Tag: Sukirman

  • Tukang Pijat Keliling Ditemukan Meninggal di Pinggir Jalan Raya Situbondo Banyuwangi

    Tukang Pijat Keliling Ditemukan Meninggal di Pinggir Jalan Raya Situbondo Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Warga digegerkan dengan penemuan mayat seorang laki-laki di pinggir trotoar Jalan Raya Situbondo, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Selasa (4/11/2025). Korban diketahui bernama Joko Ribut Prankika Darma, warga Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang pijat keliling.

    Kapolsek Kalipuro AKP Sukirman menjelaskan, jasad korban pertama kali ditemukan sekitar pukul 11.30 WIB oleh warga bernama Suwarni dan pemilik warung M. Amin. Berdasarkan keterangan saksi, korban semula terlihat tidur di belakang warung sejak pagi hari.

    “Saat itu sekitar pukul 06.15 WIB, saksi Suwarni sempat mencoba membangunkan korban karena posisi tidurnya miring di pinggir trotoar. Namun saat dibangunkan, korban tidak merespons,” ujar AKP Sukirman.

    Suwarni yang curiga kemudian mendekat dan mendapati mulut korban sudah berbusa. Ia langsung memanggil M. Amin, pemilik warung, yang datang sekitar pukul 07.00 WIB dan memastikan korban sudah meninggal dunia.

    “Selanjutnya, warga menghubungi kepala dusun setempat untuk melapor ke petugas kepolisian Polsek Kalipuro,” terang Sukirman.

    Petugas yang datang ke lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengevakuasi jasad korban. Berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis dari Puskesmas Klatak, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

    “Hasil identifikasi dan pemeriksaan dokter menunjukkan korban meninggal secara wajar. Diduga akibat serangan jantung, dengan suhu tubuh yang sudah dingin dan tanpa luka mencurigakan,” jelas AKP Sukirman.

    Jenazah kemudian dibawa ke RSUD Blambangan Banyuwangi untuk pemeriksaan lebih lanjut dan menunggu pihak keluarga dari Situbondo. [alr/beq]

  • Sterilisasi Area Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Mulai Dilakukan, 66 Santri Masih Dalam Pencarian

    Sterilisasi Area Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Mulai Dilakukan, 66 Santri Masih Dalam Pencarian

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Sterilisasi area di halaman Lembaga Pesantren Al Khoziny Buduran, mulai dilakukan oleh petugas Kamis (2/10/2025). Area yang biasanya dibuat wali santri dan masyarakat yang memantau jalannya evakuasi dari sisi timur pesantren, kini sudah sepi.

    Tidak ada konsentrasi massa maupun kelompok wali santri yang seperti tiga hari sebelumnya bergerombol, kini sudah tidak diperbolehkan. Area sisi timur pesantren sejarak 50 meter sudah dipasang garis pembatas atau larangan masuk. “Tidak boleh masuk mas,” cegah petugas.

    Pantauan di lapangan mobil truk crane berwarna biru terlihat memasuki area pesantren masuk melalui pintu masuk sebelah timur. Sejumlah petugas gabungan mulai dari Tim Basarnas, TNI, Polri dan relawan bersiaga di depan kantor pesantren.

    Konon hari keempat ini akan dilakukan evakuasi reruntuhan bangunan tiga lantai yang terdiri dari lantai dasar tempat ibadah, lantai dua tempat pertemuan diskusi santri dan lantai tiga atap penutup lantai dua yang roboh Senin (29/9/2025) lalu.

    Seperti diketahui, dalam musibah robohnya bangunan tiga lantai di Lembaga Pesantren Al Khoziny, ada sejumlah nama yang belum diketemukan oleh para wali santri. Sejumlah santri yang belum ditemukan sebanyak 66 santri.

    Berikut daftar nama korban dalam pencarian.

    1. Abdul Halim b. Subaidi

    2. Abdullah As-syadid b. Sulahak Syafi’i

    3. Ach Fathonil Abil Falaf b. H. Mustofa

    4. Ach. Haikal Alfath b. Moh. Soleh

    5. Ach. Ramzi Fariki b. Moh. Sahri

    6. Achmad Alby Fahri b. Moch Nawari

    7. Achmad Ghiffary Haekal Nur b. Abdul Aziz

    8. Achmad Suwaifi b. Moh. Solehuddin Ab

    9. Afifuddin Zarkasi b. Abd. Rahman Qurnadi

    10. Ahmad Rijalu Haq b. Sulaiman Makki

    11. Ainun Yaqin b. Ma’mun

    12. Alfath Cakra Buana b. Abdul Hannan S.pd

    13. Arga Witrison b. Agus

    14. Arif Afandi b. Ahmad Iksan

    15. Daul Milal b. Achmad Rofik

    16. Fairuz Shirojuddin b. Sukirman

    17. Farhan b. Moh. Sam’an

    18. Firman Noor b. Rofiq Akbar

    19. Ibnu Fairuz b. Sayyidi Rifai

    20. Imam Junaidi b. Hoirussoleh

    21. Irham Ghifari b. Moh. Faisol

    22. Khafa Ahmad Maulana b. Ali Arifin

    23. Khoirul Muttaqin b. Syafrim Toja

    24. M Maulidy Hasany Kamil b. H. Ab. Wahed Hasyim

    25. M. Ali Rahbini b. Mahrus

    26. M. Azam Alby Alfa Himam b. Abd. Kholiq

    27. M. Ghifari Chasbi b. A. Muhdlori

    28. M. Muhfi Alfian b. Andri Wilis

    29. Moch Adam Fidiansyah b. Widi Hidayat

    30. Moch. Ali Sirojuddin b. Moch Ma’uf

    31. Moch. Defa Sharifuddin b. Hudlori

    32. Mochammad Haikal Ridwan b. Imron

    33. Moh. Alfin Mutawakkil Allahillah b. Abdul Wachid, M.ag.

    34. Moh. Dafin b. Hoiri

    35. Moh. Rizki Maulana Saputra b. Moh. Arifudin Wibowo

    36. Moh. Royhan Mustafa b. Moh Syukur

    37. Moh. Toni Afandi b. Moh. Halil

    38. Moh. Ubaidillah b. Moh. Bahri

    39. Mohamad Azis Pratama Yudistira b. Walyudi

    40. Mohammad Abdul Rohman Nafis b. Juwari

    41. Mohammad Fajri Ali b. Moh. Ali

    42. Muhammad Anas Fahmi b. Saputro

    43. Muhammad Azam Habibi b. Lutfi Andik

    44. Muhammad Ikill Ibrohim Al Aqil b. Ainun Naim Ibysa

    45. Muhammad Nasi Hudin b. Safa’i

    46. Muhammad Raihan Jamil b. Abdullah

    47. Muhammad Reza Syfai Akbar b. Muhammad Sai

    48. Muhammad Ridwan Sahari b. Abd. Sakkar

    49. Muhammad Ubaydillah b. M. Moslehuddin

    50. Muhammad Wahyudi b. Samsul Hadi

    51. Nuruddin b. Moh Sobir

    52. Rah Catur Okta Mulya Pamungkas b. Muhyono

    53. Raihan Rafa Aldiyansyah b. Moh. Tollip

    54. Safiuddin b. Sapa’i

    55. Sholihan b. Moh. Syamsul Arifin

    56. Sulaiman Hadi b. Achmad Rosyid

    57. Syaifur Rosi Abdillah b. Idrus

    58. Syamsul Arifin b. Adnan Sholeh

    59. Syehlendra Haical Raka Aditya b. Abdul Hawi

    60. Taufan Saputra Dewa b. Mastuki

    61. Ubay Dinhai Azkal Askia b. Muhyidin

    62. Virgawan Narendra Sugiarto b. Sugiarto

    63. Wasiur Rohip b. Moh. Sarip

    64. Zaky b. Yusuf

    65. Abdul Fattah b. Suhaimi, S.Ag

    66. Moch. Agus Ubaidillah b. Achmad Faiq

    Berikut nama korban yang meninggal dunia akibat bangunan roboh di Lembaga Pesantren Al Khoziny

    1. Maulana Alfian Ibrahim (13) Pabean Cantian, Surabaya

    2. Mochammad Mashudulhag asal Kali Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya

    3. Muhammad Soleh Jalan Madura, Tanjung Pandan, Bangka Belitung

    4. Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (17), warga Putat Jaya Surabaya

    5. M. Agus Ubaidillah Morokrembangan Surabaya. [isa/aje]

  • Masjid Agung Yogyakarta Dipadati Ribuan Umat Muslim

    Masjid Agung Yogyakarta Dipadati Ribuan Umat Muslim

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Ribuan umat Muslim memadati kompleks Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Jumat pagi (6/6/2025), untuk melaksanakan salat Iduladha 1446 Hijriah. Salat berlangsung khusyuk sejak pukul 06.30 WIB.

    Bertindak sebagai imam dan khatib, ustaz Drs. H. Sukirman, M.A. menyampaikan khotbah dengan tema Implementasi Ibadah Salat dan Kurban dalam Kehidupan Masyarakat.

    Pelaksanaan salat Iduladha di Masjid Gedhe Kauman tahun ini berlangsung tertib dengan pengamanan dan pengaturan lalu lintas oleh pihak kepolisian dan relawan. Masjid yang berada di kompleks Keraton Yogyakarta ini memotong puluhan hewan kurban yang kemudian didistribusikan ke berbagai wilayah, termasuk luar kota.

    Penyembelihan hewan kurban di kawasan Kampung Kauman dilakukan di tiga titik, salah satunya di halaman Masjid Gedhe Kauman sebagai Masjid Agung Daerah Istimewa Yogyakarta, di barat Alun-Alun Utara.

    Di Masjid Gedhe Kauman sendiri, tercatat sebanyak 11 ekor sapi dan 16 ekor kambing yang akan dipotong. Jumlah tersebut masih dapat bertambah menjelang sore atau malam hari.

    Beberapa hewan kurban yang dipotong di lokasi ini berasal dari sejumlah tokoh, seperti Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan anggota DPR RI Titiek Soeharto.

    Dua titik pemotongan lainnya berada di sekitar makam pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, yang memotong 6 sapi dan 29 kambing, serta titik di sebelah timur Kauman yang menyembelih 4 sapi dan 4 kambing.

    Pembagian lokasi penyembelihan dilakukan untuk mempercepat proses dan mengatasi keterbatasan tempat. Panitia pun menyiapkan empat jagal yang dibantu oleh puluhan anggota Pemuda Muhammadiyah.

    Daging kurban tahun ini tidak hanya dibagikan kepada warga Kauman dan Kota Yogyakarta, tetapi juga disalurkan hingga ke luar kota bagi masyarakat yang membutuhkan.

  • Pemkab Pekalongan Kolaborasi Bersama Muhammadiyah, Komitmen Majukan Kesejahteraan Warga

    Pemkab Pekalongan Kolaborasi Bersama Muhammadiyah, Komitmen Majukan Kesejahteraan Warga

    TRIBUNJATENG.COM, KAJEN – Wakil Bupati Pekalongan, Sukirman menghadiri Halal Bihalal Keluarga Besar Muhammadiyah dan Aisyiyah Kabupaten Pekalongan di Komplek IMBS Miftahul Ulum, Pekajangan, Sabtu (26/4/2025).

    Acara yang menghadirkan tokoh nasional Prof M Sirajuddin Syamsudin ini menjadi momentum mempererat sinergi antara pemerintah daerah dan Muhammadiyah dalam pembangunan masyarakat.

    Wabup Sukirman menyampaikan apresiasi atas kontribusi nyata Muhammadiyah dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan kehidupan berbangsa.

    Dia menyebut, Muhammadiyah sebagai organisasi mapan yang konsisten hadir di tengah masyarakat, termasuk melalui keberadaan dua rumah sakit besar serta sejumlah klinik pratama seperti PCM Kajen dan PCM Wiradesa.

    “Peran Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan juga sangat penting dalam mencetak tenaga kesehatan profesional yang melayani masyarakat,” ujar Sukirman.

    Tak hanya dalam pelayanan publik, Sukirman menilai Muhammadiyah berperan strategis menjaga nilai toleransi, serta menangkal radikalisme, sekaligus memberikan pendidikan politik yang sehat dan mencerahkan, terutama di tingkat daerah.

    Dalam kesempatan itu, Sukirman menegaskan bahwa Pemkab Pekalongan siap memperkuat kolaborasi dengan Muhammadiyah.

    Meskipun keterbatasan anggaran daerah diakui menjadi tantangan, dirinya optimistis sinergi yang kuat akan mampu melahirkan berbagai program inovatif untuk kesejahteraan masyarakat.

    “APBD memang terbatas, namun dengan semangat optimisme, sinergi, dan dukungan dari kader-kader Muhammadiyah di berbagai level pemerintahan, Insya Allah, program-program prioritas bagi rakyat akan terus diperjuangkan,” tegasnya.

    Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pekalongan, Mulyono Kastari menekankan pentingnya peran IMBS Miftahul Ulum sebagai lembaga persemaian kader Muhammadiyah.

    Menurutnya, IMBS merupakan metamorfosa dari pendidikan Mualimin dan Mualimat yang telah banyak melahirkan tokoh-tokoh Muhammadiyah di daerah.

    “Dari 13 pimpinan daerah Muhammadiyah, empat di antaranya adalah lulusan Mualimin-Mualimat maupun IMBS.”

    “Ini membuktikan pentingnya IMBS sebagai kawah candradimuka kader Muhammadiyah di Pekalongan,” tandasnya. (*)

  • Pemkab Pekalongan Usulkan 5 Program Prioritas di Musrenbangwil, Totalnya Capai Rp84 Miliar

    Pemkab Pekalongan Usulkan 5 Program Prioritas di Musrenbangwil, Totalnya Capai Rp84 Miliar

    TRIBUNJATENG.COM, KAJEN – Pemkab Pekalongan mengusulkan lima program prioritas senilai Rp84 miliar dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) eks Karesidenan Pekalongan yang digelar di Pendopo Kabupaten Batang, Sabtu (26/4/2025).

    Wakil Bupati Pekalongan Sukirman memaparkan lima usulan tersebut.

    Yakni rehabilitasi jaringan irigasi DI Kajen Rp5 miliar, rehabilitasi Embung Sukoyoso Rp2 miliar, perbaikan ruas jalan Exit Tol Bojong-Kajen Rp50 miliar, pembangunan perkuatan tebing Sungai Kapidodo Rp23 miliar, serta revitalisasi Pasar Sragi Rp4 miliar.

    “Kami harap rehabilitasi jalan dari Exit Tol Bojong ke Kajen bisa direalisasikan tahun ini karena sangat vital untuk akses kabupaten,” ujar Sukirman.

    Selain itu, Sukirman juga menyampaikan progres revisi Peraturan Daerah (Perda) RTRW 2020-2040 sebagai langkah mendukung ketahanan pangan nasional.

    Revisi tersebut telah mendapat rekomendasi dari Kementerian ATR dan tengah dalam tahap penyelesaian.

    “Kami berkomitmen mengkaji kembali, potensi lahan-lahan produktif untuk mendukung ketahanan pangan nasional, khususnya lahan persawahan,” imbuhnya.

    Musrenbangwil dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, pimpinan DPRD Provinsi, Bupati-Wali Kota se-Eks Karesidenan Pekalongan, serta jajaran Forkopimda. (*)

  • Pengemudi BMW Mabuk Terancam Dipenjara 12 Tahun, Imbas Tewaskan 2 Warga Surabaya

    Pengemudi BMW Mabuk Terancam Dipenjara 12 Tahun, Imbas Tewaskan 2 Warga Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Anthony Adiputro (25) asal Jalan Hayam Wuruk, Wonokromo terancam dipenjara selama 12 tahun usai mengemudi dalam kondisi mabuk dan menyebabkan kecelakaan lalu lintas di Jalan Mayjen Sungkono, Minggu (13/04/2025) kemarin.

    Dari peristiwa itu 2 orang meninggal dunia.

    Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Herdiawan Arifianto menyatakan penetapan tersangka dilakukan setelah pihak kepolisian melakukan serangkaian penyelidikan. Dalam rangkaian penyelidikan, dipastikan Anthony dalam kondisi mabuk. Dalam darahnya ada kandungan alkohol hingga 30 persen.

    “Akibat mengemudi dalam pengaruh alkohol tersebut, Tersangka tak bisa menguasai kemudi stir. Alhasil di tempat kejadian perkara menghantam 3 pemotor,” kata Herdiawan, Rabu (16/04/2025).

    Dari hasil olah TKP, diketahui mobil BMW nopol B 6695 berjalan dari arah timur ke barat menuju jalan HR Muhammad. Saat melintas di depan Taman Makam Pahlawan (TMP) Dukuh Pakis, BMW yang dikendarai Anthony menabrak tiga pengendara motor yang melaju searah di depannya. Ketiga pengendara adalah Sukirman (71) warga Kencong Jember; M Tulus Sucipto (24) warga Kampung Malang Kulon, Wonorejo, Tegalsari dan Romanl Paul Mikael Jan Alex (27) warga Prancis serta Aditya Febriansyah Nur (20).

    “Ada 2 korban meninggal dunia. Yakni, Sukirman (71) warga Sukomanunggal dan Aditya Febriansyah Nur (20). Untuk Sukirman meninggal dunia setelah dirawat di Rumah Sakit. Lalu Aditya meninggal dunia di lokasi. Sementara 3 lainnya mengalami luka-luka,” tutur Herdiawan.

    Herdiawan menjelaskan terkait surat-surat kendaraan dalam kondisi lengkap. Namun, Herdiawan enggan menyebut lokasi tempat Anthony minum alkohol.

    “Untuk surat-surat lengkap,” tegasnya.

    Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya Anthony dijerat dengan pasal Pasal 311 ayat (5) jo 106 ayat (1) dan atau Pasal 310 ayat (4) jo 106 ayat (1) UU 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) dengan ancaman pidana kurungan penjara maksimal 12 tahun. (ang/ted)

  • Sosok Sukirman, Korban Jiwa Kecelakaan Mobil BMW di Surabaya: 20 Tahun Jadi Takmir Masjid – Halaman all

    Sosok Sukirman, Korban Jiwa Kecelakaan Mobil BMW di Surabaya: 20 Tahun Jadi Takmir Masjid – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kecelakaan maut yang melibatkan mobil BMW dan sejumlah sepeda motor di kawasan Makam Pahlawan, Jalan Mayjend Sungkono, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/4/2025) dini hari, menewaskan dua orang.

    Awalnya, kecelakaan ini hanya menyebabkan satu orang pemotor tewas dan dua lainnya mengalami luka berat.

    Korban jiwa pertama ialah Aditya Febriansyah Nur Fauzi (20), warga Babatan Gg 2 RT 4/RW 02, Wiyung, Surabaya, yang mengendarai Motor Honda Beat L-4788-BAS.

    Kemudian korban kedua ialah kakek Sukirman Irma (71), warga Kencong, Jember, yang berdomisili Jalan Putat Gede Indah No. 62 Surabaya.

    Sukirman menghembuskan napas terakhirnya di RS Bhayangkara pada Senin (15/4/2025) pukul 03.00 WIB.

    Pada pagi harinya, jenazah disalatkan di Masjid An-Nur di Jalan Putat Gede Indah.

    Berdasarkan keterangan Ketua RT setempat yang bernama Suyono, almarhum selama hampir 20 tahun ini bertugas sebagai takmir masjid.

    “Korban tersebut adalah warga saya yang keseharian sebagai takmir Masjid An-Nur dan telah hampir 20 tahun mengurusi masjid,” kata Suyono, dilansir Surya.co.id, Senin (15/4/2025).

    Suyono menyebut, sebelum peristiwa nahas itu terjadi, Sukirman rencananya akan pulang kampung ke Jember.

    “Jadi pada waktu itu dia akan pulang kampung setelah salat Subuh. Sebelum salat Subuh mengisi bensin penuh di SPBU sekitaran TMP Mayjen Sungkono.” 

    “Mengisi bensin penuh itu karena akan membawa barang bawaan di motornya lumayan banyak,” ucapnya.

    Setelah mengisi bensin, almarhum pergi ke masjid untuk melaksanakan salat Subuh.

    Namun, baru jarak beberapa meter dari SPBU, Sukirman dihantam BMW dari arah belakang.

    “Jadi korban saya ketahui terlibat kecelakaan setelah saya dapat telepon dari petugas, dan posisi Pak Sukirman sudah berada di RS Bhayangkara,” tutur Suyono.

    Suyono menyebut, dirinya sempat menjenguk korban di RS Bhayangkara.

    Saat itu, Sukirman masih dalam kondisi sadar dan sempat mengatakan bahwa pengemudi mobil BMW terlihat mabuk.

    Namun, setelah itu korban merasakan pusing di kepala, lalu rebahan dan mengalami muntah-muntah.

    Kondisi korban terus menurun sampai akhirnya meninggal dunia.

    Menurut Suyono, pihak keluarga memutuskan supaya korban dikebumikan di Jember.

    Pengemudi dalam kondisi mabuk

    Berdasarkan hasil penyelidikan Unit Laka Lantas Polrestabes Surabaya, pengemudi BMW yang bernama Anthony Adiputra dalam keadaan mabuk setelah pulang dari tempat hiburan malam Black Owl.

    Ia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi mencapai 120 km/jam dari arah timur menuju barat.

    Anthony yang dalam keadaan mobil kemudian hilang kendali dan menabrak beberapa sepeda motor.

    Dalam peristiwa ini, pelaku ternyata bersama dua temannya, perempuan dan laki-laki.

    Kasat Lantas Polrestabes Surabaya AKBP Herdiawan mengatakan, kini Anthony Adiputra telah ditetapkan sebagai tersangka.

    “Untuk saat ini pengemudi mobil yang telah menewaskan dua korban jiwa sudah kami tetapkan sebagai tersangka,” tuturnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Sosok Kakek Sukirman, Korban Laka Maut BMW di Surabaya Barat: Takmir Masjid Selama 20 Tahun.

    (Tribunnews.com/Deni)(Surya.co.id/Tony Hermawan)

  • Sosok Sukirman, Korban Jiwa Kecelakaan Mobil BMW di Surabaya: 20 Tahun Jadi Takmir Masjid – Halaman all

    Jumlah Korban Jiwa Kecelakaan Mobil BMW di Surabaya Jadi 2 Orang, Sopir Terpengaruh Alkohol – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terjadi kecelakaan maut di kawasan Makam Pahlawan, Jalan Mayjend Sungkono, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/4/2025) dini hari.

    Kecelakaan tersebut melibatkan sebuah mobil BMW dan tiga pengendara sepeda motor.

    Terkini, korban tewas dalam kecelakaan tersebut bertambah, jumlahnya menjadi dua orang.

    Awalnya, kecelakaan ini hanya menyebabkan satu orang pemotor tewas dan dua lainnya mengalami luka berat.

    Akan tetapi, korban luka berat berinisial SN (71), pengendara motor Honda Astrea dengan nomor polisi (nopol) L-9970-OZ dikabarkan meninggal dunia.

    Warga Jember, Jawa Timur tersebut meninggal dunia saat menjalani perawatan di RS Bhayangkara Surabaya, Senin (14/4/2025) dini hari. 

    “Iya, korban meninggal dalam perawatan,” ujar Kasat Lantas Polrestabes Surabaya AKBP Herdiawan Arifianto saat dihubungi Surya Malang, Senin.

    Saat disinggung terkait dugaan penyebab kecelakaan, Arifianto menyatakan, sopir mobil BMW berinisial AA (25) mengemudi dalam keadaan terpengaruh minuman beralkohol. 

    “Berdasarkan hasil pemeriksaan alkohol portable didapatkan hasil 0,030 atau ±30 persen,” ungkapnya. 

    Namun, mengenai penetapan tersangka terhadap sopir asal Jalan Hayam Wuruk, Purworejo, Pasuruan ini, Arifianto menyebut pihaknya akan melakukan gelar perkara.

    “Untuk penetapan (status hukum) insyaallah hari ini (Senin, 14 April 2025),” tuturnya.

    Kejadian Kecelakaan  

    Kanit Laka Satlantas Polrestabes Iptu Suryadi mengatakan, pada hari kejadian, kecelakaan itu mengakibatkan pemotor Honda Beat dengan nomor polisi L-4788-BAS, berinisial AFN (20), warga Babatan, Wiyung, Surabaya, meninggal dunia di lokasi. 

    Lalu pemotor ojek online Honda Scoopy bernopol L-3836-SM yang dikendarai MTS (24) yang membonceng penumpang warga negara asing (WNA) Prancis, RPM (27) juga mengalami luka ringan.

    Kronologi kecelakaan berawal ketika mobil BMW berjalan dari arah timur ke barat di Jalan Mayjen Sungkono. 

    Setibanya di TKP, pengemudi mobil BMW diduga tidak konsentrasi sehingga menabrak tiga pengendara motor yang melaju searah di depannya. 

    Masing-masing ialah motor Honda Beat bernopol L-4788-BAS, motor Honda Astrea bernopol L-4970-OZ, dan motor Honda Scoopy bernopol L-3836-SM.

    “Kemudian Mobil BMW oleng ke kiri menabrak pohon depan TMP.”

    “Akibat laka lantas tersebut Aditya Febriansyah Nur Fauzi meninggal dunia di TKP,” ujar Suryadi.

    Salah satu korban selamat, Sukirman mengatakan, dirinya sempat melihat pengemudi mobil BMW tersebut setelah kecelakaan. 

    Menurutnya, pengemudi tampak seperti orang yang kehilangan kesadaran. 

    “Setelah menabrak, dia keluar dari mobilnya dengan langkah sempoyongan, seolah-olah sedang mabuk berat,” ujar Sukirman, Minggu.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Kecelakaan Maut BMW Seruduk 3 Pemotor di Surabaya Diduga karena Sopir Mabuk, Korban Tewas Bertambah.

    (Tribunnews.com/Deni)(SuryaMalang.com/Luhur Pambudi)

  • Natsir, sang arsitek NKRI

    Natsir, sang arsitek NKRI

    Mosi Integral telah mengembalikan Indonesia ke dalam bentuk Negara Kesatuan dan terhindar dari ancaman perpecahan dengan cara yang demokratis, konstitusional, dan terhormat.

    Jakarta (ANTARA) – 3 April 1950 merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Ketika itu Ketua Fraksi Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi), Mohammad Natsir Datuk Sinaro Panjang, di hadapan sidang parlemen Dewan Perwakilan Rakyat Sementara Republik Indonesia Serikat (DPRS RIS) mengajukan gagasan kembalinya Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    Saat itu Indonesia masih berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) yang dibagi dalam 16 negara bagian, termasuk Negara Republik Indonesia (RI) yang berpusat di Yogyakarta. Natsir, yang dijuluki oleh Presiden pertama RI, Ir. Soekarno, hij is de man (dialah orangnya) menyatakan agar Indonesia kembali ke dalam bentuk negara kesatuan karena pasca Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda pada 3 Agustus hingga 2 November 1949, kedaulatan negara Indonesia semakin tidak menentu.

    KMB memutuskan bahwa bentuk negara Indonesia adalah bukan negara kesatuan, melainkan negara federal. Negara Republik Indonesia berpusat di Yogyakarta dengan lima belas negara lain, kecuali Irian Barat, berada dalam satu negara yang bernama Republik Indonesia Serikat. Rakyat Indonesia banyak yang memahami bahwa kecuali negara Republik Indonesia, semua negara bagian RIS adalah ciptaan Belanda. Wilayah Negara Republik Indonesia sendiri saat itu meliputi pulau Sumatera, selain Sumatera Timur dan Sumatera Selatan, serta wilayah Yogyakarta.

    Adapun negara-negara bagian lain adalah Negara Dayak Besar, Negara Indonesia Timur, Negara Borneo Tenggara, Negara Borneo Timur, Negara Borneo Barat, Negara Bengkulu, Negara Biliton, Negara Riau, Negara Sumatera Timur, Negara Banjar, Negara Madura, Negara Pasundan, Negara Sumatera Selatan, Negara Jawa Timur, dan Negara Jawa Tengah. Dengan demikian, Belanda berhasil menunjukkan, bahwa wilayah negara Republik Indonesia hanyalah di sebagian Pulau Jawa, Madura, dan Sumatera.

    Kondisi kenegaraan seperti ini tidak hanya ditentang oleh para elit partai politik saja, tapi juga dilawan oleh seluruh rakyat Indonesia yang menganggap ini adalah cara Belanda untuk suatu saat menguasai Indonesia kembali. Terbukti setelah perundingan KMB, jalannya pemerintah RIS sangat tidak menentu dan sering muncul peristiwa politik yang seharusnya tidak terjadi.

    Di beberapa tempat di wilayah RIS terjadi unjuk rasa besar-besaran menuntut pembubaran RIS. Beberapa negara bagian menghadapi pemberontakan dan perebutan kekuasaan, antara lain pemberontakan Andi Aziz di Makassar, Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku, dan peristiwa percobaan perebutan kekuasaan oleh Westerling di Bandung dan Jakarta. DPR Negara Sumatera Selatan membubarkan negaranya pada 10 Februari 1950 dengan keputusan agar pemerintah negara bagian menyerahkan kekuasaan kepada RIS.

    Negara Pasundan membubarkan diri dan memutuskan bergabung dengan negara Republik Indonesia yang berkedudukan di Yogyakarta. Gerakan ini disusul oleh negara-negara Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Madura. Gerakan ini begitu cepat terjadi, hingga sampai akhir Maret 1950 RIS hanya menyisakan empat negara bagian yaitu Republik Indonesia, Sumatera Timur, Kalimantan Barat dan Indonesia Timur.

    Dalam situasi yang tidak menentu ini lahirlah gagasan gemilang dari Natsir yang menyatakan bahwa penyelesaian dari gejolak yang terjadi di beberapa negara bagian adalah dengan membentuk negara kesatuan dan bukan negara federasi. Seluruh negara bagian diikutsertakan dalam penyelesaian gejolak-gejolak ini. Tidak ada negara bagian yang lebih tinggi dari negara bagian yang lain. Semua sama kedudukannya sama dalam sebuah negara kesatuan. Negara Republik Indonesia Yogyakarta juga harus dilikuidasi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    Natsir lahir di daerah sejuk Alahan Panjang, Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Setelah dewasa, Natsir kemudian dikenal sebagai negarawan terkemuka yang tidak hanya diakui tingkat nasional namun juga internasional. Pada tanggal 10 November 2008, dalam peringatan seratus tahun kelahirannya, Pemerintah Republik Indonesia menganugerahinya gelar Pahlawan Nasional atas jasa-jasa yang diabdikan kepada negeri ini.

    Natsir yang tidak pernah mengenyam bangku kuliah, tetapi menguasai enam bahasa asing, di usia yang belia dipercaya tiga kali menjadi Menteri Penerangan dan sekali sebagai Perdana Menteri Republik Indonesia.

    Begitu banyak pemikiran dan perjuangannya untuk kemajuan bangsa yang dirasakan manfaatnya oleh generasi saat ini, dan salah satu gagasan terpenting dari Natsir adalah mengembalikan Indondsia menjadi negara kesatuan yang diutarakan dalam sidang DPRS RIS, 75 tahun lalu.

    Memang tidak mudah bagi Natsir untuk mewujudkan gagasan tersebut. Ketika itu dia harus meyakinkan perwakilan dari negara bagian dan parlemen di DPRS RIS. Tokoh-tokoh dari berbagai kalangan harus dia lobi agar dapat menyetujui gagasannya, antara lain Sirajuddin Abbas dari Persatuan Tarbiyah Indonesia, Amelz dari Partai Syarikat Indonesia, I.J. Kasimo dari Partai Katholik, A.M. Tambunan dari Partai Kristen Indonesia, dan Sukirman dari Partai Komunis Indonesia.

    Pidato Natsir di DPRS RIS itu kemudian dikenal luas dengan sebutan Mosi Integral Natsir. Parlemen menerima mosi ini dan meminta pemerintah segera melakukan langkah-langkah untuk membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Forum-forum kenegaraan yang dihadiri oleh para perwakilan negara-negara bagian dan Republik Indonesia pada tanggal 19 Mei 1950 menghasilkan piagam persetujuan yang menyepakati pembentukan sebuah negara kesatuan dalam waktu yang segera.

    Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1950 secara resmi negara ini kembali diproklamasikan menjadi NKRI. Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia. Ir Soekarno membubarkan RIS dan memproklamasikan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai kelanjutan dari Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

    Mosi Integral telah mengembalikan Indonesia ke dalam bentuk Negara Kesatuan dan terhindar dari ancaman perpecahan dengan cara yang demokratis, konstitusional, dan terhormat. Usaha ini tentu tak terlepas dari buah upaya sosok ulama dan negarawan bernama Mohammad Natsir.

    Pada tanggal 6 Februari 1993, sang arsitek NKRI sekaligus pencetus proklamasi kedua NKRI ini wafat di Jakarta dalam usia 85 tahun. Sahabat beliau, mantan Perdana Menteri Jepang, Takeo Fukuda, dalam surat ucapan duka yang ditujukan kepada keluarga besar Pak Natsir saat itu menulis bahwa berita wafatnya Mohammad Natsir tersebut terasa lebih dahsyat dari jatuhnya bom atom di Hiroshima, karena kita kehilangan pemimpin besar dunia. Peran Natsir masih sangat diperlukan dalam mengkoordinasikan dunia yang stabil.

    *) Dr. Ir. Naufal Mahfudz, MBA, MM adalah Wakil Ketua Dewan Pakar ICMI Orwilsus Bogor

    Copyright © ANTARA 2025

  • Ngabuburit Bersama Sherly dan Bima, Hiu Paus Jinak di Gorontalo

    Ngabuburit Bersama Sherly dan Bima, Hiu Paus Jinak di Gorontalo

    Liputan6.com, Gorontalo – Menjelang waktu berbuka puasa, banyak masyarakat mencari destinasi menarik untuk ngabuburit. Salah satu lokasi unggulan di Gorontalo adalah Desa Wisata Botubarani, tempat wisatawan dapat berinteraksi langsung dengan hiu paus jinak di habitat aslinya.

    Terletak di Kabupaten Bone Bolango, sekitar 20-30 menit dari pusat Kota Gorontalo, Botubarani menawarkan pengalaman unik bagi pecinta wisata bahari.

    Dengan tarif mulai dari Rp100 ribu, pengunjung bisa menikmati sensasi melihat dan berenang bersama hiu paus (Rhincodon typus), ikan terbesar di dunia yang dikenal ramah terhadap manusia.

    Hiu paus yang sering muncul di perairan Botubarani hanya mengonsumsi plankton, udang kecil, dan ikan-ikan berukuran kecil. Meski berukuran raksasa, mereka tergolong hewan yang jinak dan tidak berbahaya bagi manusia.

    Menurut Iman Tilahunga, anggota Tim Monitoring Hiu Paus, spesies ini merupakan filter-feeder yang hanya memakan makanan berukuran maksimal 20 cm.

    “Jika ada makanan yang lebih besar, hiu paus akan mengeluarkannya kembali,” jelasnya.

    Sejak tahun 2016, sebanyak 60 individu hiu paus telah teridentifikasi di perairan Botubarani. Masyarakat sekitar sering memberi julukan Sherly dan Bima kepada beberapa individu hiu paus yang kerap muncul di area tersebut.

    “Sherly sebenarnya bukan satu individu, tetapi lebih kepada istilah yang digunakan warga untuk menyebut hiu paus yang sering terlihat,” kata Iman.

    Meskipun jinak, wisatawan dilarang menyentuh hiu paus demi menjaga keseimbangan ekosistem. Selain berisiko bagi kesehatan manusia, interaksi fisik dapat menyebabkan stres pada hewan tersebut.

    “Ada laporan wisatawan mengalami gatal-gatal setelah menyentuh hiu paus. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa kulit hiu paus mengandung bakteri tertentu yang bisa memicu reaksi alergi,” ujar Sukirman, salah satu pegiat konservasi laut di Gorontalo.

    Selain itu, sentuhan manusia dapat mengganggu kenyamanan hiu paus. “Jika setiap hari ada ratusan wisatawan yang menyentuh mereka, tentu itu akan menjadi gangguan serius,” tambahnya.

    Desa Wisata Botubarani tidak hanya menawarkan interaksi langsung dengan hiu paus, tetapi juga menjadi contoh sukses wisata berbasis konservasi.

    Kesadaran masyarakat dalam menjaga ekosistem laut serta peran aktif dalam pemantauan keberadaan hiu paus menjadi nilai tambah bagi destinasi ini.

    Bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman berbeda saat ngabuburit Ramadhan, mengunjungi Botubarani bisa menjadi pilihan tepat.

    Pesona laut Gorontalo dan keberadaan hiu paus jinak menjadikan destinasi ini sebagai daya tarik utama yang tidak boleh dilewatkan. Segera rencanakan perjalanan Anda dan nikmati pesona wisata bahari di Gorontalo!

     

    2 Warga Kebumen Jadi Korban Keganasan Ombak Pantai Selatan di Muara Sungai Lukulo