Tag: Subandi

  • Pemkab Sidoarjo Janji Segera Normalisasi Afvour Bulubendo

    Pemkab Sidoarjo Janji Segera Normalisasi Afvour Bulubendo

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo berkomitmen untuk segera melakukan normalisasi Afvour Bulubendo sebagai langkah mengatasi genangan air yang melanda Desa Panjunan, Kecamatan Sukodono. Genangan air setinggi 30 cm ini terjadi setelah hujan deras yang mengguyur pada Minggu (5/1/2025), meluber ke sejumlah RT akibat debit air yang melampaui kapasitas saluran.

    Plt. Bupati Sidoarjo, H. Subandi, turun langsung ke lokasi terdampak bersama jajaran Forkopimda. Ia menilai, aliran air di Afvour Bulubendo tersumbat oleh sampah dan struktur jembatan yang terlalu rendah, sehingga menyebabkan air meluap ke pemukiman warga.

    “Nanti akan kita normalisasi agar air ini segera surut, dan kita lihat juga ada hambatan pipa PDAM yang terlalu ke bawah dan juga jembatannya yang rendah. Kita sudah instruksikan kepada PU agar diberi U-Ditch dengan lebar 7 meter supaya tidak mengganggu aliran air,” tegas Subandi, Selasa (7/1/2025).

    Subandi menambahkan bahwa peninggian jembatan di kawasan tersebut juga menjadi prioritas agar masalah banjir dapat diatasi secara permanen.

    Ali Kasan, warga Desa Panjunan, mengungkapkan bahwa genangan air mulai terjadi pada Minggu sore dan semakin tinggi meski hujan telah reda.

    “Genangan air ini terjadi usai hujan deras, air semakin tinggi saat hujan deras berhenti, sepertinya air berhenti mengalir,” ungkapnya.

    Ia juga menyebut bahwa upaya pencegahan telah dilakukan sebelumnya melalui kerja bakti membersihkan saluran Afvour Bulubendo pada Desember lalu. “Saat kerja bakti kemarin, warga menemukan kasur yang menyumbat jembatan. Setelah kasur itu diangkat, genangan air di desa kami langsung surut,” jelasnya.

    Namun, Kasan mengakui bahwa banjir di wilayahnya sudah menjadi langganan setiap musim hujan sejak 2010.

    Selain langkah teknis, H. Subandi mengimbau masyarakat untuk turut menjaga kebersihan lingkungan sebagai bagian dari solusi jangka panjang. Menurutnya, kebiasaan membuang sampah sembarangan, terutama ke sungai, menjadi salah satu penyebab utama banjir.

    “Kita mengharapkan kepada seluruh warga Sidoarjo, mari kita menjaga kebersihan, terutama jangan membuang sampah di sungai,” ajaknya. [isa/beq]

  • Riset FEB UB: Kemitraan Kunci Sukses Hilirisasi Mineral

    Riset FEB UB: Kemitraan Kunci Sukses Hilirisasi Mineral

    Bisnis.com, MALANG – Penelitian terbaru dari tim dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) Malang menyoroti pentingnya kemitraan strategis sebagai fondasi untuk memastikan manfaat hilirisasi mineral dirasakan secara luas oleh masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

    Dalam laporan berjudul Laporan Akhir Membangun Kemitraan Antara Masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Perusahaan untuk Optimalisasi Manfaat Hilirisasi, peneliti utama Hendi Subandi menyoroti keberhasilan model kemitraan di beberapa wilayah sebagai contoh nyata dampak positif hilirisasi.

    Di Gresik, PT Freeport Indonesia (PT FI) berhasil melibatkan masyarakat lokal melalui forum komunikasi “Rembuk Akur,” yang memfasilitasi perekrutan tenaga kerja. Forum ini menciptakan peluang kerja bagi masyarakat dari sembilan desa Ring 1, serta mendukung pemberdayaan UMKM lokal yang terlibat dalam penyediaan barang dan jasa pendukung industri. UMKM lokal juga diberdayakan untuk menyediakan kebutuhan logistik perusahaan, seperti seragam batik khas Gresik untuk karyawan PT FI.

    Di Mempawah, PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) membuka peluang usaha baru bagi masyarakat lokal melalui kemitraan strategis. Inisiatif ini melibatkan pengembangan UMKM di sektor pendukung seperti warung makan, penyewaan kos-kosan, dan toko kebutuhan sehari-hari, yang memberikan dampak ekonomi signifikan bagi komunitas lokal.

    “Hilirisasi memberikan dampak positif yang luas. Dengan kemitraan yang melibatkan berbagai aktor, manfaatnya dapat dirasakan secara inklusif oleh masyarakat lokal,” ungkap Hendi.

    Penelitian ini menunjukkan bahwa kebutuhan kemitraan berubah sesuai dengan tahapan perkembangan industri. Pada fase awal, fokus utama adalah pembangunan infrastruktur sosial seperti sekolah dan fasilitas kesehatan untuk mendukung masyarakat.

    Seiring berkembangnya industri, fokus bergeser ke pelibatan UMKM lokal dalam rantai pasok serta pengembangan keterampilan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan industri hilirisasi.

    Pada tahap industri yang telah mapan, kolaborasi lebih diarahkan pada pemberian bantuan permodalan kepada UMKM, pengembangan desa binaan, serta integrasi UMKM dalam rantai pasok utama perusahaan. Hal ini memastikan bahwa masyarakat lokal tetap mendapatkan manfaat langsung dari keberadaan industri hilirisasi.

    Meski demikian, Hendi mengungkap tantangan dalam pelaksanaan model kemitraan. Salah satu kendala adalah kurangnya aturan turunan terkait regulasi kemitraan di tingkat daerah. Selain itu, keterlibatan akademisi dan NGO untuk mendampingi masyarakat lokal masih minim. Media juga dinilai perlu memperkuat narasi positif tentang manfaat hilirisasi untuk mendukung edukasi masyarakat.

    Hendi bersama tim merekomendasikan penguatan regulasi daerah yang mendukung pola kemitraan, kolaborasi dengan akademisi untuk menyusun kurikulum pelatihan keterampilan, serta koordinasi yang lebih baik dengan NGO. Media juga diharapkan berperan sebagai jembatan edukasi bagi masyarakat agar memahami manfaat hilirisasi terhadap perekonomian lokal dan nasional.

    “Dengan melibatkan berbagai aktor dalam model kemitraan hexahelix, hilirisasi dapat menciptakan ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan, memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat lokal,” tambah Hendi.

    Penelitian ini menjadi panduan penting bagi pemerintah, perusahaan, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memperkuat pola kemitraan di sektor hilirisasi, menciptakan ekonomi yang berdaya saing dan berkelanjutan.

  • Jalan Junwangi Sidoarjo Alami Kerusakan Karena Ini

    Jalan Junwangi Sidoarjo Alami Kerusakan Karena Ini

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PUBMSDA) Kabupaten Sidoarjo gerak langsung gerak merespon keluhan warga Desa Junwangi Kec. Krian, yang jalannya mengalami kerusakan. Jalan di desa tersebut mengalami kerusakan parah akibat aktivitas pengerukan lahan untuk pembangunan perumahan.

    Plt. Bupati Sidoarjo, H. Subandi menyoroti pentingnya memastikan setiap proyek pembangunan memenuhi persyaratan teknis dan perizinan. Pembangunan harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan tidak mengorbankan lingkungan.

    “Kerusakan jalan seperti ini mengganggu aktivitas warga dan berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi. Kami mendorong semua pihak untuk memastikan pembangunan mendukung kesejahteraan bersama,” ujar Subandi di sela-sela sidak Senin (6/1/2025).

    Dia menegaskan Pemkab Sidoarjo berkomitmen menjaga kualitas infrastruktur demi kenyamanan warga sekaligus mendukung peningkatan investasi di Sidoarjo.

    Kepala Dinas PUBMSDA Sidoarjo, Dwi Eko Saptono, menyebutkan bahwa pengerukan lahan dilakukan tanpa rekomendasi teknis dari pihaknya. Dwi meminta pelaksana menghentikan pengerukan dan segera memperbaiki jalan agar tidak merugikan masyarakat.

    “Kami sudah meminta pelaksana menghentikan pengerukan hingga proses perbaikan jalan selesai. Pelaksana juga harus mengurus surat rekomendasi teknis dan memberikan jaminan perbaikan berupa deposito sebagai bentuk tanggung jawab,” ujar .

    Dwi menegaskan bahwa pelaksana diwajibkan memperbaiki jalan sebelum melanjutkan proyek pengerukan. Hingga kini, pelaksana telah menghentikan aktivitasnya dan diberi batas waktu satu minggu untuk menyelesaikan perbaikan jalan. “Jika dalam waktu yang ditentukan pelaksana tidak bertindak, kami akan mengirimkan surat peringatan. Komitmen ini penting demi melayani kebutuhan masyarakat,” terangnya. (isa/kun)

  • Atap Kelas SDN Sidodadi Sidoarjo Ambrol Timpa Siswa dan Guru, Subandi: Terpasang Kurang Sempurna

    Atap Kelas SDN Sidodadi Sidoarjo Ambrol Timpa Siswa dan Guru, Subandi: Terpasang Kurang Sempurna

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, M Taufik

    TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO – Atap kelas SDN Sidodadi ambrol saat para siswa sedang belajar. Beberapa siswa dan guru pun tertimpa reruntuhan plafon ruang kelasnya tersebut. Mereka mengalami luka ringan, sehingga bisa langsung dipulangkan oleh pihak sekolah.

    Plt Bupati Sidoarjo Subandi turun langsung melihat kondisi sekolah tersebut, Senin (6/1/2025). Bersama sejumlah pejabatnya, Subandi juga memintai keterangan dan kronologi kepada para guru dan siswa di sekolah tersebut.

    Diceritakan, plafon di ruang kelas 5 sekolah dasar yang berada di Desa Sidodadi, Kecamatan Taman, Sidoarjo itu diduga rusak akibat terkena hujan deras beberapa waktu belakangan. Karena sudah rapuh, tiba-tiba ambrol ketika para siswa sedang belajar, 3 Januari 2025 kemarin.

    Mendengar sejumlah cerita terkait kejadian itu, serta setelah melihat langsung kondisi kelas yang ambrol, Subandi menyebut bahwa peristiwa itu tidak boleh terulang lagi. Dia mengajak semua pihak untuk selalu memperhatikan keselamatan para siswa.

    Dalam kunjungannya, Subandi juga menyoroti sejumlah kerusakan yang ada. Termasuk atap plafon yang runtuh dan pemasangan struktur baja ringan yang dianggap kurang sempurna. Keadaan ini dinilai sangat mengkhawatirkan karena berpotensi membahayakan keselamatan para siswa dan guru.

    “Saya melihat struktur baja ringan yang terpasang kurang sempurna, ini harus segera diperbaiki agar siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan tenang dan aman,” kata Subandi.

    Dia juga langsung melakukan kordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo untuk segera melakukan perbaikan terhadap ruang kelas dan ruang perpustakaan yang atapnya sudah runtuh.

    “Kita harus segera melakukan perbaikan, dalam minggu ini setidaknya bisa dimulai. Menggunakan anggaran BTT (Belanja Tidak Terduga) yang telah disiapkan di APBD. Agar anak-anak bisa belajar dengan nyaman,” ujarnya.

    Kepala Sekolah SDN Sidodadi Anita Wanodiya mengatakan, peristiwa runtuhnya atap kelas itu berlangsung sangat cepat dan mengakibatkan korban luka ringan dari siswa dan guru. Setelah kejadian itu, kegiatan belajar mengajar untuk kelas 5 bergantian dengan ruangan kelas 6.

    “Ketika itu pagi hari saat hujan deras. Tiba-tiba plafon ruang kelas runtuh, anak-anak dan guru segera bersembunyi di bawah meja masing-masing. Allhamdulillah tidak ada korban luka berat, beberapa murid yang shock segera dibawa ke puskesmas,” kisahnya.

    Mendapat kunjungan dan perhatian langsung dari Plt Bupati Sidoarjo, Anita mengaku sangat bersyukur. Apalagi, kepala daerah sudah menyiapkan bantuan renovasi ruang kelas untuk menunjang kegiatan belajar agar kembali normal, dirinya pun berulang kali menyampaikan terima kasih.

  • Riset FEB UB Ungkap Hilirisasi di Gresik Menguntungkan Masyarakat Lokal

    Riset FEB UB Ungkap Hilirisasi di Gresik Menguntungkan Masyarakat Lokal

    Jakarta

    Kabupaten Gresik menjadi sorotan sebagai pusat pertumbuhan hilirisasi mineral yang inklusif dan berkelanjutan. Hal itu diungkapkan dalam penelitian terbaru oleh tim dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) Malang bertajuk ‘Laporan Akhir Membangun Kemitraan Antara Masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Perusahaan untuk Optimalisasi Manfaat Hilirisasi’.

    Dalam laporan tersebut, Peneliti Utama Hendi Subandi mengatakan PT Freeport Indonesia (PT FI) menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung kolaborasi yang saling menguntungkan dengan masyarakat lokal.

    “Dengan melibatkan pemerintah desa dan pelaku UMKM, PT FI tidak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga memberdayakan komunitas lokal melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi,” kata Hendi dalam keterangan tertulis, Senin (6/1/2025).

    Hendi memaparkan bahwa PT FI telah membuka peluang kerja bagi masyarakat Gresik melalui forum komunikasi ‘Rembuk Akur’ yang melibatkan pemerintah desa dari sembilan desa Ring 1. Forum ini memfasilitasi perekrutan tenaga kerja lokal, menjembatani kebutuhan perusahaan dengan potensi sumber daya manusia setempat.

    Menurutnya, upaya ini berhasil menarik 2.000 pelamar lokal, meskipun sebagian besar masih menghadapi tantangan dalam memenuhi standar keterampilan yang dibutuhkan.

    Tidak hanya merekrut tenaga kerja lokal, riset tersebut juga mengungkap bahwa PT FI memberikan prioritas kepada pelaku UMKM dan IKM lokal dalam berbagai sektor, seperti konstruksi, catering, keamanan, dan pengelolaan limbah konstruksi.

    “UMKM lokal juga diberdayakan untuk menyediakan kebutuhan logistik perusahaan, seperti seragam batik khas Gresik untuk karyawan PT FI,” ujar Hendi.

    Dia menyoroti pentingnya model kemitraan hexa helix dalam mendukung keberhasilan hilirisasi. Model ini mengkolaborasikan enam aktor utama yakni perusahaan hilirisasi, pemerintah daerah, NGO, akademisi, masyarakat & UMKM, dan media.

    “Melalui pendekatan hexa helix, berbagai tantangan dapat diatasi dengan lebih efektif. Misalnya, pemerintah menciptakan regulasi yang mendukung, akademisi menyusun kurikulum pelatihan keterampilan, media mempromosikan keberhasilan program, dan NGO memfasilitasi dialog antara perusahaan dan masyarakat lokal,” jelasnya.

    Menurutnya, sinergi ini memastikan keberlanjutan operasional perusahaan sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat.

    “Kami menemukan bahwa hilirisasi tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga dampak sosial yang signifikan bagi masyarakat lokal,” ungkap Hendi.

    Hendi bersama tim juga merekomendasikan langkah strategis lainnya mencakup pendanaan Sentra IKM Songkok Kemuteran dan Sentra IKM Mesin Logam Pelemwatu Menganti yang menciptakan peluang lebih besar bagi UMKM untuk terlibat dalam rantai pasok industri smelter.

    Menurutnya, berbagai langkah strategis diharapkan kian memperkuat hubungan antara perusahaan dan masyarakat, menciptakan ekosistem industri yang inklusif. Penelitian ini juga merekomendasikan penguatan program pelatihan keterampilan bagi masyarakat lokal untuk memenuhi kebutuhan industri.

    PT FI juga memanfaatkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE sebagai pusat inovasi untuk memberdayakan UMKM lokal, memastikan mereka dapat bersaing dalam rantai pasok industri besar.

    “Kami melihat potensi besar dari UMKM lokal, namun mereka membutuhkan dukungan agar dapat memenuhi standar perusahaan besar seperti PT FI,” tutupnya.

    (akn/ega)

  • Pemkab Sidoarjo dan Baznas Renovasi Dua Rumah Warga yang Nyaris Roboh

    Pemkab Sidoarjo dan Baznas Renovasi Dua Rumah Warga yang Nyaris Roboh

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Program renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) terus dilakukan Dinas Sosial Kabupaten Sidoarjo bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

    Plt. Bupati Sidoarjo, H. Subandi, bersama Baznas dan Dinsos Kabupaten Sidoarjo, langsung turun tangan menangani dua rumah yang membutuhkan perhatian khusus di Kecamatan Balongbendo dan Kecamatan Taman.

    Di Balongbendo, rumah milik Nurman Hidayatullah dan Anang Subagyo di Kecamatan Taman mendapat prioritas untuk direnovasi. Kondisi kedua rumah ini sangat memprihatinkan dan tidak layak dihuni. Kerusakan pada atap kedua rumah warga tersebut sudah lapuk dan berpotensi roboh.

    Hal ini dianggap sangat berbahaya, terutama di tengah musim penghujan. “Kami ingin memastikan bahwa masyarakat Sidoarjo mendapatkan tempat tinggal yang layak, terutama di tengah cuaca yang kurang bersahabat ini. Kami telah berkoordinasi dengan Baznas dan Dinsos Sidoarjo agar proses renovasi dua rumah ini bisa dipercepat. Harapannya, penghuni rumah dapat segera tinggal dengan lebih nyaman dan aman,” ujar H. Subandi Sabtu (4/1/2025).

    H. Subandi menegaskan, program ini tidak hanya akan berhenti di Balongbendo dan Taman, tetapi akan terus dilanjutkan ke daerah-daerah lain yang membutuhkan perhatian serupa.

    “Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk membantu masyarakat kurang mampu agar bisa hidup lebih layak. Kami akan terus melanjutkan program ini dengan menggandeng berbagai pihak untuk memastikan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat luas,” janjinya.

    Anang Subagyo, salah satu penerima bantuan di Kecamatan Taman, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas perhatian dari Plt. Bupati dan jajarannya. Dalam keterangannya, ia mengakui bahwa kesulitan ekonomi membuatnya tidak mampu merenovasi rumah yang kondisinya sudah tidak layak huni.

    “Saya sangat berterima kasih kepada Plt. Bupati Sidoarjo, H. Subandi, yang telah peduli dan membantu keluarga saya. Keadaan ekonomi saya memang tidak memungkinkan untuk merenovasi rumah ini sendiri. Untuk kebutuhan sehari-hari saja, kami hanya cukup untuk bertahan hidup. Dengan adanya bantuan ini, saya berharap keluarga saya bisa tinggal lebih nyaman dan layak,” ujar Anang dengan penuh haru.

    Program RTLH ini menjadi salah satu wujud nyata komitmen Pemkab Sidoarjo dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi mereka yang kurang mampu. Dengan kolaborasi antara pemerintah daerah, Baznas, dan Dinsos, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat.

    Langkah cepat ini juga menjadi bukti nyata bahwa Pemkab Sidoarjo siap merespons laporan masyarakat dengan tindakan yang konkret.
    Program perbaikan RTLH ini diharapkan kualitas hidup masyarakat di Kabupaten Sidoarjo semakin meningkat, khususnya bagi mereka yang selama ini belum memiliki tempat tinggal layak huni. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga zakat, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini. (isa/kun)

  • Sungai di Sidoarjo Rawan Sebabkan Banjir, Pemkab dan Kodim 0816 Turun Lakukan Normalisasi

    Sungai di Sidoarjo Rawan Sebabkan Banjir, Pemkab dan Kodim 0816 Turun Lakukan Normalisasi

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Pemkab Sidoarjo dan Kodim 0816 Sidoarjo bersama warga terus berkolaborasi melakukan kerja bakti bersih-bersih sungai untuk antisipasi banjir dan lainnya.

    Jumat (3/1/2025), Plt Bupati Sidoarjo H. Subandi bersama para kepala OPD dan Kodim 0816 melakukan bersih-bersih sungai Wunut, yang merupakan perbatasan antara Kecamatan Porong dan Tanggulangin.

    Kegiatan di Sungai Wunut bagian dari normalisasi sungai ini dilaksanakan serentak di 8 titik di seluruh wilayah Sidoarjo. Sejumlah alat berat dan truk pengangkut sampah untuk membersihkan eceng gondok juga dilakukan di masing-masing sungai.

    Sungai Wunut ini sudah lama tidak terawat dengan baik, sehingga tanaman eceng gondok tumbuh tak terkendali, menyumbat aliran sungai yang menghubungkan beberapa desa, seperti Desa Wunut, Pamotan, dan Candi Pari.

    “Kami melakukan normalisasi serentak di delapan titik sungai di Kabupaten Sidoarjo yang menjadi daerah rawan banjir, terutama saat musim hujan. Tujuan kami untuk mengurangi potensi banjir dan memastikan aliran sungai tetap lancar,” ucap Subandi.

    Menurutnya, kali ini tanpa terkecuali semua OPD, kecamatan, serta desa dan kelurahan digerakkan semua untuk bersih-bersih dan normalisasi sungai.

    “Ke depan, masyarakat juga kita ajak, termasuk siswa-siswa sekolah juga akan kita gerakkan untuk kerja bakti semacam ini. Untuk siswa kerja baktinya di lingkungan sekitar sekolahnya,” lanjut Subandi.

    Kepala Desa Wunut Kec. Porong Puji mengapresiasi upaya pemerintah yang serius menangani masalah banjir di wilayahnya. Sungai Wunut yang menghubungkan Desa Wunut dan Desa Pamotan telah dipenuhi eceng gondok sepanjang 1,5 kilometer. “Saya berharap normalisasi ini bisa mengatasi masalah banjir yang kerap terjadi,” imbuhnya.

    Normalisasi sungai yang dilakukan, diharapkan dapat mengurangi potensi banjir yang sering melanda wilayah Sidoarjo. Sekaligus memberikan manfaat jangka panjang dalam mengelola aliran sungai agar lebih optimal. (isa/ian)

     

  • Banyak Desa Digital, Sidoarjo Dapat Apresiasi Wamenkomdigi

    Banyak Desa Digital, Sidoarjo Dapat Apresiasi Wamenkomdigi

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Republik Indonesia, Nezar Patria mengapresiasi Pemkab Sidoarjo. Apresiasi karena berhasil mewujudkan banyak desa menjadi kampung digital.

    Sedikitnya ada sekarang ini terdapat 46 desa di Kabupaten Sidoarjo yang bertransformasi menjadi Desa Digital. Salah satunya Desa Tambak Kalisogo, Kecamatan Jabon yang dikunjungi langsung oleh Wamenkomdigi Nezar Patria, Jumat (3/1/2025).

    Di lokasi Nezar mengapresiasi komitmen Kabupaten Sidoarjo yang cukup adaptif dalam perkembangan teknologi digitalisasi. Salah satu contoh diantaranya adalah transformasi digital melalui pelayanan pemerintahan hingga desa digitalnya.

    “Kabupaten Sidoarjo sangat potensial untuk desa digital yang sudah ada sistem informasinya sebagai contoh kampung tangguh. Selain infrastruktur yang dijaga dalam mewujudkan transformasi digital, juga diperlukan talenta digital atau Sumber Daya Manusia (SDM) agar adaptif karena teknologi berkembang lebih cepat,”ucapnya.

    Nezar Patria menambahkan, pihaknya akan terus membantu agar masalah di Kabupaten Sidoarjo dengan beberapa blank spot atau wilayah yang tidak memiliki akses komunikasi dan informasi, baik analog maupun digital untuk menjadi desa digital segera tercapai.

    “Nanti kami akan support dan bantu beberapa wilayah yang mengalami blank spot agar seluruh desa di Sidoarjo yang berpotensi desa digital ini tercapai,” janjinya.

    Setiap desa di Kabupaten Sidoarjo, lanjut dia, juga bisa melakukan adopsi teknologi digital dengan cara tersebut mampu mengoptimalkan hasil tambak, misalnya mampu meningkatkan produksi lele dan nila sebanyak 1,5 kali lipat. Upaya ini akan kami bantu kerjasama dengan startup.

    Plt Bupati Sidoarjo Subandi yang hadir mendampingi Wamenkomdigi di kegiatan tersebut menegaskan akan terus mendorong seluruh desa di 18 Kecamatan untuk melakukan digitalisasi, termasuk layanan hingga Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

    “Kami terus mendorong 328 desa di Kabupaten Sidoarjo ini semuanya melakukan digitalisasi. Supaya konektivitas antar desa berjalan dengan baik. Dengan kunjungan Wamenkomdigi ini, saya harap Kabupaten Sidoarjo terus berkembang menjadi Kabupaten digitalisasi yang lebih baik lagi,” ungkapnya. (isa/but)

  • Tiga peneliti FEB UB teliti hilirisasi

    Tiga peneliti FEB UB teliti hilirisasi

    Foto: A Haris Sugiharto/Radio Elshinta

    Tiga peneliti FEB UB teliti hilirisasi
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 31 Desember 2024 – 14:18 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Prabowo-Gibran diharapkan dapat memperkuat kemitraan dengan pemerintah daerah dengan tujuan agar masyarakat dapat mengoptimalkan berjalanan hilirisasi industri.

    “Rekomendasi ini sangat penting apalagi dengan sejalan dengan masuknya program hilirisasi sebagai skala prioritas,” ungkap Abdul Ghofar,SE.,MSI.,MAcc.,DBA ., AK .,CA yang juga dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya Malang Jawa Timur.
    Tentu saja rekomendasi yang dihasilkannya tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan pihaknya.

    “Ada 3 peneliti saya , Muhammad Irfan Islami ,SE ., M.S.E dan Dr.Hendi Subandi ,Se.,MA.Ak.,CA ., IIAP, kami melakukan penelitian tiga sampai empat bulan, ada 15 mahasiswa FEB dan penelitian dilakukan di tiga lokasi berbeda meliputi Batam yaitu Rempang ; Gresik dan Mempawah Kalimantan,” ujarnya, seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, A Haris Sugiharto.

    Tentu saja dengan penelitian di tiga lokasi berbeda tersebut ditemui banyak aspek meski hasil penelitian menunjukkan 60 persen hasil penelitian di Gresik sedangkan untuk Rempang dan Mempawah belum bisa diketahui hasilnya.

    “Dari tiga wilayah punya karakteristik yang berbeda seperti Mempawah misalnya merupakan daerah pertanian, sedangkan Gresik cenderung ke perikanan tentu saja peran pemerintah daerah untuk berpihak pada rakyat sangat penting seperti Mempawah perusahan smelter bisa menjembatani kebutuhan seperti beras tentu saja dengan standarisasi dari perusahaan dan dengan kolaborasi antara pemerintah, rakyat dan kalangan industri,” jelasnya.

    Dan kami memberikan rekomendasi baik pada pemerintah dan smelter sesuai dengan karakteristik daerah utamanya UMKM yang ada.

    “Saat ini yang ada adalah kebanyakan hilirisasi dipegang pusat dan pemerintah daerah tidak bisa masuk karena pola kemitraan dimana beberapa daerah tidak membuat aturan daerah dan kebanyakan yang di lihat hanya dari faktor ekonomi padahal semua aspek harus dilihat,” tandasnya.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Korupsi Rp2,6 Miliar, Ketua PKBM Salafiyah Kejayan Pasuruan Diamankan Kejaksaan

    Korupsi Rp2,6 Miliar, Ketua PKBM Salafiyah Kejayan Pasuruan Diamankan Kejaksaan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Setelah dua bulan melakukan penyidikan Kejaksaan Negeri Kabupaten Pasuruan akhirnya menetapkan satu orang tersangka. Satu orang tersangka tersebut bernama Bayu Putra Subandi yang merupakan ketua dari PKBM Salafiyah Kecamatan Kejayan Kabupate Pasuruan

    Kajari Kabupaten Pasuruan, Teguh Ananto mengatakan bahwa selama tahap penyidikan telah memeriksa 85 ssksi san dua orang ahli. Tak hanya itu, pihaknya juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa beberapa dokumen.

    “Kami telah menetapkan satu orang tersangka yang merupakan ketua dari PKBM Salafiyah Kejayan. Tersangka akan di lakukan penahanan selama 20 hari mulai dari hari ini,” jelas Teguh, Senin (30/12/2024).

    Teguh juga mengatakan bahwa dalam kurun waktu tiga tahun, pelaku berhasil mengkorupsi dana sebesar Rp 2,692 miliar. Sementara kerugian keuangan negara mencapai Rp 1,955 miliar setelah mendapat perhitungan dari inspektorat.

    Teguh juga mengatakan bahwa dalam kasus korupsi ini pelaku melakukan aksinya berbeda-beda. Adapun pelaku lainnya saat ini sedang dilakukan pendalaman.

    Sementara itu Kasi Pidsus, Dimas mengatakan bahwa terdapat beberapa unsur yang dilakukan pelaku untuk melakukan korupsi. Diantaranya yakni pembelian buku belajar, pembelian fiktif, dan juga pemberian honor.

    “Itu pencairannya bertahap dua kali selama satu tahun, selama tahun 2021 dan pada tahun 2022-2023 sistemnya berubah tapi tidak mempengaruhi hal tersebut. Dana tersebut diberikan dari kementrian dan langsung kepada PKBM yang bersangkutan,” tambahnya.

    Pelaku dikenai Pasal 2 jo. Pasal 18 UU 31/1999 sebagaimana diubah dengan UU 20/2001 Subsidair Pasal 3 jo. Pasal 18 UU 31/1999 sebagaimana diubah dg UU 20/2001.

    Kajari Kabupaten Pasuruan juga akan terus melakukan pendalaman dalam kasus tersebut, dan tidak menutup kemungkinan adanya tersangka lain. (ada/but)