Tag: Sudin

  • Jakpus normalisasi empat saluran di Sawah Besar untuk cegah banjir

    Jakpus normalisasi empat saluran di Sawah Besar untuk cegah banjir

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Pusat melakukan normalisasi empat saluran di Sawah Besar untuk mencegah banjir.

    “Normalisasi empat saluran di lingkungan pemukiman warga ini untuk antisipasi genangan pada puncak musim penghujan,” kata Kepala Satuan Pelaksana Sumber Daya Air (Satpel SDA) Kecamatan Sawah Besar, Yusuf Sumardani di Jakarta, Selasa.

    Sejak November hingga awal Desember 2024 pihaknya telah menormalisasi empat saluran di lingkungan warga Kelurahan Karang Anyar dan Kartini, Kecamatan Sawah Besar. Normalisasi di empat lokasi ini untuk menindaklanjuti usulan warga yang mengeluhkan kondisi saluran di permukiman mereka.

    Empat saluran yang dinormalisasi berada di Jalan Karang Anyar Utara 2 RW 10 Kelurahan Karang Anyar sepanjang 226 meter, saluran di Jalan A gang 5, RW 04 Kelurahan Karang Anyar sepanjang 215 meter.

    Lalu saluran di Jalan Dwi Warna Gang C, RW 01 Kelurahan Kartini sepanjang 160 meter, dan di Jalan Karang Anyar Utara Gang O, RW 09 Kelurahan Karang sepanjang 156 meter.

    “Normalisasi dilakukan dengan membentuk ulang trase serta mengganti turap dari batu kali dengan beton u-ditch,” ujar Yusuf.

    Selain normalisasi saluran dan penggantian turap, kata Yusuf, selama periode November hingga awal Desember ini pihaknya melakukan pengurasan saluran di dua lokasi. Yakni di Jalan Kartini XIII dalam RW 01 Kelurahan Kartini dan Jalan Gunung Sahari X, RW 04 Kelurahan Gunung Sahari Utara.

    Pengurasan di kedua lokasi jalan itu masing-masing meliputi sepanjang sekitar 150 meter. Yusuf berharap normalisasi dan pengurasan yang telah dilakukan bisa meminimalisir potensi genangan di kawasan sekitar.

    “Saat ini petugas kami di lapangan masih menyisir kawasan-kawasan yang rawan tergenang. Bila ada langsung dilakukan pengurasan,” katanya.

    Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat bertekad terus memantau saluran hingga melakukan pengerukan sungai untuk mencegah banjir di wilayah setempat. Jajaran Sudin SDA) dan Sudin Bina Marga juga terus memantau tali-tali air, saluran penghubung (PHB), termasuk pengerukan sungai-sungai.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • DKI kemarin, operasi modifikasi cuaca hingga jabatan kosong di Pemprov

    DKI kemarin, operasi modifikasi cuaca hingga jabatan kosong di Pemprov

    Jakarta (ANTARA) – Peristiwa penting dan menarik terjadi di Jakarta selama Senin (9/12) mulai dari efektivitas operasi modifikasi cuaca (OMC) atau rekayasa cuaca yang dilakukan bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga Badan Kepegawaian Daerah (BKD) akan mengidentifikasi masalah adanya jabatan yang masih kosong di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.

    Berikut rangkuman berita selengkapnya yang masih menarik untuk dibaca kembali.

    1. DKI sebut rekayasa cuaca kurangi signifikan intensitas hujan

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan operasi modifikasi cuaca (OMC) atau rekayasa cuaca yang dilakukan bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 7-9 Desember 2024 mampu mengurangi intensitas hujan di Jakarta secara signifikan.

    “Rekayasa cuaca tidak berarti akan menghentikan hujan tapi paling tidak mengurangi intensitas hujan secara signifikan. Kita lihat tanggal 7, 8 Desember 2024, InsyaAllah hari ini juga akan hujan relatif ringan,” kata Penjabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi di Jakarta, Senin.

    Berita selengkapnya klik di sini

    2. Pertamanan DKI pangkas 76 ribu pohon sepanjang 2024 antisipasi tumbang

    Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta telah memangkas sebanyak 76.865 pohon selama periode Januari hingga November 2024 untuk mengantisipasi tumbang akibat hujan deras dan angin kencang.

    Kegiatan ini dilakukan di lokasi prioritas yakni jalur hijau lima wilayah kota terutama di sisi tepian dan median jalan dan lebih intensif dilakukan pada Agustus hingga November, dengan jumlah pemangkasan mencapai 26.182 pohon.

    Berita selengkapnya klik di sini

    3. Pemkot Jakpus pantau keluarga risiko stunting hingga sanitasi buruk

    Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) memetakan potensi stunting di wilayahnya dengan melakukan pemantauan keluarga risiko stunting (KRS) hingga lokasi dengan sanitasi buruk.

    “Kami akan bekerja sama dengan Sudin Kesehatan. Peran kami menyediakan data-data KRS,” kata Kepala Suku Dinas (Sudin) PPAPP Kota Administrasi Jakarta Pusat, Dwi Wahyu Riyanti saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

    Berita selengkapnya klik di sini

    4. BKD DKI akan identifikasi masalah terhadap jabatan yang masih kosong

    Badan Kepegawaian Daerah (BKD) akan mengidentifikasi masalah adanya jabatan yang masih kosong di lingkungan Pemprov DKI Jakarta agar dapat segera teratasi sehingga pelayanan terhadap masyarakat berjalan secara optimal.

    “Insyaallah ke depannya kita akan mengisi seluruh jabatan yang ada dan bisa berjalan organisasi dan birokrasi secara baik,” ujar Kepala BKD DKI Jakarta Chaidir dalam keterangan di Jakarta, Senin.

    Berita selengkapnya klik di sini

    5. 500 personel gabungan siaga untuk tangani bencana di Jaktim

    Sebanyak 500 personel gabungan dari sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) serta instansi terkait lain di Jakarta Timur bersiaga untuk menangani bencana di musim hujan.

    Kesiapsiagaan personel gabungan itu ditunjukkan dalam apel pasukan di halaman kantor Wali Kota Jakarta Timur, Senin.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: M. Hari Atmoko
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pemkot Jakpus pantau keluarga risiko stunting hingga sanitasi buruk

    Pemkot Jakpus pantau keluarga risiko stunting hingga sanitasi buruk

    Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Pusat melakukan Safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di SDN Kampung Bali 03 Pagi, Kampung Bali, Tanah Abang, Jumat (29/11/2024). ANTARA/HO-Pemerintah Kota Jakarta Pusat

    Pemkot Jakpus pantau keluarga risiko stunting hingga sanitasi buruk
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 09 Desember 2024 – 11:07 WIB

    Elshinta.com – Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) memetakan potensi stunting di wilayahnya dengan melakukan pemantauan keluarga risiko stunting (KRS) hingga lokasi dengan  sanitasi buruk.

    “Kami akan bekerja sama dengan Sudin Kesehatan. Peran kami menyediakan data-data KRS,” kata Kepala Suku Dinas (Sudin) PPAPP Kota Administrasi Jakarta Pusat, Dwi Wahyu Riyanti saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
     

    Dwi menyebut, keluarga yang akan diintervensi antara lain pasangan usia subur (PUS) yang sedang kondisi hamil, lalu keluarga yang mempunyai anak usia 0-23 bulan, anak 24-59 bulan, dan calon pengantin (remaja putri). Lalu keluarga yang dalam keadaan sanitasi buruk dan air minum yang tidak layak. Oleh karena itu, kata Dwi pihaknya bersama  pemangku kepentingan (stakeholders) menyediakan program “Dapur Sehat Atasi Stunting” atau Dashat.
     

    “Dashat untuk melatih masyarakat atau ibu-ibu PUS untuk memasak dengan menu sehat dari Sudin Kesehatan dan fasilitas kesehatan dalam menyuapi anak dan memperhatikan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di keluarga,” ujar Dwi.

    Selain itu, Pemkot Jakarta Pusat juga menyosialisasikan pentingnya masyarakat mengetahui risiko yang bisa muncul saat memutuskan untuk melakukan pernikahan dini dan memutuskan perkawinan yang dini juga.

    Yakni bayi berat lahir rendah, bayi lahir sebelum waktunya, pertumbuhan janin terhambat, bayi mengalami kelainan bawaan risiko pendarahan saat melahirkan anemia pada bayi yang di lahirkan, dan bayi lahir stunting.

    “Kalaupun sangat terpaksa dan sudah terlanjur dilakukan, diupayakan untuk penundaan kehamilan baik dengan fasilitas pemerintah menggunakan kontrasepsi modern, maupun dengan tradisional sampai pada usia yang tepat dan sehat reproduksi dan melahirkan,” ucap Dwi.
     

    Adapun upaya yang dilakukan Sudin PPAPP untuk mencegah pernikahan dini yang dapat menyebabkan timbulnya kasus stunting antara lain program pendewasaan usia perkawinan (PUP) dan perencanaan keluarga. Program yang dikategorikan pada tiga masa reproduksi yakni masa menunda perkawinan dan kehamilan, masa menjarangkan kehamilan, dan masa mencegah kehamilan.

    Lalu, adanya program kesehatan reproduksi (Kespro) bagi remaja yang ditangani melalui dua cara yakni melalui Pusat Informasi (PIK-R) dan melalui Remaja Generasi Berencana dan GENRE). Upaya tersebut dapat dilalui dengan alur formal, non formal dan informal dengan sasaran calon pengantin (catin) yakni siswa SMP dan Sederajat, SMA dan sederajat serta mahasiswa dan kelompok remaja.

    Kemudian Kespro bagi masyarakat, dengan sasaran Pasangan Usia Subur (PUS) khususnya PUS muda, dan wanita usia subur (WUS) atau remaja yang di masyarakat. Berdasarkan hasil intervensi serentak stunting yang dilakukan pada Juli 2024, data balita stunting yang telah dilakukan validasi oleh Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat untuk Jakarta Pusat sebanyak 1.080 balita.

    Sumber : Antara

  • 10 unit rumah terbakar di Matraman akibat korsleting listrik

    10 unit rumah terbakar di Matraman akibat korsleting listrik

    Petugas pemadam kebakaran tengah memadamkan api yang membakar rumah di Jalan Kebon Manggis, Kelurahan Kebon Manggis, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, Kamis malam (5/12/2024). ANTARA/HO-Sudin Gulkarmat Jakarta Timur

    10 unit rumah terbakar di Matraman akibat korsleting listrik
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 06 Desember 2024 – 10:30 WIB

    Elshinta.com – Sebanyak 10 unit rumah tinggal di Jalan Kebon Manggis, Kelurahan Kebon Manggis, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, hangus terbakar pada Kamis malam (5/12) sekitar pukul 23.43 WIB.

    “Kebakaran menghanguskan 10 unit rumah yang diduga karena arus pendek listrik atau korsleting,” kata Perwira piket Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur Sonar saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Sonar menjelaskan petugas pemadam kebakaran mengerahkan 21 unit mobil pemadam dengan 100 personel untuk memadamkan si jago merah yang membakar 10 rumah tersebut.

    “Jumlah mobil pemadam 21 unit, 8 dari Jakarta Pusat 13 dari Jakarta Timur,” katanya.

    Tidak ada korban dalam peristiwa kebakaran itu, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

    Sonar mengaku unit pemadaman kebakaran yang diterjunkan sulit menuju titik api karena akses tidak memungkinkan dilintasi mobil besar.

    “Unit kita jauh di luar sana enggak bisa mendekat ke TKP, sehingga kita berusaha melokalisir api dulu,” ujarnya.

    Kendati demikian, api sudah berhasil dikuasi dan dilakukan pendinginan pada pukul 01.00 WIB dan pemadaman selesai pukul 02.45 WIB.

    Sumber : Antara

  • Jakpus: Pencegahan pernikahan dini bisa menekan angka stunting

    Jakpus: Pencegahan pernikahan dini bisa menekan angka stunting

    Pentingnya program pendewasaan usia perkawinan (PUP) dan perencanaan keluarga

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas (Sudin) Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) menyebut dengan mencegah pernikahan dini di masyarakat bisa menekan angka stunting yang selama ini menjadi perhatian pemerintah pusat dan daerah.

    “Pentingnya program pendewasaan usia perkawinan (PUP) dan perencanaan keluarga. Pernikahan sebelum usia yang dianjurkan kemungkinan timbulnya risiko medis sangat besar termasuk lahir bayi stunting,” kata Kepala Suku Dinas PPAPP Jakarta Pusat, Dwi Wahyu Riyanti saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

    Dwi menyebut pernikahan dini merupakan pernikahan sebelum usia yang dianjurkan dalam segi kesehatan atau anjuran pemerintah.

    Usia yang dianjurkan demi kesehatan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yakni 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki.

    Selain itu, Dwi menyebut pihaknya juga sudah menyosialisasikan ke masyarakat Jakarta bahwasanya proses perkawinan (konsepsi) untuk wanita yang usianya masih di bawah usia yang dianjurkan secara kesehatan, fisik tubuh wanita belum siap sepenuhnya termasuk kematangan sel telur.

    “Kondisi rahim dan pinggul belum berkembang optimal, sehingga sangat berisiko ketika melahirkan, kemungkinan timbulnya risiko medis sangat besar, misalnya keguguran, preklamsia, keracunan kehamilan, prematur, kanker leher rahim, termasuk lahir bayi stunting,” ujar Dwi.

    Adapun upaya yang dilakukan untuk mencegah pernikahan dini yang dapat menyebabkan timbulnya kasus stunting antara lain program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dan perencanaan keluarga program yang dikategorikan pada tiga masa reproduksi.

    “Ada masa mendunda perkawinan dan kehamilan, masa menjarangkan kehamilan, dan masa mencegah kehamilan,” ucap Dwi.

    Lalu, adanya program Kesehatan Reproduksi (Kespro) yang dikategorikan menjadi dua, yakni Kespro bagi remaja dengan Pusat Informasi dan Konseling serta Remaja Generasi Berencana (PIK-R dan GENRE).

    Upaya tersebut dapat dilalui dengan alur formal dan informal dengan sasaran calon pengantin (catin) yakni siswa SMP dan SMP Sederajat, SMA dan SMA Sederajat serta mahasiswa dan kelompok remaja di masyarakat.

    “Kemudian ada Kespro bagi masyarakat, dengan sasaran pasangan usia subur (PUS) pria/ wanita dan remaja,” jelas Dwi.

    Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Praktisi dan Ahli Demografi Indonesia (IPADI) Sudibyo Alimoeso mengatakan dengan mencegah bertambahnya jumlah pernikahan dini akan mengurangi kasus stunting baru.

    “Saat ini bila dicermati angka remaja yang melahirkan agak tinggi, dan saat dilihat di kabupaten yang angkanya tinggi, ternyata kasus stuntingnya tinggi juga karena ini saling berkaitan. Oleh karena itu perlu perhatian lebih agar para remaja tidak menikah dini,” ujar Sudibyo Alimoeso di Bandarlampung, Sabtu (12/10).

    Sudibyo mengatakan pernikahan dini tersebut akan menghasilkan beberapa dampak negatif, seperti belum siapnya secara mental para remaja untuk membina rumah tangga. Hingga adanya risiko besar anak yang lahir akan mengalami stunting.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Jakbar siapkan tempat penampungan sementara sampah organik

    Jakbar siapkan tempat penampungan sementara sampah organik

    merupakan kelanjutan terhadap instruksi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) Jakarta Barat menyiapkan lebih dari sepuluh tempat penampungan sementara (TPS) yang difungsikan sebagai lokasi pengolahan sampah organik untuk mengurangi volume sampah di pembuangan akhir (TPA).

    Kepala Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Barat Achmad Hariadi mengungkapkan kebijakan tersebut merupakan kelanjutan terhadap instruksi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menekan jumlah sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.

    “Penekanannya adalah Pak Menteri minta semua sampah organik dari yang dikenal dengan sampah organik dapur atau food waste, ini yang bukan daun ya. Nah ini wajib tidak dibuang ke (TPST) Bantar Bebang,” ucap Hariadi di Jakarta pada Jumat.

    Sejumlah sentra pengolahan sampah organik yang sudah disiapkan terdapat di beberapa wilayah di seluruh Jakarta Barat, termasuk Kampung Iklim di 56 kelurahan.

    “TPS RW 01 Kelurahan Kalideres kemudian di TPS RW 05 Cengkareng Barat kemudian juga Kelurahan Meruya Selatan di TPS 3R, kemudian di RW 2 juga saya dengar di RW 12 ada di Meruya Selatan,” ucap Hariadi.

    “Kemudian tentunya di RW2 Kemanggisan juga RW 6 Kota Bambu Selaran itu menjadi titik-titik dan juga semua kampung iklim 56 kelurahan menjadi sentra pengumpulan sampah organik dapur,” tutur dia.

    Tempat-tempat tersebut dipilih agar jumlah pengiriman sampah organik ke TPST dapat ditekan.

    “Mekanismenya semua sampah organik dapur akan dikelola tidak dibuang ke Bantar Gebang,” kata Hariadi.

    Diketahui, produksi sampah di wilayah tersebut dapat mencapai 1.500 ton setiap harinya.

    Hingga kini, dari 72 persen sampah dikirim ke TPST Bantar Gebang termasuk sampah organik, hanya 28 persen yang dikelola.

    Oleh karena itu, pihak Sudin LH Jakbar berkomitmen mengelola sampah organik, sehingga yang dibuang ke TPST Bantar Gebang semakin sedikit.

    Komitmen itu salah satunya dengan mengolah residu sampah organik rumah tangga.

    “Dengan menjaring asosiasi pengusaha hotel, hotel dan restoran, pengusaha tata boga, kemudian asosiasi Black Soldier Fly (BSF) atau lalat tentara hitam, asosiasi magot, kemudian juga asosiasi pengusaha pengangkutan sampah dan sebagainya. Nah, itu mereka ikut peduli, terlibat. Tidak hanya cuma komitmen saja, tapi dia juga ikut diimplementasikan,” kata Achmad pada Selasa (19/11).

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Jaksel monitoring internal untuk identifikasi pohon tumbang saat hujan

    Jaksel monitoring internal untuk identifikasi pohon tumbang saat hujan

    Kita kerahkan minimal dua sampai 10 personel Pasukan Hijau untuk penanganan per pohon di setiap kecamatan se-Jakarta Selatan

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) Jakarta Selatan melakukan monitoring secara internal untuk mengidentifikasi pohon rawan tumbang saat musim hujan.

    “Penanganan ini dilakukan baik melalui hasil monitoring internal kami maupun dari aduan masyarakat,” kata Kepala Suku Dinas Tamhut Jakarta Selatan, Djauhar Arifien di Jakarta, Jumat.

    Menurut Djauhar, dalam kondisi cuaca Jakarta akhir-akhir ini yang dilanda hujan disertai angin kencang, Sudin Tamhut Jakarta Selatan terus menggencarkan penanganan pohon rawan tumbang.

    Salah satunya penanganan pohon meliputi lima kategori yakni, pohon dengan keadaan ringan, sedang, berat, tebang, dan tumbang.

    Dijelaskan, sebelum dilakukan penanganan, pohon diperiksa dengan mengidentifikasi semua bahan atau organ tanaman yang layu atau mati, seperti daun, ranting, cabang, batang, tunas hingga buah.

    “Kita lakukan identifikasi ini untuk mengetahui kondisi riil pohon dan langkah antisipatif yang bisa dilakukan,” ungkapnya.

    Kini, Sudin Tamhut Jakarta Selatan sudah melakukan penanganan terhadap 1.817 pohon dalam periode November hingga 4 Desember 2024.

    Ia merinci, penanganan pohon yang sudah dilakukan untuk kategori ringan sebanyak 297 pohon, sedang 1.035, dan berat mencapai 343 pohon.

    Kemudian, untuk pohon yang ditebang sebanyak 73 pohon dan evakuasi pohon tumbang sebanyak 69 pohon.

    “Kita kerahkan minimal dua sampai 10 personel Pasukan Hijau untuk penanganan per pohon di setiap kecamatan se-Jakarta Selatan. Kami juga ada tim buser dan tim taman untuk melakukan akselerasi penanganan pohon,” ujarnya.

    Dari identifikasi dan upaya tersebut, nantinya laporan akan dikumpulkan lalu disampaikan ke Satpel Tamhut di setiap kecamatan atau aplikasi yang disediakan pemerintah.

    Ia meminta masyarakat agar berhati-hati dan waspada saat hujan turun maupun terjadi angin kencang dengan tidak berteduh di bawah pohon.

    “Meskipun ada asuransi akibat pohon tumbang, masyarakat tetap harus berhati-hati. Untuk klaim asuransi sesuai prosedur dapat dilihat di media sosial Instagram tamanhutandki,” tandasnya.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • 11.864 pohon di Jakpus dipangkas antisipasi tumbang saat hujan

    11.864 pohon di Jakpus dipangkas antisipasi tumbang saat hujan

    Petugas tengah memangkas pohon di wilayah Letjen Suprapto, Kelurahan Harapan Mulia, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024). ANTARA/HO-Sudin Pertamanan dan Hutan Kota Jakpus.

    11.864 pohon di Jakpus dipangkas antisipasi tumbang saat hujan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 06 Desember 2024 – 12:25 WIB

    Elshinta.com – Suku Dinas Pertamanan dan Hutan (Tamhut) Kota Jakarta Pusat telah memangkas 11.864 pohon selama periode Januari hingga 2 Desember 2024 untuk mengantisipasi tumbang saat musim hujan seperti sekarang ini.

    “Pemangkasan merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan mengurangi dampak bencana pohon tumbang,” kata Kepala Sudin Tamhut Jakarta Pusat, Mila Ananda di Jakarta, Jumat.

    Pemangkasan pohon dilakukan secara rutin tergantung kondisi pohon yang dibagi menjadi tiga kategori, yakni pangkas ringan (merapikan), sedang (banyak cabang yang dipotong), dan berat (memotong ketinggian dan cabang yang dikhawatirkan tumbang).

    “Sebagai upaya antisipasi terjadinya pohon tumbang, secara rutin sudah dilakukan perawatan pohon-pohon di lahan aset Pemprov DKI Jakarta melalui kegiatan pemangkasan,” ujar Mila.

    Selain itu, Seksi dan Satuan Pelaksana (Satpel) di setiap kecamatan bertugas melakukan identifikasi pohon-pohon yang rawan tumbang berkoordinasi dengan Unit Pengelolaan Tanaman Perkotaan Dinas Tamhut yang memiliki alat untuk memeriksa kesehatan pohon. Selain itu, pohon-pohon yang dipangkas juga dinilai rawan tumbang saat kondisi cuaca ekstrem atau curah hujan tinggi, berada di akses infrastruktur misalnya di saluran air, sisi jalan, serta pohon yang keropos, kering dan mati.

    Sehingga, pemangkasan pohon yang dilakukan rutin di delapan kecamatan se-Jakarta Pusat ini sebagai peremajaan cabang-cabang baru dan mempertahankan keindahan bentuk pohon.

    Lebih lanjut, Mila menyebut pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan pengecekan kesehatan pohon dan hasil pengecekan tersebut menjadi rekomendasi untuk melakukan perawatan selanjutnya pada pohon-pohon tersebut.

    “Apabila hasil pemeriksaan diketahui pohon tidak sehat (keropos parah), maka akan dilakukan penebangan,” ucap Mila.

    Meskipun telah dilakukan upaya preventif secara rutin, banyaknya pohon tumbang dan sempal pada Senin (2/12) kemarin merupakan kejadian luar biasa dampak dari cuaca ekstrim berupa hujan disertai angin kencang.

    Sebanyak 44 pohon di Jakarta Pusat terkena dampak (roboh hingga patah dahan) akibat hujan disertai angin kencang yang terjadi pada Senin (2/12) sore. Dari 44 pohon tersebut terdiri atas 26 pohon patah dahan atau ranting (sempal) yang menutupi rambu-rambu lalu lintas ataupun lampu di jalanan dan 18 pohon tumbang.

    Akibat peristiwa tersebut, Suku Dinas Tamhut Jakarta Pusat menurunkan lebih dari 100 personel Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) yang terdiri atas Tim Penanganan Pohon, Tim Truk, dan PJLP Perawat Ruang Terbuka Hijau (RTH).

    Sumber : Antara

  • Pemprov DKI Jakarta tanggung biaya pengobatan korban pohon tumbang

    Pemprov DKI Jakarta tanggung biaya pengobatan korban pohon tumbang

    Biasanya nanti tim dari perusahaan asuransi akan menaksir kerugian materiel dan korban

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) menanggung biaya kerugian materiel dan pengobatan bagi korban pohon tumbang di lahan yang merupakan aset milik Pemprov DKI Jakarta.

    “Melalui Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi, korban yang terdampak akan diberikan santunan asuransi, dengan persyaratan bahwa pohon-pohon tersebut berada di lahan aset milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,” kata Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Hutan (Tamhut) Kota Jakarta Pusat Mila Ananda saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

    Hal ini sebagai wujud tanggung jawab jajaran Pemprov DKI Jakarta dan Pemerintah Kota dalam menghadapi musim hujan yang seringkali disertai dengan angin.

    “Biasanya nanti tim dari perusahaan asuransi akan menaksir kerugian materiel dan korban. Korban luka misalnya akan dibayarkan biaya pengobatan misalnya kerusakan mobil, pagar, dan lain-lainnya akan dinilai berapa perbaikannya,” ujar Mila.

    Namun, Pemprov DKI Jakarta juga menentukan batas maksimal kerugian. Pada kerugian materiel seperti bangunan dan kendaraan maksimal Rp25 juta, sedangkan untuk korban yang meninggal maksimal Rp50 juta.

    “Dari jajaran Sudin Pertamanan dan Hutan Kota kami tetap bantu monitor dan mendata langsung. Kemudian kami koordinasikan ke jajaran dinas,” ucap Mila.

    Sebelumnya, Mila menyebut sebanyak 44 pohon di Jakarta Pusat terkena dampak (roboh hingga patah dahan) akibat hujan disertai angin kencang yang terjadi pada Senin (2/12) sore.

    Dari 44 pohon tersebut terdiri atas 26 pohon patah dahan atau ranting (sempal) yang menutupi rambu-rambu lalu lintas ataupun lampu di jalanan dan 18 pohon tumbang.

    Lalu pada hari yang sama di Jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Harapan Mulia, Jakarta Pusat, dua orang harus dilarikan ke rumah sakit karena rumahnya tertimpa pohon besar yang tumbang akibat hujan disertai angin kencang.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Diduga korsleting listrik, 10 unit rumah terbakar di Matraman

    Diduga korsleting listrik, 10 unit rumah terbakar di Matraman

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 10 unit rumah tinggal di Jalan Kebon Manggis, Kelurahan Kebon Manggis, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, hangus terbakar pada Kamis malam (5/12) sekitar pukul 23.43 WIB.

    “Kebakaran menghanguskan 10 unit rumah yang diduga karena arus pendek listrik atau korsleting,” kata Perwira piket Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur Sonar saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Sonar menjelaskan petugas pemadam kebakaran mengerahkan 21 unit mobil pemadam dengan 100 personel untuk memadamkan si jago merah yang membakar 10 rumah tersebut.

    “Jumlah mobil pemadam 21 unit, 8 dari Jakarta Pusat 13 dari Jakarta Timur,” katanya.

    Tidak ada korban dalam peristiwa kebakaran itu, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

    Sonar mengaku unit pemadaman kebakaran yang diterjunkan sulit menuju titik api karena akses tidak memungkinkan dilintasi mobil besar.

    “Unit kita jauh di luar sana enggak bisa mendekat ke TKP, sehingga kita berusaha melokalisir api dulu,” ujarnya.

    Kendati demikian, api sudah berhasil dikuasi dan dilakukan pendinginan pada pukul 01.00 WIB dan pemadaman selesai pukul 02.45 WIB.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2024