Tag: Sony Susmana

  • Viral BMW M4 Adu Cepat dengan Whoosh di Tol Layang MBZ

    Viral BMW M4 Adu Cepat dengan Whoosh di Tol Layang MBZ

    Jakarta

    Sebuah mobil berperforma tinggi, BMW M4, ngebut seakan adu cepat dengan kereta cepat Whoosh di jalan Tol Layang MBZ. Videonya sempat menjadi perbincangan warganet.

    Dalam video yang dibagika akun instagram @jk.feed terlihat dua rekaman yang berbeda. Pertama dari balik kemudi BMW M4 dan sisi lain penumpang kereta cepat Whoosh.

    “BMW M4 vs Whoosh, Tebak kecepatan?” tulis akun instagram tersebut.

    Kereta cepat, sesuai namanya, mampu meluncur dengan laju sangat tinggi sehingga jarak tempuh antar kota dapat dijangkau dalam waktu singkat.

    Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh yang mulai beroperasi pada Oktober 2023 silam bisa melaju dengan kecepatan maksimal 350 km/jam.

    Sementara itu, tidak terlihat berapa kecepatan mobil tersebut. Namun BMW M4 Competition itu terlihat bermanuver menyalip kendaraan lain di depannya.

    Di balik bonetnya, BMW M4 Competition menggunakan mesin bensin M TwinPower Turbo 6-silinder. Mesin tersebut mampu menghasilkan tenaga 14kW/19hp dengan output total hingga 331kW / 450hp. Mobil bergaya sport coupe ini mampu capai 0-100 kpj hanya dalam waktu 4,0 detik.

    Korps Lalu Lintas Polri pernah mengungkap batas kecepatan maksimal di Tol Layang MBZ, yakni minimal 60 km/jam dan maksimal 80 km/jam. Kendaraan yang boleh melintas merupakan kendaraan pribadi yang memiliki maksimum tinggi 2,1 meter.

    Beberapa waktu yang lalu, praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Driving Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengatakan mengendarai sebuah mobil berperforma tinggi tidak bisa sembarangan asal ngegas.

    “Mengemudi sport car itu harus dengan teknik yang tinggi dan harus punya emosi yang stabil. Mengingat power yang besar memancing pengemudinya untuk buka gas. Jadi nggak bisa disamakan den mobil standar,” ujar Sony kepada detikcom.

    Menurutnya, di jalan tol yang terlihat sepi justru bahayanya besar. Untuk itu, dia menyarankan agar pengemudi tetap bijaksana melajukan kendaraan dengan kecepatan sesuai aturan.

    “Di jalan tol ada aturan batas kecepatan 60-100 km/jam. Bijaksanalah dalam menentukan kecepatan kendaraan. Perhatikan 3 hal: keperluannya, keamanannya dan kemampuan pengemudinya,” sebut Sony.

    Lihat Video ‘Review BMW 520i M Sport: Fleksibilitas dan Performanya Bikin Jatuh Cinta!’:

    (riar/rgr)

  • Pelajaran dari Kecelakaan Adu Banteng Land Cruiser vs Ambulans Bawa Pasien

    Pelajaran dari Kecelakaan Adu Banteng Land Cruiser vs Ambulans Bawa Pasien

    Jakarta

    Toyota Land Cruiser ‘adu banteng’ dengan ambulans yang tengah bawa pasien. Diduga kecelakaan itu dipicu pengemudi Land Cruiser yang hilang kendali. Ini pelajaran pentingnya.

    Kecelakaan maut terjadi di Kabupaten Pelalawan, Riau. Kecelakaan itu melibatkan dua mobil yakni Toyota Land Cruiser dan ambulans yang tengah membawa pasien rujukan menuju RS Awal Bros, Pekanbaru. Dikutip detikNews, kecelakaan terjadi di Jalan Lintas Timur Km 86+400 Kabupaten Pelalawan, Riau, pada Minggu (1/6) pukul 06.00 WIB.

    Kecelakaan berawal saat mobil Land Cruiser nopol BK-1389-MB yang dikemudikan oleh Priadi melaju dari arah Pangkalan Kerinci menuju Sorek, namun setiba di TKP mobil melebar ke kanan sehingga melawan arah. Pada saat bersamaan datang ambulans, hingga kecelakaan pun tak terhindarkan.

    “Setiba di TKP, mobil Land Cruiser diduga hilang kendali dan bergerak melebar ke kanan jalan, karena jarak sudah dekat, kecelakaan tidak dapat dihindari, sehingga bagian depan mobil Toyota Land Cruiser menabrak bagian depan ambulans,” ungkap Kapolres Pelalawan AKBP Afrizal Asri.

    Akibat kecelakaan itu, dua orang tewas dan empat lainnya terluka. Adapun korban tewas adalah sopir ambulans dan pasien ambulans. Dari insiden ini penting bagi pengendara untuk senantiasa memahami kondisi jalan dan juga kondisi tubuh. Terpenting saat berkendara tidak melakukan kegiatan lain yang memicu kehilangan kendali.

    Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengungkap ada beberapa hal yang bisa memicu pengendara kehilangan kendali. Beberapa di antaranya berasal dari manusia itu sendiri.

    “Besar kemungkinan karena ngantuk, main HP, atau slip akibat kecepatan yang tinggi,” ungkap Sony saat dihubungi detikOto, Senin (2/6/2025).

    Faktor kendaraan juga bisa memicu hilang kendali semisal tekanan ban tidak sesuai, suspensi tak prima, kondisi lintasan licin, hingga kondisi rem yang ngeblock.

    Tak kalah penting saat mengemudi faktor emosi harus juga bisa dikontrol. Terlebih bila mengemudikan kendaraan yang bodinya bognsor. Mengemudi memang tidak asal ngegas dan ngerem saja, bila penguasaan emosi baik maka kehilangan kendali dari diri sendiri pun bisa dihindari.

    (dry/rgr)

  • Heboh Pemotor Ngebut Lawan Arah di Bogor, Berujung Terlindas Fortuner

    Heboh Pemotor Ngebut Lawan Arah di Bogor, Berujung Terlindas Fortuner

    Jakarta

    Baru-baru ini, media sosial dihebohkan aksi pengendara motor yang ngebut dan lawan arah di Jalan Padjajaran, Bogor, Jawa Barat. Pemotor tersebut berakhir celaka dengan menghantam Toyota Fortuner yang melaju dari arah sebenarnya!

    Disitat dari akun Instagram @dashcam_owners_indonesia, Sabtu (31/5), rekaman tersebut diambil dari dalam kabin Toyota Fortuner. Mulanya, mobil tersebut melaju pelan di jalur kanan. Tak lama setelahnya, ada motor yang muncul dari arah berlawanan.

    Motor tersebut tak melaju pelan, melainkan kencang. Pengendara yang tak mengenakan helm itu sempat menabrak motor lain sebelum akhirnya terpelanting dan menghantam mobil.

    Motor lawan arah di Bogor. Foto: Doc. Tangkapan layar.

    Jika diperhatikan melalui rekaman dari dasbor, pemotor seperti terlindas Toyota Fortuner. Bahkan, warga sekitar sempat meminta pengemudi mobil mundur untuk mengevakuasi pemotor.

    “Lawan arah di tengah-tengah jalan nggak pakai helm. Lokasi di Jalan Padjajaran Bogor,” demikian tulis akun @dashcam_owners_indonesia, dikutip Sabtu (31/5).

    Hingga kini, belum diketahui nasib pengendara motor dan orang lain yang memboncengnya. Namun, insiden itu kabarnya terjadi Rabu (28/5). Hingga berita ini dimuat, tayangan berdurasi singkat tersebut sudah disaksikan 176 ribu kali dan mendapat ratusan komentar.

    Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI), Sony Susmana mengatakan, kebiasaan melawan arah merupakan ‘penyakit’ para pengguna jalan raya di Indonesia. Menurutnya, kebiasaan itu sering dilakukan orang yang maunya buru-buru tanpa memikirkan keselamatan.

    “(Mereka mikir) mumpung sepi, cuma dekat, kok, dan lain-lain membuat semua jalan disamaratakan. Bahkan aturan lalin diabaikan meski membahayakan,” ujar Sony kepada detikOto, belum lama ini.

    Lebih jauh, Sony mengingatkan, lebih baik tertib tapi selamat, ketimbang buru-buru dan melawan arah tapi berakhir celaka.

    “Tertib lalu lintas dan menjaga kebugaran menjadi salah satu kunci dalam menjaga keselamatan,” kata Sony.

    (sfn/lth)

  • Pelajaran dari Kecelakaan yang Berujung Tewaskan Anggota DPR Alamuddin Dimyati Rois

    Pelajaran dari Kecelakaan yang Berujung Tewaskan Anggota DPR Alamuddin Dimyati Rois

    Jakarta

    Anggota DPR RI Alamuddin Dimyati Rois meninggal dunia usai mendapat perawatan akibat kecelakaan. Ini pelajaran dari kecelakaan tersebut agar tidak terulang.

    Kecelakaan nahas dialami Kijang Innova yang ditumpangi anggota DPR RI Alamuddin Dimyati Rois. Innova tersebut diketahui menabrak bokong truk di ruas Tol Pemalang-Batang jalur A KM 316+000. Saat kejadian, dua orang dinyatakan tewas dan dua orang terluka. Kala itu, Dimyati Rois merupakan salah seorang yang terluka. Namun setelah menjalani perawatan di rumah sakit, Alamuddin dinyatakan meninggal dunia.

    “Betul (Alamuddin Dimyati Rois meninggal dunia) semoga almarhum husnul khotimah, Al-Fatihah,” ujar Ketua DPP PKB Syaiful Huda dikutip detikNews.

    Kabar meninggalnya Alamuddin juga disampaikan di Instagram DPW PKB Jawa Tengah (Jateng). “Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, keluarha besar PKB Jawa Tengah turut berduka cita atas wafatnya KH Alamuddin Dimyati Rois, wafat: 6 Mei 2025. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT dan diampuni segala dosanya. Amin,” tulis DPW PKB Jateng.

    Sebagai informasi, kecelakaan yang dialami Alamuddin itu bermula saat Innova menyalip kendaraan lain dari sisi kiri jalan. Manajer Teknik dan Operasi Tol Pemalang-Batang, Yulian Fundra Kurnianto mengungkapkan kronologi kecelakaan. Menurutnya, saat kejadian, Innova tengah melaju di lajur 2 dengan kecepatan 100 km/jam.

    Namun sesampainya di TKP, Yulian menyebut Innova tidak terkendali hingga menyeruduk bokong Truk Fuso Gol 3 nomor polisi K 1344 K yang sedang melaju di lajur yang sama. Laju truk Fuso bermuatan besi tujuan Jakarta-Surabaya tersebut dengan kecepatan kurang lebih 60 km/jam.

    “Sesampainya di TKP pengemudi Toyota Innova diduga mengantuk (microsleep), sehingga menyebabkan hilang kendali oleng ke kiri menabrak kendaraan truk Fuso yang sedang melaju di lajur 1. Posisi akhir kedua kendaraan berada di bahu luar dengan posisi normal menghadap ke timur,” jelas Kurnianto dilansir detikJateng.

    Jangan Menyalip dari Kiri Jalan

    Dari kejadian tersebut, ada satu pelajaran penting yang bisa dipetik untuk tidak menyalip kendaraan dari sisi kiri. Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, menjelaskan betapa bahayanya menyalip dari sisi kiri karena bisa membuat pengendara kaget. Sebab, posisi berkendara di Indonesia ada di sisi kanan mobil, sehingga saat melihat spion terbiasa memantau sisi kanan.

    Alasan lainnya adalah terkait kondisi jalan di bagian kiri yang sering tidak tepat jika digunakan untuk memacu kendaraan dalam kecepatan tinggi. Ini khususnya terjadi di jalan tol yang mana kebanyakan lajur kiri dikhususkan untuk kendaraan yang lambat seperti truk muatan, selain itu tidak jarang kondisi jalan di sisi kiri memiliki kerusakan yang sangat berbahaya jika dilewati dengan kecepatan tinggi.

    “Lalu kecepatan kendaraan yang di sebelah kiri kan harusnya lebih lambat dari yang di sebelah kanan, kalau kita nyusul dari kiri berarti kan harus lebih cepat dari kendaraan yang kita susul. Nah ini akan berdampak pada ketidakselarasan kecepatan kendaraan yang ada di kiri jalan, ini lah yang menyebabkan banyak kecelakaan tabrak belakang,” beber Sony beberapa waktu lalu.

    Lihat Video ‘Remuknya Innova Anggota DPR Dimyati Rois Tabrak Truk di Tol Pemalang’:

    (dry/rgr)

  • Nissan Kicks Tabrak-Seret Siswa SMA hingga Tewas, Kok Bisa?

    Nissan Kicks Tabrak-Seret Siswa SMA hingga Tewas, Kok Bisa?

    Jakarta

    Sebuah mobil Nissan Kicks menabrak pelajar SMAN 5 Bandung di lampu merah. Bahkan, pelajar tersebut dilaporkan meninggal dunia karena terseret mobil.

    Dikutip detikJabar, peristiwa itu terjadi di Jalan Anggrek, Kota Bandung, pada Selasa (6/5/2025) sekitar pukul 15.15 WIB. Korban saat itu sedang mengendarai motor Yamaha XSR berplat nomor D 6958 AEN. Ia ditabrak mobil Nissan Kicks hitam berpelat nomor D 1491 AJQ dari arah belakang, dan mengakibatkan tubuh serta motornya terseret sekitar 80 meter dari lokasi kejadian.

    Berdasarkan penuturan kawan korban, Marlon, sebelum kejadian, ia dengan F sedang menunggu lampu merah di perempatan Jalan Anggrek dan Jalan LLRE Martadinata atau Jalan Riau. Secara tiba-tiba, sebelum lampu hijau menyala, datang mobil Nissan hitam itu dari arah Taman Foto dan langsung menabrak motor yang dikendarai korban dari arah belakang.

    Setelah ditabrak dari arah belakang, korban yang masih berada di atas motor terseret mobil Nissan hitam sekitar 50-100 meter. Menurut kesaksian Marlon, mobil yang dikemudikan seorang perempuan itu baru berhenti di sekitar Pempek Gabus, Jalan Anggrek, setelah menabrak mobil pikap dan dikejar pengendara di sekitar lokasi kejadian.

    Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Bandung Fiekry Perdana mengatakan, saat mengendarai mobilnya, HS diduga tidak konsentrasi. Pengendara Nissan Kicks itu juga dipastikan tidak dalam keadaan mabuk.

    Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI),Sony Susmana, mengatakan ada dua kemungkinan penyebab mobil Nissan Kicks itu melaju tak terkendali. Bisa jadi karena faktor pengemudinya.

    “Kemungkinan pertama, pengemudinya tidak paham operasional kendaraannya, dan ketika datang panik akibat nabrak maka yang terjadi adalah kaku/freeze dari tubuhnya. Kalau kaki kanan ada di pedal gas, itu yang berbahaya, kendaraan meluncur tanpa kendali,” ujar Sony kepada detikOto, Rabu (7/5/2025).

    Kemungkinan kedua, lanjut Sony, pengemudinya memiliki latar belakang penyakit bawaan. Bisa seperti kejang atau keram otot, atau bahkan ketidakmampuan mengontrol emosi.

    Maka dari itu, Sony mengatakan ada pelajaran penting yang bisa dipetik dari kejadian ini. Seharusnya, pengemudi mobil siap mental, psikologis dan fisik sebelum berkendara.

    “Mungkin banyak kekurangan yang ada di diri pengemudi harus di-upskill. Karena yang paling tahu hanya si pengemudi itu sendiri. Kalau dipaksakan mungkin nggak ada masalah selama tidak ketemu hal-hal yang membahayakan,” ucap Sony.

    (rgr/dry)

  • Viral Pemoge Emosi Usai Tabrakan dengan Pikap di Banjarnegara

    Viral Pemoge Emosi Usai Tabrakan dengan Pikap di Banjarnegara

    Jakarta

    Viral di media sosial, sopir pikap menjadi sasaran kemarahan seorang pengguna motor gede. Sejumlah pakar mewanti-wanti, perilaku road rage bisa merugikan banyak pihak.

    Dalam video berdurasi 14 detik yang menyebar di media sosial Facebook, terlihat mobil pikap yang ringsek bagian depannya. Di sisi lain, seorang pria berjaket hitam sedang emosi kepada sopir pikap tersebut.

    Dikutip dari detikJateng, Kanit Gakkum Polres Banjarnegara Iptu Dani Ariyanto menyebut kecelakaan itu terjadi pada Sabtu (3/5) sore. Kecelakaan lalu-lintas itu diketahui terjadi di depan Pasar Ikan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara.

    Kecelakaan ini melibatkan 1 kendaraan pikap dan 2 motor gede. Kejadian ini bermula saat pikap melaju dari arah timur ke barat. Sementara dari arah berlawanan melintas rombongan motor gede.

    “Iya betul ada kecelakaan lalu lintas melibatkan 3 kendaraan pada Sabtu (3/5) sore. 1 mobil pikap dan dua motor gede,” ujarnya saat ditemui di unit Laka Polres Banjarnegara, Senin (5/5/2025).

    Untuk kronologi kejadian, rombongan motor gede melaju dari arah barat sedangkan mobil pikap dari arah timur. Berdasarkan keterangan sopir pikap, kendaraan motor gede baris ketiga menyenggol bodi mobil pikap dan kendaraan motor gede yang di belakangnya tidak sempat menghindar.

    “Ada rombongan motor gede dari arah barat sedang konvoi. Nah setiba di lokasi kejadian, ada mobil pikap dari Wonosobo mau ke Mandiraja, Banjarnegara. Ada salah satu motor gede yang bersenggolan dengan mobil dan motor gede yang di belakangnya sudah tidak sempat menghindar,” jelasnya.

    Akibat dari kejadian ini, dua pengendara motor gede mengalami luka-luka. Satu korban dirawat di rumah sakit di Yogyakarta, sedangkan satu orang lagi di rumah sakit di Jakarta.

    “Ada dua korban, satunya di Jogja, tetapi yang di Jogja ini sudah sembuh. Sedangkan yang di Jakarta masih dirawat. Informasinya patah tulang kaki sebelah kanan,” terangnya.

    Di sisi lain road rage merupakan bentuk impulsif, perilaku spontan tanpa pertimbangan yang matang. Efeknya justru bisa merugikan banyak pihak.

    “Situasi di jalan raya itu bisa saja memancing seseorang berperilaku impulsif. Perilaku impulsif itu bisa timbul karena stres bawaan sebelum kejadian misalnya stres karena pekerjaan, ataupun stres yang baru berlangsung akibat situasi jalan raya tersebut, misalnya karena kemacetan atau karena perilaku pengguna jalan lain,” kata Pakar keselamatan berkendara yang juga instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu.

    Selanjutnya menurut Praktisi Keselamatan Berkendara, Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia, Sony Susmana, perilaku road rage selalu muncul di jalan lantaran pengendara tidak mampu mengendalikan emosinya dengan baik.

    “Road Rage ini selalu ada di jalan raya dan tidak pernah hilang karena itu bagian dari ketidakmampuan sebagian dari mereka dalam me-manage emosi dan egonya,” jelas Sony.

    (riar/din)

  • Pelajar di Jabar Dilarang Naik Motor ke Sekolah, Ini Alasannya

    Pelajar di Jabar Dilarang Naik Motor ke Sekolah, Ini Alasannya

    Jakarta

    Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi mengumumkan kebijakan baru saat memperingati Hari Pendidikan Nasional di Lapangan Rindam III Siliwangi, Jumat (2/5). Dia mengharamkan pelajar setempat pergi ke sekolah naik sepeda motor.

    Selain tak boleh naik sepeda motor, pelajar juga diharamkan membawa ponsel ke sekolah. Sebab, penggunaan perangkat tersebut kerap menimbulkan distraksi dalam kegiatan belajar.

    Sementara untuk larangan membawa motor, kata Dedi, berkaitan erat dengan keselamatan dan kepatuhan terhadap hukum. Dia menegaskan, aturan terkait berlaku untuk semua jenjang sekolah, baik SD, SMP maupun SMA. Dia menganggap, mereka belum cukup umur untuk membawa kendaraan pribadi.

    “Untuk anak SMA itu yang belum cukup umur tidak boleh bawa kendaraan bermotor,” ungkapnya.

    Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berbincang dengan sejumlah siswa saat meninjau program pendidikan karakter dan kedisiplinan di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (5/5/2025). Ratusan siswa SMA/SMK dari berbagai kota dan kabupaten di Jawa Barat yang memiliki perilaku khusus seperti terlibat tawuran, terafiliasi geng motor, kecanduan permainan daring (game online), mabuk dan perilaku tidak terpuji lainnya menjalani program pendidikan karakter dan kedisiplinan selama 14 hari. ANTARA FOTO/Abdan Syakura/bar Foto: ANTARA FOTO/ABDAN SYAKURA

    Dedi menjelaskan, larangan siswa membawa sepeda motor ke sekolah harus diberlakukan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

    Dalam aturan itu, dia mengungkap, setiap pengemudi diwajibkan memiliki dokumen seperti SIM dan STNK untuk berkendara di jalan raya. Itulah mengapa, Dedi ingin agar aturan tersebut ditegakkan khususnya untuk kalangan siswa sekolah.

    “Kan itu undang-undang lalu lintas. Selama ini penegakannya tidak bisa berjalan karena ada keraguan tindakan di lapangan,” kata dia.

    Sebelumnya, Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana pernah menjelaskan, usia minimal untuk membawa motor pribadi adalah 17 tahun lebih. Sementara di bawah itu, pengendara harus berada di bawah pantauan orang tua.

    “Kewaspadaan dalam mengemudikan motor pada kondisi lalu lintas yang mobile belum ada di pikiran anak-anak, sehingga risiko bahaya terabaikan oleh lebih tingginya faktor ego dan emosi,” ujar Sony kepada detikOto, belum lama ini.

    Itulah mengapa, untuk membuat SIM, seseorang harus berusia 17 tahun. Bukan tanpa alasan, dalam lembar putusan MK soal masa berlaku SIM seumur hidup, usia minimal 17 tahun sebagai syarat pembuatan SIM sudah mempertimbangkan berbagai aspek, salah satunya psikologi.

    Sementara itu, pelajar sekolah di Indonesia rata-rata baru berusia 17 tahun di kelas 3 SMA. Maka, apa yang disampaikan Dedi terdengar masuk akal.

    (sfn/rgr)

  • Segini Kencangnya BYD Seal, Mobil yang Dipakai Tabrak Lari di Tol Pluit

    Segini Kencangnya BYD Seal, Mobil yang Dipakai Tabrak Lari di Tol Pluit

    Jakarta

    Kecelakaan melibatkan mobil listrik BYD Seal berpelat B-1547-BNV dan mobil Chevrolet terjadi di Tol Sedyatmo, Pluit, Jakarta Utara (Jakut). Pengemudi mobil BYD sempat melarikan diri usai kejadian.

    Kasat PJR Polda Metro Jaya Kompol Dhanar Dono menjelaskan kejadian kecelakaan terjadi di Km 22.00 B jalur atas arah Jaya.

    “Kedua kendaraan dari arah Kamal berjalan menuju Jaya, di Km 22 B atas arah Jaya, kendaraan Chevrolet berada di jalur satu ditabrak oleh kendaraan BYD dan keluar jalur, posisi terakhir di bahu jalan,” kata Kompol Dhanar kepada wartawan, Sabtu (3/5/2025).

    Dia menjelaskan, selepas menabrak mobil Chevrolet yang dikemudikan oleh Choirul Ilyas, kendaraan mobil listrik BYD dengan nomor polisi B-1547-BNV kabur meninggalkan lokasi. Namun, tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) diduga milik mobil listrik BYD tersebut tertinggal di lokasi kejadian.

    “Kendaraan BYD kabur dan TNKB ketinggalan di TKP,” ujar Dhanar.

    Kecelakaan mengakibatkan bayi berusia dua bulan jadi korban. Bayi tersebut mengalami luka-luka.

    Identitas pengemudi BYD pelaku tabrak lari di Tol Pluit diketahui seorang wanita berinisial I. Saat ini I masih berada di rumah sakit di kawasan Gading Serpong.

    “Untuk Saudari I sampai saat ini masih menjalani pengobatan di RS di Gading Serpong,” kata Kasat Lantas Jakarta Utara AKBP Donni Bagus Wibisono kepada wartawan, Senin (5/5/2025).

    Identitas pengemudi ini diketahui setelah polisi memintai keterangan pemilik mobil berinisial A. A tak lain adalah suami daripada I.

    Saat dicek melalui Samsat DKI Jakarta, mobil listrik itu teregistrasi sebagai BYD Seal Premium. Berdasarkan catatan detikOto, BYD Seal memiliki tenaga maksimal 150 kW dengan torsi maksimal 310 Nm untuk tipe Dynamic, 230 kW dengan torsi maksimal 360 Nm untuk tipe Premium.

    BYD Seal menggunakan baterai tipe Blade Battery khas BYD. Tipe Standard baterainya berkapasitas 61,44 kWh. Lalu untuk tipe Premium dan Performance pakai baterai berkapasitas 82,56 kWh.

    BYD Seal itu merupakan mobil kencang. Akselerasi 0-100 km/jam dapat ditempuh dalam waktu 5,9 detik.

    Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI), Sony Susmana mengatakan, mengemudi mobil listrik memang berbeda dibandingkan mobil bensin.

    Menurut Sony, karakter mobil listrik memang berbeda dibandingkan mobil bensin. Sebab, kendaraan nonemisi tersebut punya torsi yang lebih menjambak. Selain itu, suaranya yang senyap juga membuat pengemudi tak sadar saat melakukan akselerasi ekstra di jalan raya.

    “Mobil listrik itu punya karakter yang berbeda dengan mobil bensin. Mobil listrik kalau digas enggak terasa (penambahan) kecepatannya, karena nggak bersuara. Kemudian tenaganya juga spontan, makanya harus sering cek speedometer,” ungkapnya beberapa waktu yang lalu.

    (riar/din)

  • Kecelakaan Innova Anggota DPR Tabrak Bokong Truk: Nyalip dari Kiri-Jarak Mepet

    Kecelakaan Innova Anggota DPR Tabrak Bokong Truk: Nyalip dari Kiri-Jarak Mepet

    Jakarta

    Innova yang ditumpangi Anggota DPR Dimyati Rois menabrak bokong truk di tol hingga menewaskan dua orang. Sebelum menabrak, Innova itu baru menyalip kendaraan dari sisi kiri.

    Kecelakaan maut terjadi di ruas Tol Pemalang-batang jalur A KM 316+000. Kecelakaan itu melibatkan mobil Toyota Innova yang ditumpangi anggota DPR RI Dimyati Rois. Dikutip detikJateng, kecelakaan itu bermula saat Innova hendak mendahului kendaraan lain dari sisi kiri. Namun usai menyalip kendaraan tersebut, ada truk Fuso di depannya dan tak bisa dihindari lagi.

    “Untuk dugaan sementara olah TKP di lapangan, Innova menyalip lewat kiri kemudian di depannya ada truk Fuso yang berjalan searah, karena jarak terlalu dekat akhirnya tidak bisa dihindarkan kendaraan Innova menabrak truk,” urai Kasat Lantas Polres Pemalang, AKP Arief Wiranto.

    Manajer Teknik dan Operasi Tol Pemalang-Batang, Yulian Fundra Kurnianto juga mengungkap kronologi kecelakaan. Menurutnya, saat kejadian, Innova tengah melaju di lajur 2 dengan kecepatan 100 km/jam.

    Namun sesampainya di TKP, Yulian menyebut Innova tidak terkendali hingga menyeruduk bokong Truk Fuso Gol 3 nomor polisi K 1344 K yang sedang melaju di lajur yang sama. Laju truk Fuso bermuatan besi tujuan Jakarta-Surabaya tersebut dengan kecepatan kurang lebih 60 KM/jam .

    “Sesampainya di TKP pengemudi Toyota Innova diduga mengantuk (microsleep), sehingga menyebabkan hilang kendali oleng ke kiri menabrak kendaraan truk Fuso yang sedang melaju di lajur 1. Posisi akhir kedua kendaraan berada di bahu luar dengan posisi normal menghadap ke timur,” jelas Kurnianto.

    Bahaya Menyalip dari Kiri

    Dari kecelakaan itu perlu dipahami untuk tidak menyalip kendaraan dari sisi kiri. Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengatakan ada beberapa alasan mengapa tidak disarankan untuk menyalip dari arah kiri, salah satu alasannya berkaitan dengan posisi kemudi di Indonesia yang berada di sisi kanan mobil.

    “Karena orang-orang terbiasa melihat kaca spion yang sebelah kanan, jarang melihat yang sebelah kiri. Kadang kalau ada kendaraan yang menyusul dari sebelah kiri, maka kendaraan yang ada di sebelah kanan itu akan kaget,” kata Sony beberapa waktu lalu.

    Alasan lainnya adalah terkait kondisi jalan di bagian kiri yang sering tidak tepat jika digunakan untuk memacu kendaraan dalam kecepatan tinggi. Ini khususnya terjadi di jalan tol yang mana kebanyakan lajur kiri dikhususkan untuk kendaraan yang lambat seperti truk muatan, selain itu tidak jarang kondisi jalan di sisi kiri memiliki kerusakan yang sangat berbahaya jika dilewati dengan kecepatan tinggi.

    “Lalu kecepatan kendaraan yang di sebelah kiri kan harusnya lebih lambat dari yang di sebelah kanan, kalau kita nyusul dari kiri berartikan harus lebih cepat dari kendaraan yang kita susul. Nah ini akan berdampak pada ketidakselarasan kecepatan kendaraan yang ada di kiri jalan, ini lah yang menyebabkan banyak kecelakaan tabrak belakang,” sambung Sony.

    Kalau berkaca dari Undang-undang no.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan angkutan Jalan pasal 109 ayat 1, untuk mendahului kendaraan lain pengemudi harus menggunakan lajur kanan.

    “Pengemudi kendaraan bermotor yang akan melewati kendaraan lain harus menggunakan lajur atau jalur jalan sebelah kanan dari kendaraan yang akan dilewati, mempunyai jarak pandang yang bebas, dan tersedia ruang yang cukup,” begitu bunyi aturannya.

    Sejatinya menyalip dari kiri masih diperbolehkan namun diingatkan untuk memperhatikan keamanan dan keselamatan lalu lintas.

    (dry/din)

  • Penumpang HiAce Terlempar, Ini Pelajaran dari Kecelakaan Maut di Cisumdawu

    Penumpang HiAce Terlempar, Ini Pelajaran dari Kecelakaan Maut di Cisumdawu

    Jakarta

    Kecelakaan maut terjadi di Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Selasa (29/4/2025). Kecelakaan itu menewaskan tiga orang. Bahkan, penumpang HiAce ada yang terlempar ke jalan.

    Diberitakan detikJabar, kecelakaan maut ini terjadi di Kilometer 189 Tol Cisumdawu, tepatnya di wilayah Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Kecelakaan terjadi pada Selasa (29/4/2025) sekitar pukul 10.30 WIB.

    Menurut Kapolres Sumedang AKBP Joko Dwi Harsono, awalnya mobil HiAce dengan nomor polisi D-7838-AV melaju dari arah Bandung ke Cirebon. Diduga sopir travel kurang konsentrasi dalam mengemudi. Mobil travel tersebut menabrak bagian belakang kanan truk yang merupakan pengangkut paket.

    “Dua-duanya sedang berjalan, kemudian kemungkinan untuk travel ini dia ingin menyalip dengan kecepatan tinggi, namun diduga kesadaran yang kurang sehingga menabrak, karena memang impact-nya cukup dalam,” katanya.

    Joko mengungkapkan, berdasarkan temuan olah TKP sementara, tidak ditemukan adanya tanda-tanda pengereman dari kendaraan travel. Dia menduga sopir mengantuk.

    “Dugaan sementara karena tidak ada pengereman, dugaan sementara tidak ada upaya ngerem di jalan, mungkin sopirnya mengantuk,” ungkapnya.

    Berdasarkan video pascakecelakaan, material dari mobil HiAce berserakan di jalan. Juga tampak satu orang yang diduga penumpang tergeletak di tengah jalan.

    “Informasi dari petugas kita, memang ada satu penumpang yang terlempar. Semuanya di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang,” ujar Joko.

    Pelajaran Penting

    Dari kecelakaan maut itu, ada pelajaran penting yang bisa diambil agar tidak ada lagi kecelakaan serupa ke depannya. Terutama soal konsentrasi dalam mengemudi. Praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI), Sony Susmana, mengingatkan kondisi mengantuk saat mengemudi dapat berdampak berbahaya. Menurutnya, mengantuk itu adalah silent killer.

    “Soalnya pengemudi nggak pernah tahu datangnya kapan, tapi pasti terjadi. Karena manusia punya keterbatasan kemampuan dan ditambah posisi duduk terus-menerus di mobil membuat darah dan oksigen dalam tubuh menjadi tidak lancar,” ujar Sony kepada detikcom beberapa waktu lalu.

    Dia bilang, yang tahu kondisi tubuh adalah diri sendiri. Namun, banyak yang mengabaikan tanda-tanda tubuh mulai lelah saat berkendara. Mereka yang mengabaikan rata-rata beralasan karena faktor waktu, tanggung sebentar lagi sampai, hingga merasa masih baik-baik saja.

    Adapun tanda-tanda pengendara harus istirahat, menurut Sony, adalah respons mulai melemah, banyak menguap, pandangan mulai kabur, badan pegal-pegal akibat duduk kaku.

    Terkait penumpang yang terlempar ke jalan, bisa diambil pelajaran bahwa penggunaan sabuk pengaman untuk semua penumpang adalah penting. Sony menyampaikan bahwa penggunaan sabuk pengaman sangatlah penting bagi penumpang yang berada di depan maupun belakang.

    “Kalau berdasarkan aturan keselamatan, semua orang yang berada di dalam kendaraan yang sedang bergerak, maka mereka harus menggunakan safety belt,” ujar Sony

    Menurutnya, bagaimanapun kondisinya di jalanan, penggunaan sabuk pengaman seharusnya ditetapkan kepada seluruh orang yang berada di dalam mobil tanpa terkecuali.

    (rgr/din)