Tag: Sunarso

  • Fundamental Fokus di UMKM, BRI Raih 5 Penghargaan di Retail Banker International Asia Trailblazer Awards

    Fundamental Fokus di UMKM, BRI Raih 5 Penghargaan di Retail Banker International Asia Trailblazer Awards

    PIKIRAN RAKYAT – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali mencatatkan pencapaian gemilang di kancah internasional dengan berhasil meraih lima penghargaan global dalam ajang Retail Banker International (RBI) Asia Trailblazer Awards 2025 yang diselenggarakan di Singapura pada Kamis, 13 Maret 2025. Hadir menerima penghargaan dalam acara tersebut Direktur Utama BRI Sunarso, Director of Commercial, Small, and Medium Business BRI Amam Sukriyanto dan Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi.

    Kelima penghargaan yang berhasil diraih BRI dalam ajang ini diantaranya Best Retail Bank Indonesia, SME Bank of The Year, Best CSR Initiative, Excellence in Employee Engagement dan Best Current Account Offering.

    Penghargaan ini menjadi pengakuan nyata atas komitmen BRI dalam mencetak economic value dan men-deliver social value, dengan menghadirkan mencatatkan kinerja positif yang berkelanjutan, mendukung pertumbuhan UMKM serta memperkuat peran sosial dan keberlanjutan dalam operasional maupun proses bisnisnya.

    “Hal ini menjadi bukti bahwa BRI mampu mencatatkan fundamental kinerja positif secara berkelanjutan, meskipun dalam kondisi yang tidak mudah. Kepercayaan dan apresiasi ini akan semakin memotivasi kami untuk terus bertransformasi, memberikan layanan terbaik bagi nasabah, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui pemberdayaan UMKM dan inisiatif sosial yang berdampak luas,” ujar Sunarso.

    Dinobatkan sebagai Best Retail Bank Indonesia, BRI terus menghadirkan layanan perbankan berbasis digital yang semakin inklusif dan mudah diakses oleh masyarakat. Sementara penghargaan SME Bank of The Year menegaskan peran BRI sebagai pemimpin dalam mendukung pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui berbagai skema pembiayaan, pelatihan, serta pendampingan usaha. Hingga akhir Desember 2024 tercatat penyaluran kredit BRI sebesar Rp1.354,64 triliun atau tumbuh 6,97% secara year on year dengan seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif. Penyaluran kredit BRI didominasi untuk segmen UMKM dengan porsi mencapai 81,97 persen dibandingkan dengan total kredit BRI, atau dengan nominal sebesar Rp1.110,37 triliun,

    Di sisi lain, penghargaan Best CSR Initiative menunjukkan komitmen BRI dalam menciptakan dampak sosial positif bagi masyarakat melalui berbagai program keberlanjutan. Sedangakan, penghargaan Excellence in Employee Engagement juga menjadi bukti bahwa BRI tidak hanya fokus pada pelayanan kepada nasabah, tetapi juga terus membangun budaya kerja yang kuat dan inklusif bagi seluruh pekerjanya. 

    Sementara itu penghargaan Best Current Account Offering menegaskan bahwa produk BRI, khususnya di segmen rekening giro, memberikan nilai tambah dan kemudahan bagi nasabah dalam mengelola transaksi bisnis mereka. 

    Pencapaian ini semakin memperkuat posisi BRI sebagai institusi keuangan yang adaptif terhadap perubahan dan terus berinovasi dalam memberikan solusi keuangan yang relevan bagi seluruh lapisan masyarakat. 

    “BRI semakin menegaskan eksistensinya sebagai bank yang tidak hanya unggul di tingkat nasional, tetapi juga diakui di tingkat internasional sebagai bank dengan kinerja berkelanjutan serta berdampak ekonomi dan sosial bagi seluruh stakeholders,” ujar Sunarso.

    RBI Asia Trailblazer Awards adalah ajang penghargaan internasional yang diselenggarakan oleh MEED, sebuah manajemen media brand terkemuka bersama dengan Global Data, perusahaan analisis dan konsultasi data yang ternama. 

    RBI Asia Trailblazer Awards diselenggarakan setiap tahun sebagai bentuk pengakuan terhadap perusahaan-perusahaan yang memberikan kontribusi signifikan melalui inovasi produk dan proyek visioner yang turut membentuk masa depan industri perbankan di kawasan Asia. Penghargaan ini menjangkau beberapa negara di Asia termasuk Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, India, Hong Kong, Taiwan, dan lainnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Berhasil Jaga Fundamental Kinerja dan Fokus di UMKM, BRI Raih 5 Penghargaan di Retail Banker International Asia Trailblazer Awards

    Berhasil Jaga Fundamental Kinerja dan Fokus di UMKM, BRI Raih 5 Penghargaan di Retail Banker International Asia Trailblazer Awards

    Singapura: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali mencatatkan pencapaian gemilang di kancah internasional dengan berhasil meraih lima penghargaan global dalam ajang Retail Banker International (RBI) Asia Trailblazer Awards 2025 yang diselenggarakan di Singapura pada Kamis, 13 Maret 2025. Hadir menerima penghargaan dalam acara tersebut Direktur Utama BRI Sunarso, Director of Commercial, Small, and Medium Business BRI Amam Sukriyanto, dan Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi.
     
    Kelima penghargaan yang berhasil diraih BRI dalam ajang ini, di antaranya Best Retail Bank Indonesia, SME Bank of The Year, Best CSR Initiative, Excellence in Employee Engagement dan Best Current Account Offering.
     
    Penghargaan ini menjadi pengakuan nyata atas komitmen BRI dalam mencetak economic value dan men-deliver social value, dengan menghadirkan mencatatkan kinerja positif yang berkelanjutan, mendukung pertumbuhan UMKM, serta memperkuat peran sosial dan keberlanjutan dalam operasional maupun proses bisnisnya.

    “Hal ini menjadi bukti bahwa BRI mampu mencatatkan fundamental kinerja positif secara berkelanjutan, meskipun dalam kondisi yang tidak mudah. Kepercayaan dan apresiasi ini akan semakin memotivasi kami untuk terus bertransformasi, memberikan layanan terbaik bagi nasabah, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui pemberdayaan UMKM dan inisiatif sosial yang berdampak luas,” ujar Sunarso.
     
    Dinobatkan sebagai Best Retail Bank Indonesia, BRI terus menghadirkan layanan perbankan berbasis digital yang semakin inklusif dan mudah diakses oleh masyarakat. Sementara penghargaan SME Bank of The Year menegaskan peran BRI sebagai pemimpin dalam mendukung pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui berbagai skema pembiayaan, pelatihan, serta pendampingan usaha.
     
    Hingga akhir Desember 2024 tercatat penyaluran kredit BRI sebesar Rp1.354,64 triliun atau tumbuh 6,97% secara year on year dengan seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif. Penyaluran kredit BRI didominasi untuk segmen UMKM dengan porsi mencapai 81,97 persen dibandingkan dengan total kredit BRI, atau dengan nominal sebesar Rp1.110,37 triliun. 
     
     

     
    Di sisi lain, penghargaan Best CSR Initiative menunjukkan komitmen BRI dalam menciptakan dampak sosial positif bagi masyarakat melalui berbagai program keberlanjutan. Sedangkan penghargaan Excellence in Employee Engagement juga menjadi bukti bahwa BRI tidak hanya fokus pada pelayanan kepada nasabah, tetapi juga terus membangun budaya kerja yang kuat dan inklusif bagi seluruh pekerjanya.
     
    Sementara itu, penghargaan Best Current Account Offering menegaskan bahwa produk BRI, khususnya di segmen rekening giro, memberikan nilai tambah dan kemudahan bagi nasabah dalam mengelola transaksi bisnis mereka.
     
    Pencapaian ini semakin memperkuat posisi BRI sebagai institusi keuangan yang adaptif terhadap perubahan dan terus berinovasi dalam memberikan solusi keuangan yang relevan bagi seluruh lapisan masyarakat.
     
    “BRI semakin menegaskan eksistensinya sebagai bank yang tidak hanya unggul di tingkat nasional, tetapi juga diakui di tingkat internasional sebagai bank dengan kinerja berkelanjutan serta berdampak ekonomi dan sosial bagi seluruh stakeholders,” ujar Sunarso.
     
    RBI Asia Trailblazer Awards adalah ajang penghargaan internasional yang diselenggarakan oleh MEED, sebuah manajemen media brand terkemuka bersama dengan Global Data, perusahaan analisis dan konsultasi data yang ternama. 
     
    RBI Asia Trailblazer Awards diselenggarakan setiap tahun sebagai bentuk pengakuan terhadap perusahaan-perusahaan yang memberikan kontribusi signifikan melalui inovasi produk dan proyek visioner yang turut membentuk masa depan industri perbankan di kawasan Asia. Penghargaan ini menjangkau beberapa negara di Asia termasuk Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, India, Hong Kong, Taiwan, dan lainnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • Komitmen Jaga Kinerja dan Fokus di UMKM, BRI Boyong 5 Penghargaan di Retail Banker International Asia Trailblazer Awards – Page 3

    Komitmen Jaga Kinerja dan Fokus di UMKM, BRI Boyong 5 Penghargaan di Retail Banker International Asia Trailblazer Awards – Page 3

    Penghargaan ini ibarat pengakuan nyata komitmen BRI dalam mencetak economic value dan men-deliver social value, dengan menghadirkan catatan kinerja positif yang berkelanjutan, mendukung pertumbuhan UMKM, dan memperkuat peran sosial dan keberlanjutan dalam operasional maupun proses bisnisnya.

    “Hal ini menjadi bukti bahwa BRI mampu mencatatkan fundamental kinerja positif secara berkelanjutan, meskipun dalam kondisi yang tidak mudah. Kepercayaan dan apresiasi ini akan semakin memotivasi kami untuk terus bertransformasi, memberikan layanan terbaik bagi nasabah, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui pemberdayaan UMKM dan inisiatif sosial yang berdampak luas,” ujar Sunarso.

    Berhasil meraih predikat Best Retail Bank Indonesia, BRI terus menghadirkan layanan perbankan berbasis digital yang semakin inklusif dan mudah diakses masyarakat. Sementara itu, penghargaan SME Bank of The Year juga memberikan penegasan tentang peran BRI sebagai pemimpin dalam mendukung pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lewat berbagai skema pembiayaan, pelatihan, serta pendampingan usaha.

    Tercatat hingga akhir Desember 2024 tercatat penyaluran kredit BRI sebesar Rp1.354,64 triliun atau tumbuh 6,97% secara year on year dengan seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif. Penyaluran kredit BRI didominasi untuk segmen UMKM dengan porsi mencapai 81,97 persen dibandingkan dengan total kredit BRI, atau dengan nominal sebesar Rp1.110,37 triliun.

    Sementara itu, penghargaan Best CSR Initiative menunjukkan komitmen BRI dalam menciptakan dampak sosial positif bagi masyarakat lewat beragam program berkelanjutan. Khusus penghargaan Excellence in Employee Engagement juga menjadi bukti bahwa BRI tidak hanya fokus pada pelayanan kepada nasabah, tetapi juga terus membangun budaya kerja yang kuat dan inklusif bagi seluruh pekerjanya.

    Di sisi lain, penghargaan Best Current Account Offering menegaskan bahwa produk BRI, khususnya di segmen rekening giro, memberikan nilai tambah dan kemudahan bagi nasabah dalam mengelola transaksi bisnis mereka.

  • Kesadaran Digital, Kunci UMKM Jakarta Candle Tembus Pasar Global

    Kesadaran Digital, Kunci UMKM Jakarta Candle Tembus Pasar Global

    Jakarta

    Bogor punya UMKM lilin hias yang produknya sudah mendunia. Kesadaran pentingnya teknologi digital sejak awal, menjadi kunci sukses mereka menembus pasar global.

    Jakarta Candle adalah sebuah UMKM di Desa Waringin Jaya, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor. Mereka memproduksi lilin hias untuk pajangan, dekorasi wedding, aksesoris di toko bunga ataupun lilin untuk keperluan yoga dan meditasi.

    Pemiliknya adalah pasangan suami istri Dhanu Trapsilo (45) dan Yulianah (46). Kepada detikINET saat berkunjung ke rumah sekaligus workshop produksi mereka, Yulianah berkisah mengenai kesibukan mereka sehari-hari.

    Untuk alur kerja sehari-hari, Dhanu sudah mulai menyalakan kompor pukul 05.30 WIB setiap pagi. Setelah itu ada pelelehan lilin dan material lain termasuk pewarnaan, lalu ada proses penuangan ke cetakan. Butuh waktu setengah sampai 1 hari penuh sampai lilin keras. Baru setelah itu lilin dipoles untuk finishing dan dikemas. Untuk faktor keamanan, mereka memiliki Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

    Dhanu rajin browsing mengenai tren pembuatan dan bentuk lilin yang populer di luar negeri. Sehingga, model lilin mereka selalu kekinian.

    Pentingnya teknologi digital bagi Jakarta Candle

    Sedari awal memulai UMKM Yulianah dan suaminya menyadari bahwa teknologi digital sangat penting bagi mereka dalam mencari pembeli. Lilin hias punya konsumen kelas menengah ke atas, sehingga produk mereka bukanlah yang masuk ke warung dan toko di sekitar tempat mereka tinggal.
    Yulianah dan Dhanu harus bisa menjangkau konsumen nan jauh di tempat lain. Lewat Instagram @jakartacandle barulah mereka bisa berhubungan dengan suplier pernikahan yang jadi pembeli tetap mereka.

    “Sedari awal sudah memanfaatkan semua channel online, karena kita mau market dari mana begitu kan. Tapi memang digital itu benar-benar ya, kan kita dapat channel di Instagram. Buyer-buyer juga menemukan kita di Instagram,” kata dia.

    Saat pandemi COVID-19 bisnis mereka tetap bisa lanjut lewat jualan online. Bisnis dekorasi wedding memang berhenti membeli karena pesta pernikahan belum bisa digelar karena pandemi. Namun banyak pembeli baru dari orang-orang yang stay at home atau work from home, yang ingin mendekorasi rumah dengan lilin di masa pandemi.

    Jakarta Candle go international

    Karena rajin promosi online, produk Jakarta Candle pun go international. Mereka sudah punya pembeli tetap dari Malaysia, Singapura dan Australia. Lilin-lilin mereka disukai pelaku usaha florist, usaha dekorasi pernikahan termasuk pernikahan di luar negeri dan kelas-kelas meditasi. Omzet tertinggi mereka pernah mencapai Rp 700 juta sebulan.

    “Kalau sample sih sudah dibawa sampai Dubai, tapi kalau pembelian sudah sampai Malaysia, Australia, Singapura,” ujarnya.

    Berbagai jasa layanan wedding decor membawa produk Jakarta Candle sampai ke Filipina dan Italia. Bahkan beberapa pernikahan artis juga memakai produk Jakarta Candle karena perusahaan wedding decor-nya adalah klien Yulianah. Yulianah pun memperlihatkan postingan instagram pernikahan beberapa dan tampak lilinnya sama dengan milik Jakarta Candle.

    Optimalisasi linkUMKM.id dan BRImo

    Yulianah dan produk lilin Jakarta Candle (Foto: Fitraya Ramadhanny/detikcom)

    Rupanya, ada peran Bank Rakyat Indonesia (BRI) di balik kesuksesan Jakarta Candle. Yulianah adalah seorang nasabah BRI. Dia pernah mengambil Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada 2015 dari BRI Unit Bojonggede, sebesar Rp 10 juta, lalu Rp 15 juta dan Rp 25 juta, dan kreditnya kini sudah lunas semua. Semua itu mereka lakukan untuk mengembangkan usahanya, seperti membeli bahan baku.

    “Mudah pengajuannya, karena dilihat usahanya sudah berjalan, terus dilihat catatan penjualannya juga,” kata dia.

    Terkait dengan kesadaran digital, Yulianah juga memanfaatkan linkUMKM.id karena terinspirasi dari rekan UMKM yang sudah duluan memanfaatkannya. Dalam sebuah pameran, Yulianah menjumpai booth linkUMKM.id dan lantas bergabung di dalamnya.

    “Manfaatnya ya dapat informasi-informasi terupdate tentang kegiatan UMKM-nya. Dipromosikan di website linkUMKM.id dan dapat pendampingan,” ujarnya.

    Dia juga tahu ada beberapa program pelatihan untuk UMKM termasuk pelatihan berjualan online. Untuk yang satu itu, Yulianah sedari awal memang sudah berusaha memakai aneka saluran jualan online termasuk media sosial.

    Yulianah juga sangat memanfaatkan aplikasi BRImo. Dia mengatakan sudah memakai aplikasi BRImo selama 3 tahun terakhir. Dia paling banyak memakai aplikasi ini untuk transfer, pembayaran dan penjualan terkait dengan Jakarta Candle. Konsumennya ada yang memakai BRImo ada juga yang tidak. Yulianah sendiri merasa aplikasi BRImo membantunya dalam usaha berjualan lilin hias di Jakarta Candle.

    “Lebih mudah dalam transaksi,” ujarnya.

    Digitalisasi pelaku UMKM di Bogor oleh BRI

    Pimpinan Cabang BRI Cibinong, Ivam Abdul Latif (Foto: Fitraya Ramadhanny/detikcom)

    Terkait dengan kiprah Jakarta Candle, detikINET pun berbincang dengan Pimpinan Cabang BRI Cibinong, Ivam Abdul Latif. Ivam mengatakan Jakarta Candle adalah 1 dari 3 UMKM unggulan binaan BRI di Kabupaten Bogor yang dikirim ke BRI UMKM EXPO(RT) 2025 lalu.

    “Jadi BRI lebih melihat usaha-usaha yang memberdayakan masyarakat, kayak Jakarta Candle ini kan. Tenaga kerjanya kan banyak tuh,” ujarnya.

    Ivam juga mengatakan BRI melakukan pelatihan untuk UMKM-UMKM binaan, misalnya pelatihan mengolah produk, pelatihan pengepakan, pelatihan ekspor, manajemen keuangan, pelatihan jualan online dll

    Untuk pelatihan jualan online dari BRI, Ivam mengatakan para pelaku UMKM bisa memakai aplikasi Pasar.id dan Pari (Pasar Rakyat Indonesia). Dua platform ini mempertemukan para pedagang pasar dan pembelinya secara online. BRI Cabang Cibinong pun secara khusus membina para pedagang di Pasar Cibinong agar berjualan di Pasar.id.

    “Bantuan pemasaran yang dilakukan BRI adalah Pasar.id pedagang bisa masuk situ seperti selayaknya masuk e-commerce lain kan. Satu lagi adalah Pari, mempertemukan penjual dan pembeli seluruh Indonesia,” kata dia.

    Yulianah dan Ivam di acara BRI UMKM EXPO(RT) 2025. Foto: (dok BRI Cabang Cibinong)

    BRI bisa memanfaatkan ruangan milik pemerintah desa untuk pelatihan UMKM. Mantri BRI pun biasanya punya Pojok Mantri di Kantor Desa, sebagai posko untuk membantu nasabah yang membutuhkan di desa tersebut. Mantri harus tahu potensi ekonomi di wilayahnya untuk bisa berkembang.

    “Jadi kegiatan mengedukasi masyarakat terkait literasi keuangan dengan digitalisasi itu kita lakukan bisa one by one oleh para Mantri atau kita mengumpulkan masyarakat dan nasabah sesuai kluster,” ujarnya.

    Kesadaran digital, tentunya menjadi salah satu cara agar UMKM bisa naik kelas. Jualan online, bisa membuka akses mereka ke pasar global. Hal itu senada seperti yang disampaikan Direktur Utama BRI Sunarso dalam keterangan resmi yang diterima detikINET.

    Lewat berbagai inisiatif seperti Rumah BUMN, BRIncubator, Growpreneur by BRI, Pengusaha Muda Brilian sampai BRI UMKM EXPO(RT) 2025, BRI ingin membuka akses bagi UMKM ke pasar global.

    “Kami percaya, dengan memperluas akses pasar global bagi UMKM, kita akan menciptakan surplus neraca jam kerja yang memberikan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Rencana Pemerintah Beri Modal Awal untuk UMKM terlibat MBG”
    [Gambas:Video 20detik]
    (fay/fyk)

  • Ondel-ondel Daur Ulang: Menjaga Budaya, Mengurangi Sampah

    Ondel-ondel Daur Ulang: Menjaga Budaya, Mengurangi Sampah

    Jakarta

    Hujan gerimis awet menemani langkah kaki menembus lorong gang di Lebak Bulus, Jakarta Selatan sore itu. Hingga tibalah kami di sebuah rumah dengan rangka ondel-ondel di terasnya dan spanduk bertulisan, ‘Ondel-ondel Betawi Bang Lukman’.

    “Ayo masuk, saya juga baru sampai,” ujar seorang pria gempal tersenyum ramah.

    Lukman Hakim namanya, pria 55 tahun ini berprofesi sebagai satpam di kawasan SCBD, Jakarta. Namun di lingkungan rumahnya, dia dikenal sebagai sosok pegiat budaya Betawi.

    Budaya Betawi sudah lama menjadi keseharian Lukman seperti pencak silat, batik Betawi dan ondel-ondel. UMKM suvenir ondel-ondel mini dirintis Lukman di tahun 2013. Wajah lelah Lukman sepulang kerja, berubah menjadi antusias ketika mulai bercerita soal ondel-ondel.

    Lukman Hakim, pemilik UMKM Ondel-ondel Mini Bang Lukman (Foto: Fitraya Ramadhanny/detikcom)Ondel-ondel Ramah Lingkungan

    “Tahun 2013 saya menciptakan ondel-ondel dari bahan daur ulang. Awalnya ini permintaan lurah,” kata Lukman menunjukkan aneka kemasan suvenir ondel-ondel mini yang berjejer rapi di lemari ruangan workshopnya.

    Ruangan workshopnya tidak besar, sekitar 3 x 3 meter. Lukman mengaku belajar bikin mainan ondel-ondel ini secara otodidak, karena memang suka dengan kegiatan seni dari kecil.

    Tantangan lurah untuk membuat suvenir ondel-ondel disanggupinya. Lukman tak mau meniru ondel-ondel mini dari bahan kok bulutangkis. Dia memilih mendaur ulang botol plastik minuman ringan Teh Pucuk, yang tingginya pas dan plastiknya keras. Badan botol jadi badan ondel-ondel. Leher dan kepala botol dipotong, lalu dibalik dan dilem ke badan botol dan jadilah kepala ondel-ondel. Styrofoam dipakai untuk membuat hidung dan hiasan kepala.

    “Saya ciptakanlah ini yang daur ulang ini, harga murah terjangkau. Karena ada tantangan dari Ibu Lurah, saya bilang nggak mau niru-niru pakai kok bulutangkis. Saya mau ciptakan sendiri dari botol,” kata Lukman.

    Ondel-ondel besar yang umum kita kenal, berubah menjadi ondel-ondel mini setinggi 30 cm yang cocok jadi mainan anak atau pajangan meja. Di ruang workshop itu, ada tumpukan botol plastik yang sudah disusun jadi badan ondel-ondel namun belum dilukis. Ada juga tumpukan potongan kain kecil-kecil yang nanti menjadi baju ondel-ondel. Ada kuas dan cat untuk melukis wajah ondel-ondel dan hiasan kembang kelapa untuk kepala ondel-ondel yang tentu ukurannya juga mini.

    Satu set suvenir ondel-ondel berisi sepasang ondel-ondel lelaki dan Perempuan yang kemas dalam tas tenteng plastik bening. Tentunya ada merk bertulisan ‘Ondel-ondel Betawi Bang Lukman’. Pedagang mainan datang membeli dari Lukman Rp 25.000 saja sepasang, lalu mereka menjualnya kembali ke berbagai tempat.

    “Acara festival di Monas, Ancol, Taman Mini, Ragunan, Setu Babakan. Cepat banget ini habisnya, bikin nangis anak kecil,” kata Lukman tergelak.

    Anak-anak menurut Lukman suka dengan mainan ini karena warnanya yang cerah dan mencolok. Lukman dibantu sekitar 10 orang dari keluarga dan anak-anak sanggar Betawi untuk mengerjakan ondel-ondel mini ini.

    Kegiatan Lukman membuat ondel-ondel mini dari botol bekas juga mendorong kegiatan daur ulang dan mengurangi sampah di lingkungannya. Lukman menghargai botol bekas ini Rp 5.000 per kg, lebih mahal dari pengepul rongsokan. Dengan catatan, botol dalam kondisi bagus dan tidak hancur.

    Selain dijual di berbagai event Betawi dan taman rekreasi, ondel-ondel mini ini juga dijual di berbagai toko seperti supermarket Aneka Buana, ITC Permata Hijau dan beberapa toko lain.

    Pembinaan dari BRI

    Salah satu yang mendukung UMKM Ondel-ondel Betawi Bang Lukman adalah pembinaan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Lukman adalah nasabah BRI dan mengambil Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2017 untuk modal usahanya.

    “Bisa terjual 500 pasang sebelum COVID-19,” kata Lukman soal omset per bulan.

    Iya, COVID-19 juga merupakan pukulan bagi Lukman. Omset penjualan terjun bebas, dan kini Lukman merangkak naik kembali perlahan-lahan. Lukman menunjuk papan tulis daftar orderan ondel-ondel, 105 pasang bulan Desember 2024 dan hanya 25 pasang di bulan Januari 2025.

    “Itu yang COVID-19 tuh, waduh. Saya sampai minta keringanan tuh, dan dikasih keringanan,” kata Lukman.

    BRI menurut Lukman juga membantunya dengan memberikan informasi kegiatan UMKM dan diajak untuk berpartisipasi dalam beberapa event UMKM. Lukman senang, karena dalam salah satu event itu dia bisa bertemu Presiden Jokowi.

    “Saya diajak ketemu Pak Presiden, Pak Jokowi di daerah Kopassus tuh di Cijantung,” kenang Lukman. “Pokoknya dari BRI kalau ada apa-apa info ke saya,” imbuhnya.

    Lukman mengatakan BRI menilai dirinya unik dan spesial karena merupakan UMKM yang melestarikan kebudayaan Betawi. Lukman bilang, dia bukan satu-satunya yang membuat ondel-ondel mini. Tapi dia berani jamin, buatannya yang paling bagus karena dilukis, bukan pakai stiker dan sejenisnya.

    “Tahun 2015 kalau nggak salah, saya pernah isi acara pelatihan bikin ondel-ondel di Pondok Pesantren Gontor,” kata Lukman.

    Dari UMKM suvenir ondel-ondel ini, Lukman bisa merenovasi rumahnya. Usahanya pun perlahan pulih pasca COVID-19. Dia kembali mengambil KUR dari BRI untuk mengembangkan usahanya. Lukman dan keluarganya juga masih mengerjakan ondel-ondel besar hanya jika ada pesanan misalnya untuk acara sekolah, pernikahan atau festival.

    “Itu harganya Rp 5 juta sepasang,” kata dia.

    Lukman mengatakan dirinya terbantu dengan hubungan baik antara dirinya dengan pihak Bank BRI selama bertahun-tahun. Bahkan dalam wawancara dengan detikFinance, seorang mantri BRI pun ikut menemani Lukman. BRI kata Lukman melihat potensi dari UMKM miliknya, cara kerja, omzet dan memberikan pendampingan. Lukman juga ikut berbagai pelatihan.

    “Saya juga ikut-ikut pelatihan, pelatihan penjualan, pelatihan jualan online, cara kemasan, cara izin bikin merk, kayak begitu. Kita diajarin,” kata dia.

    Pelatihan ini diadakan Kecamatan Cilandak yang sponsornya bisa macam-macam. UMKM peserta pelatihan juga mendapatkan alat kerja.

    “Karena saya craft, saya dapat mesin jahit. Kalau yang kuliner dapat kompor,” kata dia.

    UMKM dan Kebudayaan BetawiDjaharuddin, Camat Cilandak Jakarta Selatan (Foto: Fitraya Ramadhanny/detikcom)

    Usaha UMKM souvenir ondel-ondel mini khas Betawi, apalagi dari bahan daur ulang, tentu adalah sebuah keunikan. DetikFinance pun berbincang dengan Camat Cilandak, Djaharuddin di kantornya.

    Terkait kebudayaan Betawi di Kecamatan Cilandak, kata Djaharuddin ada batik Betawi di Tarogong dan kesenian Palang Pintu di Pondok Labu. Dengan adanya UMKM kerajian ondel-ondel mini, pihak kecamatan juga akan berusaha mengembangkan sebagai bagian dari cara pelestarian kebudayaan Betawi.

    “Kita akan kembangkan ya, kita berharap karena dia sudah menjadi binaan agar selalu berkoordinasi dengan kami apa masalahnya. Kita akan libatkan terus sebagai dukungan kita misalnya dalam hal permodalan, pemasaran, dilibatkan dalam event-event,” ujarnya kepada detikFinance

    “Jadi UMKM sudah ada programnya, untuk acara Betawi sudah ada programnya, itu yang kita kawinkan begitu. Kita kolaborasikan,” pungkasnya.

    UMKM dengan segala kreativitasnya, menjadi roda penggerak perekonomian di masyarakat. Potensi itulah yang rupanya dilihat BRI sehingga banyak menciptakan program dan pendampingan UMKM di seluruh Indonesia dengan target membuat mereka naik kelas dan membuka peluang ekspor ke luar negeri. Komitmen BRI untuk meningkatkan kapabilitas pelaku UMKM tercermin dalam berbagai program pemberdayaan seperti Rumah BUMN, BRIncubator, Growpreneur by BRI, Pengusaha Muda Brilian sampai BRI UMKM Expo(rt).

    “Dengan membuka akses UMKM ke pasar global, kita dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja produktif, meningkatkan daya saing Indonesia, serta memperkuat perekonomian nasional,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam keterangan resmi yang diterima detikFinance.

    Ondel-ondel Betawi Bang Lukman kini bisa dibeli online di e-commerce seperti Tokopedia, Shopee dan Bukalapak. Dengan Ondel-ondel Mini, Lukman melestarikan kebudayaan Betawi, mengurangi sampah botol plastik di lingkungannya dan tentunya menjadi UMKM yang inspiratif.

    (fay/hns)

  • Hobi Menggambar, Kini Ruben Punya Studio dan Bengkel Miniatur Mobil

    Hobi Menggambar, Kini Ruben Punya Studio dan Bengkel Miniatur Mobil

    Jakarta

    Memiliki hobi menggambar sejak kecil membuat Ruben bercita-cita memiliki pekerjaan yang sesuai dengan bakatnya, seiring berjalannya waktu ia terus ditemukan dengan orang-orang hebat hingga kini mampu memiliki usaha desain 3d printing di rumahnya.

    Saat dikunjungi detikcom, Ruben dibantu seorang karyawannya tengah menyelesaikan orderan miniatur mobil custom di Bengkel Imajinari Auto, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (26/2/2025). Support dari orang tua yang tak pernah meminta anaknya bekerja pada bidang tertentu dan terus mengarahkan cita-cita anaknya membuat Ruben terus menekuni bidang ini.

    “Saya dari dulu memang sukanya gambar, kemudian orang tua saya suka bawain mobil-mobilan pas SMP saya bertanya-tanya apa ada pekerjaan yang khusus menggambar mobil dan ternyata ada, nah orang tua saya suport banget nggak pernah nanya mau jadi apa. Jadi sebelum kuliah orang tua saya mengkursuskan saya berbagai hal seperti les 3d, les gambar mobil, terus sampe kuliah,” kenang Ruben.

    Dengan bakat itu Ruben meneruskannya di Universitas Pelita Harapan dengan mengambil jurusan desain produk, uniknya setiap penugasan desain ia hubungkan dengan otomotif. Kecintaannya dengan bidang otomotif ini juga membawanya hingga ke negeri tirai bambu untuk mengikuti workshop dengan para pakarnya.

    Tak perlu waktu lama, selesai kuliah Ruben langsung masuk dalam perusahaan otomotif yaitu Daihatsu sebagai styling designer dengan tugas membuat mobil konsep untuk dipajang pada gelaran GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show) dan IIMS (Indonesia International Motor Show). Tak hanya itu ia juga terlibat dalam beberapa desain mobil yang kini ada di pasaran seperti Ayla GT2, Terios Sprint, hingga Luxio Noir.

    Ingin memiliki karya yang lebih dari itu ia nekat resign dan membuat studio sendiri dan membuat desain untuk brand lain, hanya bermodal laptop Ruben mampu menemukan kliennya di coffee shop.

    “Pertimbngan satu fleksibilitas waktu, ekplorasinya lebih besar tadinya saya cuma jadi artsy doang sekarang saya jadi bisa pegang brand Nissan, Mitsubishi, Suzuki dan dapat customernya lucu. Seperti ketemu di Starbuck lah, tiba-tiba ketemu sama orang kerja di pabrik bumper terus jadi klien saya, jadi kalo nekat ya nekat karena hobi jadi dijalanin,” lanjur Ruben.

    Memiliki kemampuan untuk mendesain produk, ia lantas mencari alat untuk menjadikan desain itu sebagai barang, tahun 2019 Ruben menemukan alat yang ia cari dan diimpor langsung dari China dengan harga Rp 11 juta. Percobaan pertamanya ia membeli mobil hotwheels dan membuat velg kecil-kecil sendiri untuk menggantikan kaki-kakinya.

    Namun saat itu ruben belum berpikiran untuk menjual karyanya, namun pada saat momen pandemi ia lantas membuat motor N-Max dan memasarkannya di sosial media kala itu peminatnya langsung banyak. Namun pada percobaan keduanya orderan justru sepi, setelah belajar marketing ia akhirnya menemukan cara untuk mendongkrak penjualan.

    “Punya usaha sendiri pertama saya buat motor Nmax, jujur saat itu masih gampang karena pas jaman Covid-19 di sosial media saya posting itu di facebook yang beli rame. Saya iseng bikin produk lagi mobil, nah saya buka open PO di instagram pasti rame saya jual Mitsubishi Expander cuma saat itu nggak ada yang beli. Ternyata kendalanya di marketing, bagaimana menjual produk ini mesti dijual kemana, oh ternyata saya harus iklan. Jadi saya belajar lagi saya bikin ads, bikin open PO laku 70, kedua 8,” lanjut Ruben.

    Dengan bakat dan usahanya itu kini ia mampu menjual miniatur kendaraan dengan omzet perbulan rata-rata Rp 40 juta, tak hanya miniatur kendaraan ia juga menerima orderan body kit hingga souvenir. Kini karya Ruben dengan Imajinari Autonya memiliki pelanggan hingga Singapura yang menjadi pelanggan tetapnya. Selain jualan kini Ruben juga turut ikut serta dalam kegiatan pameran, terbaru ia mengikuti ajang BRI UMKM EXPO(RT) 2025 di ICE BSD.

    “Kemarin di BRI UMKM EXPO(RT) 2025 booth saya agak lain, karena di sekeliling saya ada UMKM kayu, baju, mainan anak nah booth saya ini memajang mobil besar dan mobil kecil-kecil. Pas hari pertama sampai ketiga memang tak banyak yang mampir, namun setelah ngobrol dengan tetangga dan disarankan membawa alat baru pada hari terakhir booth saya dipenuhi pengunjung. Kartu nama saya sampai ludes,” lanjur Ruben.

    Dengan membawa alat pencetak miniatur, pengunjung banyak yang terkesan dan penasaran. Dengan cara itu ia mampu menarik mata pengunjung, bukan hanya itu dengan mengikuti pameran seperti ini juga membuat Ruben dapat bertukar cerita dengan para pebisnis UMKM di sekelilingnya sehingga membangkitkan kembali gairah usahanya.

    “Saya senang ketemu sama orang yang pemikirannya sama sebagai pengusaha, mereka punya cerita keren-keren dan itu sangat menginspirasi saya, ketemu orang-orang begitu membuat saya jadi memacu semangat untuk jualan lagi R&D lagi. Next harus ikut lagi bawa alat 3d printnya lagi sih,” tutup Ruben.

    Sebelumnya, BRI UMKM EXPO(RT) 2025 mengusung tema ‘Broadening MSME’s Global Outreach’ yang diartikan sebagai upaya mendorong UMKM untuk lebih terlibat dalam pasar internasional. Kegiatan ini digelar untuk meningkatkan daya saing UMKM di pasar lokal serta mendorong UMKM mendapatkan peluang bisnis baru di berbagai belahan dunia.

    BRI terus berkomitmen untuk mendorong semakin banyak UMKM binaan yang naik kelas dan berhasil menjangkau pasar internasional. Acara yang berlangsung pada 30 Januari hingga 2 Februari 2025 di ICE BSD City tersebut sukses dihadiri oleh lebih dari 63 ribu pengunjung, mencatatkan transaksi Rp38,9 miliar dan berhasil merealisasikan businesss matching dengan commitment deal mencapai USD 90,6 juta atau sekitar Rp1,5 triliun.

    Dikutip dari laman resmi BRI, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa selain membuka peluang bisnis bagi UMKM, expo ini juga berhasil menarik minat masyarakat untuk mengenal lebih jauh produk unggulan Tanah Air. Hal ini tercermin dari jumlah pengunjung yang terus meningkat.

    “Hingga kegiatan closing ceremony, total jumlah pengunjung yang menghadiri expo mencapai lebih dari 63 ribu pengunjung, pencapaian tersebut melampaui target sebanyak 50 ribu pengunjung dalam 4 hari”, jelasnya.

    Terkait capaian tersebut, Sunarso juga mengungkapkan bahwa BRI terus berkomitmen untuk mendukung UMKM Indonesia mampu bersaing di pasar internasional dengan memberikan akses pasar melalui kegiatan business matching yang telah dilaksanakan. “Tahun ini kami menargetkan commitment deal senilai USD 89,4 juta dengan realisasi sebesar USD 90,6 juta. Dan pelaksanaan business matching ini akan terus berlanjut selama 2025,” ujarnya.

    (hns/hns)

  • Kain Lukis Nasrafa, Jejak Kreativitas dari Solo ke Panggung Dunia – Halaman all

    Kain Lukis Nasrafa, Jejak Kreativitas dari Solo ke Panggung Dunia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Di sudut Kota Solo yang sarat budaya, sebuah kisah inspiratif lahir dari tangan-tangan kreatif yang berani bermimpi besar.

    Kain Lukis Nasrafa, bukan sekadar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)  biasa, tetapi sebuah ruang bagi seni dan ekspresi yang menggema hingga ke mancanegara.

    Berawal dari Kampung Petoran, Kecamatan Jebres, kini karya-karya Nasrafa telah menjejak di panggung internasional, menjadi saksi perjalanan ketekunan dan kecintaan pada seni yang tiada henti.

    Galeri Nasrafa bukan hanya tempat bagi sekadar transaksi jual beli, tetapi juga menjadi laboratorium kreatif yang menarik banyak sekolah dan komunitas untuk datang, belajar, serta menyelami proses panjang dari sehelai kain polos yang kemudian disulap menjadi mahakarya penuh warna.

    Produk-produk Nasrafa telah menyabet berbagai penghargaan bergengsi, termasuk apresiasi dari Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.

    Namun lebih dari sekadar trofi dan piagam, kehadiran Nasrafa telah menjadi bukti bahwa kreativitas, jika diasah dengan sepenuh hati, mampu menembus batas hingga ke Negeri Sakura.

    Lahir pada 20 Januari 2012, Nasrafa bukan sekadar bisnis, melainkan misi untuk mewadahi kreativitas anak muda Solo yang berbakat dalam seni lukis.

    Sang pendiri, Yani Mardiyanto, memilih nama Nasrafa sebagai akronim dari ketiga buah hatinya, yakni Nasywa, Rafi, dan Fadhil, sebagai bentuk doa dan harapan agar usaha ini terus berkembang.

    Bermodalkan Rp 12 juta, ia memulai segalanya dari nol, membeli kain jilbab polos, cat air, serta peralatan sederhana lainnya.

    Namun, seperti banyak kisah sukses lainnya, jalan yang ditempuh tidaklah mudah.

    Pada masa-masa awal, Yani harus berkeliling dari pintu ke pintu, menyodorkan brosur, dan memperkenalkan produk Nasrafa kepada para wisatawan di Pasar Klewer dan Pasar Gedhe.

    Kala itu, belum ada media sosial yang bisa mempercepat promosi. 

    Semua dilakukan dengan kesabaran, keyakinan, dan kerja keras.

    “Dulu belum ada media sosial buat promosi seperti sekarang ini, jadi harus susah payah jualan mulut (memasarkan) sampai sebar brosur,” ungkapnya ketika ditemui Tribunnews pada Minggu (2/3/2025).

    Kesabaran itu membuahkan hasil. 

    Nasrafa mulai dikenal luas setelah mengikuti berbagai pameran seni dan produk kreatif yang difasilitasi dinas Pemerintah Kota Surakarta hingga Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

    Bagi Yani, pameran bukan sekadar ajang jualan, tetapi juga medan terbaik untuk memperkenalkan produk yang tidak bisa sekadar dijelaskan dalam katalog, tetapi perlu dirasakan langsung keindahan dan keunikannya.

    Berkat ketekunannya, Nasrafa akhirnya lolos kurasi Dinas UMKM dan Perindustrian Kota Surakarta, membuka pintu bagi lebih banyak kesempatan.

    Dari sehelai kain, kini karya seni Nasrafa telah hadir dalam berbagai bentuk.

    Motif khas bunga dan daun tetap menjadi identitas utama, tetapi Nasrafa tak berhenti berinovasi.

    Berevolusi, kreativitas para seniman Nasrafa dapat ditemukan dalam bentuk tas, pouch, syal, kemeja, kaus, payung, hingga topi. 

    Setiap sapuan kuas menghadirkan kisah, menjadikan setiap produk bukan hanya barang konsumsi, tetapi juga bagian dari seni yang hidup dan bercerita.

    Tembus Pasar Global

    Produk kain lukis Nasrafa, Industri Kecil Menengah (IKM) asal Solo, Jawa Tengah, turut serta dalam Indonesia Fair di Namba Marui Department Store, Osaka, Jepang. Pameran tersebut berlangsung dari 24-30 Mei 2023. (Dok Nasrafa / ITPC Osaka)

    Karya-karya Nasrafa pun mulai mencuri perhatian dunia.

    Pada 2019, Nasrafa menerima undangan eksklusif untuk mengikuti pameran Manila Fame di Filipina.

    Tak lama berselang, produk-produk Nasrafa mulai diekspor ke Singapura dan Amerika Serikat, membawa cita rasa seni Solo ke berbagai belahan dunia.

    Tahun 2022 menjadi tonggak bersejarah lainnya ketika Nasrafa dipilih sebagai satu dari lima UMKM Indonesia yang dipamerkan di Osaka Lifestyle Show Jepang, di bawah naungan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Osaka.

    Tahun berikutnya, Nasrafa kembali menorehkan jejak di Namba Marui Department Store, Osaka, melalui ajang Indonesia Fair.

    Di sana, motif sakura menjadi primadona, membaur harmonis dengan nuansa budaya Jepang yang kaya.

    Seperti halnya ombak yang tak selalu tenang, perjalanan Nasrafa pun diwarnai pasang surut.

    Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah dampak dari konflik Rusia-Ukraina yang membuat ekspor ke Eropa terhenti sejak akhir 2022.

    Namun, di balik setiap tantangan, selalu ada peluang. Yani kini tengah membidik pasar Turki dengan produk unggulan terbaru: tas pandan lukis, yang menghadirkan keindahan alami dalam sentuhan seni yang unik dan berkelas.

    Terbantu Dana Pinjaman

    Grafis – Perjalanan Nasrafa dari dibentuk hingga ikuti pameran internasional (Tribunnews/Wahyu Gilang Putranto)

    Dalam menjaga stabilitas bisnisnya, Yani memanfaatkan berbagai fasilitas perbankan, salah satunya adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI.

    Menurutnya, KUR BRI menjadi jawaban saat tak ada peluang lagi untuk mengembangkan usaha.

    Apalagi dampak pandemi Covid-19 menjadi tantangan besar tak hanya baginya, bahkan bagi sebagian besar pengusaha.

    Bermula dari pinjaman Rp 20 juta, kemudian meningkat menjadi Rp 100 juta, dana ini menjadi darah segar yang memungkinkan Nasrafa terus berinovasi.

    Tak hanya permodalan, BRI juga membuka pintu bagi Nasrafa untuk mengikuti berbagai pameran, sekaligus membantu penguatan merek agar lebih dikenal luas.

    “KUR BRI ini kan memang dikenal para pelaku UMKM dan pengusaha ya, jadi saya mengajukan dan sangat terbantu untuk permodalan saat situasi sedang susah,” paparnya.

    Di usianya yang ke-57, Yani tak hanya bermimpi untuk membesarkan Nasrafa, tetapi juga ingin menjadikannya sebagai warisan bagi generasi mendatang.

    Baginya, Nasrafa bukan sekadar bisnis, tetapi juga media untuk menginspirasi, membuka peluang bagi para seniman muda, dan mengangkat seni lukis kain ke tingkat yang lebih tinggi.

     “Kami ingin terus berinovasi, menembus pasar baru, dan memastikan bahwa warisan budaya ini tetap lestari hingga anak cucu,” ujarnya penuh keyakinan.

    KUR BRI

    Grafis Pengajuan KUR BRI

    BRI telah menyalurkan pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) tahun 2024 sebesar Rp 184,98 triliun.

    Sepanjang tahun 2024, BRI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp 184,98 triliun.

    Demikian menjadikan BRI sebagai perbankan dengan penyaluran KUR terbesar dibanding perbankan nasional lainnya.

    Penyaluran KUR BRI itu pun menjangkau lebih dari 4 juta debitur atau pelaku UMKM di seluruh wilayah Indonesia, memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

    Keberhasilan penyaluran KUR BRI tersebut juga diikuti dengan kualitas kreditnya yang terjaga.

    Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, strategi pengelolaan KUR yang diterapkan BRI berhasil menjaga tingkat Non-Performing Loan (NPL) tetap sehat, yaitu di level 2 persen. Hal ini menunjukkan pengelolaan risiko yang baik dalam penyaluran kredit kepada segmen UMKM.

    “KUR itu 100?nanya berasal dari bank. Dana bank dihimpun dari masyarakat, deposito, tabungan, dan giro. KUR diberikan kepada masyarakat yang belum bankable namun feasible. Jadi, ketika terjadi kredit macet, 70 persen risiko dibayar oleh asuransi, dan 30 persen ditanggung bank. Dan itu kita sekarang bisa di-manage NPL KUR itu di sekitar 2%,” ujar Sunarso dalam siaran pers, Kamis (23/1/2025).

    Sunarso menambahkan bahwa tingkat NPL sebesar 3% pada kredit di segmen UMKM masih dianggap ideal, mengingat karakteristik segmen tersebut berbeda dengan kredit korporasi.

    Menurutnya, pada tahap awal (front-end), fokusnya adalah menjangkau sebanyak mungkin nasabah baru tanpa proses seleksi yang terlalu ketat. 

    Kemudian, pada tahap mid-end dilakukan maintenance.

    Apabila terjadi kredit macet, tahap back-end berperan untuk mengelola risiko, mencakup penagihan yang diwujudkan dalam recovery rate untuk menjaga kualitas kredit.

    Strategi ini memungkinkan BRI untuk terus mendukung pertumbuhan UMKM dengan tetap menjaga kesehatan portofolio kredit.

    Upaya BRI tersebut sejalan dengan Asta Cita Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menapaki 100 hari kerja.

    Dalam hal ini Asta Cita ketiga yaitu meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan juga Asta Cita keenam khususnya dalam hal mendorong pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.

    Sementara itu, Kementerian BUMN RI berupaya mempercepat implementasi Asta Cita tersebut.

    Menteri BUMN RI Erick Thohir menjabarkan bahwa inisiasi tersebut mulai dari hilirisasi, pembangunan infrastruktur, pelayanan masyarakat, stabilisasi harga pangan, hingga pengembangan sumber daya manusia dan energi berkelanjutan.

    Baginya, kolaborasi lintas kementerian dan badan menjadi momentum strategis untuk menjawab tantangan pembangunan yang semakin kompleks.

    “Dalam waktu kurang dari 100 hari, kita telah menunjukkan langkah nyata dan dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat. Hal ini menjadi bukti bahwa gotong royong adalah kunci keberhasilan,” pungkas Erick Thohir.

    (*)

  • Asbag Indonesia Tingkatkan Ekonomi Lokal Hingga Lahirkan Ratusan Perajut Handal

    Asbag Indonesia Tingkatkan Ekonomi Lokal Hingga Lahirkan Ratusan Perajut Handal

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Jari jemari Tri Astuti tampak lincah mengaitkan benang dalam jaring menjadi berbagai produk cantik nan estetik.

    Dalam sehari, ia bisa merajut beragam karya, mulai dari tas, dompet, dan berbagai produk lainnya.

    Baginya, merajut adalah hobi yang tak disangka kini menjadi ladang rezeki. 

    Ketekunannya dalam dunia rajut membuat usahnya kian melejit. 

    Tak hanya meningkatkan ekonomi lokal, Astuti telah melahirkan ratusan perajut handal di berbagai daerah. 

    Ia mulai membuka usahanya pada 2012 lalu, di Jalan Jangli Tlawah, Kelurahan Candisari, Kota Semarang. 

    Usahanya mulai meningkat pada 2014 saat dirinya mulai mengenal Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang.

    Ia diikutkan pameran ke berbagai daerah di Indonesia. 

    Hingga akhirnya, dia menyadari pentingnya branding sebuah produk.

    Karyanya ia branding dengan nama Asbag Indonesia. 

    “2014 hingga sekarang, ikut pameran fasilitasi dinas ataupun yang berbayar, terus saya jalani. Manfaatnya luar biasa,” ungkap Astuti, Senin (3/3/2025). 

    Pada 2015, ia mendapat tawaran pinjaman modal dari BRI berupa kredit usaha rakyat (KUR).

     Modal tersebut ia gunakan untuk pengembangan usahanya.

    Semula, keunggulan Asbag Indonesia hanya tas kombinasi kulit. 

    Kini, produk semakin beragam berkat adanya pinjaman modal, meliputi dompet, tas kombinasi ecoprint, tas kombinasi batik, dan lain-lain. 

    Usahanya kian dikenal sejak ia mendapat kesempatan menjadi pelatih rajut di berbagai instansi pada 2016.

    Melalui pelatihan, Astuti telah berhasil melahirkan ratusan perajut handal. 

    “Baru-baru ini, saya mengajar di lapas. Ada yang curhat kalau keluar penjara mau ikut saya. Saya bilang ‘silakan, kamu nanti keluar penjara harus jadi pengusaha’. Saya beri motivasi itu,” ungkapnya. 

    Tak hanya di Semarang, kini sejumlah muridnya di luar kota sudah berhasil merintis usaha rajut, bahkan menjadi pelatih.

    Namun demikian, beberapa muridnya masih meminta kontrol kepadanya. 

    “Quality control ke saya. Jadi, orang lihat sepintas tas Asbag. Padahal, itu tas murid saya,” ujarnya.

    Dia mengaku, tidak ada kekhawatiran omzetnya menurun dengan melahirkan ratusan perajut handal.

    Justru, memberikan keterampilan kepada orang lain membuat dirinya senang karena bisa menurunkan ilmunya.

    Sehingga, rajut tidak punah. 

    “Sekarang di Kudus ada narasumber. Itu murid saya. Saya justru menanamkan generasi penerus. Tidak ada ilmu yang saya tutup-tutupi,” katanya.

    Usahanya kini telah meningkatkan ekonomi lokal sekitar.

    Beberapa tetangganya pun bergabung menjadi perajut. 

    Hingga kini, ia masih membuka lebar pintu rumahnya untuk masyarakat yang ingin belajar merajut. 

    “Kalau mau pelatihan kesini gratis. Bisa juga di UKM center, saya buka toko disana. Pertama, saya gratisi alat dan benang. Selanjutnya, mau bikin produk baru, berbayar bahannya,” terang Astuti. 

    Diakuinya, pandemi cukup berdampak pada usahnya. 

    Namun, hal itu membuat dirinya tak patah semangat.

    Justru, selama pandemi, ia mencoba beragam kreasi model dan motif baru. 

    Saat ini, ia memiliki enam karyawan tetap. Ada bagian merajut, ada pula bagian menjahit.

    Jika pesanan membludak, ia meminta bantuan para freelancers atau para perajut lepas. 

    Upah bagi para perajut pun beragam bergantung pada besar kecilnya produk dan tingkat kesulitan teknik merajut. 

    “Kalau gede upahnya Rp 50 ribu per produk, kecil Rp 15 ribu per produk. Kalau motifnya sulit Rp 20 ribu per produk. Jadi, beragam,” bebernya. 

    Kini, Asbag Indonesia telah dipinang untuk masuk pasar ekspor ke Soul, Korea Selatan.

    Ada pula pemesanan hampir 40 produk untuk dibawa ke Australia. 

    “Omzetnya Februari kemarin hampir Rp 60 juta. Alhamdulillah, banyak orderan. Kalau secara rata-rata naik turun sekira Rp 20 juta – Rp 25 juta,” ungkapnya.

    Seorang murid yang kini menjadi karyawan Asbag Indonesia, Nurul Komariyah mengaku perekonomiannya sangat terbantu berkat bergabung dengan Asbag Indonesia. 

    “Alhamdulillah, tanpa rajut nggak ada pemasukan. Sebelum ikut rajut sama Bu As, saya hanya di rumah,” ucapnya. 

    Penghasilan yang ia dapatkan pun bergantung produk yang dibuat.

    Rata-rata dalam sehari, ia merajut empat barang ukuran normal.

    Selain merajut, Nurul juga diminta untuk mengisi pelatihan. Dengan menjadi tutor, ia pun bisa menambah penghasilan lebih. 

    Seringkali, ia mengisi pelatihan untuk rajut motif rantai. Ini merupakan motif dasar untuk para perajut pemula. 

    “Bu Astuti ketuanya, mengajarkan ke muridnya. Muridnya sudah bisa, dilihat spesifikasinya, oh Nurul di rantai, maka saya diminta untuk mengajari kelas awal,” paparnya. 

    Sementara itu, PT BRI Tbk terus berkomitmen mendukung pengembangan UMKM.

    Tak hanya pembiayaan, BRI juga memberikan program pemberdayaan melalui pelatihan dan pendampingan. 

    Direktur Utama BRI, Sunarso menekankan pentingnya pendekatan pemberdayaan berada di depan pembiayaan dalam mendukung kemajuan UMKM.

    “Edukasi menjadi kunci untuk menempatkan UMKM sejajar dengan bank sebagai mitra strategis,” ucapnya, dikutip pada laman resmi BRI. (eyf)

  • Bank Emas Pegadaian Diluncurkan, Direktur Utama BRI Sebut Jadi Sumber Pertumbuhan Baru

    Bank Emas Pegadaian Diluncurkan, Direktur Utama BRI Sebut Jadi Sumber Pertumbuhan Baru

    “Ada yang di bawah bantal, ada di toilet, di balik batu bata, dimasukin dalam situs. Ini realitas,” ujar Erick Thohir.

    Menurut Sunarso, keberadaan Bank Emas memberikan dampak positif untuk memonetisasi potensi emas yang selama ini belum masuk ke sistem keuangan formal. Dengan begitu, emas yang sebelumnya hanya disimpan secara pribadi dapat dioptimalkan untuk meningkatkan likuiditas dalam perekonomian nasional.  

    “Itu kalau kita monetisasi, menjadi sumber likuiditas pembangunan. Dan bagi BRI, ini adalah sumber pertumbuhan baru,” ujar Sunarso.  

    Selain layanan utama seperti tabungan, deposito, dan kredit emas, Sunarso juga membuka peluang pengembangan produk turunan atau derivatif emas. 

    “Kalau emas ini disekuritisasi, maka itu akan menjadi likuid. Ini penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” katanya.  

    BRI turut memfasilitasi transaksi dalam ekosistem bullion bank, baik secara langsung maupun melalui anak usahanya, Pegadaian. 

    “Lewat BRI langsung enggak? Ada yang lewat BRI langsung karena kan kita fasilitasi dengan BRImo transaksinya. Tapi kemudian kan lewat Pegadaian. Di Pegadaian nanti yang akan punya potensi pertumbuhan, dan itu nanti akan support pertumbuhannya BRI,” ujarnya.  

    Dengan layanan bullion bank ini, Sunarso optimistis sektor keuangan nasional dapat lebih berkembang, sekaligus memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses layanan berbasis emas.

  • BRI fokus kelola risiko jangka panjang di tengah dinamika pasar

    BRI fokus kelola risiko jangka panjang di tengah dinamika pasar

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menyampaikan bahwa perseroan memiliki fokus pada pengelolaan risiko jangka panjang di tengah berbagai dinamika pasar yang berlangsung, salah satunya dengan menyediakan cadangan yang cukup.

    Direktur Utama BRI Sunarso, melalui keterangan resminya di Jakarta, Jumat, mengatakan BRI sengaja menjaga laba tetap stabil sebagai langkah kehati-hatian dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.

    Dengan strategi ini, perusahaan tidak terburu-buru mengejar keuntungan besar, melainkan lebih fokus pada pengelolaan risiko jangka panjang.

    Adapun sepanjang tahun 2024, BRI membukukan kinerja positif dengan perolehan laba sebesar Rp60,64 triliun. Kinerja tersebut, catat Sunarso, merupakan hasil dari tata kelola bisnis dan manajemen risiko yang baik, serta strategi kehati-hatian dalam menghadapi berbagai potensi risiko.

    “Dalam situasi yang tidak mudah, tetap kita masih membukukan laba Rp60,64 triliun. Dan laba tersebut tidak perlu kita tahan sebagai modal. Karena modal kita sudah sangat kuat,” kata Sunarso.

    Saat ini, fundamental BRI juga dalam kondisi yang baik. Salah satu indikator utama fundamental yang baik dapat dilihat dari pertumbuhan pre-provision operating profit (PPOP) BRI hingga akhir Desember 2024 yang mencapai 9,6 persen year on year (yoy).

    Sunarso menyebutkan, capaian PPOP tersebut sesungguhnya merupakan pertumbuhan yang real. Hal ini menunjukkan bahwa BRI tetap bertumbuh secara organik di tengah kondisi ekonomi yang menantang.

    BRI juga tetap menjaga prinsip kehati-hatian, ditunjukkan dari non-performing loan (NPL) coverage ratio yang mencapai 215,05 persen per Desember 2024.

    Dengan cadangan sebesar itu, apabila terjadi peningkatan jumlah pinjaman bermasalah, Sunarso mengatakan bahwa perusahaan masih memiliki cukup dana untuk mengantisipasi potensi kerugian termasuk melalui penghapusbukuan (write-off) kredit macet.

    “BRI memandang bahwa ke depan masih ada ketidakpastian, maka kita sudah cadangkan. Artinya apa? menyediakan ketenangan, menyediakan cadangan bantalan. Kalau terjadi apa-apa, kita aman karena cadangannya kita sediakan,” kata dia.

    Di sisi lain, catat perseroan, strategi manajemen risiko yang solid diimbangi dengan komitmen BRI dalam memberikan keuntungan optimal bagi pemegang saham.

    Pada pembagian dividen interim tahun buku 2024, BRI membagikan total dividen Rp20,34 triliun. Adapun sebesar Rp10,88 triliun di antaranya disetorkan kepada negara sebagai pemegang saham mayoritas.

    Menurut perseroan, kontribusi ini juga turut mendukung pembangunan ekonomi nasional melalui peningkatan penerimaan negara untuk berbagai program strategis negara.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025