Foto Health
Khadijah Nur Azizah – detikHealth
Kamis, 29 Mei 2025 12:31 WIB
Jakarta – Selama bertahun-tahun, para ilmuwan dan dokter bereksperimen dengan beberapa peralatan yang tampak sangat aneh. Begini penampakannya.

Foto Health
Khadijah Nur Azizah – detikHealth
Kamis, 29 Mei 2025 12:31 WIB
Jakarta – Selama bertahun-tahun, para ilmuwan dan dokter bereksperimen dengan beberapa peralatan yang tampak sangat aneh. Begini penampakannya.

Banyuwangi (beritajatim.com) – Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen mengalami lonjakan signifikan jumlah pengunjung selama libur panjang Hari Raya Waisak 2025.
Kepala TWA Kawah Ijen, Sigit Haribowo, mengungkapkan bahwa peningkatan mulai terlihat sejak Minggu (11/5/2025), di mana jumlah wisatawan melonjak hingga dua kali lipat dari hari biasa.
Dengan rincian, jumlah pengunjung pada Sabtu (10/5/2025) mencapai 744 pengunjung. Di antaranya, wisatawan mancanegara berjumlah 215, sedangkan domestik 529 pengunjung.
Disusul pada hari Minggu (11/5/2025) pengunjung Ijen di dominasi wisatawan domestik yang mencapai 1867 orang, sedangkan mancanegara mencapai 206 orang.
Pada momen libur hari Senin (12/5/3025) pengunjung domestik masih mendominasi mencapai 1362 orang, sedangkan dari mancanegara 202 orang.
Sedangkan pada hari terakhir libur panjang Selasa (13/3/2025) diakui pengunjung mulai sedikit landai. Yakni pengunjung domestik mencapai 414 orang, sedangkan mancanegara 113 orang.
“Kunjungan meningkat drastis, terutama dari wisatawan domestik. Namun, jumlah wisatawan mancanegara juga cukup tinggi,” ujar Sigit, Senin (12/5/2025).
Meski jumlah pengunjung membludak, Sigit menegaskan bahwa para wisatawan tetap mematuhi aturan yang berlaku, salah satunya adalah kewajiban membawa surat keterangan sehat untuk mendaki Kawah Ijen.
Menurutnya, guna mengantisipasi wisatawan yang belum memiliki surat tersebut, pihak pengelola bersama Puskesmas Sempol, Bondowoso, menyiagakan pos pelayanan kesehatan di area pendakian selama musim libur panjang.
“Di area sekitar Paltuding sudah kami sediakan pos kesehatan. Tentu kami tidak ingin mempersulit pengunjung,” kata dia.
Pihaknya mengaku, meski tidak ada pengawasan khusus, selama masa high season, pengamanan jalur pendakian juga turut ditingkatkan dengan melibatkan personel Polsek Licin dan pelaku wisata setempat.
“Tidak ada pengawasan yang khusus sekali. Normal saja tapi ada peningkatan karena pengunjung juga banyak. Selama musim libur keamanan berjalan kondusif dan wisatawan tetap tertib sesuai SOP,” tambah Sigit.
Salah satu wisatawan asal Malang, Nur Azizah Amini, menambahkan tetap semangat mendaki meskipun sempat terjadi kemacetan di jalur menuju gunung.
“Kemacetan tidak jadi masalah besar karena waktu naik pukul 02.15 dini hari masih cukup ada pergerakan. Karena saya sangat ingin melihat keindahan api biru yang terkenal itu jadi selalu termotivasi untuk cepat sampai ,” pungkasnya. [tar/ian]

Jakarta –
Ribuan warga memadati kawasan pusat Kota Semarang pada Minggu (4/5) untuk merayakan puncak Hari Jadi ke-478 Kota Semarang. Dua acara utama, yakni Soto Vaganza dan Semarang Night Carnival (SNC), berhasil menarik antusiasme masyarakat yang tumpah ruah di jalanan.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, mengatakan tingginya antusiasme warga menunjukkan besarnya potensi kuliner lokal untuk terus diperkenalkan. Ia berencana menjadikan acara ini sebagai event tahunan untuk memperkenalkan makanan khas Semarang.
“Antusiasme warga sangat tinggi dan ini bisa jadi event tahunan, karena banyak wisatawan yang ke Semarang pasti makan soto,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (4/5/2025).
Dia menjelaskan Soto khas Semarang berbeda dengan Soto Kudus, Soto Seger Boyolali, ataupun Soto Banjar. Soto Semarang memiliki keunikan dengan kuah yang lebih bening, lengkap dengan lauk tempe goreng dan perkedel, sate ayam, dan sate kerang.
“Ini event non-APBD, murni gerakan dari lima penjual soto legendaris yang ada di Semarang yang ketemu saya dan niat membuat acara Soto Vaganza, untuk memperkenalkan soto khas Semarang,” tuturnya.
Terkait wacana untuk mengusulkan Soto Khas Semarang menjadi warisan budaya tak benda ke Pemerintah Pusat, Agustina menilai rencana itu patut didukung.
“Kalau memang diniatkan sangat bagus, tapi harus ada master atau ahlinya, narasinya seperti apa. Kapan soto Iki mulai ada, yang jelas soto Semarang ini enak, sedap dan enak sekali,” pungkasnya.
Pada gelaran Soto Vaganza, sebanyak 4.478 porsi soto gratis dibagikan kepada pengunjung. Lima soto legendaris yang terlibat antara lain Soto Bangkong, Soto Mas Boed, Soto Neon, Soto Pak Darno, dan Soto Pak Ra’an, serta 46 pelaku UMKM kuliner soto lainnya.
Salah satu pengunjung, Yuni Nur Azizah, datang dari Pringapus, Kabupaten Semarang. Ia rela antre selama 30 menit untuk mendapatkan semangkuk soto lengkap dengan lauk pelengkap.
Yuni mengaku rela datang dari Pringapus, Kabupaten Semarang, karena penasaran dengan event Soto Vaganza dan SNC yang digelar Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang. Apalagi ada hiburan musik dengan bintang tamu Ndarboy Genk.
“Penasaran sih, ternyata asik dan rame juga,” tandasnya.
Pelaku usaha soto yang turut dalam event tersebut pun turut mengaku senang. Generasi kedua Soto Bangkong, Anik Listiawati mengatakan, selain meramaikan Hari Jadi Kota Semarang, event Soto Vaganza ini juga digunakan untuk merangkul semua penjual soto di Semarang.
“Kami ingin merangkul sesama penjual soto, karena tidak ada kelas dan semua penjual soto ini sama,” ujarnya.
Total ada 100 porsi soto yang ia sediakan secara gratis, lengkap dengan sate ayam, kerang, tempe serta perkedel. “Kami jelas bangga karena bisa dipercaya mengisi,” imbuhnya.
Sementara itu, Semarang Night Carnival (SNC) juga berlangsung meriah. Lebih dari 150 peserta menampilkan parade kostum unik bertema ‘Perisai Nusantara’. Parade dimulai dari Titik Nol Kilometer (depan Kantor Pos Johar) hingga Balai Kota Semarang.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Wing Wiyarso, mengatakan tema ini mencerminkan semangat Kota Semarang sebagai kota budaya yang majemuk.
“Semarang adalah miniatur Indonesia. Budaya dan peradaban harus terus berjalan bersama,” ujarnya.
(akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

TRIBUNJATIM.COM – Sosok emak-emak viral di media sosial belakangan ini.
Dalam sebuah video, dia tampak hendak membeli sepeda motor di dealer.
Namun, uang yang dipakainya untuk membawa pulang motor itu adalah kertas.
Di atasnya tertulis sepuluh milyar.
Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com
Pada awal rekaman terlihat dua pegawai dealer tampak melayani seorang Ibu-ibu.
Ia kemudian menyerahkan sejumlah kertas yang bertuliskan nominal uang Rp 10 juta dan Rp 10 miliar.
Kertas tersebut lalu diserahkan ke pegawai dealer karena ingin membeli motor scoopy.
“Pembelian scoopy tanpa menawar. Ini uangnya masih dihitung oleh ibunya calon konsumen,” kata seseorang dalam video.
Hingga Jumat (28/2/2025), video ibu-ibu beli motor pakai kertas sudah ditonton lebih dari puluhan ribu kali.
Warganet ikut meramaikan dengan berbagai komentarnya.
Termasuk ada yang menanyakan keaslian video, benar terjadi atau hanya sebatas konten.
Ada pula yang penasaran dengan akhir dari kelanjutan ibu-ibu beli motor pakai kertas.
Belakangan diketahui, video tersebut direkam di sebuah dealer Honda di Kediri, Jawa Timur.
Corporate Communication MPM Honda Jatim, Nur Azizah menjelaskan, video direkam pada tanggal 24 Februari 2025 kemarin.
Sedangkan sosok ibu-ibu merupakan warga yang tinggal tidak jauh dari dealer.
“Wanita tersebut merupakan warga di sekitar dealer.”
“Demi menjaga privasi, namanya tidak bisa kami disebutkan,” katanya Azizah kepada Tribunnews.com, Sabtu (1/3/2025).
Ibu tersebut awalnya secara tiba-tiba datang dengan membawa sejumlah kertas tertera nominal angka yang ditulis menggunakan bolpoin.
Ia datang sendiri tanpa ditemani orang terdekatnya.
Pegawai yang bertugas kemudian menerimanya dengan baik.
“Sales yang bertugas memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur standar dalam melayani calon konsumen maupun konsumen yang datang ke dealer,” urai Azizah.
Pada akhirnya, pihak dealer memberikan penjelasan terkait uang kertas yang dibawa tak bisa digunakan membeli motor.
Tidak lama kemudian, ibu tersebut kembali ke rumahnya.
“Salespeople dengan sopan menyampaikan informasi kepada ibu tersebut bahwa pembelian sepeda motor yang diinginkan masih belum dapat dilakukan.”
“Salespeople juga mengembalikan kertas yang sebelumnya diberikan oleh ibu tersebut,” tutupnya.
—–
Berita Jatim dan berita viral lainnya.

TRIBUNNEWS.COM – Video yang memperlihatkan seorang Ibu-ibu membeli motor pakai kertas bertuliskan angka 10.000.000.000 atau Rp 10 miliar, viral di media sosial.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, video tersebut tersebar luas di TikTok dan Instagram.
Pada awal rekaman terlihat dua pegawai dealer tampak melayani seorang Ibu-ibu.
Ia kemudian menyerahkan sejumlah kertas yang bertuliskan nominal uang Rp 10 juta dan Rp 10 miliar.
Kertas tersebut lalu diserahkan ke pegawai dealer karena ingin membeli motor scoopy.
“Pembelian scoopy tanpa menawar. Ini uangnya masih dihitung oleh ibunya calon konsumen,” kata seseorang dalam video.
Hingga Jumat (28/2/2025), video ibu-ibu beli motor pakai kertas sudah ditonton lebih dari puluhan ribu kali.
Warganet ikut meramaikan dengan berbagai komentarnya.
Termasuk ada yang menanyakan keaslian video, benar terjadi atau hanya sebatas konten.
Ada pula penasaran dengan akhir dari kelanjutan ibu-ibu beli motor pakai kertas.
Belakangan diketahui, video tersebut direkam di sebuah dealer Honda di Kediri, Jawa Timur.
Corporate Communication MPM Honda Jatim, Nur Azizah menjelaskan, video direkam pada tanggal 24 Februari 2025 kemarin.
Sedangkan sosok ibu-ibu merupakan warga yang tinggal tidak jauh dari dealer.
“Wanita tersebut merupakan warga di sekitar dealer.”
“Demi menjaga privasi, namanya tidak bisa kami disebutkan,” katanya Azizah kepada Tribunnews.com, Sabtu (1/3/2025).
Ibu tersebut awalnya secara tiba-tiba datang dengan membawa sejumlah kertas tertera nominal angka yang ditulis menggunakan bolpoin.
Ia datang sendiri tanpa ditemani orang terdekatnya.
Pegawai yang bertugas kemudian menerimanya dengan baik.
“Sales yang bertugas memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur standar dalam melayani calon konsumen maupun konsumen yang datang ke dealer,” urai Azizah.
Pada akhirnya, pihak dealer memberikan penjelasan terkait uang kertas yang dibawa tak bisa digunakan membeli motor.
Tidak lama kemudian, ibu tersebut kembali ke rumahnya.
“Salespeople dengan sopan menyampaikan informasi kepada ibu tersebut bahwa pembelian sepeda motor yang diinginkan masih belum dapat dilakukan.”
“Salespeople juga mengembalikan kertas yang sebelumnya diberikan oleh ibu tersebut,” tutupnya.
(Tribunnews.com/Endra)

GELORA.CO – Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan dua wanita penumpang taksi online yang ketakutan saat dibuntuti oleh seorang pria pengendara motor di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu dini hari, 15 Februari 2025.
Dua wanita yang sedang menumpangi taksi online itu mengira pria tersebut adalah pelaku begal, padahal ia ternyata seorang anggota kepolisian.
Dalam video yang beredar, terdengar suara seorang wanita panik merekam kejadian tersebut. Ia meminta sopir taksi online untuk terus melaju, menghindari pengendara motor yang terus membuntuti kendaraan mereka.
Dalam video viral itu, anggota Polisi yang dikira begal itu tak mengenakan seragam dinasnya, termasuk motor yang digunakannya itu juga tidak menggunakan pelat nomor di belakang yang membuat penumpang taksol ketakutan.
“Guys, ini ada pembegalan, guys! Nih, pura-pura ngaku oknum polisi! Pak, awas Pak!” ucap wanita tersebut dalam video.
Pengendara motor tersebut beberapa kali mencoba menghentikan mobil, bahkan mengetuk kaca taksi online. Merasa terancam, sang sopir memilih untuk terus melaju hingga akhirnya masuk ke parkiran sebuah apartemen di kawasan Menteng.
Anggota polisi itu kemudian kembali menjelaskan bahwa ia adalah anggota Polisi.
“Kenapa kamu enggak nurut? Belakang kamu jangan ditutup kacanya,” kata anggota polisi yang dikira begal.
Penumpang dan sopir taksi online itu kemudian mendatangi Polsek Menteng untuk klarifikasi lantaran sudah menuduh anggota Polisi begal hingga videonya viral.
Di Polsek menteng, salah satu penumpang, Nur Azizah, menyatakan bahwa awalnya mereka sangat takut karena pria tersebut tidak mengenakan seragam dan terlihat mencurigakan.
“Kami pulang sekitar jam 2 malam, naik Grab, lalu tiba-tiba ada yang gedor-gedor. Kami takut, makanya sopir langsung tancap gas. Sebagai perempuan, wajar kalau kami panik,” kata Nur Azizah kepada awak media yang dikutip tvOne.
Setelah penyelidikan lebih lanjut, pihak kepolisian mengungkapkan bahwa pria yang membuntuti taksi online tersebut adalah anggota Serse Narkoba Polsek Menteng. Polisi mengaku menghentikan mobil karena tidak memasang plat nomor kendaraan di bagian belakang.
“Anggota kita sedang melakukan penyelidikan dan melihat mobil tanpa plat nomor, sehingga dibuntuti untuk diperiksa. Namun, sopir taksi justru tancap gas,” jelas Kanit Reskrim Polsek Menteng, AKP Marganda Siahaan.
Kasus ini akhirnya berakhir dengan damai setelah kedua belah pihak saling memaafkan. Meski demikian, kejadian ini menuai banyak komentar dari netizen yang mempertanyakan prosedur kepolisian dalam insiden tersebut.
Kejadian tersebut lantas mengundang komentar netizen, banyak yang menyayangkan cara petugas polisi untuk menegur sopir taksi online tidaklah benar hingga membuat penumpang taksi online ketakutan.
“Itu polisi nggak pakai seragam, motor nggak ada pelat nomor, nggak pakai helm. Emang boleh stop mobil sembarangan?” kata salah satu netizen di kolom komentar.
“Wajar aja kalau curiga. Jangan langsung percaya kalau ada yang ngaku polisi,” tambah netizen lainnya.
“Bukannya mengayomi, malah bikin takut warga,” kata komentar netizen lainnya.
“Pak anggotanya kok gak taat aturan lalu lintas? Memang begitu SOP polisi?” tanya netizen.