Tag: Sofyan

  •  Wanita Ngawi Cabut Gigi Diduga Infeksi Hingga Meninggal, Ini Respon Dinkes

     Wanita Ngawi Cabut Gigi Diduga Infeksi Hingga Meninggal, Ini Respon Dinkes

    Ngawi (beritajatim.com) – Nira Pranita Asih (31) wanita asal Desa Gendingan Kecamatan Widoadren Ngawi diduga mengalami infeksi usai mencabut gigi bungsu di sebuah klinik di Desa Walikukun Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Nira meninggal dunia pada 27 April 2024 lalu. 

    Kabar meninggalnya Nira pun diunggah oleh sang suami Davin Ahmad Sofyan di media sosial. Dia merasa dirugikan oleh klinik gigi di Walikukun yang merekomendasikan pencabutan hingga melakukan tindakan pencabutan gigi bungsu sang istri pada 28 Desember 2024. 

    Apa yang dialami Davin dan sang istri pun viral di media sosial. Pun, Kepala Dinas Kesehatan Ngawi dr Yudono pun mengetahui adanya peristiwa itu. Yudono mengaku sudah memanggil pihak terkait untuk mengonfirmasi kejadian tersebut. 

    “Secara kronologi butuh beberapa informasi. Memang betul, pasien tersebut ditangani oleh inisial Dokter Gigi SW. Tapi itu masih belum lengkap karena belum menyampaikan secara detail pada kami,” ujar dr Yudono, Kamis (9/5/2024)

    Dirinya menambahkan, bukan hanya Dokter Gigi SW yang memeriksa Nira. Mengingat, ibu satu anak itu beberapa kali pindah dari satu rumah sakit, ke rumah sakit lain.

    “Karena berikutnya ada beberapa dokter yang menangani juga, dokter umum, termasuk di Rumah Sakit Dr Oen, disana dirawat sekian lama. Maka dari itu kami harus mendapatkan informasi yang lengkap. Kami juga memanggil dokter gigi dari organisasi profesi PDGI Kabupaten Ngawi, demi mendapat keterangan yang tidak sepotong potong,” imbuhnya.

    Yudono membenarkan, jika status Dokter Gigi SW adalah dokter yang berdinas di RSUD Mantingan Ngawi. Menurutnya, yang bersangkutan juga membuka klinik untuk praktik mandiri.

    Mengenai klinik tempat praktik Dokter Gigi SW, Yudono menyebut sudah lama beroperasi dan tidak ada kendala secara administrasi.

    “Akan kami gali informasi dari dokter dokter lain yang ikut menangani, harus kami kumpulkan secara detail karena ada hal seperti ini, masyarakat jadi takut pergi ke dokter gigi. Sebetulnya informasi seperti ini dikomunikasikan dengan baik,Supaya masyarakat luas tidak langsung mengambil kesimpulan bahwa dicabut gigi bungsu bisa meninggal dan akhirnya tidak terselesaikan,” pungkasnya.  

    Sebelumnya, Diduga berawal mencabut gigi bungsu, wanita asal Desa Gendingan Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mengalami infeksi leher hingga meninggal dunia pada 27 April 2024. 

    Dia adalah Nira Pranita Asih (31) ibu satu anak. Sang suami, yakni Davin Ahmad Sofyan (28) hanya bisa pasrah. Dia sudah menghabiskan total Rp500 juta untuk biaya istrinya berobat. Namun, sang istri justru meninggal dunia meninggalkan seorang putra yang masih berusia tiga tahun. 

    Davin pun menceritakan bagaimana sang istri berakhir meninggal dunia padahal sudah berobat di lima fasilitas kesehatan karena mengalami pembengkakan mulut pasca mencabut gigi bungsu. 

    “Berawal saat istri saya memutuskan cabut gigi bungsu pada 28 Desember 2023 silam. Sebelumnya mengeluh pusing, kami mencoba konsultasi masalah tersebut ke Klinik Gigi Walikukun. Diarahkan untuk foto rontgen di RS Sarila Husada Sragen,” ujar Davin.

    “Dari foto rontgen, gigi bungsu istri saya ini  miring kiri dan terletak paling belakang. Sehingga keputusan dokter cabut gigi bungsu. Kami ikuti rekomendasinya. Setelah dicabut dokter gigi bilang bahwa klinik libur sampai 3 Januari 2024,” tambahnya. 

    Usai mencabut gigi bungsu, tak ada gejala terlihat. Namun, Seiring berjalannya waktu, Nira mengalami pembengkakan di bagian gigi belakang 30 Desember 2024. Davin langsung mengajaknya konsultasi ke RS Panti Waluyo Solo. 

    “Kami periksa selain bengkak, indikasi terjadi radang tenggorokan. Setelah itu rawat jalan, kami tinggal sementara di Solo pada 31 Desember 2023. Udah dirawat tapi gak ada perkembangan. Kami akhirnya pindah ke RS JIH Solo. Hasilnya sama ada indikasi radang tenggorokan. Diberi vitamin untuk meringankan dan rawat jalan. Jadi fokus minum obat Rumah Sakit JIH Solo,” kata Davin

    Menurutnya, obat dari Rumah Sakit JIH menunjukkan perkembangan positif. Pada 1 Januari 2024, kondisi Nira membaik, hingga diperbolehkan pulang ke Ngawi. Namun, ternyata bukan sepenuhnya baik. 

    “Bengkak sudah membaik, tapi turun di bagian leher, sakit tidak bisa ngomong. Tanggal 3 Januari, kembali periksa ke dokter dan mengatakan infeksi. Akhirnya opname. Dikasih antibiotik tidak mempan. Akhirnya kami bawa ke Klinik Jogorogo. Bengkak hilang muncul sesak nafas. Terus dirujuk ke Rumah Sakit Dr Oen Solo pagi, infeksi menjalar ke pernapasan,” bebernya.

    Nira pun memakai alat bantu pernafasan tanggal 4 Januari 2024. Namun kondisi istrinya semakin parah. Infeksi leher sudah akut. Leher Nira pun dibedah untuk menghilangkan nanah imbas infeksi saluran di paru-paru. 

    Dia terpaksa menunggu hasil operasi seminggu. Setelah operasi dan selang dilepas, masih sesak nafas bahkan rongga paru terus menghasilkan nanah.

    “Divonis operasi thorax awal Februari 2024, pembedahan selaput paru paru bagian kanan, padahal yang infeksi kiri kanan. Setelah operasi dirawat di ICU 2 minggu melepas ventilator. Istri tidak bisa bernafas, kemudian dilakukan operasi bagian leher dilubangi atau Trakeostomi, nafas lewat jalur leher. Setelah operasi, dipindahkan dari ICU,” paparnya.

    Beberapa hari kemudian dokter membolehkan istrinya pulang ke rumah, dengan catatan punya alat pernafasan bantuan,kasur medis,dan oksigen.

    “Pada saat puasa kemarin, sempat lebaran di Ngawi. Dari leher yang dilubangi, tidak bisa ngomong selama 1 bulan. Makan lewat selang, susah berjalan,” ungkapnya.

    Kondisi membaik itu tidak bertahan lama, pada tanggal 20 April mengalami penurunan drastis dan kembali dibawa ke Rumah Sakit Dr Oen Solo.

    “Berat badan menurun jadi 27 kilogram. Kondisinya drop, kemudian meninggal saat dilakukan pertolongan pada 27 April 2024,” katanya.

    Karena kejadian itu, Davin merasa dirugikan. Dia tengah bersiap untuk membawa persoalan itu ke meja hijau. Dia merasa rugi waktu, rugi tenaga, rugi materiil, dan yang paling parah adalah istrinya berakhir meninggal dunia. 

    “Karena selama saya cari, tidak ada respon yang ditunjukkan oleh dokter gigi yang merekomendasikan cabut gigi,” pungkasnya. [fiq/aje]

  • Ini Kronologi Wanita Ngawi yang Meninggal dengan Dugaan Infeksi Usai Cabut Gigi

    Ini Kronologi Wanita Ngawi yang Meninggal dengan Dugaan Infeksi Usai Cabut Gigi

    Ngawi (beritajatim.com) – Diduga berawal mencabut gigi bungsu, wanita asal Desa Gendingan Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mengalami infeksi leher hingga meninggal dunia pada 27 April 2024. 

    Dia adalah Nira Pranita Asih (31) ibu satu anak. Sang suami, yakni Davin Ahmad Sofyan (28) hanya bisa pasrah. Dia sudah menghabiskan total Rp500 juta untuk biaya istrinya berobat. Namun, sang istri justru meninggal dunia meninggalkan seorang putra yang masih berusia tiga tahun. 

    Davin pun menceritakan bagaimana sang istri berakhir meninggal dunia padahal sudah berobat di 5 fasilitas kesehatan karena mengalami pembengkakan mulut pasca mencabut gigi bungsu. 

    “Berawal saat istri saya memutuskan cabut gigi bungsu pada 28 Desember 2023 silam. Sebelumnya mengeluh pusing, kami mencoba konsultasi masalah tersebut ke Klinik Gigi Walikukun. Diarahkan untuk foto rontgen di RS Sarila Husada Sragen,” ujar Davin.

    “Dari foto rontgen, gigi bungsu istri saya ini  miring kiri dan terletak paling belakang. Sehingga keputusan dokter cabut gigi bungsu. Kami ikuti rekomendasinya. Setelah dicabut dokter gigi bilang bahwa klinik libur sampai 3 Januari 2024,” tambahnya. 

    Usai mencabut gigi bungsu, tak ada gejala terlihat. Namun, Seiring berjalannya waktu, Nira mengalami pembengkakan di bagian gigi belakang 30 Desember 2024. Davin langsung mengajaknya konsultasi ke RS Panti Waluyo Solo. 

    “Kami periksa selain bengkak, indikasi terjadi radang tenggorokan. Setelah itu rawat jalan, kami tinggal sementara di Solo pada 31 Desember 2023. Udah dirawat tapi gak ada perkembangan. Kami akhirnya pindah ke RS JIH Solo. Hasilnya sama ada indikasi radang tenggorokan. Diberi vitamin untuk meringankan dan rawat jalan. Jadi fokus minum obat Rumah Sakit JIH Solo,” kata Davin

    Menurutnya, obat dari Rumah Sakit JIH menunjukkan perkembangan positif. Pada 1 Januari 2024, kondisi Nira membaik, hingga diperbolehkan pulang ke Ngawi. Namun, ternyata bukan sepenuhnya baik. 

    “Bengkak sudah membaik, tapi turun di bagian leher, sakit tidak bisa ngomong. Tanggal 3 Januari, kembali periksa ke dokter dan mengatakan infeksi. Akhirnya opname. Dikasih antibiotik tidak mempan. Akhirnya kami bawa ke Klinik Jogorogo. Bengkak hilang muncul sesak nafas. Terus dirujuk ke Rumah Sakit Dr Oen Solo pagi, infeksi menjalar ke pernapasan,” bebernya.

    Nira pun memakai alat bantu pernafasan tanggal 4 Januari 2024. Namun kondisi istrinya semakin parah. Infeksi leher sudah akut. Leher Nira pun dibedah untuk menghilangkan nanah imbas infeksi saluran di paru-paru. 

    Dia terpaksa menunggu hasil operasi seminggu. Setelah operasi dan selang dilepas, masih sesak nafas bahkan rongga paru terus menghasilkan nanah.

    “Divonis operasi thorax awal Februari 2024, pembedahan selaput paru paru bagian kanan, padahal yang infeksi kiri kanan. Setelah operasi dirawat di ICU 2 minggu melepas ventilator. Istri tidak bisa bernafas, kemudian dilakukan operasi bagian leher dilubangi atau Trakeostomi, nafas lewat jalur leher. Setelah operasi, dipindahkan dari ICU,” paparnya.

    Beberapa hari kemudian dokter membolehkan istrinya pulang ke rumah, dengan catatan punya alat pernafasan bantuan,kasur medis,dan oksigen.

    “Pada saat puasa kemarin, sempat lebaran di Ngawi. Dari leher yang dilubangi, tidak bisa ngomong selama 1 bulan. Makan lewat selang, susah berjalan,” ungkapnya.

    Kondisi membaik itu tidak bertahan lama, pada tanggal 20 April mengalami penurunan drastis dan kembali dibawa ke Rumah Sakit Dr Oen Solo.

    “Berat badan menurun jadi 27 kilogram. Kondisinya drop, kemudian meninggal saat dilakukan pertolongan pada 27 April 2024,” katanya.

    Karena kejadian itu, Davin merasa dirugikan. Dia tengah bersiap untuk membawa persoalan itu ke meja hijau. Dia merasa rugi waktu, rugi tenaga, rugi materiil, dan yang paling parah adalah istrinya berakhir meninggal dunia. 

    “Karena selama saya cari, tidak ada respon yang ditunjukkan oleh dokter gigi yang merekomendasikan cabut gigi,” pungkasnya.

    Terpisah, Kadinkes Ngawi Yudhono akan memanggil yang bersangkutan, untuk meminta klarifikasi lebih lanjut.

    “Pihak pihak terkait akan kami minta keterangan mengenai permasalahan tersebut. Akan kami investigasi,”tandasnya. [fiq/aje]

  • Mantan Legislator PDIP Mimpikan Duet Seperti Djalal-Kusen Pimpin Jember

    Mantan Legislator PDIP Mimpikan Duet Seperti Djalal-Kusen Pimpin Jember

    Jember (beritajatim.com) – Agus Hadi Santoso, mantan legislator DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, dari PDI Perjuangan menginginkan daerah ini dipimpin duet bupati dan wakil bupati seperti duet MZA Djalal dan Kusen Andalas.

    “Jember ini membutuhkan bupati atau wakil bupati dari unsur partai atau politisi. Jadi tidak didominasi birokrasi, pengusaha, atau politisi semua. Ini untuk menjaga keseimbangan hubungan legislatif dan eksekutif,” kata Agus, Rabu (8/5/2024).

    Menurut Agus, jika tidak ada unsur politisi dalam duet pemimpin daerah Jember, hubungan eksekutif dan legislatif berpotensi canggung. Ia mencontohkan kepemimpinan Faida dan Abdul Muqiet Arief pada 2016-2021. Hubungan antara pemerintah kabupaten dengan DPRD Jember diwarnai cekcok.

    “Jadi silakan, kader-kader partai dimunculkan siapa yang akan dipasangkan dengan calon bupati atau wakil bupati dari unsur di luar partai,” kata Agus.

    Agus melihat sejumlah politisi potensial sudah muncul dalam pilkada Jember tahun ini, seperti Muhammad Fawait dari Gerindra, Agus Sofyan dan Hadi Supaat dari PDI Perjuangan, Dedy Dwi Setiawan dari Partai Nasdem, dan Karimullah Dahrujiadi dari Golkar.

    “Terserah monggo. Mereka harus bergandengan calon di luar politisi, apakah itu Bu Faida, Pak Nanang Handono, atau Pak Hendy Siswanto dan lainnya. Silakan kalau ada calon lain muncul. Tapi yang jelas yang ideal adalah calon politisi dan non politisi,” kata Agus.

    Agus mencontohkan duet Bupati Muhammad Zainal Abidin dan Wakil Bupati Kusen Andalas pada periode 2005-2010 dan 2010-2015. Djalal adalah mantan kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jawa Timur. Semenrara Kusen saat itu adalah Ketua DPC PDI Perjuangan Jember. “Kenapa mereka bisa memimpin dua periode? Karena terjalin hubungan yang harmonis,” kata Agus.

    Dengan adanya kader partai menjadi calon bupati atau wakil bupati, lanjut Agus, partai tak hanya jadi kendaraan politik. “Semua partai akhirnya berharga,” katanya. [wir]

  • Tiga Anggota DPRD Jember Berminat Jadi Cabup

    Tiga Anggota DPRD Jember Berminat Jadi Cabup

    Jember (beritajatim.com) – Tiga orang anggota DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, periode 2019-2024 berminat menjadi calon bupati dalam pemilihan kepala daerah tahun ini. Mereka mendaftarkan diri dalam penjaringan di PDI Perjuangan dan Partai Nasional Demokrat.

    Tiga orang legislator itu adalah Agus Sofyan, anggota Fraksi PDI Perjuangan dan Wakil Ketua DPRD Jember; Hadi Supaat, anggota Fraksi PDI Perjuangan dan Komisi C DPRD Jember; dan Dedy Dwi Setiawan, anggota Fraksi Partai Nasdem dan Wakil Ketua DPRD Jember.

    Agus dan Hadi sudah mengambil formulir pendaftaran di kantor Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Jember pada 5 Mei dan 29 April 2024. Sementara Dedy menyerahkan berkas pendaftaran pada 6 Mei 2024 di kantor Dewan Pimpinan Daerah Partai Nasdem Jember.

    “Saya mendaftar karena ada dorongan dari relawan dam struktur pengurus partai di ranting dan kecamatan. Mereka meminta Partai Nasdem di Jember mendorong kader sendiri untuk maju dalam kontestasi pilkada,” kata Dedy, Rabu (8/5/2024).

    Dedy sudah melaporkan pendaftaran ini kepada pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem. “Saya serahkan sepenuhnya kepada induk partai saya, mau dikoalisikan dengan siapa. Yang jelas rekom yang menentukan bukan pengurus daerah, tapi pusat. Selain kami berkomunikasi dengan partai-partai di Jember, kami juga menyampaikan ke DPP,” katanya.

    Sementara itu Agus Sofyan mengatakan, pendaftaran ini adalah tanggung jawab selaku kader PDIP. “Saya selaku kader PDI Perjuangan yang punya banyak pengalaman, pada akhirnya terpanggil,” katanya.

    “Kedua, bagi seorang politisi tak ada istilah pensiun. Kalau saya memenuhi syarat dalam proses penjaringan ini, saya ikut. Dalam rangka misi perjuangan PDI Perjuangan, ikut berpartisipasi untuk mewujudkan Jember yang lebih baik lagi. Banyak hal yang harus kita sempurnakan,” kata Agus.

    Agus baru datang dari Jakarta hari ini. “Insyaallah Senin pekan depan, saya akan melengkapi berkas pendaftaran. Semangat saya adalah semangat kebersamaan. Walau saya banyak keterbatasan, termasuk dalam hal finansial, tidak ada masalah. Barangkali banyak masukan dan saran pendapat dari teman-teman,” katanya.

    Hal senada dilontarkan Hadi Supaat. “Kami selaku kader partai, siap ketika ada perintah partai. Kemarin pak Ketua (Ketua DPC PDIP Jember Arif Wibowo, red) menyampaikan, jika ada peluang, maka kami akan mengambil kader sendiri untuk disiapkan menjadi calon. Soal siapanya kami tidak tahu. Tapi palin tidak, saya sebagai kader partai, tanggap situasi,” katanya.

    Munculnya tiga legislator dalam penjaringan kandidat bupati dan wakil bupati ini sesuai dengan harapan Agus Hadi Santoso, mantan legislator PDI Perjuangan di DPRD Jember. “Jember memerlukan unsur politisi, baik bupati atau wakil bupati. Jadi tidak didominasi birokrasi, pengusaha, atau politisi semua. Ini untuk menjaga keseimbangan hubungan legislatif dan eksekutif,” katanya. [wir]

  • Nasdem Bernostalgia ke Kantor PDI Perjuangan Jember

    Nasdem Bernostalgia ke Kantor PDI Perjuangan Jember

    Jember (beritajatim.com) – Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Partai Nasional Demokrat Kabupaten Jember, Jawa Timur, bernostalgia mengunjungi kantor Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Jember, Senin (15/4/2024) malam.

    Ketua DPD Partai Nasdem Jember Marsuki Abdul Ghafur ditemani sejumlah pengurus, antara lain Sekretaris DPD Bambang Haryanto, dua anggota Fraksi Nasdem DPRD Jember Dedy Dwi Setiawan dan David Handoko Seto, serta jajaran pengurus lainnya.

    Mereka mereka ditemui langsung Ketua DPC PDIP Jember yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Arif Wibowo. Hadir pula Sekretaris DPC Widarto, Ketua Fraksi PDIP DPRD Jember Edi Cahyo Purnomo, Bendahara DPC Agus Sofyan, sejumlah pengurus, dan anggota fraksi.

    Marsuki menyatakan kehadirannya sebagai bentuk silaturahmi dalam suasana lebaran dan temu kangen. “Ada semacam nostalgia. Dulu pada 2015, kami bersama-sama. Kami ada kesamaan dengan PDI Perjuangan. Kapan hari dalam pemilihan presiden, juga ada kesamaan: sama-sama kalah,” katanya, usai pertemuan.

    Nasdem dan PDIP pernah berkoalisi mengusung pasangan Faida dan Abdul Muqiet Arief dalam pemilihan kepala daerah Jember pada 2015. Lima tahun kemudian, Nasdem berkoalisi dengan Partai Gerindra dan tiga partai lainnya mengusung Hendy Siswanto dan Firjaun Barlaman. Sementara PDIP mengusung Abdus Salam dan Ifan Ariadna.

    Marsuki mengatakan, ada kesamaan sikap antara Nasdem dan PDIP dalam menatap Jember. “Ke depan kami bersama untuk menuju Jember yang lebih baik lagi. Kalau koalisi (pemilihan kepala daerah), saya kira masih belum. Kalau nanti ada kesamaan ya berkoalisi,” katanya.

    “Kami ini ingin menata Jember lebih baik lagi. Harus bersama-sama. Kalau tidak bersama-sama tidak bisa. Kami sudah pernah bertemu partai-partai lain. Tujuannya untuk menata Jember lebih baik,” kata Marsuki.

    Sejumlah pengurus partai yang pernah ditemui Marsuki adalah Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Keadilan Sejahtera yang tergabung dalam Koalisi Perubahan, dan Partai Persatuan Pembangunan yang tergabung dalam Koalisi Kebersamaan.

    Kendati sudah membangun dua koalisi, Nasdem belum membuka pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati. “Kami masih menunggu instruksi DPP (Dewan Pimpinan Pusat),” kata Marsuki.

    Setelah PDI Perjuangan, Marsuki akan beranjangsana ke markas partai lain, seperti Partai Gerakan Indonesia Raya. “Kami akan agendakan,” kata Marsuki. [wir]

  • Fraksi PDIP Jember Diminta Menilai Bupati Hendy, Ini Hasilnya…

    Fraksi PDIP Jember Diminta Menilai Bupati Hendy, Ini Hasilnya…

    Jember (beritajatim.com) – Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, diminta menilai kinerja Bupati Hendy Siswanto oleh pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sebagai bagian dari penjaringan kandidat yang akan diusung dalam pemilihan kepala daerah tahun ini.

    Ada enam dari tujuh anggota fraksi yang masing-masing dimintai penilaian langsung dalam rapat yang dipimpin Ketua DPC dan Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan PDI Perjuangan Jember, Arif Wibowo, awal pekan ini.

    Mereka adalah Danang Kurniawan, Hadi Supa’at, Tabroni, Agus Sofyan, Edi Cahyo Purnomo, dan Alfan Yusfi. Satu-satunya anggota fraksi yang absen adalah Indrijati. “Alhamdulillah, para anggota fraksi termasuk saya masih memberikan nilai yang bagus kepada Ji Hendy,” kata Agus Sofyan, Bendahara DPC PDI Perjuangan Jember dan Wakil Ketua DPRD Jember, Kamis (11/4/2024).

    “Mayoritas teman-teman mengakui keberhasilan-keberhasilan Haji Hendy, mulai dari pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan. Layanan-layanan itu masih dianggap (bagus),” kata Agus.

    “Kesimpulan awalnya: petahana, Pak Haji Hendy, masih sangat layak jika seandainya dalam seleksi di internal bisa lolos,” kata Agus. Apalagi berdasarkan survei internal PDI Perjuangan, elektabilitas Hendy masih yang tertinggi dibandingkan kandidat lainnya.

    Para anggota fraksi juga menilai, jika tetap berpasangan dengan Wakil Bupati Muhammad Balya Firjaun Barlaman dalam pencalonan pilkada tahun ini, maka suara dukungan untuk Hendy akan lebih bagus dan utuh. “Daripada berpasangan dengan calon wakil bupati yang lain,” kata Agus.

    Ketua Fraksi PDI Perjuangan Edi Cahyo Purnomo juga menilai, sejumlah program Hendy selama memimpin Jember sejak Februari 2021 cukup berpihak pada rakyat kecil. “Selama pemerintahan Bupati Hendy, ada beberapa kebijakan yang pro rakyat, seperti J-Berteman dan J-Pasti Keren,” katanya.

    J-Berteman adalah akronim dari Jember Bersih Terang dan Aman, yakni perekrutan 12 ribu orang petugas kebersihan dan pertamanan. Sementara J-Pasti Keren adalah akronim dari Pelayanan Kesehatan Gratis Khusus Penduduk Jember yang Efektif dan Efisien, yakni program layanan kesehatan gratis untuk masyarakat Jenber yang belum ikut serta dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

    “Teman-teman mengapresiasi program J-Keren, karena sangat bagus untuk kepentingan masyarakat. Rakyat terbantu dengan program itu. Program itu tepat mengenai sasaran, sehingga memangkas proses administrasi layanan kesehatan,” kata Edi.

    Dalam pertemuan itu, menurut Edi, Arif mengapresiasi program yang prorakyat selama pemerintahan Bupati Hendy Siswanto dan Wakil Bupati Firjaun Barlaman. “Kalau program itu baik untuk rakyat, Mas Arif sangat responsif,” katanya.

    Sementara itu diwawancarai terpisah, Bupati Hendy mengakui masih banyak kekurangan selama masa pemerintahannya sejak 27 Februari 2021. Namun, ia mengingatkan, masa pemerintahannya sangat pendek. Gara-gara pandemi Covid-19, Hendy menyatakan hanya bisa bekerja maksimal selama dua tahun.

    “Bukan saya merasa terlalu bagus. Tapi dengan waktu pemerintahan selama dua tahun satu bulan, kalau masih ada kekurangan ya pasti. Dua puluh tahun jadi bupati saja pasti ada kekurangan. Apalagi kalau dua tahun satu bulan,” kata Hendy.

    Selama ini Hendy membuka ruang kritik seluas-luasnya dari berbagai pihak, terutama PDI Perjuangan. “Saya belum pernah meng-counter kritik PDI Perjuangan, karena itu bagian dari upaya menempa diri saya menjadi lebih baik. Semakin tajam kritiknya, membuat saya semakin lebih baik, karena ini memang pendidikan. Saya menganggap PDI Perjuangan orang tua saya yang betul-betul ingin Jember lebih baik,” katanya. [wir]

  • Bupati Jember Hendy Sebut Wasekjen PDIP Arif Wibowo Guru Politiknya

    Bupati Jember Hendy Sebut Wasekjen PDIP Arif Wibowo Guru Politiknya

    Jember (beritajatim.com) – Bupati Hendy Siswanto merasa terhormat bisa bertemu dengan Arif Wibowo, Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat dan Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Jember, Jawa Timur.

    “Mas AW ini sahabat lama. Termasuk yang mengajari saya politik ya Mas AW ini. Sejak awal 2019 saya tidak mengerti apa-apa ya saya bertemu Mas AW, dan bertanya bagaimana caranya menjadi bupati, partai politik bagaimana, saya tidak paham,” kata Hendy, Kamis (11/4/2024).

    Hendy dan Arif bertemu di kantor DPC PDI Perjuangan Jember, Senin (8/4/2024) dini hari, tanpa sepengetahuan media massa. Dalam pertemuan itu, Arif ditemani sejumlah pengurus DPC dan enam legislator DPRD Jember yang saat ini menjabat, yakni Danang Kurniawan, Hadi Supa’at, Tabroni, Agus Sofyan, Edi Cahyo Purnomo, dan Alfan Yusfi.

    Dalam pertemuan itu, Hendy meminta maaf kepada Arif Wibowo. “Kalau kemarin dalam pemilihan presiden Mas AW sempat sedikit agak kesal dengan saya, saya minta maaf. Beliau senior, dan saya minta maaf,” katanya.

    “Saya ngomong: ‘Mas AW, saya kirim pesan WA ke Sampeyan. Kenapa tidak dijawab? Aku minta maaf punya salah. Tapi WA saya jangan tidak dijawab. Masa tidak dijawab? Salah saya apa?’ kata Hendy, menirukan percakapannya dengan Arif.

    Arif mengaku tidak sempat menjawab pesan WhatsApp dari Hendy. “Ya sudahlah, Mas, saya minta maaf,” kata Hendy sekali lagi.

    Hendy kemudian meminta Arif menjaga kesehatan. “Mas AW ini memberikan perhatian betul kepada partai dan masyarakat,” katanya.

    Hendy menjelaskan kepada Arif soal kesiapannya mencalonkan diri kembali dalam pemilihan kepala daerah Jember. “Saya bilang: saya minta PDI Perjuangan memberikan rekomendasi kepada saya. Dulu (saat Pemilihan Kepala Daerah Jember 2020) sebelum ke partai lain, saya ke PDI Perjuangan dulu,” katanya.

    Saat itu, Hendy menyebut dirinya masih belum berjodoh dengan PDI Perjuangan. “Kalau sekarang jangan tidak berjodoh lagi, Mas. Harus berjodoh. Saya ngomong apa adanya, tidak dibuat-buat,” katanya.

    Hendy menjelaskan kepada Arif, bahwa sudah melaksanakan tugas sebaik-baiknya sebagai bupati sejak Februari 2021. “Tidak ada alasan PDI Perjuangan tidak memberikan rekomendasi kepada saya. Panjenengan (Anda) dan PDI Perjuangan adalah pihak yang mengkritik saya dari awal sampai sekarang. Kritik PDI Perjuangan luar biasa, menjadikan saya emas murni,” katanya.

    “Saya belum pernah meng-counter kritik PDI Perjuangan, karena itu bagian dari upaya menempa diri saya menjadi lebih baik. Semakin tajam kritiknya, membuat saya semakin lebih baik, karena ini memang pendidikan. Saya menganggap PDI Perjuangan orang tua saya yang betul-betul ingin Jember lebih baik,” kata Hendy.

    Hendy meminta kepada Arif dan PDI Perjuangan untuk mengoreksi kepemimpinannya selama ini. “Mana yang tidak bermanfaat dan mana yang merugikan masyarakat. Kalau ada kekurangan, itu karena ketidakmampuan saya dan akan saya perbaiki. Tapi kalau itu sebuah keberhasilan, Anda harus ngomong bahwa itu berhasil,” katanya.

    Hendy mempersilakan PDI Perjuangan mengklaim keberhasilan pembangunan di Jember dan terus melakukan kritik. “Semakin dikiritik, semakin saya jadi emas,” katanya.

    “Tolong dibandingkan antara bupati sebelumnya dengan kondisi saat ini. Kalau memang ada kekurangan, dan itu tidak bagus, wajib diganti, jangan pernah kasih saya rekom. Tapi kalau ini benar, bermanfaat bagi masyarakat, Sampeyan wajib memberi rekom saya,” kata Hendy kepada Arif.

    Gara-gara pandemi Covid-19, Hendy menyatakan hanya bisa bekerja maksimal selama dua tahun. ‘Tolong semua kebijakan yang masih kurang dibandingkan dan diukur dengan masa pemerintahan yang hanya dua tahun, dengan kondisi birokrasi yang saat itu kita tahu seperti apa,” katanya.

    Hendy akan berusaha semaksimal mungkin mendapatkan rekom PDI Perjuangan dan siap memenuhi semua persyaratan pencalonan bupati. “Pokoknya rekom kepada saya. Kalau tidak ke saya, nanti Sampeyan keliru lagi dua kali,” katanya.

    Arif Wibowo tertawa. “Mas Hendy ini ada-ada saja,” katanya, sebagaimana ditirukan Hendy.

    Hendy senang Arif menyapanya dengan ‘Mas’. “Beliau jarang sekali memanggil saya bupati. Beliau memanggil saya ‘Mas Hendy’. Saya senang dipanggil ”Mas Hendy’ oleh Mas Arif,” katanya.

    “Beliau betul-betul menunjukkan diri negarawan yang mengajari adiknya. Aku diajari. Aku nurut dengan beliau. Beliau pintar. Oleh sebab itu, saya sangat hormat. Dengan dipanggil ‘Mas Hendy’, saya merasa dijadikan adik betul. Aku lebih suka dipanggil Mas Hendy daripada Pak Bupati sama Mas Arif’,” kata Hendy. [wir]

  • Kisah Perjumpaan Dini Hari Bupati Hendy dengan Wasekjen PDIP di Jember

    Kisah Perjumpaan Dini Hari Bupati Hendy dengan Wasekjen PDIP di Jember

    Jember (beritajatim.com) – Tanpa diketahui media massa, sebuah perjumpaan terjadi antara Bupati Hendy Siswanto dengan Arif Wibowo, Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat dan Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (8/4/2024) dini hari.

    Ditemani empat orang kerabatnya, termasuk sang menantu yang juga calon legislator Partai Nasional Demokrat Muhammad Nadhif Ramadhan, Hendy tiba di kantor DPC PDIP Jember di kawasan Baratan, Kelurahan Patrang, sekitar pukul 01.30 WIB.

    Hendy disambut hangat Arif Wibowo yang ditemani sejumlah pengurus DPC, termasuk enam legislator DPRD Jember yang saat ini menjabat, yakni Danang Kurniawan, Hadi Supa’at, Tabroni, Agus Sofyan, Edi Cahyo Purnomo, dan Alfan Yusfi.

    “Pertemuannya mendadak. Spontanitas,” kata Bendahara DPC PDI Perjuangan yang juga Wakil Ketua DPRD Jember Agus Sofyan, Kamis (11/4/2024).

    Malam itu, DPC menggelar rapat dengan anggota Fraksi PDI Perjuangan Perioode 2019-2024 dan para calon legislator terpilih dalam pemilu 2024. Mereka hendak membentuk panitia penjaringan calon kepala daerah yang disebut Tim Dua Belas.

    Dalam pertemuan itu, enam dari tujuh anggota fraksi yang hadir ditanya soal kepemimpinan Hendy selama ini di Jember. Pendapat dan penjelasan para anggota fraksi ini menjadi informasi awal bagi Arif sebelum bertemu Hendy.

    “Kesimpulan awalnya, Bupati Haji Hendy ini masih sangat layak jika nanti dalam seleksi di internal bisa lolos,” kata Agus. Apalagi berdasarkan survei internal PDI Perjuangan, elektabilitas Hendy masih terdepan dibandingkan kandidat lainnya.

    Dari sana, ada masukan kepada Arif agar bisa bertemu Hendy malam itu juga. Akhirnya, Wakil Ketua Bidang Kehormatan Partai Haryanto diminta Arif untuk menghubungi Hendy. “Waktu itu jam 12 malam,” kata Agus.

    Haryanto sempat menelepon langsung Hendy, namun tidak diangkat. Akhirnya ia menelepon Resi, asisten dan juga kerabat Hendy. Hendy menyatakan siap datang. “Beliau sudah mau berangkat iktikaf. Akhirnya memutuskan untuk datang,” kata Agus.

    Agus tidak menyangka Arif mau berjumpa dengan Hendy. Selama ini bukan rahasia lagi jika Arif susah ditemui Hendy. “Tidak tahu kok tiba-tiba Mas Arif terbuka,” katanya.

    Saat tiba, Hendy diberitahu jika kedatangannya sempat jadi ajang tebak-tebakan pengurus PDI Perjuangan. “Ayo, kira-kira datang tidak ke sini. Ini termasuk uji nyali pertama. Saya bilang: ‘Mas Arif, teman-teman telepon, saya akan datang,” kata Hendy.

    Hendy dan Arif bercakap-cakap kurang lebih 1,5 jam. “Waktu berdiskusi tentang keberhasilan dan rencana kerja ke depan, Pak Bupati terlihat sangat enjoy,” kata Agus.

    Agus menyebut pertemuan kedua tokoh itu sebagai silaturahmi dan penjajakan menjelang proses penjaringan. “Selama ini DPC dan bupati tidak pernah berdiskusi dan bersilaturahmi. Jadi pada malam itu ada diskusi tentang program kebijakan bupati yang berhasil, yang belum berhasil, dan direncanakan,” katanya.

    Dari pertemuan tersebut, menurut Agus, terungkap bahwa Hendy sejak dulu sangat ingin memperoleh rekomendasi dari PDI Perjuangan. “Kalau sekarang dia akan berupaya untuk merapat ke PDI Perjuangan,” katanya.

    Hendy menyadari PDI Perjuangan adalah partai pemenang pemilu. Menurut Agus, Hendy merasa perlu berkolaborasi dengan PDI Perjuangan untuk menyukseskan sejumlah program besar pembangunan di Jember selama lima tahun ke depan.

    “Jadi pada periode ini, dia akan berfokus. PDI Perjuangan yang selama ini tak bisa disentuh, diupayakan untuk menerbitkan rekom,” kata Agus.

    Bupati Hendy merasa terhormat bertemu dengan Arif Wibowo dan para pengurus DPC. “Semua berkumpul. Saya salut dengan PDI Perjuangan. Keren,” katanya.

    Hendy sudah lama tidak berjumpa dengan Arif. “Mas AW ini sahabat lama. Termasuk yang mengajari saya politik ya Mas AW ini. Sejak awal 2019 saya tidak mengerti apa-apa ya saya bertemu Mas AW, dan bertanya bagaimana caranya menjadi bupati, partai politik bagaimana, saya tidak paham,” katanya. [wir]

  • Ini 25 Kader Golkar yang Dipersiapkan untuk Pilkada 2024 di Jatim

    Ini 25 Kader Golkar yang Dipersiapkan untuk Pilkada 2024 di Jatim

    Surabaya (beritajatim.com) – DPD Partai Golkar Jawa Timur mempersiapkan 25 kader potensial untuk bertarung dalam Pilkada serentak 2024. Bahkan, 25 calon bupati/wali kota tersebut, dipanggil khusus oleh Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, Sabtu (6/4/2024) kemarin.

    “Mereka adalah kader internal yang disiapkan untuk berebut kursi kepala daerah dalam Pilkada serentak tahun ini,” kata Ketua DPD Partai Golkar Jatim, M Sarmuji usai menggelar acara buka bersama dan santunan anak yatim di Kantor DPD Partai Golkar Jatim.

    Menurut Sarmuji, para kader Golkar Jatim tersebut sengaja dihadirkan khusus bersama seluruh kader terbaik Partai Golkar dari seluruh daerah di Indonesia di DPP Partai Golkar. Mereka mendapat pengarahan dari ketua umum terkait persiapan Partai Golkar menghadapi pilkada serentak 2024 di wilayahnya masing-masing.

    “Puluhan kader yang disiapkan itulah sebagai gambaran calon Partai Golkar dalam perebutan kursi kepala daerah. Intinya, kami sudah menyiapkan kader terbaik untuk berkompetisi perebutan kursi kepala daerah dalam Pilkada serentak,” terangnya.

    Ia optimistis dalam menatap Pilkada serentak itu seperti halnya hasil pileg kemarin. “Kami percaya diri dalam Pilkada nanti. Sejumlah daerah bahkan bisa mengusung calon sendiri karena capaian kursi Partai Golkar naik signifikan di sejumlah daerah,” kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini.

    Ada sejumlah daerah, dimana Partai Golkar auto tiket dalam pilkada serentak nanti. Di antaranya Tuban, Kabupaten Probolinggo dan Kota Pasuruan. Di daerah tersebut, Golkar bisa mengusung calon sendiri tanpa bergantung partai lain untuk koalisi.

    “Kenaikan kursi di daerah itu sangat signifikan,” tegas Sarmuji.

    Bahkan, Tuban sangat mutlak peningkatan kursi Partai Golkar di DPRD setempat. Dari Pemilu 2019 meraih 9 kursi berlipat ganda menjadi 20 kursi. Raihan ini tidak bisa dilepaskan dari kerja maksimal Golkar Jatim bersama Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky yang notabene kader Partai Golkar.

    Berikut 25 kader Partai Golkar yang akan dicalonkan di pilkada serentak 2024 di Jatim

    1. Bacalon Bupati Banyuwangi Handoko
    2. Bacalon Bupati Bojonegoro Ady Kriesna/Bacalon Wakil Bupati Bojonegoro Miro’atin.
    3. Bacalon Bupati Gresik Nurhamin
    4. Bacalon Bupati Jember Karimullah Dahrujiadi.
    5. Bacalon Bupati Jombang Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans)
    6. Bacalon Wakil Bupati Kediri Anang Prakasa.
    7. Bacalon Bupati Lamongan Yuhronur Effendi.
    8. Bacalon Bupati Madiun Hari Wuryanto.
    9. Bacalon Bupati Malang Zainal Arifin
    10. Bacalon Bupati Mojokerto Winajat
    11. Bacalon Wakil Bupati Pacitan Gagarin
    12. Bacalon Bupati Pamekasan Fattah Jasin.
    14. Bacalon Bupati Pasuruan Udik Djanuantoro.
    15. Bacalon Bupati Sampang Muhammad Bin Muafi Zaini (Gus Mamak)
    16. Bacalon Bupati Situbondo Rahmat
    17. Bacalon Bupati Sumenep Dewi Khalifah
    18. Bacalon Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky.
    19. Bacalon Wali Kota Batu Didik Machmud
    20. Bacalon Wali Kota Blitar M Hardi Usodo.
    21. Bacalon Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati/Bagus Rizki Dinarwan
    22. Bacalon Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko
    23. Bacalon Wakil Wali Kota Mojokerto Soni Basuki Raharjo/Suryo Gading
    24. Bacalon Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo
    25. Bacalon Wali Kota Probolinggo Fernanda Zulkarnaen. [tok/but]

  • Bupati Jember Bacakan LKPJ Sepanjang 9.745 Kata

    Bupati Jember Bacakan LKPJ Sepanjang 9.745 Kata

    Jember (beritajatim.com) – Bupati Hendy Siswanto membacakan Nota Pengantar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Tahun 2023 sepanjang 9.745 kata selama kurang lebih dua jam, dalam sidang paripurna yang digelar di gedung DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (30/3/2024) malam.

    Sebanyak 27 dari 50 anggota DPRD Jember hadir langsung di ruang paripurna dan sisanya mengikuti secara daring. Ketua DPRD Jember Itqon Syauqi dan Wakil Ketua DPRD Jember Ahmad Halim absen, sehingga rapat dipimpin dua wakil ketua, yakni Dedy Dwi Setiawan dan Agus Sofyan.

    Dalam pidatonya, Hendy mengatakan, target pendapatan daerah pada tahun anggaran 2023 sebesar Rp 3,996 triliun dapat direalisasikan sebesar Rp 3,957 triliun atau 99,01 persen. “Target Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2023 ditetapkan sebesar Rp 845,98 miliar dapat terealisasi Rp 764,36 miliar atau 90,35 persen,” katanya.

    Sementara itu, belanja daerah pada Tahun Anggaran 2023 yang dialokasikan sebesar Rp 4,11 triliun dapat terealisasi sebesar Rp 3,80 triliun atau 92,33 persen. “Sedangkan anggaran pembiayaan daerah yang dialokasikan sebesar Rp 121,33 miliar dapat terealisasi sebesar Rp.121,39 miliar atau 100,04 persen,” kata Hendy.

    Pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh menurut lapangan usaha pada 2023 meningkat menjadi 4,93 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,53 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi ada pada lapangan usaha kategori transportasi dan pergudangan sebesar 12,13 persen, kategori jasa perusahaan sebesar 10,81 persen, dan kategori penyediaan akomodasi makan dan minum 7,72 persen.

    Pertumbuhan ekonomi ini tidak diikuti pemerataan yang menyeluruh. Tingkat ketimpangan ekonomi di Jember pada 2023 lebih tinggi daripada 2022, yakni 0,344 berbanding 0,301. “Namun Indeks Gini Kabupaten Jember Tahun 2023 lebih baik dibandingkan Indeks Gini Provinsi Jawa Timur pada tahun yang sama yang tercatat sebesar 0,387,” kata Hendy.

    Sementara itu angka kemiskinan bertambah 3.730 jiwa dari 232.730 jiwa pada 2022 menjadi 236.460 jiwa pada 2023. “Data kemiskinan yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten pada Maret 2023 adalah data yang diambil pada saat inflasi di Kabupaten Jember sedang tinggi, yaitu sebesar 6,48 persen year on year,” kata Hendy.

    Namun Hendy masih bisa menarik napas lega. “Angka kemiskinan di Kabupaten Jember pada 2023 masih lebih rendah dibandingkan nilai rata- rata angka kemiskinan di Jawa Timur yang tercatat sebesar 10,35 persen,” jelasnya.

    Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Jember pada Agustus 2023 sebesar 4,01 persen turun sebesar 0,05 persen dibandingkan pada Agustus 2022. “Secara makro besaran TPT di Kabupaten Jember pada 2023 masih lebih rendah di bandingkan TPT Propinsi Jawa Timur yang tercatat sebesar 4,88 persen dan TPT Nasional sebesar 5,32 persen,” katanya. [wir]