Tag: Sergei Shoigu

  • 3 Negara Tertarik Kembangkan Nuklir di Indonesia – Page 3

    3 Negara Tertarik Kembangkan Nuklir di Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan mendapatkan proposal dari tiga negara mengenai pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia yang bakal on-grid pada 2032.

    Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya  Mineral Kadin Aryo Djojohadikusumo, seperti dikutip dari Antara, Kamis (27/2/2025).

    Ia menuturkan, tiga negara itu antara lain Amerika Serikat (AS), China dan Rusia. “Dari tiga negara dan kebetulan tiga-tiganya ini melibatkan anggota Kadin,” ujar dia.

    Ia menuturkan, proposal tersebut masih dalam tahap negosiasi, tetapi dari pihak Amerika Serikat sudah menjalin kemitraan dengan anggota Kadin.

    Aryo menuturkan, Rusia sudah menuturkan, perusahaan negaranya yakni Rosatom tertarik untuk menjalin kerja sama pembangunan PLTN di Tanah Air.

    “Baru dua hari yang lalu secara resmi Rusia melalui Sergei Shoigu waktu beliau bertemu dengan Bapak Presiden, Rosatom berminat untuk ikut serta membangun PLTN,” kata dia.

    Sementara itu, ia menuturkan, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan China melalui China National Nuclear Corporation (CNNC) saat lawatan Kadin ke Beijing pada November 2024.

    “Tiga negara ini sudah berkomunikasi dengan kita di anggota-anggota Kadin sehingga sudah ada pembicaraan yang serius, bukan hanya China, bukan hanya Rusia, tapi juga Amerika Serikat,” kata dia.

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menyiapkan tiga gugus tugas (task force) untuk menentukan lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang direncanakan mulai beroperasi (on-grid) pada tahun 2032.

    Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani menuturkan, tiga gugus tugas tersebut bakal ditunjuk pihaknya setelah pemerintah meresmikan pembentukan Badan Organisasi Nuklir atau Nuclear Energy Program Implementation Organization (Nepio).

    Eniya menuturkan, selain bertugas untuk menentukan lokasi, gugus tugas itu juga nantinya diminta untuk membuat prosedur keamanan (safety) mulai dari rencana pembangunan PLTN perdana hingga operasional fasilitas elektrifikasi dari energi nuklir tersebut.

     

  • Kadin sebut sudah ada proposal pengembangan PLTN dari tiga negara

    Kadin sebut sudah ada proposal pengembangan PLTN dari tiga negara

    Baru dua hari yang lalu secara resmi Rusia melalui Sergei Shoigu waktu beliau bertemu dengan Bapak Presiden, Rosatom berminat untuk ikut serta membangun PLTN,

    Jakarta (ANTARA) – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan sudah mendapat proposal dari tiga negara terkait pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia yang direncanakan on-grid pada tahun 2032.

    Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Kadin Aryo Djojohadikusumo di Jakarta, Kamis mengatakan, tiga negara tersebut yakni Amerika Serikat (AS), China, dan Rusia.

    “Dari tiga negara dan kebetulan tiga-tiganya ini melibatkan anggota Kadin,” kata dia.

    Dikatakannya, proposal tersebut masih dalam tahap negosiasi, namun dari pihak Amerika Serikat sudah menjalin kemitraan dengan anggota Kadin.

    Selanjutnya, Aryo mengatakan, pihak Rusia sudah menyatakan bahwa perusahaan negaranya yakni Rosatom tertarik untuk menjalin kerja sama pembangunan PLTN di Tanah Air.

    “Baru dua hari yang lalu secara resmi Rusia melalui Sergei Shoigu waktu beliau bertemu dengan Bapak Presiden, Rosatom berminat untuk ikut serta membangun PLTN,” ujarnya pula.

    Sementara itu, dikatakan dia pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan China melalui China National Nuclear Corporation (CNNC) saat lawatan Kadin ke Beijing pada November 2024.

    “Tiga negara ini sudah berkomunikasi dengan kita di anggota-anggota Kadin sehingga sudah ada pembicaraan yang serius, bukan hanya China, bukan hanya Rusia, tapi juga Amerika Serikat,” ujarnya.

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal menyiapkan tiga gugus tugas (task force) untuk menentukan lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang direncanakan mulai beroperasi (on-grid) pada tahun 2032.

    Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani mengatakan, tiga gugus tugas tersebut bakal ditunjuk pihaknya setelah pemerintah meresmikan pembentukan Badan Organisasi Nuklir atau Nuclear Energy Program Implementation Organization (Nepio).

    ia mengatakan, selain bertugas untuk menentukan lokasi, gugus tugas itu juga nantinya diminta untuk membuat prosedur keamanan (safety) mulai dari rencana pembangunan PLTN perdana hingga operasional fasilitas elektrifikasi dari energi nuklir tersebut.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

  • 7 Update Ukraina! Siaga Perang Rusia-NATO, Utusan Putin ke Prabowo

    7 Update Ukraina! Siaga Perang Rusia-NATO, Utusan Putin ke Prabowo

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang antara Rusia dan Ukraina telah memasuki tahun ketiga. Dalam update terbaru, Amerika Serikat (AS), yang sekarang dipimpin oleh Presiden Donald Trump, telah berubah haluan dengan mendukung Rusia di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Di sisi lain, pakar mengkhawatirkan perang pecah antara Rusia dan NATO. Utusan Presiden Valdimir Putin juga dilaporkan datang ke RI, bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto.

    Berikut update terbaru perang antara Rusia dan Ukraina, seperti dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Selasa (25/2/2025).

    1.PBB Tolak Resolusi Perang Rusia-Ukraina Versi AS

    PBB menolak upaya AS untuk melemahkan sikap Majelis Umum terkait perang Rusia di Ukraina. Hal ini memberikan kemenangan diplomatik bagi Kyiv dan sekutu Eropa.

    Mengutip Reuters, AS terpaksa abstain dalam pemungutan suara atas resolusinya sendiri. Ini setelah negara-negara Eropa berhasil mengubah rancangan Washington dengan menambahkan dukungan eksplisit terhadap kedaulatan, kemerdekaan, persatuan, dan integritas wilayah Ukraina.

    “Perang ini bukan hanya tentang Ukraina. Ini tentang hak fundamental setiap negara untuk ada, menentukan jalannya sendiri, dan hidup bebas dari agresi,” tegas Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina, Mariana Betsa, sebelum pemungutan suara berlangsung, Senin malam.

    Dalam pemungutan suara atas rancangan resolusi AS yang telah diamendemen, 93 negara mendukung, 73 abstain, dan 8 negara menolak, termasuk Rusia. Upaya Rusia untuk mengubah teks resolusi AS dengan memasukkan “akar penyebab” konflik juga gagal.

    Keputusan ini muncul di tengah upaya Presiden Donald Trump untuk menengahi perdamaian, yang justru menimbulkan ketegangan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky karena cenderung membela Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump juga memicu kekhawatiran di antara negara-negara Eropa bahwa mereka akan disingkirkan dari proses perundingan damai.

    2.Pakar Sebut Perang Rusia Vs NATO di Depan Mata

    Pakar militer Rusia, Igor Korotchenko, memperingatkan bahwa Moskow bisa berperang dengan aliansi pertahanan Barat, NATO, dalam dekade berikutnya. Hal ini terjadi saat hubungan kedua pihak itu masih dalam posisi yang panas karena serangan Rusia ke Ukraina.

    Dalam sebuah pernyataan di kolom opini surat kabar Rusia Moskovsky Komsomolets, Korotchenko meramalkan konflik masa depan antara Rusia dan Barat. Ia mengatakan bahwa hubungan antara kedua pihak ini tidak menentu.

    “Tentara Rusia harus siap menghadapi setiap perkembangan situasi dalam jangka menengah, termasuk kemungkinan konflik militer dengan NATO di Eropa pada dekade berikutnya,” tulisnya dalam kolom itu yang juga dikutip Newsweek.

    “Bahkan jika Kremlin menjalin hubungan yang stabil dengan Presiden AS Donald Trump, dalam empat tahun, seorang pemimpin baru akan menjabat. Oleh karena itu, penilaian Rusia terhadap tujuan strategis musuh geopolitik dan militernya tidak boleh didasarkan pada niat terkini dari elit Barat tertentu, melainkan pada evaluasi kekuatan dan kemampuan militer kolektif Barat.”

    Kremlin menuduh NATO terlibat dalam ‘konfrontasi langsung’ dengan Rusia dengan memberikan bantuan militer kepada Ukraina selama perang. Pejabat dan propagandis Rusia sering mengancam akan menyerang negara-negara anggota aliansi militer tersebut karena mengirim peralatan dan senjata ke lawan mereka.

    Saat AS dan Rusia terlibat dalam pembicaraan untuk kemungkinan menjadi penengah kesepakatan damai, Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer mengatakan dalam sebuah artikel untuk The Telegraph, yang diterbitkan pada 16 Februari, bahwa Eropa “menghadapi momen sekali dalam satu generasi untuk keamanan kolektif benua kita.”

    3.Inggris Jatuhkan Sanksi Terbesar ke Rusia

    Pemerintah Inggris mengumumkan paket sanksi terbesar terhadap Moskow sejak 2022. Ini menjadi upaya baru melemahkan kemampuan Rusia untuk terus berperang.

    Dilansir Newsweek, paket sanksi ini mencakup 107 sanksi baru, menargetkan “armada bayangan” Rusia, rantai pasokan militer, serta individu dan institusi keuangan yang mendukung ekonomi Rusia dalam membiayai perang. Inggris juga akan memberikan tekanan lebih lanjut terhadap pendapatan energi Rusia guna mengurangi dana yang dapat digunakan  Putin untuk melanjutkan invasi ke Ukraina.

    Langkah ini muncul setelah pertemuan pejabat Rusia dan AS di Arab Saudi untuk membahas negosiasi perdamaian. Namun, pertemuan tersebut justru memicu ketegangan antara AS dan sekutu Eropa, karena dianggap menyingkirkan Ukraina dari diskusi perdamaian.

    Secara rinci, sanksi tersebut menyasar 40 kapal dalam “armada bayangan” Rusia yang digunakan untuk menghindari sanksi perdagangan minyak. Dengan langkah ini, Inggris kini menjadi negara Eropa dengan jumlah sanksi terbanyak terhadap kapal-kapal Rusia, yakni 133 kapal.

    Selain itu, Inggris juga menyasar rantai pasokan militer, termasuk pejabat pertahanan Korea Utara yang terlibat dalam pengiriman pasukan dan senjata ke Rusia. Sanksi juga diberikan kepada 14 individu Rusia yang mendanai sektor ekonomi yang berkontribusi pada perang dan juga lembaga keuangan asing yang mendukung Moskow.

    “Tindakan ini dirancang untuk mengeringkan dana perang Putin serta membongkar sistem korupsi yang menopang pemerintahan Rusia,” kata Inggris.

    4.Eropa Masih Beli Minyak Rusia

    Sebuah laporan Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih menyebut 27 negara anggota Uni Eropa telah menghabiskan lebih banyak uang untuk mengimpor bahan bakar fosil Rusia daripada bantuan keuangan ke Ukraina. Organisasi yang berpusat di Helsinki tersebut mengatakan dalam sebuah laporan untuk menandai ulang tahun ketiga perang tersebut, bahwa UE membeli bahan bakar fosil Rusia senilai sekitar 21,9 miliar euro pada tahun 2024, sambil mengalokasikan sekitar 18,7 miliar euro dalam bentuk bantuan keuangan ke Ukraina.

    Laporan tersebut mengatakan pendapatan bahan bakar fosil global Rusia selama tahun ketiga perang mencapai 242 miliar euro. Ini tidak jauh di belakang pendapatan Rusia sebelum dimulainya invasi.

    5.Ukraina Butuh Dana Rp8.564 Triliun 

    Ukraina butuh US$524 miliar atau sekitar Rp8.564 triliun untuk membangun kembali setelah tiga tahun serangan Rusia. Menurut sebuah studi baru oleh World Bank (Bank Dunia), PBB, Komisi Eropa, dan pemerintah Ukraina, perkiraan biaya untuk membangun kembali ekonomi Ukraina setara dengan hampir tiga kali lipat dari perkiraan output ekonomi 2024.

    Temuan tersebut mencakup data dari invasi Rusia tiga tahun lalu hingga 31 Desember 2024. Ini termasuk peningkatan kerusakan infrastruktur energi Ukraina sebesar 70% akibat serangan Rusia.

    Lembaga tersebut menemukan peningkatan lebih dari 7% dari perkiraan terakhir sebesar US$486 miliar satu tahun lalu, dengan perumahan, transportasi, energi, perdagangan, dan pendidikan menjadi sektor yang paling terdampak. Studi tersebut mengukur kerusakan fisik langsung pada bangunan dan infrastruktur lainnya, dampak pada kehidupan dan mata pencaharian masyarakat, serta biaya untuk membangun kembali dengan lebih baik.

    6. Deal Antara Trump-Putin

    Trump mengatakan Putin telah deal, menerima gagasan Eropa untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina. Ini sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata Moskow dan Kyiv.

    Ini ditegaskan Trump saat bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Senin malam waktu setempat. Ia mengatakan Eropa siap membantu.

    Mengutip Reuters, Trump dan Macron menguraikan upaya untuk menegosiasikan akhir perang Ukraina dalam pembicaraan di Ruang Oval setelah mereka mengikuti konferensi video dengan para pemimpin G7 lainnya. Macron sendiri menjadi pemimpin Eropa pertama yang mengunjungi Trump sejak ia kembali berkuasa sebulan lalu.

    “Ya, dia akan menerimanya,” kata Trump tentang penerimaan Putin atas pasukan penjaga perdamaian.

    “Saya secara khusus menanyakan pertanyaan itu kepadanya. Dia tidak keberatan dengan itu,” tambahnya.

    Macron sendiri mengatakan Eropa memiliki peran untuk dimainkan dalam memberikan jaminan keamanan. Ia mengatakan pertama-tama gencatan senjata perlu dinegosiasikan dan kemudian perjanjian damai yang didukung oleh jaminan keamanan.

    “Kami siap dan bersedia memberikan jaminan keamanan tersebut, yang mungkin dapat mencakup pasukan, tetapi mereka akan berada di sana untuk menjaga perdamaian,” kata Macron saat ia dan Trump menjawab pertanyaan dari wartawan.

    “Mereka tidak akan berada di garis depan. Mereka tidak akan menjadi bagian dari konflik apa pun. Mereka akan berada di sana untuk memastikan bahwa perdamaian dihormati,” katanya lagi.

    7.Tangan Kanan Putin Bertemu Prabowo

    Sejumlah media asing menyoroti kedatangan tangan kanan Presiden Rusia Vladimir Putin, pejabat tinggi keamanan Kremlin, Sergei Shoigu, ke Indonesia, Selasa. Ini pun dilakukan media Rusia, The Moskow Times.

    Dikatakan bagaimana Shoigu melakukan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin untuk berunding. Kedua negara dikatakan berupaya memperkuat kerja sama pertahanan.

    “Pejabat tinggi keamanan Rusia, Sergei Shoigu, mengunjungi Indonesia pada hari Selasa untuk berunding dengan Presiden Prabowo Subianto dan menteri pertahanannya saat Moskow dan Jakarta berupaya memperkuat kerja sama pertahanan,” tulis laman yang mengaku media independen Rusia itu dilihat CNBC Indonesia.

    “Ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini mempertahankan kebijakan luar negeri yang netral, menolak untuk memihak dalam perang Ukraina atau persaingan kekuatan besar antara Amerika Serikat dan China,” tulisnya soal RI.

    “Shoigu, mantan menteri pertahanan Rusia dan sekarang sekretaris Dewan Keamanannya, dianggap sebagai tokoh kunci dalam keputusan untuk mengirim pasukan Rusia keUkraina pada tahun 2022 dan tetap menjadi sekutu setia Presiden VladimirPutin,” tambah laman tersebut dalam artikel berjudul “Russia’s Shoigu Visits Indonesia for Defense Talks”

    Mengutip media Rusia lain, RIA Novosti, diingatkan pula bagaimana Prabowo mengunjungi Moskow Juli 2024 lalu untuk berunding ke Putin. Prabowo sendiri disebut laman itu telah berjanji mengambil peran yang lebih tegas di panggung dunia.

    “Pada bulan November, Indonesia dan Rusia melakukan latihan angkatan laut gabungan pertama mereka. Rusia mengerahkan tiga kapal perang kelas korvet, sebuah kapal tanker berukuran sedang, sebuah helikopter militer, dan sebuah kapal tunda untuk latihan di lepas pantai pulau utama Indonesia, Jawa,” muatnya.

    “Jakarta telah mempertahankan hubungan dagang bernilai miliaran dolar dengan Moskow, tetapi impor senjata utama telah terhenti dalam beberapa tahun terakhir setelah Rusia mencaplok Krimea pada tahun 2014 dan invasi besar-besarannya ke Ukraina,” tulis laman itu.

    “Meski begitu, sejak menjabat sebagai menteri pertahanan Indonesia pada tahun 2019, Prabowo tetap mempertahankan kesepakatan senilai US$1,1 miliar untuk jet tempur Rusia yang disepakati setahun sebelumnya, meskipun ada laporan ancaman sanksi AS,” lapor media tersebut lagi.

    (sef/sef)

  • 7
                    
                        Menhan Sjafrie Terima Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Bahas Pembelian Sukhoi SU-35?
                        Nasional

    7 Menhan Sjafrie Terima Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Bahas Pembelian Sukhoi SU-35? Nasional

    Menhan Sjafrie Terima Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Bahas Pembelian Sukhoi SU-35?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menyatakan, tak ada pembicaraan mengenai pembelian pesawat tempur
    Sukhoi SU-35
    saat Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin menerima Sekretaris Dewan Keamanan
    Rusia
    Sergei Shoigu di Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Selasa (25/2/2025).
    Namun, Kepala Biro Informasi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Frega Wenas mengungkapkan, bahwa akan ada pembahasan lebih lanjut terkait kerjasama secara umum di bidang pertahanan.
    Kedua belah pihak hanya membahas tentang rencana peningkatan kerja sama di bidang militer seperti latihan gabungan, pertukaran teknologi alat utama sistem senjata (alutsista), hingga pertukaran prajurit dalam rangka pendidikan. 
    “Memang tidak disebutkan secara khusus mengenai Sukhoi SU-35, tetapi akan ada pembahasan lebih lanjut dan pembentukan tim kerja sama untuk menindaklanjuti kerjasama (di bidang pertahanan dan militer),” ujar Frega.
    Frega mengatakan, kerja sama antara Indonesia dan Rusia dalam hal teknologi pertahanan masih terbuka lebar.
    Sebab, Indonesia sudah memiliki pesawat Sukhoi dalam inventaris alat utama sistem persenjataan (alutsista).
    “Indonesia sudah memiliki pesawat Sukhoi, dan ini menjadi peluang untuk terus belajar,” kata Frega.
    “Apalagi, Rusia dikenal sebagai salah satu negara dengan reputasi teknologi alutsista yang diakui dunia,” ujar dia.
    Ia juga mengatakan bahwa kedua negara masih akan menjajaki peluang kerja sama lebih lanjut, termasuk dalam pengadaan dan pelatihan militer.
    Sebelumnya,
    Kemenhan RI
    mengungkapkan bahwa pergantian pesawat tempur F-5 Tiger ke SU-35 Sukhoi terkendala ancaman sanksi dari Amerika Serikat.
    Pada Juni 2023, Kemenhan menyebutkan bahwa banyak alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI Angkatan Udara (AU) berupa pesawat tempur sudah masuk dalam fase habis masa pakainya, seperti pesawat F-5 Tiger.
    Pengadaan pesawat pun dilakukan, salah satunya dengan berencana membeli pesawat SU-35 Sukhoi dari Rusia.
    Namun, hal itu terkendala Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) dan Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC) dari Amerika Serikat (AS).
    “Di mana sampai dengan saat ini rencana penggantian pesawat F-5 Tiger berupa pesawat SU-35 Sukhoi terkendala dengan ancaman sanksi CAATSA dan OFAC List dari pihak Amerika Serikat,” kata Kepala Biro Humas Setjen Kemenhan Brigjen Edwin Adrian Sumantha dalam keterangannya, Juni 2023 lalu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo Terima Sergei Shoigu: Bagaimana Kabar Sahabat Saya Putin?

    Prabowo Terima Sergei Shoigu: Bagaimana Kabar Sahabat Saya Putin?

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, menerima kunjungan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Sergei Shoigu, di Istana Merdeka, Jakarta, pada hari ini, Selasa (25/2/2025).

    Dalam sambutannya, Presiden Ke-8 RI itu menyampaikan rasa terima kasih atas kedatangan Shoigu yang dianggapnya sebagai sahabat lama.

    “Terima kasih atas kedatangan yang mulia. Kami sahabat lama, saya sangat gembira yang mulia kesini, meskipun waktunya terbatas. Saya ingin membuat jamuan yang lebih baik, tetapi waktu yang mulia tidak lama,” ujarnya dengan hangat menyambut di ruang Kredensial, Selasa (25/2/2025).

    Pada kesempatan tersebut, Prabowo juga menanyakan kabar Presiden Rusia, Vladimir Putin. “Bagaimana sahabat saya Presiden Putin? Sehat?” tanya Prabowo.

    Sergei Shoigu kemudian memberikan sebuah map berisi dokumen penting yang diserahkan kepada Presiden Prabowo. 

    Perbincangan tersebut dilanjutkan menuju ruang Jepara setelah sebelumnya dilakukan proses penerimaan di ruang Kredensial Istana.

    Kunjungan Sergei Shoigu ke Indonesia kali ini menjadi bagian dari upaya mempererat hubungan bilateral antara kedua negara, khususnya di bidang pertahanan dan kerjasama strategis.

  • Prabowo ke Sergei Shoigu: Bagaimana Sahabat Saya Presiden Putin, Sehat?

    Prabowo ke Sergei Shoigu: Bagaimana Sahabat Saya Presiden Putin, Sehat?

    Prabowo ke Sergei Shoigu: Bagaimana Sahabat Saya Presiden Putin, Sehat?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden
    Prabowo Subianto
    sempat menanyakan kabar Presiden Rusia, Vladimir Putin, kepada Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei Shoigu.
    Ia menyebut Putin sebagai sahabatnya.
    Sergei Shoigu
    mengunjungi Prabowo di
    Istana Merdeka
    , Jakarta, pada Selasa (25/2/2025) siang.
    “Bagaimana sahabat saya Presiden Putin, sehat?” tanya Prabowo, di sela-sela pembicaraan di salah satu ruang kerja di Istana Merdeka, Selasa.
    Sergei kemudian menjawab pertanyaan Prabowo, dibantu dengan seorang penerjemah yang berbahasa Rusia.
    Di awal pembicaraan, Prabowo juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Sergei Shoigu karena telah mengunjunginya.
    Prabowo lantas berseloroh bahwa kunjungan Shoigu terlalu singkat, padahal Kepala Negara ingin membuatkan jamuan.
    “Terima kasih kedatangan Yang Mulia, kita sahabat lama dan saya sangat gembira Yang Mulia ke sini. Tapi, kurang lama di sini, saya ingin bikin jamuan Yang Mulia, tapi waktu Yang Mulia tidak lama,” ucap Prabowo.
    Sebelumnya diberitakan, Sergei Shoigu tiba di Istana Merdeka Jakarta pada pukul 12.40 WIB.
    Ia disambut oleh Presiden Prabowo Subianto di pintu utama ruang kredensial.
    Presiden mempersilakan Sergei untuk menuju ke tengah ruangan dan berfoto bersama.
    Ia tampak berdiri sejajar dan bersalaman beberapa saat untuk pengabdian gambar.
    Setelahnya, keduanya masuk ke dalam ruang kerja di sebelah kanan lorong di dalam Istana Merdeka untuk melangsungkan perbincangan.
    Adapun sekutu Presiden Rusia
    Vladimir Putin
    ini mengunjungi Indonesia dan Malaysia hingga 28 Februari 2025.
    Kunjungan Sergei bertujuan untuk membahas isu-isu terkini hubungan bilateral, termasuk keamanan dan pertahanan, serta pengembangan kerja sama di bidang-bidang lain yang menjadi kepentingan.
    Ia diketahui pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan Rusia sejak 2012 hingga Mei 2024.
    Sebelum ke Istana Merdeka, Sergei Shoigu sempat berkunjung lebih dahulu ke Kementerian Pertahanan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo Terima Kunjungan Tangan Kanan Putin Sergei Shoigu Siang Ini

    Prabowo Terima Kunjungan Tangan Kanan Putin Sergei Shoigu Siang Ini

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto bakal menerima kunjungan dari Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Sergei Shoigu di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa (25/2/2025) siang.

    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana mengatakan bahwa pertemuan antara Kepala Negara dengan Sergei Shoigu yang tengah melakukan kunjungan kerja ke Indonesia dan Malaysia ini bakal terjadi pada siang hari pukul 12.30 WIB.

    “Siang ini di Istana Merdeka, Bapak Presiden Prabowo akan menerima Sekretaris Keamanan Rusia, His Excellency Mr Sergei К. Shoigu,” katanya kepada wartawan melalui pesan singkat, Selasa (25/2/2025).

    Sekadar informasi, Shoigu merupakan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Dia memulai kunjungan kerja ke Indonesia dan Malaysia sejak Senin (24/2) waktu setempat guna membahas masalah keamanan dan pertahanan.

    Dikutip melalui Reuters, laporan kantor berita Rusia RIA memastikan Shoigu akan membahas sejumlah isu strategis yang berkaitan dengan hubungan bilateral antara Rusia dengan Indonesia dan Malaysia. 

    Adapun, topik yang akan dibahas mencakup kerja sama di sektor keamanan, pertahanan, dan peluang kolaborasi di bidang lain yang menjadi kepentingan bersama.

    Shoigu merupakan tokoh politik terkemuka di Rusia yang menjabat sebagai Sekretaris Dewan Keamanan Rusia sejak 13 Mei 2024. Sebelumnya, dia pernah menjabat sebagai menteri pertahanan dari 2012 hingga 2024, serta sempat memimpin sebagai gubernur Oblast Moskwa pada 2012.

  • Sekutu Putin Kunjungi Indonesia-Malaysia Bahas Pertahanan

    Sekutu Putin Kunjungi Indonesia-Malaysia Bahas Pertahanan

    Moskow

    Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei Shoigu, yang juga sekutu Presiden Vladimir Putin memulai kunjungan kerja ke Indonesia dan Malaysia pada Senin (24/2) waktu setempat. Kunjungan ini dimaksudkan untuk membahas masalah keamanan dan pertahanan.

    Laporan kantor berita Rusia, RIA, yang mengutip kantor pers Dewan Keamanan Rusia, seperti dilansir Reuters, Senin (24/2/2025), menyebut kunjungan Shoigu ke Indonesia dan Malaysia ini akan berlangsung hingga 28 Februari mendatang.

    “Selama kunjungan tersebut, pembicaraan direncanakan mengenai isu-isu terkini dalam hubungan bilateral, termasuk keamanan dan pertahanan, serta pengembangan kerja sama di bidang-bidang lainnya yang menjadi kepentingan bersama,” sebut kantor berita RIA dalam laporannya.

    Invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai sejak Februari 2022 dan rentetan sanksi sebagai hukuman terhadap Moskow oleh sekutu-sekutu Barat Kyiv telah mengalihkan kepentingan geopolitik Putin ke kawasan Asia, sehingga meningkatkan promosi hubungan dengan kawasan tersebut.

    Shoigu, yang menjabat Menteri Pertahanan Rusia yang berpengaruh sejak tahun 2012 hingga Putin memindahkannya pada Mei tahun lalu, mengatakan bahwa negara-negara Barat telah berusaha menggunakan Ukraina untuk memberikan kekalahan strategis pada Moskow namun gagal.

    Awal tahun ini, Indonesia resmi bergabung dengan kelompok negara-negara berkembang utama BRICS, yang menyumbang 35 persen dari output perekonomian global.

    BRICS telah didorong oleh Rusia, salah satu pendiri organisasi itu, untuk menjadi penyeimbang terhadap negara-negara Barat.

    Sementara Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mengunjungi Rusia pada September 2024 untuk menghadiri forum ekonomi, di mana dia berbicara bersama Putin.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ukraina Harap Sanksi ke ICC Tak Halangi Penyelidikan Kejahatan Perang Rusia

    Ukraina Harap Sanksi ke ICC Tak Halangi Penyelidikan Kejahatan Perang Rusia

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjatuhkan sanksi pada Mahkamah Pidana Internasional (ICC) lantaran menyelidiki dugaan kejahatan perang negaranya di Afganistan dan Israel di Jalur Gaza. Menyikapi hal tersebut, Ukraina berharap sanksi yang dijatuhkan Trump kepada ICC tak menghalangi penyelidikan kejahatan perang Rusia atas negaranya.

    Dilansir AFP, Jumat (7/2/2025), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Georgiy Tykhy berharap ICC tetap melanjutkan proses peradilan terhadap Rusia. Seperti diketahui, ICC tengah menyelidiki tuduhan kejahatan perang Rusia yang dilakukan selama invasinya ke Ukraina.

    “Kami berharap bahwa tuduhan tersebut tidak akan memengaruhi kemampuan pengadilan untuk mencapai keadilan bagi para korban agresi Rusia,” kata Georgiy Tykhy.

    Pada tahun 2023, pengadilan mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin atas dugaan deportasi anak-anak secara paksa dari wilayah Ukraina yang direbut oleh tentara Rusia.

    Kemudian, tahun lalu, Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk komandan tertinggi angkatan darat Rusia, Valery Gerasimov, dan Eks menteri pertahanan Sergei Shoigu. Mereka dituduh mengarahkan serangan udara terhadap warga sipil, dan menyebabkan kerugian “berlebihan” bagi warga sipil Ukraina selama perang.

    Atas hal tersebut, Tykhy menyatakan bahwa Kyiv “yakin bahwa ICC akan terus menjalankan fungsi penting dalam kasus Ukraina, yaitu, membawa penjahat Rusia ke pengadilan.

    “Ukraina terus bekerja sama dengan ICC untuk memajukan kasus-kasus ini,” tambahnya.

    Baik Rusia maupun Amerika Serikat bukanlah anggota ICC. Sementara, Moskow telah menolak surat perintah terhadap Putin dan menganggapnya sebagai hal yang tidak berarti.

    Ketika ditanya tentang sanksi AS terhadap pengadilan tersebut, juru bicara Putin pada hari Jumat mengingatkan wartawan bahwa Rusia tidak mengakui yurisdiksinya.

    “Amerika memiliki hubungan mereka sendiri dengan ICC,” tambah juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

    Seperti diketahui, Trump menandatangani perintah eksekutif pada hari Kamis yang mengatakan pengadilan telah “menyalahgunakan kekuasaannya” dengan mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    ICC mengatakan tindakan tersebut bertujuan untuk “merusak pekerjaan peradilannya yang independen dan tidak memihak”.

    (taa/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Penghinaan-Penghinaan Terbesar Rusia ke Bashar al-Assad yang Anehnya Diterima dengan Tangan Terbuka – Halaman all

    Penghinaan-Penghinaan Terbesar Rusia ke Bashar al-Assad yang Anehnya Diterima dengan Tangan Terbuka – Halaman all

    Penghinaan-Penghinaan Terbesar Rusia ke Bashar al-Assad yang Anehnya Diterima dengan Tangan Terbuka

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden terguling Suriah, Bashar al-Assad saat ini mungkin masih hidup dengan nyaman di Moskow dari ‘kebaikan’ Presiden Rusia, Vladimir Putin.

    Tapi di balik kehidupannya saat ini, Assad menjalani hari-hari dengan penuh kehinaan dari negara yang saat ini memberikannya suaka demi bisa hidup dan bernyawa, tulis ulasan Khaberni, dikutip Senin (23/12/2024).

    Ulasan itu menulis, betapa pada tahun-tahun sebelum jatuhnya Bashar al-Assad dipenuhi dengan sejumlah hinaan yang ditujukan kepadanya oleh Rusia.

    Namun, anehnya, seperti tidak punya harga diri, Assad menerima hinaan-hinaan itu secara mudah.

    Ulasan itu menggambarkan penerimaan Assad atas hinaan Rusia dengan kalimat, ‘dia menerimanya dengan tangan terbuka’.

    “Seperti yang dia gambarkan sendiri, dia menyerahkan kedaulatan negara (ke Rusia), sebagai hadiah darinya, untuk pendukung militernya yang membantunya membunuh warga Suriah dan menumpahkan darah mereka. Dan dia (Rusia) adalah sekutu yang sama yang memutuskan agar sang presiden ‘boneka’ untuk dievakuasi,” papar ulasan tersebut.

    “Dia diselundupkan dari pangkalan Rusia pada jam-jam terakhir sebelum pengumuman resmi kejatuhannya,” sambung ulasan tersebut memaparkan berbagai jenis hinaan Rusia ke Assad yang diterima dengan ‘tangan terbuka’.

    Apa saja hinaan terbesar Rusia ke Assad tersebut?

    Diminta untuk Kabur Bukan Atas Keinginan Sendiri, Diangkut Kapal Kargo

    Bashar al-Assad, yang mengumumkan kejatuhannya dan melarikan diri ke Rusia pada tanggal 8 bulan ini, menerima lebih dari satu penghinaan besar dari sekutunya, Rusia.

    Sebagai catatan, Rusia memang memberi Assad dukungan militer, selama tahun-tahun kepemimpinannya untuk berperang melawan mereka yang memberontak terhadapnya. 

    “Penghinaan ini, yang diterima Assad “dengan tangan terbuka,” adalah harga atas kesombongannya dan mempersenjatai tentara asing untuk membunuh rakyatnya sendiri, seperti yang disebutkan dalam literatur revolusi Suriah beberapa tahun yang lalu,” tulis ulasan Khaberni.

    Ulasan tersebut menggarisbawahi pernyataan pertama Assad pasca-lengser, pada 16 Desember 2024.

    Patut dicatat, pernyataan Assad yang dilaporkan itu diunggah di saluran Telegram milik kepresidenan Suriah pada Senin pekan lalu, meskipun tidak jelas siapa yang saat ini mengendalikannya – atau apakah dia sendiri yang menulisnya.

    Pada unggahan itu, Assad mengatakan, ketika ibu kota Suriah jatuh ke tangan pemberontak, dia pergi ke pangkalan militer Rusia di provinsi Latakia “untuk mengawasi operasi tempur” hanya untuk melihat bahwa pasukan Suriah telah meninggalkan posisi.

    Pangkalan udara Hmeimim juga menjadi sasaran “serangan intensif oleh serangan pesawat tak berawak” dan Rusia telah memutuskan untuk menerbangkannya ke Moskow, katanya.

    Dalam pernyataan tersebut – yang diterbitkan dalam bahasa Arab dan Inggris – mantan pemimpin Suriah tersebut dilaporkan menjelaskan apa yang terjadi pada tanggal 8 Desember – dan bagaimana dia tampaknya dikepung di pangkalan Rusia.

    “Karena tidak ada cara yang layak untuk meninggalkan pangkalan tersebut, Moskow meminta komando pangkalan untuk mengatur evakuasi segera ke Rusia pada Minggu malam, 8 Desember,” bunyi pernyataan itu.

    “Ini terjadi sehari setelah jatuhnya Damaskus, menyusul runtuhnya posisi militer terakhir dan kelumpuhan semua lembaga negara yang tersisa.”

    Pernyataan itu menambahkan bahwa “tidak pada saat apa pun selama peristiwa ini saya mempertimbangkan untuk mengundurkan diri atau mencari perlindungan, juga tidak ada usulan yang diajukan oleh individu atau pihak mana pun”.

    “Ketika negara jatuh ke tangan pemberontak dan kemampuan untuk memberikan kontribusi yang berarti hilang, posisi apa pun menjadi tidak ada gunanya,” katanya.

    Assad akhirnya terbang menggunakan pesawat Surih Ilyushin Il-76T, sebuah pesawat kargo yang diperuntukan untuk pengangkutan barang dan logistik.

    Khaberni menilai, ini menjadi sebuah penghinaan besar bagi Assad dari Rusia karena artinya, tentara Assad tidak meminta hal ini.

    “Assad juga tidak memintanya. Perintah evakuasi ini datang dari pasukan asing yang memutuskan untuk memindahkannya untuk mengamankan pelariannya,” kata tulisan itu.

    Militer Rusia mencegah Assad mengikuti Putin di Suriah

    Dihalangi untuk Mendekati Putin di Negaranya Sendiri 

    Ulasan itu kemudian menggambarkan, penghinaan di muka publik paling terkenal yang diterima Al-Assad dari sekutu Rusianya, dengan tangan terbuka, saat tentara Rusia menghalanginya untuk bergerak dan berjalan di negaranya sendiri, Suriah.

    Penghinaan Rusia yang paling terkenal terhadap Bashar al-Assad itu terjadi pada Desember 2017, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi pangkalan militernya di daerah Hmeimim di kota Jableh di Latakia, Suriah.

    Putin mendatangi pangkalan militer Rusia itu untuk berpidato di depan para pasukannya yang bertugas di negara orang.

    Dari video yang tersebar luas di media sosial saat itu, awalnya Assad tampak menyambut kedangan Presiden Rusia.

    Namun setelah itu, Putin tampak berjalan jauh di depan Assad.

    Bashar al-Assad mencoba mengejar langkah Putin, namun seorang tentara Rusia mencegah Assad berjalan.

    “Di belakang Putin, tentara Rusia itu meletakkan tangannya di siku Assad, mencegahnya untuk mengejar. Assad menganggukkan kepalanya, tanda setuju atas pencegahan tersebut.

    Kaum oposisi rezim Assad saat itu menyebut insiden tersebut sebagai adegan yang “memalukan”.

    “Dengan menggunakan tangan, mereka mencegah dia berjalan di tanahnya sendiri. Penghinaan ini karena presiden rezim tersebut menyerahkan kedaulatan negaranya (ke Rusia), dengan imbalan melindungi tahtanya, menurut terhadap komentar dan kritik yang menghujaninya bahkan ketika seorang tentara Rusia diulurkan untuk mencegahnya mengikuti Presiden Rusia Putin,” tulis Khaberni. 

    Patut dicatat bahwa penghinaan paling terkenal yang dimaksud tidak terbatas pada aksi pencegahan tentara Rusia menggunakan tangan ke Assad.

    Di balik insiden itu, Rusia juga tidak memberi tahu Assad tentang pengaturan kunjungan pada acara yang akan diadakan Putin.

    “Rusia tidak melakukan koordinasi protokol apa pun dengan Assad sebagai presiden untuk menentukan acara tersebut. Assad memutuskan untuk mengikuti Putin, tapi dia dicegah, dan dia menerima penghinaan itu. Hal ini terlihat jelas dari anggukannya kepada tentara Rusia yang menghalanginya, dengan senyuman puas, saat Assad berdiri bersama pengawal dan tentara presiden Rusia lainnya, menunggu Putin menyelesaikan pidatonya,” kata ulasan itu.

    Kejutan Kunjungan Pejabat Rusia di Depan Pintu Istana

    Penghinaan lain Rusia ke Assad yang menggambarkan betapa sang presiden terguling Suriah sama sekali tak berarti dan tidak memiliki ‘harga diri’ adalah momen pada tanggal 18 Juni 2016.

    “Al-Assad pernah dikejutkan, dari pintu istananya, oleh kunjungan pejabat tinggi Rusia, tanpa ada yang menyadarinya,” kata ulasan itu.

    Insiden penghinaan yang disebutkan di atas terjadi ketika media rezim menerbitkan gambar Assad menerima Sergei Shoigu, Menteri Pertahanan Rusia pada saat itu.

    Assad menyambutnya dengan mengatakan: “Saya sangat senang bertemu dengan Anda kejutan yang menyenangkan!”

    Namun, kejutan yang nyata dan memalukan adalah Al-Assad tidak mengetahui identitas tamunya yang akan mengunjunginya, sehingga dia berkata kepadanya dalam sebuah video terkenal: “Saya tidak tahu bahwa Anda akan datang sendiri!”

    “Assad mengakui bahwa dia belum menerima kabar dari siapa pun bahwa Menteri Pertahanan Rusia akan mengunjungi negaranya, namun dia terkejut olehnya di depan pintu istananya, dan inilah mengapa Al-Assad berkata, “Sebuah kejutan,” yang dia gambarkan sebagai sesuatu yang menyenangkan”,” tulis ulasan tersebut.

    Dalam foto tanggal 20 November 2017 ini, Presiden Rusia Vladimir Putin, kiri, memeluk Presiden Suriah Bashar Assad di kediaman Bocharov Ruchei di resor Laut Hitam Sochi, Rusia. (Mikhail Klimentyev, Kremlin Pool Photo via AP, File)

    Singa yang Menunduk

    Rangkaian penghinaan lain yang diterima Al-Assad dengan tangan terbuka dari sekutu Rusianya, juga terjadi salah satunya terjadi pada tanggal 20 November 2017. 

    Pada hari itu, Al-Assad muncul di “Sochi” Rusia, tempat dia bertemu dengan Presiden Rusia.

    Assad sendirian, tanpa kehadiran pejabat apa pun di rezimnya, di mana Assad memeluk dan memeluk Presiden Rusia, dalam sebuah gambar yang menimbulkan ejekan yang parah.

    Ejekan muncul karena posisi “memalukan” di mana Assad saat datang dia membungkuk dan memeluk Putin.

    Ulasan khaberni menulisnya dengan kata ‘singa yang menunduk’.

    “Presiden Rusia, dengan cara yang melampaui norma-norma diplomatik, memeluknya tampak seolah-olah bak sang ayah sedang memeluk putranya yang ketakutan, menenangkannya, dan menepuk punggungnya. Sebuah pemandangan yang tidak layak untuk posis presiden,” menurut apa yang diberitakan di pers Arab.

    Assad Diangkut Pesawat Kargo ke Moskow

    Di antara penghinaan lain yang diterima Assad adalah pemindahannya ke Rusia dengan pesawat kargo Rusia.

    Pada tahun 2017, laporan menunjukkan bahwa Bashar al-Assad “dikirim” oleh pesawat kargo Rusia, yang lepas landas dari bandara pangkalan udara Rusia di pesisir “Jableh”.

    Perlu dicatat bahwa berita perjalanan Assad ke Moskow, dengan pesawat kargo, tidak terbatas pada sumber lokal atau Arab saja, namun dipublikasikan pada saat itu oleh media Rusia.

    Hal ini diperkuat oleh fakta bahwa media Assad tidak menyangkal berita tersebut, begitu pula media sekutu Rusianya.

     

    (oln/khbrn/*)