Tag: Sudibyo

  • PN Jakut gelar sidang lanjutan pemalsuan akta otentik sertifikat tanah

    PN Jakut gelar sidang lanjutan pemalsuan akta otentik sertifikat tanah

    Jakarta (ANTARA) – Pengadilan Negeri Jakarta Utara (PN) Jakut menggelar sidang lanjutan dengan agenda pembacaan nota pembelaan atau pledoi terdakwa Tony Surjana dalam kasus pemalsuan akta otentik sertifikat tanah seluas dua hektare di Kelurahan Rorotan, Kecamatan Cilincing.

    “Tony Surjana tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan Jaksa Penuntut Umum. Maka, kami meminta pembebasan klien kami dari segala tuntutan hukum,” kata kuasa hukum terdakwa Brian Praneda dalam sidang pledoi yang digelar di PN Jakarta Utara, Selasa.

    Menurut dia, kepemilikan atas tanah yang menjadi objek perkara, yaitu SHM No. 690/Rorotan, SHM No. 512/Pusaka Rakyat, SHM No. 4077/Rorotan, dan SHM No. 4076/Rorotan serta sertifikat-sertifikat tersebut telah diterbitkan oleh BPN Jakarta Utara berdasarkan prosedur dan dokumen yang sah, dan telah dikuatkan oleh bukti-bukti tertulis maupun keterangan saksi ahli.

    Selain itu Berita Acara Penelitian/Pengukuran No.1/II/INV/2004 tertanggal 24 Februari 2004 yang menjadi dasar penerbitan SHM No. 4077/Rorotan atas nama Terdakwa Tony Surjana yang menjadi objek Laporan Polisi Nomor: LP/559/K/III/2014/PMJ/RESJU, tanggal 18 Maret 2014 dilakukan untuk proses penggantian blanko sertifikat hak milik (SHM) dan bukan untuk penerbitan SHM baru.

    Brian mengatakan pengukuran ulang dilakukan karena adanya perubahan status wilayah, sehingga harus melakukan verifikasi wilayah tanahnya menjadi SHM di Jakarta Utara yang sebelumnya berada di wilayah Kabupaten Bekasi.

    Menurut dia pengukuran ulang ini hanya untuk verifikasi saja dan tidak ada perubahan pemilik, tidak ada perubahan batas-batas bidang tanah, bentuk bidang tanah, dan tidak terdapat perbedaan luas.

    Pengukuran ini, lanjut dia, dalam rangka pengukuran atau penelitian fisik di lapangan untuk pengembalian batas guna memenuhi ketentuan Pasal 137 Permen Agraria Nomor 3 Tahun 1997.

    “Bahwa semua unsur pidana dalam dakwaan Pasal 266 ayat (1) dan Pasal 64 ayat (1) KUHP tidak terpenuhi, maka tidak ada dasar hukum untuk menyatakan klien kami bersalah,” kata Brian.

    Berdasarkan fakta hukum yang terungkap dalam persidangan, dirinya meminta majelis hakim memutus bebas terhadap terdakwa Tony Surjana.

    “Atau setidak-tidaknya menyatakan klien dilepaskan dari segala tuntutan hukum (onslag van alle rechtsvervolgingen), serta memulihkan hak-hak klien dalam kedudukan, harkat, dan martabatnya,” kata dia.

    Dalam sidang tersebut hal yang menjadi sorotan adalah terkait terbitnya surat tugas pengukuran yang merupakan produk Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Jakarta Utara tersebut yang menjadi objek dalam perkara.

    BPN menuliskan surat tugas pengukuran tanggal 4 Januari 2004 yang jatuh pada hari Minggu. Sementara menurut tim Kuasa hukum terdakwa yakin jika pengukuran dilakukan tanggal 24 Februari 2004.

    Sementara Jaksa Penuntut Umum (JPU) Rico Sudibyo akan menanggapi secara tertulis terkait pembelaan yang dibacakan kuasa hukum Tony Surjana pada sidang berikutnya.

    Dalam sidang sebelumnya Jaksa Penunut Umum menuntut agar terdakwaTony Surjana dijatuhi hukuman selama dua tahun penjara karena telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana menggunakan surat yang diduga memuat keterangan palsu di dalamnya.

    Tony Surjana didakwa memasukkan keterangan palsu ke dalam akta otentik mengenai sesuatu hal yang kebenarannya harus dinyatakan oleh akta itu, dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai akta itu seolah-olah keterangannya sesuai dengan kebenaran.

    Perbuatan terdakwa dianggap melanggar pasal 266 ayat (1) KUHP, dan atau pasal 266 ayat (2) KUHP jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Terdakwa pemalsuan akta otentik dituntut dua tahun penjara

    Terdakwa pemalsuan akta otentik dituntut dua tahun penjara

    Jakarta (ANTARA) – Terdakwa kasus pemalsuan akta otentik sertifikat tanah seluas dua hektare di Cilincing Tony Surjana dituntut dua tahun penjara dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara, Kamis.

    “Atas pemeriksaan saksi, ahli dan barang bukti yang ada, kami menuntut dua tahun penjara terhadap terdakwa Tony Surjana,” kata Jaksa Penuntut Umum (JPU) Rico Sudibyo saat membacakan tuntutannya.

    Tuntutan yang dilayangkannya itu, kata dia, tentu berdasarkan fakta yang terkuak selama persidangan yang digelar sejak April 2025.

    Menurut dia, dari fakta persidangan ada beberapa hal yang dianggap dapat bahkan telah merugikan pihak pelapor.

    “Atas dasar fakta persidangan, kami menuntut dua tahun penjara dari tujuh tahun penjara,” ucapnya.

    Sementara itu Kuasa Hukum Terdakwa, Brian Praneda enggan memberikan komentar dan langsung keluar ruang sidang.

    Sebelumnya Pengadilan Negeri Jakarta Utara mulai menggelar sidang kasus pemalsuan akta otentik sertifikat tanah sejak Kamis (17/4). Di dalam perjalanannya, majelis hakim telah memintai keterangan dari para saksi dan ahli.

    Kasus ini sudah dilaporkan pada tahun 2004 dengan terdakwa atas nama Tony Surjana.

    Kasus ini bermula pada Februari 2004 dimana Tony Surjana memasukkan keterangan palsu ke dalam akta otentik mengenai sesuatu hal yang kebenarannya harus dinyatakan oleh akta itu, dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai akta itu seolah-olah keterangannya sesuai dengan kebenaran.

    Sebelumnya diketahui objek sertifikat milik Terdakwa Tony Surjana dan Johny Surjana berada dalam wilayah Kabupaten Bekasi karena terdapat perubahan wilayah administrasi.

    Kemudian sertifikat tersebut berubah dan masuk menjadi di dalam wilayah administrasi Kelurahan Rorotan dan Kelurahan Sukapura Jakarta Utara.

    Atas dasar pengetahuan tersebut, Tony Surjana berinisiatif untuk mengubah blanko sertifikat lama (Kabupaten Bekasi) menjadi blangko sertifikat baru (Kota Jakarta Utara).

    Selanjutnya, terdakwa Tony Surjana menanyakan kepada saksi Sarman Sinabutar yang merupakan anggota Kepolisian Resor Jakarta Utara untuk membantu merubah blangko sertifikat lama ke sertifikat baru di BPN Jakarta Utara.

    Perbuatan terdakwa dianggap melanggar pasal 266 ayat (1) KUHP, dan atau pasal 266 ayat (2) KUHP juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Panitia Kongres Persatuan PWI Disepakati, Hendry dan Zulmansyah Akhirnya Satu Suara

    Panitia Kongres Persatuan PWI Disepakati, Hendry dan Zulmansyah Akhirnya Satu Suara

    Jakarta (beritajatim.com) – Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kongres Bandung, Hendry Ch Bangun, dan Ketua Umum PWI versi KLB, Zulmansyah Sekedang, akhirnya sepakat mengenai susunan panitia Kongres Persatuan PWI. Kesepakatan penting ini dicapai dalam rapat virtual yang dimediasi oleh anggota Dewan Pers, Dahlan Dahi, pada Rabu (21/5/2025) malam.

    Dalam pertemuan tersebut, Hendry dan Dahlan berada di Jakarta, sementara Zulmansyah mengikuti dari Pekanbaru. Rapat tersebut menjadi tindak lanjut dari Kesepakatan Jakarta yang ditandatangani pada 16 Mei 2025, yang merupakan langkah rekonsiliasi dua kepemimpinan di tubuh PWI.

    “Panitia Kongres Persatuan yang kami ajukan adalah para senior PWI yang berintegritas, memahami dinamika di PWI dan mudah-mudahan amanah. Diharapkan SC dan OC guyub, kompak, konstitusional, sehingga Kongres PWI Persatuan tetap terselenggara sesuai PD PRT PWI,” ujar Zulmansyah dalam rapat tersebut.

    Sementara itu, Hendry menekankan pentingnya fleksibilitas dalam proses menuju kongres. “Apa pun yang dicapai dalam proses menuju Kongres Persatuan, adalah langkah maju. Dan di ujung tentu diharapkan ada titik temu agar kongres dapat terlaksana. Dan dalam hal ini saya kira, kadang perlu fleksibilitas waktu dalam negosiasi. Yang penting pelaksanaan kongres masih dalam kerangka waktu yang sudah disepakati,” ujarnya.

    Kongres Persatuan PWI dijadwalkan paling lambat berlangsung pada 30 Agustus 2025 di Jakarta. Untuk mewujudkan hal itu, Hendry dan Zulmansyah menyusun panitia kongres yang terdiri dari steering committee (SC) dan organising committee (OC).

    Ketua SC dijabat oleh Zulkifli Gani Ottoh, tokoh senior PWI dan mantan Ketua PWI Sulawesi Selatan dua periode, yang merupakan usulan Hendry dan disetujui Zulmansyah. Sementara itu, Wakil Ketua SC adalah Atal S Depari, Ketua Umum PWI periode 2018–2023 dan juga menjabat sebagai President Confederation of ASEAN Journalist (CAJ) periode 2022–2024. Nama Atal merupakan usulan Zulmansyah dan disepakati oleh Hendry.

    Struktur anggota SC terdiri atas tujuh orang: tiga dari pihak Hendry, tiga dari pihak Zulmansyah, dan satu orang yang disepakati bersama, yakni Dr Agus Sudibyo, mantan anggota Dewan Pers. Agus dinilai netral dan memiliki hubungan baik dengan kedua belah pihak.

    Untuk posisi OC, Ketua panitia adalah Marten Slamet Susanto, yang sebelumnya menjadi Ketua Panitia Kongres PWI Bandung. Marten diusulkan oleh Zulmansyah dan disetujui oleh Hendry. Wakil Ketua OC dijabat Raja Parlindungan Pane, usulan dari Hendry.

    Kedua pihak menyepakati bahwa panitia Kongres Persatuan, baik SC maupun OC, akan mulai aktif bekerja pada 2 Juni 2025.

    Kesepakatan ini menjadi angin segar bagi masa depan PWI yang sebelumnya dilanda dualisme kepemimpinan. Dengan terbentuknya panitia bersama, diharapkan Kongres Persatuan dapat menjadi ajang konsolidasi dan penyatuan kembali organisasi wartawan tertua di Indonesia ini. [ian]

  • Terdakwa pemalsuan sertifikat akui urus empat sertifikat lewat polisi

    Terdakwa pemalsuan sertifikat akui urus empat sertifikat lewat polisi

    Jakarta (ANTARA) – Terdakwa pemalsuan akta otentik sertifikat Tony Sujana mengaku mempercayakan petugas Polres Jakarta Utara Sinabutar untuk mengurus empat sertifikat tanah ke Badan Pertanahan Negara (BPN) Jakarta Utara.

    Tony mengatakan hal itu dalam sidang pemalsuan keterangan dalam akta otentik terkait kepemilikan tanah di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara, Selasa.

    “Betul, saya tidak tahu prosedur. Pak Sinabutar bilang bisa bantu, jadi saya serahkan dokumen ke beliau,” kata Tony di hadapan majelis hakim.

    Ia menyebutkan bahwa empat sertifikat yang diurus berasal dari wilayah Bekasi (dulunya). Tiga sertifikat atas nama dirinya dan satu sertifikat lain atas nama Johny.

    Saat ditanya hakim mengapa tidak mengurus langsung ke BPN, Tony menjawab sudah cukup dengan peta dan data yang ada.

    “Saya tidak tahu kalau harus hadir untuk pengukuran, semua saya serahkan ke Sinabutar,” katanya

    Majelis hakim yang dipimpin Hakim Ketua, Aloysius pun menanyakan hasil dari pengurusan tersebut dan Tony mengaku tidak menemukan perbedaan antara sertifikat lama dan baru.

    “Sama persis, tidak ada perubahan,” katanya.

    Hakim juga menggali informasi soal kepemilikan dan penguasaan fisik tanah. Terdakwa Tony menjelaskan bahwa lahan tersebut dulunya dibeli orang tuanya pada tahun 1970-an dan telah bersertifikat sejak awal.

    Ia juga mengaku sempat menyurati pihak-pihak yang menduduki lahan tanpa izin, termasuk PT CHAS Sugiarto.

    “Sudah disomasi, tapi mereka tetap bertahan. Saya juga tidak tahu motif mereka,” ujarnya.

    Dalam pengakuannya, Tony mengatakan penguasaan fisik di lapangan ditugaskan kepada seseorang bernama Heru, yang sempat menjaga lahan atas perintah ayahnya sebelum meninggal.

    Sementara Jaksa Penuntut Umum (JPU), Rico Sudibyo menyoroti fakta bahwa Tony menyerahkan seluruh dokumen kepada Sinabutar tanpa memberikan surat kuasa resmi.

    “Terdakwa hanya menyerahkan sertifikat dan dokumen lain, tanpa surat kuasa. Prosesnya tidak transparan,” kata jaksa.

    Tony, yang diketahui bekerja di bidang properti, menyatakan bahwa ia tidak memahami prosedur resmi pengurusan sertifikat tanah. Oleh karena itu, ia meminta bantuan Sinabutar yang mengaku bisa membantu pengurusan ke BPN.

    Menurut Rico, salah satu dari empat sertifikat, yakni sertifikat nomor 690 sudah dibatalkan karena digugat.

    “Terdakwa menyatakan tidak tahu prosesnya, namun nyatanya ada gugatan dan pembatalan,” ujar jaksa.

    Sidang lanjutan perkara ini juga menghadirkan keterangan tertulis dari saksi ahli hukum pidana dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia Dr Flora Dianti.

    Ahli hukum pidana dari Universitas Indonesia ini tidak dapat hadir secara langsung karena berada di luar kota dan menyatakan kesediaannya memberikan pendapat ahli dan disumpah dalam kapasitasnya sebagai doktor hukum lulusan UI.

    Dalam keterangannya, ahli menyebut bahwa tindakan memproses dokumen otentik tanpa kuasa sah berpotensi melanggar hukum pidana, terutama jika ditemukan unsur keterangan palsu dalam prosesnya.

    Sidang perkara pemalsuan akta otentik sertifikat lahan seluas dua hektare di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara itu akan dilanjutkan pada Kamis (22/5) dengan agenda keterangan saksi dari pihak terdakwa.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ketua PWI minta RUU Penyiaran tidak ancam kebebasan pers

    Ketua PWI minta RUU Penyiaran tidak ancam kebebasan pers

    Jangan sampai RUU yang akan dibahas menjadi alat pembungkaman kegiatan jurnalistik.

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Zulmansyah Sekedang meminta agar Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran tidak mengancam kebebasan pers.

    Zulmansyah menyampaikan hal itu saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi I DPR RI yang akan menggulirkan RUU tersebut.

    “Jangan sampai RUU yang akan dibahas menjadi alat pembungkaman kegiatan jurnalistik,” kata Zulmansyah di kompleks parlemen, Jakarta, Senin.

    Ia menegaskan bahwa perubahan regulasi harus mengakomodasi kemajuan teknologi tanpa mengancam kebebasan pers.

    Pada kesempatan itu, dia menyampaikan sejumlah pandangan kritis dalam memberikan masukan bagi pembahasan RUU Penyiaran.

    Menurut dia, sejumlah pasal dalam draf revisi UU Penyiaran yang berpotensi membatasi ruang gerak media dan jurnalisme digital.

    Selain Zulmansyah, hadir pula Sekretaris Jenderal PWI Pusat Wina Armada Sukardi, Ketua Kerja Sama Antarlembaga PWI Pusat Agus Sudibyo, Dewan Pakar PWI Pusat Nurjaman Mochtar, anggota Dewan Penasihat PWI Pusat Fachri Muhammad, dan Bendahara Umum PWI Pusat Marthen Slamet.

    Mereka secara kolektif menyuarakan pentingnya menjaga prinsip-prinsip kebebasan pers dan independensi media, terutama dalam lanskap penyiaran yang kini makin kompleks dengan hadirnya platform digital dan streaming.

    Pada RDPU itu, Komisi I DPR RI menyatakan komitmennya untuk terus melibatkan pemangku kepentingan dalam penyusunan revisi UU Penyiaran agar regulasi yang dihasilkan tidak hanya adaptif terhadap perkembangan zaman, tetapi juga sejalan dengan nilai-nilai demokrasi dan hak publik atas informasi.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Menginspirasi Lewat Aksi Sosial: Agus Sudibyo dan Peran Agen BRILink Bangun Toilet Desa – Halaman all

    Menginspirasi Lewat Aksi Sosial: Agus Sudibyo dan Peran Agen BRILink Bangun Toilet Desa – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com. Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, WONOGIRI – Di setiap desa, ada banyak kisah tentang orang-orang yang memberi tanpa pamrih, satu di antaranta adalah kisah Agus Sudibyo tentang pembangunan toilet umum di dekat pemakaman desa.

    Semua bermula dari sebuah kebutuhan sederhana yang seringkali terlupakan oleh banyak orang, sebuah toilet yang layak di kawasan pemakaman.

    Dalam kebanyakan acara desa, baik itu ziarah, pengajian, atau upacara lainnya, warga sering kesulitan menemukan tempat untuk buang air.

    Pemakaman yang terletak di ujung desa Gambiranom, Baturetno, Wonogiri, dulunya tak memiliki fasilitas apa pun untuk mengakomodasi kebutuhan ini.

    “Kebanyakan orang, kalau mau pergi ke pemakaman, mereka harus jauh-jauh pergi ke rumah tetangga. Kadang nggak enak, kan? Saya rasa itu perlu diperhatikan,” kenang Agus pada Selasa (15/4/2025).

    Agus, yang telah lama berkecimpung di dunia usaha melalui Toko Indra Prasta dan menjadi Agen BRILink, merasa bahwa ia bisa melakukan lebih dari sekadar transaksi sehari-hari.

    Keinginannya untuk berbuat lebih besar daripada sekadar mencari keuntungan pribadi mendorongnya untuk memulai langkah yang lebih besar yakni membangun toilet umum di sekitar pemakaman.

    “Awalnya, saya cuma pikir, kok kalau ada yang mau ziarah itu susah banget ya? Kalau tidak ada toilet, ya berarti orang harus menahan perasaan saat di pemakaman, kan? Jadi saya mulai mikir, kenapa saya nggak coba bantu buat itu?” ujar Agus dengan nada penuh tekad.

    Namun, tak semudah itu untuk mewujudkan ide tersebut.

    Agus tahu, untuk membangun sesuatu yang berguna bagi banyak orang, apalagi sebuah fasilitas umum, dibutuhkan lebih dari sekadar niat baik.

    Ia harus mencari dana, menggalang dukungan dari warga, dan tentu saja, mengatasi berbagai tantangan yang datang dari banyak sisi.

    Belum lagi, biaya untuk membangun sebuah toilet umum bukanlah angka yang kecil.

    Namun, Agus tak gentar. Setiap hari, setelah selesai dengan rutinitasnya sebagai agen BRILink, ia menyisihkan sebagian penghasilannya.

    Dengan tekad bulat, ia mulai mengumpulkan dana untuk membangun toilet tersebut.

    “Kalau kita mikir jumlahnya, ya nggak bakal cukup. Tapi saya percaya kalau niatnya baik, pasti ada jalan,” ucap Agus, merendah.

    Agus tidak hanya mengandalkan modal pribadi semata.

    Dari omzet yang ia peroleh sebagai agen BRILink dan dari penjualan barang di Toko Indra Prasta, ia menyisihkan sedikit demi sedikit.

    Setiap bulan, Agus memotong sebagian penghasilannya untuk disisihkan ke dalam dana khusus yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan toilet umum tersebut.

    “Dari setiap transaksi yang saya lakukan, saya kumpulkan sedikit-sedikit. Kadang dari hasil jualan barang di toko, kadang dari komisi agen BRILink. Yang penting, niatnya dulu saat itu,” ungkap Agus.

    Pada akhirnya, setelah beberapa bulan mengumpulkan dana yang cukup, Agus mulai melaksanakan proyek tersebut.

    Dengan dana yang terkumpul sekitar Rp 6 juta, ia memulai pembangunan toilet tersebut, dibantu oleh warga desa yang turut peduli dengan kebutuhan ini.

    Agus tak mengharapkan pujian atau balasan dari siapa pun, karena baginya, ini adalah bentuk kontribusinya kepada desa yang telah banyak memberinya peluang.

    Setelah beberapa bulan pengerjaan, toilet itu akhirnya selesai.

    Tentu saja, tidak mewah seperti fasilitas umum di kota besar, tetapi cukup layak untuk digunakan.

    “Tidak ada yang tahu betapa leganya warga saat pertama kali menggunakan toilet itu. Rasanya seperti melihat kebutuhan dasar yang sederhana bisa membawa perubahan,” cerita Agus mengenang momen pertama kali toilet itu digunakan oleh warga.

    Seperti yang diharapkan Agus, warga mulai merasa nyaman dan tidak lagi terbebani oleh ketidaknyamanan yang dulu mereka alami.

    Kehadiran toilet itu bukan hanya soal fasilitas, tetapi juga tentang rasa peduli yang muncul dari seorang warga yang merasa bertanggung jawab terhadap kesejahteraan orang lain.

    “Saya hanya merasa, kalau kita bisa sedikit meringankan beban orang lain, itu sudah cukup. Bukan soal seberapa besar yang kita berikan, tapi seberapa tulus niat kita untuk membantu,” papar Agus.

    Kini, toilet yang dibangun Agus tidak hanya menjadi fasilitas umum, tetapi juga simbol dari kepedulian sosial dan rasa tanggung jawab terhadap komunitas.

    Warga desa merasa lebih nyaman saat mengadakan acara di sekitar pemakaman, dan yang lebih penting, mereka merasa ada seseorang yang peduli dengan kesejahteraan mereka, bahkan dalam hal-hal kecil yang sering terabaikan.

    Bagi Agus, membangun toilet di tempat pemakaman itu hanyalah permulaan.

    Ia masih memiliki banyak rencana untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di desanya, tak hanya melalui toko dan Agen BRILink, tetapi juga lewat inisiatif-inisiatif sosial lainnya.

    “Saya harap, ke depan, saya bisa terus membantu warga desa untuk berkembang dan menemukan jalan keluar dari masalah yang mereka hadapi,” ungkap Agus dengan penuh harapan.

    Tokoh Inspiratif

    Agus Sudibyo menggema bukan hanya sebagai pengusaha, tapi sebagai sosok teladan yang menggerakkan perubahan.

    Lewat tangan dinginnya, Agus menjadi jembatan harapan, mengenalkan pinjaman ringan berbunga rendah demi membebaskan warga dari jerat utang rentenir yang mencekik.

    Tak jarang, ia diundang di berbagai acara desa seperti rapat RT, peringatan Hari Kemerdekaan, hingga pengajian untuk membagikan pengalamannya menjadi Agen BRILink yang menginspirasi.

    Toko Indra Pastra, toko agen BRILink milik Agus Sudibyo di Desa Gambiranom, Baturetno, Wonogiri (Tribunnews.com/Chrysnha)

    Di hadapan para tetangga dan perangkat desa, Agus kerap berdiri membagikan kisah tentang pentingnya akses keuangan resmi, mematahkan ketergantungan pada hutang berbunga tinggi.

    “Saya cuma ingin warga tidak lagi terjebak pinjaman yang memberatkan,” jelasnya bangga.

    Berangkat dari niat sederhana untuk membantu, Agus tak sekadar membuka layanan transaksi, melainkan membangun literasi keuangan dari akar rumput.

    Toko Indra Prasta telah mengalami transformasi yang luar biasa sejak berdiri pada 2011.

    Awalnya, toko ini hanya berukuran 2 meter persegi dan hanya menyediakan layanan pulsa dan kuota, namun kini berkembang menjadi minimarket yang menjual berbagai kebutuhan sehari-hari serta memiliki layanan tambahan seperti transaksi pembayaran dan pinjaman.

    Agus Sudibyo, pemilik toko, mengungkapkan bahwa pada 2016 ia memutuskan untuk menjadi agen BRILink setelah ditawari oleh pihak bank.

    “Alhamdulilah saat ini luas toko 12 meter persegi, menjual aneka kebutuhan di minimarket. Juga sedia bensin di pom mini, menyediakan pinjaman modal ultra mikro (UMi) serta transaksi aneka pembayaran sebagai agen BRILink,” jelasnya.

    Meskipun awalnya menjadi agen BRILink tidak memberikan keuntungan yang signifikan, Agus tetap bertahan dan fokus pada pelayanan kebutuhan sehari-hari warga sekitar.

    “Mulanya jadi agen ditawari, banyak yang ga mau karena repot dan ribet, tapi saya coba dulu saja. Saat itu belum untung sampai sekitar setahun,” ujarnya mengenang awal perjuangannya.

    Setelah sekitar setahun, bisnisnya mulai berkembang seiring dengan meningkatnya pemahaman masyarakat tentang fungsi dan manfaat agen BRILink.

    “Masyarakat banyak yang belum tahu juga tentang agen BRILink, satu kecamatan saat itu cuman ada dua agen, makanya masyarakat masih awam,” tukasnya.

    Saat ini, Agus dapat memproses lebih dari 100 transaksi setiap bulan, dengan jenis transaksi yang paling sering dilakukan adalah pembayaran pulsa, listrik, angsuran pinjaman, serta transfer dan tarik tunai.

     “Jadi tergantung tanggalnya, kalau tanggal 1-5 biasanya tarik tunai karena gajian. Lalu tanggal 20’an setor tunai, transfer untuk angsuran dan tagihan,” kata Agus.

    Selain itu, Agus juga memanfaatkan peranannya sebagai agen BRILink untuk memperkenalkan produk pinjaman Ultra Mikro (UMi) BRI kepada masyarakat di desanya.

    “Petani butuh modal karena setelah panen mau tanam lagi itu kadang bingung modal, nah UMi bisa diajukan lewat agen BRILink, terlebih syaratnya mudah dan tanpa jaminan kalau kenal tidak perlu survey lagi,” jelasnya.

    Untuk memperkenalkan produk ini, Agus melakukan sosialisasi saat acara peringatan Hari Kemerdekaan di desanya, sehingga banyak warga yang akhirnya mendaftar dan mengajukan pinjaman UMi untuk modal pertanian mereka.

     “Saat itu ada kegiatan Agustus’an saya sisipi ikut sosialisasi di desa kan ramai orang pada kumpul, dari itu banyak yang tahu kemudian tanya-tanya lalu daftar ke saya dan mengumpulkan persyaratan,” tambah Agus.

    Agus juga menjelaskan bahwa produk pinjaman BRI lainnya, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), sangat membantu usaha kecil seperti toko miliknya.

     “Saya ajukan KUR dua tahun, itu satu tahun sudah saya lunasi untuk kebutuhan lain,” ujarnya.

    Pada 2018, Agus mengajukan pinjaman KUR sebesar Rp 15 juta yang digunakan sebagai dana cadangan untuk pengembangan usaha, dan ia berhasil melunasinya dalam waktu satu tahun.

    Keberhasilan Toko Indra Prasta tidak hanya terletak pada penjualannya, tetapi juga pada peranannya yang aktif dalam menyediakan layanan keuangan yang mempermudah masyarakat desa, sekaligus membantu mengurangi ketergantungan pada rentenir.

    “Rentenir bagi warga desa sangat memberatkan melalui tingginya bunga pinjaman. Bunga pinjaman rentenir bisa sampai 10 persen, berbanding 6 persen bunga yang disajikan oleh UMi BRI,” jelas Agus.

    Dengan bunga pinjaman yang lebih ringan, yakni 6 persen untuk UMi, dibandingkan dengan bunga tinggi yang ditawarkan oleh rentenir yang bisa mencapai 10%, Agus merasa produk perbankan BRI memberikan manfaat besar bagi warga desa.

    Toko Indra Prasta kini menjadi salah satu tempat yang sangat dibutuhkan di desa tersebut, tak hanya untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga sebagai sarana untuk mengakses layanan keuangan yang aman dan terpercaya.

    (*)

  • Merdeka dari Rentenir, Misi Nyata Agen BRILink Buka Akses Modal Ringan di Gambiranom – Halaman all

    Merdeka dari Rentenir, Misi Nyata Agen BRILink Buka Akses Modal Ringan di Gambiranom – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, WONOGIRI – Di jalanan desa yang tenang, sebuah toko mungil berhasil mencuri perhatian setiap pejalan kaki yang melintas.

    Kilatan lampu dari papan running text yang menyala terang seolah-olah memanggil siapa saja untuk memperlambat langkah dan menoleh.

    Semakin sore, saat warna jingga mulai membalur langit barat, sinar dari papan elektronik itu tampak lebih mencolok di antara bangunan-bangunan sederhana di sekitarnya.

    Di balik kerlap-kerlip lampu itu, berdirilah Toko Indra Prasta, sebuah minimarket kecil yang beralamat di Gambiranom RT 01 RW 07, Baturetno, Wonogiri.

    Bagi warga sekitar, toko ini bukan sekadar tempat berbelanja, melainkan juga saksi perjalanan panjang seorang wirausahawan desa yang pantang menyerah.

    Saat pertama berdiri, bangunan toko itu hanya seukuran kios sederhana, tidak lebih luas dari dua meter persegi.

    Agus Sudibyo, sang pemilik, membuka usaha kecil tersebut hanya untuk melayani pembelian pulsa dan kuota internet.

    Namun, di balik kesederhanaan itu, tersimpan semangat besar untuk berkembang dan bermimpi lebih jauh.

    Waktu berjalan, dan perlahan-lahan Toko Indra Prasta mulai bertransformasi.

    Kini, toko tersebut sudah menjelma menjadi pusat layanan serba ada, bak sebuah bank mini di tengah kampung.

    “Alhamdulillah sekarang luasnya sudah 12 meter persegi, lengkap jual kebutuhan harian, bensin pom mini, layanan pinjaman ultra mikro, sampai transaksi BRILink,” ujar Agus kepada Tribunnews pada Selasa (15/4/2025).

    Perjalanan Agus di dunia usaha dimulai pada 2011, berbekal keberanian untuk membuka gerai pulsa kecil-kecilan.

    Tidak puas dengan itu, pada 2014 ia memberanikan diri memperluas usahanya menjadi toko kelontong yang melayani kebutuhan warga sekitar.

    Tahun 2016 menjadi titik balik penting dalam hidup Agus.

    Saat itu, seorang petugas bank menawarkan kesempatan menjadi agen BRILink, sebuah layanan perbankan berbasis komunitas yang saat itu masih terdengar asing.

    “Awalnya saya ditawari jadi agen, banyak yang menolak karena katanya repot dan ribet, tapi saya pikir, kenapa tidak dicoba dulu,” kenangnya.

    Agus pun menerima tawaran tersebut, meskipun hasilnya belum terasa dalam setahun pertama.

    Pada masa itu, edukasi mengenai agen BRILink masih minim, dan di satu kecamatan, agen serupa bisa dihitung dengan jari.

    “Belum banyak yang tahu manfaatnya, transaksi juga sepi, tapi saya sabar saja jualan kebutuhan harian sambil jalanin agen BRILink,” tambahnya.

    Kesabaran Agus akhirnya membuahkan hasil setelah satu tahun berjalan.

    Berkat inisiatif bank yang mewajibkan pegawainya untuk berbelanja di agen BRILink minimal Rp 25 ribu menggunakan kartu debit BRI, Toko Indra Prasta mulai ramai dikunjungi.

    Langkah tersebut efektif mengenalkan masyarakat terhadap konsep transaksi non-tunai yang lebih praktis dan aman.

    Kini, dalam sehari, Agus bisa mencatatkan sekitar 100 transaksi, dengan total lebih dari 3.000 transaksi per bulan.

    Jenis transaksi yang paling diminati pelanggan bervariasi, mulai dari pembelian pulsa, pembayaran listrik, angsuran pinjaman, transfer antar rekening, hingga tarik tunai.

    “Biasanya kalau awal bulan ramai tarik tunai karena orang gajian, menjelang tanggal 20 banyak yang setor buat bayar angsuran,” jelas bapak satu anak ini sambil tersenyum.

    Membuka Layanan Ultra Mikro

    Tidak berhenti pada transaksi keuangan biasa, Agus juga melebarkan sayapnya ke layanan pinjaman Ultra Mikro (UMi) dari BRI.

    Kesempatan untuk memperkenalkan UMi ia manfaatkan dalam momen-momen spesial desa, salah satunya saat perayaan Hari Kemerdekaan.

    “Waktu acara Agustusan, banyak orang kumpul, saya manfaatkan untuk sosialisasi soal UMi, sekalian berbagi informasi sambil ngobrol santai,” kisah Agus.

    Menurutnya, daya tarik utama dari program UMi adalah kemudahan akses dan tanpa perlu jaminan, sehingga masyarakat desa yang kesulitan modal bisa terbantu.

    Pinjaman ini menawarkan plafon hingga Rp 5 juta, cukup untuk memenuhi kebutuhan modal kecil, terutama bagi petani dan pelaku usaha mikro.

    “Biasanya petani setelah panen mau tanam lagi, butuh modal cepat, lewat UMi prosesnya gampang, tanpa survei panjang kalau sudah dikenal,” ungkapnya.

    Lebih dari sekadar membantu, UMi menjadi solusi nyata untuk mengurangi ketergantungan warga terhadap rentenir.

    Selama ini, rentenir menjadi opsi cepat, namun dengan bunga yang mencekik, bisa mencapai 10 persen dari pinjaman.

    Sebaliknya, bunga UMi hanya sekitar 6 persen, membuat cicilan terasa jauh lebih ringan.

    “UMi ini seperti jalan keluar, supaya masyarakat nggak lagi terjebak utang ke rentenir,” tegas Agus.

    Tak hanya itu, Agus sendiri menjadi contoh nyata keberhasilan program perbankan BRI.

    Pada 2018, ia mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 15 juta untuk memperkuat modal usaha.

    Dana tersebut digunakannya sebagai cadangan untuk pengembangan toko dan kebutuhan lain yang mendukung usahanya.

    “Saya ajukan tenor dua tahun, tapi dalam satu tahun sudah bisa saya lunasi,” ujar Agus bangga.

    Dengan segala inovasi dan kegigihan itu, Toko Indra Prasta kini tidak lagi sekadar minimarket biasa.

    Ia menjelma menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat desa, jembatan layanan keuangan, dan bukti nyata bahwa tekad keras mampu mengubah segalanya.

    Capaian Agen BRILink

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, atau BRI, berkomitmen dalam menyediakan solusi keuangan yang menyeluruh melalui jaringan Agen BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia.

    BRI mengambil peran aktif sebagai pelopor inklusi keuangan, mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan visi pembangunan nasional.

    Hingga akhir Desember 2024, BRI mencatat peningkatan yang signifikan dalam jumlah Agen BRILink, yang meningkat dari 740 ribu agen pada Desember 2023 menjadi 1,06 juta agen di Desember 2024.

    Grafis capaian Agen BRILink secara nasional dari 2024 dibanding 2023

    Ini berarti bahwa sepanjang tahun 2024, sebanyak 324 ribu masyarakat bergabung untuk menjadi Agen BRILink.

    Dengan jaringan ini, BRI kini menjangkau lebih dari 85 wilayah di Indonesia dan melayani lebih dari 62 ribu desa.

    Inisiatif ini sejalan dengan Asta Cita Pemerintah yang dipimpin oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    Direktur Utama BRI, Sunarso, menjelaskan,BRI turut berkontribusi mewujudkan dan mendukung Asta Cita.

    “Sebagai wujud kontribusi BRI, kami turut mendukung Asta Cita keenam yaitu membangun dari desa dan dari bawah guna mendorong pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan,” jelasnya dalam keterangan tertulis pada Rabu (22/1/2025).

    Ia juga menekankan bahwa upaya ini mendukung Asta Cita ketiga pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan lapangan kerja berkualitas dan mendorong kewirausahaan.

    Agen BRILink memiliki peran penting sebagai ujung tombak dalam memperluas akses keuangan hingga ke pelosok negeri.

    Sunarso dalam siaran persnya menyatakan, sebagai elemen strategi hybrid banking, BRI memadukan layanan digital dan fisik untuk memastikan akses layanan keuangan yang merata.

    Agen BRILink menjadi pilar penting dalam membangun ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan.

    Selain itu, Agen BRILink tidak hanya bertugas memperluas dan mempermudah akses layanan perbankan, tetapi juga memastikan terjadinya sharing economy yang melibatkan partisipasi masyarakat secara luas.

    Dengan beragam layanan yang ditawarkan, mulai dari pembayaran tagihan listrik, air, BPJS, telepon, pembelian pulsa, hingga pembayaran cicilan, Agen BRILink menjadi solusi keuangan yang semakin relevan bagi masyarakat.

    Selain itu, tersedia juga layanan referral untuk pembukaan rekening tabungan, pinjaman, asuransi mikro, tarik tunai dari luar negeri, serta pembelian tiket perjalanan seperti bus, shuttle, dan kapal ferry.

    Semua kemudahan ini menjadikan Agen BRILink sebagai jembatan bagi masyarakat untuk lebih mudah mengakses layanan keuangan.

    Di sisi lain, Kementerian BUMN RI juga berupaya mempercepat program prioritas nasional melalui berbagai inisiasi.

    Menteri BUMN, Erick Thohir, menyatakan bahwa untuk mewujudkan Asta Cita tersebut, diperlukan kolaborasi yang efektif dan efisien antara berbagai pihak.

    Erick menjelaskan bahwa inisiatif tersebut mencakup hilirisasi pembangunan infrastruktur, pelayanan masyarakat, stabilisasi harga pangan, hingga pengembangan sumber daya manusia dan energi berkelanjutan.

    “Kolaborasi lintas kementerian dan badan menjadi momentum strategis untuk menjawab tantangan pembangunan yang semakin kompleks,” ungkap Erick Thohir.

    (*)

  • Kirab Budaya Batang Suguhkan 18 Gunungan dan Sawur Uang Rp 10 Juta
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 April 2025

    Kirab Budaya Batang Suguhkan 18 Gunungan dan Sawur Uang Rp 10 Juta Regional 27 April 2025

    Kirab Budaya Batang Suguhkan 18 Gunungan dan Sawur Uang Rp 10 Juta
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang menggelar
    Kirab Budaya
    dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-59
    Kabupaten Batang
    .
    Kirab Budaya itu merupakan tradisi yang ditandai dengan sawur atau menebar uang koin kepada masyarakat, serta pawai puluhan gunungan berisi hasil bumi.
    Tahun ini, Kirab Budaya
    Pemkab Batang
    mengusung tema “Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Batang yang Sejahtera, Berdaya Saing, dan Berbudaya”. Setiap elemen kirab mencerminkan semangat dari tema tersebut.
    Bupati Batang
    M Faiz Kurniawan mengatakan bahwa antusiasme masyarakat terlihat dari tumpah ruahnya warga di sepanjang jalan saat tradisi Kirab Budaya. Hal ini menjadi bukti apresiasi besar terhadap Hari Ulang Tahun Kabupaten Batang Ke-59.
    “Ini adalah tradisi yang sangat penting karena kita mengingatkan kepada generasi muda bagaimana terus menjaga dan melestarikan budaya yang menjadi keunikan Kabupaten Batang,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (27/4/2025).
    Faiz menuturkan, 18 gunungan hasil karya 15 kecamatan sudah habis diserbu masyarakat, bahkan sebelum acara berakhir.
    “Semoga, Kirab Budaya senantiasa dijaga masyarakat Kabupaten Batang agar dapat dilestarikan secara turun temurun,” kata Faiz.
    Pada kesempatan sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Batang Bambang Suryantoro Sudibyo mengatakan, Kirab Budaya menjadi puncak perayaan yang menampilkan kekayaan budaya dan
    tradisi lokal

    “Kirab Budaya kali ini kami menyiapkan uang sawuran sebesar Rp 10 juta dalam bentuk uang koin untuk disebarkan masyarakat,” ujar Bambang.
    Adapun pasukan kirab dipimpin oleh Ki Subamanggala untuk memulai perjalanan mereka.
    Antusiasme peserta kirab tahun ini juga terlihat lebih tinggi dengan berbagai inovasi yang ditampilkan.
    Rute Kirab Budaya kali ini dimulai dari Pendopo Kabupaten Batang, Jalan Veteran, Jalan Pangeran Diponegoro, Jalan Ahmad Yani, Jalan Gajah Mada, Jalan Ahmad Dahlan, Jalan Brigjen Katamso, Jalan RA Kartini, dan selesai di Pendapa Kabupaten Batang. 
    Bambang melanjutkan, tradisi sawur uang koin selalu rutin digelar dalam Kirab Budaya untuk menyambut HUT Kabupaten Batang. Tradisi ini bertujuan untuk berbagi rezeki dan dipercaya sebagai bentuk tolak bala.
    Selain tradisi sawur, tersedia 18 gunungan berisi sayuran dan buah-buahan hasil bumi Kabupaten Batang yang akan diperebutkan warga setelah kirab berlangsung.
    Hal itu menjadi daya tarik tersendiri karena jumlah gunungan hasil bumi bertambah menjadi 18 dari sebelumnya 17 gunungan.
    “Penambahan gunungan ini karena semakin bertambahnya peminat. Diharapkan semuanya kebagian,” terangnya.
    Untuk diketahui, pasukan kirab terdiri dari berbagai elemen, termasuk pasukan pusaka Tombak Kyai Abirawa, Kyai Payung Tunggul Naga, dan 11 pusaka serta beberapa pasuka pasukan, seperti organisasi perangkat daerah (OPD) dan sekolah.
    “Konsep kirab tahun ini hampir sama dengan tahun lalu. Hanya saja, tahun ini dilaksanakan pada pagi hari. Pelaksanaan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya untuk menambah antusias para masyarakat yang akan menonton,” tuturnya.
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Yaman butuh waktu 11 tahun laporan pemalsuan akta sampai di Pengadilan

    Yaman butuh waktu 11 tahun laporan pemalsuan akta sampai di Pengadilan

    Proses penyidikan panjang yang melelahkan

    Jakarta (ANTARA) –

    Seorang warga Rorotan Jakarta Utara, Yaman membutuhkan waktu 11 tahun agar laporan polisi terkait dugaan pemalsuan akta otentik tanah seluas dua hektare ditindaklanjuti dan baru diproses di Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada April 2025.

    “Saya hanya ingin keadilan dan ingin tanah milik kakek saya kembali kepada keluarga kami,” kata Yaman di Jakarta, Rabu.

    Ia mengatakan laporan polisi yang dibuat sejak tahun 2014 baru masuk proses Pengadilan pada April 2025. Dia terus berjuang hak atas tanah warisan kakeknya di Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.

    Yaman merupakan cucu dari almarhum Asmat bin Pungut, pemilik sah lahan seluas dua hektare (ha) yang kini menjadi sengketa. Dia melaporkan dugaan pemalsuan akta otentik ke Polres Jakarta Utara.

    Dia menduga adanya keterlibatan oknum polisi dan petugas pertanahan dalam persoalan ini sehingga laporan yang dibuatnya sejak tahun 2014 lambat menindaklanjutinya.

    “Proses penyidikan panjang yang melelahkan,” kata dia.

    Ia menerangkan, dari laporan polisi yang dibuatnya, petugas Kepolisian menetapkan seorang tersangka berinisial TS yang saat ini sudah duduk di kursi terdakwa pada sidang yang digelar Kamis (17/4).

    Pada saat sidang, dua saksi dari pihak pelapor dihadirkan, yakni pria bernama Sugiarto dan Abdullah.

    Sugiarto adalah penyewa lahan dari keluarga ahli waris. Dia mengenal TS sejak pernah dilaporkan dalam kasus serupa.

    “Saya cuma penyewa dan saya pernah dituduh menyerobot, tapi saya buktikan tidak bersalah,” katanya.

    Ia menyewa lahan itu untuk keperluan parkir alat berat milik perusahaannya.

    Sementara saksi kedua, Abdullah yang selama ini menggarap lahan tersebut juga merasa heran namanya muncul dalam berita acara perkara.

    “Saya tak kenal TS dan juga tidak pernah menandatangani dokumen apapun. Tapi tiba-tiba saya dimintai keterangan seolah terlibat,” kata dia.

    Jaksa Penuntut Umum (JPU) Rico Sudibyo memilih tidak berkomentar soal keterangan para saksi usai persidangan.

    “Maaf, saya tidak bisa memberi pernyataan. Nanti biar Kajari saja,” kata dia.

    Sementara itu, pihak TS membantah seluruh keterangan saksi. Bahkan mereka mempertanyakan keabsahan identitas Abdullah sebagai saksi dalam berita acara pemeriksaan.

    Yaman terus menunggu keadilan dari proses hukum yang masih bergulir di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara

    “Ini bukan hanya soal tanah. Ini soal hak dan harga diri keluarga kami. Saya ingin cucu-cucu saya tahu bahwa kami tidak tinggal diam,” kata Yaman menegaskan.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Galeri Investasi Unsoed dan OJK Resmikan Pusat Data Pasar Modal di Purwokerto

    Galeri Investasi Unsoed dan OJK Resmikan Pusat Data Pasar Modal di Purwokerto

    TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO – Galeri Investasi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) bersama OJK Purwokerto menghadirkan terobosan baru dalam dunia pasar modal dan literasi keuangan dengan meresmikan Pusat Data Pasar Modal dan Literasi Keuangan.

    Pusat data ini dibangun sebagai wujud komitmen dalam meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap investasi serta mendukung transparansi informasi di sektor keuangan.

    Pusat data ini akan menjadi sumber informasi Data Pasar Modal dan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi terpercaya bagi mahasiswa, investor pemula, dan masyarakat umum yang ingin mempelajari dinamika pasar modal, regulasi OJK, serta strategi investasi yang sehat.

    Berbagai fasilitas tersedia termasuk database terkini, materi edukasi, dan pelatihan daring yang dapat diakses secara gratis.

    Kolaborasi antara Galeri Investasi Unsoed dengan OJK Purwokerto juga mencakup kegiatan literasi keuangan di masyarakat umum wilayah eks Karesidenan Banyumas.

    Kerja sama ini memperkuat kolaborasi kampus dengan Forum Komunikasi Jasa Keuangan (FKJK) Purwokerto.

    FKJK Purwokerto juga diharapkan ikut berkontribusi dalam meningkatkan kompetensi dunia kampus di bidang jasa keuangan melalui seminar, peluang magang, workshop, riset, hingga interaksi langsung mahasiswa dengan praktisi industri.

    Dengan demikian, FKJK selaku mitra OJK dapat menjadi jembatan strategis antara dunia pendidikan dan industri.

    Dalam sambutannya, Kepala OJK Purwokerto, Haramain Billady, menyatakan bahwa pendirian pusat data ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat literasi keuangan di Kabupaten Banyumas.

    “Kami berharap mahasiswa dan masyarakat dapat memanfaatkannya secara optimal untuk mengambil keputusan investasi yang cerdas dan terinformasi,” ujarnya.

    Turut hadir dalam acara ini Direktur Sinar Mas Sekuritas Rudi Utomo, serta perwakilan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsoed, Yudha Aryo Sudibyo SE Ak MSc PhD.

    Yudha mengatakan bahwa kerja sama FEB Unsoed dengan OJK bertujuan memperkuat peran kampus dalam mendorong literasi keuangan yang inklusif.

    “Melalui pusat data, akan memberikan pemahaman mahasiswa dan masyarakat agar lebih melek finansial, khususnya dalam memahami instrumen pasar modal seperti saham, obligasi, dan reksa dana,” kata Yudha.