Tag: Sofyan

  • Daftar Terbaru 7 Buronan RI Paling Dicari Interpol Usai Nama Fredy Pratama Hilang

    Daftar Terbaru 7 Buronan RI Paling Dicari Interpol Usai Nama Fredy Pratama Hilang

    Bisnis.com, JAKARTA — Nama buronan gembong kelas internasional Fredy Pratama telah menghilang dalam daftar red notice Interpol.

    Berdasarkan penelusuran Bisnis dalam situs red notice Interpol pada Kamis (2/10/2025) sekitar 10.09 WIB, nama Fredy sudah tidak termasuk dalam buronan asal Indonesia yang ditampilkan di web Interpol.

    Dalam hal ini, Sekretariat National Central Bureau Interpol (Ses NCB Interpol) Brigjen Pol Untung Widyatmoko menjelaskan bahwa dalam daftar buronan yang masuk dalam red notice Interpol itu ada dua macam.

    Secara terperinci, ada buronan berstatus red notice yang ditampilkan untuk publik dan buronan yang hanya ditampilkan untuk aparat penegak hukum saja.

    “Dalam red notice Interpol memang ada dua tipe, satu published for public dan kedua published for law enforcement only,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (1/10/2025).

    Lantas, siapa saja buronan asal Indonesia yang masuk dalam web red notice Interpol hingga Kamis (2/10/2025)?

    1. Evelina Pietruschka 

    Pada Selasa (2/8/2022) Bareskrim Polri melalui Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) menetapkan tujuh orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan penipuan dan pemalsuan data pemegang polis asuransi PT Wanaartha Life.

    Salah satu tersangka itu adalah Evelina Pietruschka. Dia sempat menjabat sebagai Presiden Direktur WanaArtha Life sejak 1999, lalu pada 2011 menjadi Presiden Komisaris perusahaan asuransi tersebut.

    Para tersangka dijerat dengan pasal berlapis, seperti tersangka MA dikenakan Pasal 74 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 75, Pasal 78, Pasal 76 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, Pasal 374 KUHP dan 345 tentang TPPU.

    Dalam catatan Bisnis, Whisnu Hermawan selaku Dirtipideksus Bareskrim Polri kala itu mengatakan bahwa pihaknya masih menelusuri keberadaan dan status kewarganegaraan dari maupun Evelina.

    “Untuk status kepindahan kewarganegaraan [Evelina Pietruschka] masih dikoordinasikan kepada pihak yang terkait untuk memastikan status kewarganegaraannya,” kata Whisnu.

    2. Manfred Pietruschka Armin

    Manfred merupakan suami dari Evelina. Dia juga dituduhkan pasal serupa dengan istrinya. Ses NCB Interpol Hubinter Polri Brigjen Untung menyatakan saat ini pihaknya memburu keduanya.

    Interpol mengetahui bahwa Evelina berada di California, sejalan dengan penangkapan Rezanantha Petruschka di kota tersebut.

    Meskipun begitu, menurut Untung sulit untuk menangkap pelaku tindak pidana ekonomi, karena mereka memiliki sumber daya dan kuasa untuk menghindari jerat hukum.

    “Kan namanya pelaku-pelaku tindak pidana ekonomi tidak ada yang kismin, enggak ada yang miskin, semua kaya, semua bisa menyewa lawyer dan di situlah mereka selalu bail, selalu challenge ke kita, supaya Interpol red notice-nya gugur, cabut dengan alasan ini perdata, bukan pidana, dan lain sebagainya. Jadi, masih di California dong si Reza? Mudah-mudahan,” ujar Untung usai konferensi pers penangkapan Adrian Gunadi, Jumat (26/9/2025).

    3. Mendomba Randy

    Tidak banyak informasi mengenai Mendomba Randy. Mengacu pada web Interpol, dia terjerat dalam kasus penyelundupan senjata api. Pria kelahiran Filipina berkebangsaan Indonesia ini lahir pada (9/4/1976).

    Dia kini menjadi buronan Indonesia. Adapun, ciri-ciri Mendomba memiliki tinggi hingga 1,7 meter, memiliki rambut dan mata berwarna hitam.

    4. Edo Kurniawan

    Wakil presiden Wirecard Asia untuk pengendalian dan keuangan internasional Edo Kurniawan melarikan diri dari Singapura dan menjadi buronan.

    Edo dan dua bawahannya di Wirecard Asia melakukan persengkongkolan untuk menggelapkan dana perusahaan. Kedua bawahannya itu adalah WNI dan penduduk tetap Singapura, James Aga Wardhana dan mantan kepala keuangan Wirecard Asia, Chai Ai Lim, warga negara Singapura.

    Adapun James telah ditangkap dan dijatuhi hukuman bui bersama koleganya bernama Chai Ai Lim di Singapura. Secara total, Wirecard Asia mencatatkan kerugian senilai 123.070 dolar Singapura.

    5. Richard Jude Daschbach

    Dikutip justice.gov, Richard Jude Daschbach, mantan pendeta yang dituduh melakukan hubungan seksual terlarang dengan korban di bawah umur di Timor Leste setidaknya sejak 2013.

    Menurut dokumen pengadilan, Daschbach mengoperasikan “rumah penampungan” untuk anak-anak di Timor Leste. Para korban mengungkapkan bahwa Daschbach melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak yang tinggal di rumah penampungan.

    Kemudian, Daschbach dipecat oleh gereja Katolik setelah beberapa korban mengungkapkan pelecehan tersebut kepada gereja. Daschbach saat ini menghadapi dakwaan terkait eksploitasi seksual anak di Timor Leste.

    Selain itu, pada 2019, dewan juri di Distrik Utara California mengembalikan dakwaan terhadap Daschbach atas penipuan yang berhubungan dengan dugaan penggelapan dana untuk rumah penampungan.

    Pria berkebangsaan Amerika-Indonesia ini tengah dicari oleh Amerika Serikat.

    6. Nugroho Sofyan Iskandar Nugroho

    Dalam situs interpol, Sofyan dicari karena dituduh melakukan pencabulan terhadap anak di bawah 14 tahun. Pria kelahiran Semarang (4/4/1968) itu, kini menjadi buronan Amerika Serikat.

    Adapun, ciri khusus yang dimiliki Sofyan adalah memiliki tahi lalat di pipi kanannya, tinggi badan 1,7 meter warna mata coklat dan rambut hitam.

    7. Djatmiko Febri Irwansyah

    Seperti halnya Mendomba, tidak banyak juga informasi dari Djatmiko. Bahkan, tempat kelahiran Djatmiko tidak tercantum dalam situs Interpol.

    Meskipun begitu, pria kelahiran 1982 menjadi buronan karena diduga membunuh seorang warga Singapura Dexmon Chua Yizhi pada 2014. Dengan begitu kini dia menjadi buronan warga Singapura.

  • Nama Fredy Pratama Mendadak Hilang dari Situs Red Notice Interpol, Ini Penjelasan Polisi

    Nama Fredy Pratama Mendadak Hilang dari Situs Red Notice Interpol, Ini Penjelasan Polisi

    Bisnis.com, JAKARTA — Nama buronan kasus narkoba internasional Fredy Pratama menghilang dalam daftar red notice Interpol.

    Berdasarkan penelusuran Bisnis dalam situs red notice Interpol pada Rabu (1/10/2025) sekitar 08.45 WIB, nama gembong narkoba sudah tidak termasuk dalam buronan red notice yanh ditampilkan di web Interpol.

    Padahal, buruan Direktorat Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri itu nampak diperlihatkan di situs Interpol dalam beberapa tahun sebelumnya.

    Kala itu, dalam situs Interpol tercatat bahwa Fredy Pratama lahir pada 25 Juni 1985 di Banjarmasin dengan jenis kelamin laki-laki. Adapun, dalam foto yang diunggah Interpol, Fredy nampak memiliki rambut hitam panjang dengan mengenakan kaus berwarna biru.

    Adapun, buronan berkewarganegaraan Indonesia yang tercantum dalam red notice Interpol saat ini ada tujuh orang.

    Mereka adalah Pietruschka Evelina Fadil (64), Pietruschka Manfred Armin (66), Mendomba Randy (49), Kurniawan Edo (40), Daschbach Richard Jude (88), Nugroho Sofyan Iskandar (57), dan Djatmiko Febri Irwansyah (43).

    Dalam hal ini, Sekretariat National Central Bureau Interpol (Ses NCB Interpol) Brigjen Pol Untung Widyatmoko menjelaskan bahwa dalam daftar buronan yang masuk dalam red notice Interpol itu ada dua macam.

    Secara terperinci, ada buronan berstatus res notice yang ditampilkan untuk publik dan buronan yang hanya ditampilkan untuk aparat penegak hukum saja.

    “Dalam Red Notice Interpol memang ada dua tipe, satu published for public dan kedua published for law enforcement only,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (1/10/2025).

    Sekadar informasi, Fredy Pratama memiliki beberapa julukan seperti The Secret, Airbag, Mojopahit dan termasuk Casanova. 

    Setiap bulannya, jaringan Fredy disebut mampu selundupkan narkotika sebanyak 100 kg hingga 500 kg per bulan.

    Dalam memuluskan bisnisnya, Fredy Pratama menyelundupkan narkoba dari kawasan ‘Segitiga Emas’ menggunakan kemasan teh China yang kemudian dikirim ke Malaysia dan Indonesia. 

  • Buruh Mau Geruduk DPR Lagi 30 September, Desak UMR Naik 10,5%

    Buruh Mau Geruduk DPR Lagi 30 September, Desak UMR Naik 10,5%

    Jakarta

    Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) sekaligus Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengatakan berencana kembali menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPR RI pekan depan, tepatnya Selasa 30 September 2025.

    “Memang tanggal 22 September ketika aksi buruh KSPSI AGN dan KSPI, Mbak Puan sebagai Ketua DPR sudah menerima tapi belum detail. Nanti kita buka tanggal 30 September, pimpinan DPR bisa menerima kembali, kita akan sampaikan detail,” kata Said Iqbal dalam konferensi pers di Sofyan Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (24/9/2025).

    Said mengatakan dalam pertemuan itu nanti akan menyampaikan tiga hal utama. Pertama terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketenagakerjaan yang di dalamnya meliputi penghapusan sistem outsourcing atau pekerja alih daya.

    “Satu, prinsip-prinsip Perundang-Undangan. Perundang-Undangan nggak boleh akal-akalan. Perundang-undangan harus mengikuti keputusan Mahkamah Konstitusi. Perundang-Undangan prinsipnya harus memberikan perlindungan. Itu adalah prinsip,” tegasnya.

    Kemudian kedua terkait upah layak bagi buruh, yang termasuk di dalamnya terkait kenaikan upah minimum 2026 sebesar 8,5-10,5%. Serta terakhir terkait reformasi pajak termasuk di dalamnya terkait peningkatan ambang batas Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP) jadi Rp 7,5 juta/bulan, pajak THR dan pajak pesangon.

    “PTKP menjadi dari Rp 4,5 juta per bulan, menjadi Rp 7,5 juta per bulan. Akibatnya apa? Kalau kita bayar pajaknya naik PTKP, ada dana saving. Nah kalau dana saving kita belanja. Kalau kita belanja, purchasing power naik. Buruk purchasing power naik, konsumsi naik, ekonomi growth naik, terbuka lapangan kerja, tidak ada PHK,” jelas Said.

    Selain meminta mediasi dengan DPR, Said mengatakan pihaknya berencana untuk melakukan aksi unjuk rasa serentak di seluruh wilayah Indonesia pada 30 September nanti. Dalam aksi tersebut para buruh juga akan menyuarakan tiga hal yang sudah ia sampaikan

    “Kemudian nanti tanggal 30 September, kami akan melancarkan aksi besar-besaran di seluruh Indonesia. Untuk membawa tadi, RUU Ketenagakerjaan harus disahkan, yang kedua hapus outsourcing dan tolak upah murah, yang ketiga reformasi pajak,” tegasnya.

    Tonton juga video “Jangan Lupa Tetap Menabung Walau Gaji UMR” di sini:

    (igo/fdl)

  • Rajawali Nusindo perkuat distribusi beras SPHP lewat ritel modern

    Rajawali Nusindo perkuat distribusi beras SPHP lewat ritel modern

    Jakarta (ANTARA) – PT Rajawali Nusindo, anak perusahaan Holding BUMN Pangan ID FOOD, terus memperkuat distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui ritel modern untuk memastikan ketersediaan beras SPHP dan menjaga harga tetap stabil bagi masyarakat.

    Hingga September 2025, perusahaan telah mendistribusikan lebih dari 8 juta kilogram beras SPHP melalui jaringan ritel modern di seluruh Indonesia.

    Dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa, Sekretaris Korporasi Rajawali Nusindo Sofyan Effendi menyatakan bahwa ritel modern memiliki jangkauan yang luas dan sistem distribusi yang terukur.

    Ritel modern juga dinilai ini efektif untuk memastikan beras SPHP lebih mudah diakses masyarakat dengan harga yang sesuai kebijakan pemerintah.

    “Melalui ritel modern, monitoring harga dan pasokan juga jadi lebih mudah,” ujar Sofyan.

    Sofyan menyebut Rajawali Nusindo telah menjalin kemitraan dengan berbagai jaringan ritel besar, seperti Indomaret, Alfamart, Hypermart, Lion Superindo, Naga Swalayan, Tip Top, Transmart, Foodhall, dan Hero.

    Kemitraan ini dinilai strategis karena mampu memperluas jangkauan distribusi hingga ke konsumen akhir, serta memudahkan pengawasan harga dan menjaga stabilitas pasokan di pasar.

    Sofyan menyampaikan secara nasional, penyaluran beras SPHP telah menjangkau lebih dari 30 provinsi. Pulau Jawa menjadi wilayah dengan volume distribusi terbesar, yaitu lebih dari 4,9 juta kg.

    Dari angka tersebut, Jawa Barat menjadi penerima terbanyak, diikuti Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta.

    Di luar Jawa, distribusi juga merata. Sumatera menerima lebih dari 1,6 juta kg, Bali dan Nusa Tenggara lebih dari 350 ribu kg, dan Kalimantan lebih dari 290 ribu kg. Di wilayah timur, distribusi juga signifikan dengan total lebih dari 756 ribu kg, mencakup Maluku, Sulawesi, hingga Gorontalo.

    Sofyan menambahkan pola distribusi beras SPHP dilakukan secara terpusat melalui distribution center (DC) ritel modern. Skema ini dinilai lebih efisien karena mempercepat rantai pasok, memastikan ketersediaan produk di rak penjualan, dan menekan potensi lonjakan harga di pasaran.

    Sofyan menuturkan ke depan Rajawali Nusindo bersama ID FOOD dan Bulog berencana meningkatkan partisipasi dalam Gerakan Pangan Murah (GPM) dan menyiapkan skema penyaluran beras premium Bulog melalui jaringan ritel modern.

    Langkah ini diharapkan dapat memperkuat peran ritel modern sebagai kanal distribusi strategis untuk menjaga keterjangkauan harga pangan bagi masyarakat.

    Pewarta: Shofi Ayudiana
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Status Red Notice, Polisi Alami Kendala Pulangkan Eks Dirut Investree Adrian

    Status Red Notice, Polisi Alami Kendala Pulangkan Eks Dirut Investree Adrian

    Bisnis.com, JAKARTA — Hubungan Internasional (Hubinter) Polri menjelaskan kendala dalam memulangkan eks Direktur Utama PT Investree Radhika Jaya, Adrian Asharyanto Gunadi, meskipun sudah berstatus red notice.

    Adrian merupakan buronan otoritas jasa keuangan (OJK). Dia dikabarkan masih wara-wiri di Doha Qatar dan menjabat sebagai CEO JTA Investree.

    Ses NCB Interpol Indonesia Divhubinter Polri, Brigjen Untung Widyatmoko mengatakan kendala pemulangan Adrian ke Indonesia karena diduga memiliki hubungan dengan otoritas setempat.

    “Adrian Gunadi itu terkendala karena [diduga] punya hubungan sama bagian pemerintahan,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (19/9/2025).

    Dia menambahkan, pemerintah Qatar lebih memilih menggunakan ekstradisi melalui Central Authority dibandingkan dengan handing over atau deportasi.

    “Mereka minta dilakukan ekstradisi, jadi tidak bisa dilakukan handing over atau deportasi. Jadi, harus melalui central authority. Dan central authority sudah berproses sudah lama,” imbuhnya.

    Dengan demikian, kata Untung, dirinya tidak bisa serta merta mendesak pemulangan Adrian Gunadi ke Indonesia meskipun sudah berstatus Interpol.

    Di samping itu, jenderal polisi bintang satu ini mengemukakan bahwa Adrian tidak berstatus tahanan, namun menjadi subjek pengawasan aparat.

    “Tidak ditahan namun sdh menjadi subjek pengawasan Aparat Penegak Hukum Qatar karena terbitnya IRN [International Red Notice] terhadap yang bersangkutan,” pungkasnya.

    Meskipun sudah terbit, tetapi nama Adrian Gunadi tidak muncul di situs Interpol pada Jumat (19/9/2025) per 18.52 WIB. Dalam situs tersebut, terlihat delapan orang Indonesia yang tercatat red notice.

    Kedelapan orang tersebut adalah Pratama Fredy (40), Pietruschka Evelina Fadil (63), Pietruschka Manfred Armin (66), Mendomba Randy (49), Kurniawan Edo (40), Daschbach Richard Jude (88), Nugroho Sofyan Iskandar (57), dan Djatmiko Febri Irwansyah (43).

    Dalam hal ini, Untung menyatakan bahwa status red notice Adrian Gunadi tidak bisa dilihat masyarakat umum dan hanya bisa dilihat aparat penegak hukum

    “Ada [di situs Interpol], yang bisa lihat hanya aparat penegak hukum. Memang tidak semua IRN itu dipublish dan dan dapat dilihat oleh masyarakat umum,” imbuhnya.

    Untung juga mengemukakan bahwa kendala terkait pemulangan Adrian terjadi lantaran otoritas Qatar lebih memilih menggunakan ekstradisi melalui Central Authority.

    “Mereka tidak mau dilakukan melalui mekanisme Interpol Channel yaitu Handling Over ataupun Deportasi. Itu kendalanya,” pungkasnya.

  • Red Notice eks Dirut Investree Adrian Gunadi Sudah Terbit

    Red Notice eks Dirut Investree Adrian Gunadi Sudah Terbit

    Bisnis.com, JAKARTA — Hubinter Polri mengemukakan status red notice eks Direktur Utama PT Investree Radhika Jaya, Adrian Asharyanto Gunadi sudah terbit.

    Ses NCB Interpol Indonesia Divhubinter Polri, Brigjen Untung Widyatmoko mengatakan pengajuan red notice itu sudah lama diajukan dan saat ini telah terbit.

    “Sudah lama kami ajukan Red Notice tersebut dan sudah terbit,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (19/9/2025).

    Meskipun sudah terbit, tetapi nama Adrian Gunadi tidak muncul di situs Interpol pada Jumat (19/9/2025) per 18.52 WIB. Dalam situs tersebut, terlihat delapan orang Indonesia yang tercatat red notice.

    Kedelapan orang tersebut adalah Pratama Fredy (40), Pietruschka Evelina Fadil (63), Pietruschka Manfred Armin (66), Mendomba Randy (49), Kurniawan Edo (40), Daschbach Richard Jude (88), Nugroho Sofyan Iskandar (57), dan Djatmiko Febri Irwansyah (43).

    Dalam hal ini, Untung menyatakan bahwa status red notice Adrian Gunadi tidak bisa dilihat masyarakat umum dan hanya bisa dilihat aparat penegak hukum

    “Ada [di situs Interpol], yang bisa lihat hanya aparat penegak hukum. Memang tidak semua IRN itu dipublish dan dan dapat dilihat oleh masyarakat umum,” imbuhnya.

    Untung juga mengemukakan bahwa kendala terkait pemulangan Adrian terjadi lantaran otoritas Qatar lebih memilih menggunakan ekstradisi melalui Central Authority.

    “Mereka tidak mau dilakukan melalui mekanisme Interpol Channel yaitu Handling Over ataupun Deportasi. Itu kendalanya,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, status Red Notice dari Organisasi Kepolisian Kriminal Internasional (Interpol) tampaknya menjadi andalan sejumlah lembaga negara yang terus berupaya menemukan sederet Warga Negara Indonesia (WNI) berstatus buronan.

    Sebut saja nama Riza Chalid, Jurist Tan, Cheryl Darmadi hingga Adrian Gunadi menjadi buron di tengah kasus hukum yang menyita perhatian publik. Lembaga negara pun bergerak cepat untuk memastikan status Red Notice para buron tersebut.

    Kejaksaan Agung misalnya tengah mengajukan permohonan penerbitan Red Notice terhadap anak Surya Darmadi, Cheryl Darmadi, tersangka kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) Duta Palma Group.

  • Kasus Keracunan Siswa SMA 2 Lamongan, Dapur MBG Jetis Disterilkan dan Distribusi Dihentikan

    Kasus Keracunan Siswa SMA 2 Lamongan, Dapur MBG Jetis Disterilkan dan Distribusi Dihentikan

    Lamongan (beritajatim.com) – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jetis, penyedia makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMA Negeri 2 Lamongan, mengambil langkah cepat setelah belasan siswa diduga mengalami keracunan. Pengelola SPPG Jetis, Frangky Irawan, memastikan dapur MBG langsung disterilkan begitu kabar keracunan diterima.

    “Terkait permasalahan di SMA Negeri 2 itu, kemarin langsung saya lakukan penindaklanjutan dengan menyeterilkan dapur. Kita mencari tahu sumbernya dulu seperti apa,” kata Frangky, Rabu (18/9/2025).

    Selama proses sterilisasi, pihaknya juga memutuskan untuk menghentikan sementara aktivitas dapur MBG. “Saya sudah bersurat ke pusat, untuk pemberhentian sementara dulu. Uji laboratorium juga sudah saya kirimkan, supaya semua bisa terang,” ujarnya.

    Frangky menilai penyebab keracunan tidak bisa serta-merta dikaitkan dengan makanan MBG. Ia menegaskan, dari 1.200 siswa penerima MBG, hanya 12 yang mengalami gejala keracunan.

    “Kalau semisal itu keracunan (MBG), kan tidak mungkin cuma 12 yang keracunan. Itu sebabnya harus dievaluasi menyeluruh, mulai kondisi siswa, makanan MBG, maupun makanan lain yang dikonsumsi,” jelasnya.

    Meski begitu, Frangky menegaskan pihaknya siap dievaluasi. “Kalau memang kita salah, ya kita siap menerima konsekuensinya. Tapi kalau dari pihak luar yang salah, ya juga harus ikut disalahkan,” tegasnya.

    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan, Chaidir Annas, menyebut pihaknya telah menurunkan tim untuk memeriksa lingkungan sekolah dan mengambil sampel makanan serta air di SMA Negeri 2 Lamongan. “Kami mencari data perkembangan dari kasus keracunan, dengan memeriksa lingkungan sekolah, sama pengambilan sampel air dan makanan,” katanya.

    Sementara itu, Kepala SMA Negeri 2 Lamongan, Sofyan Hadi, memastikan pendistribusian MBG di sekolahnya diberhentikan sementara sampai hasil uji laboratorium keluar. “Kepada anak-anak diimbau agar menjaga kesehatan masing-masing, misalkan mau makan ya cuci tangan pakai sabun, supaya sehat,” ujarnya.

    Sebelumnya, belasan siswa SMA Negeri 2 Lamongan dilarikan ke Rumah Sakit Islam (RSI) Nasrul Ummah setelah mengalami gejala keracunan. Pihak rumah sakit menyebut penyebabnya diduga berasal dari makanan MBG. [fak/beq]

  • Dosen UIN Malang Cekcok dengan Tetangga Sampai Aksi Guling-Gulingnya Viral, Pihak Kampus Buka Suara

    Dosen UIN Malang Cekcok dengan Tetangga Sampai Aksi Guling-Gulingnya Viral, Pihak Kampus Buka Suara

    Liputan6.com, Malang – Aksi Imam Muslimin, seorang dosen UIN Malang berguling-guling viral di media sosial. Tindakan itu dipicu konflik dengan tetangganya dan dia siap membawa masalah itu ke jalur hukum.

    Imam mengatakan, peristiwa dia menjatuhkan diri dan berguling di depan rumahnya Jalan Joyogrand Kavling Depag III Atas, Merjosari, Kota Malang, terjadi pada 7 September 2025 siang. Melibatkan dia dengan Sahara tetangga samping rumahnya.

    Bahkan saat malam pada hari yang sama, kata Imam, rumahnya digeruduk Sahara bersama pekerjanya. Sahara bersama dua sopirnya menungu di depan rumah. Seorang sopir turut membawa anak dan istrinya.

    “Saya baru pulang dari masjid langsung dimaki-maki sampai diancam dibunuh,” kata Imam.

    Dia menceritakan, pihak Sahara sampai masuk ke dalam rumah. Seorang di antara mereka mendorong Imam sampai jatuh ke lantai. Seorang di antara mereka bahkan melayangkan pukulan ke Imam. Sejumlah barang di rumah itu pun diacak-acak.

    “Ada sopirnya sampai mematahkan kayu dengan kakinya digunakan mengancam saya,” tutur Imam.

    Esok harinya, Imam dan istrinya melaporkan peristiwa itu ke Polsek Lowokwaru. Kepolisian meminta mereka membawa hasil visum sebagai lampiran dan bukti laporan. Karena laporan tak diproses, sebagai gantinya, digelar mediasi pada 9 September 2025 di polsek.

    “Orang Polsek malah minta ini dihentikan dan menyebut saya orang sakit,” tuturnya.

    Mediasi yang digelar kepolisian berakhir buntu sebab dihadiri Imam dan istrinya, serta Sahara dan Sofyan suaminya. Sedangkan beberapa orang lagi dari pihak Sahara yang terlibat penggerudukan tak hadir dalam mediasi.

    “Mediasi buntu. Pak Sofyan tak terlibat dalam perkara (penggerudukan) malah hadir,” ucap Imam.

    Sedangkan beberapa orang yang terlibat dalam dugaan tindak pidana penggerudukan ke rumahnya justru tak dihadirkan. Imam pun menolak mediasi itu karena mendatangkan semua pihak yang terlibat.

    Dia telah menunjuk kuasa hukum untuk meyelesaikan masalah ini. Sejumlah barang bukti sudah disiapkan bila peristiwa ini sampai harus berlanjut ke proses hukum.

    “Saya itu awam hukum, yang saya tahu adalah hukuman. Saya sudah menunjuk pengacara, saya serahkan ke pengacara,” ujarnya.

    Imam mengaku sudah mengundurkan diri sebagai dosen pasca sarjana dan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maliki Malang. Dia ingin fokus menyelesaikan masalah ini sampai tuntas.

    Sementara itu Sahara tidak dapat dikonfirmasi atas peristiwa itu. Tak ada balasan saat Liputan6.com menghubungi lewat pesan WhatsApp. Sambungan lewat telepon pun tidak diangkat.

    Pagar rumahnya sampai sekitar pukul 19.30 WIB tampak digembok. Saat pagar diketuk pun tak ada jawaban meski di teras terlihat ada motor terparkir.

     

  • Dosen UIN Malang Cekcok dengan Tetangga Sampai Aksi Guling-Gulingnya Viral, Pihak Kampus Buka Suara

    Penjelasan Dosen UIN Malang Soal Aksi Guling-Guling dan Dugaan Santet Tetangga

    Liputan6.com, Malang – Video yang merekam Imam Muslimin, seorang dosen UIN Malang menjatuhkan diri dan berguling-guling di tanah viral di media sosial. Pemicunya yakni konflik tetangga terkait masalah parkir kendaraan.

    Imam Muslimin merupakan dosen pascasarjana dan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maliki Malang. Dia telah mengundurkan diri sebagai pengajar usai video yang diunggah akun @sahara_vibesssss milik tetangganya viral.

    Imam mengatakan, peristiwa itu terjadi pada 7 September 2025 siang melibatkan Sahara tetangga tepat samping rumahnya di Jalan Joyogrand Kavling Depag III Atas, Merjosari, Kota Malang. Salah satu pemicunya parkir kendaraan milik tetangganya itu.

    “Ibu Sahara dan suaminya Pak Sofyan itu kan pengusaha rental mobil,” kata Imam ditemui di rumahnya, Selasa malam  (16/9/2025).

    Imam menceritakan didampingingi Rosyidah istrinya. Menurutnya, kendaraan rental sering diparkir di jalan persis depan rumahnya. Pernah suatu hari saat masih subuh Imam mengaku kendaraannya sampai tak bisa keluar lantaran terhalang mobil milik Sahara.

    “Sopir mobil rental tak bisa dibangunkan, Sahara malah marah-marah dan saya disuruh ambil kunci untuk memindahkan mobil itu,” urainya.

    Agar masalah parkir tak berlarut-larut, Imam mengaku berinisiatif membersihkan dan meratakan tanah kosong di depan rumahnya. Tujuannya agar dapat dijadikan area parkir mobil rental. Dia merogoh duit sekitar Rp 12 juta untuk membersihkan lahan itu.

    “Saya minta urunan satu juta rupiah saja dia tidak mau, malah marah-marah,” ucap Imam.

    Puncak konflik antartetangga itu terjadi saat aksi guling-guling Imam viral di media sosial. Dia mengaku ketika itu terjadi cekcok dan kepalanya sampai ditanduk oleh pihak Sahara sampai terasa pusing. Aksi jatuh dan berguling itu guna melawan rasa sakit.

    Dia menjelaskan aksinya itu mempraktikan sebuah teori dalam psikologi. Yakni bila terasa pusing maka harus dilawan dengan cara membantingkan diri dan berguling. Sebab bila tidak begitu bisa mengakibatkan stroke.

    “Saya ini doktor (guru besar-red), jadi apa yang saya lakukan ada referensinya,” ucap Imam.

    Imam juga mengklarifikasi tuduhan bahwa dia mengajak mahasiswanya menggeruduk rumah Sahara. Dia menyebut narasi yang diunggah Sahara lewat media sosial tidak benar. Sebab mahasiswa itu murni sedang kuliah.

    “Rumah saya konsepnya rumah belajar. Kebetulan di pertemuan pertama anak-anak minta kuliah di rumah ini,” katanya.

    Rosyidah, istri Imam menambahkan, saat proses perkuliahan keluarga Sahara menyetel musik sangat keras. Namun kelas tidak merasa terganggu. Ketika kuliah selesai, mahasiswa keluar rumah bersamaan.

    “Kami dan mahasiswa dikira menggeruduk, padahal tidak ada apa-apa. Sahara tak mau bicara baik-baik, langsung nuduh,” katanya.

     

     

  • Dosen UIN Malang Cekcok dengan Tetangga Sampai Aksi Guling-Gulingnya Viral, Pihak Kampus Buka Suara

    Viral Video Dosen UIN Malang Guling-Guling Saat Cekcok dengan Warga

    Liputan6.com, Malang – Video yang merekam Imam Muslimin, seorang dosen UIN Malang menjatuhkan diri dan berguling-guling di tanah viral di media sosial. Salah satu pemicunya yakni konfik tetangga terkait masalah parkir kendaraan.

    Imam Muslimin merupakan dosen pascasarjana dan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maliki Malang. Dia telah mengundurkan diri sebagai pengajar usai video yang diunggah akun @sahara_vibesssss milik tetangganya viral.

    Imam mengatakan, peristiwa itu terjadi pada 7 September 2025 siang melibatkan Sahara tetangga tepat samping rumahnya di Jalan Joyogrand Kavling Depag III Atas, Merjosari, Kota Malang. Salah satu pemicunya parkir kendaraan milik tetangganya itu.

    “Ibu Sahara dan suaminya Pak Sofyan itu kan pengusaha rental mobil,” kata Imam ditemui di rumahnya, Selasa malam  (16/9/2025).

    Imam menceritakan didampingingi Rosyidah istrinya. Menurutnya, kendaraan rental sering diparkir di jalan persis depan rumahnya. Pernah suatu hari saat masih subuh Imam mengaku kendaraannya sampai tak bisa keluar lantaran terhalang mobil milik Sahara.

    “Sopir mobil rental tak bisa dibangunkan, Sahara malah marah-marah dan saya disuruh ambil kunci untuk memindahkan mobil itu,” urainya.

    Agar masalah parkir tak berlarut-larut, Imam mengaku berinisiatif membersihkan dan meratakan tanah kosong di depan rumahnya. Tujuannya agar dapat dijadikan area parkir mobil rental. Dia merogoh duit sekitar Rp 12 juta untuk membersihkan lahan itu.

    “Saya minta urunan satu juta rupiah saja dia tidak mau, malah marah-marah,” ucap Imam.

    Puncak konflik antartetangga itu terjadi saat aksi guling-guling Imam viral di media sosial. Dia mengaku ketika itu terjadi cekcok dan kepalanya sampai ditanduk oleh pihak Sahara sampai terasa pusing. Aksi jatuh dan berguling itu guna melawan rasa sakit.

    Dia menjelaskan aksinya itu mempraktikan sebuah teori dalam psikologi. Yakni bila terasa pusing maka harus dilawan dengan cara membantingkan diri dan berguling. Sebab bila tidak begitu bisa mengakibatkan stroke.

    “Saya ini doktor (guru besar-red), jadi apa yang saya lakukan ada referensinya,” ucap Imam.