Tag: Sony Susmana

  • Pelajaran dari Bus Nyasar ke Area Kuburan Gara-gara Ikuti Google Maps

    Pelajaran dari Bus Nyasar ke Area Kuburan Gara-gara Ikuti Google Maps

    Jakarta

    Viral sebuah bus yang mengangkut 30 pendaki nyasar ke area pemakaman gara-gara ikuti navigasi google maps. Kok, bisa?

    Video viral itu sebelumnya diunggah oleh akun @kejadiantemanggung pada Sabtu (28/12/2024) sekitar pukul 11.00 WIB ini sudah mendapat respons 4 ribu lebih warganet. Dalam unggahan tersebut disebutkan jika kejadian tersebut terjadi di Desa Kwadungan, Kecamatan Kalikajar, Wonosobo.

    “Ini ada kejadian sopir bus membawa rombongan pendaki mau naik ke sumbing disasarkan sama map terus sadar-sadar dah di tengah kuburan.Kondisi bus dan rombongan aman. Lokasi di pencar atas, kwadungan, Kalikajar,Wonosobo (28/12/2024),” keterangan yang ditulis pada unggahan tersebut.

    Ternyata bus memang benar-benar nyasar ke area pemakaman. Hal ini dikonfirmasi Kasubsi Penjas Sie Humas Polres Wonosobo Aipda Nanang DP Wibowo.

    “Iya benar ada bus yang terjebak ke jalur pertanian dekat kuburan. Itu tadi pagi jam 04.00 WIB di Desa Kwadungan, Kalikajar,” terangnya saat dihubungi detikJateng, Sabtu (28/12/2024).

    Kejadian ini bermula saat bus dengan nomor polisi AA 7102QE tengah membawa rombongan pendaki Gunung Sumbing dari Kabupaten Brebes. Namun, lantaran mengikuti Google Maps tiba-tiba tersesat hingga di jalur pertanian di area makam.

    “Berangkat menuju basecamp pendakian Gunung Sumbing via Nepal Van Java Magelang. Dengan mengikuti petunjuk Google Maps, ternyata jalur yang dilewati mentok sampai di arah jalan pertanian Desa Kwadungan,” kata dia.

    Lantaran bus tidak bisa putar balik, sehingga penumpang sejumlah 30 orang harus dialihkan naik kendaraan lain menuju basecamp Nepal Kaliangkrik, Magelang. Sementara bus tersebut putar balik dengan dibantu mobil derek.

    “Bus dibantu dengan derek untuk evakuasi sehingga pukul 11.30 WIB bisa putar balik arah. Sedangkan penumpang yang berjumlah 30 orang naik kendaraan milik warga setempat ke basecamp Nepal Kaliangkrik, Magelang,”jelasnya.

    Sony Susmana, Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), mengatakan pelajaran penting dari peristiwa ini adalah jangan 100 persen mengandalkan aplikasi peta digital. Menurut dia, penting juga seorang pengendara menggunakan nalar apabila memasuki jalan yang tidak bisa dilalui.

    “Di perjalanan pun kalau secara logika ada yang kurang pas, tetap harus keluarkan kemampuan bertanya kepada masyarakat yang ada,” kata Sony kepada detikOto, beberapa waktu yang lalu.

    Untuk itu, penting seorang pengendara melakukan manajemen perjalanan sebelum berangkat. Pertama, petakan dulu rutenya. Bayangkan dan bikin plan A, B, dan C untuk mencari alternatif.

    “Track dengan bantuan aplikasi untuk mempermudah dan meyakinkan proses ketibaan. Sesuaikan deh waktu keberangkatan, kemampuan pengemudi, kendarannya, jam macet dan lingkungan jalan tersebut,” saran Sony.

    Dia tidak merekomendasikan pengendara 100 persen menggunakan aplikasi peta digital. Sebab, aplikasi tersebut bisa saja salah.

    “(Hanya mengandalkan aplikasi) Itu pengemudi pemalas, nggak mau capek cuma mau terima beres. Atau kategori pengemudi pemula. Itu sama aja nggak percaya atau nggak punya kemampuan sendiri,” kata dia.

    (riar/riar)

  • Belajar dari Insiden Potong Jalur Bus PO Jaya Utama hingga Serempet Mobil

    Belajar dari Insiden Potong Jalur Bus PO Jaya Utama hingga Serempet Mobil

    Jakarta

    Bus PO Jaya Utama memotong jalur sembarangan hingga menyerempet mobil Wuling Alvez di sebuah ruas jalan tol. Bus tersebut langsung kabur melarikan diri, sementara mobil Wuling Alvez mengalami kerusakan. Ini pelajaran yang bisa diambil dari insiden tersebut.

    Video detik-detik kecelakaan tersebut diunggah oleh akun @dashcam_owners_indonesia. Dijelaskan bahwa Wuling Alvez berplat nomor W 1108 DD diserempet oleh bus PO Jaya Utama berplat nomor L 7744 UV di Tol Surabaya-Gresik KM 5. Kejadian tersebut berlangsung pada Sabtu, 28 Desember 2024.

    Kronologinya, bus AKAP jurusan Surabaya-Tuban-Semarang itu mulanya melaju di lajur tengah dengan kecepatan konstan dengan situasi di depannya ada truk yang berjalan lambat. Kemudian pengemudi Wuling Alvez yang berada di lajur kanan sedang menambah kecepatan untuk mendahului bus.

    Tiba-tiba, bus berwarna biru tersebut memotong lajur secara mendadak dan hendak menyalip truk di depannya. Bus itu pun menyerempet Wuling Alvez hingga menyebabkan mobil tersebut menyerempet pembatas jalan. Tak bertanggung jawab, setelah kejadian itu pengemudi bus langsung melarikan diri. Sementara pengemudi Wuling Alvez itu menepikan kendaraan ke kiri.

    Akibat kejadian tersebut, bodi mobil Wuling Alvez dikabarkan mengalami kerusakan pada bagian bumper depan-belakang, pintu depan juga pintu belakang, serta ban kanan depan pecah.

    Pengemudi mobil, Rizki Baihaqi, kemudian mendatangi kantor PT Jaya Utama Indo untuk meminta pertanggungjawaban. Namun, pihak PT Jaya Utama Indo meminta Rizki untuk melaporkan kecelakaan tersebut ke pihak kepolisian apabila ingin mendapat ganti rugi, karena rekaman dashcam kecelakaan tersebut sudah terlanjur tersebar luas.

    Pelajaran yang Bisa Diambil

    Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menyarankan kepada para pengemudi mobil di tol agar lebih berhati-hati jika berkendara di sekeliling kendaraan besar. Sebab kendaraan besar banyak memiliki titik buta atau blind spot, yaitu suatu kondisi yang tidak bisa terlihat oleh mata pengemudi.

    “Jika melihat pada video, mobil DC (dashcam) itu sudah masuk area blind spot dari pengemudi bus. Melihat kaca spion pun pasti kosong, sehingga pengemudi bus merasa aman untuk berpindah jalur ke sisi kanannya,” ungkap Sony kepada detikOto, Sabtu (29/12/2024).

    Sony menyarankan kepada para pengemudi mobil di jalan tol agar jangan stay di lajur kanan. “Jadi lakukan dengan segera kalau ingin menyusul. Hal ini untuk menghindari risiko tabrakan. Karena berada di sekitar kendaraan besar sangat berbahaya,” sambung Sony.

    “Sejajar dengan truk/bus memiliki banyak risiko bahaya. Terserempet karena di posisi blind spot, atau bisa terkena benda-benda yang jatuh dari muatannya, juga ada ban bus/truk yang (berpotensi) pecah, sehingga bisa membuat selip kendaraan yang ada di sampingnya,” kata Sony.

    [Gambas:Instagram]

    (lua/riar)

  • Pelajaran dari Kecelakaan Maut Bus Tabrak Truk di Cipularang

    Pelajaran dari Kecelakaan Maut Bus Tabrak Truk di Cipularang

    Jakarta

    Kecelakaan maut kembali terjadi di Tol Cipularang. Sebuah bus menabrak truk di KM 80 Tol Cipularang, pada Kamis (26/12/2024) pukul 01.35 WIB. Akibat kecelakaan ini, dua orang meninggal dunia.

    Dikutip detikJabar, kecelakaan itu melibatkan bus yang membawa rombongan wisata religi. Bus itu melaju dari arah Bandung menuju Jakarta. Di lokasi kejadian, bus menabrak bagian belakang truk di depannya.

    Senior Manager Representative Office 3 Jasamarga Metropolitan Tollroad Agni Mayvinna mengatakan, kecelakaan tersebut diduga karena pengemudi bus mengantuk sehingga tidak melihat adanya truk di depan.

    “Berdasarkan keterangan petugas di lapangan, diduga pengemudi bus dalam kondisi mengantuk sehingga kurang antisipasi kendaraan di depannya dan menyebabkan terjadinya tabrak belakang,” kara Agni dalam keterangannya.

    Praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI), Sony Susmana, menegaskan kondisi mengantuk tidak bisa disepelekan. Mengantuk saat mengemudi ada tanda-tandanya. Jika sudah ada tanda-tanda mengantuk, jangan disepelekan. Satu-satunya cara menghilangkan ngantuk adalah beristirahat.

    “Ketika dirasa mulai berkurang durasi kedipannya maka waspada untuk segera berhenti. Biasanya (tanda-tanda sopir mengantuk) mencari-cari kesibukan, menggerak-gerakkan pundaknya, kucek-kucek mata, garuk-garuk kepala, melakukan pengulangan aktivitas,” kata Sony kepada detikOto beberapa waktu lalu.

    Jika penumpang melihat gerak-gerik sopir bus mengantuk tersebut, segera ingatkan untuk istirahat. Jangan sampai kecelakaan maut terjadi akibat sopir mengantuk.

    Sony mengatakan, mengantuk saat berkendara disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurang tidur, lelah, terlalu lama duduk mengemudi, bosan akibat highway hypnosis, hingga faktor usia.

    “Yang paling paham kemampuan, kekurangan dari tubuh kita adalah diri sendiri. Ngantuk tidak tiba-tiba menghinggap, tapi ada tanda-tanda sebelumnya. Pegal, mata perih, persepsi jarak mulai ngaco, pandangan buram sampai dengan kecepatan melambat,” kata Sony.

    Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menegaskan, waktu kerja dan waktu istirahat sopir harus diatur. Jangan sampai karena dikejar tenggat waktu, sopir sampai mengabaikan keselamatan.

    “Lama/durasi tidur bagi orang dewasa yang normal adalah 6-8 jam per hari di malam hari. Tidur yang dianggap berkualitas adalah tidur yang memenuhi 4-5 kali siklus tidur, di mana setiap siklusnya membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 jam. Satu siklus tidur terdiri dari fase tidur NREM (Non Rapid Eye Movement) dan fase tidur REM (Rapid Eye Movement) karena pada fase-fase inilah tubuh berusaha untuk mengembalikan kemampuan organ-organ yang mengalami kelelahan agar menjadi bugar seperti semula,” kata Djoko dalam keterangan tertulis belum lama ini.

    Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mengatur mengenai waktu kerja untuk pengemudi Kendaraan Bermotor Umum. Pasal 90 menyebutkan setiap perusahaan angkutan umum wajib mematuhi dan memberlakukan ketentuan mengenai waktu kerja, waktu istirahat, dan pergantian pengemudi kendaraan bermotor umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Waktu kerja bagi pengemudi kendaraan bermotor umum paling lama 8 jam sehari. Setelah mengemudikan kendaraan selama 4 jam berturut-turut, wajib beristirahat paling singkat setengah jam. Dalam hal tertentu pengemudi dapat dipekerjakan paling lama 12 jam sehari termasuk waktu istirahat selama 1 jam.

    (rgr/lth)

  • Kok Bisa Truk Melorot saat Parkir sampai Dihantam Bus di Tol Pandaan?

    Kok Bisa Truk Melorot saat Parkir sampai Dihantam Bus di Tol Pandaan?

    Jakarta

    Sebelum dihantam bus yang mengangkut rombongan siswa SMP IT Darul Quran Mulia Putri Bogor, truk lebih dulu parkir di bahu jalan. Tapi kok bisa tiba-tiba melorot?

    Kecelakaan maut di Tol Pandaan-Malang yang melibatkan bus dan truk menjadi sorotan. Pasalnya, kecelakaan tersebut terjadi saat truk tiba-tiba melorot mundur dan dihantam bus yang berisi pelajar SMP. Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana mengungkap kecelakaan itu bermula saat truk tak kuat nanjak.

    Sopir kata Kholis, memarkirkan kendaraannya di bahu jalan. Saat parkir, truk justru melorot mundur dan berjalan tak terkendali. Truk yang melorot sempat dikejar oleh sopir. Nahasnya, saat truk melorot, bersamaan dengan bus yang tengah melintas ke arah depan. Belum sempat mengantisipasi, bus kemudian menghantam bagian belakang truk.

    “Dari keterangannya yang bersangkutan mengejar pada saat truk tidak terkendali sehingga menabrak bus tadi,” urai Kholis dikutip detikJatim.

    Dari kecelakaan itu, tercatat ada empat korban tewas dan lainnya luka-luka. Dari insiden itu, yang cukup menjadi pertanyaan kok bisa truk melorot saat posisinya parkir di bahu jalan. Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menduga ada dua penyebab yang bikin truk melorot. Pertama truk overload yaitu mengangkut muatan melebihi kapasitasnya. Dengan begitu, bobot truk ikut tertarik ke belakang.

    “Dengan muatan yang sesuai aja jika truk tersebut berhenti di tanjakan maka daya dorong ke belakang tetap ada, sehingga sebelum driver mengambil tindakan keluar cabin untuk mengganjal ban, harusnya posisi parking brake aktif, mesin mati dengan posisi tuas gear ada di 1 atau C. Tunggu sesaat untuk memastikan truk tidak mundur (karena ganjal ban itu sifatnya tambahan pengaman) atau minta tolong helper yang turun untuk mengganjal ban,” ungkap Sony saat dihubungi detikOto, Selasa (24/12/2024).

    Kedua, sopir dirasa meremehkan risiko bahaya. Menurutnya, ini mungkin dilakukan sopir karena beban kerja yang terlalu berat.

    “Ini juga banyak terabaikan oleh driver karena faktor beban kerjaan, letih dan beban pikiran, sehingga driver tersebut sudah tidak mampu lagi berpikir jernih untuk bertindak benar,” lanjut Sony lagi.

    Truk overload memang kerap menimbulkan kecelakaan. Selain merugikan negara hingga triliunan, banyak korban meregang nyawa akibat truk overload. Dalam beberapa kejadian juga akibat muatan yang melebihi kemampuan, membuat truk kesulitan melibas jalan tanjakan dan berakhir melorot.

    “PR besar dari teman-teman polisi, Dishubdar, dan pengelola jalan tol kembali dipertanyakan sih. Gimana memilah-milah kendaraan yang tidak laik jalan, ODOL, atau mencurigakan berlalu lalang. Mereka tidak hanya terlatih memiliki kemampuan potensi bahaya tetapi juga secara insting,” kata Sony.

    “Jika merasa ada yang ganjil (tidak aman dan membahayakan) seharusnya disetop. Jika perlu, demi keamanan semua pihak, truk-truk yang akan melintas diinspeksi di mulut gerbang tol, itu kan hal-hal kecil dari tindakan mitigasi bahaya,” terang Sony.

    Sejauh ini, pihak kepolisian masih menelusuri penyebab kecelakaan dengan melakukan olah TKP secara menyeluruh. Olah TKP bakal menggunakan alat-alat The Scientific Investigation of Road Accidents supaya hasilnya lebih akurat.

    (dry/din)

  • Pelajaran dari Kecelakaan Truk Melorot, Dihantam Bus Angkut Pelajar SMP di Tol Pandaan

    Pelajaran dari Kecelakaan Truk Melorot, Dihantam Bus Angkut Pelajar SMP di Tol Pandaan

    Jakarta

    Truk gagal nanjak jadi pemicu kecelakaan maut di Tol Pandaan-Malang. Truk itu melorot dan dihantam bus. Begini pelajaran dari kecelakaan tersebut.

    Kecelakaan maut dialami bus dan truk di Tol Pandaan-Malang KM 77+200 A. Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana mengungkap kecelakaan itu bermula saat truk tak kuat nanjak.

    Selanjutnya sopir memarkirkan truk di bahu jalan. Tapi nahas saat parkir, truk malah mundur melaju tak terkendali. Pada saat bersamaan, ada bus yang mengangkut rombongan siswa SMP IT Darul Quran Mulia Putri Bogor melintas. Sopir bus pun tak sempat mengantisipasi truk yang melorot itu. Pada akhirnya, bus menghantam bagian belakang truk.

    “Sehingga truk secara tiba-tiba lepas kendali ke arah belakang kemudian melaju ke tengah lajur sehingga mengagetkan kendaraan yang ada di belakangnya. Kendaraan yang ada di belakang ini Bus Tirto Agung mengangkut rombongan pelajar dari Gunung Putri Bogor,” kata Kholis dikutip detikJatim.

    Akibat tabrakan keras itu, bus yang mengangkut kurang lebih 47 orang terdiri dari 40 pelajar, sejumlah pendamping, serta sopir dan kenek bus itu tidak mengalami kerusakan parah pada bagian kanan bus. Kecelakaan itu juga mengakibatkan empat orang tewas dan lainnya luka-luka.

    Pelajaran dari Kecelakaan Bus vs Truk di Tol Pandaan

    Adapun truk gagal nanjak menjadi penyebab kecelakaan bukan kali pertama terjadi. Dalam beberapa bulan terakhir, setidaknya ada tiga kejadian serupa. Truk gagal nanjak, melorot, dan dihantam kendaraan lain yang tak bisa menghindarinya.

    Dari kacamata keselamatan berkendara, Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengungkap, potensi kecelakaan terbesar terjadi di jalan tol. Menurut Sony, atas dasar itu pengemudi butuh keterampilan dalam mengendalikan kendaraannya sekaligus bereaksi dengan cepat.

    “Itu pun bisa didapat jika pengemudi benar-benar siap dan fokus sepanjang perjalanan, lengah sedikit aja kewaspadaannya pasti turun dan risiko bahaya naik,” ungkap Sony saat dihubungi detikOto, Selasa (24/12/2024).

    Menurutnya, pengemudi bisa menerapkan langkah pencegahan seperti jaga jarak, melihat potensi berbahaya, dan menjaga emosi. Di sisi lain, Sony menyangsikan muatan truk yang berlebihan. Hal itu yang memicu truk gagal melahap tanjakan dengan baik dan berujung melorot.

    “Dengan muatan yang sesuai aja jika truk tersebut berhenti di tanjakan maka daya dorong ke belakang tetap ada, sehingga sebelum driver mengambil tindakan keluar cabin untuk mengganjal ban, harusnya posisi parking brake aktif, mesin mati dengan posisi tuas gear ada di 1 atau C. Tunggu sesaat untuk memastikan truk tidak mundur (karena ganjal ban itu sifatnya tambahan pengaman) atau minta tolong helper yang turun untuk mengganjal ban,” ungkap Sony.

    Sony menambahkan, sopir juga kurang mewaspadai kondisi di sekitar. Katanya, kondisi ini mungkin saja terjadi terlebih sopir truk memiliki beban kerja berlebih sehingga tubuh letih.

    “Sehingga driver tersebut sudah tidak mampu lagi berpikir jernih untuk bertindak benar,” urai Sony.

    Harus Ada Pengawasan Ketat

    Supaya tak terulang, Sony menyebut harus ada pengawasan lebih ketat dari pihak kepolisian, Dinas Perhubungan, sekaligus pengelola jalan tol. Terlebih untuk kendaraan yang melebihi muatan dan tak layak jalan.

    “Jika merasa ada yang ganjil (tidak aman dan membahayakan) seharusnya disetop. Jika perlu, demi keamanan semua pihak, truk-truk yang akan melintas diinspeksi dimulut gerbang tol, itukan hal-hal kecil dari tindakan mitigasi bahaya,” pungkas Sony.

    (dry/din)

  • Mobil Mewah Mogok Usai Terobos Banjir Rob di Jakut, Ingat Risikonya

    Mobil Mewah Mogok Usai Terobos Banjir Rob di Jakut, Ingat Risikonya

    Jakarta

    Sejumlah mobil termasuk mobil mewah nekat menerobos banjir rob di Pluit, Jakarta Utara. Akibatnya, mobil tersebut mogok. Ingat lagi risiko mobil menerobos banjir.

    Banjir pesisir atau banjir rob melanda beberapa wilayah di Jakarta Utara. Jalanan pun digenangi banjir rob itu. Akibatnya, banjir rob yang menggenangi jalan raya menghambat para pengendara.

    Namun, ada beberapa pengendara yang nekat menerobos banjir rob. Seperti ditayangkan dalam video 20detik, ada sejumlah kendaraan yang tetap melintas meski genangan air cukup tinggi. Bahkan, sejumlah mobil mogok saat menerjang banjir di Jalan Raya Pluit Indah, Jakarta Utara.

    Dalam video itu terlihat sebuah sedan BMW mogok di tengah jalanan yang tergenang banjir. Warga tampak berusaha membantu mendorong mobil BMW itu. Tak cuma mobil, motor pun ikutan mogok karena menerobos banjir.

    Memang, jika nekat menerobos banjir, ada risiko yang harus dihadapi pemilik kendaraan. Selain kerusakan kendaraan yang membuat biaya perbaikan membengkak, menerobos banjir juga dapat mengancam keselamatan pengendara.

    Praktisi keselamatan berkendara dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, tidak menyarankan mobil menerobos banjir yang terlalu dalam. Sebab, risikonya bukan cuma merusak mobil.

    “(Risiko) water hammer sudah pasti. Yang banyak juga terjadi roda masuk lubang entah got, selokan dan lain-lain,” kata Sony kepada detikcom, beberapa waktu lalu.

    Selain itu, risiko lainnya mobil atau ban juga bisa terkena benda-benda tajam yang terbawa arus. Benda-benda tersebut juga bisa menghambat putaran roda atau merusak bodi mobil.

    “(Risiko lainnya) mobil terbawa arus kalau genangan sudah tinggi,” ucap Sony.

    Dari sisi teknis, kalau nekat menerobos banjir berisiko membuat mesin jebol. Hal itu disebabkan oleh air yang masuk ke dalam ruang bakar sehingga tidak bisa terkompresi. Gejala itu disebut dengan water hammer.

    Water hammer adalah kondisi ketika air masuk ke ruang bakar mesin. Air tidak bisa terkompresi oleh mesin sehingga yang terjadi setang piston bengkok bahkan bisa menyebabkan silinder mesin pecah.

    Water hammer mungkin tidak langsung membuat mesin jebol. Ada kondisi mobil mengalami water hammer beberapa waktu setelah menerobos banjir. Gejala awalnya adalah mesin terasa kasar.

    Kalau sudah terjadi water hammer yang membuat mesin jebol, tentu perbaikannya tidak murah.

    (rgr/din)

  • Tabrakan Beruntun Innova-Vellfire, Ingat Lagi Rumus Ini

    Tabrakan Beruntun Innova-Vellfire, Ingat Lagi Rumus Ini

    Jakarta

    Toyota Vellfire, Hyundai Ioniq 5, Kijang Innova, dan tiga mobil lainnya terlibat kecelakaan beruntun di Tol Dalam Kota. Ini pelajaran pentingnya.

    Enam kendaraan terlibat kecelakaan beruntun di Tol Dalam Kota. Keenam kendaraan tersebut yaitu bus Mayasari Bakti, mobil boks, Toyota Vellfire, Hyundai Ioniq 5, Honda Mobilio, dan Kijang Innova Reborn. Akibat kecelakaan beruntun itu, sejumlah kendaraan mengalami kerusakan.

    “Kendaraan Mobilio rusak bagian depan belakang, Ioniq 5 patah as belakang, Mayasari rusak bagian depan, Innova rusak depan belakang, mobil box rusak bagian depan, Vellfire rusak bagian depan belakang,” jelas Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Ojo Ruslani dilansir detikNews.

    Ojo mengungkap kronologi kecelakaan beruntun itu. Awalnya, Honda Mobilio tengah melaju dari arah barat menuju timur. Tiba-tiba lajur Mobilio dipotong Mitsubishi L300 yang bikin pengemudi Mobilio kaget.

    Karena kaget, kendaraan Mobilio pun berhenti mendadak. Hal tersebut memicu terjadinya tabrakan kendaraan lain yang ada di belakang kendaraan Mobilio.

    “Lalu terjadilah tabrakan beruntun yang melibatkan 6 kendaraan. Imbas kejadian tersebut mengakibatkan kendaraan Ioniq yang ada di contraflow ditabrak dengan Vellfire yang mengarah timur,” jelasnya lagi.

    Ingat Rumus 4 Detik Cegah Tabrakan Beruntun

    Tak ada korban jiwa dari kecelakaan tersebut. Namun tiga orang diketahui menderita luka-luka. Dari kecelakaan itu juga bisa jadi pengingat agar senantiasa menjaga jarak dengan kendaraan di depan. Pun terkadang meski sudah menjaga jarak, tetap aja ada kendaraan yang menyerobot dan membuat pengemudi kaget.

    Makanya, pengemudi juga harus memahami rumus perhitungan detik untuk mencegah kecelakaan beruntun. Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, mengatakan idealnya rumus menjaga jarak di jalan tol adalah empat detik. Maksudnya, posisikan kendaraan kita memiliki jarak sekitar empat detik dengan kendaraan di depan.

    “Jaga jarak yang ideal 4 detik di jalan tol dengan perhitungan mewakili: 1 detik, reaksi pengemudi dalam berpikir dan bereaksi, 1 detik kondisi beban kendaraan, rem dan ban, 1 detik kondisi permukaan jalan, kelembapan, angin, lingkungan, 1 detik safety faktor yang tidak diperhitungkan,” jelas Sony belum lama ini.

    Tapi bila jalan yang dilintasi sekiranya tidak ideal, maka disarankan untuk menambah jarak waktu menjadi lima detik. Ini diharapkan bisa mencegah tabrakan beruntun.

    “Hujan, licin, turunan, bobot yang berlebih itu tidak dalam kondisi ideal. Artinya jaraknya diperpanjang. Mungkin 4-5 detik. Karena dia bukan kondisi ideal,” ungkap Instruktur dan pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, di kesempatan terpisah.

    Lalu bagaimana jika kita sudah jaga jarak ada kendaraan lain yang menyerobot? Menurutnya, yang perlu dilakukan pengendara adalah kembali menjaga jarak dengan kendaraan di depannya.

    “Selalu sediakan ruang aman untuk kita, apalagi menurun. Kalau kita ditempel kendaraan di belakang, kasih kesempatan dia lewat deh. Kemudian antisipasi adanya manuver-manuver yang tidak kita harapkan dari kendaraan di depan dan belakang kita. Selalu menyediakan ruang aman,” tutur Jusri.

    (dry/din)

  • Pelajaran dari Kecelakaan Mitsubishi Xforce Ketiban Muatan Pelat Besi hingga Ringsek

    Pelajaran dari Kecelakaan Mitsubishi Xforce Ketiban Muatan Pelat Besi hingga Ringsek

    Jakarta

    Pengemudi Mitsubishi Xforce diduga mengalami microsleep hingga menabrak bagian belakang truk dan tertimpa muatannya. Ini pelajaran dari kecelakaan tersebut.

    Mitsubishi Xforce ringsek parah usai tertimpa muatan pelat besi yang diangkut truk di Tol Desari. Diungkap pihak kepolisian, kecelakaan itu disebabkan pengemudi yang lalai. Kecelakaan itu bermula ketika pengemudi Xforce menabrak bagian belakang truk yang berisi muatan pelat besi saat berpindah lajur.

    Lebih lanjut lagi, Kanit Laka Satlantas Polres Depok AKP Burhan mengatakan insiden itu diduga dipicu oleh pengemudi Xforce yang mengalami microsleep saat berkendara seorang diri.

    “Microsleep. (pengemudi mobil) sendirian,” ujar Burhan dilansir detikNews.

    Microsleep Kerap Picu Kecelakaan Fatal

    Dari kecelakaan tersebut, mobil Xforce terlihat mengalami kerusakan yang cukup parah, terutama di bagian depan. Kap depan hingga baris kedua kedua mobil ringsek. Kaca pecah, pintu sisi kiri rusak, dan atap penyok. Sementara bagian belakang terlihat masih mulus. Pengemudi Xforce pun mengalami luka berat dan langsung dilarikan ke RS Fatmawati setelahnya.

    Kecelakaan itu menjadi pengingat bahwa sebelum berkendara pastikan kondisi tubuh kamu fit. Microsleep memang kerap menjadi pemicu kecelakaan. Bahkan sering yang berakibat fatal. Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengungkap, microsleep seringkali tak disadari oleh pengendara.

    “Semakin dibiarkan semakin dekat dengan kecelakaan,” kata Sony saat dihubungi detikOto, Kamis (12/12/2024) malam.

    Sony mengungkap sebenarnya microsleep bisa dikenali dari kondisi fisik tubuh pengendara. Namun seringkali pengendara justru mengabaikannya.

    “Tanda-tandanya datang dari rasa tidak enak di badan akibat sirkulasi darah dan oksigen di dalam tubuh mulai stuck. Ringan sih tapi jika abai efeknya ke depan makin parah yaitu sampai membuat tidur,” kata Sony.

    “Nah tanda-tandanya, pegal-pegal terutama di tangan dan bahu, mata pedas, respon melemah sampai persepsi jarak mulai tidak stabil,” lanjut Sony.

    Kalau sudah mengalami tanda-tanda itu, pengendara sebaiknya mencari tempat peristirahatan terdekat. Kalaupun tidak ada, tepikan mobil ke bahu jalan sejenak untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan lagi.

    Selain microsleep, hal yang harus diwaspadai adalah berkendara di sekitar truk. Sony mengungkap, berkendara di sekitar kendaraan besar sangat membahayakan. Terlebih saat truk itu mengangkut banyak muatan. Muatannya pun bisa jadi tak tersimpan dengan baik sehingga membahayakan pengguna jalan lainnya.

    “Truk butuh ruang yang lebar untuk bermanuver, sehingga di sisi kanan, kiri, depan, belakangnya harus clear dari kendaraan-kendaraan kecil. Minimal jaga jarak aman atau segera menjauh jika berada di kondisi tersebut,” pungkas Sony.

    (dry/din)

  • Ngeri! Mitsubishi Xforce Ketiban Muatan Besi dari Truk, Ternyata Berawal dari Ini

    Ngeri! Mitsubishi Xforce Ketiban Muatan Besi dari Truk, Ternyata Berawal dari Ini

    Jakarta

    Momen mengerikan dialami Mitsubishi Xforce. Mobil itu tertimpa muatan besi di tol Andra. Mobil pun ringsek.

    Mitsubishi Xforce nyaris tak berbentuk usai tertimpa muatan pelat besi. Dalam foto dan video yang tersebar di media sosial, terlihat Xforce itu hancur di bagian depan tertimpa beberapa pelat besi besar. Kaca depan pecah, kap depan juga remuk. Sedangkan bagian belakang terlihat masih utuh.

    Diungkap Kanit Laka Satlantas Polres Depok AKP Burhan, Mitsubishi Xforce semula melaju di lajur 2 Tol Desari arah Sawangan.

    Sesampainya di Km 04+200, pengemudi mobil XForce berpindah dari lajur 2 ke lajur 1. Mobil berkelir putih itu kemudian membentur bagian belakang truk.

    “Kemudian membentur bagian belakang mobil Mitsubishi Colt Diesel nopol B-8801-HI yang melaju searah di depannya. Maka terjadilah kecelakaan lalu lintas tersebut,” jelas Burhan dilansir detikNews.

    Diduga pengemudi Xforce mengalami microsleep dan tengah mengemudi sendirian hingga menabrak bagian belakang truk. Adapun akibat kecelakaan tersebut, pengemudi Xforce mengalami luka berat dan langsung dilarikan ke RS Fatmawati.

    Jangan Dekat-dekat Kendaraan Besar

    Dari kejadian ini, perlu dipahami bahwa mengendarai mobil di sekitar truk ataupun kendaraan besar sangatlah berbahaya. Untuk itu, sebaiknya pengendara bisa menghindar jika ada truk terlebih yang mengangkut muatan.

    “Muatan yang ada di bak truk itu rentan lepas dari posisinya karena tidak semua pengemudi mampu melakukan pengamanan secara maksimal, nggak semua pengemudi paham ilmu lashing sehingga pengikatnya tidak berstandar keamanan,” ungkap Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana saat dihubungi detikOto, Kamis (12/12/2024).

    Sony menjelaskan, truk butuh ruang yang lebar untuk bermanuver sehingga di sisi kanan, kiri, depan, dan belakang harusnya tak diikuti kendaraan kecil. Atau kalaupun situasinya tak memungkinkan, penting untuk senantiasa menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan.

    “Blindspot-nya truk dengan muatan kosong aja sudah besar, apalagi jika bermuatan, jadi jangan pernah berada di titik buta tersebut,” tutur Sony.

    Di sisi lain, terkait microsleep ini juga kerap menjadi penyebab kecelakaan. Banyak pengemudi yang tak sadar dirinya tengah dihantui gejala microsleep. Alhasil, meski hanya terjadi beberapa detik namun akibatnya sangat fatal.

    “Karena datangnya susah untuk diantisipasi oleh pengemudi, kecuali segera berhenti untuk me-refresh tubuhnya semakin dibiarkan semakin dekat dengan kecelakaan,” ujar Sony.

    (dry/din)

  • Angka Kecelakaan Masih Tinggi, Yakin Minta SIM Berlaku Seumur Hidup?

    Angka Kecelakaan Masih Tinggi, Yakin Minta SIM Berlaku Seumur Hidup?

    Jakarta

    Anggota Komisi III DPR RI Sarifuddin Sudding kembali mengusulkan agar SIM tak perlu diperpanjang seperti KTP elektronik. Namun, jika SIM berlaku seumur hidup, angka kecelakaan bisa lebih tinggi lagi.

    “Saya minta dalam forum ini agar dikaji ulang. Perpanjangan SIM, STNK, TNKB cukup sekali. Supaya meringankan beban masyarakat, sama kayak KTP, KTP itu kan berlaku seumur hidup. SIM juga harus begitu, berlaku seumur hidup,” kata Sudding dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi III DPR RI dengan Korlantas Polri, Rabu (4/11/2024).

    Di sisi lain, Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch Edison Siahaan menilai, usulan Sudding tersebut tidak bisa diwujudkan. Sebab, perpanjangan SIM ini menyangkut kepada keselamatan berkendara.

    “KTP itu adalah kewajiban negara/pemerintah untuk memberikan kepada setiap warga negara. Sedangkan SIM adalah legalitas yang diberikan negara/Polri kepada warganya bahwa orang yang memiliki SIM sudah kompeten menggunakan kendaraan bermotor di jalan raya serta telah memahami tentang keselamatan berlalu lintas. Maka SIM bukan hak warga negara tetapi kewajiban yang harus dimiliki saat menggunakan kendaraan di jalan raya. Sehingga untuk mendapatkan SIM harus lebih dulu melewati berbagai proses dan dinyatakan lulus ujian sesuai ketentuan yang berlaku,” kata Edison dalam keterangan tertulisnya, Kamis (5/11/2024).

    Kata Edison, kondisi kesehatan seseorang tidak sama saat mengurus SIM dengan ketika memperpanjang masa berlaku SIM. Makanya, tidak tepat jika ada usulan SIM berlaku seumur hidup.

    “Apakah anggota dewan tidak mengetahui dampak kecelakaan yang terus terjadi dan menelan korban jiwa yang sangat banyak. Proses SIM adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi menggunakan kendaraan bermotor di jalan raya,” ujarnya.

    Praktisi keselamatan berkendara dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, menyebut kondisi mental pengemudi tidak pernah stabil. Kemampuan motorik juga dapat menurun seiring dengan bertambahnya usia. Risiko bahaya pun berubah-ubah dan pengetahuan pengemudi dalam berkendara perlu ditambah.

    Menurut Sony, SIM tidak bisa berlaku seumur hidup. Sebab, masa berlaku SIM yang hanya 5 tahun saja angka kecelakaannya bisa tinggi, apalagi jika masa berlaku SIM seumur hidup.

    “Kalau umur SIM seumur hidup, maka kita akan siap-siap menggali kuburan di tengah jalan. Saya bilang itu karena tingkat kecelakaan akan meningkat sampai dengan jumlah korban jiwa,” ucap Sony beberapa waktu lalu.

    Dalam putusannya menolak usulan SIM seumur hidup, Mahkamah Konstitusi (MK) mengatakan mekanisme evaluasi dalam proses perpanjangan masa berlaku SIM juga merupakan upaya untuk membangun budaya tertib lalu lintas. Dengan begitu, kecelakaan lalu lintas dapat dicegah dilihat dari dua aspek, yaitu aspek pelaku dan aspek usia.

    Kecelakaan yang terjadi akibat aspek pelaku tercatat antara 71 persen sampai dengan 79 persen pelakunya adalah pengemudi kendaraan bermotor yang tidak memiliki SIM. Dan jika dikaitkan dengan usia, mayoritas pelaku kecelakaan adalah pada rentang usia 22-29 tahun dengan persentase 17 persen sampai dengan 20 persen apabila dibandingkan dengan usia pelaku kecelakaan pada rentang usia lain.

    Oleh karena itu, menurut MK, evaluasi kompetensi melalui perpanjangan SIM sangat diperlukan karena merupakan salah satu faktor penurun tingkat fatalitas kecelakaan. Melalui proses penerbitan termasuk perpanjangan SIM, pemegang SIM akan dipastikan masih memiliki kompetensi dan kesehatan untuk mengemudikan kendaraan bermotor. Efektifnya evaluasi terhadap pemegang SIM akan dapat mencegah kecelakaan dan mengurangi tingkat fatalitas korban kecelakaan.

    Angka Kecelakaan Tinggi

    Data dari Korlantas Polri membuktikan angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih sangat tinggi. Tercatat sepanjang tahun 2023 ada 152.008 kejadian kecelakaan.

    Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, angka kecelakaan itu justru terus meningkat. Dalam data yang dihimpun Polri, pada tahun 2021, jumlah kecelakaan lalu lintas sebesar 103.645 kejadian. Kemudian pada tahun 2022, angka kecelakaan lalu lintas jumlahnya meningkat menjadi 137.851 kejadian. Berlanjut pada tahun 2023 angkanya meningkat hingga tembus 152 ribu lebih. Dari ratusan ribu kejadian kecelakaan itu, 27.896 di antaranya meninggal dunia. Sementara 15.154 lainnya menderita luka berat, 180.920 sisanya mengalami luka ringan.

    Soal jenis kendaraan, roda dua menjadi penyumbang terbesar. Sebanyak 76 persen dari 152.008 kejadian melibatkan sepeda motor. Kecelakaan terbesar kedua melibatkan truk sebesar 10 persen, diikuti bus 8 persen, mobil 2 persen, pejalan kaki 2 persen, dan lain-lain 1,8 persen.

    (rgr/din)