Tag: Sultan Hamid II

  • Fadli Zon Kunjungi Istana Kadriah Pontianak, Tekankan Pentingnya Pelestarian Budaya Nusantara – Page 3

    Fadli Zon Kunjungi Istana Kadriah Pontianak, Tekankan Pentingnya Pelestarian Budaya Nusantara – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengunjungi Istana Kadriah, Kesultanan Pontianak, Kalimantan Barat. Istana Kadriah merupakan salah satu cagar budaya nasional di Indonesia.

    Dalam pidatonya, Fadli Zon menekankan pentingnya pelestarian budaya dan sejarah Nusantara, khususnya di Kalimantan Barat, yang kaya akan warisan budaya dan akulturasi berbagai etnis.

    Dia mengatakan, Istana Kadriah, yang didirikan pada tahun 1771 oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, menjadi simbol sejarah panjang Kesultanan Pontianak. Fadli Zon menyebutkan bahwa Istana Kadriah bahkan lebih tua dari Amerika Serikat yang berdiri pada tahun 1776.

    “Ini menandakan bahwa Istana Kadriah memiliki sejarah yang sangat panjang, tidak hanya di Kalimantan Barat, tetapi juga di Nusantara dan Indonesia secara keseluruhan,” ujar Fadli Zon di Istana Kadriah, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu, 22 Februari 2025, seperti dalam keterangan yang diterima

    Fadli Zon juga mengapresiasi kontribusi Sultan Syarif Hamid II, Sultan ketujuh Kesultanan Pontianak, yang dikenal sebagai perancang lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila.

    “Kita sangat menghormati jasa-jasa para pendahulu kita, termasuk Sultan Hamid II, yang telah memberikan kontribusi besar bagi bangsa ini. Kami berharap ke depan beliau bisa mendapatkan pengakuan sebagai pahlawan nasional,” tambahnya.

    Fadli Zon juga menyoroti Pontianak sebagai melting pot atau tempat bertemunya berbagai budaya. Kota ini menjadi contoh nyata akulturasi budaya Melayu, Arab, Dayak, Tionghoa, dan etnis lainnya.

    “Keberagaman ini tercermin dalam berbagai ekspresi budaya, seperti arsitektur, seni, dan kuliner. Ini adalah kekuatan yang harus kita jaga dan lestarikan,” ujarnya.

    Menteri Kebudayaan tersebut juga mengungkapkan filosofi Huma Betang, kearifan lokal masyarakat Dayak yang mencerminkan prinsip kebersamaan, gotong royong, dan toleransi. “Filosofi ini sangat relevan dengan semangat persatuan dalam keberagaman yang menjadi identitas bangsa Indonesia,” kata Fadli Zon.

  • Istana Kadriah Pontianak Jadi Simbol Kekayaan Sejarah Nusantara, Fadli Zon: Lebih Tua dari Amerika Serikat

    Istana Kadriah Pontianak Jadi Simbol Kekayaan Sejarah Nusantara, Fadli Zon: Lebih Tua dari Amerika Serikat

    Pontianak, Beritasatu.com – Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon melakukan kunjungan pertamanya ke Kalimantan Barat setelah menjabat sebagai menteri. Ia mengunjungi Istana Kadriah di Kesultanan Pontianak yang merupakan salah satu cagar budaya nasional Indonesia.

    Fadli Zon menekankan, pentingnya melestarikan budaya dan sejarah Nusantara, khususnya di Kalimantan Barat yang kaya dengan warisan budaya dan perpaduan berbagai etnis. Istana Kadriah yang dibangun pada 1771 oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, menjadi simbol sejarah panjang Kesultanan Pontianak. 

    Fadli Zon pun menyatakan, usia Istana Kadriah lebih tua dari Amerika Serikat yang berdiri pada 1776. Hal tersebut menunjukkan istana tersebut memiliki sejarah yang sangat panjang.

    “Ini menunjukkan Istana Kadriah memiliki sejarah yang sangat panjang, tidak hanya di Kalimantan Barat, tetapi juga di Indonesia secara keseluruhan,” ujar Fadli Zon saat berkunjung ke Istana Kadriah, Pontianak, pada Sabtu (22/2/2025). 

    Fadli Zon juga memberikan penghargaan kepada Sultan Syarif Hamid II, yakni Sultan ketujuh Kesultanan Pontianak yang dikenal sebagai perancang lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila.

    “Kita sangat menghormati jasa-jasa para pendahulu kita, termasuk Sultan Hamid II yang telah memberikan kontribusi besar bagi bangsa ini. Kami berharap beliau mendapatkan pengakuan sebagai pahlawan nasional,” tambahnya.

    Selain itu, Fadli Zon menggarisbawahi pentingnya Pontianak sebagai melting pot, tempat pertemuan berbagai budaya. Menurutnya, kota tersebut menjadi contoh nyata akulturasi budaya Melayu, Arab, Dayak, Tionghoa, dan etnis lainnya. 

    “Keberagaman ini tercermin dalam berbagai ekspresi budaya, seperti arsitektur, seni, dan kuliner. Ini adalah kekuatan yang harus kita jaga dan lestarikan,” ujarnya.

    Menteri Kebudayaan tersebut juga mengungkapkan filosofi Huma Betang, kearifan lokal masyarakat Dayak yang mengedepankan kebersamaan, gotong royong, dan toleransi. “Filosofi ini sangat relevan dengan semangat persatuan dalam keberagaman yang menjadi identitas bangsa Indonesia,” katanya.

    Fadli Zon berharap lebih banyak cagar budaya di Kalimantan Barat yang dapat diangkat menjadi cagar budaya nasional. Ia juga menjelaskan, Kalimantan Barat memiliki satu cagar budaya nasional, yaitu Istana Kadriah. 

    Namun, pihak juga melihat ada enam cagar budaya provinsi tersebut yang berpotensi untuk menjadi cagar budaya nasional.

    Kalimantan Barat juga memiliki sekitar 80 warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage), yang meliputi seni pertunjukan, kerajinan, adat istiadat, dan tradisi. 

    “Ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya budaya yang ada di provinsi ini. Kita harus terus mendaftarkan dan melestarikan warisan-warisan ini,” tegas Fadli Zon.

    Fadli Zon juga mengatakan komitmen pemerintah untuk memajukan kebudayaan Indonesia. Ia menyebutkan pembentukan Kementerian Kebudayaan sebagai kementerian independen merupakan langkah penting dalam melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan warisan budaya. 

    “Ini sesuai dengan amanat Pasal 32, ayat (1), UUD 1945 yang menyatakan negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia,” jelasnya.

    Menteri Kebudayaan ini juga menyoroti pentingnya kekuatan lunak dalam diplomasi budaya. Ia menegaskan, masyarakat dapat belajar dari negara lain, seperti Korea Selatan yang sukses mempromosikan budaya mereka melalui film, musik, dan drama. 

    “Kami ingin menciptakan ‘Indonesian Wave’, gelombang budaya Indonesia yang mendunia,” ujarnya.

  • Fadli Zon Harap Istana Kadriah Jadi Pusat Ekspresi Seni dan Budaya

    Fadli Zon Harap Istana Kadriah Jadi Pusat Ekspresi Seni dan Budaya

    Jakarta

    Menteri Kebudayaan Fadli Zon melakukan kunjungan pertamanya ke Kalimantan Barat sejak menjabat sebagai menteri. Kunjungan ini dilakukan ke Istana Kadriah, Kesultanan Pontianak, yang merupakan salah satu cagar budaya nasional di Indonesia.

    Dalam pidatonya, Fadli Zon menekankan pentingnya pelestarian budaya dan sejarah Nusantara, khususnya di Kalimantan Barat, yang kaya akan warisan budaya dan akulturasi berbagai etnis.

    Diketahui, Istana Kadriah, yang didirikan pada tahun 1771 oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, menjadi simbol sejarah panjang Kesultanan Pontianak. Istana Kadriah bahkan disebut lebih tua dari Amerika Serikat yang berdiri pada tahun 1776.

    “Ini menandakan bahwa Istana Kadriah memiliki sejarah yang sangat panjang, tidak hanya di Kalimantan Barat, tetapi juga di Nusantara dan Indonesia secara keseluruhan,” ujarnya di Istana Kadriah, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu, (22/2) dikutip dalam keterangan tertulis, Minggu (23/2/2025).

    Dia mengapresiasi kontribusi Sultan Syarif Hamid II, Sultan ketujuh Kesultanan Pontianak, yang dikenal sebagai perancang lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila.

    “Kita sangat menghormati jasa-jasa para pendahulu kita, termasuk Sultan Hamid II, yang telah memberikan kontribusi besar bagi bangsa ini. Kami berharap ke depan beliau bisa mendapatkan pengakuan sebagai pahlawan nasional,” tambahnya.

    Fadli Zon juga menyoroti Pontianak sebagai melting pot atau tempat bertemunya berbagai budaya. Kota ini menjadi contoh nyata akulturasi budaya Melayu, Arab, Dayak, Tionghoa, dan etnis lainnya.

    “Keberagaman ini tercermin dalam berbagai ekspresi budaya, seperti arsitektur, seni, dan kuliner. Ini adalah kekuatan yang harus kita jaga dan lestarikan,” ujarnya.

    Lebih lanjut, dia mengungkapkan filosofi Huma Betang, kearifan lokal masyarakat Dayak yang mencerminkan prinsip kebersamaan, gotong royong, dan toleransi.

    “Filosofi ini sangat relevan dengan semangat persatuan dalam keberagaman yang menjadi identitas bangsa Indonesia,” katanya.

    Menurutnya, saat ini Kalimantan Barat memiliki satu cagar budaya nasional, yaitu Istana Kadriah. Namun, ia berharap ke depan lebih banyak cagar budaya di provinsi ini yang bisa diangkat menjadi cagar budaya nasional.

    “Kita memiliki enam cagar budaya di tingkat provinsi yang potensial untuk ditingkatkan menjadi cagar budaya nasional,” ujarnya.

    Selain itu, Kalimantan Barat juga memiliki sekitar 80 warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) yang meliputi seni pertunjukan, kerajinan, adat istiadat, dan tradisi.

    “Ini menunjukkan kekayaan budaya yang luar biasa di provinsi ini. Kita harus terus mendaftarkan dan melestarikan warisan-warisan ini,” tegas Fadli Zon.

    Fadli Zon juga menyampaikan komitmen pemerintah dalam memajukan kebudayaan Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa Kementerian Kebudayaan, yang didirikan sebagai kementerian independen, merupakan langkah penting dalam upaya melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan warisan budaya.

    “Ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 32, Ayat 1, yang menyatakan bahwa negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia,” jelasnya.

    Dia menekankan pentingnya soft power atau kekuatan lunak dalam diplomasi budaya.

    “Kita harus belajar dari negara-negara seperti Korea Selatan yang sukses mempromosikan budaya mereka melalui film, musik, dan drama. Kita ingin menciptakan Indonesian Wave, gelombang budaya Indonesia yang bisa mendunia,” ujarnya.

    Fadli Zon berharap agar Istana Kadriah dapat menjadi pusat kebudayaan dan seni di Kalimantan Barat. Ia menyatakan dukungannya untuk revitalisasi dan pemugaran istana tersebut.

    “Kita berharap Istana Kadriah bisa semakin lestari dan menjadi pusat ekspresi seni dan budaya di wilayah ini,” ujarnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Fadli Zon juga mengajak generasi muda untuk turut serta dalam melestarikan dan mengembangkan warisan budaya.

    “Kita berharap dari Istana Kadriah ini bisa lahir banyak karya-karya ekspresi budaya, khususnya dari generasi milenial dan Gen Z,” pungkasnya.

    (akd/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu