Tag: Sergio Ramos

  • Perombakan Luis Enrique Setelah Kepergian Kylian Mbappe

    Perombakan Luis Enrique Setelah Kepergian Kylian Mbappe

    JAKARTA – Pelatih Paris Saint-Germain Luis Enrique harus merombak tim dan mentalitas pemain setelah kepergian Kylian Mbappe. Hasilnya, PSG kembali menembus final Liga Champions dan langsung memburu treble saat menghadapi Inter Milan di Stadion Allianz Arena, Munich, Minggu, 1 Juni 2025 dini hari WIB.

    Bisa apa PSG tanpa Mbappe? Saat ditinggalkan para pemain bintang, PSG diprediksi tak lagi mampu mendominasi Ligue 1 Perancis. Saat itu, PSG ditinggalkan Sergio Ramos, Lionel Messi dan kemudian Neymar.

    Meski ditinggalkan Messi dkk, namun PSG tetap punya keyakinan tetap bisa bersaing di kompetisi domestik dan Liga Champions. Pasalnya masih ada sang ikon Kylian Mbappe.

    Namun saat Mbappe ikut pergi dengan status bebas transfer, PSG dinilai bakal kehilangan separuh dari kekuatan mereka. Bagaimana tidak, permainan tim berpusat pada Mbappe.

    Tanpa kapten tim nasional Perancis ini, PSG bakal kehilangan taji. Apalagi, Ousmane Dembele dan Bradley Barcola seperti hanya menjadi bayang-bayang Mbappe yang pindah ke Real Madrid.

    Hanya saja, Enrique mampu menjawab keraguan itu. Mantan pelatih Barcelona dan timnas Spanyol ini tak membuang waktu dan langsung membangun ulang Les Parisiens. Tim tak lagi berpusat pada pemain bintang seperti yang sudah lama terbangun.

    Enrique mengembangkan filosofi bermain yang sangat disiplin dan kolektif. Tidak ada lagi satu atau dua pemain yang menonjol di tim PSG. Bahkan kapten Marquinhos pun tetap menjadi bagian dari permainan tim.

    “Kami tidak lagi bermain seperti yang diinginkan Mbappe. Itu adalah filosofi lama (klub) yang pada akhirnya tak pernah memenangkan trofi besar,” ujar Enrique seperti dikutip RTE.

    “Kini, kultur klub sudah berubah,” kata dia lagi.

    Hal senada dikatakan Dembele yang dipindahkan Enrique dari posisi sayap dan kemudian ditempatkan sebagai centre forward. Hasilnya, Dembele yang nyaris frustrasi karena kehilangan kemampuan membobol gawang lawan akhirnya menjadi mesin gol andalan PSG.

    Musim ini, Dembele mampu mengemas 32 gol dari 40 pertandingan di berbagai kompetisi, termasuk 21 gol di Ligue 1. Torehan gol eks pemain Barcelona ini jauh lebih banyak dari total gol yang dicetaknya selama lima musim terakhir.

    “Ada perubahan mindset musim ini. Pelatih yang mengendalikan semuanya,” ucap Dembele.

    Enrique menunjukkan siapa bos sesungguhnya di tim. Semua pemain mendapat perlakuan sama dan tidak ada satupun yang diistimewakan.

    Hasilnya, PSG tetap menguasai Ligue 1 dan berhasil memenangi Piala Perancis. Kini, mereka berupaya meraih treble dengan membidik trofi pamungkas, Liga Champions.

    Pencapaian gemilang itu menjadikan Enrique tidak akan mengubah filosofinya. Bahkan dia memastikan tidak ada pemain yang bermain sendiri tanpa kendali dari pelatih.

    “Apakah saya akan melakukan lebih baik lagi musim depan? Tentu saja. Pasalnya tidak ada satu pun pemain yang ada di lapangan akan bermain di luar kendali saya. Musim depan, saya sepenuhnya mengontrol mereka,” ucap Enrique.

    Filosofi bermain Enrique memang membawa PSG kembali ke final Liga Champions menghadapi Inter.

    Sebaliknya, Mbappe harus gigit jari. Meski sudah pindah ke Madrid, dirinya tetap belum bisa memenuhi ambisi mengangkat trofi kuping lebar.

  • Real Madrid Terancam Akhiri Dominasi di Liga Champions, Mampukah Comeback Lawan Arsenal?

    Real Madrid Terancam Akhiri Dominasi di Liga Champions, Mampukah Comeback Lawan Arsenal?

    Madrid (beritajatim.com) – Real Madrid menghadapi ujian berat di perempat final Liga Champions musim ini. Tim paling berjaya dalam sejarah kompetisi tersebut dengan 15 gelar, berpotensi terhenti langkahnya setelah tertinggal 0-3 dari Arsenal pada leg pertama.

    Kendati laga leg kedua akan berlangsung di kandang mereka, Estadio Santiago Bernabeu, Kamis (17/4/2025) dini hari WIB, Los Blancos diprediksi tidak akan mudah mengejar defisit tiga gol. Sepanjang sejarah keikutsertaan mereka di Liga Champions, Real Madrid belum pernah membalikkan keadaan setelah tertinggal tiga gol pada leg pertama.

    Rekor tersebut pernah diuji pada musim 2012–2013 saat melawan Borussia Dortmund di semifinal. Waktu itu, Real kalah 1-4 di leg pertama. Pada leg kedua di Bernabeu, mereka hanya mampu menang 2-0 melalui gol Karim Benzema (menit ke-83) dan Sergio Ramos (menit ke-88), namun tetap gagal lolos karena kalah agregat.

    Meski begitu, asa untuk menciptakan keajaiban masih ada. Syaratnya, Madrid harus mencetak gol cepat. Idealnya, unggul satu atau dua gol pada babak pertama demi memompa semangat dan tekanan terhadap Arsenal.

    “Kami akan mencobanya (membalikkan agregat, Red) hingga detik-detik terakhir. Hal seperti itu sering terjadi di Liga Champions,” papar entrenador Real, Carlo Ancelotti, dilansir Marca.

    Perkiraan susunan pemain:

    Real Madrid (4-2-3-1): 1-Courtois (g); 8-Valverde, 35-Asencio, 22-Rudiger, 4-Alaba; 14-Tchouameni, 10-Modric (c), 11-Rodrygo, 5-Bellingham, 7-Vinicius; 9-Mbappe
    Pelatih: Carlo Ancelotti

    Arsenal (4-3-3): 22-Raya (g); 12-Timber, 2-Saliba, 15-Kiwior, 49-Lewis-Skelly; 8-Odegaard (c), 5-Partey, 41-Rice; 7-Saka, 23-Merino, 11-Martinelli
    Pelatih: Mikel Arteta

    [dio/beq]

  • Diam-diam Timnas Indonesia Punya Bek Sangar Mirip Sergio Ramos, Sosok Naturalisasi Ini Ikut Takjub

    Diam-diam Timnas Indonesia Punya Bek Sangar Mirip Sergio Ramos, Sosok Naturalisasi Ini Ikut Takjub

    TRIBUNJAKARTA.COM – Pemain Borneo FC, Diego Michiels, membandingkan gaya bermain bek Timnas Indonesia, Justin Hubner dengan bek asal Spanyol Sergio Ramos.

    Diego Michiels yang juga sempat membela Skuad Garuda – julukan Timnas Indonesia, itu menyebut bila Justin Hubner merupakan pemain yang mempunyai potensi besar.

    Dengan gaya bermain yang ditonjolkan, Diego menyebut jika Hubner mirip dengan Sergio Ramos saat membela Real Madrid.

    “Kayak Ramos, Real Madrid. Dia (Justin Hubner) bagus, potensinya luar biasa,” ungkap Diego, kepada awak media di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/12/2024).

    Justin Hubner sendiri memang belakangan disebut warganet sebagai Sergio Ramos versi Indonesia.

    Hal tersebut tidak lepas dari gaya bermain Justin yang kerap tak kompromi dan terkesan keras ke lawan.

    Dalam 12 laganya untuk Skuad Garuda, Justin sudah mencatatkan empat kartu kuning dan satu kartu merah.

    Sementara itu, bersama Timnas Indonesia U-23, pemain berusia 21 tahun itu mengoleksi tiga kartu kuning dalam lima pertandingan.

    Ekspresi Bek Borneo FC, Diego Michiels (FERNANDO RANDY/BOLASPORT.COM)

    Lebih lanjut, Diego Michiels pun mengatakan jika setiap tim memang membutuhkan pemain dengan tipikal Justin Hubner.

    Tanpa memberi alasan khusus, pemain berusia 34 tahun itu mengatakan jika kualitas Timnas Indonesia bisa meningkat jika ada pemain seperti Justin Hubner.

    “Kalau menurut saya tiap tim butuh pemain seperti Hubner. Jadi ya kalau ada pemain seperti Hubner di timnas, kualitas juga dia luar biasa, jadi bagus,” ujar pemain naturalisasi Indonesia itu.

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Marc Marquez Masuk Daftar Orang Terkaya di Spanyol, Segini Total Hartanya

    Marc Marquez Masuk Daftar Orang Terkaya di Spanyol, Segini Total Hartanya

    Jakarta

    Marc Marquez masuk dalam daftar atlet terkaya di Spanyol. Namun kekayaan bersih Marquez masih kalah dari Rafa Nadal, Andrea Iniesta dan Sergio Ramos.

    Dikutip dari Lavanguardia, Rafa Nadal merupakan atlet terkaya, dengan jumlah kekayaan bersih 310 juta euro. Dia mengungguli Andrés Iniesta dan Sergio Ramos, yang masing-masing memiliki 100 juta euro.

    Nah barulah muncul nama pebalap MotoGP Marc Marquez. Rider utama tim pabrikan Ducati itu tercatat punya kekayaan bersih sebesar 80 juta euro atau sekitar Rp 1,3 triliunan!

    Dalam laporan tersebut, kekayaan Marquez sebagian besar berasal dari sponsor, salah satunya dengan Red Bull.

    Selain itu, Marquez memiliki koleksi mobil mewah yang sebagian besar merek BMW karena tampil ciamik saat kualifikasi, di antaranya M6 Coupe (2013), M4 Coupe (2014), M6 Convertible (2015), M2 Coupe (2016), M4 CS (2017), M3 CS (2018) dan X4 M (2019). Marc Marquez juga disebut punya koleksi Honda Civic di garasi rumahnya.

    Dalam koleksi pribadinya soal roda dua, ia memiliki beberapa sepeda motor trail dan enduro. Marquez juga memiliki beberapa sepeda merek khusus yang digunakannya untuk melakukan hobinya jauh dari sirkuit, baik jalan raya maupun gunung, serta sepeda downhill.

    Di sisi lain, pebalap dari Cervera disebut sudah mengumpulkan koleksi jam tangan yang mewah. Sejauh ini, ia memiliki 61 jam tangan merek Tissot.

    Meskipun rincian tentang gaji Marquez tahun 2025 sebagai pebalap pabrik masih belum jelas, saat ini Marquez bukan rider dengan bayaran tertinggi di grid 2024.

    Pebalap dengan bayaran tertinggi justru dipegang Fabio Quartararo. Rider Prancis itu menjalin kesepakatan baru dengan Yamaha, senilai €12 juta per tahun di awal musim ini.

    Marc Marquez kembali menjadi pebalap pabrikan mulai musim 2025. Bersama Ducati merah, mungkinkah gaji Marc Marquez disinyalir bisa lebih tinggi dari Francesco Bagnaia?

    Bagnaia diketahui mendapat gaji 7 juta euro per musim atau setara Rp 119 miliar per tahun. Namun juara MotoGP 2 kali itu bisa mendapat penghasilan hingga 10 juta euro setara Rp 170 miliar, – berikut tambahan bonus setiap musim per tahun 2025 tergantung dari hasil yang ditorehkan.

    Yang jelas Marquez tidak akan pernah menandatangani kontrak seperti yang ditawarkan Honda dengan tarif 25 juta euro per musim! bayaran itu ditolak karena Marquez memilih pindah ke Gresini pada musim 2024.

    (riar/lth)