Tag: Shehbaz Sharif

  • Intip Spesifikasi Pesawat Jet Pakistan yang Diklaim Tembak Jatuh 3 Rafale India

    Intip Spesifikasi Pesawat Jet Pakistan yang Diklaim Tembak Jatuh 3 Rafale India

    Jakarta

    Pemerintah Pakistan mengklaim telah menembak jatuh lima pesawat jet India, termasuk tiga jet Rafale, menggunakan pesawat jet buatan China Chengdu J-10C. Seperti apa spesifikasi alutsista buatan negeri Tirai Bambu tersebut?

    Perang meletus antara Pakistan dengan India. Adu tembak pun terjadi di udara melibatkan pesawat-pesawat canggih kedua negara tetangga tersebut. Terbaru, terjadi perang antar jet tempur di wilayah sengketa Kashmir pada Rabu (7/5/2025).

    Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dan militer negara itu mengatakan lima jet tempur India telah ditembak jatuh dalam konflik bersenjata tersebut. Klaimnya, pesawat Dasault Rafale sebanyak tiga unit milik tentara India, telah ditembak jatuh armada jet tempur Chengdu J-10C milik tentara Pakistan.

    Dikutip laman CNBCIndonesia, sumber-sumber berita dari Pakistan mengklaim bahwa Rafale ditembak jatuh oleh J-10C produksi China dengan rudal PL-15E. Menurut website FlightGlobal, jet Chengdu J-10C ini setara dengan versi canggih jet tempur buatan Lockheed Martin (AS), F-16.

    Sebagai informasi, J-10C adalah pesawat tempur multiperan buatan Chengdu Aircraft Industry Co., Ltd., yang diproduksi sejak 1998. Pesawat bersayap delta tersebut memiliki panjang 16,9 m, lebar sayap 9,8 m, dan tinggi 5,7 m.

    Pesawat ini dapat mencapai kecepatan maksimum Mach 2,2 (2.327 km/jam) dan memiliki ketinggian terbang 18.000 m. J-10C dapat membawa muatan maksimum 6.000 kg, termasuk meriam 23 mm, berbagai rudal udara-ke-udara, dan amunisi berpemandu presisi.

    Salah satu senjata unggulan Chengdu J-10C adalah rudal PL-15. Rudal udara-ke-udara berpemandu ini bisa menghantam target sejauh 200 km. Dikutip dari War Zone, rudal tersebut dirancang untuk menyaingi rudal udara-ke-udara jarak menengah canggih (AMRAAM) AIM-120D buatan AS.

    (lua/rgr)

  • Pakistan Puji Kehebatan Jet Tempur Buatan China Chengdu J-10C dalam Menjatuhkan 5 Jet Tempur India – Halaman all

    Pakistan Puji Kehebatan Jet Tempur Buatan China Chengdu J-10C dalam Menjatuhkan 5 Jet Tempur India – Halaman all

    Pakistan Puji Kehebatan Jet Tempur Buatan China J-10C dalam Menjatuhkan 5 Jet Tempur India

    TRIBUNNEWS.COM- Pakistan mengatakan pihaknya menggunakan jet tempur J-10C China untuk menjatuhkan lima pesawat tempur India di tengah meningkatnya ketegangan Kashmir, dan memperingatkan konflik yang lebih dalam setelah serangan India.

    untuk menembak jatuh lima pesawat India sebagai tanggapan atas serangan yang dilakukan oleh India di dekat Garis Kontrol, yang menandai peningkatan tajam dalam ketegangan atas wilayah Kashmir yang disengketakan, tulis Bloomberg pada hari Rabu. 

    Menteri Luar Negeri Ishaq Dar mengatakan kepada parlemen bahwa pesawat India tersebut termasuk jet Rafale buatan Prancis , menurut Associated Press Pakistan, meskipun India belum mengonfirmasi kerugian apa pun secara publik. 

    Dar menambahkan bahwa Pakistan terus memberi tahu Beijing tentang tindakannya, dengan Duta Besar China Jiang Zaidong mengunjungi Kantor Luar Negeri Islamabad pada pukul 4 pagi pada hari terjadinya serangan.

    Serangan udara itu terjadi setelah serangan mematikan di Pahalgam pada 22 April yang menewaskan 26 warga sipil di wilayah Kashmir yang dikuasai India. 

    India menyebut insiden itu sebagai tindakan terorisme dan menyalahkan Pakistan karena memfasilitasinya, klaim yang dibantah Islamabad.

    Sebagai tanggapan, India melancarkan serangan udara terkoordinasi pada Rabu pagi terhadap sembilan target di Pakistan, yang digambarkannya sebagai “tepat dan terkendali” dan “tidak bersifat eskalatif.” 

    Namun, militer Pakistan mengatakan bahwa serangan tersebut mengakibatkan kematian 31 warga sipil dan bersumpah akan memberikan tanggapan militer yang kuat. 

    Perdana Menteri Shehbaz Sharif juga mengisyaratkan niat untuk membalas , yang segera diikuti oleh laporan tentang jet tempur India yang ditembak jatuh.

    Militer Pakistan mengklaim telah menembak jatuh tiga Rafale, satu MiG-29, dan satu SU-30, meskipun belum memberikan bukti pendukung. 

    Menteri Luar Negeri India Vikram Misri membahas serangan April dan investigasi yang sedang berlangsung, tetapi tidak mengomentari dugaan penembakan jatuh jet-jet tempurnya.

    Para analis berpendapat bahwa kedua belah pihak mungkin mengelola narasi publik untuk mengendalikan laju eskalasi, dengan beberapa pihak, seperti Ankit Panda dari Carnegie Endowment, menyatakan bahwa paritas dalam tindakan pembalasan dapat mencegah salah satu pihak untuk maju lebih jauh.

    Tiongkok desak Pakistan untuk menahan diri sambil dukung militernya

    China menanggapi dengan menyebut serangan udara India “disesalkan” dan mendesak kedua belah pihak untuk menghindari tindakan lebih lanjut yang dapat memperburuk situasi.

    Beijing tetap menjadi pemasok senjata terbesar Pakistan, yang bertanggung jawab atas 82 persen impor senjatanya antara tahun 2019 dan 2023, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.

    Penggunaan jet tempur J-10C China yang dilaporkan dalam pertempuran langsung dengan cepat menjadi topik hangat di Weibo China, dengan para pengguna memuji kinerja perangkat keras militer dalam negeri .

    Saham perusahaan pertahanan China melonjak karena berita tersebut, sementara Bloomberg Intelligence mencatat bahwa konflik tersebut dapat menjadi tempat uji coba bagi sistem persenjataan China yang relatif belum terbukti dalam pertempuran langsung.

    Hu Xijin, mantan editor Global Times , menulis bahwa jika laporan dari Pakistan akurat, hal itu menunjukkan bahwa manufaktur militer China sekarang melampaui Rusia dan Prancis, dan menyarankan bahwa hasil tersebut seharusnya membuat Taiwan khawatir.

    Taruhan ekonomi meningkat di tengah risiko konfrontasi yang berkepanjangan

    Meskipun kedua negara memiliki kemampuan militer yang tangguh, dinamika ekonominya jauh kurang seimbang.

    PDB India kini delapan kali lebih besar dari PDB Pakistan, menurut data Bank Dunia, kesenjangan yang telah melebar secara signifikan selama dua dekade terakhir. 

    Perekonomian India terus berkembang pesat, sedangkan Pakistan masih bergulat dengan dampak krisis keuangan yang mendalam dan saat ini bergantung pada program $7 miliar untuk Pakistan dari Dana Moneter Internasional .
    Terakhir kali kedua negara hampir berperang dalam skala penuh adalah pada tahun 2019, setelah bom bunuh diri yang menewaskan 40 tentara India. 

    India menanggapi dengan serangan udara pertamanya di wilayah Pakistan sejak 1971, yang mendorong Pakistan untuk menembak jatuh jet India dan menangkap pilotnya, yang kemudian dibebaskan sebagai isyarat yang ditujukan untuk meredakan ketegangan.

    Walaupun pola serupa mungkin muncul kali ini, pengerahan persenjataan canggih dan meningkatnya sentimen nasionalis dapat mempersulit penyelesaian yang cepat.

    Presiden AS Donald Trump, saat berpidato di sebuah acara di Gedung Putih, menggambarkan konflik India-Pakistan yang kembali terjadi sebagai “sangat mengerikan” dan menyampaikan harapan akan adanya de-eskalasi. 

    Ia menambahkan bahwa AS menjaga hubungan baik dengan kedua negara dan menawarkan diri untuk menjadi penengah jika diperlukan, dengan menyatakan, “Mereka saling membalas, jadi mudah-mudahan mereka bisa berhenti sekarang.”

     

    Saham Chengdu Produsen Jet J-10 & JF-17 Melonjak

    Harga saham produsen pembuat jet Cina CAC melonjak setelah laporan PAF menjatuhkan jet Rafale India, sebaliknya harga saham Dassault produsen Rafale jatuh.

    Harga saham Chengdu Aircraft Corporation (CAC) Tiongkok melonjak lebih dari 17 persen pada hari Rabu (7/5/2025) menyusul laporan bahwa Angkatan Udara Pakistan (PAF) telah menembak jatuh beberapa pesawat tempur India, termasuk jet Rafale buatan Prancis.

    CAC, yang memproduksi jet tempur J-10, J-20, dan JF-17 yang digunakan oleh PAF, melihat harga sahamnya di Bursa Efek Shenzhen naik menjadi CNY 71,08, naik 18?ri penutupan sebelumnya.

    Pada saat pelaporan, saham tetap hijau dan diperdagangkan pada CNY 68,88, peningkatan 16,29 persen.

    Menyusul konfirmasi Menteri Pertahanan Pakistan bahwa angkatan udara negara itu telah menembak jatuh lima jet tempur India semalam.

    Menurut pejabat senior pertahanan Pakistan, total enam pesawat India hancur — tiga jet Rafale, satu MiG-29, satu SU-30, dan satu pesawat pengintai Heron.

    Semua pesawat India dilaporkan berupaya menargetkan wilayah Pakistan dengan menggunakan amunisi jarak jauh.

    “Tidak ada pesawat PAF yang rusak. Semua unit kembali dengan selamat ke pangkalan,” kata juru bicara militer Pakistan.

    Saham Dassault Anjlok di Paris

    Sementara itu, saham Dassault Aviation Prancis — pembuat jet tempur Rafale — anjlok di Bursa Efek Paris.

    Saham perusahaan turun EUR 5,40, atau 1,64%, menjadi EUR 324.

    Secara keseluruhan, analis pertahanan mencatat saham Dassault bisa turun 5% lagi di tengah pengawasan atas kinerja Rafale di medan perang.

    Kontras tajam dalam sentimen investor dapat menjadi tanda kepercayaan pasar global terhadap kemampuan PAF dan kinerja jet JF-17 dan J-10C, yang dikembangkan bekerja sama dengan China.

    Perkembangan tersebut juga memicu kembali perdebatan tentang kesiapan tempur dan keandalan armada Rafale India.

    Saham Penerbangan: Dassault Aviation Turun, Chengdu Aircraft Corporation Melonjak Pasca Serangan Udara India-Pakistan

    Setelah insiden Pahalgam, ketegangan antara musuh bebuyutan India dan Pakistan meningkat, yang menyebabkan serangan udara lintas batas. 

    Selama konfrontasi ini, berita tentang tiga Rafale asal Prancis dalam inventaris India yang ditembak jatuh oleh Angkatan Udara Pakistan (PAF) menyebabkan penurunan saham langsung Dassault Aviation, perusahaan pembuat jet tempur Rafale. 

    Sebaliknya, saham Chengdu Aircraft Corporation asal Tiongkok, produsen JF-17 dan J-10 dalam inventaris Pakistan, melonjak. 

    Fluktuasi saham ini menunjukkan bahwa kinerja pesawat ini dalam pertempuran aktif berdampak langsung pada sentimen investor. 

    Perkembangan ini juga membuat kesepakatan senilai $7,4 miliar antara India dan Dassault Aviation pada bulan April dipertanyakan. 

    Akankah Kesepakatan India dengan Dassault Aviation Dievaluasi Ulang?

    India saat ini memiliki 36 jet tempur Rafale, dan berdasarkan kesepakatan yang baru ditandatangani, India bermaksud membeli 26 jet tempur Rafale dari Dassault Aviation, yang akan dikirimkan pada tahun 2030. 

    Saat ini tiga jet tempur Rafale telah ditembak jatuh, potensi jet-jet ini dalam memperkuat kemampuan pertahanan India dan visinya untuk mendiversifikasi pengadaan pertahanannya dari pemasok konvensional, Rusia dan AS, ke negara-negara lain memerlukan evaluasi ulang. 

    Fluktuasi Saham Dassault Aviation 

    Pada tanggal 7 Mei, saham Dassault Aviation diperdagangkan pada  harga €320,20 . 

    Pasar dibuka pada harga €326,80, tetapi saham tersebut menunjukkan volatilitas sepanjang hari dengan penurunan sebesar €4,40 (−1,36%) dari penutupan sebelumnya sebesar €324,60. 

    Penurunan ini menunjukkan bahwa investor bereaksi negatif terhadap berita tentang tiga jet Rafale yang ditembak jatuh. 

    Namun, perusahaan tersebut masih memegang kapitalisasi pasar sebesar €24,98 miliar, yang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempertahankan posisinya sebagai pemain utama dalam industri penerbangan. 
    Sementara itu, saham diperdagangkan pada harga €332,20, mendekati level tertingginya dalam 52 minggu, jauh di atas level terendah €160,90, yang menunjukkan bahwa kinerja jangka panjang perusahaan tersebut kuat meskipun terjadi penurunan baru-baru ini. 

     
    Saham Chengdu Aircraft Corporation Melonjak 

    Berbeda dengan perusahaan Penerbangan Prancis, Perusahaan Pesawat Chengdu China menunjukkan kenaikan saham sebesar 16 persen pada saham yang terdaftar di Shenzhen, setelah serangan udara India-Pakistan. 

    Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak Oktober lalu. Kenaikan saham ini dikaitkan dengan pesawat perusahaan yang digunakan oleh PAF. 

    Meskipun analis pertahanan skeptis tentang pesawat tertentu yang digunakan oleh PAF dalam serangan baru-baru ini, temuan Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) menunjukkan bahwa lebih dari 60% ekspor senjata China dikirim ke Pakistan antara tahun 2020 hingga 2024.

    Oleh karena itu peluang PAF menggunakan pesawat asal China sangat tinggi yang mungkin telah mendatangkan kepercayaan investor pada produsen pertahanan China. Menurut Seth Jones, presiden departemen pertahanan dan keamanan di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS)

    Karena tidak ada konfirmasi dari kedua negara pesaing tentang jumlah dan pesawat yang ditembak jatuh, diharapkan fluktuasi saham bersifat sementara. 

    Dassault Aviation memiliki pangsa pasar yang kuat di industri penerbangan, perusahaan ini akan terus menunjukkan pertumbuhan jika berita tentang Rafale yang ditembak jatuh tidak terbukti. 

    Namun, jika ada konfirmasi dari IAF atau ketegangan antara kedua negara meningkat, yang mengarah pada lebih banyak penembakan jatuh Rafale, diperkirakan akan ada penurunan dalam Dassault Aviation. 

    Kinerja  Chengdu Aircraft Corporation juga diharapkan berbanding terbalik dengan Dassault Aviation jika berita tentang pesawat China yang digunakan oleh PAF semakin matang. 

     

     

    SUMBER: AL MAYADEEN, THE EXPRESS TRIBUNE, TECHI

     

  • Memanas! Pakistan Tembak Jatuh 25 Drone yang Dikirim India

    Memanas! Pakistan Tembak Jatuh 25 Drone yang Dikirim India

    Jakarta

    Militer Pakistan menyatakan telah menembak jatuh 25 drone India, sehari setelah kekerasan terburuk antara kedua negara berkekuatan nuklir itu dalam dua dekade.

    Sebelumnya, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif berjanji untuk membalas setelah India melancarkan serangan rudal mematikan pada Rabu (7/5) pagi waktu setempat, yang meningkatkan baku tembak selama berhari-hari di sepanjang perbatasan kedua negara.

    “Kami akan membalas setiap tetes darah para martir ini,” kata Sharif, dalam pidatonya kepada rakyat.

    Setidaknya 45 kematian dilaporkan dari kedua belah pihak setelah kekerasan hari Rabu tersebut, termasuk anak-anak.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (8/5/2025), militer Pakistan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (8/5), bahwa mereka “sejauh ini telah menembak jatuh 25 drone Harop buatan Israel” di beberapa lokasi di seluruh negeri.

    “Tadi malam, India menunjukkan aksi agresi lainnya dengan mengirim drone-drone ke beberapa lokasi,” kata juru bicara militer Pakistan, Ahmed Sharif Chaudhry dari markas besar militer di Rawalpindi, di mana sebuah drone jatuh.

    “Satu drone berhasil menyerang target militer di dekat Lahore,” katanya, seraya menambahkan bahwa empat tentara di kota itu terluka.

    Otoritas Penerbangan Sipil mengatakan bandara Karachi ditutup hingga pukul 6 sore waktu setempat, sementara bandara Islamabad dan Lahore ditutup sebentar “karena alasan operasional”.

    Pakistan dan India telah berperang beberapa kali memperebutkan wilayah Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim — terbagi antara keduanya tetapi diklaim sepenuhnya oleh kedua negara.

    – ‘Hak untuk menanggapi’ –

    Berbicara setelah serangan rudal India hari Rabu, Menteri Pertahanan India Rajnath Singh mengatakan New Delhi memiliki “hak untuk merespons” menyusul serangan terhadap wisatawan di Pahalgam di Kashmir pada 22 April lalu, ketika orang-orang bersenjata menewaskan 26 orang.

    New Delhi menyalahkan kelompok Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan atas penembakan di Pahalgam, dan kedua negara saling melontarkan ancaman sejak itu.

    Pakistan telah membantah terlibat dan menyerukan penyelidikan independen atas serangan di Pahalgam pada 22 April tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Intip Spesifikasi Pesawat Jet Pakistan yang Diklaim Tembak Jatuh 3 Rafale India

    Tembak Jatuh 5 Jet Tempur India, Pakistan Gunakan Pesawat Buatan China

    Jakarta

    Pemerintah Pakistan mengklaim telah menggunakan jet tempur J-10C buatan China untuk melawan angkatan udara India dalam pertempuran militer singkat pada hari Rabu (7/5) waktu setempat.

    Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dan militer negara itu mengatakan lima jet tempur India telah ditembak jatuh dalam konflik bersenjata terbaru di Kashmir dan wilayah sengketa lainnya di sepanjang perbatasan kedua negara tetangga Asia Selatan tersebut.

    Dilansir South China Morning Post (SCMP), Kamis (8/5/2025), jika keterlibatan dalam penembakan jatuh lima pesawat tempur India itu terkonfirmasi, maka ini akan menjadi penyerangan pertama jet tempur J-10C buatan China yang tercatat dalam pertempuran langsung.

    Sebelumnya, Angkatan Udara Pakistan mengklaim telah menembak jatuh lima jet tempur India menyusul rentetan serangan rudal dari New Delhi, yang disebut menewaskan sedikitnya 8 orang di negara tersebut.

    Perkembangan situasi ini semakin meningkatkan ketegangan yang menyelimuti kedua negara yang bertetangga itu, setelah serangan mematikan di wilayah sengketa Kashmir beberapa waktu lalu.

    Menteri Pertahanan (Menhan) Pakistan, Khawaja Asif, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (7/5/2025), mengonfirmasi hal tersebut saat berbicara kepada televisi lokal Geo TV pada Rabu (7/5) pagi waktu setempat.

    “Angkatan Udara Pakistan telah menembak jatuh sedikitnya lima jet tempur India sebagai respons atas agresi lintas perbatasan oleh India baru-baru ini,” ucap Asif dalam pernyataannya.

    Lihat Video ‘PM Pakistan: India Pengecut, Targetkan Orang Tak Bersalah’:

    Juru bicara militer Pakistan, Letnan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry, secara terpisah melaporkan berbagai kerusakan yang ditimbulkan oleh pasukan Pakistan, di darat maupun udara.

    Disebutkan oleh sumber keamanan Pakistan, jet-jet tempur India itu ditembak jatuh “saat berupaya menyerang Pakistan menggunakan wilayah udara India”.

    Jet-jet tempur India yang ditembak jatuh, menurut sumber keamanan itu, terdiri atas tiga jet tempur jenis Rafale, satu jet tempur jenis MiG-29, dan satu jet tempur jenis SU-30.

    Lihat Video ‘PM Pakistan: India Pengecut, Targetkan Orang Tak Bersalah’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ringkasan Berita Perang India Vs Pakistan di Hari Pertama, 31 Orang Tewas – Halaman all

    Ringkasan Berita Perang India Vs Pakistan di Hari Pertama, 31 Orang Tewas – Halaman all

    Serangan rudal India ke Pakistan mengakibatkan sedikitnya 31 orang, termasuk seorang anak berusia tiga tahun, tewas.

    Tayang: Kamis, 8 Mei 2025 07:57 WIB

    tangkap layar/thd/Photo Credit: Special Arrangement

    TENTARA INDIA – Pasukan India melakukan patroli di perbatasan negara mereka dengan Pakistan beberapa waktu lalu. Kini India dan Pakistan berada dalam perang sejak kemarin. /Foto.dok 

     

    TRIBUNNEWS.COM, INDIA – Beberapa wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan diguncang oleh sejumlah serangan rudal India pada Rabu (7/5/2025) pagi.

    Serangan rudal itu  mengakibatkan sedikitnya 31 orang, termasuk seorang anak berusia tiga tahun, tewas.

    Militer Pakistan mengatakan rudal India menyerang enam kota.

    Itu termasuk empat tempat berbeda di provinsi Punjab.

    Ini pertama kalinya India menyerang negara bagian Pakistan yang paling padat penduduknya sejak perang tahun 1971 antara kedua negara tetangga.

    Dua tempat lainnya yang menjadi sasaran adalah Muzaffarabad dan Kotli, keduanya di wilayah Kashmir, yang berada di wilayah  Pakistan.

    India mengklaim bahwa “Operasi Sindoor” menargetkan sembilan lokasi yang memiliki “infrastruktur teroris”.

    Pakistan mengerahkan jet tempurnya sebagai balasan dan  mengklaim telah menembak jatuh lima pesawat India.

    Serangan India terjadi 15 hari setelah serangan mematikan terhadap wisatawan di kota Pahalgam yang indah di wilayah Kashmir yang dikuasai  India pada tanggal 22 April lalu.

    India menyalahkan kelompok bersenjata yang diklaim didukung oleh Pakistan namun dibantah Pakistan.

    Kini, kedua negara tetangga yang memiliki senjata nuklir itu berada di ambang konflik militer besar-besaran.

    Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan “kami akan membalas darah para martir kami yang tidak bersalah”.

    Berikut ringkasan perang India Vs Pakistan yang terjadi sejak kemarin pagi:

    Pakistan mengatakan 31 warga sipil tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan India terhadap Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan.
    India mengatakan 13 orang tewas dalam serangan lintas perbatasan dari Pakistan, termasuk seorang tentara.
    Dalam pidatonya di hadapan parlemen, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan militer Pakistan menembak jatuh lima jet tempur India selama serangan India.
    India mengklaim serangannya telah mengenai lokasi pelatihan “teroris”.
    Pakistan mengatakan masjid dan warga sipil menjadi sasaran, menyebutnya sebagai “tindakan perang” dan menjanjikan balasan yang kuat.
    Komite Keamanan Nasional Pakistan mengatakan pihaknya telah mengizinkan angkatan bersenjata negara itu untuk membalas serangan India, dengan mengatakan Pakistan berhak untuk menanggapi “pada waktu, tempat, dan cara yang dipilihnya”.
    Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif mengatakan Islamabad ingin menghindari perang habis-habisan dengan India, tetapi harus siap menghadapinya.
    Negara-negara adikuasa dunia – termasuk Inggris, Prancis, Jerman, Iran, Turki, Qatar dan UEA – telah mendesak kedua negara bersenjata nuklir tersebut untuk menahan diri dan kembali ke jalur diplomasi.
    Iran telah menawarkan untuk menengahi pembicaraan damai, dan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi telah mengadakan diskusi terpisah dengan India dan Pakistan selama satu hari terakhir. 

     

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Ringkasan Berita Perang India Vs Pakistan di Hari Pertama, 31 Orang Tewas – Halaman all

    PM Pakistan Beri Lampu Hijau ke Pasukan Militer untuk Tembak Jet, Balas Serangan India – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Pakistan Muhammad Shehbaz Sharif memberikan izin kepada pasukan militernya untuk melakukan serangan balasan ke India.

    Izin ini diungkap Shehbaz setelah menggelar pertemuan darurat dengan Komite Keamanan Nasional Pakistan, Rabu (7/5/2025).

    Dalam keterangan resminya, ia mengatakan bahwa Komite Keamanan Nasional setuju memberikan wewenang kepada Angkatan Bersenjata Pakistan untuk melakukan tindakan yang sesuai sebagai respons terhadap agresi tersebut.

    “Angkatan Bersenjata Pakistan telah diberi wewenang untuk melakukan tindakan yang sesuai terkait ini,” kata Sharif, seperti dikutip The Times.

    Sharif berdalih tindakannya diambil sebagai respons atas “Operasi Sindoor” militer India hingga mengenai area sipil dan menyebabkan korban jiwa di kalangan masyarakat sipil.

    Meski prajurit angkatan udara India Vyomika Singh, mengklaim bahwa operasinya hanya menargetkan “sembilan kamp teroris” di Pakistan.

    Namun menurut otoritas Pakistan, serangan itu menewaskan delapan orang, termasuk anak-anak, dan melukai lebih dari 35 orang.

    Alasan ini yang kemudian membuat Pakistan murka, hingga PM Sharif memberikan izin membalas serangan India sesuai dengan Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Pasal ini menegaskan hak negara-negara anggota PBB untuk menggunakan kekuatan untuk membela diri jika diserang.

    Termasuk memungkinkan Pakistan untuk merespons agresi dengan cara yang dianggap tepat apabila diserang oleh India.

    “Penargetan warga sipil yang disengaja, termasuk wanita dan anak-anak yang tidak bersalah, oleh militer India merupakan kejahatan keji dan memalukan yang melanggar semua norma perilaku manusia dan ketentuan hukum internasional.” tegas Sharif.

    Pakistan Tembak Jatuh 5 Jet India

    Sebelumnya Sharif memberikan izin untuk melakukan serangan balasan, pada hari yang sama militer Pakistan mengklaim telah menembak jatuh sedikitnya lima pesawat militer India.

    Termasuk diantaranya tiga Rafale, satu Su-30MKI, dan satu MiG-29.

    Selain itu, Pakistan juga mengklaim telah menembak jatuh sebuah drone IAI Heron dan menghancurkan markas brigade India serta beberapa pos pemeriksaan di sepanjang Garis Kontrol (LoC) .

    Tindakan itu dilakukan setelah India melancarkan serangan udara besar-besaran yang disebut Operasi Sindoor dengan menargetkan sembilan lokasi di wilayah yang dikelola Pakistan.

    India berdalih serangan dilakukan sebagai balasan atas serangan teroris di Pahalgam, Kashmir, yang menewaskan 26 wisatawan pada 22 April 2025.

    Meski Pakistan menyangkal tidak terlibat dalam insiden berdarah itu, namun India bersikukuh menuduh kelompok militan yang didukung Pakistan bertanggung jawab atas serangan tersebut.

    Pertikaian inilah yang kemudian memicu konflik, hingga menyebabkan aksi saling adu tembak antar kedua negara.

    Imbas insiden ini Militer Pakistan mengatakan sedikitnya dua orang tewas dan 12 lainnya terluka akibat serangan India.

    Sementara Islamabad melaporkan rudal menghantam sebuah masjid di kota Bahawalpur, Punjab, hingga menewaskan seorang anak dan melukai dua warga sipil.

     PBB Desak India-Pakistan Tahan Diri

    Merespons konflik yang terjadi di India dan Pakistan, Sekretaris Jenderal PBB (Sekjen PBB) Antonio Guterres menyampaikan kekhawatiran mendalam atas serangan rudal ini.

    Ia juga mendesak kedua belah pihak untuk segera menahan diri demi menghindari eskalasi yang lebih besar.

    “Sekjen PBB sangat prihatin dengan operasi militer India di sepanjang Garis Kontrol dan perbatasan internasional. Ia menyerukan pengekangan militer maksimum dari kedua negara,” kata juru bicaranya Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Anadolu.

    “Dunia tidak mampu menanggung konfrontasi militer antara India dan Pakistan,” tambahnya.

    Komentar serupa juga diungkapkan Presiden AS Donald Trump.

    Trump menyatakan rasa prihatin terkait serangan yang terjadi pada dini hari tersebut.

    “Ini memalukan. Baru mendengarnya. Saya kira orang-orang tahu sesuatu akan terjadi berdasarkan sedikit kejadian di masa lalu. Mereka telah bertempur untuk waktu yang lama. Mereka telah bertempur selama beberapa dekade. Saya harap ini berakhir dengan sangat cepat,” kata Trump.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • ‘Operasi Sindoor’ Sandi Perang India Serang Pakistan: Bermakna Tanda Merah di Dahi Perempuan India – Halaman all

    ‘Operasi Sindoor’ Sandi Perang India Serang Pakistan: Bermakna Tanda Merah di Dahi Perempuan India – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, INDIA –  Militer India meluncurkan serangan ke Pakistan pada Rabu  (7/5/2025) dini hari pukul 01.44 waktu setempat.

    Serangan yang dinamakan “Operasi Sindoor” ini diklaim militer India berhasil menghancurkan 9 pangkalan militer di Pakistan dan Kashmir yang diduduki Pakistan (PoK). 

    Dikutip dari Times of India, ini merupakan operasi militer tiga angkatan yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

    Kementerian Pertahanan India mengatakan Operasi Sindoor “terfokus, terukur, dan tidak eskalatif”.

    Sasarannya termasuk markas besar Jaish-e-Mohammed (JeM) di Bahawalpur dan markas Lashkar-e-Taiba (LeT) di Muridke, kantor berita PTI melaporkan.

    Dikutip dari Newsweek serangan India menewaskan setidaknya 8 orang dan melukai puluhan orang lainnya.

    Serangan rudal tersebut menghantam sejumlah lokasi di Kashmir dan provinsi Punjab  Pakistan menurut pejabat setempat.

    Satu rudal dilaporkan menghantam sebuah masjid di kota Bahawalpur, menewaskan seorang anak dan melukai seorang wanita dan seorang pria.

    Juru bicara militer Pakistan, Letnan Jenderal Ahmed Sharif, mengatakan serangan tersebut melukai sedikitnya 38 orang di sejumlah lokasi.

    Penasihat Keamanan Nasional Ajit Doval dilaporkan mengadakan lebih dari 15 pertemuan tingkat tinggi dengan pejabat keamanan dan pertahanan untuk mengawasi perencanaan dan pelaksanaan serangan ke Pakistan.

    Mengapa Dinamai Operasi Sindoor?

    Sindoor atau merah tua adalah tanda wanita Hindu yang sudah menikah dan merujuk pada pembantaian Pahalgam pada 22 April termasuk diantara korban adalah mereka yang baru menikah.

    Tilak sindoor juga dikenakan dengan bangga oleh para prajurit.

    “Beberapa waktu lalu, Angkatan Bersenjata India meluncurkan OPERASI SINDOOR, yang menyerang infrastruktur teroris di Pakistan dan Jammu dan Kashmir yang diduduki Pakistan, tempat serangan teroris terhadap India telah direncanakan dan diarahkan. Secara keseluruhan, sembilan lokasi telah menjadi sasaran,” kata pernyataan yang dikeluarkan oleh Angkatan Darat India.

    Dikutip dari India Times, Operasi Sindoor  memanusiakan para korban dan penyintas pembantaian Pahalgam dan tidak membiarkan nyawa melayang dalam jumlah yang tak bernyawa.

    Sedikit bedak merah terang di dahi pengantin wanita adalah untuk menandai kehadiran suaminya dalam kehidupannya.

    Ini menandakan bahwa wanita tersebut telah menikah dan suaminya masih hidup.

    Ini memiliki makna tradisional dan budaya dalam kehidupan wanita Hindu yang telah menikah.

    Dalam beberapa tradisi, sindoor dikaitkan dengan Dewi Parvati, yang dianggap sebagai lambang pengabdian dalam pernikahan.

    Sindoor atau vermillion juga merupakan tanda seorang prajurit.

    Para prajurit di India telah membubuhkan tika atau tilak, yang sering kali berupa sindoor, di dahi mereka saat mereka maju menghadapi musuh yang menyerbu.

    Prajurit Rajput dan Maratha digambarkan dengan tanda merah berkilau di dahi saat mereka mengangkat kepala tinggi-tinggi kala berperang melawan musuh demi tanah dan Dharma mereka.

    Ini juga menjadi pertempuran untuk Dharma, yang merupakan kebenaran, karena darah warga negara yang tidak bersalah telah tertumpah.

    Serangan Rudal India adalah ‘Tindakan Perang’

    Dalam sebuah pernyataan, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan bahwa “Pakistan memiliki hak untuk memberikan tanggapan yang tegas terhadap tindakan perang yang dipaksakan oleh India ini dan tanggapan yang tegas memang sedang diberikan.”

    Televisi Pakistan yang dikelola pemerintah, mengutip pejabat keamanan, mengatakan angkatan udara Pakistan menembak jatuh dua jet India tetapi tidak memberikan rincian tambahan.

    Sharif mengatakan seluruh bangsa mendukung Angkatan Bersenjata Pakistan dan moral serta semangat rakyat Pakistan tinggi.

    “Bangsa Pakistan dan Angkatan Bersenjata Pakistan tahu betul bagaimana menghadapi musuh,” katanya. “Kami tidak akan pernah membiarkan musuh berhasil dalam tujuan jahatnya.”

    Warga Muzaffarabad Ceritakan Ketakutan Selama Serangan Udara

    Di Muzaffarabad, kota utama di Kashmir yang dikelola Pakistan, penduduk menggambarkan suasana kekacauan setelah beberapa ledakan.

    Abdul Sammad, penduduk setempat, mengatakan ia mendengar beberapa ledakan dan melihat warga sipil terluka.

    Pihak berwenang segera memutus aliran listrik, membuat kota menjadi gelap gulita sementara orang-orang berlarian panik.

    Serangan rudal tersebut menghancurkan tembok, meninggalkan puing-puing berserakan di seluruh lingkungan sementara warga dengan hati-hati memeriksa kerusakan di rumah mereka.

    “Kami khawatir rudal berikutnya akan mengenai rumah kami,” kata Mohammad Ashraf, yang seperti banyak orang lainnya, mencari perlindungan di ruang terbuka dan di jalan.

    Waqar Noor, menteri dalam negeri wilayah tersebut, mengonfirmasi bahwa rumah sakit telah ditetapkan dalam status darurat untuk merawat korban luka.

    Sebagai tanggapan atas serangan tersebut, Pakistan menutup sekolah-sekolah di Kashmir yang dikelola Pakistan dan provinsi Punjab dan telah menutup sekolah-sekolah agama untuk mengantisipasi kemungkinan serangan India.

    Ketegangan tetap tinggi di sepanjang Garis Kontrol, perbatasan yang disengketakan yang membagi Kashmir, tempat terjadinya baku tembak hebat antara pasukan India dan Pakistan.

    Situasi ini menandai salah satu eskalasi paling serius antara kedua negara tetangga bersenjata nuklir tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

  • Makin Panas dengan India, Pakistan Kembali Uji Coba Rudal

    Makin Panas dengan India, Pakistan Kembali Uji Coba Rudal

    Islamabad

    Militer Pakistan kembali menggelar uji coba rudal dengan jangkauan 120 kilometer. Ini menjadi uji coba kedua yang dilakukan dalam beberapa hari terakhir saat ketegangan dengan negara tetangganya, India, semakin meningkat terkait sengketa Kashmir.

    New Delhi menuduh Islamabad mendukung serangan mematikan terhadap para wisatawan di area Kashmir yang dikuasai India bulan lalu, yang memicu pertikaian terbaru antara kedua negara bertetangga yang sama-sama memiliki senjata nuklir itu.

    “Peluncuran itu dimaksudkan untuk memastikan kesiapan operasional pasukan dan memvalidasi parameter teknis utama, termasuk sistem navigasi rudal yang canggih dan akurasi yang ditingkatkan,” sebut militer Pakistan dalam pernyataannya membahas uji coba rudal itu, seperti dilansir AFP, Senin (5/5/2025).

    Pada Sabtu (3/5), militer Pakistan mengatakan pihaknya telah menguji coba rudal jenis permukaan-ke-permukaan dengan jangkauan 450 kilometer.

    Tidak disebutkan lebih lanjut oleh militer Islamabad soal di mana kedua uji coba rudal itu dilakukan.

    Perdana Menteri (PM) Pakistan, Shehbaz Sharif, mengatakan dirinya puas dengan “kesiapan penuh militer untuk pertahanan nasional”.

    “Peluncuran pelatihan yang sukses dengan jelas menunjukkan bahwa pertahanan Pakistan berada di tangan yang kuat,” ucapnya.

    Pakistan membantah keterlibatan apa pun dengan serangan bersenjata itu, dan menyerukan penyelidikan independen.

    Pekan lalu, otoritas Islamabad memperingatkan tentang serangan udara yang akan segera terjadi dari negara tetangganya, dan telah berulang kali menegaskan bahwa mereka akan merespons dengan kekuatan terhadap setiap agresi oleh India.

    Tekanan internasional telah diberikan kepada Islamabad dan New Delhi untuk meredakan ketegangan. Kedua negara itu sudah beberapa kali berperang memperebutkan wilayah Kashmir yang disengketakan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pakistan Uji Coba Rudal Kedua di Tengah Sengketa Wilayah Kashmir – Halaman all

    Pakistan Uji Coba Rudal Kedua di Tengah Sengketa Wilayah Kashmir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Pakistan pada Senin (5/5/2025) melakukan uji coba rudal kedua dalam dua hari terakhir.

    Peluncuran rudal ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dengan India terkait sengketa wilayah Kashmir.

    Rudal yang diuji kali ini memiliki jangkauan sejauh 120 kilometer, Al Arabiya melaporkan.

    Menurut Pakistan, peluncuran ini bertujuan untuk menguji kesiapan operasional dan memvalidasi sistem navigasi serta akurasi rudal yang ditingkatkan.

    Sebelumnya pada Sabtu (3/5/2025), Pakistan juga menguji coba rudal permukaan-ke-permukaan dengan jangkauan 450 kilometer.

    Lokasi pasti kedua uji coba tersebut tidak diungkapkan.

    “Peluncuran latihan yang sukses itu dengan jelas menunjukkan bahwa pertahanan Pakistan berada di tangan yang kuat,” kata Perdana Menteri Shehbaz Sharif dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.

    Ia juga mengaku puas dengan kesiapan penuh militer Pakistan untuk menghadapi situasi apa pun.

    Ketegangan antara Pakistan dan India meningkat tajam setelah serangan mematikan terhadap wisatawan di wilayah Kashmir yang dikuasai India pada 22 April lalu, yang menewaskan 26 orang.

    New Delhi menuduh Islamabad berada di balik serangan tersebut.

    Namun, Pakistan membantah keterlibatan dan menyerukan penyelidikan independen.

    Perdana Menteri India Narendra Modi pun mengeluarkan pernyataan tegas dengan memberikan “kebebasan operasional penuh” kepada militer India untuk merespons serangan itu.

    Sebagai respons, Islamabad memperingatkan akan menanggapi dengan kekerasan jika terjadi agresi dari India.

    Selama lebih dari seminggu terakhir, India dan Pakistan dikabarkan terlibat baku tembak setiap malam.

    Peristiwa itu terjadi di sepanjang Garis Kontrol (LoC), yang merupakan perbatasan de facto kedua negara di wilayah Kashmir, menurut sumber pertahanan India.

    Situasi di lapangan pun makin mencekam.

    Di wilayah Pakistan, latihan darurat dilakukan di lapangan terbuka, sekolah agama ditutup, dan warga diminta menimbun makanan serta obat-obatan.

    Sementara di Kashmir yang dikuasai India, operasi pencarian besar-besaran terhadap pelaku penembakan terus dilakukan.

    Warga yang tinggal dekat perbatasan memilih mengungsi atau berlindung di bunker karena takut konflik pecah.

    Akibat eskalasi ini, Perdana Menteri Sharif bahkan menunda kunjungan resminya ke Malaysia yang dijadwalkan Jumat lalu.

    Hal ini dikonfirmasi oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada Senin (5/5/2025).

    Ia menambahkan bahwa Sharif berharap kunjungan tersebut dapat dilakukan akhir tahun ini.

    Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi berada di Islamabad pada hari yang sama dalam rangka kunjungan resmi.

    “Pakistan menyampaikan kasusnya kepada negara-negara sahabat,” ujar Menteri Informasi Attaullah Tarar kepada wartawan saat berkunjung ke Kashmir yang dikuasai Pakistan, dikutip AFP.

    Kashmir merupakan wilayah yang dihuni oleh mayoritas Muslim.

    Kashmir punya populasi sekitar 15 juta orang.

    Kashmir diklaim sepenuhnya oleh baik India maupun Pakistan, namun terbagi dalam penguasaan masing-masing.

    Kedua negara telah berperang beberapa kali terkait wilayah ini.

    Kini masyarakat internasional mendesak agar ketegangan segera diredakan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • PM Modi Restui Militer India Serang Pakistan

    PM Modi Restui Militer India Serang Pakistan

    GELORA.CO – Menteri Penerangan Pakistan Attaullah Tarar mengonfirmasi bahwa mereka mendapat informasi intelijen bahwa India sedang bersiap melancarkan serangan militer terhadap negaranya dalam beberapa jam mendatang. Peringatan ini di tengah seruan Amerika dan Arab untuk tenang. 

    Dalam rekaman pidato yang disiarkan di televisi pemerintah pada Rabu, menteri Pakistan memperingatkan konsekuensi dari eskalasi India di wilayah tersebut. Agence France-Presse mengutip seorang pejabat senior yang mengatakan bahwa Perdana Menteri India Narendra Modi telah memberikan “kebebasan penuh” kepada militer untuk bertindak dalam menanggapi serangan apa pun selama pertemuan tertutup pada Selasa. 

    Namun Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar menegaskan negaranya tidak akan melancarkan serangan.

    Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat pada tanggal 22 April setelah orang-orang bersenjata menembaki wisatawan di distrik Pahlgam di Jammu dan Kashmir (di bawah kendali India), menewaskan 26 orang dan melukai lainnya. 

    Para pejabat India mengatakan para penyerang berasal dari Pakistan, sementara Islamabad menuduh India melancarkan kampanye disinformasi terhadap mereka. Serangan tersebut bertepatan dengan kunjungan Wakil Presiden AS J.D. Vance dan keluarganya ke India, di mana mereka bertemu dengan Perdana Menteri India. 

    Pasca serangan tersebut, kedua negara bertetangga tersebut mengambil tindakan timbal balik, termasuk menurunkan hubungan diplomatik dan militer, membatalkan visa, dan tindakan lainnya.

    Pemerintah India mengumumkan penutupan wilayah udaranya bagi maskapai penerbangan Pakistan, beberapa hari setelah Islamabad melarang maskapai penerbangan India terbang di atas wilayahnya. Pemberitahuan kepada penerbang yang dikeluarkan oleh pemerintah India menyatakan bahwa larangan terhadap pesawat Pakistan akan berlaku mulai 30 April hingga 23 Mei.

    Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menuduh India terlibat dalam apa yang disebutnya “provokasi” dan “mencari eskalasi.” Sharif mendesak Amerika Serikat, dalam panggilan yang diterimanya dari Menteri Luar Negeri Marco Rubio, untuk menekan India agar “mengurangi retorikanya dan bertindak secara bertanggung jawab.” 

    Kantor Perdana Menteri mengatakan Sharif menyatakan penyesalannya atas pilihan India untuk “menggunakan air sebagai senjata” dan menekankan bahwa Perjanjian Perairan Indus tidak mengizinkan India untuk secara sepihak mengingkari kewajibannya. 

    Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce mencatat panggilan Menteri Luar Negeri dengan Perdana Menteri Pakistan, di mana ia “berbicara tentang perlunya mengutuk serangan teroris tanggal 22 April di Pahlgam” di Kashmir yang dikelola India. Bruce menambahkan dalam sebuah pernyataan bahwa Rubio “mendesak para pejabat Pakistan untuk bekerja sama dalam melakukan penyelidikan atas serangan tidak masuk akal ini.” Dalam panggilan terpisah dengan Menteri Luar Negeri India, Rubio juga mendorong New Delhi untuk bekerja sama dengan Islamabad untuk meredam ketegangan dan menjaga perdamaian di Asia Selatan. []