Tag: Slamet Riyadi

  • Pemerintah Lakukan Monitoring Cegah BSU Digunakan untuk Judol

    Pemerintah Lakukan Monitoring Cegah BSU Digunakan untuk Judol

    Makassar, Beritasatu.com – Menteri Ketenagakerjaan Yassierli akan melakukan monitoring dan mewanti-wanti terhadap penerima BSU agar tidak menggunakannya untuk judi online (judol).

    Penegasan itu disampaikannya seusai meninjau penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) di Kantor PT Pos Indonesia, cabang Makassar di Jalan Slamet Riyadi, Sabtu (26/7/2025).

    “Monitoring BSU tidak digunakan bermain judol, kita monitor terus. Tadi ada yang mengatakan tidak ada itu Pak Menteri, kami enggak akan mungkin pakai judol. Namun, kita akan komitmen untuk kita monitor, kita lihat nanti,” ujarnya.

    Menurutnya, meski penggunaannya di luar kendali pemerintah, tetapi sebagai upaya, pemerintah terus bekerja untuk memastikan penyaluran BSU berjalan tepat waktu dan sasaran. BSU memang dirancang sebagai bantuan langsung kepada pekerja, dan yakin dana tersebut digunakan sesuai tujuan.

    Langkah itu dilakukan agar bantuan yang digagas Presiden Prabowo Subianto itu di kalangan pekerja penerima manfaat tidak disalahgunakan.

    “Kita campaign bahwa ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Tadi juga kita dengar masukan dari beberapa penerima bahwa besaran atau angka besar BSU itu sangat membantu mereka,” tuturnya.

    Hingga 26 Juli 2025, penyaluran BSU di Sulawesi Selatan telah mencapai 287.288 orang atau 65% dari total target 320.466. Sedangkan dari 132.668 target penerima, pihak PT Pos Indonesia sebagai pelaksana telah merealisasikan 90,31% atau 119.816 orang.

    Untuk penyaluran BSU bisa diterima melalui bank yang telah ditunjuk pemerintah. Sedangkan bagi masyarakat yang tidak memiliki nomor rekening bank bisa menerima BSU melalui kantor pos terdekat dengan dana yang diterima sebesar Rp 600.000 selama 2 bulan.

    “Skema penyaluran BSU harusnya sudah bisa selesai segera. Tadi 92% dan kita punya target akhir bulan ini akan bisa selesai,” tandasnya.

  • Pemkot salurkan bantuan untuk korban rumah longsor di Matraman

    Pemkot salurkan bantuan untuk korban rumah longsor di Matraman

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur menyalurkan bantuan untuk korban rumah longsor di bantaran Kali Ciliwung di Jalan Slamet Riyadi IV RT 08/RW 04, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, yang terjadi Selasa (8/7) sore.

    “Kami telah mendistribusikan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penyintas rumah longsor di RT 08/RW04, Kelurahan Kebon Manggis,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Timur Suprapto saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Bantuan yang didistribusikan itu berupa 50 paket kantong berisi sembako, lima karung beras masing-masing seberat 50 kilogram (kg), dan pampers bayi sebanyak 27 bal.

    “Kami juga memberikan bantuan berupa 50 pcs minyak goreng (ukuran 1 L), ikan sarden 50 kaleng, kecap manis 50 botol,” ucap Suprapto.

    Suprapto menyebut, bantuan pemenuhan kebutuhan dasar tersebut sudah didistribusikan sejak Rabu (9/7) sore.

    “Pendistribusian ini kita lakukan bersamaan dengan penyintas genangan di RW 03. Kita serahkan bantuan melalui pihak kelurahan agar tepat sasaran,” ujar Suprapto.

    Sebelumnya, Lurah Kebon Manggis, Ibnu Fajar menyebut tiga rumah warga di bantaran Kali Ciliwung di Jalan Slamet Riyadi IV RT 08/04, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, mengalami longsor, pada Selasa (8/7) sore.

    “Peristiwa longsor terjadi sekitar pukul 15.30 WIB dan para penghuni rumah langsung mengungsi di tenda dekat lokasi kejadian,” kata Lurah Kebon Manggis, Ibnu Fajar saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (9/7).

    Longsor terjadi bukan saat banjir berlangsung, tetapi saat air mulai surut. Hal itu diduga akibat tanah yang terkikis air dan menyusut setelah terendam cukup lama.

    Tidak ada korban jiwa maupun luka karena pemilik rumah berada di area bagian depan. Sekitar tujuh kepala keluarga (KK) yang terdampak dari longsor bagian dapur tersebut.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Rumah yang longsor di bantaran Kali Ciliwung mulai diperbaiki

    Rumah yang longsor di bantaran Kali Ciliwung mulai diperbaiki

    Kondisi rumah di bantaran Kali Ciliwung di Jalan Slamet Riyadi IV RT 08/04, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, yang mengalami longsor, Selasa (8/7/2025) sore. (ANTARA/Siti Nurhaliza)

    Rumah yang longsor di bantaran Kali Ciliwung mulai diperbaiki
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 09 Juli 2025 – 19:19 WIB

    Elshinta.com – Pemilik rumah di bantaran Kali Ciliwung di Jalan Slamet Riyadi IV RT 08/04, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, mulai memperbaiki rumahnya yang mengalami longsor pada Selasa (8/7) sore.

    “Sekarang prosesnya lagi diperbaiki, dikurangi juga bebannya di atas biar ga berat, dibenerin dipasang pondasi baru biar lebih kuat,” kata salah satu pemilik rumah yang longsor, Suparno di Jakarta Timur, Rabu.

    Warga terdampak longsor di bantaran Kali Ciliwung tersebut harus mengungsi ke tempat yang lebih aman agar tidak terkena material bangunan yang runtuh.

    “Nanti saat kita mau bangun lagi, masih ada runtuhan, kita takut-takut lagi benerin, nanti ambruk lagi,” ujar Suparno.

    Suparno menjelaskan, longsor terjadi bukan saat banjir berlangsung, tetapi saat air mulai surut. Hal itu diduga akibat tanah yang terkikis air dan menyusut setelah terendam cukup lama.

    “Awalnya kena banjir, terus air dikit-dikit terus pinggir kali. Jadi tanah tergerus, pas selesai banjir air surut langsung ambles ke bawah,” katanya.

    Justru amblesnya waktu air surut. “Awalnya keseharian tidak, karena kan air masuk ke sela-sela. Jadi begitu air turun otomatis tanah menyusut,” katanya.

    Selain itu, Suparno mengatakan tidak ada korban dalam kejadian ini karena penghuni rumah sedang berada di luar. Salah satu warga yang rumahnya juga longsor sempat mendengar suara mencurigakan sebelum longsor terjadi saat sedang memasak di dapur.

    “Ada yang lagi masak nasi berasa bunyi kretek-kretek langsung pas dicek awalnya dari sebelah dulu,” katanya.

    Meskipun warga sudah terbiasa terendam banjir karena volume air banjir yang tinggi dan deras, kata Suparno, longsor ini baru pertama kali terjadi.

    “Biasanya cuma rusak-rusak biasa karena memang tinggal di pinggir kali. Tapi kalau sampai ambles begini baru kali ini kena ruang kamar, kamar mandi, dapur,” kata Suparno.

    Lurah Kebon Manggis Ibnu Fajar mengimbau kepada warga di sekitar lokasi bantaran Kali Ciliwung untuk tetap waspada terutama selama musim hujan.

    “Tetap waspada warga sekitar di bantaran Kali Ciliwung karena memang musim hujan,” kata Ibnu.

    Pemilik bangunan di bantaran Kali Ciliwung juga diminta untuk rajin memeriksa pondasi rumahnya demi keselamatan diri.

    Sumber : Antara

  • Tempat Nobar Jepang vs Timnas Indonesia di Surabaya, Jogja hingga Solo

    Tempat Nobar Jepang vs Timnas Indonesia di Surabaya, Jogja hingga Solo

    Jakarta, Beritasatu.com – Pertandingan Jepang vs Timnas Indonesia dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 memang tidak lagi menentukan bagi kedua tim. Namun, antusiasme suporter yang ingin menyaksikan nonton bareng (nobar) tak padam.

    Jepang sudah dipastikan lolos ke Piala Dunia 2026, sementara Timnas Indonesia sukses melangkah ke ronde keempat kualifikasi. Meski begitu, laga yang akan digelar di Stadion Suita, Osaka, pada Selasa (10/6) pukul 17.35 WIB ini tetap diprediksi berlangsung seru.

    Meski laga ini bisa dibilang tanpa tekanan, risiko cedera dan akumulasi kartu menjadi hal yang perlu diwaspadai. Pemain seperti Jay Idzes dan Calvin Verdonk bisa saja diistirahatkan karena akumulasi kartu kuning.

    Tak sedikit suporter di Indonesia yang antusias ingin menyaksikan laga pamungkas grup C ini. Untuk itu, sejumlah kota seperti Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan Solo menyediakan tempat nobar bagi masyarakat yang ingin menyemarakkan pertandingan bersama. 

    Dihimpun dari berbagai sumber, berikut daftar lokasi nobar Jepang vs Timnas Indonesia di Yogyakarta, Solo, Surabaya, hingga Malang:

    Nobar Jepang vs Timnas Indonesia di Yogyakarta

    Beberapa tempat di Yogyakarta sudah menyiapkan layar besar untuk menyambut antusiasme penonton.

    Kamari Working & Space: Jalan Tamantirto Kasihan BantulLega Legi Kopi & Resto: Jalan Raya Randugowang, SlemanLing-Lung Kopi & Eatery: Jalan Perumnas, nomor 50C, SlemanEdirne Coffee & Space: Jalan Bima Dusun NglabanGofee Yogyakarta Wahid Hasyim: Jalan Wahid Hasyim, CondongcaturNobar Jepang vs Timnas Indonesia di Solo

    Solo juga tak ketinggalan memfasilitasi nobar untuk para pendukung setia.

    Konco Space Colomadu: Jalan Galuh Kencana, KaranganyarKonco Space Makamhaji: Jalan Slamet Riyadi, nomor 357, SukoharjoVideotron BNI Solo: Depan Balai Kota Solo, Jalan Jend SudirmanNobar Jepang vs Timnas Indonesia di Surabaya

    Di Surabaya, pengunjung bisa menyaksikan laga sembari menikmati sajian makanan dan minuman.

    Sae Point: Jalan H Anwar Hamzah, SidoarjoKopi Bujend: Jalan Dharmahusada Utara, nomor 11Warkop Bukan Hanya Kopi: Jalan Flores, nomor 331 (datang 1 jam sebelum kick off)Black Label Grill and Chill: Jalan Ngagel Jaya Utara, nomor 24Deja-Vu Coffee & Eatery: Jalan Ngagel Jaya Selatan 33 (reservasi via Instagram @cafedejavu2012)Mab.Coffee: Jalan Medokan Asri Barat Blok MA 1, nomor 22Tarantula Coffee: Kedung Sroko 135Nobar Jepang vs Timnas Indonesia di Malang

    Warga Malang juga bisa turut memeriahkan laga seru ini di beberapa lokasi berikut:

    Kopi Ortu: Jalan Terusan Kawi, nomor 5Maliki Plaza: Jalan Sunan Kalijaga, nomor 46, DinoyoKopi Sisi Lain: Jalan Terusan Sudimoro, nomor 7ATW Cafe & Eatery: Jalan Saxophone, TunggulwulungPlus Coffee & Space: Jalan Pamenang, DauTaman Krida Budaya Malang: Jalan Soekarno Hatta, nomor 7

    Menonton pertandingan Jepang vs Timnas Indonesia secara langsung di tempat nobar bisa menjadi pengalaman seru, apalagi jika dinikmati bersama teman dan komunitas pecinta sepak bola. Jangan lewatkan momen ini dan pilih lokasi nobar terdekat di kota Anda!

  • Di Depan Try Sutrisno, Prabowo Singgung Anak Muda Berani Tampil

    Di Depan Try Sutrisno, Prabowo Singgung Anak Muda Berani Tampil

    Di Depan Try Sutrisno, Prabowo Singgung Anak Muda Berani Tampil
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden RI
    Prabowo Subianto
    menyinggung perihal anak muda yang sudah berani tampil di hadapan Wapres ke-6
    Try Sutrisno
    .
    Hal tersebut Prabowo sampaikan saat berpidato di
    Halal Bihalal Purnawirawan TNI AD
    , Balai Kartini, Jakarta, Selasa (6/5/2025).
    “Angkatan 45 berani mengambil sikap, padahal negara belum punya anggaran, belum punya administrasi, belum punya organisasi, senjata direbut. Kadang-kadang mengangkat dirinya pada saat orang tidak berani, mereka di usia muda berani tampil,” ujar Prabowo.
    “Panglima Besar Soedirman menjadi Panglima Besar pada usia 29 tahun, Ignasius Slamet Riyadi menjadi komandan brigadir pada usia 22 tahun. Saudara-saudara, mereka muda-muda, berani, dan banyak yang mati waktu muda-muda,” sambungnya.
    Prabowo lantas bercerita bahwa dirinya sejak kecil pun sudah diajak ke makam pamannya.
    Pamannya, kata dia, gugur di Tangerang ketika masih muda, mulai dari usia 16 tahun hingga 21 tahun.
    “Jadi bangsa ini berdiri di atas darah keringat dan air mata, anak-anak muda, air matanya ibu-ibu kita, merasakan kita digembleng oleh mereka itu yang tersisa di hati kita saya yakin, yang jelas di hati saya,” jelas Prabowo.
    Sebelumnya,
    Forum Purnawirawan TNI-Polri
    telah mengusulkan kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI untuk mencopot Wakil Presiden
    Gibran Rakabuming Raka
    .
    Selain itu, forum ini juga meminta reshuffle kabinet terhadap menteri-menteri yang diduga terlibat dalam kasus korupsi.
    Tuntutan ini, yang turut mencakup perlunya tindakan tegas terhadap aparat negara yang dianggap masih loyal kepada Presiden ke-7, Joko Widodo, menjadi perhatian publik.
    Forum Purnawirawan TNI-Polri yang mengusulkan pencopotan Gibran terdiri dari sejumlah tokoh senior, termasuk 103 purnawirawan jenderal, 73 laksamana, 65 marsekal, dan 91 kolonel.
    Beberapa tokoh yang turut mendatangani usulan ini adalah Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi dan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) periode 1988-1993 Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gadis Siswi SMP di Sumenep Jadi Korban Tewas Ledakan Gas Elpiji di Rumahnya – Halaman all

    Gadis Siswi SMP di Sumenep Jadi Korban Tewas Ledakan Gas Elpiji di Rumahnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SUMENEP – Diajeng Tirta Sari Dewi (15), warga Dusun Lojikantang, Desa Kalianget Barat, Sumenep, Jawa Timur ditemukan tak bernyawa.

    Gadis yang masih duduk di bangku SMP itu menjadi korban jiwa dari ledakan tabung gas elpiji yang menghancurkan tempat tinggalnya.

    Mengetahui nasib tragis yang dialami siswi SMP itu, tangis warga langsung pecah. 

    Beberapa masih sulit mempercayai tragedi yang baru saja mereka saksikan.

    “Dua kali ledakan terdengar, keras sekali. Lalu api menyala cepat sekali,” ujar Abd Rahem, tetangga korban yang turut membantu evakuasi.

    Kronologi Kejadian

    Saat kejadian rumah milik Slamet Riyadi dihuni oleh lima anggota keluarga yakni Slamet, istrinya Sutriya, dan ketiga anak mereka Ananda Restu Ilahi, Diajeng Tirta Sari Dewi, serta si bungsu Annas Maulana Alfatih.

    Saat ledakan terjadi, mereka semua berada di dalam rumah.

    Empat di antaranya berhasil dievakuasi dalam kondisi luka-luka namun bagi Diajeng, ledakan itu merenggut segalanya.

    Ia tewas dengan luka parah di sekujur tubuh. Gadis yang dikenal pendiam dan ramah itu pergi terlalu cepat, terlalu tragis.

    Plt Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti Sutioningtyas, menyebut dugaan awal kebakaran dipicu oleh ledakan tabung gas elpiji.

    Kobaran api membuat sebagian besar rumah hancur, dinding runtuh, dan atap runtuh total.

    Korban luka, termasuk Slamet dan dua anak lainnya, telah dirawat di RSI Garam Kalianget. Si bungsu Annas masih berada dalam perawatan intensif.

    Kerugian material diperkirakan mencapai Rp250 juta.

    Pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab pasti ledakan.

    Namun di tengah upaya penyelidikan, keluarga korban kini berhadapan dengan kenyataan pahit: kehilangan anak, luka yang mungkin tak sembuh sepenuhnya, dan rumah yang tinggal abu.

  • Warung Tahu Kupat Mas Her: Bertahan Lewat KUR, Bangkit Lewat Teknologi – Halaman all

    Warung Tahu Kupat Mas Her: Bertahan Lewat KUR, Bangkit Lewat Teknologi – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Di balik kepulan aroma tahu goreng yang menguar hangat di sore hari, berdirilah seorang pria bersahaja bernama Heriyanto, atau akrab disapa Mas Her, yang menjaga cita rasa dan semangat dalam sepiring tahu kupat.

    Tak banyak yang tahu, di balik lapak sederhana di sekitar Stadion Manahan Solo, ada cerita panjang penuh perjuangan yang ia lalui selama lebih dari satu dekade.

    Awal berdagang tak selalu manis, dan tahun 2020 menjadi babak paling getir dalam kisah warungnya.

    Saat pandemi datang, pelanggan sepi, kursi-kursi kosong, dan penghasilan yang biasanya cukup untuk dapur nyaris tak bersisa.

    “Kami sempat bingung harus bertahan bagaimana, apalagi saat itu tak boleh banyak aktivitas di luar rumah,” kenangnya ditemui Tribunnews pada Sabtu (26/4/2025).

    Ketika situasi mulai membaik dan para pedagang kecil bernapas lega, datang kabar penataan kawasan Manahan.

    Alih-alih kembali normal, mereka justru harus berkemas.

    Shelter dibongkar demi pembaruan kawasan, dan para penjual seperti Mas Her terpaksa berpindah-pindah demi sekadar tetap bisa berjualan.

    “Kami akhirnya menyewa tempat di lahan pribadi, dekat area lama, tapi tentu tidak sama seperti dulu,” ucap pria asal Sragen itu.

    Menghadapi tantangan demi tantangan, Mas Her tak memilih menyerah.

    Ia menggantungkan harapan pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI, yang telah beberapa kali ia manfaatkan untuk menghidupi usahanya.

    “Waktu itu saya ajukan KUR Rp15 juta. Uangnya untuk sewa tempat dan tambahan modal. Alhamdulillah disetujui,” katanya dengan senyum tipis.

    Baginya, KUR bukan hanya angka pinjaman, tapi tali penyambung nyawa usaha.

    “Selama riwayat angsuran bagus, BRI percaya sama kita. Bahkan belum lunas pun bisa mengajukan lagi,” tambahnya.

    Berkat perputaran modal yang lebih lancar, usaha tahu kupatnya kembali menggeliat.

    Kini, setelah shelter baru selesai dibangun dan dibuka untuk umum, suasana pun ikut berubah.

    “Alhamdulillah pengunjung mulai ramai lagi. Tempatnya juga bersih dan nyaman, sesuai slogan Solo Berseri,” tutur Mas Her.

    Tak hanya tempat yang diperbarui, cara transaksi pun ikut bertransformasi.

    Mas Heri menjadi salah satu pelaku UMKM yang merangkul kemajuan teknologi lewat pembayaran QRIS.

    “Anak-anak muda lebih suka QRIS. Katanya nggak ribet, tinggal scan, selesai,” ujarnya sambil menunjukkan kode QR yang ditempel rapi di depan warungnya.

    Bahkan wisatawan dari luar kota pun kerap memilih transaksi digital.

    “Mereka bingung cari ATM, jadi lebih suka langsung pakai BRImo. Praktis katanya,” jelasnya.

    Sudarto, rekan sesama pedagang yang juga ketua paguyuban shelter, merasakan dampak positif dari kehadiran QRIS.

    “Sekarang sebagian besar pedagang sudah terbiasa pakai. Memang awalnya perlu sosialisasi, tapi sekarang sudah lancar,” kata pemilik usaha es teler ‘Kau Datang Kembali’ itu.

    Meskipun agenda Piala Dunia U-20 urung terlaksana, Sudarto tetap memilih melihat sisi terang dari perubahan yang telah terjadi.

    “Shelter sudah makin bagus. Fasilitasnya modern, pengunjung juga nyaman,” ujarnya.

    Ekonom Universitas Sebelas Maret (UNS), Mulyanto, menilai kemajuan UMKM Solo tidak lepas dari sinergi dengan lembaga keuangan dan adaptasi terhadap digitalisasi.

    “UMKM perlu menekan biaya agar harga jual bisa bersaing. Salah satunya dengan mengurangi biaya transaksi, seperti melalui QRIS,” jelasnya.

    Menurutnya, ekosistem ini memberikan keuntungan ganda: mengurangi beban biaya, dan memperluas akses pasar.

    “Kalau biaya produksi bisa ditekan, maka harga jual bisa lebih murah dan produk jadi lebih laku,” ujar Mulyanto.

    Tambahan Modal

    Pimpinan Cabang BRI Solo Slamet Riyadi, Eko Hary Wijayanto, menyampaikan, mayoritas pelaku UMKM di Solo memanfaatkan dana KUR untuk menambah modal usaha mereka.

    “Untuk itu KUR menjadi instrumen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi UMKM,” jelasnya pada Senin (14/4/2025).

    Kredit ini dikenal memiliki akses yang mudah dan fleksibel, serta tidak tergolong sebagai kredit bermasalah yang dapat dihapusbukukan atau dihapustagihkan.

    Seiring berkembangnya era digital, pelaku UMKM di Solo juga semakin aktif memanfaatkan layanan transaksi non-tunai, seperti penggunaan QRIS.

    Pada tahun 2024, jumlah merchant QRIS BRI secara nasional mencapai 3,7 juta dan mengalami peningkatan sebesar 18 persen dibanding tahun sebelumnya.

    Volume transaksi QRIS BRI secara year on year (YoY) pada tahun 2024 juga menunjukkan pertumbuhan yang pesat.

    Di Solo, pada Januari 2025, nilai transaksi QRIS tercatat sebesar Rp695 miliar.

    Selain QRIS, aplikasi BRImo juga terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dalam hal jumlah pengguna dan nilai transaksi.

    Pada Desember 2023, jumlah pengguna BRImo mencapai 31,6 juta, meningkat 32,5 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

    Setahun kemudian, tepatnya pada Desember 2024, pengguna BRImo tumbuh menjadi 38,61 juta, atau meningkat 22,12 persen secara YoY.

    Transformasi digital BRI ini menjadi salah satu kunci dalam mendorong inklusi keuangan dan memperluas akses layanan perbankan kepada pelaku UMKM di seluruh Indonesia, termasuk di Solo.

    (*)

  • UMKM Kok Sarno Terbang Sampai Pelosok Negeri Berkat KUR BRI  – Halaman all

    UMKM Kok Sarno Terbang Sampai Pelosok Negeri Berkat KUR BRI  – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Lorong sempit yang hanya muat satu sepeda motor di Kampung Makam Bergolo, Kecamatan Serengan, Solo, siang itu terasa lengang.

    Rumah-rumah berdempetan, sebagian temboknya mulai kusam, tapi di balik kesederhanaan itu, ada suara-suara yang mencerminkan kehidupan, gesekan bulu ayam, suara jahitan, dan tawa ringan dari ba[ak-bapak yang bekerja sambil bercengkerama.

    Di sinilah, industri rumahan shuttlecock tumbuh seperti akar pohon yang diam-diam menghidupi tanah, senyap, tapi kuat.

    Sarno, pria 59 tahun yang dikenal ramah dan bersahaja oleh warga setempat, adalah penggerak utama denyut ekonomi kecil itu.

    Ia bukan sekadar perajin, tapi juga pewaris tradisi yang sudah mengakar sejak 1988, meneruskan usaha yang dibangun orang tuanya.

    Di rumahnya yang sederhana namun tertata rapi, Sarno menata lemari berisi kok berbagai jenis dengan merek andalan yaitu T3.

    Merek ini bukan sekadar label dagang, melainkan simbol ketekunan, jatuh bangun, dan solidaritas warga kampungnya.

    Dulu, lebih dari 60 orang ikut membantunya memproduksi kok.

    Kini, sekitar 20-an pekerja tetap setia mengolah bulu ayam menjadi barang bernilai tinggi.

    “Mereka ada yang kerja di sini, ada yang dibawa ke rumah. Fleksibel, yang penting beres,” kata Sarno ditemui Tribunnews pada Senin (21/4/2025).

    Yang menarik, banyak dari para pekerja itu adalah ibu-ibu rumah tangga.

    Tangan-tangan halus itu kini lihai menjahit kok, menyelesaikan tahapan finishing, dan memastikan hasil akhir tetap prima.

    Satu buah kok melewati delapan tahapan, dikerjakan oleh delapan tangan berbeda.

    Mulai dari memilah bulu ayam, yang harus dari ayam kampung jantan berkualitas tinggi hingga akhirnya siap dikemas.

    Dalam seminggu, Sarno bisa memproduksi hingga 600 lusin kok.

    Dalam sebulan, bisa tembus lebih dari 2.000 lusin, dengan harga jual bervariasi dari Rp50.000 hingga lebih dari Rp100.000 per lusin, tergantung kualitas.

    Pasarnya bukan hanya Solo Raya, tapi juga merambah hingga Tasikmalaya, Purwokerto, dan kota-kota lain di Jawa.

    Bulu ayam sebagai bahan baku banyak didatangkan dari Demak dan Surabaya.

    “Kalau pas atlet Indonesia menang, permintaan naik tajam. Tapi kalau musim hujan atau puasa seperti sekarang, ya sepi,” tuturnya.

    Namun dalam setiap musim, baik surut maupun banjir pesanan, Sarno tetap punya satu prinsip: berbagi rezeki dengan orang sekitar.

    Upah yang ia berikan bahkan lebih tinggi dari UMK Kota Solo, dengan sistem kerja borongan.

    “Namanya kerja rumahan, terserah mereka mau mulai jam berapa. Yang penting selesai dan kualitas bagus,” ujarnya.

    Sarno tahu betul, keberhasilan usahanya tak hanya berdampak pada omzet pribadi, tapi juga pada perut banyak orang yang menggantungkan hidup dari shuttlecock.

    Maka ketika ada mantan karyawan yang keluar dan membuka usaha kok sendiri, Sarno tak merasa tersaingi.

    “Kalau ada pesanan banyak, ya saya gandeng lagi mereka. Kita saling bantu,” katanya ringan.

    Kenaikan pesanan biasanya datang jelang 17 Agustus, saat masyarakat berlomba mengadakan turnamen bulutangkis tingkat RT hingga kecamatan.

    Namun, lonjakan permintaan itu juga membuat harga bulu ayam meroket.

    “Sekarang cari bulu itu susah, mahal, makanya kami produksi jauh hari sebelumnya,” katanya sambil menatap rak yang sudah dipenuhi stok produksi.

    Bantuan BRI

    Di balik ceritanya yang inspiratif, ada satu nama yang terus ia sebut penuh rasa syukur yakni lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI.

    “Saya nasabah lama. Dulu pertama kali pinjam cuma Rp1,5 juta. Sekarang plafon pinjaman sudah bisa sampai Rp100 juta,” katanya.

    Sarno mengaku sempat pindah ke bank lain, tapi segera balik karena merasa bunga di BRI lebih ringan dan prosesnya mudah.

    Dari situlah kemudian terbentuk klaster UMKM shuttlecock T3.

    KOK SOLO – Pengrajin kok di Serengan, Solo (Tribunnews.com/Chrysnha Pradipha)

    Kini, dia juga menjadi koordinator kredit kelompok lewat program Kredit Cepat (Kece) tanpa agunan dari BRI.

    “Kalau karyawan butuh modal, saya bantu ajukan. Angsuran dipotong dari gaji, jadi aman,” jelas Sarno.

    Salah satu pekerjanya, Lasiman, adalah contoh nyata bagaimana usaha kecil bisa mengubah nasib seseorang.

    Sejak usia 17 tahun, ia ikut membuat kok bersama Sarno.

    Sempat merantau, akhirnya ia kembali ke Solo dan menetap.

    “Saya ini orang kecil, rumah dulu masih tanah lantainya. Tapi dari kerja dan kredit BRI, saya bisa benahi rumah, bikin kamar mandi, sekolahkan anak,” ucap Lasiman lirih.

    Kini, di usia 54 tahun, Lasiman tinggal di rumah layak huni, hasil dari perjuangan panjang dan kerja keras yang tak pernah henti.

    Penyaluran KUR di BRI Cabang Solo Slamet Riyadi tercatat telah mencapai Rp736,86 miliar hingga 2 Maret 2025.

    Pimpinan Cabang BRI Solo Slamet Riyadi, Eko Hary Wijayanto, menyebutkan total penyaluran tersebut disalurkan kepada 29.273 debitur.

    Menurut Eko, mayoritas penerima KUR merupakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang memiliki karakteristik usaha layak namun belum sepenuhnya bankable.

    “Pelaku UMKM ini menggunakan KUR untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, pembelian inventaris, peralatan, renovasi usaha, hingga pengembangan produk,” jelasnya.

    Ia menambahkan, penggunaan dana KUR di wilayah Solo sebagian besar digunakan sebagai tambahan modal usaha.

    KUR dinilai tidak termasuk dalam kategori kredit bermasalah yang dapat dihapusbukukan atau dihapustagihkan, serta memiliki fleksibilitas dan kemudahan akses yang tinggi.

    Dengan sistem tersebut, KUR BRI diyakini turut mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui dukungan terhadap sektor UMKM yang terus berkembang.

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mempertegas komitmennya dalam memperkuat ekonomi kerakyatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penyaluran KUR.

    Hingga akhir Triwulan I tahun 2025, BRI telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp42,23 triliun atau setara 24,13 persen dari alokasi tahun 2025 sebesar Rp175 triliun yang ditetapkan Pemerintah. Selama periode tersebut, sebanyak 975 ribu debitur pengusaha UMKM telah memperoleh manfaat KUR yang disalurkan BRI.

    Tak hanya dari sisi nilai kredit yang disalurkan dan jumlah debitur, BRI juga memastikan penyaluran KUR diarahkan ke sektor-sektor strategis yang berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, yang tercermin dari penyaluran KUR sebesar 62,43 persen ke sektor produksi. Sektor pertanian menjadi sektor ekonomi dengan jumlah penyaluran terbesar, mencapai Rp18,09 triliun. Capaian ini mencerminkan komitmen BRI dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

    BRI konsisten menerapkan manajemen risiko yang prudent dalam penyaluran KUR. Per Maret 2025, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) tercatat sebesar 2,29 persen, mencerminkan portofolio yang sehat dan pengelolaan risiko yang optimal.

    Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menyampaikan bahwa penyaluran KUR merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam memperluas akses pembiayaan yang inklusif dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

    “Penyaluran KUR yang berfokus pada sektor produktif merupakan bentuk keberpihakan nyata BRI terhadap pembangunan ekonomi nasional. BRI meyakini bahwa pembiayaan yang tepat sasaran dapat menciptakan multiplier effect yang signifikan, khususnya dalam mendorong kemandirian usaha dan membuka lapangan pekerjaan,” ujarnya.

    Hendy menambahkan bahwa fokus pada sektor pertanian merupakan bagian dari strategi BRI dalam mendukung ketahanan pangan nasional. “Dukungan terhadap sektor pertanian tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan, serta mendukung upaya pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan. Hal ini sekaligus menunjukkan peran BRI dalam membangun fondasi ekonomi nasional yang tangguh dan inklusif,” pungkas Hendy.

    (*)

  • Lama Tak Terdengar, Lapor Mas Wapres Muncul Kembali

    Lama Tak Terdengar, Lapor Mas Wapres Muncul Kembali

    Bisnis.com, Jakarta — Program Lapor Mas Wapres yang sempat timbul-tenggelam akhirnya muncul dan langsung merespon aduan yang dilayangkan Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta.

    Unisri melaporkan masalah akreditasi dua program studinya, yaitu program Magister Adninistrasi Publik (MAP) dan penurunan peringkat akreditasi Program Studi Sarjana Akuntansi.

    Pasalnya, sampai saat ini belum terbit SK perpanjangan dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) dan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM).

    Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Peningkatan Kesejahteraan dan Pembangunan Sumber Daya Manusia Sekretariat Wakil Presiden Dadan Wildan mengatakan bahwa pihaknya kini tengah menindaklanjuti pelaporan tersebut.

    Menurutnya, program Lapor Mas Wapres tidak ingin setiap masalah diselesaikan di meja secara sektoral saja, tetapi harus tuntas dan menyeluruh.

    “Ini adalah bagian dari program layanan Lapor Mas Wapres. Jadi kita tidak ingin menyelesaikan di meja secara sektoral. Tetapi ingin menyelesaikan secara menyeluruh,” tuturnya di Jakarta, Selasa (29/4).

    Menurutnya, salah satu upaya yang akan dilakukan pihaknya adalah menemui para pihak yang terlibat dalam pelaporan Unisri tersebut, kemudian mendiskusikannya agar masalah bisa diselesaikan dengan baik.

    “Maka dari itu, laporan yang disampaikan UNISRI kemudian kami pelajari, kami lakukan koordinasi dan sebagainya, maka hari ini kita bisa menyelenggarakan pertemuan ini,” kata Dadan.

    Dia menjelaskan jika dari pertemuan itu ada sejumlah kesepahaman yang disepakati, maka semua pihak harus menjalankannya dan menghormatinya. Dadan menegaskan bahwa semua pihak harus mendapatkan keadilan dari pelaporan yang dilayangkan Unisri.

    “Jadi kami ingin membantu memberikan jalan tengah atas masalah yang ada dan kalau nanti ada kesepakatan-kesepakatan kami mohon semua pihak bisa menjalankan. Kita tidak ingin siapa pun dirugikan, tetapi kita ingin semuanya mendapatkan keadilan. Itu yang kita cari,” ujarnya.

  • Belanja Cashless ala Digitalisasi, Kisah Inspiratif UMKM Lintang Kejora – Halaman all

    Belanja Cashless ala Digitalisasi, Kisah Inspiratif UMKM Lintang Kejora – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Pada pagi yang cerah di Solo, Putri, seorang perempuan berusia 30 tahun asal Magetan, memutuskan untuk menyelesaikan liburan singkatnya dengan berkunjung ke salah satu toko oleh-oleh yang terkenal di kota ini.

    Setelah beberapa hari menikmati pesona Solo, ia menyadari ada satu hal yang masih kurang, oleh-oleh khas yang bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.

    Setelah mendapat rekomendasi dari seorang teman, Putri melangkah ke sebuah toko kecil bernama Lintang Kejora, yang terletak di kampung yang tenang, tidak jauh dari pusat kota.

    Toko ini terkenal dengan berbagai produk berbahan kain jumputan khas Solo yang dibuat menjadi tas, dompet, hingga aksesoris lainnya.

    Setiba di sana, Putri langsung disambut oleh warna-warna cerah dari berbagai produk yang dipajang di teras.

    Tas-tas beraneka model, mulai dari sling bag hingga ransel, semua memikat hati. Salah satu produk langsung menarik perhatian Putri, sebuah sling bag berwarna biru muda dengan aksen goni di bagian sampingnya.

    “Wah, ini lucu banget,” gumam Putri sambil menyentuh permukaan kain yang terasa lembut namun kuat di tangannya, pada Sabtu (19/4/2025). 

    Tas itu tidak hanya menarik, tetapi juga terkesan unik dengan sentuhan tradisional yang berpadu dengan desain modern.

    Awalnya, Putri hanya berniat melihat-lihat.

    Namun, tas itu cukup membuatnya ragu untuk pergi tanpa membelinya. Ia lalu berinteraksi dengan penjaga toko, yang menjelaskan berbagai pilihan produk dan memberikan penawaran.

    Proses tawar-menawar berjalan dengan akrab, tidak ada tekanan, hanya percakapan ringan antara pembeli dan penjual.

    Setelah harga disepakati, Putri mencoba membayar dengan uang tunai, namun ia menyadari bahwa dompetnya hampir kosong.

    Sejenak ia bingung, tetapi penjaga toko dengan ramah menawarkan solusi.

    “Mbak bisa bayar pakai QRIS aja,” kata penjaga toko sambil menunjukkan kode QR yang terpasang di meja kasir.

    Putri tersenyum lega.

    Tanpa perlu ragu, ia mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi BRImo, dan memindai kode QR yang ada.

    Dalam hitungan detik, transaksi berhasil, dan Putri pun dapat melanjutkan liburannya tanpa kendala.

    “Wah, simpel banget. Nggak perlu repot cari uang tunai lagi,” ujarnya sambil tersenyum lebar, melihat layar ponselnya yang menunjukkan konfirmasi pembayaran berhasil.

    Bagi Putri, pengalaman ini bukan hanya soal membeli sebuah tas.

    Ini adalah bukti nyata bahwa digitalisasi semakin memudahkan kehidupan sehari-hari, bahkan dalam transaksi kecil sekalipun.

    Termasuk untuk Rina, pemilik UMKM Lintang Kejora, penerapan teknologi seperti QRIS dan aplikasi BRImo telah menjadi bagian penting dari perjalanan usahanya.

    Rina Sulistyaningsih, yang kini berusia 50 tahun, memulai usaha Lintang Kejora pada tahun 2015 dengan modal keterampilan menjahit dan hobi mengoleksi pernak-pernik.

    Awalnya, ia hanya menjual dompet kecil dari kain perca yang diperoleh dari penjahit setempat.

    Namun, seiring waktu, permintaan mulai meningkat, dan Rina pun memperluas produknya dengan menambah berbagai jenis tas dan aksesoris lain.

    Harga produk di Lintang Kejora bervariasi, mulai dari Rp 50.000 untuk dompet kecil hingga Rp 500.000 untuk tas ransel dan sling bag yang lebih besar.

    Omzet bulanan Rina kini mencapai sekitar Rp 10-12 juta.

    Piala dan piagam penghargaan yang diraih UMKM Lintang Kejora Solo (Tribunnews.com/Chrysnha)

    Namun, perjalanan Rina menuju kesuksesan tidaklah mudah.

    “Awalnya, saya merasa kesulitan sekali. Modal terbatas, pemasaran juga masih sangat konvensional. Tapi saya terus mencoba, berusaha, dan akhirnya perlahan bisa berkembang,” ungkap Rina dengan senyum haru saat mengenang masa-masa awal usahanya.

    Rina menyadari bahwa untuk terus bertahan dan berkembang, ia harus mengikuti perkembangan zaman.

    Saat pandemi Covid-19 melanda, banyak pelaku UMKM yang terhambat, namun Rina justru melihat ini sebagai kesempatan.

    Ia mulai merambah dunia digital, memanfaatkan platform media sosial dan e-commerce untuk menjangkau pelanggan yang lebih luas.

    “Dulu saya tidak tahu apa-apa tentang digital, bahkan untuk mengunggah foto di Instagram saja saya bingung. Tapi setelah mengikuti beberapa pelatihan, saya mulai paham dan bisa mengelola semuanya dengan lebih baik,” katanya.

    Peran BRI melalui Rumah BUMN Solo dalam mendukung digitalisasi bagi UMKM sangat terasa bagi Rina.

    Melalui pelatihan dan pembinaan yang diberikan, Rina belajar tentang cara mengelola keuangan, membuat katalog produk, serta memasarkan produk secara online.

    Bahkan, dalam beberapa kesempatan, ia mengikuti kompetisi dan pameran virtual yang diselenggarakan oleh berbagai instansi dan kementerian.

    Sebagai hasil dari usahanya, Lintang Kejora meraih beberapa penghargaan, termasuk Juara 1 dalam kompetisi Startup4Industry yang diadakan oleh Kementerian Perindustrian pada tahun 2021.

    Selain itu, Lintang Kejora juga berhasil mengembangkan pasar hingga ke luar negeri, dengan produk-produknya mulai menembus pasar Singapura.

    “Sekarang saya sudah punya website, dan media sosial seperti Instagram serta Facebook jadi alat utama untuk pemasaran. Produk kami juga sudah sampai ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan Singapura,” jelas Rina dengan bangga.

    Penerapan teknologi digital membuat Lintang Kejora semakin efisien dalam beroperasi, dari pemasaran hingga pembayaran.

    Bagi Rina, semua ini merupakan bagian dari upayanya untuk terus berinovasi agar tetap relevan di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.

    “Digitalisasi itu bukan hanya tentang kemudahan, tapi tentang keberlanjutan. Jika kita tidak mengikuti perubahan, kita akan tertinggal,” tegasnya.

    Kini, Lintang Kejora telah menjadi contoh sukses dari sebuah UMKM yang beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan zaman.

    Tidak hanya dari segi produk dan pemasaran, tetapi juga dalam hal pembayaran. 

    QRIS dan aplikasi BRImo telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan operasional sehari-hari, membuat transaksi lebih cepat dan aman, baik untuk pembeli maupun penjual.

    Digitalisasi BRI di Solo

    Lapak-lapak Shelter Manahan di kawasan barat kompleks Stadion Manahan Solo (Tribunnews.com/Chrysnha)

    Pimpinan Cabang BRI Solo Slamet Riyadi, Eko Hary Wijayanto, mengungkapkan tren positif pertumbuhan layanan digital BRI di wilayah Solo dan sekitarnya.

    “Jumlah merchant QRIS BRI kini telah mencapai 3,7 juta merchant, dengan kenaikan sebesar 18 persen pada tahun 2024,” jelasnya pada Senin (14/4/2025).

    Selain itu, volume transaksi QRIS BRI juga mengalami pertumbuhan year on year (YoY) yang signifikan sepanjang tahun 2024.

    Untuk perkembangan penggunaan BRImo, Eko menyampaikan bahwa pada Desember 2023 jumlah pengguna BRImo mencapai 31,6 juta, meningkat 32,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Tren ini berlanjut hingga Desember 2024, dengan jumlah pengguna BRImo yang tumbuh menjadi 38,61 juta, atau naik 22,12 persen secara tahunan.

    Inovasi terus dilakukan BRI untuk memperkaya fitur di BRImo.

    Beberapa inovasi terbaru yang telah diluncurkan antara lain fitur pembelian voucher streaming, layanan investasi emas yang bekerja sama dengan Pegadaian, serta fitur pengiriman barang bekerja sama dengan PosAja.

    Dalam kinerja triwulan II tahun 2024, Direktur BRI Sunarso menyebutkan bahwa hingga akhir Juni 2024, BRImo digunakan oleh 35,2 juta pengguna aktif.

    BRImo mencatatkan sebanyak 2,01 miliar transaksi finansial dengan total volume transaksi mencapai Rp2.574 triliun, tumbuh 35,81 persen secara tahunan.

    Sementara itu, nilai transaksi QRIS di Solo juga menunjukkan angka yang menggembirakan.

    Pada bulan Januari 2025 saja, nilai transaksi QRIS di Solo telah menembus Rp695 miliar, mencerminkan tingginya adopsi pembayaran digital di kalangan pelaku UMKM di wilayah tersebut.

    Founder Creative Space Solo, Joko Purwono menyoroti perkembangan digital di bidang UMKM kota Solo.

    Menurutnya, kesadaran para pedagang juga pelaku UMKM semakin hari semakin meningkat.

    Namun, ia menggaris bawahi tindak lanjut perbankan dan dinas terkait agar melakukan pendampingan kepada pedagang terkait pemberlakuan transaksi digital.

    “Di shelter, di pasar-pasar memang sudah banyak pakai QRIS, tapi masih ditemukan yang belum bahkan enggan pakai QRIS. Kan ada juga (pedagang) yang sepuh lalu sudah lanjut usia tak tahu caranya, jadi kita harap ada pendampingan lanjut,” pesannya diwawancarai pada Selasa (4/3/2025).

    Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Agus Santoso dihubungi terpisah mengaku telah berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menyukseskan digitalisasi UMKM dan pedagang.

    Begitu juga bekerja sama dengan pengelola pasar dan perbankan.

    Dirinya mengakui, pendampingan terhadap pedagang untuk mengantisipasi halangan digitalisasi sangat penting dilakukan.

    Hal ini untuk menyelaraskan slogan Go Digital di bidang perdagangan dan usaha di Solo.

    “Saya tentu sudah menjalin komunikasi juga dengan pengelola masing-masing pasar untuk mengawasi dan mendampingi pedagang yang mungkin kesulitan untuk menerapkan digitalisasi seperti soal transaksi QRIS hingga e-Retribusi,” terangnya.

    ” Jadi bersama juga dengan perbankan tak hanya sosialisasi dan pendaftaran, pendampingan juga perlu karena banyak yang pedagang sepuh,” imbuh Agus.

    Terkait dengan digitalisasi, Dinas Perdagangan Kota Solo juga sudah menerapkan penarikan pajak dengan e-Retribusi.

    Tak hanya dengan satu bank pelat merah, e-Retribusi diterapkan juga dengan kolaborasi beberapa bank BUMN di pasar-pasar di Kota Bengawan.

    “Ini berkat kolaborasi dan sinergi Pemkot Surakarta, perbankan dan masyarakat. Sudah melek digital dan mau untuk maju mengikuti perkembangan teknologi,” urai dia.

    Sebagai upaya pengembangan ekonomi berbasis digital, perbankan kini mendorong penggunaan transaksi QRIS.

    Transaksi ini mengalami pertumbuhan pesat, yaitu mencapai 209,61 persen (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 53,3 juta dan jumlah merchant 34,23 juta.

    Penerapan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS 0 persen untuk transaksi sampai dengan Rp500.000 pada merchant Usaha Mikro (UMI), yang berlaku efektif mulai 1 Desember 2024 guna menopang daya beli masyarakat kelas menengah bawah.

    BRI pun berkomitmen penuh dalam mendukung pengembangan ekonomi berbasis digital, khususnya bagi para pelaku usaha mikro.

    Dengan memberikan MDR 0 persen atau bebas biaya MDR, BRI tidak hanya meringankan beban operasional merchant, tetapi juga mendorong inklusi keuangan yang lebih luas.

    Program ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing pelaku usaha mikro di era digital, sekaligus memperluas adopsi QRIS sebagai solusi pembayaran nontunai yang efisien.

    (*)