Tag: Sunarso

  • Tes Urine TNI Kodim 0811 Tuban Nihil Narkoba, BNNK Apresiasi Komitmen Bersih Narkotika

    Tes Urine TNI Kodim 0811 Tuban Nihil Narkoba, BNNK Apresiasi Komitmen Bersih Narkotika

    Tuban (beritajatim.com) – Sebanyak 20 anggota TNI Kodim 0811 Tuban mengikuti tes urine dan 60 anggota lainnya mengikuti sosialisasi yang diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Tuban dalam rangka Sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) serta deteksi dini.

    Ketua Tim P2M BNNK Tuban, Hetty Nurwiyanti mengatakan bahwa dalam sosialisasi tersebut peserta menerima materi mengenai bahaya narkotika dan situasi penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Tuban.

    “Selain itu, bahaya rokok, jenis-jenis narkotika, serta ajakan untuk tidak terlibat dalam penyalahgunaan maupun peredaran gelap narkoba,” ujar Hetty Nurwiyanti, Jumat (21/11/2025).

    Lanjut, adapun sebanyak 60 anggota Kodim 0811 Tuban sebagai peserta sosialisasi dan 20 orang di antaranya dipilih sebagai sampel tes urine untuk mewakili masing-masing kecamatan. “Diharapkan melalui kegiatan ini, anggota TNI dapat menjadi teladan dalam upaya menjaga lingkungan yang bersih dari narkoba,” ungkap Hetty, sapaan akrabnya.

    Ia juga menjelaskan, pelaksanaan deteksi dini tes urine dilakukan menggunakan alat tes 7 parameter, dan hasilnya menunjukkan seluruh sampel negatif dari penyalahgunaan narkotika. “Untuk hasilnya seluruh sampel negatif,” kata Hetty.

    Menurutnya, dengan hasil ini, Kodim 0811 Tuban menunjukkan komitmen dalam menjaga disiplin dan integritas anggotanya. Tujuan dari deteksi dini ini juga merupakan langkah penting dalam memastikan lingkungan tetap bersih dan memberi contoh kepada masyarakat. “Jadi kami mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang bersih dari narkoba,” tambahnya.

    Di tempat yang sama, Kasdim 0811 Tuban, Mayor CAJ Sunarso menegaskan, giat ini merupakan wujud komitmen Kodim untuk terus bersinergi dengan BNNK Tuban. “Hari ini kami melaksanakan sosialisasi dan deteksi dini dengan bersinergi dengan BNNK Tuban,” tutur Mayor CAJ Sunarso.

    Pihaknya berharap dengan adanya kegiatan ini lingkungan Kodim bersih dari narkoba, sehingga menjadi bukti nyata dalam memperkuat kerja sama dan pencegahan penyalahgunaan narkotika di lingkungan Kodim 0811 Tuban dan masyarakat Kabupaten Tuban secara luas. [dya/kun]

  • Kebakaran Dapur di Sambit Ponorogo, Polisi Ungkap Penyebab

    Kebakaran Dapur di Sambit Ponorogo, Polisi Ungkap Penyebab

    Ponorogo (beritajatim.com) – Kebakaran melanda dapur rumah milik Sunarso (52), warga Dukuh Krajan, Desa Wringinanom, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo, pada Rabu (24/9/2025). Peristiwa ini diduga dipicu api dari tumpukan sampah yang dibakar terlalu dekat dengan bangunan dapur.

    Api pertama kali diketahui sejumlah saksi yang melihat kobaran api membesar di bagian belakang rumah korban. Saat kejadian, istri korban, Eni Hajarwati, baru saja meninggalkan aktivitas membakar sampah untuk mandi. Sementara Sunarso tengah menunaikan salat di dalam rumah.

    Warga setempat segera berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya. Kepala Desa Wringinanom kemudian melaporkan insiden tersebut ke Polsek Sambit sekaligus menghubungi petugas Pemadam Kebakaran Kabupaten Ponorogo. Tak lama berselang, 2 unit mobil damkar tiba di lokasi dan berhasil menjinakkan api.

    Akibat kebakaran tersebut, sejumlah perabot rumah tangga, tabung gas, hingga peralatan elektronik hangus terbakar. Kerugian materiil ditaksir mencapai Rp25 juta, meski tidak ada korban jiwa maupun hewan ternak.

    Kapolsek Sambit, AKP Baderi menegaskan pihaknya bersama tim telah melakukan olah TKP serta mengumpulkan keterangan dari para saksi.

    “Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, api berasal dari pembakaran sampah yang dilakukan istri korban di dekat dapur rumah. Kondisi bangunan dapur yang mayoritas terbuat dari bambu dan kayu kering membuat api cepat merembet,” jelas AKP Baderi, Kamis (25/9/2025).

    Dia menambahkan, keberadaan tumpukan kayu kering dan kandang ayam di sekitar lokasi juga mempercepat kobaran api. Sehingga menghanguskan dapur tersebut.

    “Situasi lingkungan yang mudah terbakar membuat api membesar dengan cepat. Beruntung petugas pemadam bersama warga segera bertindak, sehingga api tidak menjalar ke bagian rumah lainnya,” pungkasnya. [end/ian]

  • Pemprov DKI Konservasi Pedestal Patung Pancoran, Jaga Warisan Cagar Budaya

    Pemprov DKI Konservasi Pedestal Patung Pancoran, Jaga Warisan Cagar Budaya

    JAKARTA – Monumen Patung Dirgantara atau lebih dikenal dengan nama Patung Pancoran dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964–1965 dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta.

    Kini, pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan konservasi pada pedestal atau tiang Patung Pancoran di Jakarta Selatan sebagai bagian dari upaya pelestarian.

    Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary di Jakarta, Sabtu, mengatakan, kondisi pedestal Patung Dirgantara sudah kurang baik dengan cat banyak terkelupas.

    Karena patung ini merupakan salah satu cagar budaya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta wajib menjaga, merawat dan melestarikan warisan dari para pendahulu.

    “Itu kan bangunan cagar budaya. Supaya tetap lestari harus diperbaiki. Karena sudah berlumut dan dapat merusak struktur bangunan jika dibiarkan. Karena itu, sesuai arahan Bapak Gubernur tahun ini kita perbaiki pedestalnya,” ujar Miftah, dilansir ANTARA, Sabtu, 16 Agustus.

    Perawatan yang dilakukan meliputi perapian dan pelapisan bagian tiang patung agar tampilannya lebih menarik dan terawat.

    “Langkah pertama, cat lama dikerok. Selanjutnya, akan dilakukan ‘coating’ dan pengecatan khusus untuk bangunan cagar budaya,” kata Miftah.

    Pengerjaan konservasi dimulai sejak 11 Agustus 2025 dan diperkirakan selama 60 hari kalender. Konservasi merupakan pemeliharaan dan pelindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan, pengawetan dan pelestarian.

    Pekerjaan tersebut dilakukan tenaga khusus sekitar delapan sampai 10 orang yang terdiri dari pelaksana teknis perawatan pedestal, pengawas dan petugas pengamanan lapangan.

    “Anggarannya berasal dari Dinas Kebudayaan,” kata Miftah.

    Dinas Kebudayaan akan menganggarkan dana untuk konservasi bangunan-bangunan cagar budaya lainnya.

    “Ke depan kami juga akan melakukan hal serupa untuk patung-patung lain yang ada di Jakarta seperti Patung Selamat Datang di Bundaran HI, Patung Lapangan Banteng dan masih banyak lainnya,” katanya.

  • Kisah Agen BRILink: Langkah Kecil di Mancasan, Enam Gerai Buka Kemudian – Halaman all

    Kisah Agen BRILink: Langkah Kecil di Mancasan, Enam Gerai Buka Kemudian – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO – Saat membuka gerai kecil di pinggir jalan Mancasan, Baki, Sukoharjo, Joko Triyanto tak pernah menyangka bahwa langkah kecil itu akan membawanya membuka enam cabang dalam waktu tiga tahun.

    Dulu, ia hanya ingin menambah pemasukan dari bisnis pulsa, POM mini, dan persewaan mobil yang sudah ia jalankan lebih dulu.

    Namun nasib berkata lain, usaha yang awalnya dijadikan sampingan, justru menjadi jalan utama kesuksesannya.

    “Awalnya iseng,” kenang Joko, pada Minggu (27/4/2025).

    Tapi angka transaksi dan minat warga yang tinggi membuatnya berpikir ulang.

    Ia mulai serius menata gerai pertamanya, memberi sentuhan rapi agar pengunjung nyaman.

    Tak butuh waktu lama, kepercayaan tumbuh dan transaksi terus meningkat.

    Melihat peluang itu, Joko memberanikan diri membuka cabang baru di Langenharjo, sekitar lima kilometer dari lokasi pertama.

    Letaknya strategis, tak jauh dari sebuah pondok pesantren, dan efeknya langsung terasa.

    Para santri menjadi pelanggan tetap, datang setiap hari untuk tarik tunai atau transfer ke kampung halaman.

    Gerai kedua itu hanya butuh dua bulan untuk menunjukkan bahwa keputusan Joko tidak keliru.

    Transaksi tinggi, pelanggan loyal, dan kebutuhan pasar yang terus tumbuh menjadi alasan kuat untuk berkembang lebih jauh.

    Ia merekrut dua karyawan tambahan, membagi mereka ke dalam dua shift agar layanan tak pernah berhenti.

    Setahun berselang, gerai ketiga pun berdiri di Wonosari, Klaten.

    Dari sana, Joko seperti menemukan ritme usahanya sendiri, dan mulai menyusun peta pengembangan.

    Tak tanggung-tanggung, tiga gerai tambahan dibuka hampir beriringan di wilayah Gawok, Gentan, dan Daleman.

    Semua masih dalam lingkup Sukoharjo, tapi ia memastikan setiap lokasi punya potensi transaksi yang menjanjikan.

    “Paling lompat kecamatan, tapi tetap dekat. Yang penting strategis,” ujarnya mantap.

    Dibalik pertumbuhan cepat itu, ada prinsip yang tak pernah ia lepaskan: pelayanan terbaik untuk setiap pelanggan.

    Standar Operasional Prosedur (SOP) diterapkan disiplin, dari kejujuran hingga keramahan yang tidak dibuat-buat.

    “Pelanggan itu raja, kalau dilayani baik, mereka pasti kembali,” tutur Joko.

    Ia bahkan merancang promo khusus menjelang Lebaran, tarik tunai di bawah Rp 500 ribu bebas biaya tambahan.

    Promo itu bukan sekadar gimmick.

    Banyak warga datang dan kembali karena merasa dihargai, sekaligus diuntungkan.

    Di sisi lain, BRILink Shi Jack memberi kemudahan nyata bagi warga yang jauh dari kantor bank dan ATM.

    Bagi Joko, keberadaan gerai BRILink bukan hanya bisnis, tapi juga misi membantu masyarakat mengakses layanan keuangan dengan mudah.

    Kini enam gerai sudah berjalan, dengan 12 karyawan yang tersebar di masing-masing titik.

    Targetnya belum selesai.

    Tahun ini, ia menargetkan total 10 gerai BRILink bisa berdiri di wilayah strategis lainnya.

    “Semoga tercapai dengan dukungan dari BRI,” ucapnya penuh harap.

    Omzet Rp 40 juta per bulan yang kini ia kantongi menjadi bukti bahwa BRILink bukan sekadar perpanjangan tangan bank—tapi ruang usaha yang inklusif dan terus tumbuh bersama masyarakat. 

    Capaian Agen BRILink

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, atau BRI, berkomitmen dalam menyediakan solusi keuangan yang menyeluruh melalui jaringan Agen BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia.

    BRI mengambil peran aktif sebagai pelopor inklusi keuangan, mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan visi pembangunan nasional.

    Hingga akhir Desember 2024, BRI mencatat peningkatan yang signifikan dalam jumlah Agen BRILink, yang meningkat dari 740 ribu agen pada Desember 2023 menjadi 1,06 juta agen di Desember 2024.

    Grafis capaian Agen BRILink secara nasional dari 2024 dibanding 2023

    Ini berarti bahwa sepanjang tahun 2024, sebanyak 324 ribu masyarakat bergabung untuk menjadi Agen BRILink.

    Dengan jaringan ini, BRI kini menjangkau lebih dari 85 wilayah di Indonesia dan melayani lebih dari 62 ribu desa.

    Inisiatif ini sejalan dengan Asta Cita Pemerintah yang dipimpin oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    Direktur Utama BRI, Sunarso, menjelaskan,BRI turut berkontribusi mewujudkan dan mendukung Asta Cita.

    “Sebagai wujud kontribusi BRI, kami turut mendukung Asta Cita keenam yaitu membangun dari desa dan dari bawah guna mendorong pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan,” jelasnya dalam keterangan tertulis pada Rabu (22/1/2025).

    Ia juga menekankan bahwa upaya ini mendukung Asta Cita ketiga pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan lapangan kerja berkualitas dan mendorong kewirausahaan.

    Agen BRILink memiliki peran penting sebagai ujung tombak dalam memperluas akses keuangan hingga ke pelosok negeri.

    Sunarso dalam siaran persnya menyatakan, sebagai elemen strategi hybrid banking, BRI memadukan layanan digital dan fisik untuk memastikan akses layanan keuangan yang merata.

    Agen BRILink menjadi pilar penting dalam membangun ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan.

    Selain itu, Agen BRILink tidak hanya bertugas memperluas dan mempermudah akses layanan perbankan, tetapi juga memastikan terjadinya sharing economy yang melibatkan partisipasi masyarakat secara luas.

    Dengan beragam layanan yang ditawarkan, mulai dari pembayaran tagihan listrik, air, BPJS, telepon, pembelian pulsa, hingga pembayaran cicilan, Agen BRILink menjadi solusi keuangan yang semakin relevan bagi masyarakat.

    Selain itu, tersedia juga layanan referral untuk pembukaan rekening tabungan, pinjaman, asuransi mikro, tarik tunai dari luar negeri, serta pembelian tiket perjalanan seperti bus, shuttle, dan kapal ferry.

    Semua kemudahan ini menjadikan Agen BRILink sebagai jembatan bagi masyarakat untuk lebih mudah mengakses layanan keuangan.

    Di sisi lain, Kementerian BUMN RI juga berupaya mempercepat program prioritas nasional melalui berbagai inisiasi.

    Menteri BUMN, Erick Thohir, menyatakan bahwa untuk mewujudkan Asta Cita tersebut, diperlukan kolaborasi yang efektif dan efisien antara berbagai pihak.

    Erick menjelaskan bahwa inisiatif tersebut mencakup hilirisasi pembangunan infrastruktur, pelayanan masyarakat, stabilisasi harga pangan, hingga pengembangan sumber daya manusia dan energi berkelanjutan.

    “Kolaborasi lintas kementerian dan badan menjadi momentum strategis untuk menjawab tantangan pembangunan yang semakin kompleks,” ungkap Erick Thohir.

    (*)

  • Jembatan Asa dari Toko Chazzy, Agen BRILink Penyambung Ekonomi Petani Desa – Halaman all

    Jembatan Asa dari Toko Chazzy, Agen BRILink Penyambung Ekonomi Petani Desa – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Sebuah toko mungil berdiri tenang di tengah perkampungan di Magersaren, Gatak, Delanggu, Kabupaten Klaten.

    Dari luar, tak ada yang istimewa, hanya etalase kaca sepanjang tiga meter dan lebar satu setengah meter, menampilkan deretan kartu perdana, sembako, dan papan kecil bertuliskan “Agen Resmi BRILink”.

    Namun di balik kesederhanaannya, toko itu adalah nadi ekonomi warga sekitar.

    Ia menjadi tempat lalu-lalang petani, pedagang sayur, hingga ibu rumah tangga yang mencari kemudahan dalam urusan keuangan.

    Di sanalah Dwi Putri Setyaningsih mengabdikan diri sebagai Agen BRILink, menyambungkan mimpi dan kebutuhan warga lewat layanan perbankan yang mudah dijangkau.

    Tak hanya soal transaksi, keberadaan Putri di tengah warga menjelma seperti jembatan harapan.

    Ia hadir bagi para petani yang kesulitan modal untuk musim tanam berikutnya.

    Perannya juga menjadi jalan keluar bagi pedagang kecil yang membutuhkan dana cepat, tanpa harus terjerat bunga mencekik dari pinjaman liar.

    Namun perjalanan itu tak mudah. Pada 2019, saat pertama kali membuka Toko Chazzy, Putri harus melewati enam bulan jatuh bangun..

    Jarang ada yang datang, mungkin karena belum ada yang percaya.

    Masyarakat masih asing dengan istilah Agen BRILink, apalagi menggunakan jasanya.

    Namun Putri tak menyerah. Ia terus menata barang dagangan, terus membuka pintu setiap hari, meski kadang hanya angin yang datang menyapa.

    Buah kesabaran itu mulai terasa setelah setengah tahun waktu berlalu.

    Warga perlahan berdatangan, mencoba setor tunai, tarik uang, atau sekadar menanyakan informasi soal pinjaman.

    Kala itu Putri yang bermodal awal sebesar Rp 5 juta ludes dalam hitungan minggu.

    Putri harus bolak-balik ke bank untuk menambah saldo transaksi hingga akhirnya menambah modal menjadi Rp 10 juta.

    “Harus wara-wiri ke bank saat itu, saldo cepat habis karena mulai ramai,” kenangnya ketika diwawancarai pada Minggu (20/4/2025).

    Namun yang paling membekas bagi Putri bukan soal untung rugi.

    Yang paling menyentuh adalah ketika ia bisa membantu tetangga mendapatkan pinjaman modal lewat program Kredit Cepat atau Kece.

    Tak sedikit tetangganya yang berprofesi sebagai petani datang dengan wajah penuh harap untuk membeli bibit, pupuk, atau menyewa lahan.

    Putri menjadi jalan bagi mereka agar tak lagi tergantung pada pinjaman berbunga tinggi dari rentenir.

    Hanya bermodal KTP, KK, dan surat usaha dari kelurahan, warga sudah bisa mengajukan pinjaman melalui agen BRILink tanpa agunan, tanpa tekanan.

    “Saya bantu kumpulkan persyaratan, foto usaha mereka, lalu kirim ke mantri BRI,” tutur perempuan berusia 27 tahun itu..

    Laris Panggilan

    Dalam banyak kesempatan, Putri juga aktif mencari calon penerima pinjaman Ultra Mikro (UMi) dan Kece.

    Ia tak segan menawarkan kepada tetangga.

    Bahkan dari mulut ke mulut, nama Putri dikenal sebagai agen yang bisa membantu urusan permodalan dengan syarat ringan.

    Tak jarang ia diundang dalam acara 17 Agustusan, pertemuan RT, hingga posyandu, hanya untuk berbagi soal cara mendapatkan pinjaman aman dan terjangkau.

    Ia bukan sekadar agen BRILink., kehadiran Putri sebagai agen BRILink menjadi tokoh teladan di lingkungannya.

    Seseorang yang dipercaya menyuarakan alternatif dari utang-utang liar yang kerap membelit warga desa.

    “Harapannya warga tak lagi tergantung rentenir. Lewat UMi dan Kece, bisa dapat pinjaman tanpa takut bunganya mencekik,” ungkap Putri.

    Tak heran, pada 2021 ia dianugerahi penghargaan sebagai mitra agen BRILink terbaik untuk transaksi UMi terbanyak.

    Ia menerima apresiasi berupa uang sebesar Rp 1,5 juta sebagai bentuk penghargaan dari BRI.

    Transaksi di Toko Chazzy pun semakin ramai.

    Setiap hari, sekitar 80 transaksi terjadi di tokonya, mulai dari transfer, setor tunai, hingga pembayaran tagihan.

    Angka itu berarti 2.000-an transaksi dalam sebulan, meski tokonya libur setiap Minggu.

    Pelanggan pun datang dari berbagai kalangan.

    Ada yang mencairkan dana KIP Kuliah, ada pula yang mencairkan bantuan sosial PKH.

    Semua dilayani dengan sabar dan ramah.

    Biaya administrasi yang dikenakan pun standar, sekitar Rp 5.000 per transaksi.

    Jika transaksi besar antar bank di atas Rp 5 juta, barulah dikenakan biaya Rp 15.000.

    “Tidak mahal, masih sesuai dan bisa dijangkau,” katanya.

    Hasil menjadi agen BRILink mulai terasa dari tahun pertama.

    Putri bisa membeli perlengkapan bayi, seperti baju dan stroller, dengan hasil usahanya sendiri.

    Tahun ketiga, ia membeli sepeda motor.

    Kini, ia menabung untuk masa depan buah hatinya dan perlahan merenovasi rumah.

    Namun tak semua berjalan mulus.

    Pernah suatu kali Putri rugi Rp 1 juta karena salah memberi uang tarik tunai kepada pelanggan.

    Pelanggan itu kabur, dan saat itu tokonya belum dilengkapi CCTV.

    “Saya jadikan pelajaran, sekarang semua lebih saya perhatikan,” ucapnya.

    Masyarakat semakin nyaman bertransaksi di agen BRILink karena tak perlu antre panjang seperti di bank.

    Selain itu, transaksi kecil di bawah Rp 5 juta memang lebih disarankan dilakukan di agen BRILink.

    Putri pun merasa kehadiran BRILink mempermudah akses layanan keuangan di pelosok desa.

    Ia juga mengapresiasi layanan BRI yang cepat tanggap.

    Jika mesin EDC mengalami gangguan, petugas akan segera datang memperbaiki.

    “Sudah bagus layanan BRI, cepat dan mendukung kami para agen,” katanya penuh syukur.

    Capaian Agen BRILink

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, atau BRI, berkomitmen dalam menyediakan solusi keuangan yang menyeluruh melalui jaringan Agen BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia.

    BRI mengambil peran aktif sebagai pelopor inklusi keuangan, mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan visi pembangunan nasional.

    Hingga akhir Desember 2024, BRI mencatat peningkatan yang signifikan dalam jumlah Agen BRILink, yang meningkat dari 740 ribu agen pada Desember 2023 menjadi 1,06 juta agen di Desember 2024.

    Grafis capaian Agen BRILink secara nasional dari 2024 dibanding 2023

    Ini berarti bahwa sepanjang tahun 2024, sebanyak 324 ribu masyarakat bergabung untuk menjadi Agen BRILink.

    Dengan jaringan ini, BRI kini menjangkau lebih dari 85 wilayah di Indonesia dan melayani lebih dari 62 ribu desa.

    Inisiatif ini sejalan dengan Asta Cita Pemerintah yang dipimpin oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    Direktur Utama BRI, Sunarso, menjelaskan,BRI turut berkontribusi mewujudkan dan mendukung Asta Cita.

    “Sebagai wujud kontribusi BRI, kami turut mendukung Asta Cita keenam yaitu membangun dari desa dan dari bawah guna mendorong pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan,” jelasnya dalam keterangan tertulis pada Rabu (22/1/2025).

    Ia juga menekankan bahwa upaya ini mendukung Asta Cita ketiga pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan lapangan kerja berkualitas dan mendorong kewirausahaan.

    Agen BRILink memiliki peran penting sebagai ujung tombak dalam memperluas akses keuangan hingga ke pelosok negeri.

    Sunarso dalam siaran persnya menyatakan, sebagai elemen strategi hybrid banking, BRI memadukan layanan digital dan fisik untuk memastikan akses layanan keuangan yang merata.

    Agen BRILink menjadi pilar penting dalam membangun ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan.

    Selain itu, Agen BRILink tidak hanya bertugas memperluas dan mempermudah akses layanan perbankan, tetapi juga memastikan terjadinya sharing economy yang melibatkan partisipasi masyarakat secara luas.

    Dengan beragam layanan yang ditawarkan, mulai dari pembayaran tagihan listrik, air, BPJS, telepon, pembelian pulsa, hingga pembayaran cicilan, Agen BRILink menjadi solusi keuangan yang semakin relevan bagi masyarakat.

    Selain itu, tersedia juga layanan referral untuk pembukaan rekening tabungan, pinjaman, asuransi mikro, tarik tunai dari luar negeri, serta pembelian tiket perjalanan seperti bus, shuttle, dan kapal ferry.

    Semua kemudahan ini menjadikan Agen BRILink sebagai jembatan bagi masyarakat untuk lebih mudah mengakses layanan keuangan.

    Di sisi lain, Kementerian BUMN RI juga berupaya mempercepat program prioritas nasional melalui berbagai inisiasi.

    Menteri BUMN, Erick Thohir, menyatakan bahwa untuk mewujudkan Asta Cita tersebut, diperlukan kolaborasi yang efektif dan efisien antara berbagai pihak.

    Erick menjelaskan bahwa inisiatif tersebut mencakup hilirisasi pembangunan infrastruktur, pelayanan masyarakat, stabilisasi harga pangan, hingga pengembangan sumber daya manusia dan energi berkelanjutan.

    “Kolaborasi lintas kementerian dan badan menjadi momentum strategis untuk menjawab tantangan pembangunan yang semakin kompleks,” ungkap Erick Thohir.

    (*)

  • Merdeka dari Rentenir, Misi Nyata Agen BRILink Buka Akses Modal Ringan di Gambiranom – Halaman all

    Merdeka dari Rentenir, Misi Nyata Agen BRILink Buka Akses Modal Ringan di Gambiranom – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, WONOGIRI – Di jalanan desa yang tenang, sebuah toko mungil berhasil mencuri perhatian setiap pejalan kaki yang melintas.

    Kilatan lampu dari papan running text yang menyala terang seolah-olah memanggil siapa saja untuk memperlambat langkah dan menoleh.

    Semakin sore, saat warna jingga mulai membalur langit barat, sinar dari papan elektronik itu tampak lebih mencolok di antara bangunan-bangunan sederhana di sekitarnya.

    Di balik kerlap-kerlip lampu itu, berdirilah Toko Indra Prasta, sebuah minimarket kecil yang beralamat di Gambiranom RT 01 RW 07, Baturetno, Wonogiri.

    Bagi warga sekitar, toko ini bukan sekadar tempat berbelanja, melainkan juga saksi perjalanan panjang seorang wirausahawan desa yang pantang menyerah.

    Saat pertama berdiri, bangunan toko itu hanya seukuran kios sederhana, tidak lebih luas dari dua meter persegi.

    Agus Sudibyo, sang pemilik, membuka usaha kecil tersebut hanya untuk melayani pembelian pulsa dan kuota internet.

    Namun, di balik kesederhanaan itu, tersimpan semangat besar untuk berkembang dan bermimpi lebih jauh.

    Waktu berjalan, dan perlahan-lahan Toko Indra Prasta mulai bertransformasi.

    Kini, toko tersebut sudah menjelma menjadi pusat layanan serba ada, bak sebuah bank mini di tengah kampung.

    “Alhamdulillah sekarang luasnya sudah 12 meter persegi, lengkap jual kebutuhan harian, bensin pom mini, layanan pinjaman ultra mikro, sampai transaksi BRILink,” ujar Agus kepada Tribunnews pada Selasa (15/4/2025).

    Perjalanan Agus di dunia usaha dimulai pada 2011, berbekal keberanian untuk membuka gerai pulsa kecil-kecilan.

    Tidak puas dengan itu, pada 2014 ia memberanikan diri memperluas usahanya menjadi toko kelontong yang melayani kebutuhan warga sekitar.

    Tahun 2016 menjadi titik balik penting dalam hidup Agus.

    Saat itu, seorang petugas bank menawarkan kesempatan menjadi agen BRILink, sebuah layanan perbankan berbasis komunitas yang saat itu masih terdengar asing.

    “Awalnya saya ditawari jadi agen, banyak yang menolak karena katanya repot dan ribet, tapi saya pikir, kenapa tidak dicoba dulu,” kenangnya.

    Agus pun menerima tawaran tersebut, meskipun hasilnya belum terasa dalam setahun pertama.

    Pada masa itu, edukasi mengenai agen BRILink masih minim, dan di satu kecamatan, agen serupa bisa dihitung dengan jari.

    “Belum banyak yang tahu manfaatnya, transaksi juga sepi, tapi saya sabar saja jualan kebutuhan harian sambil jalanin agen BRILink,” tambahnya.

    Kesabaran Agus akhirnya membuahkan hasil setelah satu tahun berjalan.

    Berkat inisiatif bank yang mewajibkan pegawainya untuk berbelanja di agen BRILink minimal Rp 25 ribu menggunakan kartu debit BRI, Toko Indra Prasta mulai ramai dikunjungi.

    Langkah tersebut efektif mengenalkan masyarakat terhadap konsep transaksi non-tunai yang lebih praktis dan aman.

    Kini, dalam sehari, Agus bisa mencatatkan sekitar 100 transaksi, dengan total lebih dari 3.000 transaksi per bulan.

    Jenis transaksi yang paling diminati pelanggan bervariasi, mulai dari pembelian pulsa, pembayaran listrik, angsuran pinjaman, transfer antar rekening, hingga tarik tunai.

    “Biasanya kalau awal bulan ramai tarik tunai karena orang gajian, menjelang tanggal 20 banyak yang setor buat bayar angsuran,” jelas bapak satu anak ini sambil tersenyum.

    Membuka Layanan Ultra Mikro

    Tidak berhenti pada transaksi keuangan biasa, Agus juga melebarkan sayapnya ke layanan pinjaman Ultra Mikro (UMi) dari BRI.

    Kesempatan untuk memperkenalkan UMi ia manfaatkan dalam momen-momen spesial desa, salah satunya saat perayaan Hari Kemerdekaan.

    “Waktu acara Agustusan, banyak orang kumpul, saya manfaatkan untuk sosialisasi soal UMi, sekalian berbagi informasi sambil ngobrol santai,” kisah Agus.

    Menurutnya, daya tarik utama dari program UMi adalah kemudahan akses dan tanpa perlu jaminan, sehingga masyarakat desa yang kesulitan modal bisa terbantu.

    Pinjaman ini menawarkan plafon hingga Rp 5 juta, cukup untuk memenuhi kebutuhan modal kecil, terutama bagi petani dan pelaku usaha mikro.

    “Biasanya petani setelah panen mau tanam lagi, butuh modal cepat, lewat UMi prosesnya gampang, tanpa survei panjang kalau sudah dikenal,” ungkapnya.

    Lebih dari sekadar membantu, UMi menjadi solusi nyata untuk mengurangi ketergantungan warga terhadap rentenir.

    Selama ini, rentenir menjadi opsi cepat, namun dengan bunga yang mencekik, bisa mencapai 10 persen dari pinjaman.

    Sebaliknya, bunga UMi hanya sekitar 6 persen, membuat cicilan terasa jauh lebih ringan.

    “UMi ini seperti jalan keluar, supaya masyarakat nggak lagi terjebak utang ke rentenir,” tegas Agus.

    Tak hanya itu, Agus sendiri menjadi contoh nyata keberhasilan program perbankan BRI.

    Pada 2018, ia mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 15 juta untuk memperkuat modal usaha.

    Dana tersebut digunakannya sebagai cadangan untuk pengembangan toko dan kebutuhan lain yang mendukung usahanya.

    “Saya ajukan tenor dua tahun, tapi dalam satu tahun sudah bisa saya lunasi,” ujar Agus bangga.

    Dengan segala inovasi dan kegigihan itu, Toko Indra Prasta kini tidak lagi sekadar minimarket biasa.

    Ia menjelma menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat desa, jembatan layanan keuangan, dan bukti nyata bahwa tekad keras mampu mengubah segalanya.

    Capaian Agen BRILink

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, atau BRI, berkomitmen dalam menyediakan solusi keuangan yang menyeluruh melalui jaringan Agen BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia.

    BRI mengambil peran aktif sebagai pelopor inklusi keuangan, mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan visi pembangunan nasional.

    Hingga akhir Desember 2024, BRI mencatat peningkatan yang signifikan dalam jumlah Agen BRILink, yang meningkat dari 740 ribu agen pada Desember 2023 menjadi 1,06 juta agen di Desember 2024.

    Grafis capaian Agen BRILink secara nasional dari 2024 dibanding 2023

    Ini berarti bahwa sepanjang tahun 2024, sebanyak 324 ribu masyarakat bergabung untuk menjadi Agen BRILink.

    Dengan jaringan ini, BRI kini menjangkau lebih dari 85 wilayah di Indonesia dan melayani lebih dari 62 ribu desa.

    Inisiatif ini sejalan dengan Asta Cita Pemerintah yang dipimpin oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    Direktur Utama BRI, Sunarso, menjelaskan,BRI turut berkontribusi mewujudkan dan mendukung Asta Cita.

    “Sebagai wujud kontribusi BRI, kami turut mendukung Asta Cita keenam yaitu membangun dari desa dan dari bawah guna mendorong pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan,” jelasnya dalam keterangan tertulis pada Rabu (22/1/2025).

    Ia juga menekankan bahwa upaya ini mendukung Asta Cita ketiga pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan lapangan kerja berkualitas dan mendorong kewirausahaan.

    Agen BRILink memiliki peran penting sebagai ujung tombak dalam memperluas akses keuangan hingga ke pelosok negeri.

    Sunarso dalam siaran persnya menyatakan, sebagai elemen strategi hybrid banking, BRI memadukan layanan digital dan fisik untuk memastikan akses layanan keuangan yang merata.

    Agen BRILink menjadi pilar penting dalam membangun ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan.

    Selain itu, Agen BRILink tidak hanya bertugas memperluas dan mempermudah akses layanan perbankan, tetapi juga memastikan terjadinya sharing economy yang melibatkan partisipasi masyarakat secara luas.

    Dengan beragam layanan yang ditawarkan, mulai dari pembayaran tagihan listrik, air, BPJS, telepon, pembelian pulsa, hingga pembayaran cicilan, Agen BRILink menjadi solusi keuangan yang semakin relevan bagi masyarakat.

    Selain itu, tersedia juga layanan referral untuk pembukaan rekening tabungan, pinjaman, asuransi mikro, tarik tunai dari luar negeri, serta pembelian tiket perjalanan seperti bus, shuttle, dan kapal ferry.

    Semua kemudahan ini menjadikan Agen BRILink sebagai jembatan bagi masyarakat untuk lebih mudah mengakses layanan keuangan.

    Di sisi lain, Kementerian BUMN RI juga berupaya mempercepat program prioritas nasional melalui berbagai inisiasi.

    Menteri BUMN, Erick Thohir, menyatakan bahwa untuk mewujudkan Asta Cita tersebut, diperlukan kolaborasi yang efektif dan efisien antara berbagai pihak.

    Erick menjelaskan bahwa inisiatif tersebut mencakup hilirisasi pembangunan infrastruktur, pelayanan masyarakat, stabilisasi harga pangan, hingga pengembangan sumber daya manusia dan energi berkelanjutan.

    “Kolaborasi lintas kementerian dan badan menjadi momentum strategis untuk menjawab tantangan pembangunan yang semakin kompleks,” ungkap Erick Thohir.

    (*)

  • Belanja Cashless ala Digitalisasi, Kisah Inspiratif UMKM Lintang Kejora – Halaman all

    Belanja Cashless ala Digitalisasi, Kisah Inspiratif UMKM Lintang Kejora – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Pada pagi yang cerah di Solo, Putri, seorang perempuan berusia 30 tahun asal Magetan, memutuskan untuk menyelesaikan liburan singkatnya dengan berkunjung ke salah satu toko oleh-oleh yang terkenal di kota ini.

    Setelah beberapa hari menikmati pesona Solo, ia menyadari ada satu hal yang masih kurang, oleh-oleh khas yang bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.

    Setelah mendapat rekomendasi dari seorang teman, Putri melangkah ke sebuah toko kecil bernama Lintang Kejora, yang terletak di kampung yang tenang, tidak jauh dari pusat kota.

    Toko ini terkenal dengan berbagai produk berbahan kain jumputan khas Solo yang dibuat menjadi tas, dompet, hingga aksesoris lainnya.

    Setiba di sana, Putri langsung disambut oleh warna-warna cerah dari berbagai produk yang dipajang di teras.

    Tas-tas beraneka model, mulai dari sling bag hingga ransel, semua memikat hati. Salah satu produk langsung menarik perhatian Putri, sebuah sling bag berwarna biru muda dengan aksen goni di bagian sampingnya.

    “Wah, ini lucu banget,” gumam Putri sambil menyentuh permukaan kain yang terasa lembut namun kuat di tangannya, pada Sabtu (19/4/2025). 

    Tas itu tidak hanya menarik, tetapi juga terkesan unik dengan sentuhan tradisional yang berpadu dengan desain modern.

    Awalnya, Putri hanya berniat melihat-lihat.

    Namun, tas itu cukup membuatnya ragu untuk pergi tanpa membelinya. Ia lalu berinteraksi dengan penjaga toko, yang menjelaskan berbagai pilihan produk dan memberikan penawaran.

    Proses tawar-menawar berjalan dengan akrab, tidak ada tekanan, hanya percakapan ringan antara pembeli dan penjual.

    Setelah harga disepakati, Putri mencoba membayar dengan uang tunai, namun ia menyadari bahwa dompetnya hampir kosong.

    Sejenak ia bingung, tetapi penjaga toko dengan ramah menawarkan solusi.

    “Mbak bisa bayar pakai QRIS aja,” kata penjaga toko sambil menunjukkan kode QR yang terpasang di meja kasir.

    Putri tersenyum lega.

    Tanpa perlu ragu, ia mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi BRImo, dan memindai kode QR yang ada.

    Dalam hitungan detik, transaksi berhasil, dan Putri pun dapat melanjutkan liburannya tanpa kendala.

    “Wah, simpel banget. Nggak perlu repot cari uang tunai lagi,” ujarnya sambil tersenyum lebar, melihat layar ponselnya yang menunjukkan konfirmasi pembayaran berhasil.

    Bagi Putri, pengalaman ini bukan hanya soal membeli sebuah tas.

    Ini adalah bukti nyata bahwa digitalisasi semakin memudahkan kehidupan sehari-hari, bahkan dalam transaksi kecil sekalipun.

    Termasuk untuk Rina, pemilik UMKM Lintang Kejora, penerapan teknologi seperti QRIS dan aplikasi BRImo telah menjadi bagian penting dari perjalanan usahanya.

    Rina Sulistyaningsih, yang kini berusia 50 tahun, memulai usaha Lintang Kejora pada tahun 2015 dengan modal keterampilan menjahit dan hobi mengoleksi pernak-pernik.

    Awalnya, ia hanya menjual dompet kecil dari kain perca yang diperoleh dari penjahit setempat.

    Namun, seiring waktu, permintaan mulai meningkat, dan Rina pun memperluas produknya dengan menambah berbagai jenis tas dan aksesoris lain.

    Harga produk di Lintang Kejora bervariasi, mulai dari Rp 50.000 untuk dompet kecil hingga Rp 500.000 untuk tas ransel dan sling bag yang lebih besar.

    Omzet bulanan Rina kini mencapai sekitar Rp 10-12 juta.

    Piala dan piagam penghargaan yang diraih UMKM Lintang Kejora Solo (Tribunnews.com/Chrysnha)

    Namun, perjalanan Rina menuju kesuksesan tidaklah mudah.

    “Awalnya, saya merasa kesulitan sekali. Modal terbatas, pemasaran juga masih sangat konvensional. Tapi saya terus mencoba, berusaha, dan akhirnya perlahan bisa berkembang,” ungkap Rina dengan senyum haru saat mengenang masa-masa awal usahanya.

    Rina menyadari bahwa untuk terus bertahan dan berkembang, ia harus mengikuti perkembangan zaman.

    Saat pandemi Covid-19 melanda, banyak pelaku UMKM yang terhambat, namun Rina justru melihat ini sebagai kesempatan.

    Ia mulai merambah dunia digital, memanfaatkan platform media sosial dan e-commerce untuk menjangkau pelanggan yang lebih luas.

    “Dulu saya tidak tahu apa-apa tentang digital, bahkan untuk mengunggah foto di Instagram saja saya bingung. Tapi setelah mengikuti beberapa pelatihan, saya mulai paham dan bisa mengelola semuanya dengan lebih baik,” katanya.

    Peran BRI melalui Rumah BUMN Solo dalam mendukung digitalisasi bagi UMKM sangat terasa bagi Rina.

    Melalui pelatihan dan pembinaan yang diberikan, Rina belajar tentang cara mengelola keuangan, membuat katalog produk, serta memasarkan produk secara online.

    Bahkan, dalam beberapa kesempatan, ia mengikuti kompetisi dan pameran virtual yang diselenggarakan oleh berbagai instansi dan kementerian.

    Sebagai hasil dari usahanya, Lintang Kejora meraih beberapa penghargaan, termasuk Juara 1 dalam kompetisi Startup4Industry yang diadakan oleh Kementerian Perindustrian pada tahun 2021.

    Selain itu, Lintang Kejora juga berhasil mengembangkan pasar hingga ke luar negeri, dengan produk-produknya mulai menembus pasar Singapura.

    “Sekarang saya sudah punya website, dan media sosial seperti Instagram serta Facebook jadi alat utama untuk pemasaran. Produk kami juga sudah sampai ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan Singapura,” jelas Rina dengan bangga.

    Penerapan teknologi digital membuat Lintang Kejora semakin efisien dalam beroperasi, dari pemasaran hingga pembayaran.

    Bagi Rina, semua ini merupakan bagian dari upayanya untuk terus berinovasi agar tetap relevan di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.

    “Digitalisasi itu bukan hanya tentang kemudahan, tapi tentang keberlanjutan. Jika kita tidak mengikuti perubahan, kita akan tertinggal,” tegasnya.

    Kini, Lintang Kejora telah menjadi contoh sukses dari sebuah UMKM yang beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan zaman.

    Tidak hanya dari segi produk dan pemasaran, tetapi juga dalam hal pembayaran. 

    QRIS dan aplikasi BRImo telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan operasional sehari-hari, membuat transaksi lebih cepat dan aman, baik untuk pembeli maupun penjual.

    Digitalisasi BRI di Solo

    Lapak-lapak Shelter Manahan di kawasan barat kompleks Stadion Manahan Solo (Tribunnews.com/Chrysnha)

    Pimpinan Cabang BRI Solo Slamet Riyadi, Eko Hary Wijayanto, mengungkapkan tren positif pertumbuhan layanan digital BRI di wilayah Solo dan sekitarnya.

    “Jumlah merchant QRIS BRI kini telah mencapai 3,7 juta merchant, dengan kenaikan sebesar 18 persen pada tahun 2024,” jelasnya pada Senin (14/4/2025).

    Selain itu, volume transaksi QRIS BRI juga mengalami pertumbuhan year on year (YoY) yang signifikan sepanjang tahun 2024.

    Untuk perkembangan penggunaan BRImo, Eko menyampaikan bahwa pada Desember 2023 jumlah pengguna BRImo mencapai 31,6 juta, meningkat 32,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Tren ini berlanjut hingga Desember 2024, dengan jumlah pengguna BRImo yang tumbuh menjadi 38,61 juta, atau naik 22,12 persen secara tahunan.

    Inovasi terus dilakukan BRI untuk memperkaya fitur di BRImo.

    Beberapa inovasi terbaru yang telah diluncurkan antara lain fitur pembelian voucher streaming, layanan investasi emas yang bekerja sama dengan Pegadaian, serta fitur pengiriman barang bekerja sama dengan PosAja.

    Dalam kinerja triwulan II tahun 2024, Direktur BRI Sunarso menyebutkan bahwa hingga akhir Juni 2024, BRImo digunakan oleh 35,2 juta pengguna aktif.

    BRImo mencatatkan sebanyak 2,01 miliar transaksi finansial dengan total volume transaksi mencapai Rp2.574 triliun, tumbuh 35,81 persen secara tahunan.

    Sementara itu, nilai transaksi QRIS di Solo juga menunjukkan angka yang menggembirakan.

    Pada bulan Januari 2025 saja, nilai transaksi QRIS di Solo telah menembus Rp695 miliar, mencerminkan tingginya adopsi pembayaran digital di kalangan pelaku UMKM di wilayah tersebut.

    Founder Creative Space Solo, Joko Purwono menyoroti perkembangan digital di bidang UMKM kota Solo.

    Menurutnya, kesadaran para pedagang juga pelaku UMKM semakin hari semakin meningkat.

    Namun, ia menggaris bawahi tindak lanjut perbankan dan dinas terkait agar melakukan pendampingan kepada pedagang terkait pemberlakuan transaksi digital.

    “Di shelter, di pasar-pasar memang sudah banyak pakai QRIS, tapi masih ditemukan yang belum bahkan enggan pakai QRIS. Kan ada juga (pedagang) yang sepuh lalu sudah lanjut usia tak tahu caranya, jadi kita harap ada pendampingan lanjut,” pesannya diwawancarai pada Selasa (4/3/2025).

    Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Agus Santoso dihubungi terpisah mengaku telah berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menyukseskan digitalisasi UMKM dan pedagang.

    Begitu juga bekerja sama dengan pengelola pasar dan perbankan.

    Dirinya mengakui, pendampingan terhadap pedagang untuk mengantisipasi halangan digitalisasi sangat penting dilakukan.

    Hal ini untuk menyelaraskan slogan Go Digital di bidang perdagangan dan usaha di Solo.

    “Saya tentu sudah menjalin komunikasi juga dengan pengelola masing-masing pasar untuk mengawasi dan mendampingi pedagang yang mungkin kesulitan untuk menerapkan digitalisasi seperti soal transaksi QRIS hingga e-Retribusi,” terangnya.

    ” Jadi bersama juga dengan perbankan tak hanya sosialisasi dan pendaftaran, pendampingan juga perlu karena banyak yang pedagang sepuh,” imbuh Agus.

    Terkait dengan digitalisasi, Dinas Perdagangan Kota Solo juga sudah menerapkan penarikan pajak dengan e-Retribusi.

    Tak hanya dengan satu bank pelat merah, e-Retribusi diterapkan juga dengan kolaborasi beberapa bank BUMN di pasar-pasar di Kota Bengawan.

    “Ini berkat kolaborasi dan sinergi Pemkot Surakarta, perbankan dan masyarakat. Sudah melek digital dan mau untuk maju mengikuti perkembangan teknologi,” urai dia.

    Sebagai upaya pengembangan ekonomi berbasis digital, perbankan kini mendorong penggunaan transaksi QRIS.

    Transaksi ini mengalami pertumbuhan pesat, yaitu mencapai 209,61 persen (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 53,3 juta dan jumlah merchant 34,23 juta.

    Penerapan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS 0 persen untuk transaksi sampai dengan Rp500.000 pada merchant Usaha Mikro (UMI), yang berlaku efektif mulai 1 Desember 2024 guna menopang daya beli masyarakat kelas menengah bawah.

    BRI pun berkomitmen penuh dalam mendukung pengembangan ekonomi berbasis digital, khususnya bagi para pelaku usaha mikro.

    Dengan memberikan MDR 0 persen atau bebas biaya MDR, BRI tidak hanya meringankan beban operasional merchant, tetapi juga mendorong inklusi keuangan yang lebih luas.

    Program ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing pelaku usaha mikro di era digital, sekaligus memperluas adopsi QRIS sebagai solusi pembayaran nontunai yang efisien.

    (*)

  • Lepas Kontingen dari Dumai, Kapolres Tekankan Peran Pramuka di Jambore Karhutla

    Lepas Kontingen dari Dumai, Kapolres Tekankan Peran Pramuka di Jambore Karhutla

    Dumai

    Polres Dumai melepas pramuka peserta Jambore Karhutla 2025 ke Tahura Sultan Syarif Hasyim, Minas Jaya, Kabupaten Siak. Polres Dumai menekankan pramuka berperan penting dalam pelestarian alam.

    “Gerakan pramuka memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan dan alam, melalui pendidikan dan kegiatan yang mendukung pelestarian lingkungan. Ini adalah bagian dari pendidikan karakter,” ujar Kapolres Dumai AKBP Hardi Dinata, dalam keterangannya, Kamis (24/4/2025).

    AKBP Hardi menjelaskan kegiatan Jambore Karhutla ini merupakan upaya konkret dalam penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Jambore Karhutla, menurut dia, bukan hanya sekadar berkemah, tetapi bukti keseriusan TNI-Polri dan pemerintahan dalam upaya pencegahan bencana karhutla.

    Kapolres Dumai AKBP Hardi Dinata melepas kontingen pramuka untuk mengikuti Jambore Karhutla 2025 di Tahura, Minas Jaya, Kabupaten Siak. (Foto: dok. Istimewa)

    “Kegiatan ini bukan hanya tentang berkumpul dan berkemah, tapi juga menjadi simbol keseriusan dan inovasi kita dalam menghadapi tantangan Karhutla secara kolaboratif,” jelasnya.

    Kapolres AKBP Dinata menyampaikan terima kasih kepada pramuka Kwarcab Wilayah II Disdik Provinsi Riau atas peran sertanya dalam kegiatan Jambore Karhutla ini. Ia berharap Jambore Karhutla ini memberikan dampak positif dalam upaya melestarikan alam di Bumi Lancang Kuning.

    Pramuka berperan penting dalam menjaga pelestarian lingkungan. (Foto: dok. Istimewa)

    Apel Pelepasan Pemberangkatan Peserta Jambore Karhutla 2025 ini berlangsung di Lapangan Polres Dumai, Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Buluh Kasap, Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai, Kamis (24/4) pagi tadi. Tamu undangan yang hadir antara lain Kacab Wilayah II Disdik Provinsi Riau, Setyo Sunarso, Kadis Kopar Kota Dumai yang diwakili Norzan, Ketua Kwarcab Kota Dumai, Eko Wardoyo, Wakil Ketua Kwarcab, Bujang Alwi, Ka Sekretaris Kwarcab, Yuston, serta Ka Gudep Putri SMA YKPP Bukit Datuk, Wulan.

    (mei/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kiprah Toko Murti Jadi Jembatan Modal Warga Patuk Wonogiri – Halaman all

    Kiprah Toko Murti Jadi Jembatan Modal Warga Patuk Wonogiri – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, WONOGIRI -Di bawah langit senja yang temaram, di sudut desa Patuk, Baturetno, Wonogiri, seorang perempuan duduk di depan gerai kecilnya.

    Senyum lembutnya menyapa setiap pelanggan yang datang, mencerminkan kehangatan seorang pejuang kehidupan.

    Dialah Sri Murtini, perempuan yang dengan ketekunan dan kegigihannya telah mengubah hidupnya dan membantu banyak orang di sekitarnya.

    Tidak hanya melayani transaksi perbankan, Murti, sapaan akrabnya, telah menjadi jembatan bagi ratusan warga untuk mendapatkan pinjaman ultra mikro (UMi) dari BRI.

    Lewat gerainya yang sederhana, di bawah lampu redup yang menemani malam-malam kerjanya, ia mempermudah akses permodalan bagi pedagang kecil dan petani di sekitarnya.

    Hanya dalam waktu kurang dari tiga tahun, ia telah membantu lebih dari 100 hingga 200 warga mendapatkan pinjaman Kredit Cepat (KeCe).

    Di antara aroma tanah basah seusai hujan, perjalanan Murti dimulai pada tahun 2011 dengan menjual makanan ringan.

    Di rumahnya yang sederhana, ia merintis usaha kecil-kecilan, berharap bisa membantu keluarganya. Kesetiaannya sebagai nasabah BRI membuatnya akrab dengan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang berkali-kali ia manfaatkan untuk menambah modal.

    Namun, langkah besarnya terjadi pada 2019, saat ia memutuskan merambah usaha jual pulsa dan kuota.

    Hingga akhirnya, pada 2021, datanglah tawaran menjadi agen BRILink.

    Hati Murti berdebar, matanya menerawang, membayangkan kemungkinan-kemungkinan baru yang akan terbuka.

    Tanpa ragu, ia menerima peluang tersebut dan segera mengurus persyaratan.

    Awalnya, saldo yang ia sediakan sebagai agen BRILink masih terbatas, tetapi seiring meningkatnya transaksi, ia kembali mengajukan KUR untuk memperbesar modal usaha gerainya.

    Jembatan bagi Warga Mendapatkan Modal

    Suatu kala, Murti menatap brosur-brosur pinjaman KeCe yang baru saja ia dapat dari petugas BRI.

    Ia menyusunnya dengan rapi di dinding gerainya, berharap bisa menarik perhatian pelanggan yang datang.

    Lambat laun, banyak pelanggan bertanya tentang cara mengajukan pinjaman.

    Murti dengan sabar menjelaskan bahwa ia bisa membantu mengurus pengajuan, sementara keputusan akhir tetap di tangan petugas BRI.

    Antusiasme warga cukup tinggi, terutama para pedagang pasar dan petani.

    Dengan pinjaman mulai dari Rp1 juta hingga Rp5 juta, banyak warga merasa terbantu untuk modal usaha harian mereka.

    Proses pengajuannya pun sederhana, hanya memerlukan fotokopi KTP, KK, dan surat keterangan usaha dari kelurahan.

    Kerja kerasnya tak sia-sia. Murti berhasil meraih penghargaan sebagai agen BRILink dengan realisasi terbanyak ketiga di Kabupaten Wonogiri.

    Pencapaian ini menjadi bukti bahwa usahanya memberi dampak besar bagi masyarakat sekitarnya.

    Tidak berhenti di situ, ia juga mengadopsi teknologi pembayaran modern seperti QRIS.

    Dengan menyediakan metode pembayaran digital, ia tak hanya memudahkan pelanggan membeli pulsa, tetapi juga mengurangi kerepotan dalam menyediakan uang kembalian.

    Kiprah Agen BRILink

    Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa AgenBRILink terbukti membantu masyarakat dengan kemudahan bertransaksi melalui tanpa harus pergi ke kantor cabang atau ATM. Hal ini menciptakan nilai ekonomi dan nilai sosial secara bersamaan.

    “AgenBRILink mengadopsi hybrid banking, yakni proses internal layanan perbankan telah didigitalisasi, sementara proses interaksi dengan nasabahnya masih human touching melalui agen,” terangnya.

    AgenBRILink menjadi upaya perseroan dalam meningkatkan kapabilitas pemberdayaan.

    Hal ini tak terlepas dari salah satu aspirasi besar yang ingin dicapai perseroan pada 2025 yaitu menjadi Champion of Financial Inclusion.

    Inklusi keuangan perlu berkualitas karena terkait kemakmuran. Seperti diketahui, Pemerintah mencanangkan target inklusi keuangan mencapai 90 persen pada 2024.

    Agen laku pandai milik BRI atau AgenBRILink mampu menjawab karakteristik nasabah di tataran ekonomi akar rumput.

    Saat ini, masih banyak nasabah yang lebih senang bertransaksi perbankan lewat agen.

    Sebagai informasi, hingga Desember 2023, BRI mencatat jumlah AgenBRILink telah mencapai sebanyak lebih dari 740 ribu yang tersebar di 61.067 Desa di seluruh Indonesia. Sementara volume transaksi tercatat sebesar Rp 1.427 triliun.

    (*)

     

  • KUR BRI Letupan Nafas Panjang bagi UMKM Gitar Ngrombo – Halaman all

    KUR BRI Letupan Nafas Panjang bagi UMKM Gitar Ngrombo – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO – Angin pagi itu bertiup lembut, membawa aroma khas kayu yang tengah dipahat sebagai bahan bakal gitar.

    Suara ketukan palu dan gesekan amplas berpadu dalam simfoni kerja keras, menciptakan melodi perjuangan yang telah menggema sejak dekade 1960-an.

    Adalah Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, desa yang bukan sekadar desa biasa.

    Ini adalah tanah kelahiran ribuan gitar, saksi bisu ketekunan para pengrajin yang terus bertahan di tengah badai perubahan zaman.

    Di antara deretan rumah produksi yang berjejer rapi, nama Sumardi menjulang sebagai sosok yang dihormati.

    Seorang pria sederhana, berbalut semangat baja, yang telah mengabdikan dirinya pada seni pembuatan gitar sejak 1992.

    Namun, seperti nada-nada yang naik turun dalam komposisi musik, perjalanan Sumardi tidak selalu mulus.

    Rintangan demi rintangan harus ia hadapi, dari sulitnya mendapatkan modal hingga ketatnya persaingan di era digital. Apiknya, ia tak pernah menyerah.

    Menurut dia, setiap gitar yang lahir dari tangannya adalah bukti nyata bahwa semangat pantang menyerah masih bersemi di tanah Ngrombo.

    Dua puluh tahun lalu, dunia usaha tidak semudah sekarang. Akses permodalan menjadi batu sandungan besar bagi para pengrajin seperti Sumardi.

    Saat itu, mengajukan pinjaman adalah mimpi yang sulit tergapai. Persyaratan ketat membuatnya harus ‘menumpang nama’ pengrajin lain demi bisa memperoleh modal.

    Bagi para pengrajin, modal bukan sekadar uang, tetapi juga harapan.

    Tanpa modal, mustahil bagi mereka untuk membeli bahan baku yang berkualitas, menggaji pekerja, dan menjaga kesinambungan produksi.

    Sumardi mengenang masa-masa sulit itu dengan mata menerawang.

    “Dulu kami benar-benar kesulitan. Tidak ada banyak pilihan, dan sistem perbankan masih sangat rumit bagi pengrajin kecil seperti kami,” katanya lirih ketika dijumpai pada Sabtu (28/3/2025).

    Namun, waktu berjalan, dan sistem pun berubah. Kehadiran Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI bagaikan mata air di tengah padang pasir, memberi napas baru bagi para pelaku UMKM.

    Kini, prosesnya lebih mudah, persyaratannya lebih ramah, dan yang terpenting, bunga pinjaman yang rendah membuat para pengrajin bisa bernapas lebih lega.

    Tidak ada lagi cerita pengrajin yang harus menggadaikan aset berharga atau mencari pinjaman dengan bunga tinggi dari rentenir yang sering kali justru menjerumuskan mereka ke dalam jurang kemiskinan.

    Sumardi sendiri merasakan langsung manfaatnya.

    Pinjaman sebesar Rp 20 juta dari KUR BRI menjadi bahan bakar yang menghidupkan roda produksi.

    Gitar-gitar tetap bisa diproduksi, bahan baku dapat tersedia, dan stok selalu siap untuk memenuhi permintaan pasar.

    “Kalau seminggu ini ada pesanan 50 gitar, kita harus stok tiga kali lipatnya. Biar perputaran produksi terus berjalan dan penghasilan tetap ada,” ujar Sumardi penuh keyakinan.

    Ia kini bisa bernapas lebih lega, mengetahui bahwa usahanya tetap bisa berjalan dan keluarganya tetap tercukupi.

    Jembatan Warga dan Bank

    Sebagai Ketua Paguyuban Klaster Gitar Amanah, peran Sumardi tak hanya berhenti pada pembuatan gitar.

    Ia juga menjadi jembatan antara warga dan pihak bank.

    Warga melintas di kawasan Tugu Gitar, tugu pendanda Klaster Gitar Desa Ngrombo, Baki, Sukoharjo (Tribunnews.com/Chrysnha)

    Tak jarang, petugas BRI meminta bantuannya untuk memberikan edukasi soal KUR, bahkan mengingatkan warga agar tidak telat membayar angsuran.

    Perannya ini tidak datang begitu saja. Seiring berjalannya waktu, Sumardi memahami bahwa banyak pengrajin yang mengalami kesulitan yang sama seperti yang dulu ia hadapi.

    Mereka tidak tahu harus ke mana mencari pinjaman modal yang aman, tidak paham proses pengajuan, atau bahkan takut dengan sistem perbankan.

    Sumardi hadir sebagai sosok yang menjembatani kesenjangan tersebut.

    Ia dengan sabar menjelaskan bagaimana KUR bisa membantu, apa saja syaratnya, dan bagaimana cara mengelola pinjaman agar tidak menjadi beban di kemudian hari.

    “Ya saya sudah dekat dengan mantri BRI. Kalau mereka tanya siapa yang butuh KUR, saya bantu. Kadang juga mengingatkan warga kalau ada yang telat bayar,” katanya sambil tersenyum.

    Baginya, membantu sesama pengrajin adalah bagian dari tanggung jawab moral.

    Sebab, jika industri gitar Ngrombo ingin bertahan dan berkembang, maka semua pengrajinnya harus memiliki akses yang sama terhadap sumber daya yang tersedia.

    Keberadaan KUR BRI telah menjadi pilar utama bagi kelangsungan industri gitar Ngrombo.

    Dalam situasi di mana pasar online semakin agresif menekan harga, KUR menjadi tameng yang memungkinkan para pengrajin bertahan dan terus berinovasi.

    Dengan modal yang cukup, mereka bisa tetap fokus pada kualitas produk, alih-alih hanya bersaing di harga.

    Sumardi percaya, selama ada semangat, selama ada kemauan, dan selama ada dukungan seperti KUR BRI, industri gitar Ngrombo akan terus bergaung.

    Bukan hanya di negeri sendiri, tapi juga hingga ke mancanegara.

    “Mau KUR? Ingatnya BRI,” ucapnya mantap.

    Eksistensi Desa Ngrombo

    Desa Ngrombo sebagai satu dari 10 bidang klaster di Kabupaten Sukoharjo, yakni klaster gitar Ngrombo.

    Namanya bukan lagi sekelas produsen lokal, Desa Ngrombo bahkan pernah mengirim hasil karya penduduk lokal hingga mancanegara.

    Filipina hingga Yunani menjadi tujuan pendaratan gitar-gitar khas Desa Ngrombo.

    Sumardi mengatakan, sebanyak 225 pengrajin bertahan berkarya memproduksi gitar Desa Ngrombo.

    Mereka memproduksi ribuan gitar setiap bulannya, dengan variasi harga yang berkisar dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung pada jenis dan kualitasnya.

    Namun, di tengah tantangan zaman, keberlanjutan industri ini semakin dipertaruhkan.

    Digitalisasi berupa peran vital media sosial bakal menjadi tantangan pengrajin hingga distributor gitar ke depan untuk bersaing dengan pasar.

    Di sisi lain, pengrajin tetap mempretahankan kualitas baik produksi gitar bakal menjadi sisi positif yang terus dicari oleh peminat dan toko-toko alat musik langganan.

    “Ini menjadi tantangan kami pengrajin gitar Desa Ngrombo untuk bertahan kerajinan gitar menjadi UMKM jaya, apalagi menyandang klaster gitar tentu harus dilestarikan,” papar dia.

    KUR BRI

    Grafis Pengajuan KUR BRI

    BRI telah menyalurkan pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) tahun 2024 sebesar Rp 184,98 triliun.

    Sepanjang tahun 2024, BRI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp 184,98 triliun.

    Demikian menjadikan BRI sebagai perbankan dengan penyaluran KUR terbesar dibanding perbankan nasional lainnya.

    Penyaluran KUR BRI itu pun menjangkau lebih dari 4 juta debitur atau pelaku UMKM di seluruh wilayah Indonesia, memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

    Keberhasilan penyaluran KUR BRI tersebut juga diikuti dengan kualitas kreditnya yang terjaga.

    Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, strategi pengelolaan KUR yang diterapkan BRI berhasil menjaga tingkat Non-Performing Loan (NPL) tetap sehat, yaitu di level 2 persen. Hal ini menunjukkan pengelolaan risiko yang baik dalam penyaluran kredit kepada segmen UMKM.

    “KUR itu 100 persennya berasal dari bank. Dana bank dihimpun dari masyarakat, deposito, tabungan, dan giro. KUR diberikan kepada masyarakat yang belum bankable namun feasible. Jadi, ketika terjadi kredit macet, 70 persen risiko dibayar oleh asuransi, dan 30 persen ditanggung bank. Dan itu kita sekarang bisa di-manage NPL KUR itu di sekitar 2 persen,” ujar Sunarso dalam siaran pers, Kamis (23/1/2025).

    Sunarso menambahkan bahwa tingkat NPL sebesar 3 persen pada kredit di segmen UMKM masih dianggap ideal, mengingat karakteristik segmen tersebut berbeda dengan kredit korporasi.

    Menurutnya, pada tahap awal (front-end), fokusnya adalah menjangkau sebanyak mungkin nasabah baru tanpa proses seleksi yang terlalu ketat. 

    Kemudian, pada tahap mid-end dilakukan maintenance.

    Apabila terjadi kredit macet, tahap back-end berperan untuk mengelola risiko, mencakup penagihan yang diwujudkan dalam recovery rate untuk menjaga kualitas kredit.

    Strategi ini memungkinkan BRI untuk terus mendukung pertumbuhan UMKM dengan tetap menjaga kesehatan portofolio kredit.

    Upaya BRI tersebut sejalan dengan Asta Cita Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menapaki 100 hari kerja.

    Dalam hal ini Asta Cita ketiga yaitu meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan juga Asta Cita keenam khususnya dalam hal mendorong pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.

    Sementara itu, Kementerian BUMN RI berupaya mempercepat implementasi Asta Cita tersebut.

    Menteri BUMN RI Erick Thohir menjabarkan bahwa inisiasi tersebut mulai dari hilirisasi, pembangunan infrastruktur, pelayanan masyarakat, stabilisasi harga pangan, hingga pengembangan sumber daya manusia dan energi berkelanjutan.

    Baginya, kolaborasi lintas kementerian dan badan menjadi momentum strategis untuk menjawab tantangan pembangunan yang semakin kompleks.

    “Dalam waktu kurang dari 100 hari, kita telah menunjukkan langkah nyata dan dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat. Hal ini menjadi bukti bahwa gotong royong adalah kunci keberhasilan,” pungkas Erick Thohir.

    (*)