Polisi Prabumulih Tendang Wajah Pengendara hingga Hidung Patah, Kasus Berakhir Damai
Tim Redaksi
PRABUMULIH, KOMPAS.com –
Keluarga
Jauhari
, korban penganiayaan Iptu YS, anggota polisi dari Polres Prabumulih, Sumatera Selatan, akhirnya sepakat untuk
berdamai
.
Peristiwa ini bermula dari
kecelakaan
lalu lintas yang terjadi di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Gunung Ibul, Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, Senin (13/1/2025), yang kemudian videonya viral di media sosial.
Kesepakatan damai tercapai setelah istri Jauhari dan Iptu YS dipertemukan di Mapolres Prabumulih untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.
“Kebetulan kita hadirkan istrinya Iptu YS dan istrinya Pak Jauhari. Ada kades dan keluarga beliau serta PJU Polres. Alhamdulillah, ada kata sepakat damai dari kedua belah pihak. Nanti akan ditindaklanjuti sesuai adat di daerah Alai (desa),” kata Waka Polres Prabumulih, Kompol Eryadi Yuswanto, saat menggelar rilis di kantornya, Senin.
Eryadi menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi pada pukul 10.00 WIB.
Kejadian bermula ketika Iptu YS, yang sedang mengendarai sepeda motor menuju pasar, bertabrakan dengan korban, Jauhari, yang melintas dari arah depan kantor Wali Kota Prabumulih.
Tabrakan itu memicu amarah Iptu YS, yang kemudian melayangkan tendangan ke arah Jauhari.
Akibat insiden tersebut, Jauhari mengalami patah hidung dan harus menjalani operasi.
Di sisi lain, Iptu YS juga mengalami cedera serius, termasuk patah tangan kanan dan pergeseran tulang rusuk, sehingga kini menjalani perawatan di rumah sakit.
“Kondisi sekarang keduanya sama-sama ada luka. Pak Jauhari patah hidungnya. Rencana akan dioperasi. Iptu YS tangan kanan patah, tulang rusuknya juga retak, dan kepalanya ada luka robek. Biaya operasi Pak Jauhari sepenuhnya ditanggung oleh Bapak Kapolres,” ujar Eryadi.
Atas kejadian tersebut, Eryadi menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat.
Ia pun mengaku bahwa Iptu YS yang melakukan kekerasan terhadap Jauhari akan tetap dikenakan sanksi disiplin.
“Terkait sanksi disiplin, tetap dilakukan sesuai undang-undang yang berlaku,” jelasnya.
Sebelumnya, sebuah video yang menunjukkan aksi seorang polisi berpangkat Inspektur Satu (Iptu) menendang seorang pengendara motor hingga menyebabkan hidungnya berdarah viral di media sosial.
Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @palembang_jurnalis.
Dalam video yang beredar, peristiwa itu terjadi di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Gunung Ibul Barat, Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, pada Senin (13/1/2025).
Perekam video tersebut juga terdengar meluapkan kemarahannya terhadap tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi itu.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Sudirman
-
/data/photo/2025/01/13/6784c18429b1a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Polisi Prabumulih Tendang Wajah Pengendara hingga Hidung Patah, Kasus Berakhir Damai Regional 14 Januari 2025
-

Suguhkan Kesenian Barongan Khas Blora di Jakarta, Event Blora Engkek Bakal Jadi Agenda Tahunan
TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Ikatan Alumni SMAN 1 Blora (ILUSA) bekerjasama dengan Pemkab Blora, menggelar Event Festival Budaya Blora yang bertajuk “Blora Engkek” di arena Car Free Day (CFD) Kota Jakarta, di Sudirman hingga Bundaran HI, Minggu (12/1/25) pagi lalu.
Event itu mampu menyedot perhatian banyak warga Jakarta. Blora Engkek menyuguhkan kesenian daerah khas Blora, khususnya Seni Barong, lengkap dengan beberapa kuliner khas Blora.
Ribuan warga ibu kota yang sedang berolahraga pagi di arena CFD, banyak yang ikut menyaksikan pentas kesenian khas Blora yang ditampilkan paguyuban Seni Barongan Risang Guntur Seto (RGS).
Para personil RGS bahkan ikut jalan kaki kirab dari Halte Dukuh Atas Sudirman ke Bundaran HI dan kembali lagi ke Taman Dukuh Atas.
Suasana event Blora Engkek yang digelar di arena Car Free Day (CFD) Kota Jakarta, Minggu (12/1/25).(Dok. Pemkab Blora)
Tidak hanya menampilkan Barongan, stand kuliner khas Blora seperti sate ayam, Lontong Tahu, hingga asem-asem yang digelar di arena CFD, turut ludes diserbu warga masyarakat.
Baik para Diaspora Blora yang ada di Jakarta maupun warga asli Jakarta yang penasaran dan ingin mengenal Blora.
Acara yang sudah dilaksanakan keempat kalinya inipun diapresiasi banyak warga. Salah satunya Bagas Putra Prayoga, salah satu Diaspora Blora yang selama ini kerja di Jakarta.
“Terimakasih Pak Bupati sudah menyelenggarakan acara Blora Engkek di Sudirman dan HI. Terus maju dan Blora dapat dikenal luas dari budayanya. Semoga kegiatan ini bisa terus diadakan rutin tahunan,” kata Bagas.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ahmad, salah seorang diaspora Blora asal Ketangar Karangjati.
Ia ingin agar kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan rutin setiap tahun.
“Perlu Pak, sangat perlu. Acara seperti harus dilaksanakan rutin. Agar seni budaya Blora bisa dikenal luas. Selain itu juga jadi ajang silaturahmi para Diaspora Blora yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Kami yakin bersama Pak Arief, Blora bisa semakin dikenal. Terimakasih juga kepada Ilusa,” jelasnya.
Begitu juga Amelia, mahasiswi asli Kebayoran Lama, Jakarta ini merasa tertarik dan senang melihat barongan. Saat mengikuti CFD bersama teman temannya, ia mengaku kaget ada pertunjukan kesenian pagi itu yang ternyata acara Blora Engkek.
“Baru kali ini saya ikut CFD ada pertunjukan kesenian daerah seperti ini. Bagus, untuk ajang memperkenalkan kesenian daerah.”
“Tadi saya kira dari Ponorogo karena sekilas seperti reyog. Ternyata barongan dari Blora dan setelah saya ikuti pertunjukannya beda dengan reyog. Menambah pengetahuan saya tentang seni daerah. Semoga acara seperti ini bisa terus diselenggarakan dan bisa dicontoh daerah lain,” harapnya.
Sementara itu, Sekjen Ilusa, Yeni, menyampaikan bahwa sebenarnya Blora Engkek ini sudah diselenggarakan Ilusa untuk ketiga kalinya.
“Pertama dulu tahun 2017, kemudian 2018, dan berhenti karena pandemi. Alhamdulillah saat ini bersama kepengurusan Ilusa yang baru didukung penuh Pak Bupati. Bisa kembali menyelenggarakan Blora Engkek di awal 2025 yang sebenarnya masih dalam rangka rangkaian Hari Jadi Blora Desember kemarin. Semoga tahun depan bisa dilanjutkan karena sambutan warga masyarakat di Jakarta juga bagus,” ujar Yeni.
Bupati Blora, Arief Rohman, dalam sambutannya merasa senang atas terselenggaranya event Blora Engkek ini.
Arief juga sempat jalan kaki dari Bundaran HI ke Taman Dukuh Atas bersama istri dan dua putra putrinya.
“Kira – kira kalau dijadikan sebagai event tahunan cocok ya? Kita ingin Blora Engkek tahun depan bisa diselenggarakan lagi, kalau bisa jadi event tahunan yang didukung langsung Pemkab. Ini juga ada Pak Ketua Dewan (DPRD) pasti beliau juga siap dukung,” papar Bupati Arief.
Dikemukakan, ternyata banyak juga yang nonton Seni Barong khas Blora. Sampai-sampai penarinya kurang leluasa menari karena saking banyaknya penonton. Semoga tahun depan bisa dikemas lebih baik lagi.
”Terimakasih Pak Jendral Mashudi, Ketua Umum Ilusa yang telah membangkitkan kembali Blora Engkek ini. InshaAllah Pemkab ke depan siap mendukung jadi agenda tahunan,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu juga hadir Forkopimda Blora, para Kepala Perangkat Daerah, dan Diaspora Blora lainnya. Baik dari paguyuban Kopra maupun para mahasiswa yang sedang berada di Jakarta. (Iqs)
-

Detik-detik Polisi Tendang Muka Pemotor Usai Terlibat Kecelakaan di Prabumulih, Ini Pengakuan Korban – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, PRABUMULIH – Aksi tak terpuji dilakukan seorang anggota polisi Iptu M Yunus terhadap seorang warga Jauhari Bin Saidina Ali (54) di Prabumulih, Sumatera Selatan, Senin (13/1/2025).
Perwira polisi tersebut disebut menabrak dan menendang Jauhari hingga hidung berdarah di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Gunung Ibul Barat, Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih tepatnya di seberang rumah dinas Wali Kota Prabumulih.
Video aksi polisi bersikap arogan tersebut pun viral di media sosial.
Korban Jauhari merupakan Warga Dusun 1, Desa Alai, Kecamatan Lembak, Kabupaten Muara Enim.
Ia mengungkap kronologis kejadian yang menimpa dirinya.
Jauhari mengaku saat dirinya menggunakan kendaraan hendak menyeberang ke minimarket di depan rumah dinas Wali Kota Prabumulih.
“Saat itu saya mau menyeberang ke Indomaret, saya sudah sangat lambat sekali. Setelah nyeberang tiba-tiba dari arah Palembang bapak itu dengan motor menabrak saya,” kata Jauhari kepada wartawan, Senin (13/1/2025).
Pria kelahiran Curup 15 Juni 1970 itu mengaku saat itu warga langsung mengangkat dirinya yang kesakitan ke pinggir jalan berikut motor.
“Saat itu saya kesakitan karena terjatuh tapi tidak berdarah, lalu pak polisi itu menghampiri dan langsung menendang muka saya, kejadiannya cepat,” katanya.
Akibat tendangan yang dilakukan oknum polisi tersebut, Jauhari mengalami luka di bibir dan hidung berdarah bercucuran.
Dalam kondisi terluka, ia pun dibantu sejumlah warga dengan memberikan tisu dan air.
“Saya tidak tau kenapa dia marah, padahal saya menyeberang sudah lambat, dia malah tendang muka saya,” ucapnya.
Disinggung apakah akan melaporkan kejadian itu ke Propam Polres Prabumulih, Jauhari mengaku akan berkonsultasi dan berkomunikasi dengan keluarganya terlebih dahulu terkait kejadian dialaminya.
“Saya masih berkomunikasi dengan keluarga apakah kasus ini akan kami lanjutkan atau damai,” katanya.
Sementara itu, menurut saksi mata
Warga yang kesal lantas merekam aksi oknum polisi Polres Prabumulih tersebut.
Warga menyaksikan korban Jauhari saat itu menyeberang menggunakan kendaraanya kemudian dari arah Pemkot Prabumulih datang oknum polisi M Yunus mengendarai motor menabrak motor korban.
Kemudian oleh warga, Jauhari yang terkapar di tengah jalan diangkat ke pinggir jalan berikut motor miliknya.
Saat sedang duduk kesakitan di pinggir jalan, oknum polisi tersebut datang langsung menendang di bagian muka korban.
Akibatnya bibir korban luka dan darah bercucuran dari hidung.
“Awalnya kami lihat kecelakaan biasa, ya sudah kami lihat saja. Tiba-tiba saat bapak itu duduk kesakitan didatangi polisi itu dan langsung menendang mukanya,” ungkap seorang warga yang meminta namanya jangan ditulis.
Warga itu mengatakan, melihat kejadian itu dirinya selaku manusia merasa kasihan.
“Kita secara kemanusiaan spontan memarahi pak polisi itu, mana kemanusiaannya,” tutur warga.
Menyikapi hal tersebut Kapolres Prabumulih AKBP Endro Aribowo membenarkan kejadian itu.
Endro mengaku akan menyampaikan secara lengkap kronologi kejadian setelah melakukan pemeriksaan terhadap anak buahnya.
“Kita investigasi dulu,” jelas Kapolres.
Dalam video berbeda, terlihat Wakapolres Prabumulih Kompol Eryadi Yuswanto langsung menemui korban yang sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prabumulih.
Ia menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang menimpa Jauhari.
“Di sini jajaran Polres Prabumulih siap bertanggung jawab atas segala pengobatan korban. Selain itu, kedua belah pihak pun sudah berdamai dan yang bersangkutan anggota Polri itu akan dikenakan sanksi,” katanya.
Berdasarkan informasi korban dan Iptu M Yunus kini dirawat di RSUD Prabumulih.
Korban Jauhari diketahui mengalami patah hidung akibat kejadian yang dipicu kecelakaan lalu lintas tersebut.
Sementara Iptu M Yunus pun terluka akibat kecelakaan tersebut di mana tangan kanannya patah, rusuknya retak, dan kepala ada luka robek
(tribunsumsel.com/ Edison/ tribunmedan.com)
Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Kesaksian Warga Saat Oknum Polisi di Prabumulih Tendang Wajah Pengendara, Hidung Korban Berdarah
-

Ditlantas Polda beri sanksi kepada petugas patwal mobil RI 36
Jakarta (ANTARA) – Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya memberikan sanksi berupa teguran keras kepada anggotanya yang melakukan patroli dan pengawalan (patwal) untuk mobil berpelat nomor polisi RI 36 yang dinilai arogan dan sempat viral di media sosial.
“Anggota yang bersangkutan sudah diberikan sanksi tindakan disiplin sesuai tingkat kesalahan berupa teguran keras untuk memperbaiki perilaku,” kata Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Argo Wiyono saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.
Argo menuturkan Brigadir DK yang dikenakan sanksi tersebut telah bertugas kembali seperti biasa, namun tetap dalam pengawasan.
Sementara itu Argo juga menyebutkan pihaknya telah meminta keterangan dari sopir taksi yang di tunjuk-tunjuk oleh anggotanya di dalam video tersebut.
“Hasil klarifikasi saudara IK pengemudi taxi silverbird, bahwa tidak ada ucapan anggota yang arogan, hanya isyarat tangan untuk segera maju karena saat itu posisi kendaraan berhenti di tengah,” ucapnya.
Atas kejadian tersebut Argo juga menyampaikan pihaknya akan mengevaluasi terkait pengawalan agar sesuai dengan aturan.
“Evaluasi pasti, sedang kita buat nota ke jajaran terkait teknis pengawalan agar pedomani SOP khususnya hal yang sifatnya humanis atau tidak arogan, ” katanya.
Diketahui bahwa viral sebuah video di media sosial X yang diunggah oleh akun @rieribet yang menggambarkan seorang petugas patwal yang menunjuk-nunjuk seorang sopir taksi.
Dalam video tersebut, seorang petugas patwal yang mengawal mobil dengan pelat nomor RI 36 membuka jalan di tengah kondisi lalu lintas yang sedang padat di Jalan Jenderal Sudirman Jakarta.
Sebuah taksi lalu berhenti lantaran ada truk yang berhenti di depannya. Ketika hendak pindah jalur, taksi itu tertahan karena ada mobil di jalur yang ingin ditempati.
Akibatnya, taksi tersebut menghalangi petugas patwal yang sedang berusaha membuka jalan. Karena terhalang, petugas itu menunjuk-nunjuk sopir taksi tersebut.
Pewarta: Ilham Kausar
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025 -

Ini Alasan Mobil RI 36 Tetap Dikawal Meski Tak Ditumpangi Raffi Ahmad
Jakarta –
Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad mengaku tak berada di mobil berpelat RI 36 saat heboh kasus pengawalan arogan di Sudirman, Jakarta Pusat. Namun, pertanyaannya, mengapa kendaraan yang diklaim kosong itu tetap dikawal petugas?
Wadirlantas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono menegaskan, pengawalan polisi tetap dilakukan meski pejabat tak berada di kendaraan. Prosedurnya, kata dia, tertuang dalam aturan Kakorlantas Polri Nomor 2 Tahun 2018.
“Bahwasannya untuk pengawalan itu ada pengawalan yang memang rangkaian yang berisi objek ataupun rangkaian kosong,” ujar Argo Wiyono melalui keterangan resminya di CNN Indonesia TV, Senin (13/1).
Mobil Lexus LX 600 pelat RI 36. Foto: Doc. Istimewa.
Argo menjelaskan, dalam pelaksanaannya, petugas tetap mempertimbangkan situasi dan kondisi dalam melakukan pengawalan tersebut.
“Ya tentunya untuk pengawalan sendiri itu adalah meminta prioritas jalur dan tentunya dilaksanakan dalam kondisi tertentu, melihat situasi dan kondisi tertentu,” tuturnya.
“Artinya pada saat terjadi kemacetan untuk menuju ke lokasi dalam waktu yang cepat tentunya, karena ada urgensi-urgensi, nah tentunya situasi dan kondisi tertentu ini dilihat oleh petugas,” tambahnya.
Di kesempatan yang sama, Argo memastikan, dari hasil klarifikasi terhadap Brigadir DK selaku patwal RI 36, pihaknya mendapat keterangan bahwa yang bersangkutan berniat menepikan mobil yang menghalangi.
“Setelah kita tanyakan atau klarifikasi terhadap petugas saat itu yang bersangkutan berusaha memajukan kendaraan yang berhenti dan membuat kemacetan itu, namun memang gestur yang dilihat seolah-olah seperti bersikap arogan. Namun demikian untuk urgensinya sendiri selalu melihat situasi dan kondisi tertentu,” ungkapnya.
Diberitakan detikOto sebelumnya, Raffi Ahmad mengaku mobil hitam berpelat RI 36 yang viral dikawal patwal arogan merupakan miliknya. Namun, dia mengklaim, ketika kejadian tak berada di dalam kendaraan.
“Bahwa benar adanya mobil tersebut kendaraan yang saya gunakan, namun pada saat kejadian, saya sedang tidak berada di dalam mobil karena pada saat itu mobil berplat RI 36 sedang dalam posisi menjemput saya untuk menuju agenda rapat selanjutnya,” kata Raffi Ahmad dalam keterangan yang diterima wartawan, Sabtu (11/1).
(sfn/dry)
-

Kronologi Diduga Oknum Polisi Tendang Wajah Pengendara hingga Berdarah, Videonya Viral – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Sebuah insiden kekerasan yang diduga melibatkan oknum polisi Polres Prabumulih terjadi di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Gunung Ibul Barat, Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih, Sumatra Selatan.
Seorang pengendara bernama Jauhari Bin Saidina Ali (54) mengalami luka serius setelah ditendang di wajah oleh oknum polisi setelah terlibat kecelakaan.
Kejadian bermula saat Jauhari menyeberang menggunakan motornya.
Tiba-tiba, oknum polisi berinisial MY yang mengendarai sepeda motor menabrak kendaraan Jauhari.
Setelah kecelakaan, Jauhari terkapar di tengah jalan.
Warga setempat segera mengangkatnya ke pinggir jalan untuk memberikan pertolongan.
Namun, saat Jauhari duduk kesakitan, oknum polisi tersebut mendekatinya dan secara tiba-tiba menendang wajahnya.
Akibat tendangan tersebut, bibir Jauhari terluka dan darah mengalir dari hidungnya.
“Awalnya kami lihat kecelakaan biasa, ya sudah kami lihat saja. Tiba-tiba saat bapak itu duduk kesakitan didatangi polisi itu dan langsung menendang mukanya,” ungkap salah satu warga yang meminta namanya jangan ditulis, Senin (13/1/2025).
Saksi mata lainnya menilai tindakan oknum polisi tersebut tidak manusiawi.
“Kita secara kemanusiaan spontan memarahi pak polisi itu. Mana kemanusiaannya?” tutur warga.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Polres Prabumulih terkait insiden tersebut.
Namun, Wakapolres Prabumulih, Kompol Eryadi Yuswanto, telah mengunjungi Jauhari yang kini dirawat di Rumah Sakit AR Bunda, Kota Prabumulih.
Eryadi, bersama sejumlah perwira lainnya, menyampaikan rasa empati kepada korban.
Kejadian ini menjadi viral setelah video yang merekam insiden tersebut beredar di media sosial.
Dalam video tersebut, terlihat Jauhari yang mengenakan kaus kerah merah terduduk dengan hidung mengeluarkan darah.
Narasi dalam video menyebutkan oknum polisi marah setelah menabrak kendaraan korban.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
-

Kemnaker imbau masyarakat selektif terhadap info lowongan pekerjaan
Pencari kerja memeriksa informasi lowongan pekerjaan pada acara Jaknaker Expo 2024 di Balai Sudirman, Jakarta, Jumat (22/11/2024). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/Spt. KOMENTAR
Kemnaker imbau masyarakat selektif terhadap info lowongan pekerjaan
Dalam Negeri
Editor: Novelia Tri Ananda
Senin, 13 Januari 2025 – 07:19 WIBElshinta.com – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan selektif dalam mencari informasi terkait lowongan pekerjaan, terutama yang tersebar melalui platform digital. Menurut Kepala Biro Humas Kemnaker Sunardi Manampiar Sinaga, masifnya penggunaan platform digital untuk mencari dan menawarkan pekerjaan telah membuka celah bagi oknum yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan.
“Kami meminta masyarakat untuk melakukan pengecekan ulang terhadap informasi lowongan pekerjaan, baik dengan memverifikasi melalui website resmi perusahaan, media sosial resmi, maupun menghubungi langsung perusahaan terkait,” ujarnya lewat keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Ia menyebut, hal ini juga sudah menjadi perhatian khusus Menteri Ketenagakerjaan Yassierli agar pihaknya aktif memberikan layanan pengaduan publik atas lowongan kerja palsu serta aktif menyosialisasikan kepada masyarakat atas kerawanan dan bahaya lowongan kerja palsu.
“Dan bila perlu jika ada pihak yang dirugikan jangan ragu-ragu untuk segera melaporkan kepada pihak kepolisian karena perbuatan tersebut merupakan pidana penipuan,” ujarnya lagi.
Ia juga menegaskan pentingnya memastikan kredibilitas perusahaan yang menawarkan pekerjaan. Salah satu indikatornya adalah proses rekrutmen tidak memungut biaya apapun dari pelamar. “Jika ada pungutan biaya dalam proses rekrutmen, hampir pasti itu adalah modus penipuan,” tambahnya.
Selain itu, kredibilitas juga mencakup jenis usaha yang dijalankan perusahaan tersebut tidak bertentangan dengan hukum. “Ini agar kita tidak terjebak dengan pekerjaan yang bertentangan dengan hukum seperti praktik judi berbasis daring,” ujarnya.
Untuk membantu masyarakat lebih waspada, Kemnaker juga mengidentifikasi beberapa ciri-ciri umum lowongan kerja palsu, di antaranya:
1. Tawaran gaji yang tidak masuk akal tinggi untuk posisi yang tidak spesifik.
2. Penggunaan alamat email tidak resmi, seperti yang menggunakan domain umum (contoh: @gmail.com).
3. Tidak ada informasi jelas terkait alamat perusahaan, tanggung jawab pekerjaan, atau syarat-syarat yang logis.
4. Permintaan transfer uang untuk biaya administrasi, pelatihan, atau seragam kerja.
5. Proses perekrutan dilakukan secara tidak transparan, seperti wawancara instan via chat tanpa konfirmasi formal.Kemnaker juga meminta platform penyedia lowongan pekerjaan untuk lebih teliti dalam memverifikasi informasi yang dipublikasikan. Untuk masyarakat yang merasa dirugikan atau menemukan indikasi penipuan terkait lowongan kerja, Kemnaker menyediakan saluran pengaduan resmi. Aduan dapat disampaikan melalui website Kemnaker atau layanan hotline di 1500 630.
Sumber : Antara
-

Raffi Ahmad Bilang Penyebar Video Mobil RI 36 Minta Maaf, Termasuk kepada Patwal yang Disebut Arogan
GELORA.CO – Mobil dinas berpelat RI 36 yang ramai dibicrakan di media sosial karena patwalnya dianggap arogan, ternyata milik presenter Raffi Ahmad yang menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni dalam Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran.
Namun, saat mobil dinas itu melintasi salah satu satu ruas jalan protokol Sudirman, Jakarta pada Rabu (8/1/2025), Raffi mengaku tidak berada di dalam mobil.
Saat itu, kata Raffi, dirinya sedang rapat dan mobil RI 36 itu dalam perjalanan untuk menjemputnya.
Meski pada saat kejadian tidak ada di dalam mobil, Raffi tetap menyampaikan permohonan maaf karena kejadian ini menimbulkan pro dan kontra serta menyeret banyak pihak.
Dalam keterangannya, Raffi menyampaikan, penyebar video mobil RI 36 hingga viral di media sosial itu sudah meminta maaf kepadanya.
Juga kepada patwal yang saat itu bertugas mengawal mobil RI 36, yakni Brigadir DK, dan institusi Polri atas dampak negatif yang ditimbulkan dari video tersebut.
Selain itu, penyebar video juga meminta maaf kepada Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid; Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid; dan Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi; yang sebelumnya terseret karena dituding sebagai pemilik mobil RI 36.
“Perekam video viral mobil RI 36 yang dikawal patroli dan pengawalan (patwal) menerobos kemacetan di Jalan Jenderal Sudirman Jakarta diketahui sudah menyampaikan permohonan maaf melalui akun TikTok,” tulis Raffi dalam pesan singkatnya, Sabtu (11/1/2025).
“Akun tersebut juga menyampaikan permintaan maaf kepada Patwal yang bertugas mengawal mobil RI 36 berinisial D yang diduga sudah terkena sanksi,” tulis Raffi.
Perekam video viral mobil RI 36 yang patwal menerobos kemacetan di Jalan Jenderal Sudirman Jakarta diketahui menyampaikan permohonan maaf melalui akun TikTok @whatareudoingbruhhh.
“Sebelumnya saya mohon maaf yg sebesar-besarnya atas apa yg terjadi belakangan ini terkait video yg saya rekam mobil Patwal RI 36.4 viral.”
“Saya juga minta maaf kepada Ibu Meutya Hafid (Menkomdigi), Pak Nusron Wahid (Men ATR/BPN), Pak Budi Arie Setiadi (Menteri Koperasi) karena ikut terbawa-bawa terkait video ini padahal mereka bertiga bukan yg ada di video ini,” jelasnya.
“Saya juga meminta maaf kepada Korlantas Polri & Polri Indonesia karena ulah saya citra Polri menjadi tidak baik & membuat asumsi2 negatif terhadap Polri,” tandasnya.
Adapun, video tersebut pertama kali diunggah melalui akun TikTok @whatareudoingbruhhh pada Kamis (9/1/2025), dengan maksud positif yang memperlihatkan gerak cepat pemerintah.
Raffi sebelumnya juga telah menjelaskan alasan di balik video yang viral tersebut.
Dikatakannya, patwal yang sedang mengawal itu mencoba melerai pengemudi mobil dan sopir taksi yang berdebat di saat jalan dalam kondisi macet.
Petugas patwal tersebut mencoba menyelesaikan situasi dengan menegur sopir taksi.
“Petugas patwal yang melihat hal tersebut, khawatir akan menimbulkan kemacetan karena lalu lintas yang sedang lumayan padat, langsung menegur pengemudi taksi dengan mengatakan ‘Sudah, Maju pak’ dengan gestur yang terlihat di video,” tulis Raffi menjelaskan.
Petugas Patwal Kena Sanksi
Sebelumnya, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri sudah menyampaikan permohonan maaf atas aksi patwal mobil berpelat RI 36 yang terkesan arogan di jalan raya.
Diketahui, saat kejadian, pengawalan terhadap mobil RI 36 dilakukan oleh Brigadir DK, anggota Polda Metro Jaya.
“Atas tindakan personel tersebut kami mohon maaf kepada seluruh masyarakat yang merasa terganggu,” kata Direktur Penegakan Hukum (Dirgakum) Korlantas Polri, Brigjen Raden Slamet Santoso, kepada wartawan, Jumat (10/1/2025).
Wadirlantas Polda Metro Jaya AKBP, Argo Wiyono, menyampaikan Brigadir DK sudah dilakukan pemanggilan dan klarifikasi terkait kejadian.
“Anggota sudah dilakukan pemanggilan dan klarifikasi terkait kejadian tersebut serta diberikan sanksi teguran untuk lebih humanis pada saat melaksanakan giat pengawalan,” kata Argo dalam keterangannya, Jumat, dilansir Kompas.com
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4945849/original/082247600_1726558889-mixed-grill-with-seasoned-mala-sichuan-pepper-chinese-spices.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
