Tag: Soekarwo

  • Sejarah Berdirinya beritajatim.com, Portal Berita Jawa Timur

    Sejarah Berdirinya beritajatim.com, Portal Berita Jawa Timur

    Surabaya (beritajatim.com) – Mulanya adalah lima wartawan dari sejumlah media massa cetak pada tahun 2006. Mereka adalah Abu Bakar Yarbo (harian Memorandum), Ainur Rohim (Suara Merdeka), Budi Sugiharto (detik.com), Dwi Eko.Lokononto (Surabaya Post) dan Lutfil Hakim (Bisnis Indonesia).

    Mereka saling kenal, menjalani profesi jurnalisme bertahun-tahun, dan memutuskan untuk memulai sesuatu yang baru. Ini sebuah peluang di depan mata: tak ada yang menggarap media massa online di Jawa Timur sebagai sebuah institusi bisnis.

    Saat itu, mayoritas media massa online terpusat di Jakarta, seperti Detik. com maupun Kompas.com. Di Surabaya, sekalipun ada media massa online, biasanya tak lebih hanya sebagai pelengkap media massa utama yang lebih dulu

    “Jadi ini ceruk yang belum tergarap selama ini di Jatim. Modalnya tidak sebesar media cetak memang. Namun untuk menghidupinya hingga berlanjut terus bukan hal mudah. Ini tantangan,” kata Dwi Eko Lokononto,pemimpin redaksi dan salah satu pendiri Beritajatim.com.

    Tekad dipancangkan, rencana dibuat. Lima wartawan ini siap menghadapi tantangan ini. Beritajatim.com mulai online di bawah bendera CV. Portal Jatim Media pada 14 Maret 2006. Namun, publikasi resmi dilakukan pada 1 April 2006.

    Pendanaan awal berasal dari patungan lima pendiri. Dana awal ini digunakan untuk membiayai kantor dan perangkat kerasnya, serta menggaji para wartawan. “Kehidupan media massa online bergantung pada iklan, dan orang mau mengiklan jika pembaca kami banyak. Pertumbuhan pembaca tergantung pada kuantitas dan kualitas berita yang kami sajikan. Tak ada pilihan lain kecuali kami harus memperbanyak jumlah wartawan untuk meliput kota-kota di Jatim,” kata Ainur Rohim, pendiri dan pemimpin perusahaan di Beritajatim. com.

    Pengiklan yang mau datang. Wajar, karena pangsa pasar belum terbiasa dengan kehadiran media massa online ‘real time’ dan masih terpaku pada media massa cetak, radio, dan televisi. Alhasil, lima pendiri harus menyubsidi perusahaan ini agar tetap tegak.

    Namun setiap masa gelap akan berujung terang. Beritajatim.com terselamatkan oleh reputasi lima pendiri mereka dan prinsip yang ditanamkan sejak mula. “Seputus asa apapun, kami tak boleh dapat iklan dengan cara menginjak kaki orang, karena tak akan langgeng. Ini harus diingat oleh jurnalis mana pun jika ingin beralih menjadi entrepreneur. Kami sadar, kami harus mengedukasi pasar tentang pentingnya media online,” kata Dwi Eko Lokononto.

    Dibandingkan media massa cetak, radio, apalagi televisi, pangsa pembaca media online di Indonesia, khususnya di Jawa Timur, masih belum besar. Penggunaan internet masih belum massif hingga pelosok daerah.

    Selain itu, masih ada hambatan dalam kecepatan koneksi karena keterbatasan bandwitdh. Mahalnya ongkos penggunaan internet pun membuat sebagian masyarakat agak enggan mengakses.

    Menteri Komunikasi dan Informatika saat itu, Mohammad Nuh mengatakan, “Kalau ditelepon, basisnya menit. (Penggunaan) internet basisnya juga menit. Padahal karakteristik keduanya berbeda. Padahal order internet di atas 30 menit dan jam.”

    Belum populernya internet tentu berpengaruh pada minat orang untuk beriklan. Jika berita adalah nyawa media massa, maka iklan adalah darahnya. Tanpa pemasukan yang memadai dari pemasangan iklan, maka perusahaan media harus bersiap gulung tikar.

    Media massa online belum seakrab koran atau televisi sebagai lahan promosi bagi para pebisnis, terutama yang masih berpandangan konservatif.

    Susahnya menarik pengiklan dibenarkan Saptini Darmaningrum, Manajer Bidang Usaha Portal Jatim Media yang akrab disapa Nining,.

    “Kita masuk ke salah satu perusahaan besar. Dia punya web sendiri. Kalau kita mengajukan pemasangan iklan di web Beritajatim, mereka bilang, ‘tempat kita sudah punya web sendiri’.

    Mereka merasa bisa promosi lewat web mereka sendiri.” Nama Beritajatim.com sendiri relatif belum dikenal.

    Beruntung, Lokononto dan Nining memiliki koneksi luas di dunia usaha saat sama-sama bekerja di Surabaya Post.

    Dibandingkan media massa cetak, radio, apalagi televisi, pangsa pembaca media online di Indonesia, khususnya di Jawa Timur, masih belum besar (tahun 2006). Penggunaan internet masih belum massif hingga pelosok daerah.

    Selain itu, masih ada hambatan dalam kecepatan koneksi karena keterbatasan bandwitdh.
    Mahalnya ongkos penggunaan internet pun membuat sebagian masyarakat agak enggan mengakses.
    Menteri Komunikasi dan Informatika saat itu, Mohammad Nuh mengatakan, “Kalau ditelepon, basisnya menit. (Penggunaan) internet basisnya juga menit. Padahal karakteristik keduanya berbeda. Padahal order internet di atas 30 menit dan jam.”

    Belum populernya internet tentu berpengaruh pada minat orang untuk beriklan. Jika berita adalah nyawa media massa, maka iklan adalah darahnya. Tanpa pemasukan yang memadai dari pemasangan iklan, maka perusahaan media harus bersiap gulung tikar. Media massa online belum seakrab koran atau televisi sebagai lahan promosi bagi para pebisnis, terutama yang masih berpandangan konservatif. Susahnya menarik pengiklan dibenarkan Saptini Darmaningrum, Manajer Bidang Usaha Portal Jatim Media yang akrab disapa Nining,.

    “Kita masuk ke salah satu perusahaan besar. Dia punya web sendiri. Kalau kita mengajukan pemasangan iklan di web Beritajatim, mereka bilang, ‘tempat kita sudah punya web sendiri’. Mereka merasa bisa promosi lewat web mereka sendiri.” Nama Beritajatim.com sendiri relatif belum dikenal. Beruntung, Lokononto dan Nining memiliki koneksi luas di dunia usaha saat sama-sama bekerja di Surabaya Post.
    Setelah menjadi wartawan, Lokononto sempat memimpin divisi usaha perusahaan media massa yang sempat nomor satu di Surabaya itu. Iklan yang saat ini ditayangkan di Beritajatim.com tak lepas dari hasil hubungan baik itu.

    Namun hubungan baik tak cukup dalam dunia bisnis. Nining harus datang dari satu perusahaan ke perusahaan lain untuk memperkenalkan media tempatnya bekerja. Ia juga aktif menawarkan Beritajatim.com sebagai media promo acara-acara tertentu seperti seminar. Harapannya, dengan menjadi media promo, Beritajatim.com setidaknya juga ikut dikenal.

    Salah satu cara membangun kedekatan dengan perusahaan adalah dengan memberitakan acara-acara perusahaan yang bersifat promosi maupun kehumasan, tanpa mengenakan tarif iklan berbentuk berita (advertorial, perpaduan advertisement editorial).

    Dengan memberitakan acara sebuah perusahaan secara intensif, ada harapan terjalin hubungan baik antara Beritajatim.com dengan perusahaan tersebut. Ujungujungnya tentu saja adalah pemasangan iklan.
    “Tapi memang ada batasannya dalam meliput (acara perusahaan). Kita hanya sebatas memberitakan info produk. Tidak ada detail nomor telpon maupun alamat terkait penjualan produk itu,” kata Nining.

    Beritajatim.com terbantu oleh beberapa perusahaan nasional dan multinasional yang mau memasang iklan, yakni Semen Gresik, Danone Aqua, Djarum, dan Bank Jatim. Semen Gresik bahkan
    menjadi pemasang iklan setia di media tersebut hingga saat ini. “Kami memandang Semen Gresik ini customer premium, dan kami hampir tak pernah menaikkan tarif iklan selama enam tahun,” kata Lokononto.

    Ada dua momentum yang melambungkan nama Beritajatim.com, yakni semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo dan konvensi calon gubernur Jatim yang digelar PDI Perjuangan. Beritajatim.com lahir tepat satu bulan sebelum semburan terjadi. “Kami relatif konsisten memberitakan semburan ini dari saat masih kecil hingga membesar, termasuk bagaimana dinamikanya, secara berimbang,” kata Ainur Rohim.

    Nama Beritajatim.com selalu muncul di halaman atas laman mesin pencari Google, saat ‘lumpur Lapindo’ diketikkan. Sedikit demi sedikit orang mulai mengenal Beritajatim.com. Semakin dikenal saat konvensi cagub, karena Beritajatim.com relatif bisa meliput di kota-kota tempat digelarnya konvensi tersebut. Publik bisa membaca bagaimana dinamika politik pertarungan antara Sutjipto dengan Soekarwo kala itu. Di kalangan penggemar sepakbola, terutama Bonek pendukung Persebaya dan Aremania penggemar Arema, nama Beritajatim.com juga menjadi rujukan. Bahkan, berita-berita tentang sepakbola terkait dua klub besar ini selalu menduduki tempat teratas berita yang paling banyak dibaca.

    Tiga tahun berjalan, Beritajatim.com semakin menemukan posisinya di pasar. Dari semula hanya dikunjungi 30 ribu pembaca per hari, kini rata-rata sudah dibaca lebih dari 600 ribu pembaca per hari. Keuntungan bersih pun semakin meningkat.

    “Kami berharap bisa menggenjot pendapatan, karena hanya dengan itu kami bisa meningkatkan kualitas dan standar kesejahteraan wartawan,” kata Ainur Rohim.

    Wartawan menjadi titik perhatian di Beritajatim.com.

    Manajemen sadar, sumber daya manusia adalah aset terpenting perusahaan. Dua hal harus diperhatikan: kesejahteraan dan kualitas.

    Khusus untuk peningkatan kualitas, perusahaan selalu mendorong wartawan mengikuti uji kompetensi yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia dan lembaga lain seperti Aliansi Jurnalis Independen. “Untuk ukuran media massa online lokal, kami memiliki wartawan terbanyak yang sudah lolos uji kompetensi, mulai dari level muda, madya, hingga utama,” kata Ainur Rohim.

    “Kami juga mendorong para wartawan mengikuti lomba-lomba jurnalisme. Membiasakan mereka bersaing dengan wartawan media massa lain dalam hal kualitas pemberitaan, bagus untuk memacu mereka agar lebih baik dalam berkarya,” kata Lokononto.

    Hasilnya, beberapa kali wartawan Beritajatim.com menyabet gelar juara, antara lain penghargaan Prapanca 2010 yang diraih jurnalis asal Jember, Oryza A. Wirawan, penghargaan jurnalisme dari Perusahaan Gas Nasional yang diraih wartawan ekonomi Renny, apresiasi jurnalistik dari PT Pertamina (Persero) kepada wartawan ekonomi Renny dan yang bersangkutan diberi penghargaan mengikuti pendidikan jurnalistik selama dua minggu di negara Belanda atau Petrokimia yang diraih Deni Ali Setiono.

    Dalam beberapa kali lomba jurnalistik, wartawan Beritajatim.com minimal meraih gelar juara harapan.
    Bagaimana ke depan? Lokononto optimistis, selalu ada tempat bagi media massa online seperti Beritajatim. com.

    “Kami diuntungkan oleh semakin berkembang dan murahnya teknologi informasi. Kepemilikan gadget semakin luas, dan orang kini mengakses informasi dari ponsel di tangan mereka. Ini peluang bagi kami,” katanya.
    Klien pengiklan semakin bertambah, terutama dari perusahaan dan pemerintahan di daerah. Mereka semakin sadar, bahwa media massa online menjadi salah satu rujukan pembuatan kebijakan. Di Jawa Timur, Beritajatim.com masih terdepan dalam hal ini.

    Namun Ainur Rohim dan Lokononto menyadari, masih banyak yang harus dibenahi. Lima wartawan pendiri Beritajatim.com sebenarnya tidak banyak mengerti bagaimana sebuah media online seharusnya dibangun.
    Mereka selama ini membangun perusahaan dengan otodidak. “Tapi kami terus belajar. Mungkin itulah yang membuat kami bisa bertahan dan kian solid, karena kami terus belajar,” kata Ainur Rohim.
    Belajar adalah inovasi, dan ini bagian dari mekanisme bertahan hidup.

    Menyadari bahwa media ini tak cukup hanya mengandalkan kue iklan yang memang tipis, Ainur Rohim dan Lokononto sepakat membangun divisi terpisah yang melayani konsultasi media. (ted)

  • Golkar Buka Peluang Usung Bayu Airlangga di Pilwali Surabaya 2024

    Golkar Buka Peluang Usung Bayu Airlangga di Pilwali Surabaya 2024

    Surabaya (beritajatim.com) – Golkar tengah menyiapkan kadernya, yakni Bayu Airlangga, untuk diusung maju di Pilwali Kota Surabaya 2024. Golkar siap berkoalisi dengan partai politik lain.

    Ketua DPD Golkar Jatim, M Sarmuji mengatakan, Golkar memiliki 5 kursi di DPRD Kota Surabaya. Perlu 5 kursi lagi untuk membuat poros baru.

    “Kalau disambut oleh partai lain, kami bisa mengusung. Karena kalau kami sendiri masih belum cukup kursi, mengingat jumlah kursi kami hanya 5 kursi di Surabaya,” kata Sarmuji saat dikonfirmasi media, Kamis (2/5/2024).

    Sarmuji mengatakan, Golkar perlu berkoalisi dengan partai lain untuk menggenapkan total kursi menjadi 10 untuk mengusung Bayu.

    “Kami butuh 5 kursi lagi untuk mengusung Mas Bayu,” tegas Sarmuji.

    Sementara itu, Wakil Sekretaris Bidang Kaderisasi DPD Golkar Jatim, Aan Ainur Rofik menyebut Bayu sosok muda yang potensial untuk memimpin Kota Pahlawan 5 tahun ke depan.

    “Bayu sosok muda, punya jejaring pemerintahan. Bayu juga memiliki visi dan misi ke depan ini, penting menjadikan Kota Surabaya sebagai pusat jasa dan perdagangan pasca perpindahan IKN,” kata Aan.

    Aan mengatakan Bayu punya pengalaman sebagai Anggota DPRD Jatim periode 2019-2024. Selain itu, Bayu juga memiliki relasi yang baik dengan tokoh-tokoh politik nasional.

    Lebih lanjut, Aan berharap parpol yang berada di Koalisi Indonesia Maju dalam Pilpres 2024 bisa kembali bersama untuk mengusung calon di Pilkada Surabaya 2024.

    “Tinggal duduk bersama dengan parpol Koalisi Indonesia Maju, dan saya yakin adanya semangat bersama untuk membawa Surabaya lebih baik ke depannya,” tandas Aan.

    Sebelumnya, nama Bayu Airlangga yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPD Golkar Jatim masuk bursa cawali Surabaya 2024 menurut survei ARCI. Elektabilitas menantu Soekarwo (Pakde Karwo) itu berada di angka 8,7%. Bayu sendiri saat ini juga menjabat sebagai Ketua DPD Pro Jokowi (Projo) Jatim.

    Dalam survei ARCI untuk calon wali kota (cawali) secara keseluruhan, elektabilitas Eri Cahyadi di angka 46,2%. Kemudian Armuji di angka 11,7%, Reni Astuti 9,2%, Bayu Airlangga 8,7%, Hendro Gunawan 7,1%, Musyafa’ Rouf 4,2%, Lucy Kurniasari 4,1%, Adi Sutarwijono 2,7%, Cahyo Harjo 1,8%, Arif Fathoni 1,3%, Erik Komala 0,5, Agus Mashuri 0,3%. Ada 2,2% responden yang belum menentukan pilihan. [tok/but]

  • Tiga Kali Pilgub Jatim, Madura Jadi Kunci Kemenangan

    Tiga Kali Pilgub Jatim, Madura Jadi Kunci Kemenangan

    Surabaya (beritajatim.com) – Siapa yang memenangkan Pilpres 2024 di Pulau Jawa, dia menjadi pemenang. Jawa adalah kunci. Kalau untuk Pilgub Jatim 2024, siapa yang bisa menguasai suara di wilayah Madura, dia bakalan memenangkan Jatim. Madura adalah kunci.

    Madura menjadi salah satu kunci kemenangan setiap ajang Pilgub Jatim. Pasalnya, angka golput di pulau tersebut tergolong kecil, karena pergerakan pemilih di TPS juga sangat tinggi.

    Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam mengatakan, jika melihat pelaksanaan pemilukada selama ini dan relasi kuasa Madura sepertinya akan tetap menjadi kunci. “Dan, akan ada konfigurasi baru juga terkait distribusi dan dinamika suaranya,” katanya, Selasa (2/4/2024).

    Surokim yang juga peneliti senior di Surabaya Survey Center (SSC) menjelaskan, bahwa dukungan pemilih di Madura digerakkan oleh patron atau tokoh lokal. Karena itu, mobilitas pemilih di kantong-kantong suara cukup tinggi.

    Kondisi itu harus dimanfaatkan kandidat, untuk mendekati para tokoh lokal, seperti Blater, Klebun dan kiai agar bisa meraih dukungan di Pilgub Jatim 2024 mendatang.

    “Tentu banyak faktornya dan juga kompleks. Jika disederhanakan ada faktor kultural dan juga struktural. Faktor kultural seperti masih kuatnya peran patron tokoh lokal yang menjadi pemegang kantong-kantong suara,” tambahnya.

    Menurut Surokim, pengawasan di lapangan yang lemah juga menjadi penentu dari pergerakan pemilih. Karena itu, paslon harus meraih dukungan tokoh lokal yang bisa menjadi kunci kemenangan.

    “Faktor struktural seperti pengawasan pemilukada di luar kabupaten masih lemah dan tidak penting, karena tidak terkait langsung dengan kepentingan tokoh lokal,” tambahnya.

    Surokim menegaskan, peranan tokoh lokal akan menentukan dukungan tiga juta pemilih di Madura.

    “Distribusi suara kerap anomali tergantung situasi, sehingga sulit diprediksi oleh survei. Suara kadang bisa bulat dan tak terdistribusi normal, sehingga secara jumlah bisa menjadi signifikan,” tambahnya.

    Seperti diketahui, sengitnya pertarungan Pilgub Jatim terekam dalam Pilgub Jatim 2008 dan 2013. Ketika itu, Madura merupakan wilayah kunci kemenangan Gus Ipul yang saat itu menjadi calon wakil gubernur Soekarwo. Pada Pilgub Jatim 2008, suara di Madura menjadi sengketa antara pasangan Soekarwo-Gus Ipul (Karsa) dan Khofifah-Moedjiono (Kaji).

    Hasil putaran kedua Pilgub Jatim saat itu pasangan KarSa mendapatkan 50,20 persen suara. Unggul dari pasangan Kaji yang mendapatkan 48,80 persen suara.

    Pasangan KaJi kemudian menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK), karena menganggap terdapat kecurangan terstruktur, sistematis dan massif (TSM) di Madura.

    MK akhirnya memutuskan melakukan pemungutan suara ulang di Kabupaten Bangkalan dan Sampang, serta penghitungan suara ulang di Pamekasan. Hasilnya, pasangan Karsa tetap menang. Karsa meraih total perolehan suara 50,11 persen suara, unggul dari pasangan Kaji yang meraih 49,89 persen suara.

    Pada Pilgub Jatim 2013, kemenangan Karsa kembali ditentukan di Madura. Di Bangkalan dan Sampang, pasangan ini menang telak dari pasangan Khofifah-Herman (Berkah) yang menempati urutan kedua. Sementara, di Sumenep dan Pamekasan kedua pasangan berselisih tak lebih dari 1 persen.

    Kekuatan pemilih Madura juga terpotret pada Pilgub Jatim 2018, dimana Khofifah yang berpasangan dengan Emil Dardak menang mutlak di empat kabupaten Madura dengan perolehan 1.192.257 suara. Sedangkan, rivalnya, Saifullah Yusuf (Gus Ipul)- Puti Guntur Soekarno hanya memperoleh 760.786 suara.

    Tentu kemenangan Khofifah-Emil di Madura itu menjadi kunci keduanya berhasil dilantik di Istana Negara pada 13 Februari 2019 silam. [tok/beq]