kompol Suroto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Aksi premanisme terjadi pada Sabtu (12/7) sekitar pukul 23.00 WIB. Tim gabungan Resmob Polres Jakarta Timur dan tim tiga Opsnal (Operasional) Unit Reskrim Polsek Pulogadung langsung menindaklanjuti terkait aksi tersebut.

    Korban bernama Umar Batistuta (19) saat itu tengah mengendarai mobil Luxio putih dengan nomor polisi B 2629 UFQ dan berhenti di tempat kejadian perkara (TKP).

    Lalu, korban ingin merokok sehingga harus membuka kaca mobil bagian kanan sopir cukup lebar.

    “Tiba-tiba didatangi seorang laki-laki tidak dikenal dan diduga mabuk langsung meminta uang, tapi korban tidak menuruti permintaan pelaku. Kemudian korban langsung meninggalkan TKP,” jelas Suroto.

    Tidak ada kerugian akibat aksi pemalakan tersebut. Kondisi korban juga dalam keadaan sehat dan selamat.

    “Atas kejadian tersebut dikarenakan tidak ada kerugian dan sopir yang mengendarai kendaraan Daihatsu Luxio B 2926 UFQ warna putih pada saat itu dalam keadaan sehat dan selamat, maka kejadian tersebut tidak dilaporkan ke pihak kepolisian,” ucap Suroto.

    Adapun video aksi premanisme tersebut viral di sosial media Instagram @lbj_jakarta. Video memperlihatkan aksi pemalakan dengan membawa senjata tajam terhadap pengemudi mobil di area lampu merah Pulomas.

    Terlihat seorang pria mendekati mobil Luxio berwarna putih yang tengah berhenti di lampu merah. Pelaku diduga meminta uang secara paksa kepada pengemudi.

    Pelaku dengan jaket hitam tampak memasukkan tangannya melalui jendela mobil untuk menakuti dan meminta sejumlah uang secara paksa dari korban.

    Aksi tersebut sempat terekam warga dan ramai di sosial media. Selain itu, aksi itu juga memicu komentar masyarakat yang menilai tindakan premanisme serupa sudah sangat meresahkan.

    Untuk merespon kekhawatiran warga terkait keamanan di kawasan tersebut, jajaran kepolisian berkomitmen untuk memberantas aksi premanisme, khususnya yang meresahkan pengguna jalan dan masyarakat umum.

    Sumber : Antara