Prabowo Kaget Banyak Kader-Alumni Muhammadiyah di Kabinetnya, Termasuk Budiman Sudjatmiko
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Presiden RI
Prabowo Subianto
takjub dengan banyaknya kader
Muhammadiyah
di Kabinet Merah Putih yang ia pimpin saat ini.
Prabowo bahkan baru tahu bahwa Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan
Budiman Sudjatmiko
merupakan alumni SMA Muhammadiyah di Yogyakarta.
“Hari ini saya hitung, woah, ini Muhammadiyah-nya saya juga baru tahu Budiman Sudjatmiko ini alumni SMA Muhammadiyah Yogyakarta. Memang Muhammadiyah ada di mana-mana,” kata Prabowo dalam Pembukaan Sidang Tanwir dan Resepsi Milad Muhammadiyah ke-112 di Kupang, NTT, Rabu (4/12/2024)
“Ada yang di kiri, ada yang di kanan. Ada yang di tengah. Pak Jeffrie Geovanie Muhammadiyah juga rupanya? Sponsor ya sponsor,” ujar dia melanjutkan.
Prabowo lantas mengungkit Presiden Soekarno dan Soeharto yang juga merupakan warga Muhammadiyah.
Ia menuturkan, saat Soeharto masih memimpin, banyak orang non-Muhammadiyah yang bingung dengan Soeharto karena memilih kader Muhammadiyah sebagai menteri.
“Pak Harto juga warga Muhammadiyah, lulusan SD dan SMP Muhammadiyah. Bahkan waktu beliau Presiden, kabinet banyak kawan-kawan non-Muhammadiyah yang mengeluh, ‘kok Pak Harto itu kok milihnya Muhammadiyah banyak sekali’,” kata Prabowo.
Prabowo pun menyatakan tidak ingin dianggap banyak memilih kader Muhammadiyah untuk masuk kabinet.
Ia menegaskan, pemilihan anggota tidak didasari oleh latar belakang para menteri, termasuk kader Muhammadiyah atau bukan.
Namun, Prabowo menilai Muhammadiyah sukses membesarkan kader-kadernya sehingga ada di mana-mana, termasuk di Kabinet Merah Putih.
“Mungkin karena keberhasilan Muhammadiyah, mendidik, membesarkan kader-kader. Sehingga Muhammadiyah ada di mana-mana,” kata Prabowo.
Ia pun mengaku terkejut ketika ada beberapa anggota kabinet yang ternyata punya latar belakang sebagai kader Muhammadiyah.
“Kalau saya undang partai untuk koalisi, saya minta calon-calon terbaik mereka, mereka ajukan nama-nama, saya enggak tanya ‘ini Muhammadiyah atau bukan?’. Ternyata setelah dilantik, ada yang bisik-bisik, ‘itu Muhammadiyah, Pak’,” ujar Prabowo.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Soeharto
-
/data/photo/2024/12/04/674fba94dd070.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
6 Prabowo Kaget Banyak Kader-Alumni Muhammadiyah di Kabinetnya, Termasuk Budiman Sudjatmiko Nasional
-

Mantan Menkeu, Wamenkeu hingga Dirjen Pajak Buka-bukaan Soal PPN 12%
Jakarta, CNBC Indonesia – Rencana Pemerintah menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% pada awal tahun depan, sesuai mandat Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), masih menjadi sorotan berbagai kalangan masyarakat, mulai dari ekonom, pengusaha hingga pejabat dan mantan pejabat.
Banyak dari kalangan ini yang sebenarnya menolak kenaikan PPN menjadi 12%, mengingat daya beli masyarakat yang lemah. Menteri Keuangan era Presiden Joko Widodo, Bambang Brodjonegoro pun ikut buka suara.
Dia menegaskan penolakannya terhadap rencana pemerintah untuk menaikkan tarif pajak pertambahan nilai atau PPN, jika dilakukan demi mengkompensasi penurunan pajak penghasilan (PPh) badan.
“Secara prinsip sebenarnya saya kurang setuju. Tapi karena sudah dilakukan, dan kebetulan itu dinyatakan dengan suatu tahapan,” ungkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia, dikutip Rabu (4/12/2024).
Bambang mengungkapkan, saat menjadi menteri keuangan periode pertama Presiden Joko Widodo atau Jokowi, penolakan gencar dia lakukan karena didasari pada tidak adilnya paket kebijakan kompensasi pajak tersebut, karena PPN dikenakan untuk setiap transaksi masyarakat Indonesia, sedangkan PPh Badan hanya dipungut untuk perusahaan menengah dan besar.
“Karena bagi saya, kalau kita menurunkan PPh badan, maka yang mendapatkan manfaat adalah, ya mohon maaf ya, pengusaha-pengusaha menengah besar,” ungkap ekonom senior yang sempat menjadi Menteri PPN/Kepala Bappenas periode 2016-2019 itu.
“Sedangkan kalau kompensasinya, kenaikan PPN, itu akan mengena kepada seluruh masyarakat, seluruh penduduk Indonesia yang melakukan transaksi ekonomi. Tidak peduli apakah dia kelas yang paling atas atau kelas yang paling bawah,” tegasnya.
‘Butuh Uang’
Mantan Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengungkapkan dugaannya mengapa pemerintah terkesan ngotot ingin menerapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% di tengah tekanan daya beli masyarakat.
Anny menduga pemerintah butuh tambahan penerimaan untuk membiayai program-program pemerintah baru.
“Kita memang tahu pemerintah sekarang butuh kenaikan penerimaan negara, ada program-program baru yang harus didanai,” kata Anny dalam program Tax Time di CNBC Indonesia, dikutip Rabu (4/12/2024).
Selain membiayai program, Anny menduga pemerintah butuh banyak uang untuk kebutuhan lainnya, yakni membayar utang yang jatuh tempo dan bunga utang. Dia mengatakan seperti diketahui, pemerintah akan menghadapi utang jatuh tempo dan bunga utang yang menumpuk pada 2025 dan 2026.
“Kita pada 2025 dan 2026 harus membayar utang dan bunga utang dalam jumlah besar, sementara APBN yang kita memiliki keterbatasan.. jadi itu urgensi kenapa PPN menjadi 12%,” kata dia.
Meski mengetahui kebutuhan pemerintah, Anny menilai kenaikan PPN menjadi 12% dirasa kurang tepat dan akan sangat menekan daya beli masyarakat. Terlebih, kata dia, masyarakat juga akan menghadapi berbagai kenaikan iuran, seperti BPJS Kesehatan, iuran perumahan hingga rencana peralihan subsidi BBM.
“Jadi isu-isu itu yang membuat kita bertanya-tanya tentang kemampuan daya beli, utamanya masyarakat kelas menengah kita,” kata dia.
Politikus Gerindra yang merupakan mantan Menteri Keuangan periode Maret-Mei 1998 era Pemerintahan Soeharto, Fuad Bawazier menilai suara-suara penolakan kenaikan PPN itu wajar terjadi karena ekonomi masyarakat saat ini memang sedang tidak baik-baik saja, khususnya yang berkaitan dengan daya beli masyarakat. Tercermin dari kondisi deflasi 5 bulan berturut-turut sejak Mei-September 2024, sebelum akhirnya inflasi sedikit pada Oktober 2024 sebesar 0,08%.
“Artinya banyak yang menilai ini adalah penurunan daya beli. Apalagi ke penduduk kelas menengah. Itu bisa dilihat dari macam-macam indikasi. Antara lain ada yang deposito di bank-bank itu depositnya kemungkinan menurun, sementara yang atas malah naik,” ujar Fuad.
Fuad meyakini permasalahan itu tentu akan menjadi pertimbangan Prabowo untuk meninjau kembali rencana kenaikan PPN sesuai amanat UU HPP.
Dia mengatakan, penundaan implementasi dari amanat UU ini pernah terjadi pada 1985 saat akan berlakunya UU PPN. Kala itu, pemerintah memutuskan untuk menunda penerapan tarif PPN sebesar 10% karena memang kondisi ekonomi masyarakat belum siap untuk menanggung beban pungutan terhadap setiap transaksi barang dan jasa.
“Salah satunya saat itu PPN, yang mustinya berlaku Januari 1984 ditunda menjadi Januari 1985. Nah ini bisa saja. Misalnya apakah ditunda itu kan sebelumnya ada enggak ada pemerintahan baru ataupun tidak memang sudah harus berlaku tahun 2025, ada undang-undang,” ucap Fuad.
Prabowo Bisa Rilis Perppu
Sementara itu, penolakan keras datang dari Mantan Dirjen Pajak di era Presiden SBY, Hadi Poernomo. Dia mendesak pemerintah membatalkan kenaikan tarif PPN 12%, bukan sekedar mengundur penerapannya.
Sebagai alternatif, Hadi mengusulkan sistem perpajakan berbasis sistem monitoring self-assessment untuk menjaga penerimaan negara sekaligus menurunkan tarif PPN kembali ke 10%.
Dia pun menegaskan kebijakan perpajakan harus melindungi daya beli rakyat kecil dan mendorong pemerataan ekonomi.
Hadi menilai pemerintah dapat menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) agar ketetapan tarif PPN 12 persen yang ada dalam UU HPP bisa dibatalkan.
“Penerbitan Perppu dapat dilakukan untuk mencegah kenaikan tarif PPN. Karena ini kan sudah diatur undang-undang di UU HPP,” imbuh Hadi dalam rilisnya, dikutip Rabu (3/12/2024).
Ia juga menambahkan, mengacu pada UU HPP, tarif PPN 12 persen ini akan berlaku mulai 1 Januari 2025. Artinya masih ada waktu satu bulan untuk membatalkan aturan tersebut.
“Waktu yang singkat ini masih bisa dilakukan pemerintah dengan menerbitkan perppu, karena hanya membutuhkan persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto,” ungkap Hadi.
Hadi mengungkapkan mengandalkan PPN sebagai sumber utama hanya akan membebani masyarakat kecil yang mayoritas pendapatannya untuk konsumsi.
Hadi mengusulkan sistem monitoring self-assessment, di mana seluruh transaksi keuangan dan non-keuangan Wajib Pajak wajib dilaporkan secara lengkap dan transparan. Dengan demikian, pajak bukan hanya sebagai sumber utama pendapatan negara, tetapi juga alat yang sangat strategis untuk memberantas korupsi dan melunasi semua utang negara.
Menurutnya, korupsi dan penghindaran pajak memiliki karakteristik yang sama, yaitu timbul karena adanya kesempatan. Prinsip self-assessment yang mengandalkan kejujuran Wajib Pajak, berpotensi menimbulkan pelaporan pajak dengan tidak benar dan jelas. Dalam sistem self-assessment, Wajib Pajak diberikan hak untuk menghitung sendiri pajaknya, membayar pajak yang terutang, dan melaporkannya melalui Surat Pemberitahuan (SPT) yang disampaikan kepada otoritas pajak.
Selain itu, penting juga untuk mengembangkan dan memperkuat alat monitoring yang memungkinkan otoritas pajak dapat memverifikasi pelaporan yang dilakukan oleh Wajib Pajak, sehingga prinsip self-assessment dapat dijalankan dengan lebih efektif dan akuntabel.
“Kalau sistem ini diterapkan, keadilan perpajakan akan terwujud. Petugas pajak tidak dapat bertindak sewenang-wenang. Ini adalah kunci untuk menciptakan keadilan pajak,” kata Hadi.
Dengan sistem monitoring self-assessment, transparansi yang dihasilkan memungkinkan perluasan basis pajak yang lebih akurat. Hal ini membuka peluang untuk menurunkan tarif pajak tanpa mengurangi penerimaan negara, karena basis pajak yang lebih luas tetap mampu mendukung peningkatan rasio pajak secara signifikan.
Dengan demikian, jika semua pembenahan telah dilakukan, tarif PPN bisa diturunkan kembali menjadi 10 persen, sehingga daya beli masyarakat meningkat tanpa mengurangi penerimaan negara.
(haa/haa)
-

Drone Jadi Alat Pertanian, Memang Bisa?
Sleman: Rabu Biru Foundation (RBF) dan Holding BUMN sektor aviasi dan pariwisata PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney Group melakukan kolaborasi untuk mempraktikkan pertanian berkelanjutan di Dusun Morobangun yang terletak di sekitar Candi Prambanan, Yogyakarta.
Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas membutuhkan ketersediaan pangan, gizi, dan kesehatan yang mumpuni. Kolaborasi ini mewujudkannya dengan praktik pertanian berkelanjutan melalui penggunaan pupuk cair organik yang disebar melalui drone yang hasilnya dapat terlihat dari panen raya hari ini.
Adapun untuk menggenapi upaya tersebut, digelar sejumlah inisiatif secara bersamaan di bidang kesehatan seperti sosialisasi & pemeriksaan kesehatan, pembagian makanan bergizi, hingga donasi alat kesehatan.
Dalam penerapan solusi pertanian berkelanjutan ini, RBF didukung penuh oleh InJourney bersama anak perusahaannya yakni InJourney Airports, InJourney Destination Management, InJourney Retail dan InJourney Tourism Development Corporation serta Pertamina International Shipping (PIS) dengan menggandeng kelompok tani di Dusun Morobangun, Kelurahan Jogotirto, Kepanewon Berbah, Sleman, Yogyakarta.
Pupuk cair organik melalui drone
Penggunaan pupuk cair organik yang disebar melalui drone ini memungkinkan produktivitas lahan pertanian meningkat sekitar 20-40 persen dari metode yang sebelumnya biasa digunakan kelompok tani setempat. Agar menjaga dampak keberlanjutannya, kolaborasi ini turut menyasar aspek kesehatan warga setempat melalui program Desa Sehat.
“Selain meningkatkan produktivitas lahan, penggunaan pupuk organik juga sudah mencapai 60 persen dari total lahan pertanian desa sehingga ekosistem yang digunakan pun bisa lebih terjaga dan berkelanjutan. Kami menargetkan seluruh lahan pertanian desa dapat sepenuhnya menggunakan pupuk cair organik sehingga keberlangsungan ekosistem lahan senantiasa lestari,” ujar Ketua Umum RBF, Henny Daeng Parani, dalam keterangan tertulis, Senin, 2 Desember 2024.
Ketua Dewan Pembina RBF, Siti Hediati Soeharto mengapresiasi implementasi teknologi dalam sistem pertanian di Dusun Morobangun. Beliau menilai penerapan ini dapat
menjadi contoh bagaimana masa depan pertanian di Indonesia bisa terwujud.
?
“Saya mengapresiasi betul penggunaan teknologi modern seperti drone dalam sistem pertanian di Desa Morobangun ini yang membuat seluruh proses jadi jauh lebih efisien. Kita bisa bayangkan bagaimana jika inovasi ini dapat diterapkan ke seluruh lahan pertanian di Indonesia, hasil pertanian kita pasti dapat jauh lebih produktif dan ramah lingkungan,” tambah dia.
Direktur SDM dan Digital InJourney, Herdy Harman menuturkan, pariwisata bukan hanya tentang bagaimana kita mempromosikan dan mengembangkan destinasi, tetapi juga tentang bagaimana destinasi tersebut memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Sebagai holding BUMN di bidang aviasi dan pariwisata, InJourney berkomitmen untuk menjadi agent of development yang berfokus pada pengembangan destinasi dan pemberdayaan masyarakat di sekitarnya. Terlebih bagi masyarakat area sekitar Candi Prambanan yang juga merupakan salah satu destinasi wisata yang kami kelola.
Herdy juga menjelaskan kolaborasi antara RBF dan InJourney Group ini merupakan salah satu bentuk nyata komitmen InJourney untuk mewujudkan program InJourney Sustainable Tourism, yang mana InJourney mendukung pengembangan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif. Selain itu, program ini juga mendorong pemberdayaan masyarakat melalui inisiatif Desa Sehat yang berlokasi di sekitar kawasan Prambanan.
Wujudkan desa sehat untuk kesejahteraan masyarakat
Dalam rangkaian kegiatan ini, solusi pertanian modern bukanlah satu-satunya upaya RBF dalam memajukan kesejahteraan masyarakat. Masih di Dusun Morobangun, RBF dengan dukungan InJourney Group turut menggelar sejumlah kegiatan sosial mulai dari sosialisasi kesehatan, pemeriksaan kesehatan, pembagian makanan bergizi, hingga donasi alat kesehatan.
Sosialisasi dan pemeriksaan kesehatan bertempat di Posyandu Ceria Jogotirto. Sosialisasi kesehatan berfokus soal edukasi kesehatan pada remaja perempuan usia pranikah, khususnya mengenai pubertas, menstruasi, dan seksualitas. Sementara untuk pemeriksaan kesehatan, RBF menghadirkan tenaga medis untuk memeriksa lebih dari 100 pasien umum dan ibu hamil. Hingga saat ini, RBF tercatat sudah mengerahkan 5 unit Rumah Sehat Keliling Rabu Biru, 10 dokter, 25 perawat, dan 100 relawan untuk memberikan layanan kesehatan kepada lebih dari 10 ribu pasien di pulau Jawa.
Tak berhenti di sana, RBF dan InJourney Group juga membagikan makanan bergizi kepada seluruh pasien pemeriksaan kesehatan. Selaras dengan visi pemerintah yang ingin meningkatkan kualitas kesehatan SDM Indonesia, asupan makanan yang bergizi menjadi keharusan yang harus dipenuhi. Menggenapi seluruh upaya memajukan kesejahteraan masyarakat setempat, RBF bersama seluruh perwakilan lembaga turut menyerahkan bantuan alat kesehatan kepada posyandu. Alat-alat kesehatan itu diharapkan mempermudah warga Dusun Morobangun mengakses fasilitas kesehatan mendasar.
“RBF dengan dukungan InJourney Group menularkan semangat pemberdayaan ini kepada khalayak luas untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam mengakses sumber pangan yang bergizi dan perawatan kesehatan mendasar,” ujar Henny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id(AHL)
-

Video: Eks Menkeu Bongkar Trik ‘Siluman Pajak’
Jakarta, CNBC Indonesia – Dengan berbagai strategi, mantan Menkeu RI era Soeharto berhasil melawan trik-trik ‘Siluman Pajak’ dan berhasil meningkatkan setoran pajak negara.
Saksikan obrolan lengkapnya di Youtube channel Cuap Cuap Cuan! https://www.youtube.com/@cuapcuapcuan
-

Bulog Bakal Mirip Seperti Era Soeharto, Wamentan Ungkap Keuntungannya
Jakarta, CNBC Indonesia – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengungkapkan keuntungan Perum Bulog menjadi badan otonom langsung di bawah Presiden seperti era order baru Presiden Soeharto. Menurutnya supaya akan berperan sebagai stabilisasi harga pangan.
Ia menjelaskan saat panen raya seharusnya ada lembaga yang bisa diperintah untuk menyerap hasil panen petani. Juga bisa diberi tugas untuk menyalurkan beras ke masyarakat miskin untuk bantuan pangan kepada rakyat.
“Jadi Bulog itu sebagai penstabil harga, dia menjadi satu lembaga yang kembali kepada tujuan awalannya sebagai badan urusan logistik. Untuk memastikan bahwa negara kita secara cadangan pangan akan aman, punya stok. Di saat panen raya ngambil, di saat ada kebutuhan dia lempar ke pasar,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (26/11/2024).
Ia menjelaskan kemungkinan Bulog sebagai akan berada di bawah langsung koordinasi Presiden. Bulog juga tidak akan mencoba mencari mencari keuntungan.
“Dia tidak untung gitu, bisa jadi atau untung dikit, atau untung lainnya. Atau barangkali sesuai dengan keputusan dari pemerintah dia harus menanggung beban biaya misalnya sama seperti PLN atau Pertamina yang ditugasi urusan subsidi kan sama,” jelasnya.
Hanya saja ia masih belum bisa membeberkan kapan keputusan Bulog kembali menjadi badan diputuskan. “Ikan sepat, ikan gabus, ikan lele, makin cepat makin bagus dan tidak bertele-tele,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Perdaganan Zulkifli Hasan mengungkapkan transformasi lembaga Bulog masih akan dibahas dengan Presiden Prabowo.
“Kita akan mulai membahas mulai Jumat besok mengenai transformasi lembaga Bulog agar seperti apa, karena swasembada pangan ini akan sangat tergantung kepada Bulog,” katanya.
(pgr/pgr)
-

Anak Buah Prabowo Dicap Mainkan Politik Identitas, Said Didu: Kode bahwa Oligarki Merasa Terancam
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Menteri Perumahan Rakyat yang juga politisi Partai Gerindra, Maruarar Sirait, kini jadi sorotan publik, terutama di media sosial.
Pasalnya, anak buah Prabowo itu menyebut, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Pramono Anung-Rano Karno bakal ditinggalkan pendukung nonmuslim karena didukung Anies Baswedan.
“Kemudian pemilih-pemilih nonmuslim meninggalkan Rano Karno karena didukung Anies. Meninggalkan Pramono karena didukung oleh Anies. Ini kan baru terjadi belakangan,” kata Maruarar Sirait di Cafe Parley, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (22/11/2024).
Pernyataan itu juga dibahas mantan sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu.
“Kode bahwa oligarki dari pantai utara Jakarta merasa terancam dan mulai gelontorkan dana,” tulis mantan anggota DPR RI era Soeharto ini, dikutip Sabtu (23/11/2024).
Sebelumnya, Maruarar menyebut masyarakat nonmuslim yang tadinya mendukung Pramono-Rano akan beralih dukungan ke pasangan Ridwan Kamil-Suswono. Hal tersebut lantaran adanya efek dukungan dari Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 Joko Widodo.
“Itu prediksi saya, karena konsolidasi terjadi. Makanya suara Pram makin lama makin turun karena pendukung Prabowo dan pendukung Jokowi konsolidasi,” klaim Maruarar Sirait. (bs-sam/fajar)
-

Perawatan Mobil Presiden Sama Seperti Perawatan Mobil Rakyat Biasa?
Jakarta –
Mobil kepresidenan memiliki spesifikasi khusus yang berbeda dari mobil rakyat umum kebanyakan. Mobil yang digunakan kepala negara memiliki tingkat keselamatan dan keamanan yang tinggi. Lantas apakah ada perbedaan dari segi perawatan berkala?
Dijelaskan Former Technician of Indonesia Presidential Vehicle Jongkie Sugiarto, perawatan mobil kepresidenan sebenarnya mirip-mirip dengan perawatan mobil konsumen pada umumnya. Memang jika bicara spesifikasi, mobil kepresidenan memiliki spesifikasi yang tinggi, baik dari segi fitur, maupun tingkat keselamatan.
“Sebenarnya perawatannya mirip. Cuma emang spek mobilnya kan agak berbeda, mobil presiden ada antipelurunya, terus bannya RFT (run flat tire). Selebihnya sama sih. Kayak servisnya (setiap 6.000 km),” kata Jongkie di Jakarta belum lama ini.
Karena spesifikasi mobilnya yang canggih dan rahasia, mobil kepresidenan memiliki mekanik khusus. Itu seperti Jongkie yang sudah menjadi montir mobil kepresidenan RI dari zaman Presiden Soeharto hingga zaman Presiden Jokowi, dan kemudian Presiden Prabowo.
“Saya ngurus (mobil kepresidenan) dari Pak Suharto yang paling lama, lalu Pak Habibie, Pak GusDur, Ibu Mega, Pak SBY, Pak Jokowi, dan sekarang Pak Prabowo. Belakangan ini saya dimintai pendapat dan saran dalam hal mobil kepresidenan, khususnya menyangkut mobil yang antipeluru, dan lain sebagainya,” sambung Jongkie.
Lanjut Jongkie menambahkan, seorang montir mobil kepresidenan, tentunya harus memiliki skill mumpuni yang bisa menyelesaikan setiap permasalahan yang dialami mobil kepresidenan. “Kedua (montir mobil kepresidenan harus bisa menjaga) kerahasiaan, dan ketiga harus siaga 24 jam,” tambahnya lagi.
Sebagai montir mobil kepresidenan, dirinya juga harus siap pergi ke berbagai penjuru daerah untuk mengikuti agenda presiden. Pada zaman dulu, mobil dinas presiden untuk kunjungan kerja ke daerah biasanya disediakan oleh daerah setempat, bukan menggunakan mobil khusus yang digunakan presiden sehari-hari di Jakarta.
“Jadi kita tim advance itu berangkat duluan. Jika tim Paspampres bawa senjata, kita bawanya toolkit, sparepart. Tiga hari sebelumnya, kita terima mobilnya, kita periksa dari bumper depan sampai ke bumper belakang, dan tidak boleh ada yang dilupakan,” ungkap Jongkie.
(lua/rgr)


