Tag: Soeharto

  • Di Era Presiden Prabowo, Fadli Zon Yakin Indonesia Capai Swasembada Pangan seperti Orba – Halaman all

    Di Era Presiden Prabowo, Fadli Zon Yakin Indonesia Capai Swasembada Pangan seperti Orba – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Fadli Zon, menyatakan keyakinannya bahwa target swasembada pangan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto akan tercapai, seperti yang pernah diraih pada era Orde Baru.

    Dia menilai, kesempatan untuk mencapainya semakin terbuka di bawah kepemimpinan Prabowo yang memiliki komitmen kuat terhadap sektor pertanian.

    Hal itu disampaikannya dalam acara Pembukaan Sekolah Tani Muda II di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (21/2/2025).

    “Saya yakin ini adalah kesempatan yang sangat berharga. Di bawah pemerintahan Pak Prabowo Subianto, kita bisa mewujudkan swasembada pangan, seperti yang pernah kita capai di masa lalu,” kata Fadli.

    Fadli mengingatkan bahwa Indonesia pernah mencatatkan swasembada pangan pada tahun 1984, di mana Presiden Soeharto menerima penghargaan dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) atas pencapaian tersebut.

    Penghargaan FAO merupakan prestasi tertinggi dalam bidang pangan dan pertanian.

    “Pada tahun 1984, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto berhasil meraih swasembada pangan dan mendapatkan penghargaan dari FAO. Namun, pencapaian tersebut belum dapat diulang secara berkelanjutan,” ujar Fadli.

    Fadli optimis bahwa pemerintahan Prabowo dapat mengulang kesuksesan tersebut, mengingat komitmen kuat Presiden Prabowo terhadap sektor pertanian dan ketahanan pangan.

    Namun, ia juga menyadari bahwa tantangan untuk mencapai swasembada pangan tidaklah mudah, terutama dengan adanya perubahan iklim global yang semakin tidak menentu.

    “Pencapaian swasembada pangan sangat penting, apalagi di tengah tantangan global yang luar biasa. Salah satunya adalah perubahan iklim yang semakin sering terjadi dan membawa ketidakpastian,” ucap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.

    Selain perubahan iklim, Fadli juga mengingatkan tentang tantangan global lainnya, seperti konflik antara Rusia dan Ukraina yang turut memengaruhi ketersediaan pangan dan ketahanan pangan global.

    Kendati demikian, Fadli tetap optimis bahwa Indonesia dapat mengatasi tantangan tersebut dan mewujudkan swasembada pangan di masa depan.

  • Jelang Ramadan, KKP Klaim Harga Ikan Stabil

    Jelang Ramadan, KKP Klaim Harga Ikan Stabil

    Jakarta

    Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan harga ikan masih stabil menjelang Ramadan. Meski begitu, ada satu jenis ikan yang mengalami kenaikan harga, yakni ikan Kembung.

    Melansir dari akun Instagram @kkpgoid, berdasarkan pantauan di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, menjelang Ramadan 2025 ini harga ikan segar masih relatif stabil. Meski begitu, Ikan Kembung mengalami kenaikan dari Rp 37.000/kg menjadi Rp 42.000/kg.

    “Dari pantauan kami, harga Ikan segar di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, jelang bulan Ramadan 2025 ini, relatif stabil lho, Namun Ikan Kembung yang sebelumnya Rp 37 ribu per kilo, kini naik menjadi Rp 42 ribu per kilo,” tulis KKP, Jumat (21/2/2025).

    Pada saat yang sama, Badan Mutu KKP mendampingi Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dalam Kunjungan Kerja Spesifik Peninjauan Harga Pangan di Pasar Beringharjo, Yogyakarta jelang Ramadan 1446 H. Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto menjelaskan, kunjungan mereka bertujuan untuk melihat harga-harga bahan pokok di pasar tersebut. Dari hasil tinjauannya, Titiek menemukan beberapa harga pokok yang mengalami kenaikan harga.

    “Ternyata yang naik hanya cabai, sayur-sayuran turun tapi tidak terlalu banyak. Mudah-mudahan tidak ada lonjakan harga,” kata Titiek.

    Berikut harga ikan-ikan segar menjelang Ramadan:

    1. Tenggiri Rp 70.000/kg

    2. Tongkol Rp 35.000/kg

    3. Kembung Rp 42.000/kg

    4. Bandeng Rp 40.000/kg

    5. Lele Rp 27.000/kg

    6. Nila Rp 35.000/kg

    7. Cumi Rp 75.000/kg

    8. Udang Vaname Rp 40.000/kg

    9. Gurame Rp 38.000/kg

    10. Cakalang Rp 70.000/kg

    11. Tuna Rp 40.000/kg

    12. Makarel: Rp 35.000/kg

    (rrd/rrd)

  • Mahasiswi Baca Puisi Wiji Thukul Hingga Bawa 9 Tuntutan saat Aksi Indonesia Gelap di Jakarta – Halaman all

    Mahasiswi Baca Puisi Wiji Thukul Hingga Bawa 9 Tuntutan saat Aksi Indonesia Gelap di Jakarta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang mahasiswi peserta aksi bertajuk Indonesia Gelap di kawasan bundaran Patung Kuda Jakarta membacakan puisi penyair Wiji Thukul berjudul Apa Guna pada Kamis (20/2/2025).

    Berikut ini kutipan puisi karya Wiji Thukul yang dibacakan oleh seorang mahasiswi peserta aksi tersebut:

    “Apa guna punya ilmu
    kalau hanya untuk mengibuli

    Apa gunanya banyak baca buku
    kalau mulut kau bungkam melulu

    Di mana-mana moncong senjata
    berdiri gagah
    kongkalikong
    dengan kaum cukong”

    Sekadar informasi, Wiji Thukul dikenal sebagai penyair dan aktivis atas puisi dan syairnya yang ditujukan untuk mengkritik pemerintahan rezim Orde Baru pada masa pemerintahan Presiden Indonesia kedua, Soeharto.

    Pada tanggal 10 Februari 1998, Wiji Tukul dikabarkan menghilang dan tidak diketahui keberadaannya sampai sekarang.

    Selain itu, massa aksi juga menyanyikan lagu Indonesia Pusaka bersama-sama.

    Selain itu, massa aksi juga sempat mengheningkan cipta dan mengumandangkan lagu Indonesia Raya lewat pengeras suara.

    Massa aksi yang terdiri dari mahasiswa berbagai universitas itu membawa berbagai spanduk aspirasi.

    Sejumlah aspirasi yang termuat dalam spanduk-spanduk tersebut di antaranya “Adili Jokowi”, “Seratus hari yang buruk”, “Indonesia Darurat Pendidikan! Jangan khianati amanat konstitusi mencerdaskan kehidupan bangsa”, dan “IKN Mangkrak”.

    Selain itu, terlihat juga sejumlah spanduk lainnya di antaranya “Izin Absen Nyariin Tukin Dosen”, “Negara Hemat, Rakyat Tamat”, dan “Percuma Ngampus Kalau Rakyat Mampus”.

    Selain membawa spanduk, mereka juga mengibarkan sejumlah bendera dari kelompoknya masing-masing.

    Massa aksi tampak mengenakan almamater dari sejumlah kampus di antaranya Umiversitas Bung Karno, Institut Pertanian Bogor, Politeknik Negeri Jakarta, dan Universitas Nasional.

    Hingga pukul 17.13 sejumlah kelompok massa dari kampus lain berangsur-angsur bergabung dalam aksi tersebut.

    Bawa 9 Tuntutan

    Dilansir dari Kompas.com, terdapat sembilan tuntutan terbaru dalam puncak demo bertajuk “Indonesia Gelap” yang kembali digelar massa aksi dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di kawasan Bundaran Patung Kuda Arjuna Wiwaha Jakarta Pusat pada Kamis (20/2/2025).

    Pertama, mengkaji ulang Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang berfokus pada efisiensi belanja dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk Tahun Anggaran 2025. 

    Kedua, transparansi status pembangunan dan pajak rakyat.

    Ketiga, evaluasi program makan bergizi gratis yang digagas oleh Presiden RI.

    Keempat, menolak revisi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba) yang menurut BEM SI bermasalah.

    “(Kelima) menolak dwifungsi TNI, (keenam) sahkan Undang-Undang perampasan aset,” ungkap Herianto saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (20/2/2025).

    Ketujuh, tingkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan secara nasional.

    Kedelapan, menolak impunitas dan tuntaskan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat. 

    “(Kesembilan), tolak cawe-cawe Jokowi dalam pemerintahan sekarang,” ujar dia.

    Ratusan Aparat Dikerahkan

    Diberitakan sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro mengatakan terdapat ratusan personel gabungan yang akan dikerahkan untuk pengamanan aksi tersebut.

    Ia mengatakan terdapat 588 personel yang akan dikerahkan.

    “Data pengamanan unjuk rasa 588 personel gabungan,” kata dia kepada wartawan pada Kamis (20/2/2025).

    Ratusan personel gabungan itu akan disebar ke beberapa titik khususnya pusat massa aksi unjuk rasa mulai dari bundaran Patung Kuda, Monas, hingga Istana Negara.

    Ia mengingatkan kepada seluruh personel yang terlibat pengamanan selalu bertindak persuasif.

    Dia juga mengimbau kepada massa untuk melakukan aksi unjuk rasa sesuai aturan yang ada.

    Susatyo mengatakan pihaknya juga telah menyiapkan rekayasa lalu lintas di sekitar lokasi. 

    Namun, rekayasa lalu lintas tersebut bersifat situasional. 

    “Apabila jumlah massanya tidak banyak, lalu lintas normal seperti biasa. Kita lihat nanti jumlah massanya, bila nanti di sekitaran bundaran Patung Kuda Monas itu massanya cukup banyak dan eskalasi meningkat, maka arus lintas yang akan mengarah ke depan Istana akan dialihkan,” ujar dia.

     

  • Sejarah Hari Pekerja Indonesia 20 Februari

    Sejarah Hari Pekerja Indonesia 20 Februari

    Liputan6.com, Yogyakarta – Setiap 20 Februari, masyarakat Indonesia memperingati Hari Pekerja Indonesia (Harpekindo). Momen ini menjadi salah satu peringatan penting yang bertujuan sebagai pemersatu kaum pekerja di Indonesia.

    Mengutip dari tangerangkota.go.id, penetapan Hari Pekerja Indonesia tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1991 tentang Hari Pekerja Indonesia. Keppres tersebut ditandatangani oleh Presiden RI Soeharto pada 20 Februari 1991.

    Sesuai tanggal penetapan, Hari Pekerja Indonesia akhirnya rutin diperingati setiap 20 Februari, terhitung sejak Keppres diteken pada 1991. Tak seperti May Day atau Hari Buruh Internasional, Hari Pekerja Indonesia bukan merupakan hari libur.

    Peringatan Hari Pekerja Indonesia memang tak sepopuler Hari Buruh International yang diperingati setiap 1 Mei. Namun, keduanya memiliki tujuan mulia yang sama terkait kesejahteraan para pekerja.

    Lahirnya Hari Pekerja Indonesia berawal dari peristiwa lahirnya Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI). Pada 20 Februari 1973, Deklarasi Persatuan Buruh Indonesia menjadi tonggak sejarah bersatunya para pekerja Indonesia.

    Hal itu juga tertuang dalam Keppres tentang Hari Pekerja Indonesia. Lahirnya Hari Pekerja Indonesia juga didasari atas keinginan para serikat kerja dari berbagai perusahaan di Indonesia.

    Pada kongres yang berlangsung pada 20-30 November 1985, nama FBSI kemudian diubah menjadi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Melalui SPSI, diharapkan tumbuh semangat di kalangan pekerja Indonesia.

    Para pekerja diharapkan memiliki motivasi untuk mengabdi pada pembangunan nasional yang dilandasi Hubungan Industrial Pancasila (HIP). Sistem HIP adalah sistem hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

    Hari Pekerja Indonesia menjadi momen untuk mempersatukan pekerja Indonesia. Peringatan ini juga sebagai pengingat agar hak dan kewajiban para pekerja Tanah Air dapat terpenuhi, sehingga dapat mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui SDM unggul dan berkualitas.

    Penulis: Resla

  • LPEM UI Minta Penertiban Kawasan Hutan Tidak Membabi Buta

    LPEM UI Minta Penertiban Kawasan Hutan Tidak Membabi Buta

    loading…

    Perpres No 5/2025 tentang Penertiban Kawasan Hutan sebaiknya tidak dijalankan secara membabi buta tanpa melihat sejarah munculnya tumpang tindih lahan kepala sawit di kawasan hutan tersebut. Foto/Dok. SINDOnews

    JAKARTA – Peraturan Presiden (Perpres) No 5/2025 tentang Penertiban Kawasan Hutan sebaiknya tidak dijalankan secara membabi buta tanpa melihat sejarah munculnya tumpang tindih lahan kelapa sawit di kawasan hutan tersebut. Berjalannya kegiatan ekonomi di lahan sawit tersebut harus menjadi prioritas agar kebijakan yang diambil pemerintah tidak malah merugikan kepentingan masyarakat secara luas.

    Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) Dr Eugenia Mardanugraha mengungkapkan penertiban lahan yang membabi berakibat buruk pada iklim investasi di Indonesia. ”Perpres ini tujuannya baik tapi jangan dijalankan secara membabi buta. Itu merugikan rakyat Indonesia sendiri. Misalnya membabi buta itu pokoknya semua pengusaha harus dipidana, harus membayar. Kalau cuma membayar saja sih bisa dihitung. Tapi misalkan dipaksa diambil lahannya terus bagaimana? Jangan sampai terjadi yang seperti begitu,” kata Eugenia dalam keterangannya pada Selasa (18/2/2025).

    Menurut dia, Satgas Penertiban Kawasan Hutan sebaiknya melakukan verifikasi lahan-lahan sawit tersebut secara detail sebelum melakukan penertiban. Hal tersebut penting dilakukan karena setiap lahan memiliki asal-usul sendiri-sendiri.

    Menurut dia, lahan sawit yang ada saat ini kebanyakan warisan dari zaman Pemerintahan Presiden Soeharto. Saat itu, Pemerintah Orde Baru mengundang para pengusaha untuk berinvestasi di industri kelapa sawit. Hanya saja, dokumentasi kepemilikan lahan kala itu tidak rapi seperti sekarang. ”Masalah administrasi pertanahan yang tidak beres tersebut dibiarkan hingga puluhan tahun hingga sekarang sehingga terjadi tumpang tindih, yang harusnya lahan kawasan hutan dijadikan perkebunan sawit,” ujarnya.

    Melihat proses tersebut, dia mengharapkan pemerintah tidak mengambil alih begitu saja. Namun, harus melalui proses yang jelas dan berkeadilan. Apalagi, di atas lahan-lahan sawit tersebut rata-rata sudah ada kegiatan ekonomi yang melibatkan banyak pihak.

    ”Saya kurang setuju (direbut kembali). Mereka kan juga sudah berkontribusi untuk Indonesia. Dulunya hutan, ditanam sawit, sawitnya dijual. Multiflier ekonominya sudah besar,” papar anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) ini.

    Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut dari total 16,38 juta hektare kebun kelapa sawit terdapat lebih kurang 3,3 juta hektare lahan berada di dalam kawasan hutan.

    Karena itu, dia mengusulkan agar pemerintah bermusyawarah dengan seluruh stakeholder di industri sawit untuk menemukan jalan terbaik. Kalau misalnya ada sanksi denda, hal tersebut bisa dilakukan dengan perhitungan yang jelas. ”Intinya jangan sampai menjadi lahan kosong yang tidak ada nilai ekonominya karena diambil alih oleh pemerintah. Jangan sampai nilai ekonominya turun,” paparnya.

    Dia berharap pemerintah tidak mengedepankan sanksi pidana dalam penyelesaian masalah tumpang tindih lahan ini. ”Semuanya bisa dibicarakan secara baik baik,” imbuhnya.

    Untuk diketahui, pemerintah telah menerbitkan Perpres No 5 Tahun 2025 mengenai Penertiban Kawasan Hutan. Aturan ini juga mengatur pembentukan Satgas Penertiban Kawasan Hutan yang bertugas melaksanakan penertiban kawasan hutan melalui penagihan dikenakan sanksi denda administratif, pidana, penguasaan kembali kawasan hutan dan pemulihan aset di kawasan hutan.

    Satgas akan dipimpin Menteri Pertahanan sebagai Ketua Pengarah dengan Wakil Ketua antara lain Jaksa Agung, Panglima TNI, Kapolri. Anggota terdiri dari Menteri Kehutanan, Menteri ESDM, Menteri Agraria, Menteri ATR/BPN, Menteri Keuangan, Menteri LHK, Kepala BPKP. Sebagai Ketua Pelaksana Satgas adalah Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung. Wakil Ketua Pelaksana antara lain Kepala Staf Umum TNI, Kepala Bareskrim, Deputi Bidang Investigasi BPKP.

    (poe)

  • Ida Iasha Bercerai pada 2011 Sebelum Terkait dengan Tommy Soeharto

    Ida Iasha Bercerai pada 2011 Sebelum Terkait dengan Tommy Soeharto

    Jakarta, Beritasatu.com – Artis senior sekaligus model Ida Iasha menjadi sorotan setelah dikabarkan telah menikah dengan Tommy Soeharto. Ternyata, Ida Iasha sempat mengalami kegagalan rumah tangga saat menikah dengan pengusaha Eddy Syahputra.

    Dilansir dari beragam sumber, Senin (17/2/2025), pertemuan Ida Iasha dengan pengusaha berdarah Padang, Eddy Syahputra itu terjadi di kawasan Blok M Plaza, Jakarta Selatan.

    Pertemuan Ida Iasha dengan Eddy Syahputra membuat keduanya serius untuk membina rumah tangga. Hingga akhirnya, ayah Eddy Syahputra, HM Syarif Hasyim yang kala itu merupakan Kolonel TNI AD datang ke kediaman Ida Iasha dengan tujuan keinginan putranya untuk menikahi Ida Iasha.

    Perjalanan waktu membuat Ida Iasha memutuskan untuk memeluk agama Islam. Setelah resmi mualaf, nama Ida Iasha pun berubah menjadi Ida Aisyah Syahputra.

    Ida Iasha dan Eddy Syahputra akhirnya resmi menikah pada 11 Mei 1983. Dari pernikahan keduanya, dikaruniai empat orang anak, yaitu Rendy Russell Syahputra, Kama Bashkara Syahputra, Remyzard Adi Putra dan Badra Rahadi Putra.

    Sayangnya, pernikahan Ida Iasha dan Eddy Syahputra tidak berjalan mulus. Keduanya sepakat mengakhiri pernikahan sejak 2011.

    Perceraian yang dialami Ida Iasha itu sempat ditutupi olehnya, hingga pada Sabtu, 30 September 2023 membuat dirinya buka suara terkait berakhirnya perceraian yang dialaminya itu.

    “Mengapa saya memilih untuk berdiam diri? Karena saya tidak ingin mempublikasikan. Bagi saya, hidup ini baik susah dan senang adalah saya yang menjalankan bukan orang lain,” ucap Ida Iasha.

    “Jadi, enggak perlu saya posting atau saya umbar kemana-mana. Ini merupakan bagian dari masalah pribadi yang harus saya selesaikan secara sendiri tanpa melibatkan orang lain,” tambahnya.

    Setelah lama berlalu dari perpisahannya dari Eddy Syahputra, kini artis dengan nama asli Ida Albertina van Suchtelen van de Haere, atau lebih dikenal dengan nama Ida Iasha, mendadak menjadi perbincangan netizen setelah hadir dalam pesta ulang tahun Puteri Modiyanti, putri dari Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) dan Sandy Harun.

    Dikutip dari akun TikTok @reginaharun28, Kamis (13/2/2025), Tommy Soeharto hadir dalam acara tersebut yang sekaligus merayakan ulang tahun putrinya. Ia tampil dengan tampilan sederhana mengenakan kemeja cokelat saat menerima potongan tumpeng pertama dari sang putri.

    “Selamat ulang tahun, Modi sayang,” tulis Sandy Harun dalam unggahannya.

    Yang menarik, dalam unggahan tersebut, kehadiran Tommy Soeharto di pesta sederhana itu juga dihadiri oleh Ida Iasha. Ia tampak mengenakan pashmina berwarna krem yang menutupi kepalanya, diketahui oleh netizen dari foto yang dibagikan oleh Sandy Harun.

    “Slide ketiga, kayaknya Ida Iasha. Atau mirip saja ya?” tulis salah satu netizen.

    Sandy pun langsung membenarkan pertanyaan tersebut dan mengonfirmasi bahwa sosok yang dimaksud adalah sahabatnya, Ida Iasha. Ia turut hadir bersama Tommy Soeharto. Bahkan, Sandy menyebutkan Ida Iasha adalah istri kedua Tommy Soeharto dan ibu kedua bagi Puteri Modiyanti.

    “Iya, benar. Ibu kedua Modi dan kebetulan sahabat saya. Cantik ya,” jawab Sandy.

  • Isu Nikah dengan Tommy Soehato, Ida Iasha Sempat Sakit Jantung?

    Isu Nikah dengan Tommy Soehato, Ida Iasha Sempat Sakit Jantung?

    Jakarta, Beritasatu.com – Pernyataan artis senior Ida Iasha pernah sakit jantung kembali viral setelah kabar pernikahan dengan Tommy Soeharto beredar di media sosial (medsos).

    Ida Iasha ternyata pernah mengalami sakit jantung pada 13 tahun yang lalu. Kondisi itu yang kemudian viral kembali.

    “Saya memang ada beberapa keluhan sakit pinggang, kadang-kadang kalau kita terlalu lama duduk dan mau berdiri suka pegal-pegal dan berdiri agak susah. Bahkan, angkat bahu juga suka terasa sakit di sini,” kata Ida Iasha dikutip dari channel YouTube, Senin (17/2/2025).

    Selain mengeluhkan pada bagian pinggang dan bahu, Ida Iasha juga kerap mengeluhkan pada bagian dadanya.

    “Saya juga ada keluhan di jantung, kemudian saya melakukan pemeriksaan pada dokter spesialis jantung lalu saya diberikan obat sebelum dilakukan MRI,” tuturnya.

    Setelah diperiksa dari dokter spesialis, Ida Iasha diminta untuk mengonsumsi obat sebelum melakukan pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI).

    “Setelah mengonsumsi obat, membuat jantung saya semakin berdebar akhirnya hasil dari MRI itu mengatakan jantung saya tidak bermasalah tetapi setelah mendapatkan hasil MRI yang tidak terlalu bermasalah membuat saya tetap penasaran,” ungkapnya.

    Ida Iasha mengaku, meski sudah berobat ke dokter spesialis jantung tetapi dirinya masih saja merasakan keringat dingin yang tidak pernah berhenti.

    “Saya suka keringat dingin dan punggung saya di belakang seperti di tusuk dan akhirnya juga sesak nafas dan ternyata memang ritme dari jantung saya atau listriknya yang ke jantung saya kurang baik,” tuturnya.

    Tanpa ada rasa menyerah, selain berserah diri kepada Sang Pencipta. Ida Iasha terus melakukan pengobatan hingga terapi yang hingga akhirnya rasa sakit yang dirasakan tidak muncul lagi.

    “Saya melakukan terapi dan pengobatan. Alhamdulillah, sekarang jantung saya jarang sekali berdebar dan saya melakukan terapi,” tutup Ida Iasha yang mengaku sempat mengalami masalah pada jantungnya.

  • Umrah Bareng Tommy Soeharto, Isu Ida Iasha Menikah Makin Kuat

    Umrah Bareng Tommy Soeharto, Isu Ida Iasha Menikah Makin Kuat

    Jakarta, Beritasatu.com – Kabar pengusaha Tommy Soeharto yang sudah menikah dengan artis senior Ida Iasha semakin menguat. Pasalnya, video Tommy Soeharto dan anak-anaknya beribadah umrah bersama Ida Iasha kini beredar di media sosial (medsos).

    Video ibadah umrah Tommy Soeharto bersama Ida Iasha itu pertama kali diunggah oleh akun TikTok @fwdsheesh. Pada video yang diunggah itu terlihat dengan jelas wajah Ida Iasha yang terlihat bersama Tommy Soeharto dan anak-anaknya itu.

    Terlihat Tommy Soeharto sedang memegang rambut putranya, bahkan Ida Iasha yang berada di dekat Tommy Soeharto itu terlihat dengan jelas mengenakan pakaian hijab serbaputih.

    “Awal melihat video langsung salfok. Ada Ida Iasha ikut umrah bareng Tommy Soeharto dan anak-anak,” tulis akun tersebut, Senin (17/2/2025).

    Bahkan pada foto berikutnya terlihat Ida Iasha tampak bersama anak-anak Tommy Soeharto yang sedang bercengkerama.

    “Bahagia selalu untuk mereka,” tutup akun tersebut yang memperlihatkan Tommy Soeharto beribadah umrah bareng bersama Ida Iasha.

    Sebelumnya, kabar Tommy Soeharto sudah menikah dengan Ida Iasha itu terucap dari selebritas sekaligus model Shandy Harun di akun TikTok miliknya.

    Artis lawas era 1980-an, Ida Albertina van Suchtelen van de Haere, atau lebih dikenal dengan nama Ida Iasha, mendadak menjadi perbincangan netizen setelah hadir dalam pesta ulang tahun Puteri Modiyanti, putri dari Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) dan Sandy Harun.

    Dikutip dari akun TikTok @reginaharun28, Kamis (13/2/2025), Tommy Soeharto hadir dalam acara tersebut yang sekaligus merayakan ulang tahun putrinya. Ia tampil dengan tampilan sederhana mengenakan kemeja cokelat saat menerima potongan tumpeng pertama dari sang putri.

    “Selamat ulang tahun, Modi sayang,” tulis Sandy Harun dalam unggahannya.

    Yang menarik, dalam unggahan tersebut, kehadiran Tommy Soeharto di pesta sederhana itu juga dihadiri oleh Ida Iasha. Ia tampak mengenakan pashmina berwarna krem yang menutupi kepalanya, diketahui oleh netizen dari foto yang dibagikan oleh Sandy Harun.

    “Slide ketiga, kayaknya Ida Iasha. Atau mirip saja ya?” tulis salah satu netizen.

    Sandy pun langsung membenarkan pertanyaan tersebut dan mengonfirmasi bahwa sosok yang dimaksud adalah sahabatnya, Ida Iasha. Ia turut hadir bersama Tommy Soeharto. Bahkan, Sandy menyebutkan Ida Iasha adalah istri kedua Tommy Soeharto dan ibu kedua bagi Puteri Modiyanti.

    “Iya, benar. Ibu kedua Modi dan kebetulan sahabat saya. Cantik ya,” jawab Sandy.

  • “Chinese New Year Fashion Exhibition” diharapkan pacu industri fesyen

    “Chinese New Year Fashion Exhibition” diharapkan pacu industri fesyen

    Jakarta (ANTARA) – Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Teguh Setyabudi berharap “Chinese New Year Fashion Exhibition” dapat memacu kemajuan industri fesyen di Indonesia, terutama di Jakarta.

    “Semoga industri busana di Jakarta terus berkembang dan mampu bersaing di kancah internasional,” kata Teguh di kegiatan bertajuk “Wisdom in the Old Town: A Lunar Celebration” yang digelar di House of Tugu, Kota Tua, Jakarta Barat, Senin.

    Dia juga berharap kegiatan itu menjadi upaya dalam mempromosikan Kota Tua Jakarta sebagai destinasi wisata berkelas dunia.

    Di samping itu, “House of Tugu” merupakan salah satu destinasi yang turut berperan dalam pelestarian warisan budaya Indonesia. Selain itu, hadirnya tradisi peranakan (Tionghoa) yang telah berkembang selama berabad-abad turut menambah khazanah industri busana di Indonesia.

    Karena itu, Pemprov DKI Jakarta mengapresiasi para desainer Indonesia serta seluruh pihak yang telah berpartisipasi dan menjadi representasi atas semangat dan kreativitas dalam mempersembahkan karya terbaik yang telah diakui di kancah internasional.

    Tak hanya Teguh, “Chinese New Year Fashion Exhibition” ini pun turut dihadiri oleh Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Veronica Tan dan Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha.

    Selain itu Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Titik Soeharto, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta Andhika Permata serta Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Prabowo Bilang Ndasmu Tanggapi Kritik Kabinet Gemuk, Henri Subiakto: Rakyat Makin Terbelah

    Prabowo Bilang Ndasmu Tanggapi Kritik Kabinet Gemuk, Henri Subiakto: Rakyat Makin Terbelah

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga, Henri Subiakto menilai Presiden Prabowo merendahkan kritik publik. Terkait dengan tanggapannya soal kritik kabinet gemuk.

    “Prabowo dalam penampilan pidatonya belakangan ini tak hanya meremehkan kritik netizen dan masyarakat, tapi juga meremehkan pendapat para akademisi, dan para profesor yang dia sebutkan,” kaya Henri dikutip dari unggahannya di X, Senin (17/2/2015).

    Hal itu, disebut Henri sebagai fallacy of relevance. Menyerang kembali pengkritiknya dengan cara tertentu.

    “Prabowo melakukan fallacy of relevance, menyerang pendapat atau pemikiran yang tidak relevan dengan argumen asli dari para pengritiknya,” ucap Henri.

    Padahal menurut Henri, Kabinet gemuk Prabowo berhubungan dengan efisiensi anggaran. Hal yang didengungkan pemerintah belakangan ini.

    “Maka perbandingan yg relevan adalah dengan Kabinet Kabinet Pemerintah Indonesia sebelumnya. Misal dibandingkan dengan struktur Kabinetnya Presiden Jokowi, SBY hingga Soeharto atau Sukarno,” terangnya.

    Sementara Prabowo, malah membandingkan negara maju. Seperti di Uni Eropa.

    “Bukan malah dibandingkan dengan Uni Eropa yg merupakan kumpulan negara negara maju di Eropa,” imbuhnya.

    Secara luas, memang27 negara Uni Eropa itu seluas Indonesia. Tapi konteksnya berbeda.

    “Walau luas negara kita memang sebanding dengan Uni Eropa tapi kita itu satu negara, sedang UE terdiri 27 negara, dengan kekuatan ekonomi, sejarah dan kondisi rakyatnya sangat kontras dan tidak bisa dibandingkan dengan Indonesia dan provinsi2nya,” jelasnya.