Tag: Sofyan

  • Dosen UIN Malang Cekcok dengan Tetangga Sampai Aksi Guling-Gulingnya Viral, Pihak Kampus Buka Suara

    Dosen UIN Malang Cekcok dengan Tetangga Sampai Aksi Guling-Gulingnya Viral, Pihak Kampus Buka Suara

    Liputan6.com, Malang – Aksi Imam Muslimin, seorang dosen UIN Malang berguling-guling viral di media sosial. Tindakan itu dipicu konflik dengan tetangganya dan dia siap membawa masalah itu ke jalur hukum.

    Imam mengatakan, peristiwa dia menjatuhkan diri dan berguling di depan rumahnya Jalan Joyogrand Kavling Depag III Atas, Merjosari, Kota Malang, terjadi pada 7 September 2025 siang. Melibatkan dia dengan Sahara tetangga samping rumahnya.

    Bahkan saat malam pada hari yang sama, kata Imam, rumahnya digeruduk Sahara bersama pekerjanya. Sahara bersama dua sopirnya menungu di depan rumah. Seorang sopir turut membawa anak dan istrinya.

    “Saya baru pulang dari masjid langsung dimaki-maki sampai diancam dibunuh,” kata Imam.

    Dia menceritakan, pihak Sahara sampai masuk ke dalam rumah. Seorang di antara mereka mendorong Imam sampai jatuh ke lantai. Seorang di antara mereka bahkan melayangkan pukulan ke Imam. Sejumlah barang di rumah itu pun diacak-acak.

    “Ada sopirnya sampai mematahkan kayu dengan kakinya digunakan mengancam saya,” tutur Imam.

    Esok harinya, Imam dan istrinya melaporkan peristiwa itu ke Polsek Lowokwaru. Kepolisian meminta mereka membawa hasil visum sebagai lampiran dan bukti laporan. Karena laporan tak diproses, sebagai gantinya, digelar mediasi pada 9 September 2025 di polsek.

    “Orang Polsek malah minta ini dihentikan dan menyebut saya orang sakit,” tuturnya.

    Mediasi yang digelar kepolisian berakhir buntu sebab dihadiri Imam dan istrinya, serta Sahara dan Sofyan suaminya. Sedangkan beberapa orang lagi dari pihak Sahara yang terlibat penggerudukan tak hadir dalam mediasi.

    “Mediasi buntu. Pak Sofyan tak terlibat dalam perkara (penggerudukan) malah hadir,” ucap Imam.

    Sedangkan beberapa orang yang terlibat dalam dugaan tindak pidana penggerudukan ke rumahnya justru tak dihadirkan. Imam pun menolak mediasi itu karena mendatangkan semua pihak yang terlibat.

    Dia telah menunjuk kuasa hukum untuk meyelesaikan masalah ini. Sejumlah barang bukti sudah disiapkan bila peristiwa ini sampai harus berlanjut ke proses hukum.

    “Saya itu awam hukum, yang saya tahu adalah hukuman. Saya sudah menunjuk pengacara, saya serahkan ke pengacara,” ujarnya.

    Imam mengaku sudah mengundurkan diri sebagai dosen pasca sarjana dan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maliki Malang. Dia ingin fokus menyelesaikan masalah ini sampai tuntas.

    Sementara itu Sahara tidak dapat dikonfirmasi atas peristiwa itu. Tak ada balasan saat Liputan6.com menghubungi lewat pesan WhatsApp. Sambungan lewat telepon pun tidak diangkat.

    Pagar rumahnya sampai sekitar pukul 19.30 WIB tampak digembok. Saat pagar diketuk pun tak ada jawaban meski di teras terlihat ada motor terparkir.

     

  • Dosen UIN Malang Cekcok dengan Tetangga Sampai Aksi Guling-Gulingnya Viral, Pihak Kampus Buka Suara

    Penjelasan Dosen UIN Malang Soal Aksi Guling-Guling dan Dugaan Santet Tetangga

    Liputan6.com, Malang – Video yang merekam Imam Muslimin, seorang dosen UIN Malang menjatuhkan diri dan berguling-guling di tanah viral di media sosial. Pemicunya yakni konflik tetangga terkait masalah parkir kendaraan.

    Imam Muslimin merupakan dosen pascasarjana dan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maliki Malang. Dia telah mengundurkan diri sebagai pengajar usai video yang diunggah akun @sahara_vibesssss milik tetangganya viral.

    Imam mengatakan, peristiwa itu terjadi pada 7 September 2025 siang melibatkan Sahara tetangga tepat samping rumahnya di Jalan Joyogrand Kavling Depag III Atas, Merjosari, Kota Malang. Salah satu pemicunya parkir kendaraan milik tetangganya itu.

    “Ibu Sahara dan suaminya Pak Sofyan itu kan pengusaha rental mobil,” kata Imam ditemui di rumahnya, Selasa malam  (16/9/2025).

    Imam menceritakan didampingingi Rosyidah istrinya. Menurutnya, kendaraan rental sering diparkir di jalan persis depan rumahnya. Pernah suatu hari saat masih subuh Imam mengaku kendaraannya sampai tak bisa keluar lantaran terhalang mobil milik Sahara.

    “Sopir mobil rental tak bisa dibangunkan, Sahara malah marah-marah dan saya disuruh ambil kunci untuk memindahkan mobil itu,” urainya.

    Agar masalah parkir tak berlarut-larut, Imam mengaku berinisiatif membersihkan dan meratakan tanah kosong di depan rumahnya. Tujuannya agar dapat dijadikan area parkir mobil rental. Dia merogoh duit sekitar Rp 12 juta untuk membersihkan lahan itu.

    “Saya minta urunan satu juta rupiah saja dia tidak mau, malah marah-marah,” ucap Imam.

    Puncak konflik antartetangga itu terjadi saat aksi guling-guling Imam viral di media sosial. Dia mengaku ketika itu terjadi cekcok dan kepalanya sampai ditanduk oleh pihak Sahara sampai terasa pusing. Aksi jatuh dan berguling itu guna melawan rasa sakit.

    Dia menjelaskan aksinya itu mempraktikan sebuah teori dalam psikologi. Yakni bila terasa pusing maka harus dilawan dengan cara membantingkan diri dan berguling. Sebab bila tidak begitu bisa mengakibatkan stroke.

    “Saya ini doktor (guru besar-red), jadi apa yang saya lakukan ada referensinya,” ucap Imam.

    Imam juga mengklarifikasi tuduhan bahwa dia mengajak mahasiswanya menggeruduk rumah Sahara. Dia menyebut narasi yang diunggah Sahara lewat media sosial tidak benar. Sebab mahasiswa itu murni sedang kuliah.

    “Rumah saya konsepnya rumah belajar. Kebetulan di pertemuan pertama anak-anak minta kuliah di rumah ini,” katanya.

    Rosyidah, istri Imam menambahkan, saat proses perkuliahan keluarga Sahara menyetel musik sangat keras. Namun kelas tidak merasa terganggu. Ketika kuliah selesai, mahasiswa keluar rumah bersamaan.

    “Kami dan mahasiswa dikira menggeruduk, padahal tidak ada apa-apa. Sahara tak mau bicara baik-baik, langsung nuduh,” katanya.

     

     

  • Dosen UIN Malang Cekcok dengan Tetangga Sampai Aksi Guling-Gulingnya Viral, Pihak Kampus Buka Suara

    Viral Video Dosen UIN Malang Guling-Guling Saat Cekcok dengan Warga

    Liputan6.com, Malang – Video yang merekam Imam Muslimin, seorang dosen UIN Malang menjatuhkan diri dan berguling-guling di tanah viral di media sosial. Salah satu pemicunya yakni konfik tetangga terkait masalah parkir kendaraan.

    Imam Muslimin merupakan dosen pascasarjana dan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maliki Malang. Dia telah mengundurkan diri sebagai pengajar usai video yang diunggah akun @sahara_vibesssss milik tetangganya viral.

    Imam mengatakan, peristiwa itu terjadi pada 7 September 2025 siang melibatkan Sahara tetangga tepat samping rumahnya di Jalan Joyogrand Kavling Depag III Atas, Merjosari, Kota Malang. Salah satu pemicunya parkir kendaraan milik tetangganya itu.

    “Ibu Sahara dan suaminya Pak Sofyan itu kan pengusaha rental mobil,” kata Imam ditemui di rumahnya, Selasa malam  (16/9/2025).

    Imam menceritakan didampingingi Rosyidah istrinya. Menurutnya, kendaraan rental sering diparkir di jalan persis depan rumahnya. Pernah suatu hari saat masih subuh Imam mengaku kendaraannya sampai tak bisa keluar lantaran terhalang mobil milik Sahara.

    “Sopir mobil rental tak bisa dibangunkan, Sahara malah marah-marah dan saya disuruh ambil kunci untuk memindahkan mobil itu,” urainya.

    Agar masalah parkir tak berlarut-larut, Imam mengaku berinisiatif membersihkan dan meratakan tanah kosong di depan rumahnya. Tujuannya agar dapat dijadikan area parkir mobil rental. Dia merogoh duit sekitar Rp 12 juta untuk membersihkan lahan itu.

    “Saya minta urunan satu juta rupiah saja dia tidak mau, malah marah-marah,” ucap Imam.

    Puncak konflik antartetangga itu terjadi saat aksi guling-guling Imam viral di media sosial. Dia mengaku ketika itu terjadi cekcok dan kepalanya sampai ditanduk oleh pihak Sahara sampai terasa pusing. Aksi jatuh dan berguling itu guna melawan rasa sakit.

    Dia menjelaskan aksinya itu mempraktikan sebuah teori dalam psikologi. Yakni bila terasa pusing maka harus dilawan dengan cara membantingkan diri dan berguling. Sebab bila tidak begitu bisa mengakibatkan stroke.

    “Saya ini doktor (guru besar-red), jadi apa yang saya lakukan ada referensinya,” ucap Imam.

     

  • Kepala Bappenas angkat 25 anggota Forum Masyarakat Statistik

    Kepala Bappenas angkat 25 anggota Forum Masyarakat Statistik

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) resmi mengangkat 25 anggota Forum Masyarakat Statistik (FMS) periode 2025–2026.

    Forum ini dibentuk untuk memberikan masukan, saran, dan pertimbangan strategis kepada Badan Pusat Statistik (BPS) terkait isu-isu statistik nasional, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.

    “Forum Masyarakat Statistik harus menjadi mitra strategis BPS dalam menjawab berbagai isu penting, mulai dari penghitungan angka kemiskinan hingga mengenai pertumbuhan ekonomi. Dengan data akurat dan dapat dipercaya, kebijakan pemerintah akan lebih tepat sasaran,” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, dari keterangan resmi, Jakarta, Rabu.

    Saat ini, BPS disebut sebagai lembaga statistik resmi Indonesia yang menempati peringkat kedua di Asia Tenggara dan peringkat ke-37 di dunia dalam hal pengelolaan data statistik.

    Pencapaian ini dinilai menjadi modal penting bagi Indonesia untuk selalu meningkatkan kualitas data, sekaligus memperkuat kredibilitas lembaga statistik nasional di mata internasional.

    Melalui FMS, pemerintah berharap adanya sinergi lebih kuat antara pengambil kebijakan, pakar, dan masyarakat dalam mengawal penyediaan data yang akurat, inklusif, serta mudah diakses.

    Dengan begitu, lanjutnya, data statistik dapat menjadi landasan kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy) yang mendorong pembangunan Indonesia lebih berkelanjutan dan berkeadilan.

    Anggota FMS beranggotakan 25 orang, terdiri atas perwakilan pemerintah, akademisi, praktisi, serta unsur masyarakat yang dipilih berdasarkan reputasi, karya penelitian, serta kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu dan praktik statistik.

    Keberagaman latar belakang anggota forum ini diharapkan mampu memperkaya perspektif dalam menyusun rekomendasi strategis bagi BPS.

    “Tantangan kita saat ini adalah literasi statistik masyarakat. FMS diharapkan dapat membantu menjembatani pemahaman publik agar data tidak sekadar menjadi angka, tetapi bisa dimengerti dan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama,” ucap Kepala Bappenas.

    Berikut struktur kepengurusan FMS masa kerja tahun 2025-2026:

    Ketua: Dr. Rusman Heriawan, SE, M.Si

    Wakil Ketua I: Dr. Eka Chandra Buana, SE, MA

    Wakil Ketua II: Turro S. Wongkaren, SE, MA, Ph.D

    Sekretaris: Dr. Pudji Ismartini, M.App.Stat

    Ketua Pokja Statistik Pertanian: Prof. Dr. Jamhari, SP, MP

    Ketua Pokja Statistik Sosial: Sudarno Sumarto, Ph.D

    Ketua Pokja Statistik Ekonomi: Prof. Arief Anshory Yusuf, SE, M.Ec, Ph.D

    Ketua Pokja Metodologi Statistik: Prof. Dr. Anang Kurnia, S.Si, M.Si

    Secara keseluruhan, berikut susunan anggota FMS masa kerja tahun 2025-2026:

    Perwakilan Akademisi:

    Prof. Dr. Jamhari, SP, MP Prof. Udjianna Sekteria Pasaribu, Ph.D Prof. Dr. Anang Kurnia, S.Si, M.Si Prof. Dr.rer.pol. Heri Kuswanto, M.Si Prof. Arief Anshory Yusuf, SE, M.Ec, Ph.D Prof. Sri Astuti Thamrin, S.Si, M.Stat, Ph.D Turro S. Wongkaren, SE, MA, Ph.D Dr. Agustinus Prasetyantoko Drs. Ec. Bambang Eko Afiatno, MSE, Ph.D

    Perwakilan pemerintah/lembaga:

    Dr. Eka Chandra Buana, SE, MA Dr. Ateng Hartono, SE, M.Si Dr. Pudji Ismartini, M.App.Stat Pungkas Bahjuri Ali, S.TP, MS, Ph.D Riza Tyas Utami Hirsam, S.E.Akt., M.Sc. Rama Gutama Notowidigdo, BS, MBA

    Perwakilan pakar:

    Dr. Rusman Heriawan, SE, M.Si Prof. Dr. Ir. Dradjad Irianto, M.Eng Dr. Ir. Pos M. Hutabarat, MA Sudarno Sumarto, Ph.D Josua Pardede, S.Si, M.Sc, MSE Prof. Dr. Sofyan Sjaf Sri Soelistyowati, MA Ary Santoso, S.Stat, M.Si, M.I.Pol Dr. Ir. Anton Hendranata, M.Si Agus Muhammad Maksum, S.Si

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Marcella Santoso-Eks Ketua PN Surabaya Jadi Saksi Suap Hakim CPO

    Marcella Santoso-Eks Ketua PN Surabaya Jadi Saksi Suap Hakim CPO

    Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat menggelar sidang kasus dugaan suap majelis hakim yang memberikan vonis onslag atau vonis lepas untuk tiga korporasi crude palm oil (CPO) dengan terdakwa M. Arif Nuryanto, Agam Syarif Baharudin, hakim Ali Muhtaro, dan hakim Djuyamto. Agenda sidang hari ini untuk mendengarkan keterangan para saksi

    JPU juga menghadirkan, Eks Ketua PN Jakpus Rudi Suparmono, Vera Damayanti, Misnani BM Gultom, Agnasia Marliana, Mohammad Sofyan, Marcella Santoso dan M.Safe’i.

  • Kesaksian Satpam PN Jaksel Dititipi Tas Malam-malam oleh Hakim Djuyamto, Isinya Uang hingga Cincin Batu
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        10 September 2025

    Kesaksian Satpam PN Jaksel Dititipi Tas Malam-malam oleh Hakim Djuyamto, Isinya Uang hingga Cincin Batu Nasional 10 September 2025

    Kesaksian Satpam PN Jaksel Dititipi Tas Malam-malam oleh Hakim Djuyamto, Isinya Uang hingga Cincin Batu
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Satpam Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) Muhammad Sofyan mengaku dititipi sebuah tas oleh hakim Djuyamto, yang kini menjadi terdakwa kasus dugaan suap majelis hakim yang memberikan vonis onslag atau vonis lepas untuk tiga korporasi crude palm oil (CPO).
    Hal ini disampaikan Sofyan saat diperiksa oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) di hadapan majelis hakim di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (10/9/2025).
    “Untuk tanggalnya saya lupa, hari Sabtu. Beliau (Djuyamto) datang masuk ke dalam, enggak selang lama itu beliau keluar kembali langsung menitipkan sebuah tas,” ujar Sofyan saat bersaksi di sidang, Rabu.
    Sofyan mengatakan Djuyamto menitipkan tas itu pada malam hari. Saat itu, Sofyan diketahui bertugas bersama satpam lain yang bernama Maulana.
    Penitipan tas ini disebutkan terjadi pada Sabtu, 12 April 2025.
    Kepada jaksa, Sofyan mengaku mendengar ucapan Djuyamto kepada Maulana.
    “Beliau cuma bilang, ‘Titip tas nanti kasihkan ke Mas Edi,’” kata Sofyan meniru pernyataan Djuyamto saat itu.
    Dalam sidang, Sofyan mengaku tidak membuka tas yang dititipkan Djuyamto.
    Ia mengaku baru melihat isi tas ini saat diperiksa oleh penyidik di Gedung Bundar Jampidsus Kejaksaan Agung.
    Namun, Sofyan tidak menjelaskan kapan pemeriksaan ini dilakukan.
    Saat tas itu dibuka oleh penyidik, Sofyan mengaku melihat sejumlah uang mata uang asing dan rupiah.
    Tapi, ia mengaku tidak ingat jumlah uang yang ada dalam tas itu.
    “Kalau tidak salah ya Pak, uang Dollar Singapura, untuk jumlahnya saya sudah lupa Pak. Ada uang rupiahnya juga, terus dua buah handphone sama cincin batu. Itu saja yang saya tahu, yang saya ingat,” kata Sofyan.
    Keterangan Sofyan ini tidak dibantah oleh Djuyamto.
    Saat diberikan kesempatan oleh hakim untuk bertanya langsung, Djuyamto sempat menanyakan soal percakapannya yang dilakukan di depan penyidik.
    Djuyamto mengatakan, saat di depan penyidik, ia pernah menelepon supirnya, Edi.
    Saat itu, Sofyan ikut mendengar pernyataan tersebut.
    “Apa yang saya bilang ke Edi?” tanya Djuyamto kepada Sofyan.
    “Saya dengar bapak suruh Edi ke Kejagung. ‘Silakan datang ke Kejagung, silakan ceritakan apa yang terjadi,’” jawab Sofyan.
    Dalam perkara ini, jaksa mendakwa lima orang hakim dan pegawai pengadilan menerima suap dari kuasa hukum tiga korporasi sawit untuk menjatuhkan vonis bebas dalam kasus korupsi terkait ekspor CPO.
    Rinciannya, eks Wakil Ketua PN Jakarta Pusat Muhammad Arif Nuryanta didakwa menerima Rp 15,7 miliar;
    panitera muda nonaktif PN Jakarta Utara, Wahyu Gunawan, menerima Rp 2,4 miliar.
    Sementara itu, Djuyamto selaku ketua majelis hakim menerima Rp 9,5 miliar, sedangkan dua hakim anggota, Ali Muhtarom dan Agam Syarif Baharudin, masing-masing menerima Rp 6,2 miliar.
    Tiga korporasi tersebut adalah Permata Hijau Group yang terdiri dari PT Nagamas Palmoil Lestari, PT Pelita Agung Agrindustri, PT Nubika Jaya, PT Permata Hijau Palm Oleo, dan PT Permata Hijau Sawit.
    Kemudian, Wilmar Group yang terdiri dari PT Multimas Nabati Asahan, PT Multi Nabati Sulawesi, PT Sinar Alam Permai, PT Wilmar Bioenergi Indonesia, dan PT Wilmar Nabati Indonesia.
    Lalu, Musim Mas Group yang terdiri dari PT Musim Mas, PT Intibenua Perkasatama, PT Mikie Oleo Nabati Industri, PT Agro Makmur Raya, PT Musim Mas-Fuji, PT Megasurya Mas, dan PT Wira Inno Mas.
    Pada akhirnya, majelis hakim menjatuhkan vonis lepas terhadap tiga korporasi tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Aksi Licin Litao, Buron Kasus Pembunuhan di Wakatobi, Kabur 11 Tahun Malah Jadi Anggota DPRD

    Aksi Licin Litao, Buron Kasus Pembunuhan di Wakatobi, Kabur 11 Tahun Malah Jadi Anggota DPRD

     

    Sebelumnya, Polda Sulawesi Tenggara melalui Ditreskrimum menetapkan Litao sebagai tersangka. Hal ini diketahui dari surat pemberitahuan penetapan tersangka yang dikirimkan kepada kuasa hukum keluarga korban, La Ode Sofyan Nurhasan. Surat itu juga ditujukan kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara.

    Salah satu kutipan surat, menyatakan Litao sebagai tersangka yang menyebabkan kematian Wiro.

    “Diberitahukan kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara, bahwa penyidik Ditreskrimum Polda Sultra telah menetapkan tersangka dalam perkara dugaan tindak pidana kekerasan terhadap anak menyebabkan meninggal dunia yang dilakukan oleh tersangka Litao alias La Lita, anggota DPRD Wakatobi,”kutipan dalam surat.

    Kuasa Hukum ayah korban, La Ode Sofyan Nurhasan mengatakan, Litao merupakan satu dari 3 pelaku pengeroyokan yang mengakibatkan anak kliennya bernama Wiranto meninggal dunia.

    “Berstatus DPO, tersangka ini (Litao) kembali ke Wakatobi lalu mencalonkan diri dan terpilih sebagai Anggota DPRD Wakatobi, tetapi polisi tidak serius menangkap,” ujar Sofyan pada Kamis, 2024.

    Tak hanya itu, Sofyan juga mempertanyakan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang dikeluarkan Polres Wakatobi kepada Litao yang digunakan saat mendaftar sebagai calon anggota legislatif pada Pileg 2024 lalu.

    Pasalnya dalam SKCK, status DPO kader Partai Hanura itu tak terdeteksi hingga proses pencalonannya tidak bermasalah bahkan dianggap memenuhi syarat administrasi oleh KPU Wakatobi.

    “Ini menggelitik, dia ini berstatus DPO 2014 dan statusnya belum pernah dicabut, SKCK-nya dari mana, kok bisa seorang DPO keluar SKCK-nya, kan lucu. Apakah ada oknum tertentu yang meloloskan itu, kami tidak tahu,” jelasnya.

    Pihak keluarga korban pun meminta polisi segera menangkap Litao sehingga diproses secara hukum dan diadili di persidangan. Tak hanya itu, keluarga korban juga minta Kompolnas dan Komnas HAM turun tangan.

    “Bukan cuma Kompolnas yang kami harapkan (turun tangan), tapi Komnas HAM juga harus melihat ini sebagai sebuah fenomena, kok ada seorang tersangka tindak pidana tapi tidak diproses secara hukum,” pungkasnya.

  • Mulai dari Manajer Penyanyi dan Band Ternama, hingga Promotor Pestapora

    Mulai dari Manajer Penyanyi dan Band Ternama, hingga Promotor Pestapora

    YOGYAKARTA – Profil Kiki Ucup menjadi pusat perhatian netizen yang hendak mengetahui sepak terjang promotor Pestapora tersebut dalam industri musik. Pestapora adalah salah satu festival musik terbesar di Indonesia yang diselenggarakan sejak tahun 2022 oleh promotor Boss Creator.

    Selain menjadi promotor festival musik, Kiki Ucup juga sempat menjalani karier sebagai manajer untuk beberapa musisi dan penyanyi ternama. Beberapa nama yang pernah dimanajeri Kiki Ucup di antaranya adalah Danilla, Barasuara, dan Adhitia Sofyan.

    Profil Kiki Ucup

    Rizky Aulia atau Kiki Ucup memulai kariernya di industri musik Indoensia pada tahun 2008. Ketika itu, Kiki bergabung dengan perusahaan rekaman independen bernama Demajors sebagai event manager dan talent coordinator.

    Pada tahun 2010, Kiki mengawali kariernya dalam bidang manajemen artis. Musisi pertama yang sempat ia tangani yaitu penyanyi dan pencipta lagu Adhitia Sofyan. Kiki menjalin kerja sama dengan Adhitia Sofyan selama tiga tahun.

    Selanjutnya, pada tahun 2015, Kiki menjadi manajer dari penyanyi dan pencipta lagu Danilla Riyadi. Pada kesempatan berikutnya, Kiki kemudian menjadi manajer band Barasuara yang dibentuk oleh kawannya, Iga Massardi. Kiki menjadi manajer Barasuara hingga tahun 2020.

    Pada tahun 2019, Kiki juga sempat menjadi manajer Andika Mahesa atau Andika Kangen Band. Selain sebagai manajer musisi, Kiki Ucup juga menjadi penggagas dan promotor banyak festival musik dalam negeri.

    Bersama David Karto, pendiri Demajors, Kiki menggagas Synchronize Fest. Synchronize Fest adalah festival musik multi genre dalam skala nasional dengan line up musisi dan penyanyi kenamaan dari berbagai generasi di Indonesia.

    Ucup merintis Sinkronis yang kemudian berkembang menjadi Synchronize Fest, sebuah festival musik dengan skala besar yang sejak 2016 konsisten menampilkan lintas genre dan generasi, mulai dari musisi senior hingga band pendatang baru.

    Ia populer sebagai sosok yang jeli membidik potensi musisi. Sebagai contoh, pada Synchronize Fest edisi pertama, Ucup memberi panggung untuk band seperti Fourtwnty, Silampukau, Jason Ranti, hingga Giggs yang kini tumbuh menjadi nama besar. 

    Dalam Synchronize Fest, Kiki Ucup memegang peran sebagai direktur program. Pada tahun ini, Synchronize Festival akan diselenggarakan pada tanggal 3, 4, dan 5 Oktober 2025.

    Pestapora dan Keriuhannya Belakangan

    Kiki Ucup selanjutnya mendirikan perusahaan promotor musik bernama Boss Creator bersama Riandika Winandatama dan Adi Praja. Promotor tersebut adalah penyelenggara festival musik dengan skala nasional yang disebut Pestapora yang pada tahun 2025 ini digelar pada tanggal 5, 6, dan 7 September 2025.

    Pada penyelenggaraan Pestapora 2025, nama Kiki Ucup ikut disebut dalam kontroversi besar setelah banyak musisi memutuskan mundur sebab festival tersebut sempat menjadikan perusahaan tambang sebagai sponsor.

    Menanggapi hal tersebut, Ucup mengunggah video permintaan maaf. Ia menegaskan bahwa tidak ada suntikan dana dari perusahaan tambang yang masuk ke gelaran Pestapora 2025, sekaligus memastikan kontrak kerja sama sudah diputuskan. Ucup juga mengungkapkan penyesalan kepada lebih dari 30 musisi yang batal tampil dan juga kepada penonton yang terdampak.

    Meski menerima kritik, dedikasi Ucup terhadap musik Indonesia tentu tidak dapat dipandang sebelah mata. Baginya, festival musik menjadi ruang perayaan yang harus terbuka untuk semua generasi, tempat musisi baru dapat bertumbuh dan musisi lama kembali mendulang apresiasi.

    Demikianlah ulasan mengenai profil Kiki Ucup. Semoga informasi ini bermanfaat! Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya. 

  • Anggota Dewan di Sultra Jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Anak

    Anggota Dewan di Sultra Jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Anak

    Liputan6.com, Jakarta Polisi menetapkan anggota DPRD Kabupaten Wakatobi bernama Litao alias La Lita sebagai tersangka kasus pembunuhan di tahun 2014. Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) Komisaris Besar Polisi Iis Kristian mengatakan Litao akan diperiksa sebagai tersangka.

    “Iya benar, yang bersangkutan telah ditetapkan sebagai tersangka. Kami akan melakukan pemanggilan dan selanjutnya akan diproses lebih lanjut sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” kata Iis Kristian.

    Penetapan tersangka tersebut juga tertuang dalam surat penetapan tersangka yang diterbitkan Polda Sultra bernomor Tap/126/VIII/RES.1.7/2025.

    Dalam surat tersebut disebutkan bahwa Litao merupakan tersangka kasus pembunuhan anak di Lingkungan Topa, Kelurahan Mandati I, Kecamatan Wangiwangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Sabtu, 25 Oktober 2014.

    Sementara itu, kuasa hukum keluarga korban pembunuhan dari Kantor Hukum Wa Ode Nur Zainab & Partners, La Ode Muhammad Sofyan Nurhasan, menyambut baik langkah polisi menetapkan anggota DPRD Wakatobi sebagai tersangka kasus pembunuhan tahun 2014 itu.

    Menurut dia, penetapan tersangka itu menjadi harapan baru bagi keluarga korban yang telah mencari keadilan untuk menghukum pembunuh anaknya 11 tahun silam.

    “Kita menyambut baik penetapan tersangka oleh pihak Polda Sultra, meskipun sudah ditetapkan sebagai DPO sejak 2014. Terkait tudingan-tudingan soal politisasi, itu terbantahkan dengan sendirinya karena faktanya pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka sejak 2014,” jelas Muhammad Sofyan.

    Setelah peristiwa pembunuhan tahun 2014, Litao melarikan diri untuk menghindari proses hukum. Penyelidikan yang berlarut membuat Litao sempat masuk daftar pencarian orang (DPO) Polres Wakatobi.

    Namun, setelah itu, Litao justru bisa lolos menjadi caleg pada Pemilihan Umum 2024 dan terpilih hingga dilantik sebagai anggota DPRD Kabupaten Wakatobi pada 1 Oktober 2024.

    Padahal, keterlibatan Litao dalam kasus penganiayaan berujung meninggalnya korban jelas tertuang dalam Putusan Pengadilan Negeri Baubau Nomor: 55/Pid.B/2015/PN.Bau tanggal 29 Juni 2015.

    Litao merupakan satu dari tiga pelaku yang menganiaya anak bernama Wiranto hingga meninggal dunia. Dua pelaku lain telah divonis bersalah dan sudah menjalani proses hukum.

  • Cari Kerja di RI Susah, Pengusaha Minta Akses ke Luar Negeri Dipermudah

    Cari Kerja di RI Susah, Pengusaha Minta Akses ke Luar Negeri Dipermudah

    Jakarta

    Isu membludaknya kebutuhan lapangan pekerjaan mendapat perhatian publik beberapa waktu terakhir. Pengusaha memandang bahwa membuka akses masyarakat dalam menjangkau lapangan kerja di luar negeri bisa menjadi salah satu solusi.

    Chief Executive Officer (CEO), Indonesia Business Council (IBC) Sofyan Djalil menilai, lapangan pekerjaan di luar negeri bisa dimanfaatkan sebagai salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan pekerja Indonesia.

    “Pekerja migran itu adalah program pemerintah juga, bagaimana dalam keadaan kita bonus demografi banyak negara yang membutuhkan atau kekurangan tenaga kerja (bisa dimanfaatkan),” kata Sofyan, dalam Press Conference Kick-Off Indonesia Economic Summit (IES) 2026 di Fairmont Hotel, Jakarta, Selasa (26/8/2025).

    Sofyan mengatakan, pekerja migran Indonesia terbilang relatif masih sedikit dibandingkan dengan negara lain. Dikutip dari data IBC, masih terdapat kesenjangan atas tenaga kerja Pekerja Terampil (SSW) Jepang.

    Jepang diperkirakan membuka pintu untuk pekerja migran sebanyak 820.000, di mana Indonesia hanya mengambil porsi 12%, sementara pekerja asal Vietnam 59%. Oleh karena itu, saat ini pihaknya tengah melakukan studi atas kendala dari pertumbuhan pekerja migran RI.

    “Ini harus kerja sama dengan pemerintah, kemudian meng-advise bagaimana terobosan dan lain-lain, sehingga kita harapkan nanti angka migran Indonesia bisa cepat meningkat. Karena kendala-kendala yang selama ini ada itu sudah mulai di streamline. Best practice yang berada di swasta bisa di-incorporate dalam kebijakan pemerintah,” ujarnya.

    Menurut Sofyan, selama ini banyak aturan yang tidak sesuai dengan tujuan awal sehingga penting untuk dicermati dalam hal tersebut dan membuat aturan yang fit for purpose. Berikutnya, perlu dibangun ekosistem untuk pekerja migran.

    “Ekosistem yang berkembang itu begitu besar, dari mulai di daerah, sampai dengan placement, dan kemudian post placement. IBC ikut berkontribusi, bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Perlindungan Tenaga Migran, kita terlibat bekerja bersama melalui IBC In Action,” kata dia.

    Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas IBC Arsjad Rasjid menilai, Indonesia harus sudah mulai mempersiapkan diri untuk menyambut momentum bonus demografi. Pemerintah perlu mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas, di mana faktor skill menjadi salah satu penentunya.

    Dengan SDM yang berkualitas dan punya skill yang mumpuni, menurutnya memungkinkan untuk membuka peluang agar masyarakat bisa mengakses pekerjaan dari luar negeri, yakni sebagai pekerja migran.

    “Sekarang ada bonus demografi, tiba-tiba generasi muda yang banyak. Nah mismatchnya, faktornya dari skill ini, mau tidak mau, kita harus menyiapkan lapangan pekerjaan di luar, yang tadi dikatakan sebagai, migrant workers,” ujar Arsjad.

    Tonton juga video “Pramono Dukung Warga Jakarta Kerja di LN, Minta Belajar Bahasa Asing” di sini:

    (acd/acd)