Jakarta –
Investasi tidak selalu tentang uang, emas, atau saham. Ada jenis investasi lainnya yang tidak kalah penting, yaitu investasi kesehatan seumur hidup. Selain dapat meningkatkan kualitas hidup, investasi kesehatan juga mengurangi risiko penyakit sehingga dapat menjalankan rutinitas sehari-hari dengan maksimal.
Salah satu jenis investasi kesehatan seumur hidup yang bisa dilakukan perempuan adalah melalui vaksinasi Human papillomavirus (HPV). Vaksinasi ini bertujuan untuk mencegah penyakit seperti kanker serviks. Sebagai informasi, kanker serviks menjadi salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Lantas, mengapa vaksin HPV penting? Dan kapan waktu terbaik untuk mendapatkan vaksin HPV?
Apa Itu Virus HPV?
Foto: Dok. Istimewa
HPV adalah virus yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker leher rahim (kanker serviks), kanker anogenital, serta kutil anogenital. Virus HPV memiliki 200 tipe yang beredar di dunia. Tipe HPV risiko tinggi sering menyebabkan kanker, sementara tipe HPV risiko rendah sering menyebabkan kutil anogenital.
Kanker yang disebabkan oleh HPV menjadi ancaman serius bagi populasi di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Menurut laporan WHO, diperkirakan ada 660 ribu perempuan terdiagnosis kanker serviks di seluruh dunia pada 2022.
Laporan WHO juga menyebutkan bahwa di Indonesia, kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua pada perempuan Indonesia dengan 36 ribu kasus baru dan 21 ribu kematian setiap tahunnya. Jumlah perempuan yang akan terdampak kanker leher rahim akan terus meningkat.
Sementara itu dilansir dari Mayo Clinic, kanker serviks adalah jenis kanker yang terjadi pada sel-sel leher rahim, yaitu bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Berbagai jenis HPV dan infeksi menular seksual berperan dalam menyebabkan sebagian besar kanker serviks.
Pada umumnya, kanker serviks berkembang perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika memasuki stadium lanjut. Untuk itu, mendeteksi kanker serviks sejak dini menjadi hal penting yang perlu dilakukan.
Mengapa Vaksin HPV Penting?
Foto: Dok. Istimewa
Vaksin HPV menjadi penting dalam mencegah infeksi HPV penyebab kanker dan penyakit terkait HPV lainnya, baik pada pria maupun perempuan. Sebab jika tidak ditangani, bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kematian.
Data WHO mencatat lebih dari 95 persen kasus kanker serviks di Indonesia disebabkan oleh infeksi HPV risiko tinggi. Ketua Umum POGI Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp.OG, Subsp. Onk pun menjelaskan di Indonesia, tipe HPV risiko tinggi yang paling umum ditemukan adalah tipe 52, 16, 18, dan 58, yang sebagian besar ditularkan melalui aktivitas seksual.
“Kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV, dan jika tidak ditangani, dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian. Kabar baiknya, infeksi HPV dapat dicegah melalui vaksinasi HPV. Oleh karena itu, sangat dianjurkan seseorang melakukan vaksinasi HPV sebelum aktif secara seksual, seperti pada fase pranikah,” ungkap Prof Yudi dalam keterangannya, Rabu (29/10/2025).
Senada, Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG, Subsp.Onk mengatakan vaksinasi sebelum aktivitas seksual juga dapat mencegah hingga 90 persen kanker terkait HPV. Di sisi lain, bagi perempuan yang sudah aktif secara seksual, vaksin HPV dapat membantu dalam mengurangi risiko dan memberikan perlindungan dari kanker serviks.
Ia juga menjelaskan vaksinasi HPV pada masa pascapersalinan bisa menjadi bagian integral dari kunjungan nifas.
“Vaksinasi HPV dapat diberikan untuk ibu menyusui dan dapat diberikan bersamaan dengan layanan skrining serviks. Kami menyusun panduan ini agar dokter, bidan, dan tenaga kesehatan memiliki acuan praktis dan konsisten dalam memberikan edukasi dan layanan vaksinasi HPV, khususnya bagi kelompok wanita dewasa yang belum tercakup,” jelasnya..
Berdasarkan alasan tersebut, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) resmi mengeluarkan rekomendasi klinis terbaru untuk vaksinasi. Rekomendasi sini menargetkan dua kelompok kunci, yaitu perempuan pra-nikah dan perempuan pascapersalinan.
Rekomendasi ini juga mendapat dukungan dari PT Merck Sharp & Dohme Indonesia (MSD Indonesia), yang konsisten mendorong edukasi dan perluasan akses vaksinasi HPV di Indonesia.
Kapan Vaksin HPV Sebaiknya Dilakukan?
Foto: Istimewa
Vaksinasi HPV diharapkan mampu menekan angka kematian akibat kanker serviks dan mempercepat tercapainya target eliminasi secara nasional dan global. Namun, perlu dipahami, vaksinasi HPV hanya dapat mencegah infeksi HPV baru, tetapi tidak mengobati infeksi atau penyakit HPV yang sudah ada. Oleh karena itu, vaksinasi HPV sebaiknya dilakukan sedini mungkin.
Adapun vaksinasi HPV bisa diberikan pada anak perempuan mulai 9 tahun. Hal ini sesuai dengan rekomendasi IDAI 2023 dan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) 2020, yaitu diberikan pada anak perempuan usia 9-14 tahun atau sebelum aktif secara seksual. Sementara untuk dewasa, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) telah mengeluarkan jadwal imunisasi dewasa, yaitu vaksinasi HPV bisa diberikan mulai usia 19 tahun.
Pentingnya Revaksinasi HPV dengan Vaksin yang Tepat
Pada tahun 2023, terdapat enam vaksin HPV yang tersedia secara global, dan tiga vaksin HPV yang tersedia di Indonesia. Dikutip dari WHO, semuanya melindungi terhadap tipe HPV risiko tinggi yang menyebabkan sebagian besar kanker leher rahim dan anogenital, yaitu tipe 16 dan 18. Vaksin ini pun telah terbukti aman dan efektif dalam mencegah infeksi HPV, kanker leher rahim dan anogenital.
Namun, terdapat tipe HPV risiko tinggi selain tipe 16 dan 18, yaitu tipe 52 dan 58 yang masih mendominasi. Teknologi vaksin terbaru memungkinkan adanya pilihan vaksin yang melindungi lebih banyak virus, termasuk HPV tipe 52 dan HPV tipe 58.
Oleh karena itu, PAPDI mendorong masyarakat untuk aktif melakukan vaksinasi HPV dan revaksinasi HPV demi perlindungan yang lebih lengkap dan menyeluruh.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Anshari Saifuddin Hasibuan, Sp.PD, K-AI mengungkapkan saat ini, sudah tersedia pilihan vaksin HPV yang memiliki cakupan proteksi yang lebih luas hingga sembilan tipe HPV. Vaksin ini memungkinkan perlindungan lebih komprehensif terhadap subtipe yang paling umum menjadi penyebab kanker leher rahim.
“Yang perlu diwaspadai, tipe HPV yang dominan di Indonesia seperti HPV 52 dan 58 ternyata tidak tercakup dalam vaksin HPV generasi lama. Oleh karena itu, masyarakat dapat melakukan revaksinasi HPV yaitu dengan vaksinasi HPV terbaru yang dapat melindungi dari 9 tipe virus, termasuk tipe 52 dan 58 yang paling sering ditemukan di Indonesia. Masyarakat bisa memulai dengan berdiskusi dengan tenaga kesehatan untuk mendapat info yang lebih mendalam dan menyeluruh dalam kaitannya dengan vaksinasi ini,” tuturnya.
Senada, Ketua Satgas Imunisasi PP PAPDI, Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM mendorong masyarakat yang sudah divaksin dengan vaksin HPV generasi sebelumnya, untuk melakukan revaksinasi HPV generasi baru.
“Kami mendorong masyarakat mengambil langkah untuk mencegah infeksi HPV dengan vaksinasi HPV sesuai rekomendasi PAPDI. Bagi yang sudah divaksin dengan generasi sebelumnya, revaksinasi HPV dengan vaksin HPV generasi baru dapat dipertimbangkan. Bagi yang belum divaksinasi, bisa mempertimbangkan vaksinasi generasi baru agar mendapat perlindungan yang lebih luas. Vaksinasi HPV terbaru akan memberikan perlindungan yang lebih optimal terhadap beberapa jenis HPV penyebab kanker leher rahim seperti HPV tipe 52 dan HPV tipe 58,” ucapnya.
Itulah penjelasan tentang pentingnya vaksin HPV penting sebagai investasi kesehatan seumur hidup bagi perempuan. Bagi Anda yang belum menerima vaksinasi HPV atau memiliki riwayat medis tertentu, segera konsultasi dengan tenaga kesehatan demi mendapatkan informasi dan rekomendasi yang sesuai.
(akd/ega)