Tag: Suharyono

  • 4
                    
                        Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Jenazah AKP Ulil Dipulangkan ke Makassar
                        Regional

    4 Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Jenazah AKP Ulil Dipulangkan ke Makassar Regional

    Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Jenazah AKP Ulil Dipulangkan ke Makassar
    Editor
    KOMPAS.com –
    Jenazah Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto Anshari akan dipulangkan ke kampung halamannya di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
    Seperti diketahui, dalam kasus
    polisi tembak polisi
    , Ulil tewas ditembak rekannya, Kabag Ops Polres Solok Selatan,
    AKP Dadang Iskandar
    , di Mapolres Solok Selatan, Jumat (22/11/2024) dini hari.
    Ketua Majelis Jemaat GPIB Efrata Padang, Pendeta Salmon Leatemia mengatakan, Ulil yang merupakan jemaatnya, berasal dari Makassar.
    “Kami mendapatkan informasi bahwa yang bersangkutan akan dibawa ke Kota Makassar, karena orang Kota Makassar,” ujar Salmon di Rumah Sakit Bhayangkara Padang, Jumat.
    Jenazah akan diterbangkan hari ini dan diperkirakan sampai pada malam hari.
    “Saya sudah dihubungi oleh teman pendeta yang ada di sana. Mereka telah melakukan persiapan untuk menyambut jenazah dan akan membuat ibadah serta memakamkannya,” katanya.
    Jenazah akan diterima GPIB Mangngamaseang Makassar yang berlokasi di Jalan Urip Sumoharjo Nomor 75, Tello Baru, Panakkukang, Panaikang, Kecamatan Panakkukang.
    Sebelum diterbangkan ke Makassar, upacara pelepasan jenazah Ulil akan digelar di halaman Rumah Sakit Bhayangkara Padang.
    Dari pantauan, persiapan untuk pelepasan sudah disiapkan dan sejumlah personel kepolisian sudah berada di rumah sakit.
    Upacara pelepasan jenazah Ulil akan dipimpin langsung oleh Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono.
    Pendeta Salmon Leatemia mengenang Ulil sebagai sosok yang ramah dan baik.
    “Beliau juga tekun beribadah di GPIB Efrata Padang,” ucapnya.
    Salmon mengatakan, Ulil setiap hari Minggu menyempatkan waktu hadir ke gereja GPIB Efrata Padang, meski berdinas di Solok Selatan.
    Sebelumnya diberitakan, Ulil tewas ditembak rekannya, Kabag Ops Solok Selatan AKP Dadang Iskandar, Jumat (22/11/2024) dini hari.
    Informasi yang diterima, kasus polisi tembak polisi ini terjadi di Mapolres Solok Selatan yang berlokasi di Jorong Bukit Malintang Barat, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, sekitar pukul 00.43 WIB, Jumat.
    Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Diterbangkan Siang Ini dari Padang, AKP Ulil Ryanto Anshari Diperkirakan Tiba Malam di Makassar
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pura-pura Tidur di Masjid, Seorang Pria Bawa dan Bongkar Kotak Amal di WC
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 November 2024

    Pura-pura Tidur di Masjid, Seorang Pria Bawa dan Bongkar Kotak Amal di WC Regional 6 November 2024

    Pura-pura Tidur di Masjid, Seorang Pria Bawa dan Bongkar Kotak Amal di WC
    Tim Redaksi
    TERNATE, KOMPAS.com
    – Seorang pria berinisial ASJ (27) ditangkap polisi karena mencuri kotak amal di
    Masjid Raya Al-Munawar
    , di Kota
    Ternate
    , Maluku Utara.
    Kejadian ini bermula pada hari Senin, 4 November 2024, sekitar pukul 01.00 WIT, saat ASJ berpura-pura tidur di dalam masjid.
    Beberapa menit setelah itu, ASJ diketahui mencoba membongkar kotak amal masjid, namun gagal.
    “Karna tidak berhasil, pelaku membawa kotak amal tersebut ke kamar mandi masjid dan membongkarnya.”
    Demikian kata Kepala Bidang Humas Polda Maluku Utara, Kombes Pol Bambang Suharyono, dalam keterangannya, Rabu (6/11/2024).
    Sekitar pukul 05.30 WIT, jemaah Masjid Al-Munawar menemukan kotak amal di dalam kamar mandi masjid dalam keadaan kosong.
    Berbekal rekaman CCTV dari masjid, polisi lalu mengamankan ASJ, beserta barang buktinya di penginapan Sulawesi, Kelurahan Bastiong.
    Barang bukti tersebut berupa uang tunai sebesar Rp 7.345.500, dan peralatan yang digunakan pelaku untuk melakukan aksi pencurian.
    “Selanjutnya pelaku dibawa ke kantor Dit Reskrimum untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” kata Bambang.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3 Kemungkinan Penyebab Kematian Afif Maulana Versi Kompolnas dan Polisi, Saksi Mata Masih Dicari

    3 Kemungkinan Penyebab Kematian Afif Maulana Versi Kompolnas dan Polisi, Saksi Mata Masih Dicari

    TRIBUNNEWS.COM, PADANG – Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen (Purn) Benny Mamoto mengungkap beberapa kemungkinan penyebab kematian Afif Maulana, pelajar SMP yang ditemukan tak bernyawa di bawah Jembatan Kuranji, Minggu (9/6/2024) lalu.

    Hal itu diungkapkan Benny Mamoto berdasarkan hasil cek TKP di lokasi ditemukannya jenazah Afif Maulana, Kamis (27/6/2024) sekitar pukul 03.00 dinihari.

    Kedatangan Ketua Kompolnas disesuaikan dengan perkiraan waktu saat terjadinya pembubaran belasan orang yang diduga akan melakukan tawuran pada Minggu (9/6/2024) dini hari.

    “Beberapa kemungkinan apakah dia terpeleset jatuh ketika mau lompat ke sebelah, ataupun memang sengaja melarikan diri ke sungai, tapi tidak mengira bahwa sungai itu tidak ada airnya atau kering, sehingga jatuhnya ke batu,” jelas Benny Mamoto dikutip dari TribunPadang.com.

    Namun Benny Mamoto belum bisa memberikan kesimpulan awal terkait kasus kematian Afif sebelum mendapatkan pemaparan secara menyeluruh dari berbagai pihak.

    Dia mengatakan sudah ada beberapa hasil diskusi yang nanti akan ditindaklanjuti.

    Menurut Benny, untuk gambaran awal peristiwa, setidaknya dengan mendatangi TKP, sudah diketahui dimana Afif dengan A terjatuh.

    “Lalu jaraknya berapa, ketika mereka bicara kedengaran atau tidak, itu tadi tergambar bahwa apa yang diomongin korban (Afif) ke A kedengaran karena tidak terlalu jauh, kemudian cahaya, penerangan, kemudian situasi jarak antara jalan yang berlubang bisa tergambar di situ,” ungkapnya.

    Benny menuturkan akan memintai para saksi, utamanya A sebagai saksi kunci.

    Ia menegaskan, Kompolnas bersama Polda Sumbar dalam hal ini ingin membuka seterang-terangnya peristiwa ini, yaitu tentang apa yang sesungguhnya terjadi, hingga untuk menjawab simpang siurnya isu yang beredar.

    “Kan ketika isu beredar tidak berangkat dari fakta yang bisa dibuktikan, ini kan membuat bingung publik. Makanya kami ingin berangkat dari fakta dulu, barulah nanti mana-mana yang ada kesesuaian dan mana yang tidak,” pungkasnya.

    Afrinaldi (36, kanan) dan Anggun (32) berfoto dengan potret almarhum putra sulung mereka yang masih duduk di bangku SMP, Afif Maulana (13), di kantor LBH Padang, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (20/6/2024). Siswa SMP itu ditemukan tewas dengan penuh luka lebam di bawah jembatan Batang Kuranji, Padang, Minggu (9/6/2024), dan diduga akibat disiksa polisi. (Dok. LBH Padang/Ist)

    Dugaan Penyebab Kematian Afif versi Polisi

    Sementara itu pihak kepolisian menduga Afif Maulana masuk dalam rombongan yang akan melakukan tawuran pada, Minggu (9/6/2024) dinihari.

    Korban diduga meloncat ke bawah Jembatan Kuranji dan ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia.

    Namun, pihak keluarga menduga anaknya tidak terlibat tawuran.

    Menurut pihak keluarga, Afif meninggal dunia akibat dianiaya anggota kepolisian.

    Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan, mengaku sudah memeriksa 39 anggota Polri terkait hal tersebut.

    Menurutnya, pada saat pengamanan, sebanyak 18 orang dan barang bukti berupa senjata tajam dibawa ke Polsek Kuranji.

    Namun tidak terdapat Afif Maulana.

    Afif diduga terjun dari Jembatan Kuranji, Padang.

    Ia menyebutkan, untuk saksi yang melihat Afif Maulana terjun dari atas Jembatan Kuranji belum ada.

    “Untuk saksi mata sampai saat ini masih dicari, silakan masyarakat yang melihat dan siap untuk menjadi saksi mata kalau Afif Maulana meloncat silakan datang ke Polda Sumbar,” kata Kombes Pol Dwi Sulistyawan.

    Pihaknya saat ini berkonsentrasi untuk mengungkap kasus kematian Afif Maulana.

    Sampai saat ini pihak kepolisian baru menemukan saksi kunci bernama Adit.

    “Oleh karena itu, Bapak Kapolda secara tegas kepada yang melihat agar melaporkannya kepada kami. Kita bicara data dan tidak bisa berandai-andai,” ujarnya.

    CCTV Tak Berfungsi Maksimal

    Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan menjelaskan, di Polsek Kuranji ada terdapat kamera CCTV, akan tetapi CCTV tersebut tidak berfungsi maksimal.

    “Jadi rekamannya itu, tidak menyimpan,” ujar Kombes Pol Dwi Sulistyawan.

    Selain itu, untuk CCTV di kawasan Jembatan Kuranji juga tidak ada.

    Kamera CCTV hanya terdapat di Cafe Uje BP, namun hanya menyorot ke parkiran.

    Keluarga Tuntut Keadilan

    Keluarga Afif Maulana menghadiri aksi hari tanpa penyiksaan di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sumatra Barat (Sumbar), Rabu (26/6/2024) sore.

    Tampak hadir ibu, ayah, adik, nenek dan beberapa keluarga Afif lainnya.

    Adik laki-laki Afif tampak memegang foto kakaknya di antara massa aksi lainnya.

    Keluarga almarhum Afif lainnya juga memegang sejumlah kertas tuntutan yang bertuliskan “Kami keluarga AM membantah anak kami melompat dari Jembatan Kuranji”, “OTW Keadilan”, “Anak Kami ‘AM’ anak berprestasi bukan anak anarki”.

    Ada juga kertas dengan narasi “Pak Kapolri, Kapolda, tolong berikan keadilan pada alm Afif Maulana dan keluarga”, “Berikan kami kepastian hasil otopsi ‘AM’”.

    Ayah Afif, Afrinaldi (36) juga ikut berorasi meminta keadilan bagi anaknya.

    “Saya ayah Afif, dan kami keluarga datang ke sini untuk meminta keadilan untuk anak kami yang telah mati disiksa dan dianiaya dan diletakkan di bawah jembatan, kami tidak terima perlakuan ini,” kata Afrinaldi.

    Ia menuturkan, keluarga juga tak terima pernyataan Kapolda yang mengatakan Afif terjun dari atas jembatan Kuranji.

    “Bukti-bukti yang ada di badan anak saya menunjukkan luka-luka lebam bekas penganiayaan. Kenapa Kapolda hanya menerima kesaksian dari A? Padahal banyak kesaksian dari yang lain,” katanya.

    Afrinaldi mengatakan, keluarga Afif terus berjuang untuk mendapatkan keadilan.

    “Saya mohon kepada Pak Kapolri, Kapolda untuk mengusut kasus anak saya ini sampai tuntas dan secara transparan, dan pelaku dihukum seberat-beratnya. Kami meminta agar hasil visum dan autopsi dibuka secara terbuka kepada kami keluarga,” ujar Afrinaldi.

    Ibu Afif, Anggun (32) saat aksi juga memohon kepada Kapolri dan Kapolda Sumbar untuk mengusut tuntas kasus anaknya. Ia meminta pelaku dihukum mati dan dipecat.

    “Pak Kapolri, Kapolda tolong tuntaskan kasus cucu saya, saya memohon, saya tak terima anak saya melompat dari jembatan,” ujar nenek Afif yang juga hadir di aksi yang bertepatan dengan hari anti penyiksaan.

    “Saya meminta bantu keadilan untuk Abang saya, tolong dihukum mati seberat-beratnya, dan dipecat, terima kasih bapak Kapolri,” tambah adik Afif.

    Aksi hari anti penyiksaan diikuti oleh puluhan aktivis yang mengenakan pakaian serba hitam.

    Di saat aksi, massa juga membawa atribut aksi berupa replika mayat yang dikafani sebagai lambang solidaritas untuk Afif.

    Selain berorasi, massa juga melakukan aksi teatrikal solidaritas untuk almarhum Afif. Sejumlah spanduk juga dipasang di pagar Mapolda Sumbar.

    Massa aksi belum beranjak dari Mapolda Sumbar hingga jelang malam.

    Mereka tetap berorasi dan meminta Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono turun menemui keluarga Afif.

    “Minta maaf di depan keluarga korban. Mana Kapolda? Turun, jangan hanya mengucapkan belasungkawa di televisi, turun segera minta maaf langsung ke keluarga korban,” kata Direktur LBH Padang Indira Suryani saat berorasi.

    Polda Sumbar Diminta Fokus Penanganan Kasus Kematian Afif

    Koordinator Divisi Advokasi LBH Padang, Diki Rafiqi menanggapi pernyataan Polda Sumbar yang ingin mencari orang viralkan tewasnya Afif Maulana.

    Menurut kuasa hukum Afif Maulana ini, seharusnya Polda Sumbar fokus pada penyelesaian kasus. Bukan malah mencari pembenaran.

    “Ini kayanya sedikit salah ya Polda Sumbar. Kenapa? Harusnya Polda Sumbar harus fokus penanganan kasus bukan mencari pembenaran atau hal yang lain,” kata Diki kepada awak media di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2024).

    Diki menilai Polda Sumbar tak serius dalam menanggapi kasus tewasnya Afif Maulana.

    “Dan hemat kami bahwa Polda Sumbar tidak serius dalam penanganan kasus ini. Dan malah mencari tumbal dibalik ini,” tegasnya.

    Diki juga menuding hal itu menjadi bentuk intervensi menutup kasus tersebut.

    “Iya salah satu bentuk menutup secara perlahan dalam kasus ini,” ungkapnya.

    Diberitakan sebelumnya, viral di media sosial bocah bernama Afif Maulana alias AM (13) di Padang tewas diduga dianiaya sejumlah oknum polisi.

    Viralnya kasus itu pun dinilai Polda Sumatra Barat (Sumbar) merusak citra institusi kepolisian.

    Alhasil kini Polda Sumbar mencari orang yang memviralkan informasi tersebut

    Dilansir dari Kompas.id, Kepala Polda Sumbar, Inspektur Jenderal Suhartoyo, Minggu (23/6/2024) mengatakan pihaknya tengah mencari orang yang memviralkan kasus AM yang tewas diduga dianiaya oknum polisi.

    Suhartoyo mengaku, pihak kepolisian merasa menjadi korban pengadilan oleh pers dari viralnya berita tersebut.

    Ia juga mengatakan bahwa informasi soal kasus tersebut merusak citra institusi kepolisian.

    “Polisi dituduh telah menganiaya seseorang sehingga berakibat hilangnya nyawa orang lain. Tidak ada saksi dan bukti sama sekali. Dalam penyelidikan terhadap 18 pemuda yang diamankan (ditangkap), tidak ada yang namanya Afif Maulana,” kata Suharyanto.

    Sumber: (TribunPadang.com) (Tribunnews.com/Rahmat W Nugraha/wik)

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Setelah Cek TKP, Ketua Kompolnas Ungkap Beberapa Kemungkinan Penyebab Tewasnya Afif Maulana

  • LBH Padang: Keluarga Cuma Boleh Lihat Wajah Afif Maulana, Jenazah Dilarang Dimandikan di Rumah Duka

    LBH Padang: Keluarga Cuma Boleh Lihat Wajah Afif Maulana, Jenazah Dilarang Dimandikan di Rumah Duka

    TRIBUNNEWS.COM – Koordinator Bidang Advokasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, Diki Rafiqi menuturkan pihak keluarga dilarang untuk melihat secara keseluruhan jenazah Afif Maulana yang ditemukan tewas di jembatan Kuranji, Padang pada 9 Juni 2024 lalu.

    Diki menyebut keluarga cuma diperbolehkan melihat wajah Afif saja.

    Selain itu, dia juga mengungkapkan jenazah Afif juga dilarang untuk dimandikan di rumah duka.

    “Sayangnya, pihak keluarga dilarang memandikan (jenazah Afif) di rumah dan hanya boleh melihat wajahnya saja,” kata Diki di Kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Jakarta pada Rabu (26/6/2024).

    Padahal, kata Diki, warga Padang memiliki tradisi tersendiri ketika akan memandikan jenazah.

    Di sisi lain, dia juga mengungkapkan pihak kepolisian tidak memberikan alasan yang jelas terkait keluarga dilarang untuk melihat jenazah Afif secara keseluruhan.

    “Setelah kami proses, tanpa alasan yang kuat juga sebenarnya (dari kepolisian) dan keluarga tidak pernah melihat badan (Afif) dan lain-lainnya,” jelasnya.

    Tak hanya itu, Diki juga mengungkapkan pihak keluarga belum mengetahui secara pasti terkait penyebab tewasnya Afif.

    Dia mengatakan keluarga hanya mendapat surat dari hasil autopsi RS Bhayangkara Padang yang berisi keterangan bahwa Afif meninggal karena hal yang tidak wajar.

    “Secara lengkap tidak mengetahui hasil yang diberikan ke keluarga bahwa di dalam (surat) termuat (Afif tewas) tak wajar dan kedua penyebabnya yang belum ditentukan,” tuturnya.

    Sebagai informasi, tewasnya Afif menjadi sorotan publik setelah adanya perbedaan temuan dari Polda Sumbar dan LBH Padang terkait penyebab kematian bocah 13 tahun tersebut.

    Kapolda Sumatera Barat, Irjen Suharyono menuturkan bahwa tewasnya Afif karena terjun dari jembatan.

    “Masuk ke sungai ini sudah ada keterangan dari A. Bahwa memang AM (Afif) ini berencana akan masuk ke sungai menceburkan diri ke sungai,” ujarnya pada Minggu (23/6/2024).

    Berdasarkan keterangan rekan korban, Suharyono menuturkan Afif diajak rekannya untuk masuk sungai untuk mengamankan diri dari kejaran polisi.

    Namun, keterangan Suharyono berbeda dengan hasil investigasi dari LBH Padang yang menduga Afif dianiaya oleh oknum polisi hingga tewas.

    Direktur LBH Padang, Indira Suryani, ada luka lebam yang ditemukan di tubuh korban.

    “Di sekujur tubuh korban terdapat luka-luka lebam yang diduga karena penganiayaan,” ungkap Indira, Sabtu (22/6/2024).

    Selain bukti tersebut, keterangan terkait kronologi peristiwa antara Polda Sumatra Barat dan LBH Padang pun berbeda.

    Indira menyebut saat A dan AM berboncengan melintasi jembatan Batang Kuranji pada Minggu dini hari, mereka dihampiri polisi yang tengah melakukan patroli.

    Dia mengungkapkan polisi menendang kendaraan korban hingga membuat AM dan A terpelanting ke jalan.

    Namun, sambung Indira, A langsung diamankan oleh salah satu oknum polisi sehingga tidak mengetahui kondisi AM sampai jasadnya ditemukan di sungai.

    “Dari keterangan itu, hingga adanya luka lebam di sekujur tubuh, ini berat dugaan sebelum tewas AM dianiaya dulu,” ujarnya.

    Terkait hal ini, LBH Padang pun sudah mendatangi Komnas HAM pada Selasa (25/6/2024) untuk meminta agar dilakukan investigasi mendalam sebagai pembanding antara temuan pihaknya dengan Polda Sumbar.

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

    Artikel lain terkait Siswa SMP Tewas di Padang

  • Sempat Dimutasi, Mantan Kadis PUPR Nekat Nyalon Wali Kota Blitar

    Sempat Dimutasi, Mantan Kadis PUPR Nekat Nyalon Wali Kota Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Asisten Administrasi Pemerintahan dan Umum Setda Kota Blitar, Suharyono mantap mendaftar Calon Wali Kota Blitar dari PDIP. Ditemani puluhan pendukungnya, Suharyono menyetorkan berkas pendaftaran Cawalinya ke DPC PDIP. Suharyono yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas PUPR Kota Blitar

    Jalan yang dilalui Suharyono untuk mendaftar calon wali kota ini terbilang terjal. Sebelum mendaftar, Suharyono dimutasi oleh Pemkot Blitar.

    Suharyono yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas PUPR Kota Blitar dimutasi ke posisi Asisten Administrasi Pemerintahan dan Umum Setda Kota Blitar. Meski dimutasi namun hal itu tidak menyurutkan niatnya maju sebagai Calon Wali Kota Blitar.

    “Kalau ini malah teman-teman belum banyak yang tahu saya didorong untuk mendaftar Calon Wali Kota ini bukan dari birokrasi, tapi justru dari rekan rekan yang mengantar saya hari ini. Rekan rekan yang mengantar hari ini ada yang dari petani, seniman ada yang dari tukang batu,” jelas Suharyono, Jumat (10/05/24).

    Suharyono mengakui pencalonannya ini tidak didukung oleh kalangan birokrasi. Ia memutuskan maju Calon Wali Kota Blitar karena didorong oleh kaum kecil dan rakyat jelata.

    Meski tidak mendapatkan dorongan dari kalangan birokrasi, namun Suharyono tetap meminta izin ke Sekda dan Wali Kota Blitar. Hal ini dilakukan Suharyono sebagai bagian dari etika dalam pemerintahan.

    “Saya sudah menghadap kepimpinan sekaligus izin ini bagian dari etika sehingga harus menghadap pimpinan,” imbuhnya.

    Suharyono pun siap untuk melepas status PNS nya jika dirinya mendapatkan rekomendasi Cawali dari PDIP. Ia pun akan mengusung program-program yang menguntungkan rakyat kecil dan bukan investor-investor besar di Bumi Bung Karno.

    “Ekonomi-ekonomi kecil itu yang akan kita sasar bukan hanya soal produksi tapi bagaimana nanti seluruh masyarakat kota Blitar harus menggunakan produk asli Kota Blitar,” tutupnya. [owi/aje]

  • 8 Rumah Terdampak Tanah Longsor, Pemkab Mojokerto Siapkan Tempat Pengungsian

    8 Rumah Terdampak Tanah Longsor, Pemkab Mojokerto Siapkan Tempat Pengungsian

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto menyiapkan tempat pengungsian dan tempat evakuasi cadangan yang telah didukung dengan berbagai logistik pengungsian. Tempat pengungsian tersebut disiapkan untuk delapan rumah warga terdampak tanah longsor di Dusun Ketangi, Desa Ngembeh, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto.

    Adapun delapam rumah warga yang terdampak tanah longsor yakni rumah Iswati (47), rumah Winarto (42), rumah Mat Slimin (55), rumah Sebo (70), rumah Sumito (65), rumah Sutami (55), rumah Kasian (70), dan rumah Suwadi (70). Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati secara langsung meninjau kondisi warga dan rumah terdampak tanah longsor.

    Delapan rumah tersebut rusak diakibatkan longsornya bibir Sungai Raharja Tirta. Bibir sungai itu longsor sepanjang 400 meter dengan ketinggian longsor mencapai 30 meter. Orang nomor satu di lingkup Pemkab Mojokerto ini juga menyalurkan bantuan paket sembako kepada delapan keluarga yang terkena imbas dari tanah longsor tersebut.

    Pada kesempatan tersebut, Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto ini juga menggelar audiensi dengan warga yang terdampak tanah longsor. Bupati mengatakan, bahwa Sungai Raharja Tirta merupakan kewenangan dari pemerintah pusat sehingga ia akan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan pemerintah pusat.

    “Kita akan segera berkoordinasi dengan Pemprov Jatim dan pemerintah pusat untuk menemukan solusi terbaik dalam penanganan bencana tanah longsor ini. Kita akan segera carikan solusi, setidak-tidaknya solusi permanen. Saya minta tolong kondisi ini sebetulnya kita masih bisa untuk antisipasi menyelamatkan diri. Jangan sampai karena keteledoran karena sudah tahu itu bahaya, kita tidak mempunyai upaya untuk menyelamatkan diri,” ujarnya.

    Bupati pun mewanti-wanti agar warga tidak beraktivitas didalam rumah ketika kondisi rumah sudah sangat membahayakan. Menururnya, Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto juga akan segera melengkapi data-data pendukung untuk segera dirapatkan dengan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS) dalam mengatasi bencana tanah longsor ini.

    “Saya minta tolong untuk diberi waktu karena kita harus membahas semuanya tindak lanjutnya, nanti kalau relokasi berarti pak Rachmat yang mengurusi tetapi itu tetap dibereskan agar tidak merambat sampai ke jalan,” bebernya.

    Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Yo’i Afrida mengatakan, bahwa adanya bencana tanah longsor ini, Pemkab Mojokerto telah melakukan berbagai mitigasi dan berkoordinasi langsung dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

    “Kita sudah bersurat ke provinsi untuk segera ada penanganan dan langkah-langkah yang telah kita lakukan untuk saat ini adalah pertama, kita dirikan pengungsian sementara dirumah Bu Ramiah. Kedua tempat evakuasi cadangan ada di balai dusun dan ditempat TPQ. yang jelas pemerintah tidak diam dan ini demi masyarakat, pemerintah hadir,” pungkasnya.

    Diketahui, pada peninjauan rumah yang terdampak tanah longsor juga turut dihadiri Kepala DPRKP2 Kabupaten Mojokerto, Rachmat Suharyono, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto, Rinaldi Rizal Sabirin, Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Yurdiansah, dan jajaran Forkopimca Dlanggu. [tin/ian]

  • Kegiatan Kontruksi di Mojokerto Berhenti sejak H-10 Lebaran

    Kegiatan Kontruksi di Mojokerto Berhenti sejak H-10 Lebaran

    Mojokerto (beritajatim.com) – Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Perhubungan (DPRKP2) Kabupaten Mojokerto memastikan seluruh kegiatan konstruksi jalan di Kabupaten Mojokerto sudah berhenti sejak H-10 Lebaran 2024. Sehingga para pemudik yang melintas tidak mengalami gangguan selama perjalanan.

    “Untuk persiapan di jalur mudik ataupun hari libur Lebaran, kita sudah memitigasi semua jalur. Dimana di jalur nasional, provinsi dan kabupaten, terutama di jalur kabupaten banyak kontruksi yang harus sudah dihentikan,” ungkap Kepala DPRKP2 Kabupaten Mojokerto, Rachmat Suharyono, Sabtu (6/4/2024).

    Hal tersebut sesuai dengan target Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) terkait penanganan dan perbaikan jalan nasional di Indonesia selesai pada H-10 Lebaran. H-10 Lebaran, konstruksi jalan harus bersih dan steril sehingga bisa digunakan untuk jalur mudik dan balik Lebaran 2024.

    “Dimana penghentian itu, memberi konsekuensi bawah kondisi jalan harus bersih dari material maupun alat-alat berat. Lalu ada jalan yang memang tidak bisa dilalui oleh roda empat, sehingga kita memberikan beban kepada jalur-jalur utama. Antisipasi kita adalah memberikan penebalan maupun penambahan anggota, inspeksi kontinuitas kegiatan teman-teman yang ada di pos,” katanya.

    Masih kata Rachmat, seperti di wilayah Sukoanyar, Kecamatan Ngoro, pihaknya berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo. Jika tidak dimungkinkan dilalui kendaraan roda empat akan dilewatkan jalur utama. Pihaknya memprediksi konsekuensi yang terjadi akan ada penumpukan kendaraan di jalur tersebut.

    “Sesuai dengan situsional, kita akan rekayasa lalu-lintas. Sukoanyar ke arah Krembung (Sidoarjo) itu memang kita alihkan ke jalan nasional, memang konsekuensinya memutar tapi itu menjadi alternatif yang lebih baik ketimbang beresiko di jalur-jalur yang mengalami perbaikan. Kita sudah lakukan kegiatan sosialisasi lewat himbauan, media sosial, papan penunjuk arah,” ujarnya.

    Pemasangan papan penunjuk arah atau papan himbauan informasi di setiap jalan yang mengalami kegiatan kontruksi tersebut. Penghentian seluruh kegiatan rekontruksi di wilayah Kabupaten Mojokerto sudah dilakukan sejak, Minggu (31/4/2024) lalu. Pihaknya terus melakukan patroli untuk memastikan kondisi jalur sesuai dengan yang diharapkan.

    “Sehingga para pemudik yang melintas tidak mengalami gangguan selama perjalanan, dan tidak terjadi kemacetan akibat adanya pengerjaan jalan,” harapnya. [tin/beq]