Tag: Surisdiyanto

  • Ubur-Ubur Biru Serbu Perairan Selatan Gunungkidul, Puluhan Wisatawan Tersengat

    Ubur-Ubur Biru Serbu Perairan Selatan Gunungkidul, Puluhan Wisatawan Tersengat

    Liputan6.com, Gunungkidul – Suasana libur sekolah yang semestinya menjadi momen rekreasi ceria di kawasan pesisir selatan Gunungkidul justru diwarnai kecemasan. Puluhan wisatawan dilaporkan mengalami sengatan ubur-ubur biru saat bermain air di sejumlah pantai, seperti Pantai Baron, Kukup, Drini, Krakal, dan Sepanjang.

    Serangan ubur-ubur ini tidak hanya menyebabkan luka ringan, tetapi beberapa korban bahkan harus mendapat penanganan medis intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saptosari. “Sejak awal pekan ini, kami mencatat ada puluhan wisatawan yang tersengat ubur-ubur biru. Korban terbanyak adalah anak-anak dan remaja yang sedang bermain air di tepian pantai,” ujar Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Korwil II Baron, Surisdiyanto, Kamis (11/7/2025).

    Menurut Surisdiyanto, ubur-ubur biru atau yang secara ilmiah dikenal sebagai Physalia physalis, memiliki racun yang cukup berbahaya bagi manusia. Hewan laut ini memang tampak indah dengan warna biru terang, namun di balik keindahannya tersembunyi ancaman serius. “Korban umumnya mengalami luka memerah di kulit, seperti melepuh, terasa panas, nyeri seperti terbakar, dan dalam beberapa kasus menimbulkan sesak napas atau pusing. Bahkan ada yang mengalami reaksi alergi parah sehingga harus segera dibawa ke rumah sakit,” jelasnya.

    Beberapa luka terlihat menyerupai bekas cambukan di kulit, terutama di bagian tangan, kaki, dan area tubuh yang paling sering terkena tentakel saat berenang atau bermain air. Rasa nyeri bisa berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari tergantung tingkat keparahan dan sensitivitas korban. “Racun pada tentakel ubur-ubur ini langsung menyerang sistem saraf lokal. Pada beberapa orang yang memiliki riwayat alergi atau daya tahan tubuh lemah, reaksi bisa lebih berat, seperti syok anafilaksis,” lanjutnya.

    Tim SAR dan petugas pantai yang berjaga sempat memberikan pertolongan pertama kepada para korban di lokasi, seperti dengan membilas luka menggunakan air laut, air cuka dan kompres panas. Namun beberapa korban tetap harus dilarikan ke RSUD Saptosari untuk mendapat perawatan medis lanjutan.“Kami bekerja sama dengan petugas medis di pantai dan puskesmas terdekat. Tapi yang luka cukup parah tetap kami rujuk ke rumah sakit,” kata Surisdiyanto.

    Kemunculan ubur-ubur biru di perairan selatan Jawa bukanlah hal baru. Setiap musim kemarau, terutama saat angin timur mulai bertiup kencang, koloni ubur-ubur ini kerap terbawa arus laut hingga ke pesisir. “Fenomena ini biasa terjadi saat angin timur membawa massa air dari Samudera Hindia ke pantai. Tapi karena bertepatan dengan masa liburan, jumlah korban jadi cukup tinggi,” ujar Surisdiyanto.

    Pihak Satlinmas Rescue bersama SAR dan relawan pantai terus meningkatkan pengawasan serta patroli di sepanjang garis pantai. Spanduk dan papan peringatan sudah dipasang di titik-titik rawan untuk mengingatkan pengunjung agar tidak bermain air terlalu jauh ke laut.

    Surisdiyanto mengimbau agar wisatawan selalu mematuhi arahan petugas pantai, tidak bermain air di area yang telah diperingatkan, dan segera melapor bila mengalami sengatan. “Kalau terkena, jangan panik. Bilas dengan air laut, jangan pakai air tawar karena bisa memperparah luka. Jangan digosok atau digaruk. Kalau nyerinya tak tertahan, sebaiknya segera ke pos SAR atau fasilitas kesehatan terdekat,” katanya.

  • Profil Evi Poespito Hany, Kepsek SMPN 7 Mojokerto Diisukan Ditahan Buntut Tragedi Pantai Drini – Halaman all

    Profil Evi Poespito Hany, Kepsek SMPN 7 Mojokerto Diisukan Ditahan Buntut Tragedi Pantai Drini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut sosok Evi Poespito Hany, kepala sekolah SMPN 7 Mojokerto.

    Nama Evi menjadi sorotan publik usai diperiksa polisi buntut dari 4 siswanya tewas terseret ombak di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Selasa (28/1/2025) lalu.

    Kepsek SMPN 7 Mojokerto sebelumnya memenuhi undangan pemeriksaan yang dilayangkan oleh Polres Gunungkidul.

    Ia mendatangi Polres Gunungkidul pada Jumat (31/1/2025).

    Selama kurang lebih 3 jam, Evi dimintai keterangan terkait tragedi Pantai Drini.

    Ia enggan berkomentar saat ditanya awak media.

    Berdasarkan pantauan TribunJogja.com, Evi tampak keluar dari ruang pemeriksaan dan langsung masuk ke mobil sekitar pukul 17.05 WIB.

    Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Ahmad Mirza dalam kesempatannya membenarkan telah memeriksa Kepsek SMPN 7 Mojokerto tersebut.

    “Benar (pemeriksaan terhadap kepala sekolah), akan kami informasikan lebih lanjut terkait hal ini,” katanya, dikutip dari TribunJogja.com, Senin (3/2/2025).

    Selain Evi, pihak travel agent juga bakal diperiksa.

    Polisi saat ini sedang menelusuri unsur kelalaian hingga berujung tewasnya 4 siswa.

    “Kami masih dalam proses penyelidikan dan belum ada penetapan tersangka,” jelasnya.

    AKP Ahmad juga membantah isu Kepsek SMPN 7 Mojokerto ditahan karena kasus ini.

    “Informasi yang beredar tidak benar. Posisi kepala sekolah tidak ditahan, baik polda maupun polres,” tegasnya, dikutip dari TribunJogja.com.

    Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Evi lahir di Lumajang 11 Maret 1967 atau kini berusia 58 tahun.

    Dirinya sudah bertahun-tahun lamanya mengabdi menjadi guru.

    Evi pertama kali diangkat sebagai pegawai negeri pada tahun 1993.

    Kala itu, dirinya mengajar di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

    Dua tahun setelahnya, Evi dimutasi di SMPN 7 Mojokerto.

    Karernya naik saat diangkat menjadi kepala sekolah di SMPN 3 Mojokerto pada 2015. 

    Beberapa tahun setelahnya, Evi dipindah di SMPN 7 Mojokerto dan menjabat sebagai kepala sekolah hingga sekarang.

    Informasi tambahan, ia memiliki dua titel akademis, yakni Doktoranda (Dra.) dan Magister Pendidikan (M.Pd.).

    Tim SAR gabungan menemukan siswa SMPN 7 Mojokerto, Jawa Timur, bernama Rifky Yudha Pratama (13) yang hilang terseret ombak, Rabu (29/1/2025) pukul 07.30 WIB.

    Rifky Yudha Pratama ditemukan dalam kondisi meninggal terseret ombak Pantai Drini, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    Dengan temuan ini, total ada empat siswa SMPN 7 Mojokerto yang meninggal di Pantai Drini.

    Ketiga korban lain yang bernama Alfian Aditya  Pratama (13), Malfen Yusuf Adhi Dilaga (13), dan Bayhaki F (13) ditemukan pada Selasa (28/1/2025).

    Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Marjono, mengatakan operasi pencarian hari kedua dilakukan tim darat dan tim laut sejak pukul 06.00 WIB. 

    Jenazah ditemukan di kedalaman 10 meter di sekitar lokasi korban hilang.

    “Sebenarnya,  lokasi temuan korban ini sudah kami prediksi kalau lokasinya tidak jauh dari lokasi pertama. Dan, benar korban ditemukan sekitar 20 meter dari lokasi penemuan pertama,” paparnya, Rabu, dikutip dari TribunJogja.com.

    Menurutnya, proses pencarian dapat berjalan lancar karena cuaca di Pantai Drini mendukung dan gelombang laut cukup landai.

    “Alhamdulillah, cuaca hari ini sangat cerah. Gelombang laut juga terpantau landai hanya sekitar 4 kaki. Cuaca yang mendukung ini membantu dalam pencarian korban pada pagi ini,” lanjutnya.

    Jenazah telah dievakuasi ke RSUD Saptosari untuk dilakukan pemeriksaan.

    Dengan penemuan jasad Rifky Yudha Pratama, operasi pencarian ditutup.

    Sebelumnya, 13 siswa SMP N 7 Mojokerto tenggelam di Pantai Drini pada Selasa (28/1/2025) sekitar pukul 06.30 WIB.

    Sebanyak sembilan siswa dapat diselamatkan, namun empat siswa dilaporkan hilang.

    SISWA TERSERET OMBAK: Petugas dibantu masyarakat melakukan evakuasi terhadap siswa SMP 7 Mojokerto yang terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025). Sebanyak 13 siswa terseret ombak, tiga orang dinyatakan meninggal dunia, dan satu masih dinyatakan hilang hingga Selasa siang. (Kompas.com/Markus Yuwono)

    Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron, Surisdiyanto, menjelaskan rombongan siswa SMP N 7 Mojokerto berjumlah 261 pelajar dengan 16 pendamping.

    Mereka hendak melakukan kegiatan outing class di Pantai Drini.

    “Sesampai di pantai, para pelajar ini langsung berenang bersama-sama, selang berapa lama mereka sudah berada di area tengah dan terseret ombak,” jelasnya, Selasa.

    Proses evakuasi langsung dilakukan saat saksi melihat para siswa tenggelam.

    “Namun, dari 13 pelajar yang terseret ombak baru sembilan pelajar yang berhasil diselamatkan, sedangkan empat pelajar lain masih dilakukan pencarian,” sambungnya.

    Ia menduga para korban berenang terlalu jauh dari bibir pantai bahkan berada di  jalur kapal nelayan. 

    “Kemungkinan, pada saat yang bersamaan para pelajar ini tidak bisa berenang sehingga terseret ombak sampai ke tengah,” tandasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kepala Sekolah SMPN 7 Mojokerto Diperiksa Polres Gunungkidul, Buntut Tragedi Siswa di Pantai Drini

    (Tribunnews.com/Endra/Mohay)(TribunJogja.com/Nanda Sagita Ginting)

  • JATIM TERPOPULER: 13 Pelajar SMP Mojokerto Terseret Ombak – Pembunuhan Pria Sarung Merah di Madura

    JATIM TERPOPULER: 13 Pelajar SMP Mojokerto Terseret Ombak – Pembunuhan Pria Sarung Merah di Madura

    TRIBUNJATIM.COM – Kumpulan berita peristiwa yang terjadi di Jawa Timur (Jatim) tersangkum dalam berita terpopuler Jatim, Rabu 29 Januari 2025.

    Berita pertama, RF (27) warga Nganjuk diringkus polisi di parkiran minimarket, gegara edarkan pil koplo. 

    Selanjutnya ada kronologi tragedi 13 pelajar SMP Mojokerto terseret ombak di Pantai Drini.

    Ada juga berita tentang Sat Reskrim Polres Sampang terus menyelidiki kasus pembunuhan pria bersarung merah berinisial Y (35) yang ditemukan tewas bersimbah darah di jalan Desa Bapelle, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Madura, Senin (27/1/2025).

    Berikut selengkapnya berita terpopuler Jatim hari ini, Rabu (29/1/2025) di TribunJatim.com.

    1. Pemuda di Nganjuk Diringkus Polisi di Parkiran Minimarket, Edarkan Pil Koplo

    EDARKAN PIL KOPLO – RF (27) warga Desa Kepuh, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, diringkus polisi gegara kasus peredaran pil koplo. Polisi menyita barang bukti 152 butir pil koplo, Selasa (28/1/2025). (Humas Polres Nganjuk)

    RF (27) warga Desa Kepuh, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, harus berurusan dengan polisi. 

    Hal itu lantaran, ia tersandung kasus peredaran pil koplo. 

    Kapolres Nganjuk, AKBP Siswantoro mengatakan tersangka diringkus buah hasil pengembangan kasus sebelumnya yang melibatkan tiga tersangka jaringan peredaran narkotika. 

    Sebagai informasi, sebelumnya Satreskoba Polres Nganjuk meringkus AR (32) warga Desa Ngasem, Kecamatan Jatikalen, DM (28) warga Kelurahan Warujayeng, Kecamatan Tanjunganom, dan IH (25) asal Desa Kepuh, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk. 

    Dari tangan tiga tersangka itu, polisi menyita barang bukti sabu seberat 2,5 gram, 90.552 butir pil dobel L. 

    “Sementara, barang bukti yang diamankan dari tersangka RF, 52 butir pil koplo jenis dobel L, sepeda motor dan ponsel. Barang bukti itu diamankan saat petugas meringkus RF di parkiran sebuah minimarket di Desa Kepuh,” katanya, Selasa (28/1/2025). 

    Kasat Resnarkoba Polres Nganjuk, Iptu Sugiarto, menyebut, usai meringkus RF di parkiran minimarket, petugas membawanya ke kediamannya.

    Di rumah tersangka, polisi kembali mendapati tiga plastik klip berisi masing-masing 100 butir pil dobel L. 

    Pil koplo itu disimpan tersangka di kamarnya. 

    Baca selengkapnya

    2. Penyebab 13 Pelajar SMP Mojokerto Terseret Ombak di Pantai Drini, Ini Identitas 3 Korban Meninggal

    Petugas gabungan saat melakukan pencarian terhadap korban yang terseret ombak di Pantai Drini, pada Selasa (28/1/2025). (Istimewa via Tribun Jogja)

    Berikut ini kronologi tragedi 13 pelajar SMP Mojokerto terseret ombak di Pantai Drini.

    Insiden menegangkan tersebut terjadi Senin, 28 Januari 2025.

    Sebuah insiden tragis terjadi di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul, pada Selasa pagi (28 Januari 2025). 

    Sebanyak 13 pelajar SMP Negeri 7 Mojokerto terseret ombak saat berenang dalam kegiatan outing class.

    Dari jumlah tersebut, 9 siswa berhasil diselamatkan, sementara 3 ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, dan 1 siswa masih dalam pencarian.

    Kronologi Kejadian 13 Pelajar SMP Mojokerto Terseret Ombak di Pantai Drini

    Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron, Surisdiyanto, menyampaikan bahwa rombongan siswa tiba di lokasi sekitar pukul 06.00 WIB. Sebanyak 261 siswa didampingi oleh 16 guru dalam kunjungan tersebut.

    “Begitu tiba, banyak siswa langsung bergegas berenang. Tidak lama kemudian, mereka sudah berada di area yang cukup dalam dan terseret ombak,” ungkap Surisdiyanto.

    Melihat situasi berbahaya tersebut, saksi mata segera memanggil petugas SAR yang langsung berupaya mengevakuasi para korban.

    Baca selengkapnya

    3. Kronologi Pembunuhan Pria Bersarung Merah di Madura, Motor Diadang, Bocah 5 Tahun Lari Minta Tolong

    Polisi melakukan olah TKP pembunuhan pria bersarung merah di jalan Desa Bapelle, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Madura, Senin (27/1/2025). (Istimewa/TribunJatim.com)

    Sat Reskrim Polres Sampang terus menyelidiki kasus pembunuhan pria bersarung merah berinisial Y (35) yang ditemukan tewas bersimbah darah di jalan Desa Bapelle, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Madura, Senin (27/1/2025).

    Bahkan, sejumlah fakta mulai terungkap, seperti kronologi kejadian berdarah tersebut.

    Kejadian bermula saat korban tengah berkendara sepeda motor bersama anaknya yang berusia 5 tahun, Senin (27/1/2025) pagi.

    Kemudian, datang dua orang pria membuntuti sekaligus mengadang korban.

    Sehingga, korban meminta anaknya lari untuk pulang meminta pertolongan.

    “Untuk jarak dari TKP ke rumah korban sekitar 2 kilometer. Anak korban pulang langsung menemui ibunya (istri korban),” kata Kapolres Sampang, AKBP Hartono, Selasa (28/1/2025).

    Istri korban seketika menuju ke lokasi atau tempat kejadian perkara (TKP) dan ternyata korban telah tewas tergeletak dengan sejumlah luka sabetan senjata tajam di sekujur tubuh. 

    Baca selengkapnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Korban Terseret Ombak di Pantai Drini: 5 Siswa Boleh Pulang, 4 Dirawat, 1 Masih Belum Ditemukan – Halaman all

    Korban Terseret Ombak di Pantai Drini: 5 Siswa Boleh Pulang, 4 Dirawat, 1 Masih Belum Ditemukan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – 1 siswa SMP Negeri Mojokerto yang menjadi korban hilang akibat insiden terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, pada Selasa (28/1/2025) belum ditemukan. 

    Satu orang korban yang masih dalam pencarian tersebut adalah Rifky Yudha Pratama (13) siswa kelas 7C SMP Negeri 7 Mojokerto.

    Pencarian akan dilanjutkan kembali Rabu (29/1/2025) pagi.

    Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron Marjono mengatakan, pencarian dihentikan karena hari sudah gelap dan arus air laut sangat kencang.

    “Sampai sore ini pencarian korban nihil. Direncanakan dilanjutkan besok pagi (Rabu). Kalau sekarang tidak bisa dilanjutkan karena sudah mulai gelap ditambah cuaca tidak mendukung dan arus sangat kencang,”  kata Marjono, Selasa (28/1/2025) dikutip dari TribunJogja.com. 

    Rombongan siswa tersebut terdiri dari 261 siswa dan 16 pendamping, dengan tujuan kegiatan outing class.

    Akibat peristiwa ini, 3 siswa dinyatakan meninggal dunia. 

    Mereka bernama Alfian Aditya Pratama, Malfen Yusuf Adhi Dilaga, dan Baihaki F. 

    9 orang siswa lainnya mengalami luka-luka dan kini dirawat, 5 di antaranya sudah diperbolehkan pulang. 

    “Lima orang sudah diperbolehkan pulang, 2 dirujuk ke RSUP Dr Sardjito dan 2 dirawat di RSUD Saptosari,” ucap Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Surisdiyanto, di Pantai Drini, Selasa (28/1/2025). 

    “Saat ini satu yang masih dilakukan pencarian, tertunda karena arus cukup kuat dan kondisi air pasang,” imbuhnya.

    Adapun korban yang dirawat di RSUD Saptosari Gunungkidul adalah:

    Firnanda Rahmadani
    Bintang Kenzi
    Petra Agustino (Diizinkan pulang)
    Revan Bagas ( Diizinkan pulang)
    M Zaki
    Alnoah (Diizinkan pulang)
    Raditya Rangga (Diizinkan pulang)

    Korban yang dirujuk ke RSUP Sardjito Yogyakarta

    Arizona Reza A
    Ahmad Muzaki (Diizinkan pulang)

    Kronologi 

    Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron, Surisdiyanto, menyampaikan bahwa rombongan siswa tiba di lokasi sekitar pukul 06.00 WIB.

    Sebanyak 261 siswa didampingi oleh 16 guru dalam kunjungan tersebut.

    “Begitu tiba, banyak siswa langsung bergegas berenang. Tidak lama kemudian, mereka sudah berada di area yang cukup dalam dan terseret ombak,” kata Surisdiyanto, Selasa (28/1/2025) dikutip TribunJogja.com. 

    Tragedi itu kemudian ditindaklanjuti oleh oleh SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron.

    “Namun, dari 13 pelajar yang terseret ombak, baru sembilan pelajar yang berhasil diselamatkan,” tutur Surisdiyanto.

    Pihak SAR Pantai Baron menduga penyebab siswa bisa sampai terseret ombak karena korban masuk ke jalur kapal nelayan.

    Jalur yang berada di sekitar Pantai Drini ini disebut memiliki kedalaman lebih bila dibandingkan dengan area sekitarnya.

    “Kemungkinan, pada saat yang bersamaan para pelajar ini tidak bisa berenang sehingga terseret ombak sampai ke tengah,” ucap Surisdiyanto.

    Surisdiyanto juga menjelaskan bahwa saat ini pencarian 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Korban Kecelakaan di Pantai Drini: 5 Siswa Boleh Pulang, 4 Dirawat di RS, 3 Tewas, 1 Masih Dicari.

    (Tribunnews.com/Milani) (TribunJogja/Alifia) 

  • Daftar Korban Tewas dan Selamat Tragedi Belasan Siswa SMP Terseret Ombak Pantai Drini, 3 Tewas

    Daftar Korban Tewas dan Selamat Tragedi Belasan Siswa SMP Terseret Ombak Pantai Drini, 3 Tewas

    TRIBUNJATENG.COM – Berikut ini daftar korban tewas dan selamat dalam tragedi belasan siswa SMPN 7 Mojokerto terseret ombak di Pantai Drini Jogjakarta.

    Diberitakan sebelumnya sejumlah 13 siswa SMPN 7 Mojokerto yang terseret ombak di Pantai Drini pada Selasa (28/1/2025) pagi. 

    Mereka tenggelam akibat terseret ombak di Pantai Drini,di Kalurahan Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul.

    Rombongan SMPN 7 Mojokerto ini datang pada pagi hari di Pantai Drini yang terdiri dari 261 siswa dan 16 pendamping, dengan tujuan kegiatan outing class. 

    “Sesampai di pantai, para pelajar ini langsung berenang bersama-sama, selang berapa lama mereka sudah berada di area tengah dan terseret ombak,” kata Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron, Surisdiyanto, pada Selasa (28/1/2025), seperti dikutip dari TribunJogja.com.

    Tragedi ini terjadi sekitar pukul 06.30 WIB, dan ditindaklanjuti oleh SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron.

    Petugas SAR yang mendapat laporan dari anggota rombongan langsung berusaha mengevakuasi para pelajar tersebut.

    “Namun, dari 13 pelajar yang terseret ombak baru 9 pelajar yang berhasil diselamatkan, sedangkan 4 pelajar lain masih dilakukan pencarian,” tutur Surisdiyanto.

    Evakuasi yang dilakukan tim SAR berhasil menyelamatkan sejumlah korban dan membawanya kembali ke daratan.

    Walau begitu, sejumlah korban dievakuasi dalam keadaan henti nafas dan dinyatakan meninggal dunia.

    Dihimpun dari data yang dikumpulkan, berikut daftar nama korban tewas dan selamat dari dalam tragedi siswa SMPN 7 Mojokerto yang terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul.

    1. Alfian Aditya Pratama (meninggal dunia)

    2. Malfen Yusuf Adhi Dilagan (meninggal dunia)

    3. Baihaki F (meninggal dunia)

    4. Rifki Yudha Pratama (belum ditemukan)

    5. Arizona Reza (kritis, dirujuk ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta)

    6. Ahmad Muzaki (kritis, dirujuk ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta)

    7. Petra Agustino (dirawat di RSUD Saptosari)

    8. Refana Bagas (dirawat di RSUD Saptosari)

    9. M Zaki (dirawat di RSUD Saptosari)

    10. Raditya Rangga (dirawat di RSUD Saptosari)

    11. Firnanda Rahmadani (dirawat di RSUD Saptosari)

    12. Bintang Kenzi (dirawat di RSUD Saptosari)

    13. Ainoah (dirawat di RSUD Saptosari)

    Pihak SAR Pantai Baron menduga penyebab siswa bisa sampai terseret ombak karena korban masuk ke dalam jalur kapal nelayan.

    Jalur yang berada di sekitar Pantai Drini ini disebut memiliki kedalam lebih bila dibandingkan dengan area sekitarnya.

    “Kemungkinan, pada saat yang bersamaan para pelajar ini tidak bisa berenang sehingga terseret ombak sampai ke tengah,” ucap Surisdiyanto.

    Surisdiyanto juga menjelaskan bahwa saat ini proses pencarian terus dilakukan menggunakan kapal untuk melakukan penyisiran di sekitar lokasi.

    “Proses pencarian korban terus kami lakukan saat ini tim menggunakan kapal Jungkung menyisir lokasi kejadian,” urainya. (*)

  • Belasan Siswa SMPN 7 Mojokerto Terseret Ombak di Pantai Drini Gunungkidul DIY: 3 Orang Tewas, 1 Hilang

    Belasan Siswa SMPN 7 Mojokerto Terseret Ombak di Pantai Drini Gunungkidul DIY: 3 Orang Tewas, 1 Hilang

    Yogyakarta (beritajatim.com)- Pada libur panjang kali ini Pantai Drini, Gunungkidul, DIY, menjadi saksi tragedi memilukan pada Selasa (28/1/2025) pagi.

    Belasan pelajar SMP N 7 Mojokerto, Jawa Timur, terseret ombak ketika tengah menikmati waktu di pantai. Peristiwa ini menelan tiga korban jiwa, sementara satu siswa masih dinyatakan hilang.

    Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Surisdiyanto dalam laporan, membenarkan insiden ini.

    “Informasi yang kami terima, rombongan berasal dari SMP N 7 Mojokerto,” ujar dalam sebuah laporan.

    Ia juga menyebut bahwa dari 13 pelajar yang terseret ombak, tiga di antaranya ditemukan meninggal dunia, sementara sembilan lainnya berhasil diselamatkan.

    “Satu pelajar yang diduga hilang masih dalam pencarian,” lanjut Surisdiyanto. Hingga saat ini, upaya pencarian masih dilakukan secara intensif, baik di darat maupun di laut.

    Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Marjono melansir suarajogja.id, menuturkan bahwa kesembilan korban yang selamat telah dibawa ke RSUD Saptosari untuk mendapatkan perawatan.

    Menurutnya, insiden ini terjadi di jalur kapal nelayan yang memiliki kedalaman lebih dibandingkan area pantai lainnya. “Kemungkinan para pelajar tidak menyadari risiko di jalur kapal tersebut dan pada saat bersamaan tidak bisa berenang,” jelasnya.

    Rombongan dari SMP N 7 Mojokerto diketahui berjumlah sekitar 261 siswa dengan didampingi 16 guru dan pendamping. Meski demikian, tragedi ini tetap tidak dapat dihindarkan. Hingga berita ini ditulis, upaya pencarian korban hilang terus berlangsung dengan melibatkan berbagai pihak. [aje]

  • Sensor Tsunami Gauge Dipasang di Pantai Baron, Ini Manfaatnya untuk Masyarakat

    Sensor Tsunami Gauge Dipasang di Pantai Baron, Ini Manfaatnya untuk Masyarakat

    Pantai selatan Gunungkidul, termasuk Pantai Baron, merupakan kawasan rawan tsunami karena berhadapan langsung dengan zona subduksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Potensi gempa bumi berkekuatan besar di zona ini dapat memicu gelombang tsunami yang berbahaya. 

    Oleh karena itu, keberadaan tsunami gauge di Pantai Baron sangat penting untuk meningkatkan Kecepatan Deteksi Tsunami. Dengan sistem real-time, tsunami gauge mampu mendeteksi anomali ketinggian air laut secara cepat dan akurat, memberikan waktu lebih bagi masyarakat untuk bersiap atau melakukan evakuasi.

    Selain itu, pemasangan ini juga untuk meminimalkan risiko korban jiwa, mendukung Mitigasi Bencana yang Lebih Efektif memberikan data yang sangat penting bagi BMKG dan pihak terkait untuk memprediksi dampak tsunami serta merancang strategi mitigasi yang lebih baik. “Ini untuk meningkatkan Kesadaran dan Kesiapsiagaan Masyarakat. Keberadaan alat ini juga diharapkan mendorong masyarakat lebih peduli terhadap ancaman bencana dan memahami pentingnya kesiapsiagaan,” Tuturnya.

    Saat ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memasang beberapa unit tsunami gauge di pantai selatan Jawa, seperti di Pangandaran, Cilacap, Pacitan, Tulungagung, dan Muncar. Pemasangan tsunami gauge di Pantai Baron akan menambah jumlah alat pemantau ini, memperkuat jaringan pemantauan dan peringatan dini tsunami di sepanjang pesisir selatan Jawa.

    Surisdiyanto menegaskan bahwa keberadaan tsunami gauge di Pantai Baron akan memberikan kontribusi besar dalam upaya mitigasi bencana tsunami di kawasan pantai selatan. “Kami berharap alat ini menjadi salah satu solusi untuk melindungi masyarakat pesisir dari ancaman tsunami. Namun, kesiapsiagaan masyarakat juga tetap menjadi kunci utama,” tambahnya.

    Dengan sinergi antara teknologi modern, seperti tsunami gauge, dan kesiapsiagaan masyarakat yang sudah berjalan melalui program Tsunami Ready di Kalurahan Kemadang, diharapkan risiko korban jiwa dan kerugian materi dapat ditekan secara signifikan. Pantai selatan Gunungkidul kini menjadi lebih aman bagi penduduk lokal maupun wisatawan.

  • Siap Hadapi Tsunami, Kemadang Wakili DIY dalam Simposium Tsunami Dunia

    Siap Hadapi Tsunami, Kemadang Wakili DIY dalam Simposium Tsunami Dunia

    Liputan6.com, Yogyakarta – Kiprah Kalurahan Kemadang, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul patut dibanggakan. Belum lama ini, kalurahan tersebut melalui perwakilan Forum Pengurangan Risiko Bencana ikut tampil The 2nd X UNESCO-IOC Global Tsunami Symposium, yang dihelat di Banda Aceh.

    Surisdiyanto, Perwakilan kalurahan menyebut bahwa Kalurahan Kemadang memiliki kawasan pantai terpanjang dibandingkan dengan kalurahan lain di Gunungkidul. Oleh karena itu, Kemadang menjadi salah satu kawasan dengan resiko bencana tertinggi yang berada di Pesisir selatan Kabupaten Gunungkidul.

    “Kemadang itu memiliki 9 kawasan pantai. Bisa dibayangkan jika ada tsunami, tentu sebagian besar wilayahnya bakal tersapu,” tutur Suris nama sapaannya.

    Untuk menghadapi kondisi tersebut, diperlukan upaya mitigasi struktural dan nonstruktural yang melibatkan berbagai pihak. Salah satu upaya nonstruktural yang dapat dilakukan adalah dengan mengikuti program Tsunami Ready Community (Komunitas Siaga Tsunami).

    “Tsunami Ready Community adalah program pembentukan komunitas siaga tsunami yang bertujuan untuk membangun masyarakat tangguh dengan kesiapsiagaan menghadapi ancaman tsunami sehingga dapat meminimalkan korban jiwa serta kerugian ekonomi,” tuturnya.

    Peran Komunitas Kalurahan Kemadang dalam acara ini adalah menyampaikan pesan bahwa pengakuan sebagai Tsunami Ready Community harus dipertahankan dengan upaya mitigasi kebencanaan yang berkelanjutan. Selain itu, Komunitas Kalurahan Kemadang juga berbagi pengalaman tentang dampak positif program ini terhadap kehidupan pariwisata di Kalurahan Kemadang.

    Keberhasilan Kalurahan Kemadang dalam meraih pengakuan sebagai Tsunami Ready Community menjadi bukti bahwa sinergi multihelix antara BMKG, pemerintah daerah, BPBD, masyarakat, dan pihak swasta mampu mendukung upaya mewujudkan cita-cita Zero Victim saat terjadi bencana.

    “Kita bangun budaya siaga bencana di sektor pariwisata, demi keberlanjutan dan keselamatan bersama. Selalu siap untuk tangguh, tanggap dan tangguh,” kata dia.

    Kalurahan kemadang memiliki 9 titik pantai, dari Pantai Baron sampai Watu Kodok, semuanya sudah memiliki jalur evakuasi, peta evakuasi, peta rawan tsunami dan titik kumpul. Kesiapan ini tidak hanya infrastruktur, tetapi masyarakat, termasuk pelaku wisata sudah diberi pelatihan mengenai mitigasi bencana.

    Suris menyebut, Kalurahan Kemadang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia merupakan area pengembangan Geopark Gunung Sewu dengan elevasi 0 hingga 300 meter di atas permukaan laut dan dicirikan oleh perbukitan karst. Hingga pada tahun 2021 Kalurahan Kemadang kolaborasi dengan BMKG merilis peta bahaya tsunami dan mengambil skenario terburuk kemungkinan gempa berkekuatan 8,8 SR yang terjadi di selatan DIY.

     “Dengan adanya kerjasama antara BMKG, BPBD Gunungkidul, Pemerintah Kalurahan dan masyarakat di Kalurahan Kemadang, akhirnya pada bulan Desember 2022 Kemadang berhasil mendapatkan pengakuan UNESCO IOC sebagai Masyarakat Siap Tsunami,” pungkasnya.

     

    Menilik Ritual Salat Idul Fitri Penganut Islam Aboge di Banyumas