Tag: Sufmi Dasco Ahmad

  • Pertemuan Megawati dan Prabowo Segera Terjadi, Elite PDIP: Tinggal Cari Tempat dan Waktu – Halaman all

    Pertemuan Megawati dan Prabowo Segera Terjadi, Elite PDIP: Tinggal Cari Tempat dan Waktu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menyebut, rencana pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto hanya tinggal mencari waktu dan tempat yang cocok.

    Hal itu disampaikannya merespons potongan video viral Ketua DPR RI Puan Maharani, menyampaikan pesan Presiden Prabowo Subianto ingin bertemu secara langsung dengan Megawati Soekarnoputri.

    “Tentang kemungkinan pertemuan antara Presiden Prabowo dengan Ibu Megawati Soekarno Putri adalah sesuatu hal yang sangat mungkin untuk terjadi,” kata dia di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/1/2025).

    “Tinggal saya kira diantara keduanya akan mencari waktu dan tempat yang baik untuk kemungkinan mereka berdua bertemu,” imbuhnya.

    Basarah mengatakan hubungan baik antara Megawati dan Prabowo membuat wacana pertemuan keduanya sangat mungkin terjadi.

    “Latar belakang hubungan persahabatan yang baik itu, menurut saya tidak akan menjadi hambatan untuk pertemuan antara kedua tokoh bangsa yang bersahabat itu,” ucapnya.

    Selain itu, kata Basarah, kedua tokoh tersebut juga memiliki kepedulian terhadap isu-isu yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara.

    “Nah pada konteks kerjasama dalam menjalankan ideologi Pancasila yang berintisarikan gotong royong itulah kemungkinan Ibu Mega dan Pak Prabowo akan bertemu,” pungkasnya.

    Presiden Prabowo Subianto disebut ingin bertemu Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Hal ini terungkap saat PDIP menggelar HUT ke-52 pada Jumat (10/1/2025). 

    Saat itu Megawati didampingi anak-anaknya Puan Maharani dan Prananda masuk ke ruangan yang digunakan untuk merayakan ulang tahun tersebut.

    Setelah duduk, seorang pria yang diduga anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto mendekat ke Megawati.

    Ketum PDIP pun terlihat tak mendengar apa yang disampaikan Sidarto Danusubroto. Puan Maharani kemudian mencoba mengulangi kembali pernyataan Wantimpres.

    Saat dibaca dari gerak bibir Puan, terungkap Presiden Prabowo meminta waktu untuk bertemu dengan Megawati

    “Presiden Prabowo minta waktu ketemu. Minta ketemu. Sama mama,” demikian gambaran gerak bibir Puan Maharani ke ibunya.

    Megawati Bantah Bermusuhan dengan Prabowo

    Sebelumnya, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa hubungannya dengan Presiden Prabowo Subianto tidak mengalami masalah.

    Persahabatan keduanya tetap terjalin hingga kini dan Megawati merasa harus menyampaikan itu lantaran menyadari bahwa banyak orang yang menduga dia bermusuhan dengan Prabowo terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

    “Pak Prabowo nih, orang mikir saya sama dia itu, wah kayaknya musuhan. Enggak! Enggak!” tegas Megawati dalam pidato politiknya pada pembukaan hari ulang tahun (HUT) ke-52 PDI-P, di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

    Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri didampingi Puan Maharani (kiri) dan Prananda Prabowo (kanan) menerima Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kiri) di kediaman Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu (24/7/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

    Para kader PDI-P yang antusias mendengar klarifikasi Megawati itu pun sontak bertepuk tangan meriah. 

    Megawati mengungkap, hubungan personalnya dengan Prabowo seakan ingin meyakinkan publik bahwa tiada masalah di antara keduanya.

    Prabowo sendiri tidak hadir saat momen pembukaan HUT ke-52 PDI-P karena tidak diundang.

    Melanjutkan pidatonya, Megawati mengaku terus menjalin komunikasi dengan Prabowo. 

    Salah satunya yang terkini adalah ketika Megawati menanyakan perasaan kepada Prabowo apabila anak buahnya di partai mendapat perlakuan tidak adil.

    Megawati menanyakan itu karena melihat dia dan Prabowo sama-sama ketua umum partai politik.

    “Lha, tapi saya bilang, ‘Mas, kita kan, saya ketua umum, kamu ketua umum, lihat anak buah kamu dibegitukan, apa rasanya sebagai ketua umum? Pasti perasaan kita sama’,” ujarnya.

    Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dalam kesempatan berbeda menegaskan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri tidak pernah bermusuhan.

    Dasco mengamini 100 persen pernyataan Megawati yang menyatakan bahwa ia tidak pernah bermusuhan dengan Prabowo.

    “Kalau pernyataan Bu Mega yang bilang dia enggak pernah musuhan sama Pak Prabowo, ya itu memang 100 persen benar. Enggak pernah musuhan,” ujar Dasco dikutip Kompas.com, Senin (13/1/2025).

    Dasco mengaku menjadi saksi hubungan Prabowo dan Megawati yang tidak pernah menjadi musuh.

    Dia mengklaim hubungan dan komunikasi antara kedua tokoh itu baik-baik saja. 

     “Saya jadi saksinya, bahwa hubungan kedua tokoh ini juga baik-baik saja. Komunikasi-komunikasi juga kerap terjadi. Sehingga apa yang disampaikan oleh Bu Mega ya memang begitu adanya,” kata Dasco.

     

     

  • Dasco Bantah Hasto Tak Ditahan KPK karena Megawati Hubungi Prabowo

    Dasco Bantah Hasto Tak Ditahan KPK karena Megawati Hubungi Prabowo

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad membantah isu yang menyebutkan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto tidak ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini karena Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri langsung menghubungi Presiden sekaligus Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Menurut Dasco, penahanan atau tidaknya Hasto terkait kasus Harun Masiku sepenuhnya kewenangan KPK, tidak ada kaitannya dengan Prabowo.

    “Ada beberapa pihak yang menanyakan hal serupa, tetapi menurut saya kewenangan dalam penegakan hukum kan memang oleh KPK,” ujarnya di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/5/2025).

    Dasco menilai KPK memiliki pertimbangan tertentu sehingga tidak menahan Hasto dalam kasus yang sedang ditangani. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada KPK karena tidak ada kaitan dengan Prabowo dan Gerindra.

    “Apa yang mungkin ditanyakan atau yang terjadi hari ini tentunya sudah melalui proses-proses yang terjadi di sana (KPK) sehingga kalau ada pertanyaan tidak ada hubungannya dengan Pak Prabowo atau Gerindra,” tegas Dasco.

    Diketahui, KPK menyatakan penyidik merasa belum perlu menahan Hasto Kristiyanto setelah diperiksa sebagai tersangka kasus suap dan perintangan penyidikan Harun Masiku, Senin (13/1/2025).

    Juru Bicara KPK Tessa Mahardika Sugiarto mengatakan, masih ada beberapa saksi yang perlu dipanggil penyidik untuk dimintai keterangan terkait kasus Hasto Kristiyanto. “Jadi penyidik menilai belum diperlukan untuk dilakukan penahanan,” katanya kepada wartawan di gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.

    Beberapa nama yang disebut sebagai saksi di antaranya adalah Saeful Bahri dan Maria Lestari. KPK masih butuh keterangan mereka untuk penindakan lanjutan terhadap Hasto Kristiyanto.

    KPK mengatakan, penyidik masih perlu menyiapkan berkas perkara dan alat bukti Hasto Kristiyanto yang nantinya akan dilimpahkan ke jaksa penuntut untuk didakwa dalam persidangan.

    “Tentunya apabila penyidik dan jaksa penuntut umum sepakat berkas ini sudah siap untuk dilimpahkan, maka proses tersebut akan dilanjutkan,” tegas Tessa terkait tidak ditahannya Hasto Kristiyanto.

  • Dasco Benarkan Presiden Prabowo Rogoh Kantong Pribadi untuk Biayai Uji Coba Makan Bergizi Gratis

    Dasco Benarkan Presiden Prabowo Rogoh Kantong Pribadi untuk Biayai Uji Coba Makan Bergizi Gratis

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan alasan Presiden Prabowo Subianto menggunakan dana pribadi untuk membiayai uji coba Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di beberapa lokasi. Dasco menjelaskan langkah ini dilakukan agar saat program dibiayai dengan dana APBN, pelaksanaannya dapat berjalan lancar dan tepat sasaran tanpa adanya kebocoran anggaran.

    “Jadi begini, saat ini yang dilakukan masih sebatas uji coba untuk memastikan anggaran APBN nantinya digunakan secara efektif. Oleh karena itu, uji coba di beberapa lokasi ini belum menggunakan dana APBN,” ujar Dasco di Gedung DPR, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Dasco menegaskan, penggunaan dana pribadi untuk uji coba ini tidak melanggar aturan dan sejalan dengan semangat gotong royong serta partisipasi masyarakat.

    “Kita ingin, ketika APBN sudah digunakan, program ini berjalan lancar tanpa pemborosan. Karena ini baru uji coba, belum menjadi program resmi, maka tidak masalah jika dibiayai menggunakan dana pribadi,” tegasnya.

    Dasco juga membantah adanya tawaran untuk meminjam dana dari konglomerat demi mendukung uji coba program MBG. Ia menjelaskan sebagian besar uji coba dilakukan secara swadaya oleh pendukung atau simpatisan program.

    “Bukan pinjam dana ke konglomerat. Uji coba ini lebih kepada partisipasi swadaya masyarakat. Bahkan, tidak semua biaya uji coba ditanggung Pak Prabowo. Beberapa daerah menjalankan uji coba secara mandiri oleh pendukung dan simpatisan program ini,” jelas Dasco.

    Ia optimistis pemerintahan Prabowo-Gibran mampu mengelola anggaran Rp 71 triliun untuk menjalankan program MBG di tahun 2025. Menurutnya, pemerintah telah membuat sejumlah terobosan untuk mengoptimalkan anggaran dan memastikan program menjangkau target yang telah ditentukan.

    “Pemerintah sudah menyiapkan berbagai terobosan agar anggaran yang ada dapat digunakan secara optimal, namun tetap menjangkau target penerima yang telah ditentukan,” ungkapnya.

    Meski demikian, Dasco mengakui pelaksanaan uji coba program selama sepekan masih menghadapi beberapa kekurangan. Namun, ia menilai hal ini wajar dan menjadi bagian dari proses evaluasi untuk penyempurnaan program di masa mendatang.

    “Namanya uji coba, pasti ada kekurangan di sana-sini. Justru, ini menjadi momen untuk evaluasi agar ke depannya program dapat berjalan lebih baik,” tutup Dasco.

  • Gerindra Beri Sinyal Pertemuan Prabowo dan Megawati Sebelum Kongres PDIP 2025

    Gerindra Beri Sinyal Pertemuan Prabowo dan Megawati Sebelum Kongres PDIP 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, mengisyaratkan pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kemungkinan besar akan berlangsung sebelum Kongres VI PDIP pada April 2025. Bahkan, Prabowo dikabarkan akan diundang untuk menghadiri kongres tersebut.

    “Jadi mungkin, jika komunikasi intens dilakukan, pertemuan bisa terjadi sebelum atau sesudah Kongres PDIP,” ujar Dasco di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Meski demikian, Dasco menjelaskan bahwa waktu pasti pertemuan Prabowo dan Megawati bergantung pada komunikasi yang sedang dibangun antara PDIP dan Gerindra. Kedua partai telah mengutus perwakilan masing-masing untuk membahas pertemuan ini.

    “Ya, kita belum tahu, tergantung komunikasi yang dilakukan teman-teman,” tambah Dasco.

    Sementara itu, Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menyebut bahwa pertemuan antara Prabowo dan Megawati sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat. Menurutnya, hal ini hanya tinggal menunggu waktu dan tempat yang tepat.

    “Pertemuan antara Presiden Prabowo dan Ibu Megawati adalah hal yang sangat mungkin. Tinggal mencari waktu dan tempat yang sesuai,” ujar Basarah di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Basarah juga menegaskan bahwa hubungan persahabatan yang baik antara Megawati dan Prabowo menjadi faktor pendukung utama terwujudnya rencana pertemuan tersebut.

    “Latar belakang hubungan persahabatan yang baik itu, menurut saya, tidak akan menjadi hambatan untuk pertemuan kedua tokoh bangsa ini,” tandas Basarah.

    Selain itu, Basarah mengungkapkan bahwa Megawati dan Prabowo memiliki kepedulian yang sama terhadap isu-isu strategis, termasuk geopolitik, perang Rusia-Ukraina, ketegangan di Laut China Selatan, Timur Tengah, serta isu pemanasan global.

    “Dalam konteks kerja sama untuk menjalankan ideologi Pancasila yang berbasis gotong royong, pertemuan Pak Prabowo dan Ibu Megawati menjadi sangat memungkinkan,” pungkasnya.

  • Gerindra Beri Sinyal Pertemuan Prabowo dan Megawati Sebelum Kongres PDIP 2025

    Terima Kunjungan Raffi Ahmad, Dasco: Silaturahmi Biasa dan Tak Terkait Mobil RI 36

    Yustinus Patris Paat 
    Key: Raffi Ahmad, Mobil RI 36, Sufmi Dasco Ahmad
    Sum: 

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menerima kunjungan utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/1/2025). Dasco menegaskan, kunjungan tersebut hanya silaturahmi biasa dan tak terkait dengan mobil dinas Raffi Ahmad, RI 36 yang viral dan menjadi sorotan publik belakangan ini.

    Raffi diketahui tiba di kompleks parlemen sekitar pukul 13.30 WIB dan tidak memberikan keterangan kepada pers. “Tadi silaturahmi biasa saja, enggak ada yang dibahas,” ujar Dasco di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan.

    Dasco mengatakan, pertemuannya dengan Raffi berlangsung sekitar 15 menit. Setelah itu, Raffi Ahmad berkunjung ke pimpinan DPR dan MPR lain.

    Saat ditanya mengenai viral mobil RI 36 milik Raffi, Dasco enggan berkomentar. “Saya engak mau komentar soal itu. Itu kan bukan kewenangan saya,” tegas Dasco.

    Nama Raffi Ahmad tengah menjadi sorotan publik belakangan ini. Alasannya, mobil dinas Raffi Ahmad berpelat RI 36 viral di media sosial karena menerobos jalanan dan dikawal petugas patroli dan pengawalan (patwal).

    Dalam keterangannya, Raffi Ahmad menjelaskan pada saat kejadian dirinya tidak berada di dalam mobil tersebut karena kendaraan tesebut sedang dalam perjalanan menjemputnya. Mobil dinas itu sebelumnya mengambil beberapa berkas penting sebelum melanjutkan ke rapat berikutnya.

    “Bahwa benar adanya mobil tersebut kendaraan yang saya gunakan. Namun pada saat kejadian, saya sedang tidak berada di dalam mobil. Pada saat itu mobil RI 36 sedang dalam posisi menjemput saya untuk menuju agenda rapat selanjutnya,” sebut Raffi.

    Raffi Ahmad lalu menjelaskan kronologi kejadian yang sebenarnya setelah melakukan klarifikasi kepada seluruh jajaran tim patwal yang mengawal dirinya.

    Kronologi kejadian yang sebenarnya di depan rangkaian, terdapat taksi Alphard berwarna hitam. Di depan taksi tersebut ada truk berhenti sehingga taksi mengambil jalur sebelah kanan dan hampir menyerempet mobil di jalur tersebut.

    Pengemudi taksi dan mobil tersebut kemudian membuka jendela dan saling adu argumen.

    Petugas patwal Raffi Ahmad yang melihat hal tersebut, khawatir akan menimbulkan kemacetan karena lalu lintas yang sedang lumayan padat, langsung menegur pengemudi taksi dengan mengatakan “Sudah, maju pak,” dengan gestur yang terlihat di video.

  • Patwal Mobil Dinas RI 36 Raffi Ahmad Viral, Dasco: Itu Menegur Saja

    Patwal Mobil Dinas RI 36 Raffi Ahmad Viral, Dasco: Itu Menegur Saja

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyatakan telah bertanya kepada Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad terkait aksi petugas patroli dan pengawalan (patwal) mobil dinas  RI 36, yang dinilai arogan.

    Dasco mengatakan, kendaraan itu difungsikan untuk menjemput Raffi dari kegiatan di suatu tempat lain, karena dalam kegiatan itu dia pergi bersama rekannya.

    “Sehingga di kendaraan itu sambil membawa berkas itu kemudian untuk menjemput yang bersangkutan,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Senin (13/1/2025).

    Kemudian, lanjut Ketua Harian Gerindra tersebut, komisi teknis di DPR pun sudah mengecek ke Korlantas bahwa saat kejadian mobil pelat RI 36 diiringi polisi patwal, memang ada pertengkaran antara supir taksi dengan mobil yang lain.

    Karena kejadian tersebutlah, Dasco menuturkan bahwa polisi patwal yang mengiringi itu menegur dan menengahi saja agar jangan ribut, khawatirnya dari itu bisa menyebabkan kemacetan.

    “Jadi menurut saya kejadian yang sebenernya itu. Tapi kemudian ya kita juga imbau kepada pihak yang melakukan pengawalan itu, tapi ya gimana ya susah orang dia cuman negor aja gitu,” tuturnya.

    Pengakuan Raffi Ahmad 

    Sebelumnya, Raffi Ahmad memang mengakui saat kejadian viral itu berlangsung, dirinya tidak sedang berada di dalam mobil itu. Sebab, mobil yang dikawal pertugas itu dalam perjalanan menjemputnya.

    “Tapi saat itu saya tidak ada di mobil, karena mobil dalam perjalanan menjemput saya. Sebelumnya mengambil beberapa berkas penting, untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke rapat selanjutnya,” ujar Raffi dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (12/1/2025).

    Suami Nagita Slavina ini juga menampik bahwa patwal itu bersikap arogan. Katanya, dalam rangkaian kemacetan itu terdapat truk berhenti di depan mobil taksi Alphard yang diduga mendapatkan perlakuan arogan. Mobil taksi Alphard yang viral itu, kata Raffi, hendak mengambil jalur kanan dan hampir menyerempet mobil lainnya.

    Kemudian, pengemudi taksi dan mobil itu saling beradu argumen di tengah kemacetan itu. Alhasil, petugas patwal mobil dinas Raffi Ahmad itu kemudian menegur pengemudi taksi. 

    “Menegur pengemudi taksi bicara dan menunjuk dengan maksud kira “hei jangan bertengkar, Bapak ayo maju” dengan gestur tangan yang terlihat di video,” jelas Raffi.

  • DPR: Retreat kepala daerah untuk samakan visi dengan pemerintah pusat

    DPR: Retreat kepala daerah untuk samakan visi dengan pemerintah pusat

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, menilai rencana retreat kepala daerah terpilih hasil Pilkada 2024 oleh Presiden Prabowo Subianto untuk menyamakan visi para kepala daerah dengan pemerintah pusat.

    Hal tersebut, kata dia, tak lain dilakukan untuk menyebarluaskan secara baik program-program yang dicanangkan pemerintah pusat agar berjalan sukses di daerah.

    “Yang saya dengar bahwa memang ada rencana seperti itu. Tentunya idenya ini dilaksanakan untuk bagaimana kemudian menyamakan visi para kepala daerah yang baru terpilih, bagaimana kemudian menjalankan program pemerintah pusat secara merata untuk kebaikan rakyat di daerah,” kata dia, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.

    Ia menilai retreat kepala daerah terpilih yang datang dari beragam latar belakang tersebut dimaksudkan pula untuk menjaga semangat persatuan dan kekompakan dalam memajukan tanah air.

    “Saya pikir semangat ini, semangat kekompakan, semangat persatuan kan kita sama-sama tahu bahwa kepala daerah yang dipilih ini tentu berasal dari partai yang berbeda sehingga perlu (dikumpulkan) dalam satu kegiatan yang saya dengar disampaikan visi-misi dan semangat persatuan,” katanya.

    Sebelumnya, Jumat (10/1), Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Mahendra, menyebutkan rencana para kepala daerah menjalani retreat usai dilantik seperti pernah dilakukan Kabinet Merah Putih (KMP) untuk melakukan sinkronisasi dengan pemerintah pusat.

    “Perlu ada sinkronisasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, dan juga keinginan Bapak Presiden bahwa seluruh kepala daerah itu akan dikumpulkan seperti dulu para menteri, wakil menteri dan kepala badan dikumpulkan di Magelang, supaya kami memiliki perspektif yang sama,” kata dia, saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

    Meski begitu, dia mengatakan belum ada pembahasan apakah retreat tersebut akan dilaksanakan di lokasi yang sama atau tidak dengan lokasi KMP menguatkan koordinasi yaitu di Bukit Tidar, Magelang, Jawa Tengah.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Ade P Marboen
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kapan Pertemuan Megawati dan Prabowo? Ini Penjelasan Ketua Harian Gerindra – Halaman all

    Kapan Pertemuan Megawati dan Prabowo? Ini Penjelasan Ketua Harian Gerindra – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan ada rencana pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto.

    Namun, soal waktu pertemuan kedua sosok itu tergantung komunikasi yang dibangun antara PDIP dan Gerindra.

    Sebab dikatakannya, PDIP dan Gerindra sama-sama mengutus perwakilan untuk membicarakan pertemuan Megawati dan Prabowo.

    “Ya kita enggak tau ya, tergantung komunikasi-komunikasi yang dilakukan teman-teman (Gerindra dan PDIP,”  kata dia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Ada pun isu yang muncul bahwa pertemuan Megawati dan Prabowo, dilakukan sebelum Kongres VI PDIP yang direncanakan digelar pada April 2025 mendatang.

    Namun bisa juga pertemuan itu terjadi saat PDIP menggelar Kongres VI.

    “Jadi mungkin kalau intens dilakukan mungkin bisa atau kemudian sebelum atau sesudah (Kongres PDIP),” ujar Dasco.

    Kendati demikian, Dasco mengaku belum mengetahui perkembangan terkini soal rencana pertemuan Megawati dan Prabowo.

    “Saya belum mengetahui lebih lanjut perkembangannya sampai mana, tapi kira-kira mungkin mengarah ke sana,” pungkas Wakil Ketua DPR RI itu.

    Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menyebut, rencana pertemuan antara Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto, hanya tinggal mencari waktu dan tempat yang cocok.

    Hal itu disampaikannya merespons potongan video viral Ketua DPR RI Puan Maharani, menyampaikan pesan Presiden Prabowo Subianto ingin bertemu secara langsung dengan Megawati Soekarnoputri.

    “Tentang kemungkinan pertemuan antara Presiden Prabowo dengan Ibu Megawati Soekarno Putri adalah sesuatu hal yang sangat mungkin untuk terjadi,” kata dia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/1/2025).

    “Tinggal saya kira diantara keduanya akan mencari waktu dan tempat yang baik untuk kemungkinan mereka berdua bertemu,” imbuhnya.

     

     

  • MK Hapus Presidential Threshold 20%, DPR Ancang-ancang Omnibus Law Politik

    MK Hapus Presidential Threshold 20%, DPR Ancang-ancang Omnibus Law Politik

    Bisnis.com, JAKARTA — Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) berpotensi memuluskan jalan bagi sebagain pihak yang ingin mengubah sistem pemilu. Golkar dan Gerindra mulai mendorong wacana tentang ‘penguatan demokrasi’ pasca putusan melalui amandemen UU Pemilu. 

    Wakil Ketua Umum Golkar Ahmad Doli Kurnia Tanjung, misalnya, secara eksplisit menuturkan bahwa putusan Mahkamah Konstitusi (MK) putusan perkara No.62/PUU-XXII/2024 itu sejalan dengan momentum untuk perbaikan sistem politik dan demokrasi Indonesia. 

    Dia turut menyinggung pernyataan Presiden Prabowo Subianto di HUT ke-60 Partai Golkar, mengenai wacana Pilkada melalui DPRD. Prabowo memang sedang mendorong supaya pilkada langsung diganti dengan sistem representasi melalui parlemen. Hanya saja, wacana itu menuai polemik karena akan ‘merampas’ hak masyarakat untuk memilih pemimpinnya secara langsung. 

    Kendati demikian, Doli menyampaikan bahwa permohonan uji materi terhadap pasal 222 UU Pemilu yang sudah dilakukan lebih dari 30 kali itu bukanlah jawaban untuk seluruh permasalahan mengenai Pemilu di Indonesia. 

    “Presidential threshold cuma salah satu isu dari sekian banyak isu yang menjadi bagian pembahasan penyempurnaan sistem Pemilu kita. Dan setiap isu bukanlah berdiri sendiri. Setiap isu saling terkait satu sama lain,” tuturnya belum lama ini. 

    Senada dengan Golkar, Ketua Fraksi Gerindra DPR, Budisatrio Djiwandono, menyatakan pihaknya memandang putusan Mahakamah Konstitusi (MK) yang menghapus ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden (presidential threshold) minimal 20% merupakan langkah penting dalam penguatan demokrasi di Indonesia.

    Keponakan Prabowo ini menambahkan bahwa Fraksi Gerindra akan menjadikan putusan MK sebagai acuan penting dalam pembahasan revisi Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu di DPR.

    “Kami menghormati dan siap mematuhi keputusan MK. Segera setelah ini kami akan mempelajari lebih detail putusan tersebut sebelum kami jadikan acuan dalam pembahasan revisi UU Pemilu,” ucap Budisatrio dalam keterangan resmi, Sabtu (4/1/2025).

    Budi juga menegaskan, Gerindra berpegang teguh pada prinsip-prinsip demokrasi sehingga partainya memastikan akan menjunjung putusan MK sebagai bagian dari amanat demokrasi. Menurutnya, Gerindra sepenuhnya sadar bahwa putusan MK bersifat mengikat dan bagian dari pilar demokrasi yang harus dijaga.

    “Masih ada sejumlah tahapan yang harus dilewati sebelum putusan ini diresmikan sebagai produk revisi UU. Maka dari itu, Fraksi Gerindra akan terus mengawal prosesnya, agar penerapan putusan bisa berjalan efektif dan selaras dengan amanat dalam putusan MK,” ujar Budi.

    Masuk Omnibus Law Politik?

    Adapun Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyebut akan mengkaji putusan MK soal penghapusan ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden (presidential threshold) minimal 20%.

    Kendati demikian, dia belum bisa memastikan secara pasti apakah memang betul putusan itu bisa dimasukkan dalam revisi UU Pemilu atau bahkan penyusunan Omnibus Law tentang politik.

    “Saya belum tahu. Bahwa itu kemudian akan dimasukkan dalam revisi undang-undang atau kemudian ada undang-undang yang diomnibuskan itu nanti belum kita putuskan,” katanya di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa (7/1/2025).

    Dilanjutkan Dasco, putusan MK pada 2 Januari 2025 kemarin nantinya pasti akan disikapi lebih lanjut oleh DPR dengan melakukan kajian-kajian. Ketua Harian Gerindra ini turut mengemukakan bahwa putusan MK bersifat final dan mengikat. Oleh sebab itu, putusannya wajib untuk ditaati

    Menurut dia, dengan adanya putusan itu maka diketahui MK membuka ruang untuk pencalonan presiden dan wakil presiden, tetapi juga ada keinginan agar jangan sampai calonnya terlalu banyak ataupun sedikit.

    “Sehingga kita akan coba kaji dengan teman-teman di parlemen untuk mengupas dan juga kemudian membahas bagaimana sih itu yang namanya rekayasa konstitusi yang diputuskan oleh MK itu akan dijalankan oleh DPR, supaya kemudian tidak menyalahi lagi aturan yang ada,” pungkasnya.

    Menteri Sudah Berembuk

    Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra mengatakan bahwa para menteri dan perwakilan partai-partai politik sudah berkoordinasi untuk menindaklanjuti putusan terbaru Mahkamah Konstitusi (MK) terkait presidential threshold (PT).

    “Memang belum ada rapat koordinasi secara langsung untuk membahas masalah (putusan MK) ini, tapi konsultasi antar para menteri juga dengan parpol-parpol itu sudah terjadi untuk membahas implikasi dari putusan MK yang merupakan pasal 222 UU No. 7 Tahun 2017 itu,” kata Yusril.

    Yusril menyebutkan setelah adanya putusan terbaru MK, pasal 222 UU no. 7 tahun 2017 yang mengatur ketentuan presidential threshold artinya sudah tidak relevan dan dinyatakan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 sehingga dibutuhkan pengaturan baru.

    Maka dari itu pemerintah harus berkoordinasi dengan pihak yang paling terdampak yaitu partai-partai politik agar pengaturan baru terkait pemilihan umum (pemilu) bisa diajukan dengan lebih tepat kepada DPR untuk membuat regulasi baru sejalan dengan putusan MK.

    Lebih lanjut, Yusril menyebutkan bahwa pengaturan baru yang akan diajukan nantinya berdasarkan lima panduan rekayasa konstitusional yang telah dikeluarkan lembaga yudikatif tersebut.

    Salah satu rekomendasi rekayasa konstitusional tersebut ialah terkait pengaturan pencalonan dari setiap partai politik yang harus proposional. Yusril mencontohkan misalnya ada 30 partai politik yang akan menjadi peserta pemilu, artinya ada kemungkinan 30 calon presiden bisa diajukan dalam pemilu terkait. Namun tentu hal itu tidak akan efektif sehingga mekanisme koalisi seharusnya diperbolehkan.

    “Tapi kalau bergabung jangan sampai 29 (partai) mencalonkan satu orang, lalu yang satu partai mencalonkan, akhirnya cuma jadi dua lagi (capresnya). Jadi bagaimana mekanismenya? In between, antara terlalu banyak atau terlalu sedikit, nah itu yang mesti dikompromikan,” katanya.

    Maka dari itu koordinasi dengan partai politik dibutuhkan sehingga pemerintah bisa menyusun rancangan kebijakan yang tepat untuk menjaga berlangsungnya proses demokrasi setelah putusan baru MK tersebut.

    Rancangan itu tentu akan disampaikan Pemerintah ke DPR agar bisa memastikan pemilu selanjutnya berjalan dengan lancar, meski begitu Yusril mengatakan rancangan itu masih belum akan disampaikan dalam waktu dekat mengingat pemilu terdekat akan berlangsung 5 tahun lagi yaitu 2029.

    “Satu sikap nanti dibawa ke DPR karena memang memerlukan pembentukan peraturan perundang-undangan yang baru,”tutupnya.

  • Prabowo Diundang Megawati ke Kongres PDI-P, Gerindra: Belum Tahu sebagai Presiden atau Ketum

    Prabowo Diundang Megawati ke Kongres PDI-P, Gerindra: Belum Tahu sebagai Presiden atau Ketum

    Prabowo Diundang Megawati ke Kongres PDI-P, Gerindra: Belum Tahu sebagai Presiden atau Ketum
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, pihaknya belum tahu apakah
    Prabowo
    Subianto diundang ke Kongres
    PDI-P
    2025 sebagai Presiden RI atau Ketua Umum (Ketum) Gerindra.
    Adapun PDI-P menyebut bahwa Ketua Umum PDI-P
    Megawati
    Soekarnoputri mengundang Prabowo untuk menghadiri Kongres partai pada 2025.
    “Kita belum tahu apakah Pak Prabowo diundang nantinya sebagai Presiden atau sebagai ketua umum partai,” ujar Dasco saat dihubungi
    Kompas.com
    , Senin (13/1/2025).
    Dasco mengatakan, dirinya belum bisa memberikan komentar lebih jauh karena atribusi undangan PDI-P untuk Prabowo pun belum jelas.
    Dia menyebut, baru bisa menjawab jika Prabowo diundang PDI-P sebagai Ketua Umum Partai Gerindra.
    “Dan tentunya saya belum bisa menjawab karena kapasitas saya kan hanya menjawab diundang sebagai ketua umum partai, kan begitu,” kata Dasco.
    Sementara itu, Dasco juga masih belum bisa memberi tanggapan perihal peluang PDI-P yang mungkin merapat ke pemerintahan Prabowo-Gibran.
    “Karena belum ada sikap resmi dari PDI-P,” ujar Dasco.
    Sebelumnya, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri disebut mengirimkan utusan untuk menyampaikan sejumlah pesan kepada Presiden Prabowo.
    Pesan tersebut yakni ucapan terima kasih kepada Prabowo karena meluruskan sejarah soal Bung Karno hingga keinginan mengundangnya ke
    Kongres PDI-P
    .
    “Ibu Ketua Umum menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo yang telah menindaklanjuti pelurusan sejarah Bung Karno dan pemulihan hak-haknya sebagai Presiden RI. Dan benar, Presiden Prabowo akan diundang pada Kongres PDI Perjuangan nanti,” ujar Juru Bicara PDI-P Guntur Romli saat dihubungi
    Kompas.com
    , Minggu (12/1/2024).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.