Di Depan Try Sutrisno, Prabowo Singgung Anak Muda Berani Tampil
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden RI
Prabowo Subianto
menyinggung perihal anak muda yang sudah berani tampil di hadapan Wapres ke-6
Try Sutrisno
.
Hal tersebut Prabowo sampaikan saat berpidato di
Halal Bihalal Purnawirawan TNI AD
, Balai Kartini, Jakarta, Selasa (6/5/2025).
“Angkatan 45 berani mengambil sikap, padahal negara belum punya anggaran, belum punya administrasi, belum punya organisasi, senjata direbut. Kadang-kadang mengangkat dirinya pada saat orang tidak berani, mereka di usia muda berani tampil,” ujar Prabowo.
“Panglima Besar Soedirman menjadi Panglima Besar pada usia 29 tahun, Ignasius Slamet Riyadi menjadi komandan brigadir pada usia 22 tahun. Saudara-saudara, mereka muda-muda, berani, dan banyak yang mati waktu muda-muda,” sambungnya.
Prabowo lantas bercerita bahwa dirinya sejak kecil pun sudah diajak ke makam pamannya.
Pamannya, kata dia, gugur di Tangerang ketika masih muda, mulai dari usia 16 tahun hingga 21 tahun.
“Jadi bangsa ini berdiri di atas darah keringat dan air mata, anak-anak muda, air matanya ibu-ibu kita, merasakan kita digembleng oleh mereka itu yang tersisa di hati kita saya yakin, yang jelas di hati saya,” jelas Prabowo.
Sebelumnya,
Forum Purnawirawan TNI-Polri
telah mengusulkan kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI untuk mencopot Wakil Presiden
Gibran Rakabuming Raka
.
Selain itu, forum ini juga meminta reshuffle kabinet terhadap menteri-menteri yang diduga terlibat dalam kasus korupsi.
Tuntutan ini, yang turut mencakup perlunya tindakan tegas terhadap aparat negara yang dianggap masih loyal kepada Presiden ke-7, Joko Widodo, menjadi perhatian publik.
Forum Purnawirawan TNI-Polri yang mengusulkan pencopotan Gibran terdiri dari sejumlah tokoh senior, termasuk 103 purnawirawan jenderal, 73 laksamana, 65 marsekal, dan 91 kolonel.
Beberapa tokoh yang turut mendatangani usulan ini adalah Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi dan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) periode 1988-1993 Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Slamet Riyadi
-
/data/photo/2025/05/06/6819eeae97bc2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Di Depan Try Sutrisno, Prabowo Singgung Anak Muda Berani Tampil
-

Gadis Siswi SMP di Sumenep Jadi Korban Tewas Ledakan Gas Elpiji di Rumahnya – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, SUMENEP – Diajeng Tirta Sari Dewi (15), warga Dusun Lojikantang, Desa Kalianget Barat, Sumenep, Jawa Timur ditemukan tak bernyawa.
Gadis yang masih duduk di bangku SMP itu menjadi korban jiwa dari ledakan tabung gas elpiji yang menghancurkan tempat tinggalnya.
Mengetahui nasib tragis yang dialami siswi SMP itu, tangis warga langsung pecah.
Beberapa masih sulit mempercayai tragedi yang baru saja mereka saksikan.
“Dua kali ledakan terdengar, keras sekali. Lalu api menyala cepat sekali,” ujar Abd Rahem, tetangga korban yang turut membantu evakuasi.
Kronologi Kejadian
Saat kejadian rumah milik Slamet Riyadi dihuni oleh lima anggota keluarga yakni Slamet, istrinya Sutriya, dan ketiga anak mereka Ananda Restu Ilahi, Diajeng Tirta Sari Dewi, serta si bungsu Annas Maulana Alfatih.
Saat ledakan terjadi, mereka semua berada di dalam rumah.
Empat di antaranya berhasil dievakuasi dalam kondisi luka-luka namun bagi Diajeng, ledakan itu merenggut segalanya.
Ia tewas dengan luka parah di sekujur tubuh. Gadis yang dikenal pendiam dan ramah itu pergi terlalu cepat, terlalu tragis.
Plt Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti Sutioningtyas, menyebut dugaan awal kebakaran dipicu oleh ledakan tabung gas elpiji.
Kobaran api membuat sebagian besar rumah hancur, dinding runtuh, dan atap runtuh total.
Korban luka, termasuk Slamet dan dua anak lainnya, telah dirawat di RSI Garam Kalianget. Si bungsu Annas masih berada dalam perawatan intensif.
Kerugian material diperkirakan mencapai Rp250 juta.
Pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab pasti ledakan.
Namun di tengah upaya penyelidikan, keluarga korban kini berhadapan dengan kenyataan pahit: kehilangan anak, luka yang mungkin tak sembuh sepenuhnya, dan rumah yang tinggal abu.
-

Warung Tahu Kupat Mas Her: Bertahan Lewat KUR, Bangkit Lewat Teknologi – Halaman all
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Di balik kepulan aroma tahu goreng yang menguar hangat di sore hari, berdirilah seorang pria bersahaja bernama Heriyanto, atau akrab disapa Mas Her, yang menjaga cita rasa dan semangat dalam sepiring tahu kupat.
Tak banyak yang tahu, di balik lapak sederhana di sekitar Stadion Manahan Solo, ada cerita panjang penuh perjuangan yang ia lalui selama lebih dari satu dekade.
Awal berdagang tak selalu manis, dan tahun 2020 menjadi babak paling getir dalam kisah warungnya.
Saat pandemi datang, pelanggan sepi, kursi-kursi kosong, dan penghasilan yang biasanya cukup untuk dapur nyaris tak bersisa.
“Kami sempat bingung harus bertahan bagaimana, apalagi saat itu tak boleh banyak aktivitas di luar rumah,” kenangnya ditemui Tribunnews pada Sabtu (26/4/2025).
Ketika situasi mulai membaik dan para pedagang kecil bernapas lega, datang kabar penataan kawasan Manahan.
Alih-alih kembali normal, mereka justru harus berkemas.
Shelter dibongkar demi pembaruan kawasan, dan para penjual seperti Mas Her terpaksa berpindah-pindah demi sekadar tetap bisa berjualan.
“Kami akhirnya menyewa tempat di lahan pribadi, dekat area lama, tapi tentu tidak sama seperti dulu,” ucap pria asal Sragen itu.
Menghadapi tantangan demi tantangan, Mas Her tak memilih menyerah.
Ia menggantungkan harapan pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI, yang telah beberapa kali ia manfaatkan untuk menghidupi usahanya.
“Waktu itu saya ajukan KUR Rp15 juta. Uangnya untuk sewa tempat dan tambahan modal. Alhamdulillah disetujui,” katanya dengan senyum tipis.
Baginya, KUR bukan hanya angka pinjaman, tapi tali penyambung nyawa usaha.
“Selama riwayat angsuran bagus, BRI percaya sama kita. Bahkan belum lunas pun bisa mengajukan lagi,” tambahnya.
Berkat perputaran modal yang lebih lancar, usaha tahu kupatnya kembali menggeliat.
Kini, setelah shelter baru selesai dibangun dan dibuka untuk umum, suasana pun ikut berubah.
“Alhamdulillah pengunjung mulai ramai lagi. Tempatnya juga bersih dan nyaman, sesuai slogan Solo Berseri,” tutur Mas Her.
Tak hanya tempat yang diperbarui, cara transaksi pun ikut bertransformasi.
Mas Heri menjadi salah satu pelaku UMKM yang merangkul kemajuan teknologi lewat pembayaran QRIS.
“Anak-anak muda lebih suka QRIS. Katanya nggak ribet, tinggal scan, selesai,” ujarnya sambil menunjukkan kode QR yang ditempel rapi di depan warungnya.
Bahkan wisatawan dari luar kota pun kerap memilih transaksi digital.
“Mereka bingung cari ATM, jadi lebih suka langsung pakai BRImo. Praktis katanya,” jelasnya.
Sudarto, rekan sesama pedagang yang juga ketua paguyuban shelter, merasakan dampak positif dari kehadiran QRIS.
“Sekarang sebagian besar pedagang sudah terbiasa pakai. Memang awalnya perlu sosialisasi, tapi sekarang sudah lancar,” kata pemilik usaha es teler ‘Kau Datang Kembali’ itu.
Meskipun agenda Piala Dunia U-20 urung terlaksana, Sudarto tetap memilih melihat sisi terang dari perubahan yang telah terjadi.
“Shelter sudah makin bagus. Fasilitasnya modern, pengunjung juga nyaman,” ujarnya.
Ekonom Universitas Sebelas Maret (UNS), Mulyanto, menilai kemajuan UMKM Solo tidak lepas dari sinergi dengan lembaga keuangan dan adaptasi terhadap digitalisasi.
“UMKM perlu menekan biaya agar harga jual bisa bersaing. Salah satunya dengan mengurangi biaya transaksi, seperti melalui QRIS,” jelasnya.
Menurutnya, ekosistem ini memberikan keuntungan ganda: mengurangi beban biaya, dan memperluas akses pasar.
“Kalau biaya produksi bisa ditekan, maka harga jual bisa lebih murah dan produk jadi lebih laku,” ujar Mulyanto.
Tambahan Modal
Pimpinan Cabang BRI Solo Slamet Riyadi, Eko Hary Wijayanto, menyampaikan, mayoritas pelaku UMKM di Solo memanfaatkan dana KUR untuk menambah modal usaha mereka.
“Untuk itu KUR menjadi instrumen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi UMKM,” jelasnya pada Senin (14/4/2025).
Kredit ini dikenal memiliki akses yang mudah dan fleksibel, serta tidak tergolong sebagai kredit bermasalah yang dapat dihapusbukukan atau dihapustagihkan.
Seiring berkembangnya era digital, pelaku UMKM di Solo juga semakin aktif memanfaatkan layanan transaksi non-tunai, seperti penggunaan QRIS.
Pada tahun 2024, jumlah merchant QRIS BRI secara nasional mencapai 3,7 juta dan mengalami peningkatan sebesar 18 persen dibanding tahun sebelumnya.
Volume transaksi QRIS BRI secara year on year (YoY) pada tahun 2024 juga menunjukkan pertumbuhan yang pesat.
Di Solo, pada Januari 2025, nilai transaksi QRIS tercatat sebesar Rp695 miliar.
Selain QRIS, aplikasi BRImo juga terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dalam hal jumlah pengguna dan nilai transaksi.
Pada Desember 2023, jumlah pengguna BRImo mencapai 31,6 juta, meningkat 32,5 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Setahun kemudian, tepatnya pada Desember 2024, pengguna BRImo tumbuh menjadi 38,61 juta, atau meningkat 22,12 persen secara YoY.
Transformasi digital BRI ini menjadi salah satu kunci dalam mendorong inklusi keuangan dan memperluas akses layanan perbankan kepada pelaku UMKM di seluruh Indonesia, termasuk di Solo.
(*)
-

Lama Tak Terdengar, Lapor Mas Wapres Muncul Kembali
Bisnis.com, Jakarta — Program Lapor Mas Wapres yang sempat timbul-tenggelam akhirnya muncul dan langsung merespon aduan yang dilayangkan Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta.
Unisri melaporkan masalah akreditasi dua program studinya, yaitu program Magister Adninistrasi Publik (MAP) dan penurunan peringkat akreditasi Program Studi Sarjana Akuntansi.
Pasalnya, sampai saat ini belum terbit SK perpanjangan dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) dan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM).
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Peningkatan Kesejahteraan dan Pembangunan Sumber Daya Manusia Sekretariat Wakil Presiden Dadan Wildan mengatakan bahwa pihaknya kini tengah menindaklanjuti pelaporan tersebut.
Menurutnya, program Lapor Mas Wapres tidak ingin setiap masalah diselesaikan di meja secara sektoral saja, tetapi harus tuntas dan menyeluruh.
“Ini adalah bagian dari program layanan Lapor Mas Wapres. Jadi kita tidak ingin menyelesaikan di meja secara sektoral. Tetapi ingin menyelesaikan secara menyeluruh,” tuturnya di Jakarta, Selasa (29/4).
Menurutnya, salah satu upaya yang akan dilakukan pihaknya adalah menemui para pihak yang terlibat dalam pelaporan Unisri tersebut, kemudian mendiskusikannya agar masalah bisa diselesaikan dengan baik.
“Maka dari itu, laporan yang disampaikan UNISRI kemudian kami pelajari, kami lakukan koordinasi dan sebagainya, maka hari ini kita bisa menyelenggarakan pertemuan ini,” kata Dadan.
Dia menjelaskan jika dari pertemuan itu ada sejumlah kesepahaman yang disepakati, maka semua pihak harus menjalankannya dan menghormatinya. Dadan menegaskan bahwa semua pihak harus mendapatkan keadilan dari pelaporan yang dilayangkan Unisri.
“Jadi kami ingin membantu memberikan jalan tengah atas masalah yang ada dan kalau nanti ada kesepakatan-kesepakatan kami mohon semua pihak bisa menjalankan. Kita tidak ingin siapa pun dirugikan, tetapi kita ingin semuanya mendapatkan keadilan. Itu yang kita cari,” ujarnya.
-

Belanja Cashless ala Digitalisasi, Kisah Inspiratif UMKM Lintang Kejora – Halaman all
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Pada pagi yang cerah di Solo, Putri, seorang perempuan berusia 30 tahun asal Magetan, memutuskan untuk menyelesaikan liburan singkatnya dengan berkunjung ke salah satu toko oleh-oleh yang terkenal di kota ini.
Setelah beberapa hari menikmati pesona Solo, ia menyadari ada satu hal yang masih kurang, oleh-oleh khas yang bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.
Setelah mendapat rekomendasi dari seorang teman, Putri melangkah ke sebuah toko kecil bernama Lintang Kejora, yang terletak di kampung yang tenang, tidak jauh dari pusat kota.
Toko ini terkenal dengan berbagai produk berbahan kain jumputan khas Solo yang dibuat menjadi tas, dompet, hingga aksesoris lainnya.
Setiba di sana, Putri langsung disambut oleh warna-warna cerah dari berbagai produk yang dipajang di teras.
Tas-tas beraneka model, mulai dari sling bag hingga ransel, semua memikat hati. Salah satu produk langsung menarik perhatian Putri, sebuah sling bag berwarna biru muda dengan aksen goni di bagian sampingnya.
“Wah, ini lucu banget,” gumam Putri sambil menyentuh permukaan kain yang terasa lembut namun kuat di tangannya, pada Sabtu (19/4/2025).
Tas itu tidak hanya menarik, tetapi juga terkesan unik dengan sentuhan tradisional yang berpadu dengan desain modern.
Awalnya, Putri hanya berniat melihat-lihat.
Namun, tas itu cukup membuatnya ragu untuk pergi tanpa membelinya. Ia lalu berinteraksi dengan penjaga toko, yang menjelaskan berbagai pilihan produk dan memberikan penawaran.
Proses tawar-menawar berjalan dengan akrab, tidak ada tekanan, hanya percakapan ringan antara pembeli dan penjual.
Setelah harga disepakati, Putri mencoba membayar dengan uang tunai, namun ia menyadari bahwa dompetnya hampir kosong.
Sejenak ia bingung, tetapi penjaga toko dengan ramah menawarkan solusi.
“Mbak bisa bayar pakai QRIS aja,” kata penjaga toko sambil menunjukkan kode QR yang terpasang di meja kasir.
Putri tersenyum lega.
Tanpa perlu ragu, ia mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi BRImo, dan memindai kode QR yang ada.
Dalam hitungan detik, transaksi berhasil, dan Putri pun dapat melanjutkan liburannya tanpa kendala.
“Wah, simpel banget. Nggak perlu repot cari uang tunai lagi,” ujarnya sambil tersenyum lebar, melihat layar ponselnya yang menunjukkan konfirmasi pembayaran berhasil.
Bagi Putri, pengalaman ini bukan hanya soal membeli sebuah tas.
Ini adalah bukti nyata bahwa digitalisasi semakin memudahkan kehidupan sehari-hari, bahkan dalam transaksi kecil sekalipun.
Termasuk untuk Rina, pemilik UMKM Lintang Kejora, penerapan teknologi seperti QRIS dan aplikasi BRImo telah menjadi bagian penting dari perjalanan usahanya.
Rina Sulistyaningsih, yang kini berusia 50 tahun, memulai usaha Lintang Kejora pada tahun 2015 dengan modal keterampilan menjahit dan hobi mengoleksi pernak-pernik.
Awalnya, ia hanya menjual dompet kecil dari kain perca yang diperoleh dari penjahit setempat.
Namun, seiring waktu, permintaan mulai meningkat, dan Rina pun memperluas produknya dengan menambah berbagai jenis tas dan aksesoris lain.
Harga produk di Lintang Kejora bervariasi, mulai dari Rp 50.000 untuk dompet kecil hingga Rp 500.000 untuk tas ransel dan sling bag yang lebih besar.
Omzet bulanan Rina kini mencapai sekitar Rp 10-12 juta.
Piala dan piagam penghargaan yang diraih UMKM Lintang Kejora Solo (Tribunnews.com/Chrysnha)
Namun, perjalanan Rina menuju kesuksesan tidaklah mudah.
“Awalnya, saya merasa kesulitan sekali. Modal terbatas, pemasaran juga masih sangat konvensional. Tapi saya terus mencoba, berusaha, dan akhirnya perlahan bisa berkembang,” ungkap Rina dengan senyum haru saat mengenang masa-masa awal usahanya.
Rina menyadari bahwa untuk terus bertahan dan berkembang, ia harus mengikuti perkembangan zaman.
Saat pandemi Covid-19 melanda, banyak pelaku UMKM yang terhambat, namun Rina justru melihat ini sebagai kesempatan.
Ia mulai merambah dunia digital, memanfaatkan platform media sosial dan e-commerce untuk menjangkau pelanggan yang lebih luas.
“Dulu saya tidak tahu apa-apa tentang digital, bahkan untuk mengunggah foto di Instagram saja saya bingung. Tapi setelah mengikuti beberapa pelatihan, saya mulai paham dan bisa mengelola semuanya dengan lebih baik,” katanya.
Peran BRI melalui Rumah BUMN Solo dalam mendukung digitalisasi bagi UMKM sangat terasa bagi Rina.
Melalui pelatihan dan pembinaan yang diberikan, Rina belajar tentang cara mengelola keuangan, membuat katalog produk, serta memasarkan produk secara online.
Bahkan, dalam beberapa kesempatan, ia mengikuti kompetisi dan pameran virtual yang diselenggarakan oleh berbagai instansi dan kementerian.
Sebagai hasil dari usahanya, Lintang Kejora meraih beberapa penghargaan, termasuk Juara 1 dalam kompetisi Startup4Industry yang diadakan oleh Kementerian Perindustrian pada tahun 2021.
Selain itu, Lintang Kejora juga berhasil mengembangkan pasar hingga ke luar negeri, dengan produk-produknya mulai menembus pasar Singapura.
“Sekarang saya sudah punya website, dan media sosial seperti Instagram serta Facebook jadi alat utama untuk pemasaran. Produk kami juga sudah sampai ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan Singapura,” jelas Rina dengan bangga.
Penerapan teknologi digital membuat Lintang Kejora semakin efisien dalam beroperasi, dari pemasaran hingga pembayaran.
Bagi Rina, semua ini merupakan bagian dari upayanya untuk terus berinovasi agar tetap relevan di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.
“Digitalisasi itu bukan hanya tentang kemudahan, tapi tentang keberlanjutan. Jika kita tidak mengikuti perubahan, kita akan tertinggal,” tegasnya.
Kini, Lintang Kejora telah menjadi contoh sukses dari sebuah UMKM yang beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan zaman.
Tidak hanya dari segi produk dan pemasaran, tetapi juga dalam hal pembayaran.
QRIS dan aplikasi BRImo telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan operasional sehari-hari, membuat transaksi lebih cepat dan aman, baik untuk pembeli maupun penjual.
Digitalisasi BRI di Solo
Lapak-lapak Shelter Manahan di kawasan barat kompleks Stadion Manahan Solo (Tribunnews.com/Chrysnha)
Pimpinan Cabang BRI Solo Slamet Riyadi, Eko Hary Wijayanto, mengungkapkan tren positif pertumbuhan layanan digital BRI di wilayah Solo dan sekitarnya.
“Jumlah merchant QRIS BRI kini telah mencapai 3,7 juta merchant, dengan kenaikan sebesar 18 persen pada tahun 2024,” jelasnya pada Senin (14/4/2025).
Selain itu, volume transaksi QRIS BRI juga mengalami pertumbuhan year on year (YoY) yang signifikan sepanjang tahun 2024.
Untuk perkembangan penggunaan BRImo, Eko menyampaikan bahwa pada Desember 2023 jumlah pengguna BRImo mencapai 31,6 juta, meningkat 32,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Tren ini berlanjut hingga Desember 2024, dengan jumlah pengguna BRImo yang tumbuh menjadi 38,61 juta, atau naik 22,12 persen secara tahunan.
Inovasi terus dilakukan BRI untuk memperkaya fitur di BRImo.
Beberapa inovasi terbaru yang telah diluncurkan antara lain fitur pembelian voucher streaming, layanan investasi emas yang bekerja sama dengan Pegadaian, serta fitur pengiriman barang bekerja sama dengan PosAja.
Dalam kinerja triwulan II tahun 2024, Direktur BRI Sunarso menyebutkan bahwa hingga akhir Juni 2024, BRImo digunakan oleh 35,2 juta pengguna aktif.
BRImo mencatatkan sebanyak 2,01 miliar transaksi finansial dengan total volume transaksi mencapai Rp2.574 triliun, tumbuh 35,81 persen secara tahunan.
Sementara itu, nilai transaksi QRIS di Solo juga menunjukkan angka yang menggembirakan.
Pada bulan Januari 2025 saja, nilai transaksi QRIS di Solo telah menembus Rp695 miliar, mencerminkan tingginya adopsi pembayaran digital di kalangan pelaku UMKM di wilayah tersebut.
Founder Creative Space Solo, Joko Purwono menyoroti perkembangan digital di bidang UMKM kota Solo.
Menurutnya, kesadaran para pedagang juga pelaku UMKM semakin hari semakin meningkat.
Namun, ia menggaris bawahi tindak lanjut perbankan dan dinas terkait agar melakukan pendampingan kepada pedagang terkait pemberlakuan transaksi digital.
“Di shelter, di pasar-pasar memang sudah banyak pakai QRIS, tapi masih ditemukan yang belum bahkan enggan pakai QRIS. Kan ada juga (pedagang) yang sepuh lalu sudah lanjut usia tak tahu caranya, jadi kita harap ada pendampingan lanjut,” pesannya diwawancarai pada Selasa (4/3/2025).
Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Agus Santoso dihubungi terpisah mengaku telah berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menyukseskan digitalisasi UMKM dan pedagang.
Begitu juga bekerja sama dengan pengelola pasar dan perbankan.
Dirinya mengakui, pendampingan terhadap pedagang untuk mengantisipasi halangan digitalisasi sangat penting dilakukan.
Hal ini untuk menyelaraskan slogan Go Digital di bidang perdagangan dan usaha di Solo.
“Saya tentu sudah menjalin komunikasi juga dengan pengelola masing-masing pasar untuk mengawasi dan mendampingi pedagang yang mungkin kesulitan untuk menerapkan digitalisasi seperti soal transaksi QRIS hingga e-Retribusi,” terangnya.
” Jadi bersama juga dengan perbankan tak hanya sosialisasi dan pendaftaran, pendampingan juga perlu karena banyak yang pedagang sepuh,” imbuh Agus.
Terkait dengan digitalisasi, Dinas Perdagangan Kota Solo juga sudah menerapkan penarikan pajak dengan e-Retribusi.
Tak hanya dengan satu bank pelat merah, e-Retribusi diterapkan juga dengan kolaborasi beberapa bank BUMN di pasar-pasar di Kota Bengawan.
“Ini berkat kolaborasi dan sinergi Pemkot Surakarta, perbankan dan masyarakat. Sudah melek digital dan mau untuk maju mengikuti perkembangan teknologi,” urai dia.
Sebagai upaya pengembangan ekonomi berbasis digital, perbankan kini mendorong penggunaan transaksi QRIS.
Transaksi ini mengalami pertumbuhan pesat, yaitu mencapai 209,61 persen (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 53,3 juta dan jumlah merchant 34,23 juta.
Penerapan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS 0 persen untuk transaksi sampai dengan Rp500.000 pada merchant Usaha Mikro (UMI), yang berlaku efektif mulai 1 Desember 2024 guna menopang daya beli masyarakat kelas menengah bawah.
BRI pun berkomitmen penuh dalam mendukung pengembangan ekonomi berbasis digital, khususnya bagi para pelaku usaha mikro.
Dengan memberikan MDR 0 persen atau bebas biaya MDR, BRI tidak hanya meringankan beban operasional merchant, tetapi juga mendorong inklusi keuangan yang lebih luas.
Program ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing pelaku usaha mikro di era digital, sekaligus memperluas adopsi QRIS sebagai solusi pembayaran nontunai yang efisien.
(*)
-

Menapak dari Limbah, UMKM Eank Solo Terbang Tinggi Berkat KUR dan QRIS BRI – Halaman all
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Limbah paralon yang bagi sebagian orang hanya dianggap sampah, justru menjadi sumber penghidupan bagi Eko Alif Muryanto.
Pria yang menekuni usaha sangkar burung berbahan dasar paralon bekas ini, telah membuktikan bahwa kreativitas bisa membawa produk lokal terbang jauh hingga ke mancanegara.
Karyanya telah menembus pasar Malaysia, Vietnam, Singapura, Brunei, Taiwan, India, hingga Belgia.
Namun, sebelum merasakan manisnya kesuksesan, perjalanan Eko sebagai pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tidak selalu mulus.
Ia pernah kesulitan mendapatkan suntikan modal untuk memperluas usaha agar mampu bersaing di pasar global.
Titik terang datang ketika ia bergabung dengan Rumah BUMN Solo, sebuah wadah pembinaan dan pengembangan UMKM di wilayah Solo Raya.
Melalui Rumah BUMN Solo, Eko tidak hanya mendapat pelatihan dan pembinaan, tetapi juga akses permodalan dan kemudahan transaksi melalui Bank BRI.
Salah satu bentuk dukungan konkret yang ia rasakan adalah akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI.
KUR pertama dia ajukan pada tahun 2018, dengan pencairan dana sebesar Rp 30 juta yang ia manfaatkan untuk membangun workshop Eank Solo, nama usahanya.
“KUR pertama ambil Rp 30 juta angsuran 2 tahun untuk bikin workshop, KUR kedua baru beberapa bulan ini ambil Rp 50 juta, untuk tambah modal beli bahan baku borongan limbah paralon,” ujar Eko diwawancarai pada Kamis (17/4/2025).
Sebagai pelaku UMKM, ia mengakui kemudahan dalam proses pengajuan KUR.
Tak butuh waktu lama untuk pencairan dana, bahkan persyaratannya juga tergolong ringan.
“Untuk KUR yang kedua ini malah tidak pakai agunan, BRI sudah tahu dan percaya track record usaha saya,” jelasnya.
Untuk mempermudah transaksi usaha, Eko juga mengandalkan BRImo, layanan mobile banking dari BRI.
Ia rutin menggunakan fitur-fitur seperti transfer, BRIVA, hingga pembelian pulsa dan kuota.
Namun, fitur mutasi menjadi yang paling sering ia akses, karena memudahkan dalam memantau laporan keuangan usaha Eank Solo.
“Alhamdulillah sangat terbantu, transaksi pembayaran langsung masuk saldo rekening BRI, bisa dicek juga di BRImo. Berbeda dengan rekening bank lain biasanya ada keterlambatan waktu,” paparnya.
Tak hanya BRImo, Eko juga memanfaatkan layanan QRIS dalam setiap pameran kerajinan tangan yang diikutinya.
Pembeli produk Eank Solo sering kali memilih pembayaran melalui QRIS karena dinilai praktis dan efisien.
Harga produk yang berkisar antara Rp 300 ribu hingga jutaan rupiah membuat transaksi tunai jadi kurang efisien.
“Saya sebagai penjual senang-senang saja kalau ada pembeli minta QRIS, saya tidak repot memberi kembalian dan uang cash. Uang ditransfer masuk rekening beres,” katanya sambil tersenyum.
Bagi Eko, layanan perbankan telah menjadi bagian penting dalam perjalanan usahanya.
Ia pun tak ragu menyebut BRI sebagai mitra yang mampu menjawab kebutuhan UMKM seperti dirinya.
KUR dan QRIS
Produk sangkar burung Eank Solo pada pameran UMKM Expo (RT) BRILian Preneur 2023 (Instagram @sangkar_aquarium_paralon)
Pimpinan Cabang BRI Solo Slamet Riyadi, Eko Hary Wijayanto, menyampaikan, mayoritas pelaku UMKM di Solo memanfaatkan dana KUR untuk menambah modal usaha mereka.
“Untuk itu KUR menjadi instrumen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi UMKM,” jelasnya.
Kredit ini dikenal memiliki akses yang mudah dan fleksibel, serta tidak tergolong sebagai kredit bermasalah yang dapat dihapusbukukan atau dihapustagihkan.
Seiring berkembangnya era digital, pelaku UMKM di Solo juga semakin aktif memanfaatkan layanan transaksi non-tunai, seperti penggunaan QRIS.
Pada tahun 2024, jumlah merchant QRIS BRI secara nasional mencapai 3,7 juta dan mengalami peningkatan sebesar 18 persen dibanding tahun sebelumnya.
Volume transaksi QRIS BRI secara year on year (YoY) pada tahun 2024 juga menunjukkan pertumbuhan yang pesat.
Di Solo, pada Januari 2025, nilai transaksi QRIS tercatat sebesar Rp695 miliar.
Selain QRIS, aplikasi BRImo juga terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dalam hal jumlah pengguna dan nilai transaksi.
Pada Desember 2023, jumlah pengguna BRImo mencapai 31,6 juta, meningkat 32,5 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Setahun kemudian, tepatnya pada Desember 2024, pengguna BRImo tumbuh menjadi 38,61 juta, atau meningkat 22,12 persen secara YoY.
Transformasi digital BRI ini menjadi salah satu kunci dalam mendorong inklusi keuangan dan memperluas akses layanan perbankan kepada pelaku UMKM di seluruh Indonesia, termasuk di Solo.
Dukungan Dinas
Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Kota Surakarta mewakili pemerintah kota turut mendukung pertumbuhan sektor UMKM melalui berbagai program pemberdayaan dan pengembangan.
Upaya ini dijalankan oleh Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian dengan pendekatan menyeluruh dari pelatihan dasar hingga perluasan akses pembiayaan dan pemasaran.
Dalam hal pembiayaan, Dinas tidak memberikan modal langsung berupa uang, melainkan menjembatani UMKM dengan lembaga keuangan seperti BRI dan perbankan lainnya.
Pelaku UMKM juga mendapatkan pelatihan terlebih dahulu sebelum dapat mengakses pembiayaan agar lebih siap secara administrasi dan manajerial.
“Kami tentu bekerja sama dengan hampir semua perbankan, termasuk BRI dan bank daerah. Baik perbankan dan pelaku UMKM ini kan sebenarnya saling membutuhkan, dan kami dari dinas memberikan akses,” jelas Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian Kota Surakarta, Wahyu Kristina pada Kamis (24/4/2025).
Dalam proses yang telah berjalan sampai sejauh ini, kerjasama antara UMKM dan perbankan sudah mendalam.
Hal ini lantaran dinas mengimbau agar perbankan turut berkontribusi pada peningkatan kualitas pelaku UMKM.
Seperti halnya memberikan pelatihan digitalisasi, kemasan produk hingga pendampingan akses pembiayaan.
“Jadi perbankan wajib ikut berperan aktif demi peningkatan kualitas UMKM agar siap dengan produk terbaiknya serta mampu bertanggung jawab mengembalikan pinjaman modal dari bank, itu tujuan dari pendampingan,” ucap perempuan yang akrab disapa Ina.
(*)
-

HUT ke-73 Kopassus 2025: Sejarah, Tema dan Logo – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Inilah sejarah, tema, dan logo HUT ke-73 Kopassus 2025.
Hari Ulang Tahun Komando Pasukan Khusus (HUT Kopassus) diperingati setiap tanggal 16 April, yang tahun ini jatuh pada hari ini, Rabu (16/4/2025).
Peringatan HUT ke-73 Kopassus 2025 bertepatan dengan sejarah dan kiprah perjuangan pasukan khusus TNI ini sejak pertama kali dibentuk.
Melalui HUT ke-73 Kopassus 2025, Kopassus ingin juga mengumumkan logo dan tema peringatan tahun ini.
Lantas bagaimana awal mula adanya dibentuknya Kopassus?
Simak sejarah tema dan logo HUT ke-73 Kopassus 2025, sebagai berikut.
Melansir situs resmi Kopassus, HUT ke-73 Kopassus 2025 bertepatan dengan tanggal dibentuknya Kopassus pada 16 April 1952.
Tepat pada tanggal tersebut dibentuklah Kesatuan Komando Teritorium III yang merupakan cikal bakal Kopassus melalui Instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III Nomor 55/Instr/PDS/52.
Hal ini berawal dari munculnya pemberontakan di Maluku oleh sekelompok orang yang mengatas namakan diri sebagai Republik Maluku Selatan (RMS) pada Juli 1950.
Pemberontakan tersebut berhasil ditumpas, setelah Pimpinan Angkatan Perang RI segera mengerahkan pasukan.
Namun, dalam peristiwa penumpasan RMS tersebut, banyak pasukan TNI yang gugur.
Maka setelahnya dilakukan pengkajian pada beberapa pertempuran, disimpulkan bahwa musuh dengan kekuatan relatif lebih kecil mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar.
Hal tersebut karena semangat pasukan musuh yang lebih tinggi dan perlengkapannya lebih lengkap disertai taktik, gerakan perorangan, dan pengalaman tempur yang baik didukung oleh kemampuan tembak tepat.
Lalu, Letkol Slamet Riyadi mempelopori pembentukan suatu satuan prajurit yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran, sekalipun di medan yang berat.
Namun, Letkol Slamet Riyadi gugur dalam suatu pertempuran di kota Ambon dan gagasan itu dilanjutkan oleh Kolonel A.E Kawilarang.
Kemudian akhirnya, dibentuklah Kopassus pada tanggal 16 April 1952 dengan komandan pertamanya adalah Mayor Moch Idjon Djanbi.
Dalam rangka menyambut HUT ke-73 Kopassus 2025, Kopassus telah ditentukan tema peringatan tahun ini.
Tema HUT ke-73 Kopassus 2025 adalah “Profesional, Modern, Adaptif dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.”
Dilansir dari akun resmi Instagram @penkopassus, Selasa (15/4/2025) dijelaskan bahwa memasuki perjalanan pengabdian ke-73, Kopassus dengan bangga mempersembahkan logo dan tema yang merefleksikan perjalanan pengabdian yang tak lekang oleh waktu: “Profesional, Modern, Adaptif, dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”.
Tema ini diusung berdasarkan torehan tinta emas Kopassus dalam sejarah bangsa Indonesia.
Serta menjadi garda terdepan dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara dengan operasi heroik dan dedikasi tinggi.
Semangat juang yang adaptif dan profesionalisme yang terus diasah menjadi landasan kokoh dalam setiap langkah pengabdian, selalu dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan kepada Sang Pencipta.
Selain tema, Kopassus juga merilis Logo HUT ke-73 Kopassus 2025.
Logo HUT ke-73 Kopassus 2025 ini dapat dipasang di masing-masing instansi TNI.
Masyarakat dan prajurit TNI dapat mengunduh atau men-download logo HUT ke-73 Kopassus 2025 dan media publikasi lainnya, dengan klik link berikut:
Logo HUT ke-73 Kopassus 2025: LINK DOWNLOAD
Adapun logo HUT Kopassus tahun ini adalah simbol dari komitmen Kopassus untuk terus bertransformasi dan memberikan yang terbaik bagi Ibu Pertiwi, saat ini dan sampai kapanpun bangsa ini berdiri.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

