Tag: Supriyanto

  • Cara Pengunjung Lapas Semarang Selundupkan Narkoba: Sabu-Ekstasi Dihancurkan Lalu Dimasukkan Anus – Halaman all

    Cara Pengunjung Lapas Semarang Selundupkan Narkoba: Sabu-Ekstasi Dihancurkan Lalu Dimasukkan Anus – Halaman all

    Penangkapan tersebut berawal dari kecurigaan petugas Lapas Kedungpane yang melihat gerak gerik tak biasa dari Hery saat berkunjung.

    Tayang: Senin, 24 Februari 2025 20:44 WIB

    Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan

    NARKOBA DISIMPAN DI ANUS – Ilustrasi –

    Barang bukti narkoba jenis ekstasi yang berhasil diungkap oleh Satresnarkoba Polres Metro Jakarta Pusat.

    Kedapatan menyembunyikan sabu dan ekstasi di anus, pengunjung Lapas Kedungpane Semarang, Jawa Tengah diringkus.

    Barang haram yang diselundupkan tersebut merupakan pesanan dari narapidana. Kepala Lapas Kedungpane Semarang, Mardi Santoso menjelaskan pengunjung itu bernama Hery Supriyanto. 

    Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rahdyan Trijoko Pamungkas

    TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG – Kedapatan menyembunyikan sabu dan ekstasi di anus, pengunjung Lapas Kedungpane Semarang, Jawa Tengah diringkus.

    Barang haram yang diselundupkan tersebut merupakan pesanan dari narapidana. Kepala Lapas Kedungpane Semarang, Mardi Santoso menjelaskan pengunjung itu bernama Hery Supriyanto.

    Dia menyelundupkan sabu itu saat membesuk narapidana bernama Nursila Adi Jaya. “Petugas melakukan pemantauan terhadap pengunjung yang bersangkutan,” ujarnya, Senin (24/2/2025).

    Penangkapan tersebut berawal dari kecurigaan petugas Lapas Kedungpane yang melihat gerak gerik tak biasa dari Hery saat berkunjung hendak menjenguk narapidana bernama Nursila Adi Jaya.

    Petugas kemudian langsung melakukan pemeriksaan hasilnya ditemukan barang bukti sabu seberat 29,17 gram dan ekstasi yang telah dihancurkan dan telah menjadi bubuk atau serbuk seberat 3,04 gram dan disimpan di dalam anus.

    “Kedua orang tersebut, baik pengunjung maupun narapidana yang menerima barang terlarang tersebut, langsung diamankan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” tuturnya.

    Atas kejadian itu pihak lapas langsung berkoordinasi dengan Direktorat Narkoba Polda Jawa Tengah (Jateng).

    Pihaknya akan terus berupaya memperketat pengawasan terhadap masuknya barang terlarang ke dalam lapas.

    “Ini adalah bukti nyata dari komitmen kami dalam memberantas peredaran narkoba di dalam lapas. Kami akan terus meningkatkan sinergi dengan instansi terkait untuk mencegah hal serupa terjadi di masa mendatang,” ujarnya.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Terima Pesanan dari Narapidana Pengunjung Lapas Semarang Sembunyikan Sabu dan Ekstasi di Anus – Halaman all

    Terima Pesanan dari Narapidana Pengunjung Lapas Semarang Sembunyikan Sabu dan Ekstasi di Anus – Halaman all

    Barang haram yang diselundupkan tersebut merupakan pesanan dari narapidana. Dia menyelundupkan sabu itu saat membesuk narapidana bernama Nursila Adi.

    Tayang: Senin, 24 Februari 2025 20:33 WIB

    Dok Lapas Kedungpane Semarang

    PENYELUNDUPAN NARKOBA – Pengunjung Lapas Kedungpane Semarang, Jawa Tengah dibekuk karena kedapatan menyelundupkan narkoba jenis sabu dan ekstasi. Narkoba diselipkan di dalam anus. Barang haram yang diselundupkan tersebut merupakan pesanan dari narapidana. Kepala Lapas Kedungpane Semarang, Mardi Santoso menjelaskan pengunjung itu bernama Hery Supriyanto. Dia menyelundupkan sabu itu saat membesuk narapidana bernama Nursila Adi Jaya.

    “Petugas melakukan pemantauan terhadap pengunjung yang bersangkutan,” ujarnya, Senin (24/2/2025). 

    Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rahdyan Trijoko Pamungkas

    TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG – Pengunjung Lapas Kedungpane Semarang, Jawa Tengah dibekuk karena kedapatan menyelundupkan narkoba jenis sabu dan ekstasi. Narkoba diselipkan di dalam anus.

    Barang haram yang diselundupkan tersebut merupakan pesanan dari narapidana.

    Kepala Lapas Kedungpane Semarang, Mardi Santoso menjelaskan pengunjung itu bernama Hery Supriyanto.

    Dia menyelundupkan sabu itu saat membesuk narapidana bernama Nursila Adi Jaya. “Petugas melakukan pemantauan terhadap pengunjung yang bersangkutan,” ujarnya, Senin (24/2/2025).

    Menurutnya, petugas curiga gerak gerik pengunjung itu. Kemudian pihaknya langsung melakukan pemeriksaan hasilnya ditemukan barang bukti sabu seberat 29,17 gram dan ekstasi yang telah dihancurkan seberat 3,04 gram dan disimpan di dalam anus.

    “Kedua orang tersebut, baik pengunjung maupun narapidana yang menerima barang terlarang tersebut, langsung diamankan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” tuturnya.

    Atas kejadian itu pihak lapas langsung berkoordinasi dengan Direktorat Narkoba Polda Jawa Tengah (Jateng).

    Pihaknya akan terus berupaya memperketat pengawasan terhadap masuknya barang terlarang ke dalam lapas.

    “Ini adalah bukti nyata dari komitmen kami dalam memberantas peredaran narkoba di dalam lapas. Kami akan terus meningkatkan sinergi dengan instansi terkait untuk mencegah hal serupa terjadi di masa mendatang,” ujarnya.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Mau Sarapan Sehat? Nasi Jamu Pak Pri di Mojokerto Wajib Dicoba

    Mau Sarapan Sehat? Nasi Jamu Pak Pri di Mojokerto Wajib Dicoba

    Mojokerto, Beritasatu.com – Bagi warga Mojokerto yang sedang mencari rekomendasi sarapan pagi, nasi jamu Pak Pri yang terletak di Jalan Hayam Wuruk nomor 86, Kelurahan/Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, bisa menjadi pilihan yang tepat. Lokasinya berada tepat di depan jogging track sehingga mudah dijangkau.

    Meskipun kata “jamu” sering kali identik dengan rasa pahit, tetapi nasi jamu Pak Pri menawarkan masakan yang berbeda. Pasangan suami istri, Supriyanto (65) dan Siti Musholikha (54), menyajikan menu nasi jamu yang kaya akan sayuran sehat, seperti daun pepaya, peria atau pare, bunga pepaya gantung, jantung pisang, dan daun singkong. 

    Terkadang, ada juga tambahan terung atau terong dan petai. Sayuran-sayuran tersebut kemudian dimasak dengan cara ditumis, dan diklaim memiliki berbagai khasiat bagi kesehatan. Sebagai lauk pendamping, tersedia ikan patin, telur balado, dan ikan pari.

    Salah seorang pelanggan setia, Regita mengaku pertama kali mengetahui nasi jamu Pak Pri ini pada 2018 melalui rekomendasi temannya. 

    “Saya sudah sering makan di sini. Saya suka yang rasanya agak pahit, seperti daun pepaya, bunga pepaya, dan jantung pisang,” ujar Regita kepada Beritasatu.com belum lama ini.

    Pelanggan lain, pasangan suami istri Agus dan Tri yang berasal dari Sooko, juga mengaku menikmati hidangan sarapan di sini. Mereka datang jauh-jauh untuk menikmati nasi jamu Pak Pri.

    “Masakan di sini enak dan autentik. Kami suka daun pepaya dan jantung pisangnya. Menu di sini sehat dan rasanya pas, tidak pahit. Harganya juga terjangkau, sangat cocok untuk sarapan. Serai jahe sebagai minumannya juga sangat rekomendasi,” ungkap mereka.

    Pemilik warung Siti Musholikha menjelaskan, awalnya mereka menjual rawon, lodeh, dan pecel pada 1990. Namun, karena permintaan pelanggan yang menginginkan sayur-sayuran seperti daun pepaya dimasak dengan cara ditumis, akhirnya mereka mulai berfokus pada nasi jamu. 

    “Awalnya kami jual rawon, lodeh, dan pecel, tetapi karena banyak yang meminta sayurnya dioseng, akhirnya kami fokus jual nasi jamu. Sejak itu, kami mulai memakai nama ‘sego jamu’, dan rawon serta pecel sudah tidak kami jual lagi,” jelasnya.

    Musholikha menambahkan, ia telah berjualan nasi jamu ini selama 20 tahun, tepatnya pada 1995. Menu nasi jamu yang disajikan terdiri dari ikan patin, ikan pari, pindang, telur, tuna, dan pepes kepala ikan. Terkadang, apabila ada ikan gabus, mereka juga menyajikannya dengan sambal asam. 

    Untuk satu porsi nasi jamu, harga yang ditawarkan adalah Rp 12.000, sementara minumannya seperti serai jahe, kopi, dan teh dihargai Rp 3.000.

    Untuk mengurangi rasa pahit dari daun pepaya, bunga pepaya, dan pare, Musholikha mencampurnya dengan daun beluntas. Warung nasi jamu Pak Pri buka setiap hari mulai pukul 06.00 WIB hingga habis, biasanya sekitar pukul 11.00 atau 12.00 WIB. Tempat ini tutup pada hari Minggu. 

    “Pembeli nasi jamu Pak Pri ini tidak hanya dari lokal, ada juga yang datang dari Surabaya dan Gresik. Bahkan, pembeli dari luar kota sering menelepon terlebih dahulu agar nasi jamu mereka disisakan,” ujar Siti Musholikha.

  • Spektrum Merger XL – Smartfren, Komdigi: Kemungkinan Ada yang Dikembalikan

    Spektrum Merger XL – Smartfren, Komdigi: Kemungkinan Ada yang Dikembalikan

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berencana untuk menarik sebagian spektrum frekuensi hasil merger PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN).

    “Kemungkinan sih ada yang dikembalikan (spektrum frekuensinya), tapi kita lihat dulu seperti apa. Kalau dikembalikan itu ternyata tidak memiliki value misalnya dari sisi frekuensinya. Kemudian kita akan ada potensi kehilangan dari BHP (Biaya Hak Penggunaan) frekuensi. Ya jangan diambil,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Infrastruktur Digital Komdigi Wayan Toni Supriyanto dilansir dari Antara, Minggu (23/2/2025)

    Diketahui, spektrum frekuensi merupakan nadi bagi bisnis operator seluler. Perusahaan telekomunikasi yang memiliki spektrum frekuensi lebar, dapat menghadirkan layanan internet yang lebih optimal kepada pelanggan, termasuk untuk 5G. 

    PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (XLSmart), entitas hasil merger XL Axiata dan Smartfren, diperkirakan mengoperasikan spektrum frekuensi sebesar 152 MHz untuk melayani 94,5 juta pelanggan.  

    Spektrum frekuensi tersebut berasal dari 90 MHz milik XL Axiata (15 MHz/900 MHz, 45 MHz/1800 MHz, dan 30 MHz/2100 MHz) dan 62 MHz milik Smartfren (22 MHz/850 MHz dan 40 MHz/ 2300 MHz). Jumlah tersebut masih berpotensi berubah karena harus melalui perhitungan terlebih dahulu oleh regulator Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).  

    Adapun jika dibandingkan dengan perusahaan hasil merger Indosat-Tri Indonesia, Indosat Ooredoo Hutchison yang total menggunakan spektrum frekuensi sebesar 135 MHz, maka jumlah spektrum frekuensi tersebut lebih besar 17 MHz, dengan jumlah pelanggan terlayani XLSmart lebih sedikit. 

    Wayan menyebutkan bahwa Kementerian Komdigi sebenarnya saat ini tengah mengkaji merger XL Axiata dan Smartfren secara keseluruhan termasuk di antaranya terkait dengan rencana pemanfaatan frekuensi yang sudah disiapkan oleh pihak operator seluler.

    Sementara itu, Bos Sinar Mas Group Franky O. Widjaja membeberkan target merger PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) rampung pada April 2025.

    Franky menuturkan pihaknya saat ini tengah mengurus proses merger tersebut dengan otoritas terkait, termasuk di dalamnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

    “Lagi proses mudah-mudahan bisa sesuai jadwal targetnya April ini,” kata Franky kepada Bisnis, Selasa (18/2/2025).

    Franky berharap lewat merger ini kinerja perusahaan bisa lebih efisien mendatang. Hanya saja, dia enggan berkomentar banyak ihwal target pendapatan dan laba dari perusahaan hasil peleburan tersebut.

    Menurut dia, peleburan perusahaan telekomunikasi tersebut bakal berdampak positif pada kinerja jangka panjang dan efisiensi operasional nantinya.

    “Kita bisa lihat yang di Malaysia, Thailand di Indonesia itu kan semuanya membaik saya rasa begitu,” kata dia.

    Sebelumnya diketahui pada Desember 2024, para pemegang saham XL Axiata dan Smartfren sepakat untuk menggabungkan anak usaha mereka yang kelak menjadi entitas baru bernama XLSmart.
    Kesepakatan tersebut terjadi usai penandatanganan perjanjian definitif untuk usulan penggabungan dengan nilai perusahaan pra-sinergi gabungan sebesar Rp 104 triliun atau setara 6,5 miliar dolar AS.

  • Pakar Sorot Komitmen Pembangunan Calon Peserta Seleksi 1,4 GHz

    Pakar Sorot Komitmen Pembangunan Calon Peserta Seleksi 1,4 GHz

    Bisnis.com, JAKARTA — Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang mengizinkan operator jaringan tetap lokal berbasis packet switched (jartaplok) ikut lelang frekuensi 1,4 GHz menuai sorotan. Pemenuhan komitmen penggelaran jaringan perusahaan yang terlibat seleksi perlu dipastikan. 

    Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi meminta agar Komdigi mendalami komitmen perusahaan jartaplok terlibat seleksi, dalam pemenuhan kewajiban pemerataan jaringan lewat infrastruktur serat optik selama ini.

    Menurutnya, penetrasi serat optik rendah karena perusahaan jartaplok tidak memenuhi komitmen pembangunan dan penggelaran jaringan yang mereka kantongi saat mendapat izin. Oleh sebab itu, komdigi diminta untuk memastikan pemenuhan komitmen para peserta terlebih dahulu.

    “Jangan sampai penetrasi broadband Indonesia tertunda hanya karena operator tak memenuhi janji fiber mereka,” kata Heru, Sabtu (22/2/2025).

    Heru menegaskan izin jartaplok semestinya fokus pada pengembangan jaringan fiber optik, bukan spektrum frekuensi. Menurutnya, mayoritas pemegang izin jartaplok belum memenuhi komitmen awal membangun infrastruktur fiber. 

    Kekhawatiran lainnya adalah frekuensi 1,4 GHz akan memiliki Biaya Hak Penggunaan (BHP) lebih murah dibanding frekuensi seluler.

    Heru khawatir hal ini memicu persaingan tidak sehat karea operator jartaplok bisa menawarkan layanan lebih murah tanpa beban BHP tinggi. Sementara itu, operator seluler yang sudah membayar BHP mahal terancam merugi. 

    Heru juga mengingatkan Komdigi untuk belajar dari kasus Natrindo Telepon Seluler (NTS) dan Cyber Access Communication (CAC).

    NTS merupakan pengelola frekuensi Axis bangkrut. Perusahaan beroperasi di Indonesia hingga akhirnya pada 2012 dijual ke XL Axiata. Sementara itu CAC sempat memegang frekuensi 2100/1800 MHz, terpaksa menjual saham ke Hutchison Telecom (2006) akibat lemahnya modal. 

    “Frekuensi jangan sampai dikuasai perusahaan yang hanya ingin mempercantik laporan keuangan lalu dijual,” kata Heru. 

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyampaikan seleksi pita frekuensi 1,4 GHz saat ini telah masuk pada tahap finalisasi. Pemerintah dalam jalur menghadirkan layanan internet tetap (fixed broadband) yang terjangkau bagi masyarakat.

    Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto mengatakan dalam merealisasikan internet cepat terjangkau Komdigi membuka ruang sebesar-besarnya kepada para penyelenggara telekomunikasi untuk turut berkontribusi dalam mempercepat penetrasi layanan fixed broadband di Indonesia. 

    Untuk kriteria peserta seleksi pita frekuensi 1,4 GHz akan ditentukan kemudian di dalam Dokumen Seleksi. Namun dipastikan selam mengantongi izin jaringan tetap lokal berbasis packet switched (jartaplok), perusahaan telekomunikasi dapat terlibat.

    “Saat ini proses penyusunan masuk pada tahap finalisasi regulasi setelah menggelar konsultasi publik pada 17 Januari-2 Februari 2025,” kata Wayan kepada Bisnis, dikutip Sabtu (22/2/2025).

  • Surge (WIFI) Ungkap Asal-usul Internet Murah 100 Mbps Seharga Rp100.000

    Surge (WIFI) Ungkap Asal-usul Internet Murah 100 Mbps Seharga Rp100.000

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (Surge) akan menyediakan layanan internet 100 mbps seharga Rp100.000. Jauh lebih murah dibandingkan dengan paket yang ada saat ini. 

    Untuk diketahui, harga paket internet rumah di Indonesia berkisar Rp250.000-Rp350.000 untuk kecepatan 50 Mbps, adapun menawarkan Mbps yang lebih tinggi dengan harga Rp100.000.

    Dalam keterangan resminya, emiten berkode sama WIFI itu menjelaskan layanan tersebut merupakan pembagian dari kapasitas HUB di Stasiun Cirebon sebesar 200 GB. 

    Dari jumlah tersebut, 100 GB dimanfaatkan untuk penyediaan internet murah untuk masyarakat sekitar.

    Direktur Utama Surge Yune Marketatmo menyebut layanan internet berkecepatan 100 Mbps dengan harga terjangkau senilai Rp100.000 ini diharapkan bisa mempercepat transformasi digital di Indonesia.

    “Kami terus berkomitmen untuk meningkatkan pemerataan akses dan kecepatan internet di Indonesia,” ujar dia dalam siaran pers, Jumat (21/2/2025).

    Sebelumnya, Surge menggandeng Orex Sai, sebuah perusahaan patungan antara NTT DOCOMO dan NEC, bekerja sama mendorong program “Surge-OREX SAI Affordable Internet Disruptive Program”, bertujuan untuk menghadirkan solusi 5G Fixed Wireless Access (“FWA”) berbasis teknologi Open RAN yang transformatif kepada jutaan rumah tangga di Indonesia.

    Surge saat ini memiliki jaringan fiber optic yang membentang di sepanjang rel kereta api di Pulau Jawa. Jaringan tersebut telah dinikmati oleh sekitar 150.000 rumah, dan sedang dalam proses pengembangan.

    Adapun, pengembangan dilakukan untuk menjangkau hingga 5 juta rumah, atau lebih dari 30 kali lipat dari jumlah saat ini, dengan harapan makin banyak masyarakat yang dapat menikmati internet terjangkau berkualitas.

    “Menyediakan internet murah bagi 25 juta masyarakat yang tinggal di sepanjang rel kereta di Pulau Jawa dengan radius 5 km sangatlah realistis,” kata Yune.

    Untuk diketahui, Surge mengoperasikan lebih dari 6.900 km infrastruktur serat optik di sepanjang koridor kereta api, dengan kapasitas 144-core dan hingga 64 Tbps bandwidth.

    Perusahaan juga memiliki jaringan akses FTTH (fiber-to-the-home) yang menjangkau lebih dari 150.000 sambungan broadband dengan tingkat pemanfaatan lebih dari 90%.

    Langkah Surge sejalan dengan komitmen pemerintah yang tengah mendorong internet cepat rumah dengan harga murah. 

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) akan menggelara seleksi pita frekuensi 1,4 GHz dengan tujuan menghadirkan layanan internet tetap (fixed broadband) yang terjangkau bagi masyarakat.

    Inisiatif ini diharapkan dapat menyediakan akses internet cepat di perumahan dengan biaya yang ramah di kantong, alih-alih mengejar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang lebih tinggi.

    Komdigi memperkirakan harga layanan internet rumah yang hadir dari layanan internet cepat nirkabel atau broadband wireless acces (BWA) pita 1,4 GHz ini sekitar Rp100.000-Rp150.000 per bulan untuk kecepatan 100 Mbps.

    Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto mengatakan dalam merealisasikan harapan tersebut Komdigi membuka ruang sebesar-besarnya kepada para penyelenggara telekomunikasi untuk turut berkontribusi dalam mempercepat penetrasi layanan fixed broadband di Indonesia. 

    Untuk kriteria peserta seleksi pita frekuensi 1,4 GHz akan ditentukan kemudian di dalam Dokumen Seleksi. 

    “Dengan berpegang pada tujuan bahwa layanan internet murah ini yaitu hanya untuk layanan Internet yang sifat penerimaannya adalah tetap, seperti misalnya di rumah-rumah, sekolah, puskesmas, dan lain-lain,” kata Wayan.

  • Seleksi Pita Frekuensi 1,4 GHz Masuk Tahap Finalisasi Regulasi

    Seleksi Pita Frekuensi 1,4 GHz Masuk Tahap Finalisasi Regulasi

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyampaikan seleksi pita frekuensi 1,4 GHz saat ini telah masuk pada tahap finalisasi regulasi. Pemerintah dalam jalur menghadirkan layanan internet tetap (fixed broadband) yang terjangkau bagi masyarakat.

    Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto mengatakan dalam merealisasikan internet cepat terjangkau Komdigi membuka ruang sebesar-besarnya kepada para penyelenggara telekomunikasi untuk turut berkontribusi dalam mempercepat penetrasi layanan fixed broadband di Indonesia. 

    Untuk kriteria peserta seleksi pita frekuensi 1,4 GHz akan ditentukan kemudian di dalam Dokumen Seleksi. Namun dipastikan selam mengantongi izin jaringan tetap lokal berbasis packet switched (jartaplok), perusahaan telekomunikasi dapat terlibat. 

    “Saat ini proses penyusunan masuk pada tahap finalisasi regulasi setelah menggelar konsultasi publik pada 17 Januari-2 Februari 2025,” kata Wayan kepada Bisnis, dikutip Sabtu (22/2/2025).

    Diketahui,  Komdigi berencana mengalokasikan pita frekuensi 1,4 GHz untuk keperluan Broadband Wireless Access (BWA) atau layanan internet cepat tetap nirkabel. Komdigi menunggu masukan publik guna menyusun regulasi pemanfaatan seleksi tersebut. 

    BWA adalah teknologi khusus akses internet berkecepatan tinggi secara nirkabel (tanpa kabel) di area yang luas.

    Beberapa teknologi yang termasuk dalam BWA antara lain Wi-Fi, WiMAX atau teknologi nirkabel jarak jauh yang dapat mencakup area yang lebih luas daripada Wi-Fi, 4G/5G, hingga satelit. 

    Hinet (Berca) dan Bolt adalah beberapa merek Wimax yang terkenal pada masanya. 

    Komdigi menyampaikan terobosan kebijakan tersebut nantinya akan tertuang dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz.

    Wayan juga mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan seleksi pita frekuensi 1,4 GHz, kemudian baru pita frekuensi 700 MHz. Wayan tidak menjelaskan alasan seleksi 1,4 GHz lebih diprioritaskan, tetapi diduga berkaitan dengan rencana mendorong hadirnya internet cepat tetap nirkabel (FWA) yang mumpuni. 

    “Rencana kami saat ini, setelah seleksi/evaluasi pita frekuensi 1,4 GHz akan disusul kemudian dengan proses seleksi pita frekuensi 700 MHz dan pita frekuensi seluler lainnya,” kata Wayan. 

    Dalam draf Rancangan Peraturan Menteri tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada Pita Frekuensi 1,4 GHz diketahui bahwa hak penggunaan frekuensi diberikan dalam bentuk IPFR kepada penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet Switched dengan wilayah layanan regional. 

    Ada 3 regional dengan jumlah zona layanan yang berbeda-beda. Regional 1 terdiri atas zona 4, zona 5, zona 6, zona 7, zona 9, dan zona 10. 

    Sementara itu regional 2 terdiri dari zona 1, zona 2, zona 3, zona 8, dan zona 15. Terakhir, Regional 3 terdiri dari zona 11, zona 12, zona 13, dan zona 14. 

  • Sempat Angkut Pasir di Sungai, Pria Bondowoso Ditemukan Tak Bernyawa, Tangan Masih Pegang Sekop

    Sempat Angkut Pasir di Sungai, Pria Bondowoso Ditemukan Tak Bernyawa, Tangan Masih Pegang Sekop

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca ari pangistu

    TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO – Seorang pria berusia 53 tahun di Dusun Tegal Manik, Desa Tegal Pasir, Kecamatan Jambesari Darus Sholah, Kabupaten Bondowoso, ditemukan meninggal dunia, pada Jum’at (21/2/2025).

    Korban meninggal bernama Ngadi, yang ditemukan meninggal dalam kondisi telanjang dada usai pamit mengambil pasir di sungai dekat rumahnya untuk keperluan pribadi.

    Ahmad, tetangga korban, mengatakan, Ngadi ditemukan meninggal oleh anak kecil yang sedang bermain mercon. Ditemukan, dalam kondisi terlentang dengan sekop pasir di tangannya.

    “Terlentang tadi pegang sekop pasir,” katanya.

    Ia menerangkan, diketahui korban jam 15.02 WIB masih menyapanya sembari menaikkan pasir ke atas sungai. Namun, semua warga terkejut saat anak tetangga berlari ke rumah korban memberi tahu kondisi korban yang sudah meninggal dunia.

    “Airnya di sungai itu cuma semata kaki,” terangnya.

    Katanya, warga langsung bersama keluarga menuju ke lokasi untuk melakulan evakuasi. Sembari melaporkan kejadian ini pada Polsek setempat.

    Pantauan di lokasi, evakuasi dilakukan pada sekitar pukul 17.15 WIB oleh warga sekitar. Diikuti tim dari Polsek, Puskesmas, dan TRC BPBD.

    Kapolsek Jambesari Darusallah, Iptu Supriyanto, mengatakan tim identifikasi dan tenaga kesehatan di Puskesmas Jambesari Ds telah memastikan bahwa korban meninggal wajar. Tak ada tanda-tanda kekerasan.

    “Meninggal dengan wajar,” ungkapnya.

    Ia menerangkan, berdasarkan keterangan keluarga yang bersangkutan tak ada riwayat penyakit. Bahkan, sebelum berangkat sempat menurunkan salon speaker masjid usai sholat Jum’at.

    Hingga setelah dari Masjid itu, korban langsung menuju lokasi mengambil pasir yang jaraknya 300 meter dari rumahnya.

    “Jarak 300 meter dari lokasi ke rumahnya” pungkasnya.

  • Pabrik Sanken di Cikarang Akan Ditutup, Ratusan Karyawan Hadapi Ancaman PHK Massal

    Pabrik Sanken di Cikarang Akan Ditutup, Ratusan Karyawan Hadapi Ancaman PHK Massal

    Bekasi, Beritasatu.com – Rencana penghentian operasional pabrik PT Sanken Indonesia di Jalan Jawa, Kawasan MM2100, Desa Jatiwangi, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, mengakibatkan ratusan karyawan berpotensi mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal.

    Penutupan pabrik elektronik ini dipicu oleh persaingan pasar yang semakin ketat, yang membuat perusahaan memutuskan untuk menghentikan produksi di Indonesia dan lebih fokus pada lini utama bisnisnya di Jepang.

    Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FPSPMI) PT Sanken Indonesia Dedi Supriyanto mengungkapkan, pemberitahuan terkait penutupan pabrik serta PHK massal sudah disampaikan oleh manajemen sejak Februari 2024. Keputusan ini sempat mengejutkan para karyawan.

    “Sebetulnya, informasi tentang PHK massal ini telah diumumkan oleh manajemen sejak Februari 2024. Kami cukup terkejut dengan keputusan ini. Namun, kami mengapresiasi bahwa manajemen memberikan pemberitahuan jauh-jauh hari, karena produksi akan benar-benar berhenti pada Juni 2025. Dengan begitu, para karyawan masih memiliki waktu sekitar 1,5 tahun untuk bersiap,” ujar Dedi di Cikarang Barat, Jumat (21/2/2025).

    Meski demikian, Dedi mengaku tidak mengetahui alasan pasti di balik keputusan penutupan pabrik Sanken di Cikarang hingga berujung PHK massal. Menurut informasi yang diperoleh dari manajemen, keputusan ini diambil karena target penjualan yang tidak tercapai.

    “Dari yang kami dengar, keputusan ini berasal dari kantor pusat perusahaan di Jepang. Alasannya, produksi di Indonesia tidak lagi mencapai target yang diharapkan,” jelasnya.

    Sejauh ini, komunikasi antara manajemen perusahaan dan karyawan terkait hak-hak mereka, termasuk kompensasi dan pesangon, masih berlangsung dengan baik.

    Dedi menambahkan, PT Sanken Indonesia telah memiliki perjanjian kerja bersama yang tengah diupayakan untuk dipenuhi oleh manajemen. Namun, para karyawan juga mengajukan permintaan kompensasi sebesar 60 kali gaji, sesuai dengan Pasal 62 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

    “Manajemen berkomitmen untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan baik dan memberikan kompensasi yang layak kepada karyawan. PT Sanken telah berusaha memenuhi perjanjian kerja bersama. Namun, kami juga meminta kompensasi tambahan sebagaimana diatur dalam Pasal 62 Undang-Undang Ketenagakerjaan,” ucapnya.

    Saat ini, perusahaan telah menawarkan kompensasi sebesar 6 bulan upah, sementara para karyawan mengajukan permintaan 60 kali gaji. Tentu angka ini masih dalam tahap negosiasi dan melihat sejauh mana perusahaan mampu memenuhinya.

    Saat ini, sekitar 459 karyawan masih bekerja di pabrik tersebut. Mereka berharap dapat bertahan dengan kompensasi yang diberikan oleh perusahaan setelah penutupan pabrik.

    Dedi juga menyampaikan bahwa bagi karyawan yang ingin tetap bekerja, akan diberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan mereka. Sementara bagi yang ingin berwirausaha, perusahaan menawarkan program pelatihan kewirausahaan.

    “Kami mengajukan permintaan pelatihan pengelolaan keuangan agar para pekerja dapat menggunakan uang pesangon dengan bijak dan tidak mengalami kesulitan ekonomi ke depannya,” pungkasnya dalam menanggapi penutupan pabrik Sanken di Cikarang yang berujung PHK massal.

  • Pabrik Sanken di Cikarang Tutup, 457 Buruh Terancam PHK

    Pabrik Sanken di Cikarang Tutup, 457 Buruh Terancam PHK

    Bisnis.com, JAKARTA – Ratusan buruh atau pekerja PT Sanken Indonesia terancam kehilangan pekerjaan lantaran rencana penutupan pabrik di Cikarang yang akan dilakukan pada Juni 2025. 

    Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) PT Sanken Indonesia Dedy Supriyanto mengatakan, setidaknya terdapat 457 buruh yang akan terdampak dari penutupan pabrik tersebut. 

    “Saat ini ada pekerja 457 orang. Hari ini masih produksi seperti biasa, memang sudah dilakukan efisiensi dari beberapa tahun lalu,” kata Dedy kepada Bisnis, Jumat (21/2/2025). 

    Kendati demikian, Dedy tak memberikan detail tahapan efisiensi produksi yang telah dilakukan pabrikan peralatan listrik tersebut hingga akhirnya diputuskan tutup tahun ini.

    Lebih lanjut, pihak buruh saat ini masih melakukan negosiasi dengan manajemen Sanken Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya juga belum membuat pengaduan ke Kementerian Ketenagakerjaan. 

    “Belum ada kesepakatan terkait kompensasi,” tuturnya. 

    Produsen peralatan listrik PT Sanken Indonesia dikabarkan segera menutup lini produksinya di Indonesia pada Juni 2025. Hal ini dikarenakan rencana peralihan bisnis yang dilakukan perusahaan pusatnya di Jepang.  

    Sebelumnya, Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ronggolawe Sahuri mengatakan, pabrik Sanken Indonesia di Cikarang yang tutup merupakan industri peralatan listrik, bukan perusahaan elektronik dan peralatan rumah tangga.  

    “Produknya adalah SMPS [switch mode power supply], transformer. Produk yang dihasilkan diekspor sebesar 40%, sisanya dijual di dalam negeri,” ujar Ronggo kepada wartawan.

    Dia menegaskan bahwa pabrikan yang berlokasi di kawasan industri MM2100, Cikarang itu berbeda dengan PT Sanken Argadwija yang basis produksinya berada di Tangerang. Sanken Argadwija yang memproduksi peralatan rumah tangga masih beroperasi.